PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada
sekarang ini dan berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini
serta semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagi
masyarakat, diperlukan suatu peningkatan pelayanan kesehatan
agar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu.
Oleh karena itu, Ruang Perinatologi merupakan salah satu bagian
pelayanan kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan medis
yang aman, efektif dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia
yang kompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan,
obat-obatan yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia.
Pelayanan di Ruang Perinatologi meliputi : Perawatan BBLR,
asfiksia neonatorum, sepsis neonatorum, kelainan kongenital,
ikterus, bayi dengan masalah minum/muntah, bayi yang lahir
dengan infeksi intra uterin, bayi yang lahir dengan tindakan
vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea dan bayi
dengan kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit.
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tersebut di atas, maka disusunlah pedoman pelayanan Ruang
Perinatologi. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapat
dikembangkan kapanpun seiring dengan kemajuan teknologi di
bidang kesehatan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
1
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang perinatologi
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatolog
D. Batasan Operasional
Kriteria:
a. BBLR < 2500 gram
b. BBL > 4000 gram/makrosomia
c. Gangguan napas ringan sedang
2
d. Infeksi tali pusat / omphalitis ( infeksi lokal) / infeksi
ringan sedang
e. Gangguan pencernaan ringan sedang
f. Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan
keadaan gawat
g. Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan
intensive Rawat di ruang Perinatologi
Kriteria:
Infeksi berat
Meningitis
Kejang neonatus
E. Dasar Hukum
3
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi
Rawat Inap adalah :
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Kepala Ruangan
4
c. Memiliki sertifikat Pelatihan perinatolgi
3. Ketua Tim
B. Distribusi Ketenagaan
5
3. kepala ruang perinatologi non shif
4. ketua tim terdiri dari 2 tim perinatologi yakni tim A dan tim B,
masing - masing tim beranggotakan perawat / bidan 6 orang.
C. Pengaturan Jaga
1. Tenaga medis :
6
c. perawat bidan berjaga secara non shift, sebagai tenaga
cadangan apabila ada perawat pelaksana yang tidak mampu
melaksanakan tugasnya karna sakit atau sedang berhalangan.
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
8
2. Alur Kegiatan
a. Akan bertugas
2. Alur Pasien
9
4) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di Ruang
Perinatologi
10
3 Ruang pada pasien baik Lemari obat
Tindakan berupa Ruangan Sesuai pasien,alat periksa
untuk melakukan kebutuhan & obat emergensi
tindakan tindakan kit,troly pasien,
invasive ringan steteskop bayi,
maupun timbangan bayi,
meja periksa bayi,
spilkit,
sterilisator,wastafel,
lampu, dispenser,
meja, alat
instrumen,
korentang, klem tali
pusat, gunting tali
pusat, laringoskop.
Alat pengukur bayi,
larutan klorin,
larutan enjimatik,
lemari alat.
11
pemasangan cap dan
rambut perawat
7 Ruang kepala Ruang untuk Sesuai Lemari, meja/kursi,
ruangan melaksanakan kebutuhan komputer, printer
penyelesaian komplain dan peralatan
pasien, dan membuat kantor lainnya,
laporan harian, dokumen perawat
mingguan, dan dan dokter, fofmulir
bulanan, serta untuk lembaran komplein,
melaksanakan dan status baru
bimbingan bagi staf pasien, serta
yang suka melakukan dokumen lainnya.
pelanggaran aturan
seperti terlambat.
8 Ruang laktasi Ruang untuk ibu yang Sesuai Memiliki AC, kursi
menyusui bayinya kebutuhan
9 Ruang Gudang Ruang untuk Sesuai
meletakkan barang kebutuhan Memiliki lampu,
barang yang belum dan pintu yang
terpakai sementara terkunci
seperti inkubator, box
bayi, foto terapi, CPAP,
suction, dll
10 Ruang rawat Terdiri dari 4 ruangan 3m x 4 m / Tempat tidur
inap bayi sakit yang digunakan untuk ruangan dewasa, box bayi,
menahan ibu bayi agar meja pasien,
mendampingi bayinya jendela, lampu
dalam hal pemberian
asi selama pengobatan
bayi sampai bayi
dinyatakan pulang
oleh dokter DPJP.
11 Kamar mandi Untuk pasien jika bab 2m x 1 m Wc, bak air,
pasien dan bak gayung, air bersih,
lampu
12
peralatan petugas bertutup, troli CS,
kebersihan ruangan, safety box yg baru,
Ruang perinatologi RSUD Tobeloterletak di tengah –
tengah bangunan gedung RSUD Tobelo yang menempati
luas
13
4. Fasilitas prasarana penunjang
Fasilitas prasarana untuk menunjang kegiatan di
perinatologi meliputi :
No Fasilitas kondisi
Jumla Rusak Rusak Baik
h berat Ringan
1 Invan Warmer 5 1 1 3
2 Inkubator 8 0 4 4
3 Foto Therapi 4 1 3
4 Box Baby ( tempat tidur bayi) 31 0 0 31
5 Troly Emergency 1 1 1
6 Troly Obat 1 1
7 Troly Cs 1 1
8 Sterilisator 1 1
9 Timbangan Digital Baby 1
10 Suction 1 1
11 Infus Pump 1 1 1
12 Lemari Obat 1 1
13 lemari Pasien 10 1 3 6
14 Tempat Tidur dewasa pasien 4 2 2
15 Steteskop Bayi 1 1
16 Pulse oksimeter 3 3
17 Thermometer Digital Baby 2 2
18 Meja mandi Bayi 2 2
19 Tiang Infus 7 7
20 Oksigen Fortable 1 1
21 Timbangan Manual Baby 1 1
22 Meja Tulis 4 2 1 1
23 Kursi citos 2 2
24 Kursi pelastik 15 15
26 Jam Dinding 1 1
27 AC 6 6
28 Kipas Angin 7 6 1
29 Apar 1 1
30 Waskom Mandi Stenlis 2 2
31 Standar Bowens 1 1
32 Ember mandi bayi 2 2
33 Gayung 4 4
14
35 Dispenser 1 1
36 Galon Air Minum 2 2
37 Termos air Panas 2 1 1
38 Teco Pemanas air 1 1
39 Remot AC 6 6
40 Ember Pakaian Kotor 8 8
41 Gayung 4 4
42 Tong sampah 3 3
43 Loker Perawat 2 2
44 Kulkas 1 1
45 Kabel Rol 2 2
46 Komputer 1 1
47 Lemari berkas 3 3
48 Televisi 1 1
49 Guting Biasa 2 2
50 Gunting Tali Pusat 2 1 1
51 Klem Tali pusat 6 6
52 Bak Instrument 2 2
53 Ambu bag 2 1 1
54 Laringoskop/ Intubasi Set 1 1
55 Tabung Oksigen Besar 5 5
56 Tabung Oksigen Kecil 1 1
57 kartu Jaga Pasien 18 18
58 Kursi Tunggu Pasien 1 1
59 syringe Pump 1 1
60 CPAP 2 2
61 Ember tertutup pakaian kotor 10 10
bayi
62 Loker pakaian bayi 2 2
63 Mata lampu 22 18 5
64 Wastafel 2 2
15
BAB IV
A. Admisi Pasien
Pasien yang masuk ruang perinatologi sebelum masuk
ruangan oleh tenaga keperawatan harus dilakukan serah
terima pasien meliputi:
1. Identitas pasien
- Identitas pasien yang di tulis di gelang pasien terdiri
dari nama, tanggal lahir dan nomor rekam medik,
- gelang identitas yang digunakan sesuai dengan jenis
kelamin pasien, dimana gelang warna pink perempuan
dan gelang warna biru laki – laki.
General consent General consent perlu dilihat
dalam status pasien dan ditanyakan kepada petugas atas
kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda
tangan keluarga pasien sebagai penanggung jawab serta
bersedia dengan peraturan serta pelayanan yang akan
diberikan di ruang perinatologi RSUD Tobelo.
16
- Melakukan anamnese pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Mengumpulkan data objektib dan data subjektik
- Menegakkan diagnosa keperawatan atau kebidanan
- Melakukan kolaborasi dengan dokter terkait untuk
mendapatkan theraphy
- Melaksanakan intruksi dokter DPJP
- Melaksanakan asuhan keperawatan / kebidanan
- Melakukan pendokumentasi di status pasien sesuai
dengan formulir yang tersedia dan semua tindakan yang
sudah di lakukan .
17
B. Asesmen Pasien Ulang
1. Untuk pasien masuk dari IGD dan Poli Setelah pasien tiba di
ruang perinatologi pasien ditempatkan di tempat tidur, dan
kedua belah pihak perawat IGD dan Perinatologi melakukan
pengoperan pasien secara SBAR, dan di tandatanganin oleh
kedua belah pihak perawat dan di cap stempel SBAR di
status, dan petugas perinatologi melakukan asesmen ulang
dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh
pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien,
menetapkan diagnose awal, memahami respon pasien
terhadap pengobatan sebelumnya.
18
d. RMK 3.1.3 : form. Pengkajian awal pasien rawat inap
anak
19
3 Serah terima pasien bayi pulang
4 Perlindungan terhadap penculikan bayi
5 Mengganti popok bayi
6 Beri minum bayi via :
a. NGT
b. OGT
c. Botol Dot
d. Cup
7 Rawat tali pusat
8 Memandikan bayi
9 Rawat Caput succadenum
10 Perawatan bayi BBLR
11 Perawatan bayi Makrosomia
12 Omphalitis
13 Bayi sepsis
14 Resusitasi neonatus
15 Gangguan nafas ringan dan sedang
16 Pasang cerobong angin
17 Pasang infan warmer
18 Pasang oksimeter
19 Pasang inkubator
20 Metode kangguru
21 Pasang foto therapy
22 Pasang sering Pump
23 Pasang CPAP
24 Bersihkan inkubator
25 Penyimpanan ASI
26 Penyimpanan PASI
27 Sterilkan Botol dot
28 Mengatur posisi bayi
29 Kie pasien masuk
30 Kie pasien pulang
31 Antar bayi rawat gabung
32 Prosedur pembuatan pasi
33 Melakukan IMD
34 Pemberian saleb mata
35 Pemberian obat luar
36 Pasang nebulizer
20
37 Tampung tinja
38 Rawat colostomi
39 Pasang ETT
40 Penangan bayi dengan labiopalastokisis
41 Terima bayi dari ok / VK
42 Pasang masker oksigen
43 Pasang veplon
44 Klem dan gunting tali pusat
45 Sendawakan bayi
46 Bayi gumo / muntah
47 Bayi hidrocepalus
48 Imunisasi Hb 0
49 Imunisasi HBIG
50 ganti cairan infus
51 Pasang kateter bayi
52 Transfortasi bayi
53 Pemberian injeksi vit k
54 Mengeluarkan jenazah dari ruang bayi
55 Penanganan sepal hematom
C. Penegakan Diagnosa
21
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker
D. Perencanaan
1. Medis
2. Keperawatan
3. Gizi
22
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan
yang terintergrasi b. Menyusun perencanaan mengacu kepada
permintaan atau intruksi dokter dan hasil asesmen
4. Farmasi/Apoteker
E. Implementasi
1. Medis
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan
adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang
maupun asuhan mandiri .
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. Oksigenisasi
23
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan suction
1) Pemasangan infuse
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) pemasangan OGT
6) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
a. Oksigenisasi
c. Nutrisi
24
4) memberikan pasi/ asi pia cup
d. Eliminasi
e. Personal Hygine
a. Nyeri
b. BAB/ BAK
c. Haus / lapar
3. Gizi
25
a. Memberikan nutrisi kepada ibu yang menyusui
bayinya selama di rawat di RSUD Tobelo
4. Farmasi
F. Evaluasi
1. Medis
2. Keperawatan
3. Gizi
26
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon
setelah pemberian obat atau edukasi
G. Pasien Pulang
a. Pemberian obat
3. Pasien Meninggal
27
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di
ruangan perawatan
6) Tunggu 2 jam
b. Pasien dirujuk
28
BAB V
LOGISTIK
1. Perencanaan
Perencaan Kepala Ruangan mendata kebutuhan
barang (BHP, alat kebersihan, cetakan dan ATK)
2. Permintaan
3. penyimpanan
A. Barang Tetap
1. Peralatan Keperawatan
29
a. Ruang Rawat Inap Perinatologi
1) Inkubator
5) Radian warmer
6) Infusion pump
7) Syringe pump
8) Suction
9) Standar infuse
12) Manometer
14) Phototerapi
23) Neerbeken
24) Klem
25) Pinset
30) CPAP
30
31) Kit resusitasi
2. Alat Tenun
a. Sprey inpanwarmer
b. Sprey bayi
d. penutup inkubator
e. gorden
b. Senter
c. Meja pasien
d. Waskom mandi
e. Jam dinding
2. Alat kebersihan
31
Regulasi sesuai dengan kebutuhan di ruangan
25
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan
dirumah sakit untuk memberikan jaminan keselamatan pasien
32
sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayan ruang
perinatologi meningkat. Keselamatan pasien termasuk asesmen
resiko pasien. Pelaporan setiap kali terjadi insident dianalisis
dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat
berulangnya kembali insident tersebut sehingga dapat
meminimalkan resiko terhadap paien.
2. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau
seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan ,Selain itu agar
tercipta budaya keselamatan pasien.
33
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien. Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian
atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan.
4. Tata Laksana Keselamatan Pasien di ruang perinatologi.
a. Keselamatan pasien ruang perinatologi di RSUD Tobelo
prioritas utama hal ini terkait dengan kepercayaan pelanggan
,adapun sistim yang sudah berjalan di Instalasi Rawat Inap
adalah :
b. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan kontrol harian
dalam rangka untuk mengontrol kelayakan reagensia
maupun alat pemeriksaan
c. Pemantapan mutu tahunan dan bulanan ;
d. Pemantapan mutu tahunan dan bulanan dilaksanakan
dengan keikutsertaan Rawat Inap perinatologi di RSUD
Tobelo ditingkat regional dan nasional.
e. Identifikasi pasien dengan melakukan pengecekan pada buku
registrasi pasien.
f. Sistim pemeriksaan dan pelaporan hasil dengan system
komputerisasi.
g. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan.
34
1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab
mengelola program keselamatan pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka
pendek 1 – 2 th.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien
rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi
jajaran manajemen dan karyawan.
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan
pasien).
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit seperti tersebut di atas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti
tersebut di atas) dan melakukan self assesment dengan
instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah
sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program
keselamatan pasien rumah sakit dan kejadian tidak
diharapkan.
35
waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima
pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi
(High Alert Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang
secara signifikasi berisiko membahayakan pasien bila
digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan
verifikasi pemberian tanda pada lokasi operasi (Site Marking)
berdasarkan diagnosis dan tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
(Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu
secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi
jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses
menghilangkan/ mematikan mikroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses
menghilangkan/mematikan mikroorganisme transient
dan mengurangi flora resident.
36
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. KESELAMATAN KERJA
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1
menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori
tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di
37
tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi
karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di
luar rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua)
disebutkan bahwa “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang
dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi,
yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga
dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian
integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi
RI dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian
integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan
produktivitas rumah sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dimaksudkan untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja
selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan
secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Kelasifikasi kecelakaan kerja di ruang perinatologi adalah;
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1. Menghirup obat berbahaya ketika
melakukan pencampuran obat
2. Terjatuh
3. Tersandung benda
4. Terkena arus listrik yang terhubung
dengan alat - alat kesehatan
b. klasifikasi menurut agen penyebabnya :
1. tertusuk jarum suntik
38
1. efek terkena menghirup obat
2. keseleo, dislokasi, terkilir
3. Kenyerian otot dan kejang
4. Luka tergores
d. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka :
1. Luka di kepala, leher, badan, tangan, kaki, dan jari jari,
dan bagian tubuh lainnya
2. Luka umum,dsb.
39
(berdasarkan penularan secara kontak, droplet atau udara)
sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan
tentang gejala penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus
dievaluasi untuk memastikan agen penyebab. Dan
ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak
langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di
instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala
dan pelindung kaki (sandal/sepatu boot), sebelum masuk
ruangan yang berpenyakit menular. Termasuk harus harus
mengenakan APD tersebut hal ini bertujuan untuk
mengurangi kontaminasi atau penularan.
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses
penyelenggaraan pelayanan pasien.
a. Pengendalian teknis mencakup
Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan
dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat
penyimpanan yang praktis.
Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung
jawab dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh
karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan
kemampuan kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja
yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh
petugas instalasi pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi
karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan
pertolongan pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
40
Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara
yang tepat.
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah
dan angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia
untuk barang tersebut.
Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
Lampu harus dimatikan bila tidak
dipergunakan/diperlukan.
Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang
dapat membahayakan badan dan kualitas barang.
Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di
ruang perawatan.
41
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar
mudah dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan
terhadap desifektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar
i. Pintu Instalasi Rawat Inap dilengkapi pintu otomatis dan
diberi label BAHAYA INFEKSI
j. Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan
ditempat yang mudah terlihat.
k. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 42olytec
l. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non
medis (sampah medis kantong 42olytec warna kuning dan
sampeh non medis kantong 42olytec warna hitam)
Sistem Ventilasi
a. Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
b. Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir
searah
42
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi Rawat Inap
diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta
pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan Instalasi
Rawat Inap.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
43
Pengendalian mutu Standar Prosedur Operasional
seluruh staf rawat inap dengan mengadakan rapat bulanan
untuk mengevaluasi Standar Prosedur Operasional yang telah
ada dan menambahkan Standar Prosedur Operasional yang
belum ada/belum lengkap serta merevisi Standar Prosedur
Operasional yang telah ada sesuai dengan keadaan
dilingkungan kerja.
Seluruh staf rawat inap memberikan masukan demi
terciptanya unit pelayanan rawat inap ruang perinatologi yang
lebih baik dari sebelumnya. Standar Prosedur Operasional
yang kurang dicatat oleh seluruh staf perinatologi untuk
dibahas dalam rapat bulanan/ mingguan.
44
4. Ikuti prosedur pemeliharaan alat kesehatan sesuai petunjuk
operasional
45
BAB IX
PENUTUP
46
47