Anda di halaman 1dari 47

PEDOMAN PELAYANAN UNIT PERINATOLOGI

PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NABASA

PONTIANAK

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT PERINATOLOGI

PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NABASA

PONTIANAK
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang adasekarang ini dan berkembangnya pelayanan
kesehatan saat iniserta semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagimasyarakat, diperlukan suatu
peningkatan pelayanan kesehatanagar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu.Oleh karena
itu, Ruang Perinatologi merupakan salah satu bagianpelayanan kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan
medis yang aman, efektif dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan
profesional dalam menggunakan peralatan,obat-obatan yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia.
Pelayanan di Ruang Perinatologi meliputi : Perawatan BBLR,asfiksia neonatorum, sepsis neonatorum,
kelainan kongenital,ikterus, bayi dengan masalah minum/muntah, bayi yang lahirdengan infeksi intra uterin, bayi
yang lahir dengan tindakanvakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea dan bayidengan
kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit.
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatantersebut di atas, maka disusunlah pedoman
pelayanan RuangPerinatologi. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapatdikembangkan kapanpun seiring
dengan kemajuan teknologi dibidang kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi
2. Tujuan Khusus:
a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi.
b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi.
c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi.
d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang perinatologi.
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi.
g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Pelayanan dan asuhan untuk kasus perinatologi diberikan pada bayi baru lahir sampai dengan usia 28
hari.

D. Batasan Operasional
Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan diRuang Perinatologi Rumah Sakit Ibu dan Anak
Nabasa ada 3 (tiga) Level, yaitu :
1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level I
Yaitu Perawatan Neonatus sehat :
Pelayanan Neonatus Dasar dan bayi beresiko rendah yang memerlukan Asuhan Keperawatan Dasar
minimal, dimana perawatan bayi utamanya dilakukan oleh ibu.Kriteria bayi baru lahir normal sehat:
a. Persalinan normal/tindakan tanpa komplikasi
b. Nilai Apgar 8/9
c. Berat lahir 2500 gram 4000 gram
d. Usia kehamilan 37 minggu 41 minggu
e. Tanpa kelainan congenital
f. Tanpa resiko penyakit
Rawat gabung / rawat bersama ibunya sampai pulang

2. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II


yaitu perawatan neonatus khusus/perawatan bayi sakit sedang dan diharapkan pulih secara cepat yang
memerlukan observasi dan pengobatan yang memiliki asuhan keperawatan normal.Kriteria:
a. BBLR < 2500 gramb.
b. BBL > 4000 gram/macrosomia.
c. Gangguan napas ringan sedang
d. Infeksi tali pusat / omphalitis ( infeksi lokal) / infeksiringan sedang.
e. Gangguan pencernaan ringan sedang.
f. Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan gawat
g. Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan ntensive Rawat di ruang Perinatologi.

3. Pelayanan Keperawatan leve III


Yaitu perawatan intensive neonatus yang memerlukan pengawasan yang terus menerus dari Perawat,
Dokter dan dukungan fasilitas alat kesehatan yang mamadai Kriteria:
a. Berat badan lahir rendah (< 2500 gram)
b. Nilai apgar 5/10 menit < 3
c. Gangguan napas berat
d. Infeksi berat
e. Meningitis
f. Kejang neonatus
g. Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat
h. Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan bantuan CPAP Di rawat di ruang
Perinatologi NABASA, atau di rujuk ke RS yang lebih tinggi.

E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman InstalasiRawat Inap adalah :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayan Publik.
2. Undang-Undang 35 Nomor Tahun 2009 tentang kesehatan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. Undang-Undang 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit sebagaimana telah diubah dengan
Undamh-Undang Nomor 11 Tahun 2020
4. Undang-Undang 34 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Standar ketenagaan ditentukan berdasarkan pada beberapa hal yaitu:
1. Jenis saran kesehatan
2. Kemampuan / kompetensi
3. Beban kerja
4. Jumlah perawat

Ketenagaan (Sumber daya manusia) di RSIA NABASA PONTIANAK

NO JENIS TENAGA PERSYARATAN JUMLAH


1. Spesialis Anak Memiliki SIP 2 Orang
2. Perawat D III Keperawatan / 7 Orang
NERS Memiliki SIP
3 Bidan D III Kebidanan 1 Orang
Memiliki SIPB

Setiap tenaga kesehatan yang ada diruangan perinatologi mempunyai tugas dan bertanggung
jawab terhadap semua tindakan keperawat terhadap pasien. Ketenagaan di perinatologi mengacu
kepada menteri kesehatan Republic Indonesia Nomor 34 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.
Setiap dokter spesialis anak harus memiliki SIP yang masih berlaku. Setiap perawat / bidan
yang bekerja harus memiliki SIP dan STR / sertifikat kompetensi. Memiliki kompetensi yang baik dalam
menegakkan diagnose keperawatan, maupun mengambil keputusan klinis dan terampil dalam melakukan tindakan
Keperawatan.

Tugas pokok masing-masing jenis tenaga adalah:


1. Dokter spesialis anak
a. Mengikuti kegiatan sc
b. Melakukan periksaan pada bayi baru lahir sc / normal
c. Melakukan suction pada bayi baru lahir sc
d. Memberikan suntikan vitk dan tetes mata cendovenicol
e. Malakukan visite setiap hari

2. Tenaga Perawat / Bidan


a. Melakukan anamnesa pada ibu bayi sebelum lahiran/ sc
b. Meminta pakaian bayi untuk persiapan bayi lahir
c. Membuat nomor medical record
d. Menyiapkan infran warmer dan set umbilical dan obat vit k dan cendovenicol
e. Melengkapi status dan KIA
f. Melakukan penerimaan Bayi Baru Lahir
g. Melakukan Pengkajian Antopometri dan Perawatan Bayi Sehat.
h. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bayi
i. Melakukan pemeriksaan pernafasan Bayi
j. Melakukan asuhan keperawatan Memberi Minum Tambahan Pada Bayi
k. Melakukan asuhan keperawatan tindakan memandikan Bayi
l. Melakukan tindakan imunisasi hepatitis B
m. Melakukan asuhan keperawatan untuk mempersiapkan dan memulangkan Bayi
n. Melakukan asuhan keperawatan perawatan Tali Pusat
o. Melakukan prosedur mencuci dan mensterilkan botol susu bayi
p. Melakukan prosedur penggunaan Incubator
q. Melakukan asuhan keperawatan tindakan perawatan Bayi dengan Hyper Billirubin.
r. Melakukan prosedur Light Terapi pada Bayi hyper billirubin
s. Melakukan asuhan keperawatan Pengkajian dan Perawatan Risiko Tinggi
t. Melakukan prosedur Pemasangan Infus pada Bayi
u. Melakukan prosedur Pemasangan OGT pada Bayi
v. Melakukan prosedur Edukasi pada Ibu Tata cara memandikan bayi sebelum pulang
w. Melakukan prosedur edukasi pada Ibu cara merawat Tali Pusat sebelum pulang
x. Melakukan prosedur edukasi pada Ibu cara perawatan payudara.
y. Melakukan prosedur edukasi pada Ibu cara menyusui yang baik dan benar.
z. Melakukan edukasi pada Ibu tentang Pemberian Susu Formula/ Bila ASI bermasalah
aa. Melakukan edukasi pentingnya ASI Eksklusif.
bb. Melakukan edukasi Pentingnya Imunisasi pada Bayi

B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam upaya
manajemen pelayanan rawat inap perinatologi komponen yang ada dalam struktur organisasi
adalah:
1. Kepala ruangan.
2. Perawat pelaksana
3. Bidan pelaksana
Setiap tenaga yang berada dalam instansi tersebut mempunyai uraian tugasyang ditetapkan atau
disahkan oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Bagan struktu organisasi dan uraian tugas
masing-masing tenaga ditetapkan / disahkan oleh pimpinan atau direktur RSIA NABASA.
Kepala ruangan ranap perinatologi memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melaksanakan fungsi perencanaan p1 meliputi:
a. Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan pelayanan keperawatan di unit
kerjanya,
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupunkualifikasi
untuk diruang perinatologi, koordonasi dengan bidang pelayanan medis.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga dalam setiap shift (pagi, sore, malam, libur hari
kebesaran agama, termasuk yang cuti tahunan dan cuti melahirkan)
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan p2 meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang perinatologi,
melalui kerja sama dengan petugas perinatologi
b. Menyusun jadwal / daftar dinas, libur dan cuti tenaga keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di RSIA Nabasa Pontianak
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d. Mengatur pembagian tugas perawat dan mengendalikan asuhan keperawatan.
e. Melaksanakan program orientasi kpeda tenaga keperawatan baru yang akan bekerja di
ruang perinatologi dibawah tanggung jawabnya.
f. Memberi orientasi kepda keluarga pasien meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah
sakit dan tata tertib diruang perinatologi
g. Memberi pengarahan, membimbing, dan memotivasi tenaga keperawatan melaksanakan
pelayanan/ asuhan keperawatan sesuai standar.
h. Mengadkan pertemukan sewaktu-waktu dengan staf keperawatan.

C. Distribusi Ketenagaan

NO JENIS TENAGA JUMLAH DISTRIBUSI


1. DOKTER SPESIALIS ANAK 2 ORANG 0
2. PERAWAT 7 ORANG 0
3. BIDAN 1 ORANG 0

D. Pengaturan Dinas
1. Pengaturan Jaga Dokter Spesialis
a. Dokter Spesialis Anak bertanggungjawab 1 x 24 jam dan melaksanakan visite.
b. Dokter Umum sebagai dokter jaga ruangan berjaga sesuai dengan pembagian shift yang sudah di atur.
dimana 1 shift 7 jam, terbagi menjadi 3 shift, yaitu Dinas Pagi dan Sore Malam.
c. Dan sekaligus merangkap sebagai dokter jaga di IGD RSIA Nabasa Pontianak.

2. Pengaturan jaga Perawat / Bidan


a. kepala ruangan perinatologi bertanggung jawab 1 x 24 jam dan melaksanakan dinas per shift.
b. Jaga perawat / bidan 24 jam on site.
c. Shift jaga dibagi 3, shift pagi, shift sore dan shift malam .
d. Tiap shift ada 2 orang perawat yang jaga on site diruang perinatologi.
e. Shift pagi : pukul 07.00 - 14.00.
f. Shift sore : pukul 14.00 - 21.00.
g. Shift malam : pikul 21.00 - 07.00
h. Pengaturan jadwal dinas Perawat atau Bidan di ruangan dilakukan oleh Kepala Ruangan.
i. Apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau ada anggota keluarga yang meninggal, serta musibah
maka penjadwalan dinas harus segerah digantikan dengan petugas yang off/libur.

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang Perinatologi
1. Denah Instalasi Radiologi

R Observasi R. memandikan

Nurse statio R.Tindakan

R. Bayi LT

R. Ganti Perawat

Ruang perinatologi RSIAA Nabasa Pontianak terletak di Lt 3 ditengah-tengah bangunan


gedung RSIA Nabasa sebagai saran pendukung dalam memberikan informasi
diagnostik.
Listrik disuplai dari PLN dengan sumber listrik yang belum stabil dan tegangan
yang belum konstan sehingga masih didapati aliran listrik yang belum stabil sehingga
perlu dibantu dengan generatoe UPS untuk menstabilkan aliran listrik. Hal ini
diperlukan supaya pemeriksaan tidak terhenti mengingat ruang perinatologi RSIA
Nabasa memberikan pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan voltage secara continue
dilakukan agar alat-alat yang ada diruang perinatologi dapat digunakan dengan baik dan
tidak mudah rusak.
Fasilitas batasan ruang perinatologi dengan bagian lain meliputi:
Bagian kanan berdampingan dengan ruang ICU, bagian kiri berdampingan dengan ruang
perawatan ibu/nifas, bagian depan berhadapan dengan ruang nurse station perawatan
ibu.

B. Standar fasilitas
1. Pendekatan yang dilakukan dalam menentukan standar peralatan adalah:
a. Pengembangan pelayanan perinatologi disarana pelayanan kesehatan tersebut.
b. Cara kerja peralatan diruang perinatologi
c. Kelengkapan / peralatan dasar yang tersedia.

2. Jenis Peralatan
Standar fasilitas yang ada ranap perinatologi RSIA Nabasa saat ini sudah memenuhi
standar pelayanan perinatologi di sarana pelayanan kesehatan sesuai peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 604 Tahun 2008 tentang pedoman pelayanan
maternal, perinatal, pada rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C, dan D.
Berdasarkan jenis sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
perinatologi jenis, kelengkapan, alat dan jumlah peralatan yang saat ini terdapat diruang
perinatologi RSIA Nabasa Pontianak adalah sebagai berikut:

NO Nama Alat Merk Lokasi Jumlah


1. Infant warmer Gea medical peri 1
2 incubator Gea medical peri 6
3 Foto therapi Gea medical Peri 3
4 Box bayi Tidak ada Sebagian diruangan 18
merk perawatan ibu
5 Timbangan manual Sella 1 diruang OK 2
6 Suction 1 diruang OK 2
7 Infus pump terumo Peri 1
8 Lemari obat - Peri 1
9 Stetoskop Riester Peri 2
duplex
10 monitor Contec Peri 3
11 Thermometer manual Avico peri 1
12 Thermometer digital yuwell peri 1
13 Meja mandi bayi - peri 1
14 Tiang infus - peri 2
15 Meja tulis - peri 1
16 Kursi chitose futura Peri 5
17 Jam dinding pioneer peri 1
18 AC Aqua & LG peri 2
19 Apar Garrafire Depan ruang peri 1
20 Waskom mandi stenlis - peri 2
21 Gayung Edd peri 1
22 Computer LG Peri 1
23 Kulkas Sharp peri 1
24 Termos air panas Lion star Peri 1
25 Teco pemanas air Kris & Peri 2
Cyprus
26 Remot AC LG&Aqua Peri 2
27 Ember pakaian kotor - peri 2
28 Tempat sampah Livina peri 3
dustbin
29 Loker perawat Napolly peri 1
30 Kabel roll - peri 1
31 Lemari berkas - peri 1
32 Gunting biasa - peri 2
33 Gunting tali pusat - OK 4
34 Klem tali pusat Remedi peri 3 kotak
35 Bak instrument - Peri 2
36 Ambu bag - peri 2
37 laringoskop - peri 1
38 Tabung oksigen besar - peri 2
39 Tabung oksigen kecil - peri 1
40 Siringe pump - peri 1
41 CPAP Manual peri peri fleksible

C. Alur Kegiatan
1. Alur Dokter, Perawat, Bidan
a. Akan bertugas
1). Dokter masuk ke ruang perinatologi untuk melaksanakan kegiatan visite.
2) Perawat masuk ke ruang perinatologi untuk gantipakaian dan bertugas sesuai shiftnya

2. Setelah selesai tugas


Dokter, Perawat, dan bidan ke luar melalui alur yang sama.

D. Alur Pasien
1. Pasien masuk Ruang Perinatologi :
a. Pasien masuk Ruang Perinatologi dari IGD/Rawat jalan/Ruang operasi/ Kamar bersalin/
Ruang Nifas,melalui administrasi.
b. Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis
c. Pasien yang masuk dari igd/ rajal harus Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station)
d. Pasien yang dari ruang bersalin atau dari ruang operasi langsung di rawat selanjutnya diruang
perinatologi.
e. Pasien sesudah 6 jam akan dimandikan dan setelah di visite oleh dokter spesialis selanjutnya di
rawat gabung dengan ibunya diruang perawatan

2. Pasien meninggalkan Ruang Perinatologi.


a. Pasien pulang kerumah setelah selesai observasi BAB / BAK
b. Pasien dibawa pulang oleh keluarganya setelah ibunya dibolehkan pulang oleh dokter spesialis
kandungan
c. Pasien dirujuk kerumah sakit lain yang lebih lengkap fasilitasnya
d. Pasien meninggal melalui pintu belakang rumah sakit

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Admisi Pasien
Pasien yang akan masuk ruang perinatologi sebelum masuk ruangan oleh tenaga keperawatan
harus dilakukan serah terima pasien memastikan pasie
meliputi:
1. Identitas pasien
a. Identitas pasien yang ditulis di gelang pasien terdiri dari nama, tanggal lahir dan nomor
rekam medik,
b. Gelang identitas yang digunakan sesuai dengan jenis kelamin pasien, dimana gelang
warna pink perempuan dan gelang warna biru laki-laki
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada petugas
atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda tangan keluarga pasien sebagai
penanggung jawab serta bersedia dengan peraturan serta pelayanan yang akan diberikan
diruang perinatologi RSIA Nabasa.
General consent perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau pasien atas
penandatanganan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien
2. Perawat harus memasangkan gelang nama ketangan pasien
3. Skrining pasien harus dilakukan oleh perawat.
a. Melakukan anamnesa pasien
b. Melakukan pemeriksaan fisik
c. Mengumpulkan dat objektif dan subjektif
d. Menegakkan diagnose keperawatan atau kebidanan melakukan kolaborasi dengan dokter
terkait mendapatkan therapy
e. Melaksanakan instruksi dokter DPJP
f. Melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan
g. Melakukan pendokumentasian distatus pasien sesuai dengan formulir yang tersedia dan
semua tindakan yang sudah dilakukan

4. Edukasi yang sudah dilakukan tindakan edukasi dapat dilihat dalam status pasien pasien atas
edukasi yang sudah dilakukan petugas sebelumnya dan dapat di klarifikasi kembali kepada
petugas yang mengoperkanya. Dengan tujuan agar petugas adapat merencanakan kegiatan
edukasi yang sifatnya pasien atau keluarga memahaminya.

B. Asesmen Pasien Ulang


1. Untuk pasien masuka dari IGD dan Poli setelah pasien tiba diruang perinatologi pasien
diletakkan diinfan warmer, dan kedua belah pihak perawat IGD dan perinatologi melakukan
pengoperan pasien secara SBAR, dan di tandatangani oleh kedua belah pihak perawat dan di
cap stempel SBAR di status dan petugas perinatologi melakukan asesmen ulang dengan
tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh pasien, memilih pelayanan yang terbaik
bagi pasien, menetapkan diagnose awal, memahami respon pasien terhadap pengobatan
sebelumnya.
2. Untuk pasien yang masuk lewat OK dan kebidanan;
a. Persiapan dari petugas dari perinatologi terdiri dari:
1). Alat pemeriksaan fisik: stetoskop bayi, meteran bayi, tinta cap kaki bayi, timbangan
bayi.
2). Persiapan obat dari perinatologi terdiri dari: vitadion dan cendovenicol.
3). Status pasien lengkap dengan semua yang diperlukan seperti:
 Form general consent
 Ringkasan masuk keluar rumah sakit
 Form pegkajian awal masuk pasien rawat inap
 Form Penilaian resiko decubitu
 Form apgar score
 CPPT
 Form pemantauan TTV
 Form penjadwalan obat
 Form monitoring resiko jatuh humpty dumpty
 Laporan kelahiran bayi
b. Pemasangan gelang identitas langsung dilakukan diruang tersebut
c. Petugas perinatologi meminta persetujuan atau general consent kepada orang tua pasien
untuk melakukan tindakan jika pasien disarankan untuk dilakukan pengecekkan darah.
d. Kemudian pasien dilihatkan ke orangtuanya dan setelah itu pasien langsung dibawa ke
perinatologi dan dimasukan ke incubator untuk dihangatkan.

3. Langkah-langkah yang harus di lakukan.


a. Memperkenalkan diri petugas perinatologi kepada keluarga
b. Lakukan komunikasi dua arah usahakan posisi petugas searah dengan pasien
c. Verifikasi ulang nama pasien, dan setia semua penyampaian

4. Standar prosedur oprasional untuk melaksanak semua tindakkan diperinatologi sebagai


berikut:

NO JUDUL PROSEDUR TETAP


1 Tindakan antopometri
2 Rawat gabung ibu dan bayi
3 Serah terima pasien bayi pulang
4 Mengganti popok bayi
5 Beri munum bayi
a. Ogt
b. Botol dot
c. Cup
6 Rawat tali pusat
7 Memandikan bayi
8 Rawat kaput succadenum
9 Perawatan bayi BBLR
10 Perawatan bayi makrosomia
11 Omphalitis
12 Bayi sepsis
13 Resusitasi neonates
14 Gangguan nafas ringan sedang
15 Pasang infan warmer
16 Pasang oksimeter
17 Pasang incubator
18 Metode kangguru
19 Pasang foto therapy
20 Pasang sering pump
21 Pasang CPAP
23 Bersihkan incubator
24 Penyimpanan asi
25 Penyimpanan pasi
26 Steril botol dot
27 Mengatur posisi bayi
27 Kie pasien masuk
29 Kie pasien pulang
30 Antar bayi rawat gabung
31 Prosedur pebuatan pasi
32 Melakukan IMD
33 Pemberian tetes mata
34 Pemberian obat luar
35 Pemasangan nebulize
36 Tamping tinja
37 Pasang ETT
38 Penanganan bayi dengan labiopalatoskisis
39 Terima bayi OK/VK
40 Pemasangan masker oksigen
41 Pasang venflon
42 Klem dan gunting tali pusat
43 Sendawakan bayi
44 Bayi gumo / muntah
45 Bayi hidrocepalus
46 Imunisasi HBO
47 Imunisasi HBIG
48 Ganti cairan infus
49 Pemberian injeksi vitk
50 Penanganan sepal hematom

C. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke laboratorium dan radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan diagnose awal (lihat PPK
sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat panduan pelayanan
yang terintergramasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegakkan diagnose asuhan dengan melihat respon pasien
yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar
asuhan kasus pasien tersebut)
6. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif maupun obyektif maka
lakukan analisa sehingga diagnose dapat ditegakk
D. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik, mesureable, actual, realita dan
time ( SMART)
1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway
c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan yang terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data Obyektf,A; asesmen/
diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite
f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor perkembangan pasien
tersebut

2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master perencanaan asuhan
keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim, atau tenaga
keperawatan lain yang ditunjuk.

3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang terintergramasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi dokter dan hasil
asesmen

4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan perkembangan yang
terintergramasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang diajukan dokter dan hasil
visite.

E. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis diruang perinatologi adalah tindakkan yang
tidak dapat dilimpahkan kepada tenaga perawat atau bidan, karena perawatan tidak memiliki
kewenangan dan kompetensi dan tindakkan tersebut atau implementasi yang sifatnya
memberikan bimbingan kepada tenaga perawat.
Jenis tindakkan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakkan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan cairan
b. Pemasangan umbilical bayi
c. Memberi inform consent terkait tindakkan operasi
d. Pemasangan laringoskop(ETT)
e. Memindahkan pasien keruang nicu
f. Merujuk pasien kerumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya
g. Konsul kepada sub spesialis atau konsulen dalam bidang khusus

2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat / bidan adalah tindakkan yang bersifat
kolaborasi / pelimpahan wewenang maupun asuhan mandiri.

Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang;


a. Oksigenasi
1). Pemasangan kanul oksigen
2). Pemasangan masker oksigen
3). Tindakkan suction

b. cairan dan elektrolit


1). Pemasangan infuse
2). Pemasangan transfusi darah

c. Nutrisi
1). Pemasangan OGT
2). Pemberian pasi / asi via dot
3). Pemberian asi via cup
4). IMD (inisiasi menyusui dini)
5). Suntik IM, IV

d. Eliminasi
1). Tamping tinja bayi
2). Tamping urin bayi

3. Tindakan mandiri dalam keperawatan


a. Oksigen
1). Membersihkan jalan nafas menggunakan kasa steril dimasukan kemulut bayi.

b. cairan dan elektrolit


1). Mengobservasi intake dan output
2). Membantu memberi minum.
c. Nutrisi
1). Memotivasi ibu untuk memberikan asi tepat waktu
2). Membantu memberikan asi / pasi lewat OGT
3). Memberi minu asi / pasi via botol susu
4). Memberi minum asi / pasi via cup
5). Menyendawakan bayi dengan baik agar tidak terjadi gumo dan muntah
d. Eliminasi
1). Mengganti popok bayi tiap kali BAB dan BAK
2). Menampung feses dan urine bayi pada kasus tertentu.
e. Personal hygine
1). Mamandikan bayi rawat gabung setiap pagi
2). Memandikan bayi baru lahir setelah berusia 6 jam setelah lahir
3). Perawatan tali pusat( lihat panduan perawatan tali pusat)
4). Pemberian edukasi(lihat panduan pemberian edukasi)
f. gangguan rasa nyaman
1). BAB/BAK segera mengganti popok bayi apabila sudah BAB/BAK
2). Haus atau, ,menganjurkan dan mengantar bayi untuk menyusui ke ibu nya
3). Memberi minum melalui botol / via cup / OGT
g. farmasi
Implementasi tindakkan asuhan klinik farmasi adalah
1). . memberikan obat yang sudah perdosis/ shif
2). Memberikan konsultasi penggunaan obat
3) memberikan saran kepada dokter terkait obat yang diresepkan

F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi yang sifat formatif
(setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan terutama pada kolom Planing
dicatata apakah therapy di stop atau dilanjutkan.
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang sifat formatif (setelah
tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O” (obyektif)

4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah pemberian obat atau
edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom “O” (obyektif)

G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan therapy diberhentikan dan
perbolehkan pulang
b. Lakukan resemu pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan riwayat penyakit
dalam pertimbangan therapy yang akan datang

2. Rencana tindak lanjut


Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah yang berhubungan dengan
asuhan:
a. Pemberian obat
b. Makanan yang diperbolehkan untuk dibawah umur 6 bulan hanya asi saja, atau susu
formula yang dibawah usia 6 bulan
c. Sebelum usia bayi belum mencapai 6 bulan bayi tidak boleh di berikan makanan
tambahan apapun kecuali asi / pasi dibawah 6 bulan
d. Perawatan tali pusat dengan system terbuka sampai pusat terlepas pada waktunya
e. Cara mamandikan bayi yang benar dirumah
f. Mengingatkan keluarga untuk control sesuai jadwal control yangsudah ditentukan
g. Mengingatkan keluarga agar membawa bayi imunisasi tepat waktu
h. Mengingatkan keluarga untuk pengurusan akta kelahiran

3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan perawatan (lihat panduan
asuhan pasien terminal)
1). Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2). Buka baju pasien
3). Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4). Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5). Tutup dengan laken
6). Infokan kekeluarga jika jenazah sudah bias dibawa pulang

b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah sakit dikarenakan sarana
tidak lengkap, permintaan sendiri dari pasien adapun persiapan yang harus dilakukan
1).Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima rujukan lihatpanduan
Komunikasi dan informasi )
2). Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan minta formulir kondisi
ambulan saat ini
3.)Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk sesuai dengan kondisi
pasien (lihat pada panduan transfer pasien)
4). Siapkan formulir rujukan, dan document penting lainnya
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan barang-barang logistik di ruang perinatologi terdiri dari barang tetap dan
barang habis pakai. Barang tetap terdiri dari peralatan medis, peralatan keperawatan, alat tenun
dan peralatan rumah tangga. Sedangkan barang habis pakai terdiri dari : Obat-obatan dan bahan
habis pakai alkes (BHP), alat kebersihan, Cetakan dan Alat Tulis Kantor (ATK)
Untuk proses pengadaan barang habis pakai di tiap ruangan melalui 3 proses, yaitu :
1. Perencanaan
Kepala Ruangan mendata kebutuhan barang (BHP, alat kebersihan, cetakan dan ATK) dalam 1
tahun dan membuat rencana kebutuhan berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10%
2. Permintaan
Permintaan kebutuhan barang perbulan ruangan dilakukan setiap awal bulan sesuai jadwal ke
bagian farmasi untuk BHP, dan ke bagian penyimpan barang untuk alat kebersihan, cetakan dan
ATK
3. Penyimpanan
Penyimpanan barang dilakukan di tiap ruangan selama 1 bulan

A. Barang Tetap
1. Peralatan Keperawatan
a. Ruang rawat inap perinatologi
1). Inkubator
2).Baby scale man
3). Neonatal transport incubator
4). Radian warmer
5). Infusion pump
6). Syringe pump
7). Suction
8). Standar infuse
9). Laringoskop
10). Bag mask neonatus
11). Manometer
12). Termometer digital
13). Phototerapi
14). 1Bed side monitor neonate
15). Humidifier
16). Puls
17). Tromol besar
18). Neerbeken
19). Klem
20). Pinset
21). Gunting tali pusat
22). Bak stainless kecil
23). Bak stainless sedang
24). Kit partus/resusitasi
25). Stetoskop bayi
26). Lemari obat kaca
27). Meja perasat/tindakan
28). Tutup Fototerapi

b. Alat tenun
1). Selimut bayi
2). Sprey inpan warmer
3). Sprey bayi
4). Perlak
5). waslap
6). Gordin

c. Peralatan Rumah Tangga


1). Lemari obat emergency
2). Senter
3). Waskom mandi
4).Tempat sampah besar
5). Jam dinding

2. Barang Habis Pakai


a. Obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP)
1). Tiap ruangan dalam Instalasi Rawat Inap memiliki persediaan obat dan bahan habis
pakai yang berasal dari bagian farmasi untuk keadaan kegawat daruratan sesuai dengan
standar therapy
2). Pemakaian obat pasien dilakukan dengan cara meresepkan obat sesuai kebutuhan dan
disimpan dalam loker obat pasien selama pasien dirawat di ruangan rawat inap.
b. Alat kebersihan
Regulasi sesuai dengan kebutuhan di ruangan
c. Cetakan cegulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan
d. Alat tulis kantor regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk memberikan
jaminan keselamatan pasien sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayanan ruang perinatologi
meningkat. Keselamatan pasien termasuk asesmen resiko pasien. Pelaporan setiap kali terjadi
insident dianalisis dan di tindak lanjuti dengan implementasi tang dpat berulangnya kembali
insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap pasien.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadiya cedera yang disebabkan oleh tindakkan pelayanan
yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan selain itu agar terciptanya
budaya keselamatan pasien.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien Secara Umum


1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

D. Tata Laksana Keselamatan Pasien diruang Perinatologi


1. Keselamatan pasien diruang perinatologi RSIA Nabasa prioritas utama hal ini terkait dengan
kepercayaan pelanggan, adapun sistimbyan sudah berjalan di isntalasi rawat inap adalah
2. Pemantapan mut harian; pelaksanaan control harian dalam rangka untunk mengontrol
kelayakan regensia maupun alat pemeriksaan
3. Pemantapan mutu harian bulanan;
4. Pemantapan mutu tahunan dan bulanan dilaksanakan dengan keikutsertaan rawat inap
perinatologi RSIA Nabasa ditingkat regional dan nasional
5. Identifikasi pasien dengan melakukan pengecekkan pada buku registrasi pasien
6. Sistim pemeriksaan dan pelaporan hasil dengan system komputerisasi
7. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan.

E. Standar Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan
hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
2. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah Sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan.
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif Kejadian Tidak
Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatanpasien secara
terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien. 5. Pimpinan
mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja rumah sakit
dan keselamatan pasien.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas
b. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin
dalam pelayanan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

F. Langkah-Langkah Penerapan Keselamatan Pasien Dirumah Sakit


1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien
dirumah sakit
2. Menyusun program keselamatan pasien dirumah sakit jangka pendek 1-2 tahun
3. Mensosialisasikan konsep dan keselamatan pasien dirumah sakit
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien dirumah sakit bagi jajaran manajemen dan karyawan
5. Menetapkan sistem pelaporan insident( peristiwa keselamatan pasien)
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien dirumah sakit seperti diatas
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit(seperti tersebut diatas) dengan melakukan
self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit
9. Mengevaluasi secara periodic pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit dan
kejadian tidak diharapkan

G. Pengertian 6 Sasaran Keselamata Pasien Dirumah Sakit


1. Katepatan identifikasi pasien
a. Identifikasi pasien
Adalah prosedur pencatatan identitas diri pasien yang masuk kerumah sakit RSIA Nabasa
termasuk bayi yang baru lahir
b. Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identitas diri bayi dan pemberian tanda berupa
gelang nama pada tangan bayi, yang memuat nama ibu bayi nomor rekam medik dan tanggal
lahir bayi. Disertai cap kaki bayi kiri dan kanan dan cap ibu jari tangan kanan dari ibu bayi
pada lembar indentifikasi.

2. Peningkatan komunikasi efektif antar perawat dan tenaga kesehatan lainnya komunikasi verbal
antar perawat dan staf lainnya, yang mampu mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien selama dalam perawatan dirumah sakit melalui pemberian informasi yang
tepat waktu, akurat, lengkap jelas dan dipahami oleh penerima pesan.

3. Peningkatan keamanan obat dengan kewaspadaan tinggi


Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikan berisiko
membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, rumah sakit harus mempunyai metodelogi
identifikasi dan verifikasi pemberian tanda pada lokasi operasi berdasarkan diagnosis dan tepat
pasien

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (hand hygine)


a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secar mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi microorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptic atau procedural adalah proses meghilangkan / mematikan
miroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses menghilangkan / mematikan mikroorganisme transient dan
mengurangi flora resident.

H. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh


Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau ke tempat lainnya yang
lebih rendah.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang memiliki tenaga kerja yang banyak
dengan tingkat resiko yang tinggi terkena penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja. Oleh
karena itu rumah sakit wajib untuk melakukan pencegahan yaitu dengan menerapkan program
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
merupakan salah satu bentuk nyata dalam menciptakan tempat kerja yang aman, lingkungan yang
sehat dan terbebas dari penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja. salah satu bentuk nyata
dalam menciptakan tempat kerja yang aman, lingkungan yang sehat dan terbebas dari penyakit
akibat kerja ataupun kecelakaan kerja.
Undang-undangnomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa uapaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja. Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori tersebut
diatas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja program kesehatan dan
keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan kelauarga bertujuan melindungi karyawan dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan didalam dan luar rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai banyak potensi bahaya yang dapat mengancam jiwa dan kehidupan
khususnya untuk karyawan di rumah sakit, para pasien dan para pengunjung yang ada di lingkungan
rumah sakit (Kemenkes, 2007)
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dan perlindungan terhadap
pekerja dalam hal ini instalasi rawat inap dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah
adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan mengkatkan produktifitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah:
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksud untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada ditempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat
b. Agar factor-faktor produksi dapat dipakai secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancer tanpa hambatan
2. Klasifikasi kecelakaan kerja diruang perinatologi adalah;
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakan
1). Menghirup obat berbahaya ketika melakukan pencampuran obat.
2). Terjatuh
3). Tersandung benda
4). Terkena arus listrikyang terhubung dengan alat-alat kesehatan
b. klasifikasi menurut agen penyebabnya:
1). Tertusuk jarum suntik
2). Lingkungan kerja yang panas
3). Pencahayaan yang kurang ditempat kerja
c. klasisfikasi menurut jenis luka dan cidera:
1). Efek terkena menghirup obat
2). Keseleo, dislokasi, terkilir
3). Nyeri otot dan kejang
4). Luka tergores

3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu
dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.

4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan


a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan mengenai cara
penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
sesuai dengan protokol jika terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum mengenai
penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus menjaga
fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik dan menjaga
kebersihan tangan.

5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.


a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan, petugas harus
menggunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi
(berdasarkan penularan secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit menular yang
sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk memastikan agen
penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung dengan
pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang
bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung kaki (sandal/sepatu
boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit menular. Termasuk harus harus mengenakan
APD tersebut hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau penularan

6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien


a. Pengendalian teknis mencakup
1). Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
2). Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis.
3). Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
4). Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.

b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya
kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi pemeliharaan
sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup

7. Prosedur keselamatan kerja


a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
1). Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara yang tepat.
2). arang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan alat
pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
3). Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
5). Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
6). idak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
7). Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan badan
dan kualitas barang.
8). Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang perawatan

B. Keselamatan Kerja Diinstalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap harus memiliki pemahaman akan pentingnya keamanan kerja di Instalasi
Rawat Inap. Hal ini mutlak perlu diperhatikan karena mempunyai dampak kesehatan langsung
bagi petugas dan dampak tidak langsung terhadap masyarakat/lingkungan disekitar Instalasi
Rawat Inap. Oleh karena itu pentingnya mengurangi bahaya yang terjadi, Instalasi Rawat Inap
harus mempunyai sarana keamanan kerja yang sesuai dengan Pedoman keamanan Instalasi Rawat
Inap mikrobiologi dan biomedis yang sesuai dengan tandart DepKes RI.

C. Ruangan di Instalasi Rawat Inap


a. Seluruh ruangan dalam Instalasi Rawat Inap mudah dibersihkan
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam, alkali larutan 47olytec dan panas
yang sedang
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat Inap
f. Penerangan Instalasi Rawat Inap sudah cukup memenuhi standart
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus
cairan serta tahan terhadap desifektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar
i. Pintu Instalasi Rawat Inap dilengkapi pintu otomatis dan diberi label BAHAYA INFEKSI j.
Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan ditempat yang mudah terlihat
k. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 47olytec
l. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non medis (sampah medis kantong
47olytec warna kuning dan sampeh non medis kantong 47olytec warna hitam

Koridor, gang dan lantai


 Lantai Instalasi Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak licin
 Koridor dan gang harus bebas dari halangan
 Penerangan dikoridor dan gang cukup

Sistem Ventilasi
 Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
 Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir searah

Fasilitas Air dan Listrik


 Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang memadai
 Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang memadai sesuai dengan
kebutuhan Instalasi Rawat Inap

Peralatan dan keamanaan ruang perinatologi


keamanan kerja ruang perinatologi
 Apar
 Botol dengan tutup berulir
 kulkas tempat simpan asi, obat, dan vaksin
 Jas Instalasi Rawat Inap
 pemililahan sampah nin infeksius dan infeksius terkoordinasi dengan baik

pencatatan dan pelaporan
pencatatan dan pelaporan instalasi rawat inap diperlukan dalam perencanaan, pemantauan
dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan instalasi rawat inap.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu merupakan suatu program yang objektif dan berkelanjutan untuk menilai
dan memecahkan masalah yang ada sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
mencapai standar klinis yang bermutu.
Pengembangan mutu instalasi rawat inap meliputi:

A. Pengembangan Mutu Standar Prosedur Operasional


Pengendalian mutu standar prosedur operasional seluruh staf rawat inap dengan mengadakan
rapat bulanan untuk mengevaluasi standar prosedur operasional yang telah ada dan menambahkan
standar prosedur operasional yang beum ada / belum lengkap serta merevisi standar prosedur
operasional yang telah ada sesuai dengan keadaan dilingkungan kerja.
Seluruh staf rawat inap memberikan masukan demi terciptanya unit pelayanan rawat inap ruang
perinatologi yang lebih baik dari sebelumnya. Standar prosedur operasional yang kurang dicatat
oleh seluruh staf perinatologi untuk dibahas dalam rapat bulanan/ mingguan

B. Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia


1. Pelatihan dan seminar staf rawat perinatologi secara berkala
Baik internal maupun eksternal mengenai pelayanan perinatologi yang sesuai dengan bagiannya
masing-masing.
2. Pendidikan formal maupun informal untuk seluruh staf rawat inap.
3. Pertemuan staf dilakukanmtiap bulan membahas dan melakukan evaluasi terhadap laporan
bulanan pencegahan infeksi dan permasalahan di rawat inap
4. Melakukan study banding dengan instalasi rawat inap rumah sakit lain.

C. Pengembangan Mutu Fasilitas dan Perawatan


1. Lakukan kalibrasi untuk peralatan elekronik untuk menghindari kesalahan dalam
menginterpretasikan informasi yang didapat.
2. Buat inventarisasi fasilitas dan peralatan yang ada, sehingga dapat diketahui apakah jumlah dan
fungsinya masih dapat dipertahankan atau perlu diajukan permintaan bari atau perbaikan yang
ada.
3. Menjaga keberhasilan dan mengendalikan infeksi melalui sterilisasi alat dan penyediaan cuci
tangan
4. Ikuti prosedur pemeliharaan alat kesehatan sesuai petunjuk operasional.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan ruang perinatologi ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dan kebidanan diruang perinatologi. Dengan
adanya pedoman ini diharapkan dapat tersusun standar pelayanan keperawatan diruang perinatologi,
standar asuhan keperawatan di ruang perinatologi dan tersusunya prosedur atau protap kerja diruang
perinatologi. Perawat dan bidan dalam hal ini sangat memegang peranan penting strategis untuk
menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien diruang perinatologi. Untuk itu
pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dan bidan diruang perinatologi dalam
memberika asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT PERINATOLOGI

PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NABASA PONTIANAK


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan


selama 24 jam. Jaminan pemberian pelayanan yang berkualitas harus menjadi perhatian penuh
bagi pengelola rumah sakit. Organisasi rumah sakit merupakan hal yang pokok dalam rangka
menjamin pelaksanaan pelayanan kesehatan. Besar kecilnya rumah sakit ditentukan oleh kelas
atau tipe rumah sakit. Rumah Sakit harus mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-
kurangnya pelayanan medik umum, gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat jalan, rawat
map, operasi/bedah, pelayanan medik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi,
rekam medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan masyarakat,
pemulasaran jenazah, laundry, dan ambulance, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta
pengolahan Iimbah.

Rumah Sakit Ibu Dan Anak NABASA Pontianak sebagai sarana pelayanan kesehatan 24
jam, dengan jumlah dan jenis tenaga bervariasi, jenis pelayanan yang berbeda-beda, tentu saja
harus mempunyai aturan dan pedoman, sehingga pengorganisasian tergambar dengan baik.

Ruang Perinatologi merupakan sebuah unit pelayanan khusus bagi bayi baru lahir yang
mempunyai masalah/ sakit sampai usia satu bulan. Seperti telah diketahui bersama bahwa
keadaan bayi baru lahir dipengaruhi oleh banyak hal sejak didalam kandungan ibunya, selama
proses persalinan dan setelah kelahiran. Beberapa masalah dapat terjadi pada bayi baru lahir
sehingga memerlukan penanganan dan perawatan khusus agar bayi dapat diselamatkan dan
mempunyai kualitas hidup yang baik.

Dari uraian diatas perlu ditetapkan suatu pedoman pengorganisasian diharapkan tidak
akan terjadi duplikasi, tumpang tindih, kesenjangan pelaksanaan maupun hierarki karena
hubungan kerja yang tidak jelas. Kami menyadari bahwa untuk merumuskan standar pelayanan
dan pedoman tentang uraian tugas, wewenang, tanggungjawab, dan hubungan kerja bagi
pemegang jabatan bukanlah merupakan pekerjaan yang ringan dan mudah, sehingga dalam
kurun waktu tertentu senantiasa memerlukan penyempurnaan.

B. Tujuan
1. Umum :
Pengaturan pedoman organisasi Rawat Inap bertujuan untuk mewujudkan organisasi
rawat yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai misi sesuai tata kelola
yang baik (Good Corporat-Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical
Governance).
2. Khusus :
a. Sebagai pedoman dalam mengelola dan tata kerja di Rawat Inap RSIA Nabasa
Pontianak
b. Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas-tugas di Rawat Inap RSIA Nabasa
Pontianak
BAB II

GAMBARAN UMUM RSIA NABASA

A. Pendahuluan
Rumah sakit ibu dan anak nabasa merupakan salah satu layanan kesehatan milik swasta
di kota Pontianak yang dilengkapi dengan layanan medis 24 jam. Berlokasi di Jalan Sungai
Raya Dalam No.65 Pontianak. Diatas areal tanah seluas ± 1.745 m2 dan luas bangunan
827,762 m2 .
Rumah sakit ibu dan anak nabasa didirikan di Pontianak pada tanggal 04 Februari 2011.
Berlokasi di Jalan Sungai Raya Dalam No.65 Pontianak. Diatas areal tanah seluas ± 1.745
m2 dan luas bangunan 827,762 m2 . Secara legalitas disahkan pada tanggal 11 November
2011, dengan Nomor Surat Izin 503/02/BP2T/RS/2013 dan tanggal surat izin 25/07/2013
dari Walikota Pontianak.
Rumah sakit ini dikelola oleh PT. Leone Nauli yang berkedudukan di Pontianak.
Rumah sakit ibu dan anak nabasa memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain:
poli kandungan, instalasi gawat darurat, instalasi bedah, kamar bersalin, rawat jalan, rawat
inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP A, VIP B, VIP C yang dilengkapi pelayanan
laboratorium, farmasi, dan anastesi.
Rumah Sakit harus mengikuti standar baku pelayanan rumah sakit yang ditetapkan oleh
pemerintah. Selain itu, rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan medik yang solid,
berkelas, memiliki standar baku pelayanan medik, mampu berkembang sesuai dengan
perkembangan kondisi dan tuntutan zaman, turut menciptakan atau menjaga kelestarian
lingkungan serta memberikan kepuasan kepada masyarakat.
Sebagai Rumah sakit yang baru berkembang, untuk lebih memantapkan gerak langkah
seluruh komponen pendukung dan penyelenggara rumah sakit ibu dan anak nabasa agar
seirama, selaras, serasi dan terpadu serta berusaha setiap waktu meningkatkan dan
menyempurnakan pelayanannya kepada masyarakat sebagai wujud pencapaian visi dan
misinya.
BAB III
VISI, MISI, DAN MOTTO

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak Nabasa Visi, Misi dan Motto Rumah
Sakit Ibu dan Anak Nabasa
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit Terbaik Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Se-
Kalimantan Barat.

2. Misi
a. Meningkatkan kualitas pelayanan ibu dan anak.
b. Meningkatkan kesiapan sebagai pusat rujukan primer ibu dan anak dalam gerakan
sayang ibu.
c. Meningkatkan kualitas SDM tenaga kesehatan terutama dalam pelayanan obstetric
neonatal emergency komprehensif.
d. Meningkatkan pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat terutama sosial ekonomi
menengah kebawah.

3. Motto
Dengan senyum dari hati kami siap menemani, menolong dan melayani anda.

B. Tujuan Rawat Inap Perinatologi


Meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi

C. Sumber Daya Manusia


Jumlah seluruh karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak Nabasa pada tahun 2023 yaitu
berjumlah 100 orang, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 1 Total Jumlah SDM di RSIA Nabasa

NO Tenaga Medis / Non Jumlah


Medis Orang

1. Dokter Umum 9

2. Dokter Spesialis Obgyn 4

3. Dokter Spesialis Anak 2

4. Dokter Spesialis Anastesi 3

5. Perawat Anastesi 4

6. Perawat 31
7. Bidan 16

8. Apoteker 6

9. Gizi 3

10. Kesling 1 1

11. Rekam Medis 1

12. Administrasi 5

13. Cleaning Service 6

14. Satpam 4

15. Radiologi 1

16. Laboratorium 3

17. IT 1

18. Supir 2
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSIA NABASA PONTIANAK

A. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Nabasa


Rumah Sakit Ibu dan Anak Nabasa saat ini dipimpin oleh Ibu Denny Juniaty L.Tobing
selaku direktur utama PT. Leone Nauli yang membawahi langsung direktur rumah sakit,
SPI, komite medik, komite keperawatan, komite etik dn komite mutu. Struktur organisasi
rumah sakit nabasa dapat dilihat pada gambar dibawah ini

DIREKTUR PT. LEONE NAULI

DIREKTUR RSIA NABASA

KOMITE KOMITE KOMITE KOMITE SPI


MEDIK KEPERAWATAN ETIK MUTU

KABID PEL KABAG


KABID PEL KEPERAWA KABAG KEUANGAN DAN
MEDIK TAN ADMINISTRASI UMUM
DAN
PERSONALIA
IGD VK KEUANGAN

RAWAT RANAP ADMINISTRASI


JALAN RANAP KEAMANAN
LT II

OK RANAP HRD
LT III LAUNDRY
PERINATOLOGI

FARMASI
SANITASI

LAB
PEMELIHARAA
GIZI N SARANA

RM
B. Uraian Jabatan
1. Direktur Pt. Leone Nauli
 Denny Juniaty, SE.Ak
2. Direktur RSB Nabasa
 dr. Ferawati Simbolon
3. Komite Medik
 Dr. I Nyoman Sudiatmika, Sp.A
4. Komite Keperawatan
 Devihasti Nurrayda, S.Kep.Ners
5. Komite Mutu
 dr. Riska Subono, Sp.OG
6. SPI ( Satuan Pemeriksaan Internal )
 dr. David Rainer Irianto Hutajulu
7. PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
 Merlin N Tarigan, Amd.Keb
 Ulfah Amini, S.Kep,Ners
8. K3RS (Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
 dr. Ferawati Simbolon
 Agustinus Denilson Risa Kota, SKM

C. Kepala Bidang Pelayanan Medik


1. dr. Monica Hutajulu
 IGD : Wasilah Amd. Keb
 Rawat Jalan : Windya Sartika Pasaribu, Amd.Keb
 OK : Hernauli Luisa Siringoringo, Amd.Kep
 Perinatologi : Merry Lestari, Amd. Kep
 Laboratorium : Nurhasmaniah, Amd.AK
 Gizi : Tri Marhania, Amd, Gz
 Rekam Medik : Ahmad Fadillah, A.md.Ke

D. Kepala Bidang Pelayanan keperawatan


1. Asih Dian Pratami, Amd.Keb - Ranap :
 LT. II : Merlin Nopitaria Tarigan, Amd.Keb
 LT III : Annisa Khabba Latifa, S.Kep, Ners

E. Kabag Administrasi dan Keuangan


 Administrasi : R. Netty Sionita Sitio
 Keuangan : Desy Harfiani, SE
 IT : Iqra Fatahillah, S.Kom

F. Kepala Bagian Umum


 Keamanan : Yusri –
 Laundry : Desli Silitonga
 Sanitasi : Bella Eka Rochani, Amd.AK
 Pemeliharaan Sarana : Budi Supriant
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
PERINATOLOGI

MERRY LESTARI A.MD. KEP

KOORDINATOR PERINATOLOGI

SILVERIA JUNITA ASRI K.S A.MD. KEP MAHADWAL MANIA A.MD. KEP

PERAWAT PELAKSANA (PJ ALAT) PERAWAT PELAKSANA (PJ ALAT)

KRISTINA NATALIA GULTOM A.MD.


KEB ULFAH AMINI, S.KEP. NERS

PERAWAT PELAKSANA (PJ OBAT) PERAWAT PELAKSANA (PJ OBAT)

UTIN NADILA,S.KEP. NERS JAYA YUSTINA A.MD. KEP

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

(PJ ADMINISTRATIF)
(PJ ADMINISTRATIF)

MARINI A.MD. KEP

PERAWAT PELAKSANA

(PJ KEBERSIHAN)
BAB VI

URAIAN JABATA

A. Uraian Tugas Struktur Organisasi Perinatologi

1. Nama Jabatan Koordinator perawat/Kepala Bangsal


Persyaratan
a. Pendidikan :
1). Ahlimadya keperawatan atau D III/ D IV keperawatan.
b. Pelatihan dan kursus :
2). Sertifikat Managemen Bangsal.
c. pengalaman kerja :
3). Sebagai perawat pelaksana minimal 5 tahun.
d. Tugas Pokok : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan dibangsal rawat
inap yang berada dibawah tanggung jawabnya.

e. Uraian Tugas : Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :


1). Merencanakan jumlah kebutuhan tenaga sesuai dengan persyaratan yang berlaku
2). Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan asuhan keperawatan yang
diselenggarakan sesuai kebutuhan

f. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi :


1). Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di bangsal rawat
inap
2). Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawat untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai standar
3). Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan
berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan rawat inap
4). Mengadakan pertemuan berkala dengan staf bangsal rawat inap yang menjadi
tanggung jawabnya
5). Menghadiri pertemuan dengan direktur dan jajarannya

g. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian meliputi :


1). Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan
2). Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan dibidang keperawatan

2. Nama Jabatan Perawat Pelaksana Persyaratan


a. Pendidikan : Ners/D III keperawatan/DIII kebidanan.
Kondisi Fisik
Sehat jasmani dan rohani

b. Tugas Pokok : Melaksanaan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien dan


keluarga.
c. Uraian Tugas Perawat di instalasi perinatal
1). Menerima bayi baru lahir (spontan, VE, SC, partus luar)
2). Melakukan identifikasi pada bayi baru lahir (anamnesa, cap ibu jari tangan kanan
dan kiri ibu, cap kaki bayi kanan dan kiri, pemakaian gelang bayi)
3). Melakukan asuhan keperawatan terhadap bayi yang masuk ruangan perinatal yang
meliputi : pengkajian, perencanana, implementasi evaluasi
4). Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan pasien
5). Melakukan tindakan pengobatan sesuai advise dokter (injeksi, phototerapi, sonde,
infuse)
6). Melakukan tindakan resusitasi pada bayi dalam keadaan gawat darurat
7). Memantau dan menilai kondisi pasien, selanjutnya 19 melaporkan kepada dokter
yang merawat dan melakukan tindakan tepat berdasar hasil pemantauan dan
konsultasi tersebut
8). Mendampingi dan mengantar pasien yang akan dirujuk
9). Melaksanakan kegiatan penyuluhan sesuai jadwal dan materi penyuluhan
10). Melaksanakan kegiatan imunisasi terhadap bayi sehat (tidak bermasalah)
11). Menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan laboratorium, radiologi,
fisioterapi
12). Membuat laporan tiap shift jaga
13). Menyiapkan pasien yang akan pulang dengan discharge planning
14). Memlihara kebersihan bangsal
15). Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
16). enciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dengan pasien / keluarga
sehingga tercipta 20 ketenangan.

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

IGD FARMASI

VK
OK

LABORATOTIUM
KASIR

PERINATOLOGI

LOGISTIK
UMUM
OPERATOR

TEHNISI

RADIOLOGI

SUPIR REKAM
MEDIS
A. Keterkaitan Hubungan Kerja
1. Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis di Perinatologi diperoleh dari bagian logistik farmasi
dengan prosedur permintaan sesuai SPO.
2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di Perinatologi, diperoleh dari
logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO.
3. Laboratorium
Pasien Perinatologi yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan
formulir / blangko permintaan laboratorium oleh perawat dan formulir / blanko
diserahkan kepada petugas laboratorium oleh perawat Perinatologi.
4. Umum/Tehnisi
Kerusakan alat medis dan non medis di perinatologi akan dilaporkan dan diajukan
perbaikan ke bagian tehnisi dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai dengan SPO
5. Rekam Medis
Pasien yang dirawat Perinatologi RSIA NABASA status medis pasien, dan yang sudah
selesai/meninggal/APS status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh
petugas admission
6. Radiologi
Pasien Perinatalogi yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan formulir
permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter, dan formulir diserahkan ke petugas
radiologi oleh perawat perinatologi (prosedur pemeriksaan radiologi pasien Perinatalogi
sesuai SPO terlampir).
7. Operator
Apabila Perinatalogi membutuhkan sambungan telphone RS lain, kita menghubungi
operator untuk disambungkan.
8. Kasir
Pasien yang pulang,APS/meninggal akan diantar ke bagian kasir untuk menyelesaikan
administrasi.
9. IGD
Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan, maka pasien akan dibuatkan
surat pengantar rawat Perinatalogi oleh dokter, penanggung jawab/keluarga pasien
dianjurkan untuk ke bagian igd setelah penanggung jawab/keluaraga pasien
menandatangani surat persetujuan rawat Perinatologi, maka pasien diantar oleh perawat
IGD ke ruang Perinatalogi.
10. Umum/Supir
Pasien Perinatalogi yang memerlukan rujukan ke RS lain atau meninggal dapat
menggunakan ambulance RSIA NABASA bila keadaan memungkinkan.
11. VK
Apabila ada pasien ibu melahirkan / partus normal, bidan akan menelpon perawat
peri untuk membersihkan bayi dan melakukan pemeriksaan antopometri
12. OK
Jika pasien ibu yang sudah terencana untuk operasi / sc maka perawat perinatologi ikut
serta mengikut sc tersebut bersama dokter anak untuk mendapingi dokter anak dan
melakukan pemeriksaan antopometri
BAB VIII
POLA KETENAGAAN

A. Jumlah Ketenagaan Keperawatan


Jumlah ketenagaan keperawatan ruang Perinatalogi 2023
1. Pendidikan S1Kep Ners = 2 orang
2. Pendidikan DIII Keperawatan = 5 orang
3. Pendidikan DIII Kebidanan = 1 orang

NO NAMA NORMAL KOMPETENSI JU


JABATAN M
LA
H
1 Kepala S2/Dokter Memahami Manajemen Instalasi 1
Instalasi Spesialis anak. Perawatan neonatus Memiliki
Pengalaman pengalaman pengelolaan dan
kerja minimal 5 pengembangan layanan Mempunyai
tahun jiwa leadership, bisa bekerja sama,
mempunyai kemampuan komunikasi
yang baik.mempunyai SIR
2 Koordinator D3 Keperawatan/ Memahami managemen pelayanan 1
Perawat Sarjana perinatologi, memiliki STR, mampu
Keperawatan, melakukan penanganan ABC, mampu
Pengalaman melakukan tindakan Cardio Pulmonal
kerja minimal 5 Resusitasi, mampu melakukan tindakan
tahun. resusitasi dan emergency, mampu
mengoperasikan alat-alat yang ada di
ruang perinatalogi (BSM, syringe pump,
infus pump, infant warmer,fototerapi),
tersertikasi BTCLS. Perawat Klinik
III ,Mengenal dan mengetahui alat- alat
emergency
3 Perawat S1 keperawatan/ Merniliki STR, Marnpu melakukan 7
Pelaksana D3 Keperawatan/ penanganan ABC, mampu melakukan
D3 Kebidanan tindakan Cardio l Resusitasi, mampu
melakukan tindakan resusitasi dan
emergency, mampu mengoperasikan
alatalat yang ada (syringe pump,infus
pump, infant warmer,,fototerapi),
tersertikasi BtclS. Mengenal dan
mengetahui alat-alat emergency

B. Tugas pokok masing-masing jenis tenaga adalah:


1. Dokter spesialis anak
a. Mengikuti kegiatan sc
b. Melakukan periksaan pada bayi baru lahir sc / normal
c. Melakukan suction pada bayi baru lahir sc
d. Memberikan suntikan vitk dan tetes mata cendovenicol
e. Malakukan visite setiap hari

2. Tenaga Perawat / Bidan


a. Melakukan anamnesa pada ibu bayi sebelum lahiran/ sc
b. Meminta pakaian bayi untuk persiapan bayi lahir
c. Membuat nomor medical record
d. Menyiapkan infran warmer dan set umbilical dan obat vit k dan cendovenicol
e. Melengkapi status dan KIA
f. Melakukan penerimaan Bayi Baru Lahir
g. Melakukan Pengkajian Antopometri dan Perawatan Bayi Sehat.
h. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bayi
i. Melakukan pemeriksaan pernafasan Bayi
j. Melakukan asuhan keperawatan Memberi Minum Tambahan Pada Bayi
k. Melakukan asuhan keperawatan tindakan memandikan Bayi
l. Melakukan tindakan imunisasi hepatitis B
m. Melakukan asuhan keperawatan untuk mempersiapkan dan memulangkan Bayi
n. Melakukan asuhan keperawatan perawatan Tali Pusat
o. Melakukan prosedur mencuci dan mensterilkan botol susu bayi
p. Melakukan prosedur penggunaan Incubator
q. Melakukan asuhan keperawatan tindakan perawatan Bayi dengan Hyper Billirubin.
r. Melakukan prosedur Light Terapi pada Bayi hyper bilirubin
s. Melakukan asuhan keperawatan Pengkajian dan Perawatan Risiko Tinggi
t. Melakukan prosedur Pemasangan Infus pada Bayi
u. Melakukan prosedur Pemasangan OGT pada Bayi
v. Melakukan prosedur Edukasi pada Ibu Tata cara memandikan bayi sebelum pulang
w. Melakukan prosedur edukasi pada Ibu cara merawat Tali Pusat sebelum pulang
x. Melakukan prosedur edukasi pada Ibu cara perawatan payudara.
y. Melakukan prosedur edukasi pada Ibu cara menyusui yang baik dan benar.
z. Melakukan edukasi pada Ibu tentang Pemberian Susu Formula/ Bila ASI bermasalah
aa.Melakukan edukasi pentingnya ASI Eksklusif.
bb. Melakukan edukasi Pentingnya Imunisasi pada Bayi
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Dalam upaya menyediakan sumber daya manusia yang kompeten salah satu upaya adalah
dengan menyelenggarakan program orientasi pegawai baru. Orientasi pegawai baru merupakan
kegiatan penting dalam proses penempatan pegawai pada unit kerja di lingkungan RSIA NABASA
Pada masa orientasi inilah peserta orientasi akan dapat memahami hal-hal yang ada dalam
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit seperti visi dan misi, budaya kerja, kebijakan dan prosedur
kerja, deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan, struktur, wewenang dan tanggungjawab serta hal-hal
lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan pelayanan.
Program orientasi pegawai baru di Instalasi Perinatal Nicu merupakan bagian integral dan tahapan dari
program orientasi pegawai baru RSIA NABASA sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan
koordinasi dan sinkronisasi dengan unit kerja terkait agar tujuan program orientasi dapat tercapai
dengan baik.
Tujuan :
1. Memberikan kesempatan bagi pegawai baru dan atau peserta didik dalam usaha mengenal dan
penyesuaian terhadap organisasi rumah sakit dan menumbuhkan perasaan positif dan menyenangkan
dalam pekerjaan baru.
2. Memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup berkaitan dengan organisasi perinatologi
3. Memberikan pemahaman berkaitan dengan peraturan yang berlaku di perinatologi
4. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenang
5. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain yang terkait
6. Membantu pegawai baru menjadi pegawai yang profesional dalam bidang pekerjaannya
Tanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan orientasi adalah Koordinator Perawat perinatologi yang dalam pelaksanaan
kegiatannya berkoordinasi dengan petugas lainnya yang terkait
Materi Orientasi :
1. Materi Orientasi pegawai baru :
a. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Perinatologi
b. Pedoman Pelayanan Instalasi Perinatologi
d. Kebijakan dan SPO Instalasi Perinatologi
Sasaran
Sasaran program orientasi adalah : pegawai baru yang baru diterima di RSIA NABASA PONTIANAK
Metode :
1. Paparan materi
3. Bimbingan
4. Observasi lapangan
5. Praktek di lokasi kerja
Materi Orientasi
pegawai baru :
a. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Perinatologi
b. Pedoman Pelayanan Instalasi Perinatologi
d. Kebijakan dan SPO Instalasi Perinatologi
e. Observasi lapangan dan praktek kerja
Penilaian :
Penilaian kepada peserta orientasi pegawai baru dilaksanakan oleh Koordinator perawat Instalasi
Perinatalogi setiap bulan dan atau pada akhir pelaksanaan orientasi
Dokumentasi :
1. Dokumentasi pelaksanaan orientasi disimpan di unit kerja.
2. Dokumentasi Penilaian Orientasi dibuat rangkap dua ( 2 ) ; satu disimpan di unit kerja dan satu
diserahkan kepada Kepala Instalasi Diklat .
3. Laporan dibuat kolektif untuk satu unit kerja, ditandatangani oleh peserta orientasi dan disahkan oleh
Koordinator perawat Instalasi Perinatal Nicu , mengetahui Kepala Instalasi Diklat , dibuat rangkap dua
( 2 ) ; satu disimpan di unit kerja dan satu diserahkan ke Instalasi Diklat .
BAB X
RAPAT

Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Setiap 3 Bulan sekali
jam : 12.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Perinatologi
Peserta : Managemen keperawatan, Koordinator ruang, perawat pelaksana
Materi :
1. Evaluasi kinerja Unit
2. Evaluasi SDM Unit Ruang Perinatologi
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Asuhan Keperawatan.
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM unit Ruang Perinatologi
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan Ruang Perinatologi Kelengkapan
Rapat Meliputi :
1. Undangan
2. Daftar Hadir
3. Notulen Rapat 4. Laporan/Rekomendasi
Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Ruang Perinatolog
Peserta : Koordinator anggota
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
BAB XI
PELAPORAN

A. Laporan Harian
Mencangkup tanggal, shif, nama pasien, umur, diagnosa, tindakan, tanda-tanda vital, pasien keterangan
asal pasien atau rujukan.yang membuat adalah perawat yang bertugas saat itu.
B. Laporan Bulanan
Mencakup jumlah tindakan tiap bulan, nama pasien diagnosa awal dan diagnosa akhir,indikasi pasien
atau rujukan, laporan PMKP, SIMRS, MPDN, Sihalo dan SISRUTE.
C. Laporan Tahunan
Mencangkup jumlah capaian pelayanan yang dilakukan di ruangan tiap bulan yang di kumpulkan
langsung ke bagian manajemen rumah sakit.

Mengetahui,

Direktur RSIA NABASA Kepala Unit Perinatologi

Dr. Fera Simbolon Merry Lestari, A.Md.Kep

Anda mungkin juga menyukai