PONTIANAK
PONTIANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang adasekarang ini dan berkembangnya pelayanan
kesehatan saat iniserta semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagimasyarakat, diperlukan suatu
peningkatan pelayanan kesehatanagar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu.Oleh karena
itu, Ruang Perinatologi merupakan salah satu bagianpelayanan kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan
medis yang aman, efektif dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan
profesional dalam menggunakan peralatan,obat-obatan yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia.
Pelayanan di Ruang Perinatologi meliputi : Perawatan BBLR,asfiksia neonatorum, sepsis neonatorum,
kelainan kongenital,ikterus, bayi dengan masalah minum/muntah, bayi yang lahirdengan infeksi intra uterin, bayi
yang lahir dengan tindakanvakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea dan bayidengan
kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit.
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatantersebut di atas, maka disusunlah pedoman
pelayanan RuangPerinatologi. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapatdikembangkan kapanpun seiring
dengan kemajuan teknologi dibidang kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi
2. Tujuan Khusus:
a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi.
b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi.
c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi.
d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang perinatologi.
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi.
g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi.
D. Batasan Operasional
Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan diRuang Perinatologi Rumah Sakit Ibu dan Anak
Nabasa ada 3 (tiga) Level, yaitu :
1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level I
Yaitu Perawatan Neonatus sehat :
Pelayanan Neonatus Dasar dan bayi beresiko rendah yang memerlukan Asuhan Keperawatan Dasar
minimal, dimana perawatan bayi utamanya dilakukan oleh ibu.Kriteria bayi baru lahir normal sehat:
a. Persalinan normal/tindakan tanpa komplikasi
b. Nilai Apgar 8/9
c. Berat lahir 2500 gram 4000 gram
d. Usia kehamilan 37 minggu 41 minggu
e. Tanpa kelainan congenital
f. Tanpa resiko penyakit
Rawat gabung / rawat bersama ibunya sampai pulang
E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman InstalasiRawat Inap adalah :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayan Publik.
2. Undang-Undang 35 Nomor Tahun 2009 tentang kesehatan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. Undang-Undang 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit sebagaimana telah diubah dengan
Undamh-Undang Nomor 11 Tahun 2020
4. Undang-Undang 34 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Setiap tenaga kesehatan yang ada diruangan perinatologi mempunyai tugas dan bertanggung
jawab terhadap semua tindakan keperawat terhadap pasien. Ketenagaan di perinatologi mengacu
kepada menteri kesehatan Republic Indonesia Nomor 34 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.
Setiap dokter spesialis anak harus memiliki SIP yang masih berlaku. Setiap perawat / bidan
yang bekerja harus memiliki SIP dan STR / sertifikat kompetensi. Memiliki kompetensi yang baik dalam
menegakkan diagnose keperawatan, maupun mengambil keputusan klinis dan terampil dalam melakukan tindakan
Keperawatan.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam upaya
manajemen pelayanan rawat inap perinatologi komponen yang ada dalam struktur organisasi
adalah:
1. Kepala ruangan.
2. Perawat pelaksana
3. Bidan pelaksana
Setiap tenaga yang berada dalam instansi tersebut mempunyai uraian tugasyang ditetapkan atau
disahkan oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Bagan struktu organisasi dan uraian tugas
masing-masing tenaga ditetapkan / disahkan oleh pimpinan atau direktur RSIA NABASA.
Kepala ruangan ranap perinatologi memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melaksanakan fungsi perencanaan p1 meliputi:
a. Merencanakan dan melaksanakan program kegiatan pelayanan keperawatan di unit
kerjanya,
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupunkualifikasi
untuk diruang perinatologi, koordonasi dengan bidang pelayanan medis.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga dalam setiap shift (pagi, sore, malam, libur hari
kebesaran agama, termasuk yang cuti tahunan dan cuti melahirkan)
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan p2 meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang perinatologi,
melalui kerja sama dengan petugas perinatologi
b. Menyusun jadwal / daftar dinas, libur dan cuti tenaga keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di RSIA Nabasa Pontianak
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d. Mengatur pembagian tugas perawat dan mengendalikan asuhan keperawatan.
e. Melaksanakan program orientasi kpeda tenaga keperawatan baru yang akan bekerja di
ruang perinatologi dibawah tanggung jawabnya.
f. Memberi orientasi kepda keluarga pasien meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah
sakit dan tata tertib diruang perinatologi
g. Memberi pengarahan, membimbing, dan memotivasi tenaga keperawatan melaksanakan
pelayanan/ asuhan keperawatan sesuai standar.
h. Mengadkan pertemukan sewaktu-waktu dengan staf keperawatan.
C. Distribusi Ketenagaan
D. Pengaturan Dinas
1. Pengaturan Jaga Dokter Spesialis
a. Dokter Spesialis Anak bertanggungjawab 1 x 24 jam dan melaksanakan visite.
b. Dokter Umum sebagai dokter jaga ruangan berjaga sesuai dengan pembagian shift yang sudah di atur.
dimana 1 shift 7 jam, terbagi menjadi 3 shift, yaitu Dinas Pagi dan Sore Malam.
c. Dan sekaligus merangkap sebagai dokter jaga di IGD RSIA Nabasa Pontianak.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang Perinatologi
1. Denah Instalasi Radiologi
R Observasi R. memandikan
R. Bayi LT
R. Ganti Perawat
B. Standar fasilitas
1. Pendekatan yang dilakukan dalam menentukan standar peralatan adalah:
a. Pengembangan pelayanan perinatologi disarana pelayanan kesehatan tersebut.
b. Cara kerja peralatan diruang perinatologi
c. Kelengkapan / peralatan dasar yang tersedia.
2. Jenis Peralatan
Standar fasilitas yang ada ranap perinatologi RSIA Nabasa saat ini sudah memenuhi
standar pelayanan perinatologi di sarana pelayanan kesehatan sesuai peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 604 Tahun 2008 tentang pedoman pelayanan
maternal, perinatal, pada rumah sakit kelas A, kelas B, kelas C, dan D.
Berdasarkan jenis sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
perinatologi jenis, kelengkapan, alat dan jumlah peralatan yang saat ini terdapat diruang
perinatologi RSIA Nabasa Pontianak adalah sebagai berikut:
C. Alur Kegiatan
1. Alur Dokter, Perawat, Bidan
a. Akan bertugas
1). Dokter masuk ke ruang perinatologi untuk melaksanakan kegiatan visite.
2) Perawat masuk ke ruang perinatologi untuk gantipakaian dan bertugas sesuai shiftnya
D. Alur Pasien
1. Pasien masuk Ruang Perinatologi :
a. Pasien masuk Ruang Perinatologi dari IGD/Rawat jalan/Ruang operasi/ Kamar bersalin/
Ruang Nifas,melalui administrasi.
b. Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis
c. Pasien yang masuk dari igd/ rajal harus Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station)
d. Pasien yang dari ruang bersalin atau dari ruang operasi langsung di rawat selanjutnya diruang
perinatologi.
e. Pasien sesudah 6 jam akan dimandikan dan setelah di visite oleh dokter spesialis selanjutnya di
rawat gabung dengan ibunya diruang perawatan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Admisi Pasien
Pasien yang akan masuk ruang perinatologi sebelum masuk ruangan oleh tenaga keperawatan
harus dilakukan serah terima pasien memastikan pasie
meliputi:
1. Identitas pasien
a. Identitas pasien yang ditulis di gelang pasien terdiri dari nama, tanggal lahir dan nomor
rekam medik,
b. Gelang identitas yang digunakan sesuai dengan jenis kelamin pasien, dimana gelang
warna pink perempuan dan gelang warna biru laki-laki
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada petugas
atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda tangan keluarga pasien sebagai
penanggung jawab serta bersedia dengan peraturan serta pelayanan yang akan diberikan
diruang perinatologi RSIA Nabasa.
General consent perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau pasien atas
penandatanganan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien
2. Perawat harus memasangkan gelang nama ketangan pasien
3. Skrining pasien harus dilakukan oleh perawat.
a. Melakukan anamnesa pasien
b. Melakukan pemeriksaan fisik
c. Mengumpulkan dat objektif dan subjektif
d. Menegakkan diagnose keperawatan atau kebidanan melakukan kolaborasi dengan dokter
terkait mendapatkan therapy
e. Melaksanakan instruksi dokter DPJP
f. Melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan
g. Melakukan pendokumentasian distatus pasien sesuai dengan formulir yang tersedia dan
semua tindakan yang sudah dilakukan
4. Edukasi yang sudah dilakukan tindakan edukasi dapat dilihat dalam status pasien pasien atas
edukasi yang sudah dilakukan petugas sebelumnya dan dapat di klarifikasi kembali kepada
petugas yang mengoperkanya. Dengan tujuan agar petugas adapat merencanakan kegiatan
edukasi yang sifatnya pasien atau keluarga memahaminya.
C. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke laboratorium dan radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan diagnose awal (lihat PPK
sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat panduan pelayanan
yang terintergramasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegakkan diagnose asuhan dengan melihat respon pasien
yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar
asuhan kasus pasien tersebut)
6. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif maupun obyektif maka
lakukan analisa sehingga diagnose dapat ditegakk
D. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik, mesureable, actual, realita dan
time ( SMART)
1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway
c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan yang terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data Obyektf,A; asesmen/
diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite
f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor perkembangan pasien
tersebut
2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master perencanaan asuhan
keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim, atau tenaga
keperawatan lain yang ditunjuk.
3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang terintergramasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi dokter dan hasil
asesmen
4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan perkembangan yang
terintergramasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang diajukan dokter dan hasil
visite.
E. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis diruang perinatologi adalah tindakkan yang
tidak dapat dilimpahkan kepada tenaga perawat atau bidan, karena perawatan tidak memiliki
kewenangan dan kompetensi dan tindakkan tersebut atau implementasi yang sifatnya
memberikan bimbingan kepada tenaga perawat.
Jenis tindakkan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakkan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan cairan
b. Pemasangan umbilical bayi
c. Memberi inform consent terkait tindakkan operasi
d. Pemasangan laringoskop(ETT)
e. Memindahkan pasien keruang nicu
f. Merujuk pasien kerumah sakit yang lebih lengkap fasilitasnya
g. Konsul kepada sub spesialis atau konsulen dalam bidang khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat / bidan adalah tindakkan yang bersifat
kolaborasi / pelimpahan wewenang maupun asuhan mandiri.
c. Nutrisi
1). Pemasangan OGT
2). Pemberian pasi / asi via dot
3). Pemberian asi via cup
4). IMD (inisiasi menyusui dini)
5). Suntik IM, IV
d. Eliminasi
1). Tamping tinja bayi
2). Tamping urin bayi
F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi yang sifat formatif
(setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan terutama pada kolom Planing
dicatata apakah therapy di stop atau dilanjutkan.
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang sifat formatif (setelah
tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O” (obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah pemberian obat atau
edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom “O” (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan therapy diberhentikan dan
perbolehkan pulang
b. Lakukan resemu pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan riwayat penyakit
dalam pertimbangan therapy yang akan datang
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan perawatan (lihat panduan
asuhan pasien terminal)
1). Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2). Buka baju pasien
3). Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4). Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5). Tutup dengan laken
6). Infokan kekeluarga jika jenazah sudah bias dibawa pulang
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah sakit dikarenakan sarana
tidak lengkap, permintaan sendiri dari pasien adapun persiapan yang harus dilakukan
1).Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima rujukan lihatpanduan
Komunikasi dan informasi )
2). Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan minta formulir kondisi
ambulan saat ini
3.)Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk sesuai dengan kondisi
pasien (lihat pada panduan transfer pasien)
4). Siapkan formulir rujukan, dan document penting lainnya
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan barang-barang logistik di ruang perinatologi terdiri dari barang tetap dan
barang habis pakai. Barang tetap terdiri dari peralatan medis, peralatan keperawatan, alat tenun
dan peralatan rumah tangga. Sedangkan barang habis pakai terdiri dari : Obat-obatan dan bahan
habis pakai alkes (BHP), alat kebersihan, Cetakan dan Alat Tulis Kantor (ATK)
Untuk proses pengadaan barang habis pakai di tiap ruangan melalui 3 proses, yaitu :
1. Perencanaan
Kepala Ruangan mendata kebutuhan barang (BHP, alat kebersihan, cetakan dan ATK) dalam 1
tahun dan membuat rencana kebutuhan berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10%
2. Permintaan
Permintaan kebutuhan barang perbulan ruangan dilakukan setiap awal bulan sesuai jadwal ke
bagian farmasi untuk BHP, dan ke bagian penyimpan barang untuk alat kebersihan, cetakan dan
ATK
3. Penyimpanan
Penyimpanan barang dilakukan di tiap ruangan selama 1 bulan
A. Barang Tetap
1. Peralatan Keperawatan
a. Ruang rawat inap perinatologi
1). Inkubator
2).Baby scale man
3). Neonatal transport incubator
4). Radian warmer
5). Infusion pump
6). Syringe pump
7). Suction
8). Standar infuse
9). Laringoskop
10). Bag mask neonatus
11). Manometer
12). Termometer digital
13). Phototerapi
14). 1Bed side monitor neonate
15). Humidifier
16). Puls
17). Tromol besar
18). Neerbeken
19). Klem
20). Pinset
21). Gunting tali pusat
22). Bak stainless kecil
23). Bak stainless sedang
24). Kit partus/resusitasi
25). Stetoskop bayi
26). Lemari obat kaca
27). Meja perasat/tindakan
28). Tutup Fototerapi
b. Alat tenun
1). Selimut bayi
2). Sprey inpan warmer
3). Sprey bayi
4). Perlak
5). waslap
6). Gordin
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk memberikan
jaminan keselamatan pasien sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayanan ruang perinatologi
meningkat. Keselamatan pasien termasuk asesmen resiko pasien. Pelaporan setiap kali terjadi
insident dianalisis dan di tindak lanjuti dengan implementasi tang dpat berulangnya kembali
insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap pasien.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadiya cedera yang disebabkan oleh tindakkan pelayanan
yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan selain itu agar terciptanya
budaya keselamatan pasien.
2. Peningkatan komunikasi efektif antar perawat dan tenaga kesehatan lainnya komunikasi verbal
antar perawat dan staf lainnya, yang mampu mengurangi kesalahan dan meningkatkan
keselamatan pasien selama dalam perawatan dirumah sakit melalui pemberian informasi yang
tepat waktu, akurat, lengkap jelas dan dipahami oleh penerima pesan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang memiliki tenaga kerja yang banyak
dengan tingkat resiko yang tinggi terkena penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja. Oleh
karena itu rumah sakit wajib untuk melakukan pencegahan yaitu dengan menerapkan program
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
merupakan salah satu bentuk nyata dalam menciptakan tempat kerja yang aman, lingkungan yang
sehat dan terbebas dari penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja. salah satu bentuk nyata
dalam menciptakan tempat kerja yang aman, lingkungan yang sehat dan terbebas dari penyakit
akibat kerja ataupun kecelakaan kerja.
Undang-undangnomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa uapaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja. Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori tersebut
diatas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja program kesehatan dan
keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan kelauarga bertujuan melindungi karyawan dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan didalam dan luar rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai banyak potensi bahaya yang dapat mengancam jiwa dan kehidupan
khususnya untuk karyawan di rumah sakit, para pasien dan para pengunjung yang ada di lingkungan
rumah sakit (Kemenkes, 2007)
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dan perlindungan terhadap
pekerja dalam hal ini instalasi rawat inap dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah
adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan mengkatkan produktifitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah:
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksud untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada ditempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat
b. Agar factor-faktor produksi dapat dipakai secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancer tanpa hambatan
2. Klasifikasi kecelakaan kerja diruang perinatologi adalah;
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakan
1). Menghirup obat berbahaya ketika melakukan pencampuran obat.
2). Terjatuh
3). Tersandung benda
4). Terkena arus listrikyang terhubung dengan alat-alat kesehatan
b. klasifikasi menurut agen penyebabnya:
1). Tertusuk jarum suntik
2). Lingkungan kerja yang panas
3). Pencahayaan yang kurang ditempat kerja
c. klasisfikasi menurut jenis luka dan cidera:
1). Efek terkena menghirup obat
2). Keseleo, dislokasi, terkilir
3). Nyeri otot dan kejang
4). Luka tergores
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu
dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya
kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi pemeliharaan
sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup
Sistem Ventilasi
Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir searah
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu program yang objektif dan berkelanjutan untuk menilai
dan memecahkan masalah yang ada sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
mencapai standar klinis yang bermutu.
Pengembangan mutu instalasi rawat inap meliputi:
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan ruang perinatologi ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dan kebidanan diruang perinatologi. Dengan
adanya pedoman ini diharapkan dapat tersusun standar pelayanan keperawatan diruang perinatologi,
standar asuhan keperawatan di ruang perinatologi dan tersusunya prosedur atau protap kerja diruang
perinatologi. Perawat dan bidan dalam hal ini sangat memegang peranan penting strategis untuk
menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien diruang perinatologi. Untuk itu
pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dan bidan diruang perinatologi dalam
memberika asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT PERINATOLOGI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Ibu Dan Anak NABASA Pontianak sebagai sarana pelayanan kesehatan 24
jam, dengan jumlah dan jenis tenaga bervariasi, jenis pelayanan yang berbeda-beda, tentu saja
harus mempunyai aturan dan pedoman, sehingga pengorganisasian tergambar dengan baik.
Ruang Perinatologi merupakan sebuah unit pelayanan khusus bagi bayi baru lahir yang
mempunyai masalah/ sakit sampai usia satu bulan. Seperti telah diketahui bersama bahwa
keadaan bayi baru lahir dipengaruhi oleh banyak hal sejak didalam kandungan ibunya, selama
proses persalinan dan setelah kelahiran. Beberapa masalah dapat terjadi pada bayi baru lahir
sehingga memerlukan penanganan dan perawatan khusus agar bayi dapat diselamatkan dan
mempunyai kualitas hidup yang baik.
Dari uraian diatas perlu ditetapkan suatu pedoman pengorganisasian diharapkan tidak
akan terjadi duplikasi, tumpang tindih, kesenjangan pelaksanaan maupun hierarki karena
hubungan kerja yang tidak jelas. Kami menyadari bahwa untuk merumuskan standar pelayanan
dan pedoman tentang uraian tugas, wewenang, tanggungjawab, dan hubungan kerja bagi
pemegang jabatan bukanlah merupakan pekerjaan yang ringan dan mudah, sehingga dalam
kurun waktu tertentu senantiasa memerlukan penyempurnaan.
B. Tujuan
1. Umum :
Pengaturan pedoman organisasi Rawat Inap bertujuan untuk mewujudkan organisasi
rawat yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai misi sesuai tata kelola
yang baik (Good Corporat-Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical
Governance).
2. Khusus :
a. Sebagai pedoman dalam mengelola dan tata kerja di Rawat Inap RSIA Nabasa
Pontianak
b. Sebagai acuan dalam melaksanakan tugas-tugas di Rawat Inap RSIA Nabasa
Pontianak
BAB II
A. Pendahuluan
Rumah sakit ibu dan anak nabasa merupakan salah satu layanan kesehatan milik swasta
di kota Pontianak yang dilengkapi dengan layanan medis 24 jam. Berlokasi di Jalan Sungai
Raya Dalam No.65 Pontianak. Diatas areal tanah seluas ± 1.745 m2 dan luas bangunan
827,762 m2 .
Rumah sakit ibu dan anak nabasa didirikan di Pontianak pada tanggal 04 Februari 2011.
Berlokasi di Jalan Sungai Raya Dalam No.65 Pontianak. Diatas areal tanah seluas ± 1.745
m2 dan luas bangunan 827,762 m2 . Secara legalitas disahkan pada tanggal 11 November
2011, dengan Nomor Surat Izin 503/02/BP2T/RS/2013 dan tanggal surat izin 25/07/2013
dari Walikota Pontianak.
Rumah sakit ini dikelola oleh PT. Leone Nauli yang berkedudukan di Pontianak.
Rumah sakit ibu dan anak nabasa memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain:
poli kandungan, instalasi gawat darurat, instalasi bedah, kamar bersalin, rawat jalan, rawat
inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP A, VIP B, VIP C yang dilengkapi pelayanan
laboratorium, farmasi, dan anastesi.
Rumah Sakit harus mengikuti standar baku pelayanan rumah sakit yang ditetapkan oleh
pemerintah. Selain itu, rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan medik yang solid,
berkelas, memiliki standar baku pelayanan medik, mampu berkembang sesuai dengan
perkembangan kondisi dan tuntutan zaman, turut menciptakan atau menjaga kelestarian
lingkungan serta memberikan kepuasan kepada masyarakat.
Sebagai Rumah sakit yang baru berkembang, untuk lebih memantapkan gerak langkah
seluruh komponen pendukung dan penyelenggara rumah sakit ibu dan anak nabasa agar
seirama, selaras, serasi dan terpadu serta berusaha setiap waktu meningkatkan dan
menyempurnakan pelayanannya kepada masyarakat sebagai wujud pencapaian visi dan
misinya.
BAB III
VISI, MISI, DAN MOTTO
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak Nabasa Visi, Misi dan Motto Rumah
Sakit Ibu dan Anak Nabasa
1. Visi
Menjadi Rumah Sakit Terbaik Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Se-
Kalimantan Barat.
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas pelayanan ibu dan anak.
b. Meningkatkan kesiapan sebagai pusat rujukan primer ibu dan anak dalam gerakan
sayang ibu.
c. Meningkatkan kualitas SDM tenaga kesehatan terutama dalam pelayanan obstetric
neonatal emergency komprehensif.
d. Meningkatkan pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat terutama sosial ekonomi
menengah kebawah.
3. Motto
Dengan senyum dari hati kami siap menemani, menolong dan melayani anda.
1. Dokter Umum 9
5. Perawat Anastesi 4
6. Perawat 31
7. Bidan 16
8. Apoteker 6
9. Gizi 3
10. Kesling 1 1
12. Administrasi 5
14. Satpam 4
15. Radiologi 1
16. Laboratorium 3
17. IT 1
18. Supir 2
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSIA NABASA PONTIANAK
OK RANAP HRD
LT III LAUNDRY
PERINATOLOGI
FARMASI
SANITASI
LAB
PEMELIHARAA
GIZI N SARANA
RM
B. Uraian Jabatan
1. Direktur Pt. Leone Nauli
Denny Juniaty, SE.Ak
2. Direktur RSB Nabasa
dr. Ferawati Simbolon
3. Komite Medik
Dr. I Nyoman Sudiatmika, Sp.A
4. Komite Keperawatan
Devihasti Nurrayda, S.Kep.Ners
5. Komite Mutu
dr. Riska Subono, Sp.OG
6. SPI ( Satuan Pemeriksaan Internal )
dr. David Rainer Irianto Hutajulu
7. PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)
Merlin N Tarigan, Amd.Keb
Ulfah Amini, S.Kep,Ners
8. K3RS (Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
dr. Ferawati Simbolon
Agustinus Denilson Risa Kota, SKM
KOORDINATOR PERINATOLOGI
SILVERIA JUNITA ASRI K.S A.MD. KEP MAHADWAL MANIA A.MD. KEP
(PJ ADMINISTRATIF)
(PJ ADMINISTRATIF)
PERAWAT PELAKSANA
(PJ KEBERSIHAN)
BAB VI
URAIAN JABATA
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
IGD FARMASI
VK
OK
LABORATOTIUM
KASIR
PERINATOLOGI
LOGISTIK
UMUM
OPERATOR
TEHNISI
RADIOLOGI
SUPIR REKAM
MEDIS
A. Keterkaitan Hubungan Kerja
1. Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis di Perinatologi diperoleh dari bagian logistik farmasi
dengan prosedur permintaan sesuai SPO.
2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di Perinatologi, diperoleh dari
logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO.
3. Laboratorium
Pasien Perinatologi yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan
formulir / blangko permintaan laboratorium oleh perawat dan formulir / blanko
diserahkan kepada petugas laboratorium oleh perawat Perinatologi.
4. Umum/Tehnisi
Kerusakan alat medis dan non medis di perinatologi akan dilaporkan dan diajukan
perbaikan ke bagian tehnisi dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai dengan SPO
5. Rekam Medis
Pasien yang dirawat Perinatologi RSIA NABASA status medis pasien, dan yang sudah
selesai/meninggal/APS status medis pasien diminta kembali ke bagian rekam medis oleh
petugas admission
6. Radiologi
Pasien Perinatalogi yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan formulir
permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter, dan formulir diserahkan ke petugas
radiologi oleh perawat perinatologi (prosedur pemeriksaan radiologi pasien Perinatalogi
sesuai SPO terlampir).
7. Operator
Apabila Perinatalogi membutuhkan sambungan telphone RS lain, kita menghubungi
operator untuk disambungkan.
8. Kasir
Pasien yang pulang,APS/meninggal akan diantar ke bagian kasir untuk menyelesaikan
administrasi.
9. IGD
Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan, maka pasien akan dibuatkan
surat pengantar rawat Perinatalogi oleh dokter, penanggung jawab/keluarga pasien
dianjurkan untuk ke bagian igd setelah penanggung jawab/keluaraga pasien
menandatangani surat persetujuan rawat Perinatologi, maka pasien diantar oleh perawat
IGD ke ruang Perinatalogi.
10. Umum/Supir
Pasien Perinatalogi yang memerlukan rujukan ke RS lain atau meninggal dapat
menggunakan ambulance RSIA NABASA bila keadaan memungkinkan.
11. VK
Apabila ada pasien ibu melahirkan / partus normal, bidan akan menelpon perawat
peri untuk membersihkan bayi dan melakukan pemeriksaan antopometri
12. OK
Jika pasien ibu yang sudah terencana untuk operasi / sc maka perawat perinatologi ikut
serta mengikut sc tersebut bersama dokter anak untuk mendapingi dokter anak dan
melakukan pemeriksaan antopometri
BAB VIII
POLA KETENAGAAN
Dalam upaya menyediakan sumber daya manusia yang kompeten salah satu upaya adalah
dengan menyelenggarakan program orientasi pegawai baru. Orientasi pegawai baru merupakan
kegiatan penting dalam proses penempatan pegawai pada unit kerja di lingkungan RSIA NABASA
Pada masa orientasi inilah peserta orientasi akan dapat memahami hal-hal yang ada dalam
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit seperti visi dan misi, budaya kerja, kebijakan dan prosedur
kerja, deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan, struktur, wewenang dan tanggungjawab serta hal-hal
lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan pelayanan.
Program orientasi pegawai baru di Instalasi Perinatal Nicu merupakan bagian integral dan tahapan dari
program orientasi pegawai baru RSIA NABASA sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan
koordinasi dan sinkronisasi dengan unit kerja terkait agar tujuan program orientasi dapat tercapai
dengan baik.
Tujuan :
1. Memberikan kesempatan bagi pegawai baru dan atau peserta didik dalam usaha mengenal dan
penyesuaian terhadap organisasi rumah sakit dan menumbuhkan perasaan positif dan menyenangkan
dalam pekerjaan baru.
2. Memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup berkaitan dengan organisasi perinatologi
3. Memberikan pemahaman berkaitan dengan peraturan yang berlaku di perinatologi
4. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenang
5. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain yang terkait
6. Membantu pegawai baru menjadi pegawai yang profesional dalam bidang pekerjaannya
Tanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan orientasi adalah Koordinator Perawat perinatologi yang dalam pelaksanaan
kegiatannya berkoordinasi dengan petugas lainnya yang terkait
Materi Orientasi :
1. Materi Orientasi pegawai baru :
a. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Perinatologi
b. Pedoman Pelayanan Instalasi Perinatologi
d. Kebijakan dan SPO Instalasi Perinatologi
Sasaran
Sasaran program orientasi adalah : pegawai baru yang baru diterima di RSIA NABASA PONTIANAK
Metode :
1. Paparan materi
3. Bimbingan
4. Observasi lapangan
5. Praktek di lokasi kerja
Materi Orientasi
pegawai baru :
a. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Perinatologi
b. Pedoman Pelayanan Instalasi Perinatologi
d. Kebijakan dan SPO Instalasi Perinatologi
e. Observasi lapangan dan praktek kerja
Penilaian :
Penilaian kepada peserta orientasi pegawai baru dilaksanakan oleh Koordinator perawat Instalasi
Perinatalogi setiap bulan dan atau pada akhir pelaksanaan orientasi
Dokumentasi :
1. Dokumentasi pelaksanaan orientasi disimpan di unit kerja.
2. Dokumentasi Penilaian Orientasi dibuat rangkap dua ( 2 ) ; satu disimpan di unit kerja dan satu
diserahkan kepada Kepala Instalasi Diklat .
3. Laporan dibuat kolektif untuk satu unit kerja, ditandatangani oleh peserta orientasi dan disahkan oleh
Koordinator perawat Instalasi Perinatal Nicu , mengetahui Kepala Instalasi Diklat , dibuat rangkap dua
( 2 ) ; satu disimpan di unit kerja dan satu diserahkan ke Instalasi Diklat .
BAB X
RAPAT
Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Setiap 3 Bulan sekali
jam : 12.00 s.d selesai
Tempat : Ruang Perinatologi
Peserta : Managemen keperawatan, Koordinator ruang, perawat pelaksana
Materi :
1. Evaluasi kinerja Unit
2. Evaluasi SDM Unit Ruang Perinatologi
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Asuhan Keperawatan.
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM unit Ruang Perinatologi
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan Ruang Perinatologi Kelengkapan
Rapat Meliputi :
1. Undangan
2. Daftar Hadir
3. Notulen Rapat 4. Laporan/Rekomendasi
Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas dan diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Ruang Perinatolog
Peserta : Koordinator anggota
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.
BAB XI
PELAPORAN
A. Laporan Harian
Mencangkup tanggal, shif, nama pasien, umur, diagnosa, tindakan, tanda-tanda vital, pasien keterangan
asal pasien atau rujukan.yang membuat adalah perawat yang bertugas saat itu.
B. Laporan Bulanan
Mencakup jumlah tindakan tiap bulan, nama pasien diagnosa awal dan diagnosa akhir,indikasi pasien
atau rujukan, laporan PMKP, SIMRS, MPDN, Sihalo dan SISRUTE.
C. Laporan Tahunan
Mencangkup jumlah capaian pelayanan yang dilakukan di ruangan tiap bulan yang di kumpulkan
langsung ke bagian manajemen rumah sakit.
Mengetahui,