DESAIN PENELITIAN
OLEH:
REVA FAUZI
NIM F03111011
Penulisan desain penelitian ini tidak terlepas dari berbagai dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan
terimakasih terutama kepada :
i
10. Guru Fisika Kelas XI SMA Negeri 7 Pontianak yang telah membimbing
selama PPL II.
11. Semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan.Oleh karena itu, penulisa sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan penulisan desain
penelitian ini.Semoga desain penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya
pendidikan di Kalimantan Barat.Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii
BAB IPENDAHULUAN................................................................................. 2
A. Latar Belakang.......................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
E. Hipotesis Penelitian.................................................................................. 7
F. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 7
1. Variabel Penelitian............................................................................... 7
2. Definisi Operasional............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 12
A. Belajar Tuntas........................................................................................... 12
B. Pembelajaran Remedial............................................................................ 12
C. Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Fisika........................................... 16
D. Strategi Pembelajaran Systematic Approach to Problem Solving............ 16
E. Multirepresentasi dalam Fisika................................................................. 22
F. Materi Usaha dan Energi.......................................................................... 26
1. Usaha.................................................................................................... 26
2. Usaha oleh Beberapa Gaya................................................................... 28
3. Energi................................................................................................... 29
BAB IIIMETODE PENELITIAN................................................................... 36
A. Jenis Penelitian......................................................................................... 36
iii
B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................................ 37
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data......................................................... 38
D. Validitas dan Reliabilitas Tes................................................................... 38
1. Validitas Tes......................................................................................... 38
2. Reliabilitas Tes..................................................................................... 39
E. Prosedur Penelitian................................................................................... 41
F. Prosedur Analisis Data............................................................................. 43
G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian................................................................. 46
DAFTAR REFERENSI................................................................................... 48
LAMPIRAN .................................................................................................... 49
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.8 Usaha yang dilakukan oleh gaya F adalah W = F cos θ................. 27
Gambar 2.9 Kerja yang dilakukan pada kantong belanja dalam kasus ini adalah
nol karena F tegak lurus dengan perpindahan d ............................. 28
Gambar 2.10 Gaya total konstan F totmempercepat bis dari laju v1 sampai v 2
Gambar 2.11 Seseorang memberikan gaya ke atas F ext =mg untuk mengangkat
sebuah batu bata dari y 1 ke y 2......................................................... 31
Gambar 2.12 The work done by gravitational force on the book as the book fails
from y b to a height y a is equal to mg y b−mg y a
.............................................................................................................. 32
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A-5. Kunci Jawaban dan Panduan Penskoran Soal Pre Test.............. 62
Lampiran A-6. Kunci Jawaban dan Panduan Penskoran Soal Post Test ............ 76
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata Pelajaran Fisika adalah mata pelajaran wajib di tingkat SMA
khususnya untuk siswa yang memilih program atau jurusan IPA. Meski
sudah menjadi pilihan dan keinginan pribadi siswa ataupun mereka yang
dinyatakan memiliki kesanggupan oleh guru melalui sebuah seleksi tes
tertulis, tidak menjadikan peserta didik menguasai dan menyenangi semua
mata pelajaran yang ada pada program tersebut.
Kenyataan di lapangan, mata pelajaran yang sebagian besar siswa
tidak menyukainya adalah fisika.Siswa selalu berpandangan fisika itu penuh
dengan rumus matematik dan tidak sanggup menghafalnya sehingga akan
kesulitan jika harus mengimplementasikannya dalam menyelesaikan soal.
Kemampuan matematika siswa yang lemah secara otomatis akan mengalami
kesulitan dalam memahami fisika. Artinya, siswa yang memiliki kecerdasan
dalam bidang angka atau logika saja yang dapat memahami fisika dengan
baik.
Di zaman serba modern seperti ini dan adanya tuntutan kurikulum
pendidikan terhadap proses belajar mengajar di kelas agar menjadi lebih
baik, masih ditemukan guru fisika yang mengajar hanya dengan berbicara
dan menulis di papan tulis. Mereka jarang membuat eksperimen,
mendiskusikan bahan dengan siswa, menyuruh siswa mengungkapkan
konsep mereka, memberikan contoh dari pengalaman sehari-hari yang
menantang. Cukup banyak pula guru yang dengan cepat lari pada rumusan
matematika dan bukan karena konsep, karena lebih mudah (Suparno, 2004:
44). Guru memberikan contoh soal di papan tulis, namun dalam
penyelesaiannya tidak mengajarkan siswa bagaimana cara menganalisis
soal, menjawabnya secara sistematis serta berdasarkan konsep sehingga cara
seperti itulah yang ditiru oleh siswa.
2
2. Definisi Operasional
a. Remediasi
Remediasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan
pembelajaran dalam bentuk pengajaran ulang menggunakan strategi
systematic approach to problem solving berbasis multirepresentasi,
yaitu siswa dilibatkan dalam caramenyelesaikan soal fisika yang
sistematis dan benar dengan memunculkan representasi verbal, fisis,
dan matematik menggunakan bantuan media Key Relation Chart.
b. Soal Fisika
Jenis soal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal/
tes uraian terbatas sebanyak 5 butir soal pretest dan 5 butir soal
posttest. Tes uraian terbatas adalah bentuk tes yang butir-butir soalnya
mempunyai himpunan jawaban lebih pasti, sehingga guru dapat
melakukan proses penskoran secara lebih objektif
c. Kesalahan Menyelesaikan Soal
Dalam penelitian ini siswa dikatakan melakukan kesalahan
apabila terjadi penyimpangan jawaban (respon) dari penyelesaian yang
diharapkan. Hal ini dapat disebut sebagai kesalahan dalam
menyelesaikan soal.
Kesalahan menyelesaikan soal yang akan diremediasi dalam
penelitian ini adalah penyimpangan jawaban (respon) dari
penyelesaian soal uraian materi usaha-energi berdasarkan tahapan
systematic approach to problem solving yang dilakukan oleh siswa
kelas XI MIA SMA Negeri 7 Pontianak. Secara umum jenis kesalahan
tersebut, yaitu: 1) kesalahan terjemahan berupa kesalahan menuliskan
data yang diketahui, apa yang ditanyakan dan mengkonversi satuan
dalam bentuk satuan SI; 2) kesalahan konsep berupa kesalahan
menggunakan prinsip penyelesaian soal; 3) kesalahan strategi berupa
9
3) Representasi Matematika
Representasi matematika adalah penyampaian konsep atau
penyelesaian soal fisika yang diturunkan dalam bentuk persamaan
matematika.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar Tuntas
Menurut Block(dalam Suwarto, 2012) menyatakan bahwa peserta tes
dinyatakan menguasai secara tuntas kemampuan-kemampuan seperti yang
dideskripsikan oleh rumusan-rumusan tujuan pengajaran, apabila kemampuan-
kemampuan peserta tes sesuai denganh acuan kemampuan-kemampuan secara
sempurna yang seharusnya dicapai olehnya.
Ischak dan Warji(dalam Suwarto, 2012) menyatakan bahwa belajar
tuntas adalah suatu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa
dapat menguasai tujuan instruksional umum dari suatu unit pembelajaran.
Tujuan utama dilaksanakannya prinsip belajar tuntas adalah agar tujuan
instruksional dapat dicapai secara optimal sehingga proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif dan efisien. Departemen Pendidikan Nasional (2004)
menyatakan bahwa siswa dinyatakan tuntas belajarnya apabila siswa tersebut
telah menguasai minimal 75% dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ada empat prinsip
yang utama dalam pembelajaran tuntas, yaitu 1) kompetensi yang harus
dicapai siswa dirumuskan dengan urutan hierarkis; 2) Evaluasi yang
digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus
diberikan feedback; 3) Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan di
mana diperlukan; 4) Pemberian program pengayaan bagi siswa yang mencapai
ketuntasan belajar lebih awal.
B. Pembelajaran Remedial
1. Pengertian Remedial
Remedial diartikan sebagai pengobatan, penawaran, serta
penyembuhan yang berhubungan dengan perbaikan.Dalam pengajaran
yang lebih luas pengajaran remedial, yaitu pengajaran yang bersifat kuratif
(penyembuhan), dan atau korektif (perbaikan). Jadi pengajaran remedial
merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk
13
c. Fungsi penyesuaian, dalam hal ini peserta didik dibantu untuk belajar
sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimilikinya.
d. Fungsi pengayaan, dalam hal ini berusaha membantu peserta didik
mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau menambah
berbagai materi yang tidak atau belum disampaikan dalam
pembelajaran biasa.
e. Fungsi akselerasi, yaitu usaha mempercepat pelaksanaan proses
pembelajaran dalam arti menambah waktu dan materi untuk mengejar
kekurangan yang dialami peserta didik.
f. Fungsi terapeutik, karena secara langsung atau tidak remedial berusaha
menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan peserta didik.
3. Bentuk-Bentuk Pelaksanaan Remedial
Pembelajaran remedial bersifat lebih khusus karena bahan, metode,
dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang
kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Menurut buku panduan
penyelenggaraan pembelajaran remedial, bentuk-bentuk pelaksanaan
pembelajaran remedial diantaranya :
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
c. Pemberian tugas-tugas, latihan secara khusus.
d. Pemanfaatan tutor sebaya
4. Evaluasi Pembelajaran Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah
dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan
dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa. Apabila siswa mengalami
kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang
direncanakan dan dilaksanakan cukup fektif membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami
kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan
15
dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap
komponen pembelajaran.
Evaluasi dan Follow Up; cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas
usaha pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak
lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment)
yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi peserta
didik. Berkenaan dengan evaluasi pengajaran remedial. Kriteria-kriteria
keberhasilan pengajaran remedial yaitu:
a. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang
dibawakan melalui layanan, dan
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah
pelaksanaan remedial dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut
pengentasan masalah belajar yang dialaminya.
Sementara itu, Robinson (dalam Makmun, 2003) mengemukakan
beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah
diberikan, yaitu apabila:
a. Peserta didik telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah
yang dihadapi.
b. Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang
dihadapi.
c. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima
kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
d. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress
release).
e. Peserta didik telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
Peserta didik mulai menunjukkan kemampuannya dalam
mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan
secara sehat dan rasional.
16
Analisis Soal
Operasi
Perhitungan
Pengecekan dan
Interpretasi Hasil
Gambar 2.1 Diagram blok fase dalam SAP (Wena, 2009: 61)
No Tahapan
Tujuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
. Pembelajaran
1. Analisis Soal Memperoleh Membimbing siswa Membaca seluruh soal yang
gambaran yang secara bertahap diberikan secara seksama.
menyeluruh untuk melakukan
tentang data yang analisis soal. Mentransformas
diketahui dan i soal ke bentuk
besaran yang skema yang
tidak diketahui menggambarka
(ditanyakan). n situasi soal.
Menulis besaran yang ditanyakan..
No Tahapan
Tujuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
. Pembelajaran
transformasi soal. sudah berbentuk
standar?
Menulis rumus/
hubungan antar
besaran yang
akan
digunakan.:
Menulis hubungan
antarbesaran yang bersumber
dari KR Chart
Mengecek apakah hubungan
yang ditulis relevan dengan
soal yang dihadapi
Mengubah soal ke bentu standar:
Menulis rumus yang memuat
besaran yang ditanyakan.
Apabila dalam rumus tersebut
ada besaran yang ditanyakan
maka substitusikan besaran
yang tidak diketahui itu dengan
rumus lain sehingga terbentuk
rumus baru. Demikian
seterusnya hingga diperoleh
bentuk standar.
Jika dengan langkah di atas
belum diperoleh bentuk
standar, dapat dilakukan
dengan menyederhanakan soal
dengan asumsi-asumsi atau
dengan meninjau soal dari titik
pandang yang berbeda.
3. Operasi Memperoleh Membimbing siswa Mensubstitusikan data yang
hitungan jawaban soal. melakukan operasi diketahui ke dalam bentuk standar
hitungan. yang telah diperoleh, kemudian
melakukan perhitungan.
Mengecek, apakah tanda dan
satuan sudah sesuai?
No Tahapan
Tujuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
. Pembelajaran
dan soal sudah melakukan membandingkan dengan perkiraan
interpretasi diselesaikan pengecekan terhadap jawaban yang dibuat pada fase 1.
dengan benar dan hasil penyelesaian
lengkap. soal. Mengecek
apakah jawaban
sudah sesuai
dengan yang
ditanyakan.
Menelusuri kesalahan-kesalahan
apa yang telah dilakukan.
Function of
Multiple Representations
2. Representasi Fisis
Representasi fisis adalah penyajian konsep fisika dalam bentuk gambar
yang sesungguhnya atau bentuk-bentuk diagram-diagram.
- Gambar
Contoh :
3. Representasi Matematika
Representasi matematika adalah penyajian konsep fisika dalam persamaan
matematika.Representasi matematika dapat berupa vektor, numerik, atau
rumus-rumus matematika.
a. Vektor
Contoh :
Gaya yang bekerja pada sebuah benda.
25
b. Numerik
Contoh :
T = 20 N`
w = 15 N
c. Diagram vector (diagram gaya)
Contoh :
Pada sumbu Y :
∑ F y=T y + N y + F k+ w y =m a y (2.2)
s
Gambar 2.8 Usaha yang dilakukan oleh gayaF adalah W = F cos θ (Foster, 2012)
Satu joule adalah usaha yang kecil. Sebagai contoh, usaha untuk
melempar bola adalah 20 J. Oleh Karena itu, satuan yang lebih sering
digunakan adalah kelipatan sepuluhnya (1 kJ = 1000 J; 1 MJ = 1 000 000
J). Dalam keseharian, sering juga dijumpai satuan erg dan kalori, dengan
1 erg = 10-7 joule dan 1 kalori = 4,2 joule
Misalnya, Anda menarik balok pada lantai mendatar dengan gaya F
= 200 N yang membentuk sudut θ=37 ° terhadap arah mendatar. Balok
berpindah sejauh 5 m, maka usaha yang dikerjakan gaya tarik Anda F
sesuai persamaan adalah
W = F∆ x cos θ
= 200 N (5 m) cos 37 °
= 1000 x 0,8 J = 800 J
(Kanginan, 2014)
Gaya dapat diberikan pada sebuah benda dan tetap tidak melakukan
kerja. Sebagai contoh, jika Anda menenteng tas belanja yang berat dalam
keadaan diam, Anda tidak melakukan kerja padanya. Sebuah gaya
memang diberikan, tetapi perpindahan sama dengan nol, sehingga kerja W
= 0. Anda juga tidak melakukan kerja pada tas belanja itu jika Anda
membawanya berjalan horizontal melintasi lantai dengan kecepatan
konstan, sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Tidak ada gaya
horizontal yang dibutuhkan untuk memindahkan bungkusan tersebut
dengan kecepatan konstan. Bagaimanapun, Anda memberikan gaya ke atas
28
F pada bungkusan yang sama dengan beratnya. Tetapi gaya ke atas ini
tegak lurus terhadap gerak horizontal.
Gambar 2.9 Kerja yang dilakukan pada kantong belanja dalam kasus ini adalah
nol karena F tegak lurus dengan perpindahan d (Giancoli, 2001).
usaha total oleh berbagai gaya yang bekerja pada suatu benda diperoleh
Misalkan usaha yang dilakukan oleh gayaF1 adalah W1, oleh gaya F2
dengan cara menjumlahkan secara aljabar biasa.
adalah W2, oleh gaya F3 adalah W3, dan seterusnya, maka usaha total
adalah
Wtot = W1 + W2 + W3+ .... (2.5)
(Kanginan, 2014)
29
3. Energi
a. Energi Kinetik
Sebuah benda yang bergerak dapat melakukan kerja pada benda
lain yang ditumbuknya. Sebuah peluru meriam yang melayang
melakukan kerja pada dinding bata yang dihancurkannya; sebuah
martil yang bergerak melakukan kerja pada paku yang dipukulnya.
Pada setiap kasus tersebut, sebuah benda yang bergerak memberikan
gaya pada benda kedua dan memindahkannya sejauh jarak tertentu.
Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk
melakukan kerja dan dengan demikian dapat dikatakan mempunyai
energi.Energi gerak disebut energi kinetik.
Gambar 2.10 Gaya total konstan F totmempercepat bis dari laju v1 sampai v 2
sepanjang jarak d. Kerja yang dilakukan W = F tot d (Giancoli,
2001).
W =Fs
¿ ma ( )
1 v2 1
2 a
= m v2
2
1 2
Usaha sebesar W = m v ini merupakan usaha yang diperlukan
2
untuk menghasilkan perubahan kelajuan benda, yang berarti sama
besarnya dengan energi kinetik yang dimiliki benda pada saat lajunya
sama dengan v. Dengan demikian, energi kinetik dapat kita tulis
30
1 2 (2.6)
EK = m v
2
1 2 1 2
W = m v2 − m v1 =EK 2−EK 1 (2.7)
2 2
(Foster, 2012)
b. Energi Potensial
Contoh yang paling umum dari energi potensial adalah energi
potensial gravitasi.Sebuah batu bata yang dipegang tinggi di udara
mempunyai energi potensial karena posisi relatifnya terhadap Bumi.
Batu itu mempunyai kemampuan untuk melakukan kerja, karena jika
dilepaskan, batu tersebut akan jatuh ke tanah karena adanya gaya
gravitasi, dan dapat melakukan kerja, katakanlah, pada sebuah tiang
yang dipancangkan, dan menanamnya ke tanah.
Untuk mengangkat vertical benda dengan massa m, gaya ke atas
yang paling tidak sama dengan beratnya, mg, harus diberikan
kepadanya, katakanlah oleh tangan seseorang. Untuk dapat
mengangkat benda itu tanpa percepatan setinggi h, dari posisi y 1 ke y 2
pada Gambar 2.5(dipilih arah ke atas positif), orang harus melakukan
kerja yang sama dengan hasil kali gaya eksternal yang dibutuhkan,
F ext =mg ke atas, dan jarak vertical h. Yaitu
Gambar 2.12 The work done by gravitational force on the book as the book
fails from y b to a height y a is equal to mg y b−mg y a
Oleh karena itu, menyamakan dua ekspresi ini untuk pekerjaan yang
dilakukan pada buku,
∆ K book =mg y b−mgy a
Sekarang, kita hubungkan setiap sisi persamaan ini ke pada sistem
buku dan bumi. Untuk sisi kanan,
mgy b−mg y a=−( mg y a −mg y b )=−∆ U g
U gadalah energi potensial gravitasi sistem. Untuk sisi kiri persamaan,
karena buku ini adalah satu-satunya bagian dari sistem yang bergerak,
kita melihat bahwa K buku! "!,K adalah energi kinetik sistem. Jadi,
dengan masing-masing sisi Persamaan digantikan dengan sistem yang
setara, persamaan menjadi
∆ K =−∆ U g
Persamaan ini dapat dimanipulasi untuk memberikan hasil umum
untuk memecahkan masalah. Pertama, perubahan energi potensial
dipindahkan ke sisi kiri persamaan :
∆ K + ∆ U g =0
Di sisi kiri, terdapat sejumlah perubahan energi yang tersimpan
dalam sistem.Sisi kanan adalah nol karena tidak ada transfer energi
melintasi batas sistem Buku-Bumi terisolasi dari lingkungan tersebut.
Kita mendefinisikan jumlah energi kinetik dan potensial sebagai energi
mekanik
33
Emech =∆ K + ∆ U g
Sehingga kita dapat menulis bentuk umum dari definisi energi
mekanik tanpa subscriptU:
Emech =K +U (2.10)
( K f −K i ) + ( U f −U i )=0
( K f +U f )=( K i+U i ) (2.11)
Gambar setiap gaya yang bekerja pada balok. Tentukan sudut setiap
gaya terhadap arah perpindahan ∆ x . Selanjutnya, hitung usaha oleh
setiap gaya dengan menggunakan Persamaan 2.5. Usaha total sama
dengan jumlah aljabar dari usaha yang dilakukan oleh setiap gaya pada
balok.
Repersentasi Fisis
Y N
∆x
mg
Jawab :
a) Perhatikan segitiga siku-siku pada Gambar (a)
h 1,6
sin θ= = =0,8
∆ x 2,0
Representasi Verbal
Ada empat buah gaya yang bekerja pada balok (lihat Gambar (b)),
yaitu :
(1) gaya berat mg, membentuk sudut ( 90+θ )° terhadap perpindahan ∆ x
;
(2) gaya normal N, membentuk sudut 90° terhadap ∆ x ;
(3) gaya gesekan f, membentuk sudut 180° terhadap perpindahan ∆ x
(4) gaya dorong P, searah dengan perpindahan ∆ x
Representasi Matematik
Usaha oleh setiap gaya dihitung dengan persamaan 2.4 sebagai berikut.
°
(1) W mg =( mg ) ∆ x cos ( 90+ θ )
¿ mg ∆ x ¿ (sebabcos ( 90+ θ )°=−sin θ° ¿ ¿
¿ ( 1,5 ) ( 10 )( 2,0 )(−0,8 )=−24 J
(2) W N =N ∆ x cos 90 °=0 (sebab cos 90° =0)
35
Representasi
Matematik Representasi Verbal Representasi Fisis
(Serway & Jewett, 2004: 186)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Secara garis besar desain jenis penelitian menurut timbulnya variabel
dibedakan menjadi desain penelitian non eksperimental dan desain penelitian
eksperimental (Sandjaja, 2006: 109).
Jenis penelitian yang sesuai untuk menguji pengaruh remediasi
menggunakan strategi pembelajaran systematic approach to problem solving
berbasis multirepresentasi terhadap penurunan jumlah siswa yang melakukan
kesalahan penyelesaian soal materi Usaha dan Energi di kelas XI SMA Negeri
7 Pontianak adalah penelitian eksperimental.
Rancangan penelitian eksperimental dibedakan menjadi 5 macam
berdasarkan cara pelaksanaanya, yaitu 1) penelitian pra-eksperimental, 2)
penelitian eksperimental semu (Quasi eksperimental Study), 3) penelitian
eksperimental sungguhan, 4) Clinical Trial, dan 5) Operations Research
(Sandjaja, 2006: 123).
Adapun dalam penelitian ini bentuk penelitian adalah Pra-Eksperimental
designdengan rancangan One Group Pre-Test Post-Test. Bentuk penelitian ini
dipilih karena menggunakan satu kelompok subjek. Walaupun satu kelompok
namun dengan adanya tes awal dan tes akhir maka prinsip perbandingan
keadaan sebelum dan sesudah dengan pemberian perlakuan di dalam
eksperimen terpenuhi. Bentuk penelitian ini adalah:
( )( ∑S
)
2
n
r 11= 1− 2 i
n−1 sT
Misal tes teridiri dari 5 butir item, maka ∑ S 2i dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
0,000−0,199=sangat rendah
0,200−0,399=rendah
0,400−0,599=sedang
0,600−0,799=tinggi
0,800−1,00=sangat tinggi
E. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang akan dilaksanakan ini, antara lain :
1. Tahapan Persiapan
a. Melakukan prariset ke SMA Negeri 7 Pontianak
b. Menyusun desain penelitian
c. Membuat perangkat pembelajaran dan instrument penelitian
d. Melakukan validasi perangkat pembelajaran
e. Melakukan uji coba soal tes di kelas XI MIA SMA Negeri 2 Pontianak
f. Menganalisis data hasil uji coba soal tes
g. Merevisi soal tes setelah mengetahui hasil dari uji coba soal.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan soal tes awal (pre-test).
b. Memberi skor pre-test dengan tujuan untuk mengetahui skor awal
siswa dan jumlah siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal sebelum
diberikan remediasi
c. Memberikan treatment, yaitu remediasi dengan menggunakan strategi
systematic approach to problem solving berbasis multirepresentasi
pada siswa kelas XI MIA SMA Negeri 7 Pontiank
d. Memberikan soal tes akhir (post-test)
e. Memberi skor post-test.
3. Tahap Akhir
a. Menganalisis data
b. Menganalisis hasil pre-test dan post-test
c. Mendeskripsikan hasil pengolahan data dan menyimpulkan sebagai
jawaban dari masalah dalam penelitian ini
d. Menyusun laporan penelitian.
42
Studi Lapangan
Studi Literatur Wawancara dengan guru mata
Standar isi Fisika SMA kelas XI pelajaran fisika kelas XI MIA SMA
Prosedur Penyelesaian soal fisika Negeri 7 Pontianak.
Ada kesalahan dalam penyelesaian Melihat hasil ulangan harian materi
soal Usaha-Energi kelas XI MIA SMA
Remediasi dalam pembelajaran Negeri 7 Pontianak tahun ajran
Strategi Systematic Approach to 2014/2015
Problem Solving (SAPS)
Multirepresentasi dalam fisika
Remediasi memggunakan Strategi
SAPS berbasis multirepresentasi
Materi Usaha-Energi
Merumusakan masalah
Membuat Instrumen
Validasi
Revisi Instrumen
Uji Coba
Analisis
Keterangan:
A = Kesalahan menggambarkan situasi soal
B = Kesalahan menuliskan data yang diketahui
C = Kesalahan menuliskan apa yang ditanyakan
D = Kesalahan mengkonversi satuan ke dalam bentuk SI
E = Kesalahan menggunakan prinsip penyelesaian berdasarkan kasus
dalam soal usaha dan energi
F = Kesalahan menggambarkan diagram bebas benda
G = Kesalahan menggunakan rumus usaha dan energi
H = Kesalahan memasukkan data atau menghitung besar usaha total yang
bekerja pada benda
2. Untuk mencari harga proporsi penurunan rata-rata kesalahan siswa tiap
jenis kesalahan, dimasukkan ke dalam tabel berikut
Tabel 3.3 Distribusi harga proporsi penurunan jumlah kesalahan tiap jenis
kesalahan
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
n = Jumlah kesalahan siswa tiap jenis kesalahan dalam menyelesaikan
ka
soal pretest.
n = Jumlah kesalahan siswa tiap jenis kesalahan dalam menyelesaikan
kp
soal posttest.
45
( nk a −nk p
nk a
x 100 % )
3. Untuk mencari harga proporsi penurunan rata-rata kesalahan tiap siswa,
maka digunakan tabel berikut.
Tabel 3.4Penentuan harga proporsi penurunan jumlah kesalahan tiap siswa
Tingkat Efektifitas
Kode
No Sisw na np n a−n p ∆ ns Renda
a
h Sedang Tinggi
Jumlah
Keterangan :
n = Jumlah kesalahan tiap siswa dalam menyelesaikan soal pretest.
sa
n = Jumlah kesalahan tiap siswa dalam menyelesaikan soal posttest.
sp
Δns = Harga proporsi penurunan jumlah kesalahan tiap siswa
nsa −ns p
(∆ns= )
nsa
4. Untuk mencari harga proporsi penurunan jumlah siswa yang salah pada
tiap jenis kesalahan, digunakan tabel berikut.
Tabel 3.5 Analisis distribusi proporsi penurunan siswa yang salah tiap
jenis kesalahan pada soal nomor 1-5
Jenis Sa Sp ∆S Tingkat
kesalahan Efektivitas
A
B
46
Jenis Sa Sp ∆S Tingkat
kesalahan Efektivitas
C
D
E
F
G
Keterangan:
So = Jumlah siswa yang mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal
pre-test
St = Jumlah siswa yang mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal
post-test
∆S = Harga proporsi penurunan siswa yang mengalami kesalahan
S a−S P
∆ S=
S0
Tinggi (0,70)
Sedang (0,30)
Rendah (0,00)
DAFTAR REFERENSI
Foster, Bob. 2012. Fisika Terpadu untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1.2A.
Bandung: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/ MA Kelas XI. Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Cimahi: Erlangga.
Mustajab, Amin. 2014. Remediasi Siswa menyelesaikan Soal Gas Ideal melalui
Metode Learning Togather berbantuan LKS di Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Sekayam. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura (Skripsi)
Sari, Deni Monika. 2013. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi
Termodinamika pada Siswa SMA. Surakarta: FKIP Universitas Negeri
Sebelas Maret. (Jurnal).
Serwey & Jewett. 2004. Physics for Scientist and Engineers.6th Edition.