Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untukmemelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiappemakai jasa kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
dimanapenyelenggaraannya harus berdasarkan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telahditetapkan.
Pelayanan Perinatologi merupakan pelayanan yang diberikan kepada pasien dimana
pasienmemerlukan tindakan yang cepat, dan tepat serta pelayanan yang emergency untuk
pasiendengan kondisi yang kritis dan memerlukan observasi khusus dengan menggunkan
peralatanyang lengkap.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi .
2. Tujuan khusus :
a. Sebagai pedoman bagi perawat Perinatologi dalam memberikan asuhan
keperawatandi Unit Perinatologi
b. Menjamin safety bagi pasien maupun petugas.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Unit pelayanan Perinatologi Rumah Sakit Bersalin NABASA meliputi :
1. Status pasien,yang meliputi pelayanan pasien rawat inap
Perinatologi .pasien Rawat inap yaitu pasien yang membutuhkan pelayanan
Perinatogi saat dalam perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Bersalin NABASA
2. Lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada.
Pelayanan Perina ( Pasien yang dirawat yang memerlukan Observasi Ketat dari bayi
baru lahir – 1 bulan)
kriteria bayi yang masuk ruang perinatologi sebagai berikut :
a. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 minggu dan memiliki beratbadan
>1500 gram yang tidak memiliki ketidak matangan fisiologis sepertiapnoe,

1
prematuritas, ketidak mampuan dalam asupan oral atau menderitasakit yang tidak
diantisipasi sebelumnya.
b. Bayi yang memerlukan infus intra vena perifer dan yang membutuhkan
nutrisiparenteral untuk jangka waktu terbatas.
c. Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan intensif
d. bayi dengan kondisi gangguan hemodinamik ringan yang
membutuhkanpemantauan hemodinamik dengan Kriteria Fisiologi pernafasan >
60x/menit,Nadi 140 -160 x/menit, kecukupan oksigen dalam darah dibawah 88%
e. EIcterik Neonatorum yang perlu terapi fototherapi dan terapi cairan denganhasil
bilirubin bayi > 16 mg/dl
f. GED sedang, Hipoglikemia dengan hasil GDS < 40 g/dl
g. Kelainan Kongenital.
h. bayi dengan ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi (PEB, DM,KPD)
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Berdasarkan pada dokter yang merawat.
Perina dipegang oleh dokter spesialis anak.
2. Berdasarkan umur pasien.
Perina : status untuk bayi 0 -1 bulan.
3. Indikasi pasien masuk dari ruang kamar bayi ke ruang perinatologi.
1) pasien dengan RDS dengan kriteria pasien frekuensi nafas diatas
60x/menit,pasien membutuhan oksigen
2) Hipoglikemia hasil laboratorium < 40 g/dl
3) Pasien dengan gangguan gastrointestinal seperti vomitus, susp obstruksidengan
kriteria pasien dengan nutrisi enteral tidak baik sehingga diharuskanuntuk
pemasangan infus untuk pemasukan cairan parenteral. dan
pemasanganOGT/NGTuntuk dekompresi cairan lambung.
4. Indikasi pasien pulang dari ruang Perinatologi
Bayi sudah dalam keadaan stabil dengan kriteria fisiologis :
1) pada bayi premature dengan Berat badan 1800 – 2000 gram dengan kenaikanberat
badan bayi naik 20 – 30 gram/minggu selama 3 hari berturut – turut.
2) bayi sudah dapat minum dengan total minum 240 ml/24 jam untuk usiabayi 3 – 5
hari.
3) hemodinamik stabil frekuensi nafas 40 -60x/menit, HR 120 – 140 x/menit,saturasi
diatas 90% dan sudah lepas oksigen
3. pada pasien hiperbilirubin, hasil laboratorium nilai bilirubin 10 mg/dl,Tidak ada ikhterik.
4. Indikasi pasien rujuk ke rumah sakit lain
1) Dirujuk karena fasilitas belum ada
2) Kesulitan biaya
3) Belum ada kerjasama dengan asuransi/perusahaan dalam hal jaminankesehatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat merujuk pasien :

2
1) Keluarga boleh dilibatkan dalam mencari tempat di RS lain dengan membawa surat
pengantar dari dokter yang menangani
2) Selama transportasi, pertahankan kondisi pasien tetap stabil, jaga temperaturbayi
tetap hangat
E. LANDASAN HUKUM
1) Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
2) Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
3) Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.25 tahun 2000 tentang
kewenanganpemerintah kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi.
4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.436 tahun 1993 tentang
berlakunya Standar pelayanan Medis Indonesia
5) Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.916/Menkes/Per/VIII/1997
tentangizin praktek bagi tenaga medis.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Dalam rangka melaksanakan program pelayanan RSB NABASA khususnya pada pelayanan
Perinatologi , diperlukan tenaga yang memadai agar

3
pelayanan yang berkualitas, aman, dan nyaman. perawat profesional sangatlah dibutuhkan.
Untuk menetukan jumlah kebutuhan tenaga oleh departement kesehatan RI tahun 2005. perawat
digunakan buku pedoman pelayanan keperawatan dirumah sakit yang diterbitkan
A.Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kepala Keperawatan Perinatologi
a. Nama Unit kerja :
b. Nama Jabatan : Koodinator Perinatologi
c. Pengertian
Seorang tenaga keperawatan Profesional yang bertanggung Jawab dan berwenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatoogi.
d. Fungsi
Memimpin, Mengatur, Mengawasi, Membimbing pelaksanaan pelayanan keperawatan
diunit perawatan Perinatologi dengan melakukan perencanaan, koordinasi,pengawasan,
pengarahan dan evaluasi serta meningkatkan mutu pelayanan perawatansesuai dengan
visi dan misi Rumah Sakit.
e. Persyaratan dan kualifikasi
 Perempuan
 Minimal Usia 22 tahun
 S1 Keperawatan atau D3 Keperawatan atau D3 Kebidanan
 Memiliki surat izin kerja yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku (STR
dan SIPP)
 Tidak mempunyai masalah hukum
 Berkelakuan Baik
 Komitmen terhadap Visi Misi RSB NABASA
f. Lingkup Tugas
 Bertanggung Jawab atas seluruh staf Perinatologi,Bertanggung Jawab Penuh (24
jam/hari) terhadap mutu Pelayanan Keperawatan
 Memberikan Pelayanan atau Alternatif melaksanakan proses pelayanan
Keperawatan.
 Mengevaluasi sumber daya peralatan, SDM,
 Memelihara Hubungan Kerja dengan bagian lain.
g. Uraian Tugas
 Merencanakan tenaga dan membuat jadwal kerja sesuai jumlah dan kualitas
kebutuhanlayanan asuhan keperawatan sehingga layanan dapat terlaksana secara
optimal.
 Memonitor dan membagi tugas pada staf tentang pemeliharaan peralatan, mesin,
alkes,dan obat inventaris ruangan agar jumlah dan kualitasnya siap pakai dan sesuai
standar.
 Memelihara kebersihan dan tata ruang di unitnya sesuai standar 5R (Resik,
Rawat,Rajin, Ringkas, Rapi).

4
 Membina seluruh staf yang ada di unitnya agar melaksanakan proses kerja
sesuaperaturan tata tertib di bidang keperawatan.
 Membina dan pengembangan seluruh staf di unitnya.
 Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan hasil kerja dan kualitas sumber
dayamanusia.
 Berpartisipasi dalam perencanaan tahunan bidang keperawatan.
 Mendiskusikan hal-hal penting dengan atasan langsungnya guna
memeliharapenampilan kualitas layanan di unitnya.
 Melakukan pertemuan berkala bersama semua staf minimal 1x setiap bulan.
 Melakukan penyelidikan bila ditemukan suatu masalah dalam pelaksanaan
pelayanankepada pasien dan membuat laporan.
 Sebagai humas untuk bagiannya / unitnya.
 Memberi saran atau alternatif pada penanggung jawab shift.
 Mendiskusikan hal-hal khusus yang penting dengan atasan langsungnya.
 Mengusulkan perubahan-perubahan mengenai standar prosedur yang tidak
sesuaidengan perkembangan tekhnologi dan praktek lapangan
h. Tanggung jawab
 Mendukung dan mengkomunikasikan semua peraturan, prosedur di rumah
sakitkepada semua staf, pasien, keluarga pasien, dan lingkungan.
 Membuat daftar kerja seefektif mungkin dan merata untuk semua staf.
 Aktif mengikuti pertemuan-pertemuan yang ada dan membuat laporan.
 Bertanggung jawab kepada logistik dan administrasi.
 Bertanggung jawab atas seluruh staf dan pasien yang ada di unitnya.
 Berkomunikasi dengan bagian lainnya dan dokter.
 Mengontrol proses pelayanan tiap pasien serta memberi kelengkapan informasi
padakeluarga pasien.
 Membuat jadwal dinas dan mengatur jadwal cuti.
 Membimbing dan membina staf yang ada dibawahnya.
 Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kelengkapan peralatan ruangan dan
seluruhinventaris yang ada di ruangan
 Mengusulkan perubahan-perubahan mengenai standar prosedur yang tidak
sesuaidengan perkembangan teknologi dan praktek lapangan
i. Wewenang
1) Menggunakan waktu dan ruang untuk untuk pertemuan pembinaan stafnya.
2) Mengajukan usulan perbaikan Standart Prsedur Operational kepada atasannya
untukperbaikan kualitas layanan.
3) Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, obat, mesin dan alkes
guna kelancaran kerja di unitnya.
j. Standar Kerja
a) Kebutuhan tenaga kerja keperawatan terpenuhi sesuai dengan pola ketenagaan
b) Penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan.
c) Asuhan keperawatan dilakukan pada semua pasien sesuai standar.

5
d) Evaluasi SDM tiap tahun yang diserahkan kepada atasannya serta ada
rencanapengembangan dan pembinaan SDM tiap tahun.
e) Kebutuhan logistik unit terpenuhi dengan pengajuan permintaan melalui
formulirpermintaan barang yang diajukan kepada kepala seksi penunjang
2. Perawat Pelaksana
a. Nama Unit kerja : Perinatologi
b. Nama Jabatan : Perawat Pelaksana Perinatologi
c. Pengertian : Seorang Perawat Profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di
Perinatologi
d. Fungsi : Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap pasien diruang Perawatan
perinatologi
 Persyaratan dan Kualifikasi
 Pendidikan S1 keperawatan/ D3 Keperawatan
 Sertifikat minimal BTCLS Neonatus/anak.
 Telah mengikuti pelatihan dasar prosedur keperawatan intensif
yangdiselenggarakan oleh bagian diklat departemen Keperawatan RSB
NABASA atau luar rumah sakit
 Menguasai prosedur keperawatan intensif dengan baik.
 Dapat berkomunikasi dengan baik.
 Mempunyai Surat Izin Perawat.
e. Lingkup Tugas
 Melaksanakan Layanan Keperawatan secara optimal dan sesuai
denganprosedur yang ditetapkan Rumah Sakit Bersalin NABASA sehingga
kualitas hasil asuhan keperawatan menjadi optimal.
 Melaksanakan Pemeliharaan peralatan dan inventaris agar siap pakai dalam
halkualitas dan kuantitas.
 Menyelesaikan permasalahan pasien dan keluarganya dengan cara diskusi
dandiselesaikan dengan atasanya
 Melaksanakan Pelayanan Keperawatan kepada pasien di Ruang Perinatologi.
 Memelihara peralatan, mesin alkes dan obat, inventaris ruangan agar jumlah
dankualitasnya selalu sesuai standar.
 Memelihara kebersihan alat / instrumen ruangan sesuai SPO.
 Mengetahui, memahami, dan dapat melaksanakan setiap tindakan
keperawatansesuai SPO.
 Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
 Membuat dan melengkapi administrasi pada setiap prosedur tindakan.
 Mencatat penggunaan obat dan alkes yang digunakan pada setiap
prosedurtindakan.
 Bertanggung jawab tentang kesiapan setiap prosedur dan peralatan yang
akandilakukan.
 Menjaga tata tertib dan mematuhi kebijakan secara tepat

6
f. Tanggung Jawab
 Selalu melakukan evaluasi dari askep yang telah diberikan
 Menjaga dan memastikan prosedur keperawatan intensif dilaksanakan sesuai SPO
 Dapat bekerja sama dengan anggota tim
 Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
 Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
 Mengontrol keseluruhan inventaris instrumen, obat, dan alkes.
 Berkomunikasi dengan baik kepada bagian lain / dokter intensif.
 Menerima dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan
g. Wewenang
 Menggunakan waktu untuk pertemuan evaluasi kerja.
 Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional kepada
atasannya untuk perbaikan kualitas layanan.
 Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat,
danalkes guna kelancaran kerja diunitnya
h. Standar kerja
 Adanya catatan yang lengkap di catatan keperawatan danterlaksananya.
 Adanya Asuhan Keperawatan di setiap pasien yang menjadi tugasnya
 Sarana dan Prasarana siap pakai dan ada pada tempatnya.
 Semua stock ruangan siap pakai dan lengkap.
 Pasien puas/tidak ada komplain dan dilaksanakan sesuai SPO
 Terjadi komunikasi yang terapeutik dengan dokter, staf, pasien dan keluarga.
 Tidak ada kekurangan pemakaian stock inventaris ruangan setelah tindakan
atauprosedur pada lingkup tugasnya.
 Siap dengan obat/alkes di saat merencanakan prosedur tindakan pada pasien
yang menjadi tugasnya
3. Bidan Pelaksana
a. Nama Unit kerja : Perinatologi
b. Nama Jabatan : Bidan Pelaksana Perinatologi
c. Pengertian : Seorang Bidan Profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di
Perinatologi
d. Fungsi : Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap pasien diruang Perawatan
perinatologi
 Persyaratan dan Kualifikasi
 Pendidikan D3 Kebidanan
 Sertifikat minimal PONEK
 Telah mengikuti pelatihan dasar prosedur keperawatan intensif
yangdiselenggarakan oleh bagian diklat departemen Keperawatan RSB
NABASA atau luar rumah sakit
 Menguasai prosedur keperawatan intensif dengan baik.
 Dapat berkomunikasi dengan baik.

7
 Mempunyai Surat Izin Bidan.
e. Lingkup Tugas
 Melaksanakan Layanan Keperawatan secara optimal dan sesuai
denganprosedur yang ditetapkan Rumah Sakit Bersalin NABASA kualitas
hasil asuhan keperawatan menjadi optimal.
 Melaksanakan Pemeliharaan peralatan dan inventaris agar siap pakai dalam
halkualitas dan kuantitas.
 Menyelesaikan permasalahan pasien dan keluarganya dengan cara diskusi
dandiselesaikan dengan atasanya
 Melaksanakan Pelayanan Keperawatan kepada pasien di Ruang Perinatologi.
 Memelihara peralatan, mesin alkes dan obat, inventaris ruangan agar jumlah
dankualitasnya selalu sesuai standar.
 Memelihara kebersihan alat / instrumen ruangan sesuai SPO.
 Mengetahui, memahami, dan dapat melaksanakan setiap tindakan
keperawatansesuai SPO.
 Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
 Membuat dan melengkapi administrasi pada setiap prosedur tindakan.
 Mencatat penggunaan obat dan alkes yang digunakan pada setiap
prosedurtindakan.
 Bertanggung jawab tentang kesiapan setiap prosedur dan peralatan yang
akandilakukan.
 Menjaga tata tertib dan mematuhi kebijakan secara tepat

f. Tanggung Jawab
 Selalu melakukan evaluasi dari askep yang telah diberikan
 Menjaga dan memastikan prosedur keperawatan intensif dilaksanakan sesuaiSPO
 Dapat bekerja sama dengan anggota tim
 Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
 Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
 Mengontrol keseluruhan inventaris instrumen, obat, dan alkes.
 Berkomunikasi dengan baik kepada bagian lain / dokter intensif.
 Menerima dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan
g. Wewenang
 Menggunakan waktu untuk pertemuan evaluasi kerja.
 Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional kepada
atasannyauntuk perbaikan kualitas layanan.
 Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat,
danalkes guna kelancaran kerja diunitnya
h. Standar kerja
 Adanya catatan yang lengkap di catatan keperawatan danterlaksananya.

8
 Adanya Asuhan Keperawatan di setiap pasien yang menjadi tugasnya
 Sarana dan Prasarana siap pakai dan ada pada tempatnya.
 Semua stock ruangan siap pakai dan lengkap.
 Pasien puas/tidak ada komplain dan dilaksanakan sesuai SPO
 Terjadi komunikasi yang terapeutik dengan dokter, staf, pasien dan keluarga.
 Tidak ada kekurangan pemakaian stock inventaris ruangan setelah tindakan
atauprosedur pada lingkup tugasnya.
 Siap dengan obat/alkes di saat merencanakan prosedur tindakan pada pasien
yang menjadi tugasnya

B. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan jadwal dinas atau jadwal jaga ruang Perinatologi dibuat untuk periodesatu
bulan oleh kepala ruang dan direalisasikan ke perawat Perinatologi untukpelaksanaan
1 bulan
2. Pertukaran jadwal dinas perawat Perinatologi diberitahukan kepada Kepala Ruang
unit, maksimal 1 hari sebelumnya dan dicatat kedalam jadwal dinas ruangan
3. Pengajuan cuti tahunan perawat/bidan Perinatologi diajukan minimal 1 bulan
sebelumnya kepada Koordinator unit sebelum pembuatan jadwal dinas
4. Perawat yang tidak bisa melaksanakan dinas (tanpa terencana / Cuti Insidential)harus
menginformasikan kepada Koordinator untuk ditunjuk penggantinya.
5. jadwal jaga perawat Perinatologi:
a. Shift Pagi : Jam 07.00 - 14.00 WIB
b. Shift Siang : Jam 14.00 – 21.00 WIB
c. Shift Malam : Jam 21.00-07.00 WIB
7.Pelatihan
a) Kegawat daruratan Neonatus.
b) Perawatan BBLR (Metode Kangguru)
c) RJP Neonatus
d) Manajemen Laktasi
e) Perawatan bayi level 2, 3
f) Penggunaan CPAP
g) Pengoperasian Inpus Pump/ Syinge Pump
h) Pengoperasian Inkubator dan Infant Warmer
i) Penghitungan Obat – obatan

9
BAB III
STANDART FASILITAS
A. DENAH RUANG

WC

PERINATOLOGI
LEVEL 1,2
R.PERI LEVEL
Tempat 3
linen kotor

Dapur pasi Tempat Nurse stasion/ ruang


penyimpanan keperawatan
alat

B. STANDAR FASILITAS

1. Fasilitas dan prasarana


Unit pelayanan perinatologi berada dilantai 3 RSB NABASA
2. Peralatan
a) Standar Alat Medis

No Nama Alat Jumlah


1) Infant Warmer1
2) Incubator3
3) Fototerapi 1
4) Infus Pump 1
5) Syringe Pump 1
6) Bubble CPAP 1
7) Monitor Bayi ( HR, Saturasi O2, RR, TD) –
8) Oksigen Portable 1
9) Suction Portable 1
10) Stestoskop bayi2
11) Timbangan bayi 1

b) Standar alat
keperawatan
1. Meja Flowsheet

10
2. Flowsheet
3. Pulpen warna hitam
4. Formulir – Formulir
5. Buku Register Perinatologi
6. Rekam medis pasien
7. Buku Register farmasi,Laboratorium, Radiologi, dll
c) Standar trolly emergensi
LACI 1
1. Adrenalin 5
2. Sodium bicarbonat 1
3. Kcl 3
4. Phenobharbital 5
5. Atropin Sulfat5
6. Xylocain Jelly 1
7. Ekg Electroda bayi
8. Needle No.18 2
9. Perfusor Tubing 2
10. Disp 3cc 5
11. Disp 5cc 5
12. Disp 10 cc 5
13. Disp 1 cc 5

LACI 2
1. Tubing Oksigen 1
2. Three way 1
3. NGT No 5/8/10 1/1/1
4. Abochat no 26 3
5. Infusion set
6. Dex 10%500cc 3
7. NaCl 0,9% 500 Cc 3
8. RL 500 3

3. Kalibrasi alat medis


Pengkalibrasian alat medis di unit pelayanan perinatologi dikelola oleh penunjang Medis
RSB NABASA berkoordinasi dengan Koordinator ruangan perinatologi
dan suplier alat yang akan dikalibrasi.
1) Persiapan alat :
a. Kartu pemeliharaan alat
b. 1 sarung tangan
c. 1 lap basah
d. 1 lap kering
e. 1 ember berisi cairan desinfektan
2) Cara Kerja
Pemeliharaan kesehatan

11
a) Cantumkan kartu pemeliharaan pada setiap alat
b) Cantumkan petunjuk cara penggunaan alat medis pada setiap alat
c) Pemeriksaan alat secara berkala dilakukan oleh bagian teknisi
d) Bersihkan dan keringkan alat – alat yang telah dipakai dan Tempatkan semua
peralatan ditempat yang aman pada tempat masingmasing.
3) Perbaikan peralatan kesehatan
a) Periksa peralatan yang ada diruangan Perina
b) Laporkan kerusakan yang ada kebagian teknisi
c) Catat hasil perbaikan yang meliputi : tanggal perbaikan, nama petugas
yangmemperbaiki, serta komponen yang diperbaiki.
4) Hal – hal yang perlu diperhatiakan :
Bila kerusakan tidak dapat diperbaiki/ diganti oleh teknisi manitenance, maka
petugas maintenance menghubungi teknisi luar/ supplier untuk perbaikan alat.

12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Kriteria Pasien Masuk, Keluar Ruang Perinatologi


1. Kriteria Masuk PERINA
1) Bayi umur 0 – 30 hari
2) Bayi premature dengan berat badan kurang dari 2000 gram
3) Bayi yang memerlukan incubator
4) Bayi hiperbilirubin
5) Bayi dengan masalah pernafasan ringan (RDS, Asfiksia ringan)
6) Bayi dengan masalah Gastrointestinal ringan (Vomitus, GE)
7) Bayi yang memerlukan infus intravena dan nutrisi Parenteral.
8) Bayi pasca perawatan NICU
9) Bayi yang masih butuh terapi oksigen
10) Bayi dengan ibu yang menderita Diabetes Melitus, PEB,KPD
Kriteria pasien keluar Perinatologi meliputi :
Prioritas pasien keluar dari Perina berdasarkan pertimbangan medis dengan syarat :
1. Kondisi pasien stabil dengan hemodinamik (RR : 20-30x/menit, HR : 110 –120
x/menit, Saturasi Oksigen : 95 – 100% ) seperti pada pasien denganAsfiksia, RDS
2. Pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar (Makan dan minum sesuai dengan
kebutuhan cairan)
3. Hiperbilirubin ( nilai bilirubin di bawah 12 mg/dl)
4. Pasien dengan Premature dengan BB 2 kg, pasien dapat minum, tidak hipotermi
(Suhu : 36,7 – 37 C), reflek hisap baik.
B. Persiapan penerimaan Pasien
Ruang Perina
a. Flowsheet.
b. Timbangan bayi.
c. Tempat tidur bayi.
d. Phototerapi.
e. Inpus pump/Syinge Pump.
f. Infant Warmer /Inkubator.
g. Monitor( Nadi, Saturasi Oksigen, pernafasan )
h. O2 Central (peralatan pemberian Oksigen : Oxyhood, kateter nasal)
i. Suction.
j. Termometer.
C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:
Ruang Perina
a. Obserasi keadaan umum pasien tiap 2 jam
b. Observasi tanda – tanda vital tiap 2 jam
c. Pengukuran intake dan output asien tiap 3-4 jam
d. Merubah posisi 2 – 3 jam sekali

13
D. Prosedur Medik
1) Ruangan Perina
2) Pemasangan OGT
3) Pemasanagan Vena Umbilikal
4) Pemakaian Inkubator/Infant warmer
5) Pemasangan Infus
6) Pengoperasian fototerapi
7) Balance cairan
E. Penggunaan Alat Medik
a. Inkubator/Infant Warmer
a) Inkubator
Digunakan untuk bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2000 gram
dan untukpasien yang cenderung hipotermi walaupun sudah memakai infant
warmer
b) Infant Warmer
Digunakan untuk bayi baru lahir dengan berat badan lebih dari 2000 gram
atau dipakai untuk pasien yang memerlukan observasi khusus atau memakai
alat bantu nafas.
b. Syringe Pump dan Inpus Pump
a) Syringe Pump
Syringe Pump digunkan untuk pemberian obat – obatan secara maintenen ataupun
cairan
ruwatan minimal yaitu 1 – 3 cc/jam, Jumlah cairan maksimal per jam yang dapat
digunakan dengan syringe pump adalah 99,9 cc/jam.

b) Inpus Pump
Infus Pump digunakan untuk pemberian cairan berupa nutrisi maupun cairan
ruwatan,
jumlah maksimal yang dapat diberikan kepada pasien yang menggunkan infus pump
adalah 999,9 cc/jam. Suction
F. Monitor

Untuk pasien yang memerlukan observasi tanda tanad vital tiap jam ataupun tiap15 menit perlu
dipakai monitor dan pemakaian aksesoris disesuaikan dengan besar kecilnya badan pasien.
G. Konsultasi
Orang tua pasien berhak berkonsultasi pada dokter yang merawat pada setiap dokter visi
tataupun konsultasi di poliklinik dengan perjanjian sebelumnya.

14
H. Indikasi dan Prosedur Pemeriksan Laboratorium dan Radiologi
Semua prosedur pemeriksaan laboratorium maupun radiologi atas instruksi dokter jaga maupun
dokter yang merawat.
I. Pengiriman Pasien
1) Pengiriman ke radiologi/poliklinik sebelum pasien dibawa ke radioogi/poliklinik
perawat appoitment terlebih dahulu sehingga pasien tidak menunggu lama di bagian
radiologi
2) Pengiriman rujukan
Setiap pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit lain harus sesuai dengan SPO merujuk
keRS luar
J. Rekam Medis

Pasien yang dirawat di PERINA bila pulang paksa atau meninggal dunia, status
akandikembalikan lagi ke rekam medis, atau bila ada pasien lama yang dirawat maka rekam
medikakan memberikan status lamanya

K. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan


a) Laporan Harian
Laporan harian dibuat untuk setiap pasien satu dan laporan tersebut memakai formulir
yang telah tersedia yaitu formulir observasi intensif, laporan ini terdiri dari laporan 3
shiff yaitupagi, siang dan malam yang dilakukan saling berkesinambungan isi dari
pencatatan it uterdiri dari :
 Identitas pasien
 Observasi tanda – tanda vital
 Cairan yang didapat pasien, dan jumlah cairan yang keluar dan masuk.
 Pemeriksaan yang dilakukan pada apsien setiap harinya
 Obat obatan yang didapat pasien dan alat – alat yang terpasang pada apsien
 Catatan gambaran keadaaan pasien dan asuhan yang telah kita lakukan pada pasien.
b) Laporan bulanan
Laporan kepala ruang kepada kepala seksi keperawatan
c) Laporan tahunan
2) Laporan evaluasi pendidikan dan pelatihan perawat
3) Laporan orientasi karyawan baru

15
BAB V
LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat


Ruang Perina RSB NABASA setiap bulan
mempunyai permintaan rutin yang terbagi menjadi dua yaitu ATK ( Alat Tulis Kerja ) dan
ART (Alat Rumah Tangga) ATK dan ART jadwal permintaannya setiap minggu, jadwal
ditentukan oleh bagian logistik. Berikut tabel permintaaan rutin Perina
1. Daftar Alat Tulis Kerja
Alat Tulis Alat Tulis
Amplop Besar
Form.Transfusi
Buku Ekspedisi Flowsheet
Buku debur besar dan buku debur panjang
Form.Persetujan pemberian pasi
Isi Straples,spidol
Form. Persetujuan tindakan
Form permintaan ambulance
Form identitas bayi baru lahir,pengkajian neonatus
2. Daftar Alat Rumah Tangga
Alat Rumah Tangga
Sabun mandi bayi
Sabun Cuci Piring
Shampo bayi
Sikat Botol Susu
Waslap
Kapas cebok
Sisir
Baby oil

16
B. Perencanaan peralatan / peremajaan
Untuk perencanaan permintaan alat baru dilakukan setelah dipastikan oleh bagian
penunjang medis bahwa tidak bisa digunakan dengan cara membuat kronologis kejadian
yang diketahui oleh kepala ruang perinatologi.

17
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuatasuhan
pasien menjadi lebih aman, sistem tersebut meliputi :
1) Asessemen risiko
2) Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3) Pelaporan dan analisis insiden
4) Kemampuan belajar dari rencana tindak lanjut yang telah ditentukan
5) Implementasi solusi untuk meminimalisir terulangnya risiko kembali
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Meminimalisir serta menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah
sakit
C. Standar Keselamatan Pasien
1) Seluruh unit kerja dirumah sakit wajib menerapkan dan melaksanakan
programpeningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang telah
ditetapkan
2) Tenaga kesehatan yang terlibat dalam asuhan pasien di Rumah Sakit harus
menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan, koordinasi antar
tenaga danantar unit pelayanan sejak pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
3) Setiap pasien yang masuk rumah sakit harus dilakukan identifikasi minimal 2
dariidentitas pasien yaitu nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis
4) Setiap pasien dilakukan identifikasi pada saat pemberian obat, pemberian
transfusidarah, pengambilan sampel untuk tindakan Laboratorium, pemeriksaan
Radiologidan tindakan kedokteran
5) Setiap petugas yang menemukan insiden yang berhubungan dengan
keselamatanpasien wajib melaporkan insiden tersebut ke Atasan langsung tempat
ditemukannya insiden dan diteruskan ke sub komite keselamatan pasien maksimal
2 x 24 jam.
6) Setiap insiden yang dilaporkan dan berhubungan dengan keselamatan pasien
wajibdianalisis, ditindaklanjuti dan dievaluasi pelaksanaannya secara bersama oleh
timkomite keselamatan pasien dengan unit kerja terkait.
7) Pelaporan Insiden keselamatan pasien meliputi : kejadian tidak diharapkan
(KTD),kenjadian nyaris cidera (KNC) dan kejadian sentinel.

18
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan

19
Menurut UU No 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja yaitu tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
kesehatan kerja, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai 10 orang. Rumah sakit adalah
tempat kerja yang termaksud dalam kategori seperti diatas, berarti wajib menerapkan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja diunit perina
bertujuan untuk melindungi karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan dari dalam dan luar rumah sakit.
B. Tujuan
Keselamatan dan kesehatan kerja /K3 merupakan bagian dari integral dari
perlindunganterhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian dari integral dari rumah sakit,
jaminan kesehatandan keselamatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai dan
meningkatkanproduktifitas rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan keberlangsungan usaha
masyarakat.Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termaksud para pegawai
dari bahayakerja. Sebab itu pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan
dan kesehatankerja. UU No 1 tahun 1970 tentang keselamtan kerja bermaksud untuk
menjamin :
 Agar pegawai dan setiap orang ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat
danselamat.
 Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan sebagai efesien.
 Agar proses produksi berjalan lancar tanpa adanya hambatan.

C. Identifikasi Kecelakaan Kerja


Faktor – faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat
digolongkan dalam 3 kelompok yaitu :
 Kondisi dan lingkungan kerja.
 Kesadaran dan kualitas kerja.
 Peran dan kwalitas manajement
Dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan kerja, kecelakanan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi apabila :
a) Peralatan tidak memenuhi standar
b) Standar kualitas menurun.
c) Alat – alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
d) Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruang terlalu panas
atauterlalu dingin.
e) Tidak tersedianya alat alat pengaman.
f) Kurang memperhatikan persyaratan dan penanggulangan bahaya kebakaran dll.

20
D. Standarisasi Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meminimalisir adalah :
 Peraturan keselamatan harus terpapang dengan jelas disetiap ruangan.
 Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan
danmemudahkan dokter atau perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien.
 Harus tersedia rak – rak menyimpanan alat – alat yang dapat diangkat dengan mudahatau
rak – rak yang beroda.
 Lantai terbuat dari penil sehingga lantai tidak licin sehingga petugas terjatuh
ketikasedang berkerja dikarena ubin yang licin.
 Bekerja sesuai dengan prosedur, memasukan jarum bekas pakai kedalam kardus.
 Perlu diperhatiakan pengaturan suhu ruangan, kelembaban , pencegahan debu
danpencegahan bahaya kebakaran.
 Selalu memakai sarung sangan sesuai prosedur : pemasangan infus, mencuci alat
bekaspasien.
 Pemasangan wizak pada tempat tidur bayi sehingga bayi terhindar dari benturan
atautrauma fisik.
 Pelaksanaan kalibrasi pada alat yang seharusnya dikalibarasi sehingga alat yang
dipakaipasien terjamin keselamatannya.
 Pemasangan hek tempat tidur pada semua tempat tidur sehingga bayi terhindar darijatuh.
 Pemasangan alat fototerapi harus sesuai dengan SPO
 Pemberian obat – obatan harus sesuai dengan SPO sehingga bayi terhindar
daripemberian obat – obatan (Biknat, KCL)
 Prosedur cuci tangan dijalankan untuk mencegahan infeksi nosocomial
 Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi infeksi silang abtara
petugas dan pasien

21
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A.Pengertian
Pengendalian Mutu adalah sistem pengelolaan terhadap mutu suatu proses atau
pelayanandalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen atau pelanggan.

B. Tujuan Pengendalian Mutu


Tercapainya Mutu dan Keselamatan Pasien dalam pelayanan rumah sakit melalui
pelaksanaankegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi standar pelayanan, keselamatan
pasien danmemberikan kepuasan kepada pasien dan keluarga, khususnya pelayanan unit
Perinatologi.

C.Sistem Pengendalian Mutu


Sistem pengendalian mutu unit Perinatologi meliputi :
1. Penetapan regulasi
Merupakan suatu proses penetapan suatu aturan yang dijadikan pedoman
dalammelaksanakan asuhan pelayanan Perinatologi, proses penetapan regulasi, meliputi:
a. Penetapan pedoman pelayanan dan pengorganisasian
b. Penetapan kebijakan pelayanan
c. Penetapan standar prosedur operasional
d. Penetapan formulir yang digunakan dalam pelayanan
e. Penetapan uraian tugas
2. Penetepan program pengendalian mutu
Merupakan proses penetapan program yang digunakan untuk mengukur
efektifitaspencapaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan oleh unit kerja atau rumah
sakit.
Program pengendalian mutu unit pelayanan Perinatologi meliputi :
a. Pengendalian indikator mutu
Indikator mutu adalah sasaran atau target yang ingin dicapai oleh suatu unit
kerjadalam upaya meningkatkan mutu pelayanan unit kerja. Indikator mutuditentukan
dan ditetapkan setiap tahunnya atas persetujuan Direktur rumah sakit serta dikontrol
pencapaian terkait indikator yang telah ditetapkan setiap bulannya.

b. Pengukuran kepuasan pelanggan


Merupakan proses penilaian yang diberikan oleh pelanggan terhadap pelayananserta
kinerja petugas rumah sakit, proses pengukuran kepuasan pelanggan inidilakukan

22
setiap pasien melakukan pengobatan atau perawatan di rumas sakitmitra kelaurga
kelapa gading, dimana hasil dari proses pengukuran kepuasanpelanggan akan
dianalisa dan dievaluasi pelaksanaanya berkoordinasi denganunit pelayanan
marketing (humas) setiap bulannya.
c. Pengendalian infeksi rumah sakit
Merupakan suatu proses pengendalian terhadap pengelolaan infeksi dirumahsakit.
Proses pengelolaan infeksi rumah sakit ini berkoordinasi dengan unitpelayanan
PPIRS untuk mencegah terjadinya infeksi serta memberikan perlindungan baik bagi
pasien, keluarga, maupun petugas rumah sakit.
d. Pengelolaan insiden keselamatan paisen
Merupakan proses pengelolaan terhadap insiden yang terjadi terkait
dengankeselamatan pasien, khususnya pelayanan hemodialisa. Setiap insiden
yangterjadi dianalisa dan dievaluasi dengan berkoordinasi dengan sub
komitekeselamatan pasien. Setiap terjadi insiden wajib dilaporkan ke kepala ruang
dansub komite keselamatan pasien maksiman ≤ 2 x 24 jam
e. Penilaian kinerja
Merupakan suatu proses penilaian terhadap kinerja petugas kesehatan khusunyaunit
pelayanan hemodialisa untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan suatu
pelayanan yang dilakukan oleh petugas kesehatan tersebut terhadapstandar dan
regulasi yang telah ditetapkan. Proses penilaian kinerja dilakukansesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit berkoordinasi HRD rumah sakit.
3. Implementasi standar mutu
Dalam pelaksanaan kepala ruang bertanggung jawab dalam pengelolaan standar
mutuberdasarkan regulasi dan program yang telah ditetapkan. Proses pelaksanann
standarmutu mengacu kepada standar dan regulasi yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit.
4. Evaluasi standar mutu
Setiap standar mutu dan program mutu yang telah dilaksanakan harus dilakukan
analisadan evaluasi atas pelaksanaannya. Proses evaluasi ini dilakukan untuk
prosepeningkatan mutu pelayanan diperiode berikutnya.

5. Perbaikan secara terus menerus


Dalam menciptakan serta mengembangkan mutu pelayanan, dibutuhkan proses perbaikan
secara terus menerus, proses perbaikan ini dilakukan untuk mendapatkansistem yang
ideal untuk menerapkan standar dan program yang telah berjalan di Rumah Sakit

23
Bersalin NABASA. Proses perbaikan ini harus melibatkan seluruhperangkat kerja
pelayanan atau rumah sakit.

BAB IX
PENUTUP

24
Demikianlah pedoman pelayanan ini disusun agar digunakan sebagai acuan dalam
menjalankanproses pelayanan Perinatologi dengan tujuan meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien serta keselamatan kerja karyawan Rumah Sakit Bersalin NABASA. Panduan ini masih
jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan di di tinjau kembali setiap 2-3 tahun sesuai
dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi nasional.
Perawat dalam hal ini sangat memegang peranan yang sangat penting dan strategis untuk
menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien perinatologi untuk itu
pedoman ini di harapkan menjadi acuan bagi perawat di ruang perinatologi dalam memberikan
asuhan keperawatan.

25

Anda mungkin juga menyukai