Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang di selenggarakan oleh suatu organ-
isasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyem-
buhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu,keluarga,kelompok,dan
masyarakat.

Pelayanan Kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat


memuaskan setiap pemakai jasa kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk,dimana pemyelenggaraannya harus berdasarkan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah di tetapkan.
Pelayanan Perinatologi merupakan pelayanan yang di berikan kepada pasien
dimana pasien memerlukan tindakan yang cepat dan tepat serta pelayanan yang
emergency untuk pasien dengan kondisi yang kritis dan memerlukan observasi
khusus dengan menggunakan peralatan yang langka
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur, dan segala proses di
bidang pelayanan Perinatologi di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan neonatus yang bermutu dan mengutamakan keselamatan
pasien dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
b. Terlaksananya manajemen pelayanan neonatus dari aspek administrasi &
manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kalideres.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres meliputi
1. Pelayanan pada pasien 0- 28 hari yang memerlukan pengawasan ketat
sehingga di perlukan perawatan yang lebih intensif mulai perina level II
sampai pelayanan Neonatus Intensive Care (NICU)
2. Lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada :
a). Pelayanan Perina Level II meliputi:
1). Bayi yang lahir dengan usia kehamilan lebih dari 32
minggu dan memiliki berat badan > 1500 gram yang tidak
memiliki ketidak matangan fisiologis seperti
apnea.prematuritas,ketidak mampuan dalam asupan oral
atau menderita sakit yang tidak di antisipasi sebelumnya.
2). Bayi yang memerlukan infus intra vena perifer dan
mungkin nutrisi parenteral untuk jangka waktu terbatas
3). Gangguan haemodinamik ringan yang membutuhkan
pemantauan hemodinamik dengan kriteria fisiologi
pernafasan > 60x/menit, nadi 140-160x/menit,kecukupan
oksigen dalam darah di bawah 88%
4). Ikhterik neonatorum yang perlu terapi fototherapi dan
terapi cairan dengan hasil bilirubin bayi >12 mg /dl
5). GED Ringan - Sedang ,hipoglikemia dengan hasil
Gds < 40g.dl

6). Asfiksia sedang dengan kriteria fisiologis frekuensi


nafas 60-80x/menit,retraksi ringan,sianosis,merintih yang
memerlukan alat non infansif ( NCAP )
7). gangguan nafas ringan sedang
8). BBLR 1500-2500 gram tanpa konflikasi
b). Pelayanan NICU merupakan asuhan neonatal dengan
ketergantungan tinggi (Ruang Rawat Neonatus Asuhan Khusus) yaitu
memerlukan perawatan intensif dengan kemampuan memberikan alat
bantu nafas menggunakan Ventilator atau CPAP (Continuos Positive
Airway Pressure)
b. Batasan Operasional
1. Berdasarkan pada dokter yang merawat
Perina oleh dokter spesialis anak
2. Berdasarkan umur pasien
Status untuk bayi 0-28 hari
3. indikasi pasien masuk dari ruang kamar bersalin ke ruang perinatologi.
Pelayanan keperawatan neonatus level II dan NICU
4. Indikasi pasien pulang dari ruang perinatologi
Bayi dalam keadaan stabil dengan kriteria fisiologis :
a. Pada bayi premature dengan berat badan 1800-2000 gram dengan
kenaikan berat badan bayi naik 20-30 gram/minggu selama 3 hari
berturut-turut.
b. Hemodinamik stabil frekuensi nafas 40-60x/menit,HR 120-
140Xmenit, saturasi di atas 90 % dan sudah lepas oksigen.

Pedoman Pelayanan Perinatologi 1 / 30


c. Pada bayi hiperbilirubin,hasil laboratorium nilai bilirubin
10mg/dl,ikterik tidak ada.
a. ,bayi sudah dapat minum adlib dengan total minum 240 ml/24 jam
untuk usia bayi 3-5 hari
b. hasil laboratorium sudah normal
5. Indikasi Pasien Rujuk Ke Rumah Sakit Lain
a. Memerlukan Tindakan dan fasilitas yang lebih tinggi dari yang di
miliki RSUD Kalideres seperti Tindakan MRI
b. Diluar kemampuan RSUD kalideres atau Memerlukan penanganan
dokter sub spesialis anak .
c. Kelainan bawaan ringan - berat dengan gawat darurat
d. Fasilitas belum ada
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada saat merujuk pasien
a. Sistem rujukan melalui SPGDT
b. Keluarga boleh di libatkan dalam mencari tempat di rs lain dengan
membawa surat pengantar dari dokter yang menangani
c. Selama transfortasi ,pertahankan kondisi pasien tetap stabil,jaga
temperature bayi tetap hangat
c. Landasan Hukum
1. Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
2. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
4. Undang-undang no 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
5. Undang-undang republic Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang
keperawatan
6. Peraturan menteri kesehatan republic indonesia nomor 2052 tahun
2011 tentang izin praktik dan pelaksaan praktik kedokteran.
7. Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia no 17 tahun 2013
tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat

Pedoman Pelayanan Perinatologi 2 / 30


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di unit kerja Perinatologi ,
adapun daftar kualifikasi ketenagaan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan di ruang perinatologi adalah sebagai berikut :

a. Dokter spesialis anak


b. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan
dalam satu shift
c. Satu perawat untuk 3-4 pasien/ tempat tidur dalam satu shift untuk
perawatan perina LEVEL II, sedangkan Untuk perawatan NICU
satu perawat untuk 1-2 pasien dalam satu shiftnya.

C. Pengaturan Jaga

Pedoman Pelayanan Perinatologi 3 / 30


1. Pengaturan jadwal dinas atau jadwal jaga ruang perinatologi di buat
untuk periode satu bulan oleh kepala ruangan dan di realisasikan oleh
perawat pelaksana perinatologi untuk pelaksanaan 1 bulan dan dibuat
oleh satu minggu sebelum bulan pemberlakuan dan diserahkan
kepada kepala Sie penunjang medis dan keperawatan dan diinput
untuk data bidang SDM paling lambat tanggal 26 setiap bulannya,
dibuat untuk jangka waktu satu bulan. Terdapat 3 kategori yaitu non
shift 1, nonshift 2 dan shift sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan
oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres. Untuk dinas shift, pola jaga
sesuai dengan yang ditetapkan yaitu P P S S M M LD dan L atau sesuai
dengan kondisi dari ruangan dengan persetujuan dari Kepala Sie
Penunjang Medis dan Keperawatan. Terdiri dari 5 kelompok keja yaitu
shift pagi, sore, malam, lepas dinas dan libur.
2. Pertukaran jadwal dinas perawat perinatologi di beritahukan kepada
kepala ruangan Instalasi dengan mendapatkan persetujuan dari kepala
sie penunjang medis dan keperawatan
3. Pengaturan Jaga di Ruang Perinatologi adalah sebagai berikut :
a. Tenaga Medis
1. Dokter Spesialis Anak berjaga secara On Call
2. Dokter Umum berjaga secara On Site dalam 24 jam terbagi
menjadi 3 waktu dinas yaitu pagi,sore dan malam,dokter umum
merangkap dokter IGD dan dokter jaga ruangan
b. Tenaga perawat
1. Terdiri dari perawat di ruangan yang berjaga secara On Site
dalam 24 jam terbagi menjadi 3 waktu dinas yaitu dinas
pagi,sore dan malam
2. Pembagian waktu dan jam dinas
 Dinas Pagi : 07,30 -14
 Dinas Sore : 14 - 20,30
 Dinas Malam : : 20,30 - 07,30
4. Pelatihan
1. Kegawat daruratan neonatus
2. Resusitasi neonatus

Pedoman Pelayanan Perinatologi 4 / 30


3. Penggunaan NCAP
4. Pelatihan NICU Komprehensif
5. Pengoperasian syring pump
6. Pengoperasian incubator
7. Penghitungan obat-obatan

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Kapasitas Instalasi perinatologi

1. Instalasi Perinatologi memiliki perawatan level II Isolasi dan Non Isolasi

Pedoman Pelayanan Perinatologi 5 / 30


2. Instalasi Perinatologi memiliki perawatan NICU ( Neonatus Intensive Care
Unit ) Isolasi dan Non Isolasi
3. Jarak antar TT ( Incubator ) minimal 1 meter
B. Standar fasilitas

1. Fasilitas dan prasarana


Instalasi pelayanan perinatologi berada di lantai 3 ,satu lantai dengan ICU-PICU
dan HCU
2. Peralatan
a. Standar alat medis

NO NAMA ALAT JUMLAH


1 Inkubator 2
2 Cpap 2
3 Mesin suction 1
4 Baby table 1
5 Set emergency 1
6 Blue light 1
7 Syring pump 1
8 Stetoskop infant 1
9 Thermometer digital 1
10 Laringoskop set 1
infant
11 O2 konsentrat 1
12 1 set ambubag 1
13 Miksafe 1
14 Meja nakas 2
15 X-Ray Foto 1
16 Tabung oksigen 1

b. Standar alat non medis


No Nama alat Jumlah
1 Tempat sampah 2
2 Ember linen 2

Pedoman Pelayanan Perinatologi 6 / 30


3 Stimer botol susu 1
4 Standar infus 2
5 White board 1
6 Kulkas kecil 1
7 Pengatur suhu 1
ruangan
8 Bak mandi bayi 1
9 Jam dinding 1
10 Rak sandal 1
11 Sandal 5 pasang

c. Standar alat tenun

No Nama alat Jumah


1 Ines 4
2 Tutup blue light 5
3 Skort 4
4 Bedong bayi 8
5 Topi 10
6 Sarung guling 2
7 Sarung bantal 4
8 Handuk 1
9 Sprey 12

3. Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan untuk kapasitas 2 orang

No Nama alat Jumlah


Formulir pengkajian 1.1
awal
Formulir catatan 1.2
harian keperawatan
Formulir catatan 1.8

Pedoman Pelayanan Perinatologi 7 / 30


terintegrsi

( ccpt)
Formulir observasi 1.2
Sklala resiko jatuh 1.2
Daftar pemberian obat 1.1
Formulir informed 1.2
consent
Resume 1.1
Discharge planning 1.1
Formulir laboratorium 1.2
Formulir rujukan 1.1
Formulir pengantar 1.1
rawat inap
Formulir keluar masuk 1.1
pasien
Formulir survilans 1.1
Formulir visite dokter 1.1
Formulir pemilihan 1.1
DPJP
Formulir pndah DPJP 1.1
Formulir tahap 1.1
terminal
Formulir persetujuan 1.1
transfusi darah
Formulir DNR 1.1
Formulir APS 1.1
Formulir menolak 1,1
dirujuk
Buku register ranap 1.1
Buku register rujukan 1.1
Formulir inflementasi 1.8
keperawatan

Pedoman Pelayanan Perinatologi 8 / 30


Formulir sak 1.1

4. kalibrasi alat medis

Pengkajian alat medis di instalasi perinatologi di kelola oleh maintenance medis


RSUD kalideres berkoordinasi dengan coordinator ruangan perinatologi
a. Persiapan alat
a) Kartu pemeliharaan alat
b) 1 sarung tangan
c) 1 lap basah
d) 1 lap kering
e) 1 ember berisi cairan desinfektan
b. Cara kerja
a) Cantumkan kartu pemeliharaan pada setiap alat
b) Cantumkan petunjuk cara penggunaan alat medis pada setiap alat
c) Pemeriksaan alat secara berkala oleh bagian tekhnisi
d) Bersikan dan keringkan alat-alat sehabis pakai sesuai dengan petunjuk
e) Tempatkan semua peralatan di tempatkan yang aman pada tempat
masing-masing
c. Perbaikan peralatan kesehatan
a) Periksa peralatan yang ada di ruangan perina
b) Catat hasil perbaikan yang meliputi : tanggal perbaikan,nama petugas
yang memperbaiki

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Persiapan penerimaan Pasien baru


1) Persiapan alat

Pedoman Pelayanan Perinatologi 9 / 30


a) Timbangan bayi
b) Tempat tidur bayi
c) Phototerapi/ cpap
d) Syringe Pump
e) Inkubator
f) Monitor ( nadi, saturasi oksigen,pernafasan )
g) O2 konsentrat ( peralatan pemberian oksigen)
h) Thermometer

2) Prosedur penerimaan pasien baru


a) Menerima pasien baru dan melakukan serah terima
dengan perawat/bidan dari ruangan sebelumnya.
b) Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan
ketepatan identitas pasien dengan bertanya langsung kepada
orang tua pasien.
c) Menambahkan stiker gelang pasien dengan tanda alergi atau
resiko tinggi sesuai dengan ketentuan.
d) Melakukan pengkajian keperawatan
e) Melakukan observasi tanda-tanda vital.
f) Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan
pasien sesuai dengan kondisi pasien.
g) Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung
jawab dan melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
h) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam
medis pasien yang ditandatangani oleh perawat yang melakukan
tindakan.
i) melakukan greeting pada keluaga pasien tentang peraturan tata
tertib khusus di ruang perinatologi meliputi :
 jam berkunjung : - pagi jam 12.00-13.00 WIB
- Sore jam 17.00-18.00 WIB
 pengunjung di wajibkan menggunakan masker & baju scort
pada saat membesuk bayi

Pedoman Pelayanan Perinatologi 10 / 30


 selain petugas dan orang tua pasien tidak di perkenankan
masuk ke ruang perawatan perina,pengunjung yang lain hanya
di lorong perina/ kamar bersalin
 petugas akan menginformasikan tentang tindakan
medis,pengobatan dan penunjang yang dilakukan kepada
pasien tersebut ( RO,Lab dll )
 petugas tidak menghubungi orang tua apabila kondisi pasien
stabil dan petugas akan menghubungi dn menginformasikan
kepada orang tua jika kondisi menurun dan ada tindakan yang
lebih lanjut
3) Prosedur Medik
a) Pemasangan OGT
b) Pemasangan umbilikal
c) Pemasangan infus
d) Pemakaian inkubator
e) Pemasangan cpap
f) Pemasangan Ventilator
g) Pengoprasian fototerapi
h) Balance cairan
i) Pemakaian suction
j) Pemberian oksigen nasal
4) Penggunaan alat medik
a) Inkubator
Digunakan untuk bayi baru lahir yang memerlukan observasi di
Instalasi perinatologi
b) Syringe pump
Digunakan untuk pemberian obat-obatan secara maintenance
atau cairan rumatan
c) Suction
Digunakan untuk mengeluarkan lendIr dari mulut dan alat bantu
nafas pasien,tekanan suction untuk pasien bayi dengan tekanan
<100cm H2O
d) Cpap

Pedoman Pelayanan Perinatologi 11 / 30


Digunakan untuk bayi yang dapat bernafas spontan disertai
distress nafas
e) Monitor
Digunakan untuk pasien yang memerlukan observasi tanda-tanda
vital tiap jam
f) Ventilator
Digunakan untuk bayi dengan gangguan pernapasan berat

5) Pengiriman pasien
a) Pengiriman pasien ke radiologi
Sebelum pasien dibawa ke radiologi perawat terlebih dahulu
mendaftar agar petugas mempersiapkan ruang radiologi,seperti
mengecilkan suhu ac untuk menghindari pasien hipotermi
b) Pengiriman rujukan
Setiap pasien yang akan dikirim ke rs lain harus sesuai dengan spo
merujuk ke rs luar
c) Pengiriman status RM
Pasien yang dirawat di perinatologi,status akan di kembalikan lagi
ke RM dalam waktu 1x24 jam atau bila ada pasien lama yang
dirawat,maka RM akan memberikan status lamanya

Alur-alur pelayanan

Pedoman Pelayanan Perinatologi 12 / 30


Alur Pasien Dari Ruang bersalin dan atau Ruang
Rawat Gabung (level 1) Ke Perinatologi

Pasien mempunyai gangguan


kelainan

infom
Lapor Dr.jaga Anjurkan untuk
Consent ke Administrasi

Lapor dr.Anak

Perina

Tidak Setuju tanda Setuju menandatangani


tangan Penolakan persetujuan tindakan

Lapor Dr.Anak Pesan Tempat


Perinatologi
 Kondisi bayi
Bayi tetap di observasi  Status lengkap
Overan dengan Perawat
ketat di ruang bayi  Instruksi dr. yang
Perinatologi sudah/belum
dijalankan

Pedoman Pelayanan Perinatologi 13 / 30


Alur Pasien dari Luar Ke Perinatologi

IGD Penanggung Jawab poliklinik


Surat Rujukan (+) Melakukan registrasi
Tanpa Surat Rawat Inap Di
Dokter Anak

Dokter Jaga DP di kasir/menggunakan


BPJS dengan Instruksi dilakukan

Lapor Dr Anak menyerahkan fotokopi di IGD


kartu BPJS ,fotokopi

Instruksi Ruang perawatan Perina


Dilakukan

Pulang Meninggal

Kasir

Pedoman Pelayanan Perinatologi 14 / 30


BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan barang - barang logistik di instalasi perina terdiri dari barang tetap dan
barang habis pakai,barang tetap terdiri peralatan medis,peralatan keperawatan,alat
tenun dan peralatan rumah tangga,sedangkan barang habis pakai terdiri dari Obat-
obatan dan bahan habis pakai alkes, (BHP ) alat kebersihan,Cetakan dan Alat tulis
kantor ( ATK).
Untuk proses pengadaan barang habis pakai di tiap ruangan melalui 3 proses yaitu :
1. Perencanaan
Kepala ruangan mendata kebutuhan barang ( BHP, alat kebersihan,dan ATK).
2. Permintaan
Permintaan kebutuhan barang perbulan ruangan di lakukan setiap awal bulan
sesuai jadwal ke bagian farmasi untuk BHP dan kebagian penyimpanan
baranag untuk alat kebersihan dan ATK
3. Penyimpanan
Penyimpanan barang dilakukan di tiap ruangan selama 1 bulan
A. Barang Tetap
1. Peralatan Keperawatan
 Inkubator
 Baby scal Manual
 Syring pump
 Suction
 Standar infuse
 Laringoskop millier
 Bag mask neonatus
 Thermometer digital
 Phototerapi
 Humidifier
 Mixafe
 Pulse oximetri
 Cpap
 Ventilator

Pedoman Pelayanan Perinatologi 15 / 30


 Stetoskop bayi
 Set resusitasi
 Lampu baca Ex-ray
 Tabung oksigen
 O2 konsentrat
2. Alat Tenun
 Sprey bayi
 Barak skort
 Kain ines
 Kain pototherapi
 Sarung bantal bayi
 Sarung guling bayi
 Handuk
 Topi bayi
 Bedong bayi
3. Peralatan Rumah Tangga
 Lemari obat
 Senter
 Meja pasien
 Waskom mandi
 Nampan
 Tempat sampah
 Jam dinding
 Ember linen
4. Barang Habis Pakai
 Obat-obatan dan bahan habis pakai ( BHP )
 Pemakaian obat pasien di lakukan dengan cara meresepkan obat
sesuai kebutuhan dan di simpan dalam loker obat pasien selama
pasien di rawat

BAB VI

Pedoman Pelayanan Perinatologi 16 / 30


KESELAMATAN PASIEN

1. Pengertian
Keselamatan pasien ( pasien safety ) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman,sistem tersebut meliputi :
a. Asesmen resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubugan dengan resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari rencana tindak lanjut yang telah di tentukan
e. Implementasi solusi untuk meminimalisir terulangnya tesiko kembali
2. Tujuan
a. Terciptannya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
c. Meminimalisir serta menurunkan angka kejadian tidak di harapkan
( KTD ) di rumah sakit
3. Standar keselamatan pasien di rumah sakit
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan progam peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
4. Enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit umum daerah kalideres
a. Ketepatan Identifasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
d. Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien oprasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan resiko pasien jatuh

Pedoman Pelayanan Perinatologi 17 / 30


5. Setiap pasien yang masuk rumah sakit harus di lakukan identifikasi minimal 2
dari identitas pasien yaitu nama,tanggal lahir,dan nomor rekam medis
6. Setiap pasien di lakukan identifikasi pada saat pemberian obat/darah, produk
darah, penggambilan sampe untuk pemeriksaan laboratorium,pemeriksaan
radilogi dan sebelum memberikan pengobatan/tindakan.
7. Setiap petugas yang menemukan insiden yang berhubungan dengan
keselamatan pasien wajib melaporkan insiden tersebut dan di buatkan laporan
insiden internal dan formulir kronologis,formulir di isi lengkap dalam waktu 2x24
jam kemudian di serahkan ke kepala Instalasi masing2 dan di laporkan ke
pokja SKP
8. Pelaporan insiden keselamatan pasien meliputi : kejadian tidak di harapkan
( KTD),Kejadian nyaris cidera ( KNC ),Insiden Keselamatan Pasien Dan
Kejadian Sentinel
9. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien
1. Semua Pasien baru yang dirawat di Instalasi perina di observasi dan
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam
medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien
mendapatkan penatalaksanaan medis.
4. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan
identitas pasien yang lengkap, benar dan jelas
5. Penutup inkubator selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien di
atas tempat tidur
6. Selalu memperhatikan prinsip 7 benar pemberian obat
7. Kuku petugas harus pendek
8. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
9. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
10. Sarung tangan yang di gunakan harus sesuai dengan ukuran

BAB VII

Pedoman Pelayanan Perinatologi 18 / 30


KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
Pengertian Keselamatan Kerja adalah Keselamatan yang berkaitan dengan
Mesin,perawat,alat kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
produksi
Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang berada di rumah
sakit,dengan demikian keselamatan kerja adalah dari,oleh dan untuk setiap
tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di
sekitar rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses
kerja,dengan demikina jelas bahwa keselamatan kerja adalah merupakan
sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera,cacat,/kematian kerugian harta
benda dan kerusakan peralatan mesin dan lingkungan secara luas.
B. Tujuan keselamatan kerja
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan pekerjaan
2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya paparan
dari zat kimia yang membahayakan
3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis.
4. Memelihara kebersihan,kesehatan dan ketertiban
5. Mensesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan keberlangsungan usaha
masyarakat pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya
termaksuk para pegawai dari bahaya kerja,sebab ini pemerintah mengatur
dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.uu no1
tahun 1970 tentang keselamtan kerja bermaksud untuk menjamin :
 Agar pegawai dan setiap orang di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat
 Agar factor-faktor produksi dapat di pakai dan di gunakan sebagai
efisien
 Agar proses produksi berjalan lancer tanpa adanya hambatan

Pedoman Pelayanan Perinatologi 19 / 30


C. Identifikasi kecelakaan kerja
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kecelakaan
kerja dapat di golongkan dalam 3 kelompok yaitu
 Kondisi dan lingkungan kerja
 Kesadaran dan kualitas kerja
 Peran dan kualitas manajement
Dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan kerja,kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi apabila
 Peralatan tidak memenuhi standar
 Standar kualitas menurun
 Alat – produksi tidak di susun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
 Ruang kerja terlalu sempit,ventilasi udara kurang memadai,ruang terlalu
panas atau terlalu dingin.
 Tidak tersedianya alat-alat pengaman
 Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran.dll
D. Standarisasi keselamatan kerja
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam meminimalisir kecelakaan kerja
di ruang perina
 Peraturan keselamatan harus terpapang dengan jelas di setiap ruangan
 Penerangan lampu yang cukup baik,menghindarkan kelelahan
penglihatan dan memudahkan dokter atau perawat dalam melakukan
tindakan kepada pasien
 Harus tersedia rak-rak menyimpan alat-alat yang dapat diangkat
dengan mudah atau rak-rak yang beroda
 Bekerja sesuai dengan prosedur,memasukan jarum bekas pakai
kedalam kardus
 Perlu di perhatikan pengaturan suhu ruangan,pencegahan debu dan
pencegahan bahaya kebakaran
 Selalu memakai sarung tangan sesuai prosedur,pemasanagan
infus,memasang OGT,dan pemasangan alat invansive lainnya,mencuci
alat bekas pasien.

Pedoman Pelayanan Perinatologi 20 / 30


 Pelaksanaan Kalibrasi pada alat yang seharusnya di kalibrasi sehingga
alat yang di pakai pasien terjamin keselamatannya
 Pemasangan alat pototherapi harus sesuai dengan SPO
 Pemberian obat-obatan harus sesuai dengan SPO
 Prosedur mencuci tangan di jalankan untuk mencegah infeksi
nosokomial
 Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi infeksi
silang antar petugas dan pasien
E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar
Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan
jika terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi
dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan
yang terpapar adalah :
a. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
b. Status kesehatan petugas terpapar
c. Status kesehatan sumber paparan
d. Kebijakan yang ada
e. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
f. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas
pakai lain

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. Pengertian

Pedoman Pelayanan Perinatologi 21 / 30


Pengendalian Mutu adalah Sistem pengelolaan terhadap mutu suatu
proses atau pelayanan dalam memenuhi harapan dan keinginan
konsumen atau pelanggan
2. Tujuan
Tercapainya mutu dan kelamatan pasien dalam pelayanan rumah sakit
melaui pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuh
standar pelayanan,keselamatan pasien dan memberikan kepuasan
kepada pasien dan keluarga khusunya pelayanan Instalasi perinatologi
3. Indikator Mutu di Instalasi perinatologi
Indikator mutu adalah Sasaran atau target yang ingin di capai oleh suatu
Instalasi kerja dalam upaya meningkatkan suatu pelayannan Instalasi
kerja.
Indikator mutu di Instalasi perinatologi diambil dari Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu :
a. Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gr
b. Kemampuan menangani bayi lahir dengan asfiksia 100%
c. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
d. Pengelolaan insiden keselamatan pasien
Setiap petugas yang menemukan insiden yang berhubungan
dengan keselamatan pasien wajib melaporkan insiden tersebut
dan di buatkan laporan insiden internal dan formulir
kronologis,formulir di isi lengkap dalam waktu 2x24 jam
kemudian di serahkan ke kepala Instalasi masing2 dan di
laporkan ke pokja SKP
4. Pengembangan Mutu SDM
 Pelatihan dan seminar staf secara berkala ( eksternal )
mengenai pelayanan Instalasi perinatologi
 Pendidikan formal maupun informal
 Pertemuan staf di lakukan setiap bulannya membahas dan
melakukan evaluasi terhadap laporan bulanan, dan
permasalahan yang ada di Instalasi perinatologi

Pedoman Pelayanan Perinatologi 22 / 30


5. Pengembangan Mutu Fasilitas dan Perawatan
 Lakukan kalibrasi untuk peralatan elektronik untuk menghindari
kesalahan dalam mengintresfeestasikan informasi yang di dapat
 Buat infetarisasi fasilitas dan peralatan yang ada sehingga dapat
di ketahui apakah jumlah dan fungsinya masih dapat di
pertahankan atau perlu diajukan permintaan baru atau perbaikan
yang ada
 Menjaga kebersihan dan mengendalikan infeksi malalui
sterilisasi alat dan penyediaan cuci tangan
 Ikuti prosedur pemeliharaan alat kesehatan sesuai petunjuk
operasional
6. Evaluasi standar mutu
Setiap standar mutu dan program mutu yang telah dilaksanakan harus
dilakukan analisa dan evaluasi atas pelaksanaannya,proses evaluasi ini
di lakukan untuk proses peningkatan mutu pelayanan di periode
berikutnya

BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pelayanan Perinatologi 23 / 30


Demikianlah pedoman pelayanan ini disusun agar di gunakan sebagai
acuan dalam menjalankan proses pelayanan perinatologi dengan tujuan
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien serta keselamtan kerja
karyawan rumah sakit umum daerah kalideres
Panduan ini masih jauh dari sempurna,oleh sebab ini panduan in masih di
tinjau kembali setiap 2-3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar
akreditasi
Upaya terus menerus untuk mengacu pada standar pelyanan terbaik adalah
harapan dari para konsumen kesehatan melalui pelayanan prima di
harapkan kualitas hidup para penderita dapat di tingkatkan dan dapat
berperan produktif pada bangsa dan negara.

Pedoman Pelayanan Perinatologi 24 / 30

Anda mungkin juga menyukai