Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada
sekarang ini dan berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini
serta semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagi
masyarakat, diperlukan suatu peningkatan pelayanan kesehatan
agar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu.
Oleh karena itu, Ruang Perinatologi merupakan salah satu bagian
pelayanan kesehatan yang harus bisa memberikan tindakan medis
yang aman, efektif dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia
yang kompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan,
obat-obatan yang sesuai dengan standar therapy di Indonesia.
Pelayanan di Ruang Perinatologi meliputi : Perawatan BBLR,
asfiksia neonatorum, sepsis neonatorum, kelainan kongenital,
ikterus, bayi dengan masalah minum/muntah, bayi yang lahir
dengan infeksi intra uterin, bayi yang lahir dengan tindakan
vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea dan bayi
dengan kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit.
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tersebut di atas, maka disusunlah pedoman pelayanan Ruang
Perinatologi. Pedoman ini adalah pedoman minimal dan dapat
dikembangkan kapanpun seiring dengan kemajuan teknologi di
bidang kesehatan.

B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum

Tujuan meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi

2. Tujuan khusus

a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi

b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi

c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi

d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi

1
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang perinatologi
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatolog

g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Pelayanan dan asuhan untuk kasus perinatologi diberikan


pada bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari.

D. Batasan Operasional

Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan di


Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Tobelodidasarkan
pada 3 (tiga) Level, yaitu :

1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level I


Yaitu Perawatan Neonatus sehat :
Pelayanan Neonatus Dasar dan bayi beresiko rendah yang
memerlukan Asuhan Keperawatan Dasar minimal, dimana
perawatan bayi utamanya dilakukan oleh ibu.

Kriteria bayi baru lahir normal sehat:

Persalinan normal/tindakan tanpa komplikasi


Nilai Apgar 5 menit > 7

Berat lahir 2500 gram – 4000 gram

Usia kehamilan 37 minggu – 41 minggu


Tanpa kelainan congenital
Tanpa resiko penyakit

Rawat gabung / rawat bersama ibunya sampai pulang.

1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II


Yaitu perawatan neonates khusus/perawatan bayi sakit
sedang dan diharapkan pulih secara cepat yang memerlukan
observasi dan pengobatan yang memiliki asuhan keperawatan
normal.

Kriteria:
a. BBLR < 2500 gram
b. BBL > 4000 gram/makrosomia
c. Gangguan napas ringan sedang

2
d. Infeksi tali pusat / omphalitis ( infeksi lokal) / infeksi
ringan sedang
e. Gangguan pencernaan ringan sedang
f. Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan
keadaan gawat
g. Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan
intensive Rawat di ruang Perinatologi

1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level III


Yaitu perawatan intensive neonates yang memerlukan
pengawasan yang terus menerus dari Perawat, Dokter dan
dukungan fasilitas berteknologi tinggi. / perawatan NICU
RSUD Tobelo.

Kriteria:

Berat badan lahir amat sangat rendah (< 1000 gram)

Nilai apgar 5/10 menit < 3

Gangguan napas berat

Infeksi berat

Meningitis

Kejang neonatus

Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat

Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan


bantuan ventilator

Di rawat di ruang NICU RSUD Tobelo, atau di rujuk ke RS


yang lebih tinggi.

E. Dasar Hukum

3
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi
Rawat Inap adalah :

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. undang – undang Peraktek kedokteran No 29 Tahun 2004

4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang


Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/88 tentang


Rumah Sakit;

6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/93


tentang berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medis;

7. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik


Kemenkes RI Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya;

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi sumber daya manusia di Ruang Perinatologi adalah :
1. SMF perinatologi
Kompetensi Minimal Yang Harus Dimiliki Dokter perinatologi:
a. Pelatihan pelayanan dasar neonatus
b. Pelatihan pelayanan Lanjut Neonatus

c. Memiliki STR, SIP sebagai dokter yang masih berlaku

2. Kepala Ruangan

a. Pendidikan D III Keperawatan / kebidanan dengan masa


kerja minimal 5 tahun

b. Pendidikan S1 Keperawatan dengan masa kerja minimal


2 tahun

4
c. Memiliki sertifikat Pelatihan perinatolgi

d. Memiliki STR dan SIP atau SIPB yang masih berlaku

e. Memiliki kompetensi yang baik dalam menegakkan


diagnose keperawatan, maupun mengambil keputusan
klinis dan terampil dalam melakukan tindakan
Keperawatan

f. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 5 tahun

3. Ketua Tim

a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan

b. Memiliki kompetensi yang baik dalam menegakkan


diagnose keperawatan mampu mengambil keputusan
klinis dan terampil dalam melakukan tindakan
Keperawatan

c. Memiliki STR dan SIP atau SIPB yang masih berlaku

c. Sertifikat minimal Kegawatdaruratan Neonatus, Teknik


Resusitasi Neonatus dan Manajemen Laktasi

d. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 2


tahun

4. Bidan / Perawat Pelaksana

a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan


dengan masa kerja minimal 2 tahun

b. Sertifikat minimal Kegawatdaruratan Neonatus, Teknik


Resusitasi Neonatus dan Manajemen Laktasi

c. Bersedia bekerja dengan sistem shift

d. Dapat melakukan bantuan hidup dasar

B. Distribusi Ketenagaan

Distribusi Ketenagaan di Ruang Perinatologi adalah :

1. Dokter Spesialis Anak sebagai kepala SMF perinatologi

2. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan


dalam satu shift

5
3. kepala ruang perinatologi non shif

4. ketua tim terdiri dari 2 tim perinatologi yakni tim A dan tim B,
masing - masing tim beranggotakan perawat / bidan 6 orang.

5. petugas non shift terdiri dari 2 orang bidan

5. Satu shift perawat pelaksana ruang perinatologi berjumlah 3


orang

6. petugas administrasi perinatologi merangkap sebagai petugas


sim RS di ruang perinatologi sekaligus bertugas dalam melakukan
pelayanan prima RSUD Tobelo dalam penerbitan Akte kelahiran
bagi bayi – bayi yang lahir di ruang perinatologi RSUD Tobelo.

7. petugas kebersihan ruangan Perinatologi berjumlah 2 orang


melakukan tugasnya di bagi atas 2 shift yakni shift pagi dan shift
sore.

C. Pengaturan Jaga

Pengaturan Jaga di Ruang Perinatologi adalah sebagai berikut :

1. Tenaga medis :

a. Dokter Spesialis Anak bertanggungjawab 1 x 24 jam dan


melaksanakan visite

b. Dokter Umum sebagai dokter jaga ruangan berjaga sesuai


dengan pembagian shift yang sudah di atur. dimana 1 shift 12
jam, terbagi menjadi 2 shift, yaitu Dinas Pagi dan Malam. Dan
tidak merangkap sebagai dokter jaga di IGD RSUD Tobelo.

2. Tenaga Perawat/Bidan perinatologi

a. kepala ruangan perinatologi bertanggung jawab 1 x 24 jam dan


melaksanakan dinas pagi setiap hari nya ( non shift)

b. perawat bidan yang berkedudukan sebagai ketua tim A dan


ketua tim B bertugas non shift berjumlah 2 orang, bertugas
sebagai pembantu kepala ruangan dalam melaksanakan
pelayanan asuhan kebidanan dan pengontrolan di ruang
perinatologi.

6
c. perawat bidan berjaga secara non shift, sebagai tenaga
cadangan apabila ada perawat pelaksana yang tidak mampu
melaksanakan tugasnya karna sakit atau sedang berhalangan.

d. perawat/ bidan pelaksana dalam 24 jam terbagi menjadi 3


waktu dinas, yaitu

Dinas Pagi, Sore dan Malam.

e. Pembagian waktu jam dinas yaitu :

1) Dinas Pagi dari jam 07.00 - 14.00

2) Dinas Sore dari jam 14.00 - 20.00

3) Dinas Malam dari jam 20.00 - 07.00

f. Pengaturan jadwal dinas Perawat atau Bidan di ruangan


dilakukan oleh Kepala Ruangan

g. Apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau ada anggota


keluarga yang meninggal, serta musibah maka penjadwalan dinas
harus segerah digantikan dengan petugas yang non shift yang
sudah tersedia di ruangan untuk menggantikan perawat yang
berhalangan tersebut.

7
BAB III

STANDAR FASILITAS

1. Denah Ruang Ferinatologi

8
2. Alur Kegiatan

1. Alur Dokter, Perawat, Staf

a. Akan bertugas

1) Dokter masuk ke ruang perinatologi untuk ganti pakaian


dan melaksanakan kegiatan visite.

2) Perawat masuk ke ruang perinatologi untuk ganti


pakaian dan bertugas sesuai shiftnya

3) petugas admistrasi, dan petugas kebersihan masuk ke


ruang perawat untuk melaksanakan tugas jaga ruangan
sesuai dengan jadwal dinas yang sudah ditetapkan
kepala ruangan perinatologi.

b. Setelah selesai tugas

Dokter, Perawat, dan petugas lainnya ke luar melalui alur


yang sama

2. Alur Pasien

a. Pasien masuk Ruang Perinatologi :

1) Pasien masuk Ruang Perinatologi dari IGD/Rawat


jalan/Ruang operasi/ Kamar bersalin/ Ruang Nifas,
melalui administrasi.

2) Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis

3) Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station)

9
4) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di Ruang
Perinatologi

b. Pasien meninggalkan Ruang Perinatologi

1) Pasien rawat gabung dengan ibunya di Ruang Nifas

2) Pasien pulang ke rumah setelah sehat RSUD Tobelo

3) Pasien dibawa pulang oleh keluarganya tanpa


persetujuan dari dokter / Pulang Paksa

4) Pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap


fasilitasnya.

5) Pasien meninggal dikirim ke kamar jenazah

3. Standar Fasilitas Gedung

No Nama Ruangan Fungsi Besar Kebutuhan


Ruangan / Fasilitas
Luas
1 Ruang Ruangan untuk pasien Ukuran Inkubator, bok
Perawatan yang memerlukan ruangan bayi, Infant radiant
Perinatologi asuhan dan pelayanan minimal 14 warmer, meja
keperawatan dan m x 14 m tindakan, CPAP,
pengobatan secara Neo Puff, Bed side
berkesinambungan monitor, Suction,
lebih dari 24 jam Resusitasi kit

2 Ruang Stasi Ruang untuk Ukuran Meja, Kursi, lemari


Perawat (Nurse melakukan ruangan arsip, lemari obat,
Station) perencanaan, minimal 4 telepon/intercom
pengorganisasian mx3m alat minitoring
asuhan dan pelayanan untuk pemantauan
keperawatan (pre dan terus menerus
postconfrence, fungsi-fungsi vital
pengatur jadwal), pasien
dokumentasi sampai
dngan evaluasi pasien

10
3 Ruang pada pasien baik Lemari obat
Tindakan berupa Ruangan Sesuai pasien,alat periksa
untuk melakukan kebutuhan & obat emergensi
tindakan tindakan kit,troly pasien,
invasive ringan steteskop bayi,
maupun timbangan bayi,
meja periksa bayi,
spilkit,
sterilisator,wastafel,
lampu, dispenser,
meja, alat
instrumen,
korentang, klem tali
pusat, gunting tali
pusat, laringoskop.
Alat pengukur bayi,
larutan klorin,
larutan enjimatik,
lemari alat.

5 Ruang Ruang untuk Sesuai Meja, Kursi, lemari


Administrasi menyelenggarakan kebutuhan arsip,
kegiatan administrasi telepon/intercom ,
khususnya pelayanan komputer, printer
pasien di Ruang dan peralatan
perinatologi, yaitu kantor lainnya
berupa registrasi &
pendataan pasien,
pendatanganan surat
pernyataan keluarga
pasien apabila
diperlukan tindakan
operasi

6 Ruang Perawat Ruang untuk Loker perawat,


merapikan Sesuai sisir, dan cermin,
kebutuhan kamar mandi

11
pemasangan cap dan
rambut perawat
7 Ruang kepala Ruang untuk Sesuai Lemari, meja/kursi,
ruangan melaksanakan kebutuhan komputer, printer
penyelesaian komplain dan peralatan
pasien, dan membuat kantor lainnya,
laporan harian, dokumen perawat
mingguan, dan dan dokter, fofmulir
bulanan, serta untuk lembaran komplein,
melaksanakan dan status baru
bimbingan bagi staf pasien, serta
yang suka melakukan dokumen lainnya.
pelanggaran aturan
seperti terlambat.
8 Ruang laktasi Ruang untuk ibu yang Sesuai Memiliki AC, kursi
menyusui bayinya kebutuhan
9 Ruang Gudang Ruang untuk Sesuai
meletakkan barang kebutuhan Memiliki lampu,
barang yang belum dan pintu yang
terpakai sementara terkunci
seperti inkubator, box
bayi, foto terapi, CPAP,
suction, dll
10 Ruang rawat Terdiri dari 4 ruangan 3m x 4 m / Tempat tidur
inap bayi sakit yang digunakan untuk ruangan dewasa, box bayi,
menahan ibu bayi agar meja pasien,
mendampingi bayinya jendela, lampu
dalam hal pemberian
asi selama pengobatan
bayi sampai bayi
dinyatakan pulang
oleh dokter DPJP.
11 Kamar mandi Untuk pasien jika bab 2m x 1 m Wc, bak air,
pasien dan bak gayung, air bersih,
lampu

12 Ruang petugas Tempat meletakkan 2m x 3 m Ember tempat


kebersihan pakaian kotor pasien, pakaian kotor bayi
dan penyimpanan di dalam ember yg

12
peralatan petugas bertutup, troli CS,
kebersihan ruangan, safety box yg baru,
Ruang perinatologi RSUD Tobeloterletak di tengah –
tengah bangunan gedung RSUD Tobelo yang menempati
luas

bangunan 18,6 m x15,29 m persegi, sebagai sarana


pendukung dalam memberikan informasi diagnostik ruang
ferinatologi juga dilengkapi dengan ketersediaan air bersih
yang diperoleh dari perusahaan air minum daerah di
monitor secara kontinue untuk memastikan kadar air yang
digunakan untuk pemeriksaan memenuhi syarat baku mutu
air.
Listrik disuplai dari PLN dengan sumber listrik yang
belum stabil dan tegangan yang belum konstan, sehingga
masih didapati aliran listrik yang belum stabil sehingga
perlu di bantu dengan generator UPS untuk menstabilkan
aliran listrik. Hal ini diperlukan supaya pemeriksaan tidak
terhenti mengingat ruang perinatologi RSUD Tobelo
memeberikan pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan
voltage secara kontinue dilakukan agar alat –alat yang ada
di ruang perinatologi dapat di gunakan dengan baik dan
tidak mudah rusak.

Fasilitas batasan ruang perinatologi dengan bagian


lain meliputi:
- Bagian barat : berdampingan dengan gedung kantor
RSUD Tobelo
- Bagian utara : berhadapan dengan ruang penyakit dalam
- Bagian selatan : bersebelahan dengan instalasi Ok
- Bagian timur : berdampingan dengan ruang
laboratorium

Fasilitas gedung ruang ferinatologi terdiri dari pembagian


ruangan di dalamnya yaitu :

13
4. Fasilitas prasarana penunjang
Fasilitas prasarana untuk menunjang kegiatan di
perinatologi meliputi :
No Fasilitas kondisi
Jumla Rusak Rusak Baik
h berat Ringan
1 Invan Warmer 5 1 1 3
2 Inkubator 8 0 4 4
3 Foto Therapi 4 1 3
4 Box Baby ( tempat tidur bayi) 31 0 0 31
5 Troly Emergency 1 1 1
6 Troly Obat 1 1
7 Troly Cs 1 1
8 Sterilisator 1 1
9 Timbangan Digital Baby 1
10 Suction 1 1
11 Infus Pump 1 1 1
12 Lemari Obat 1 1
13 lemari Pasien 10 1 3 6
14 Tempat Tidur dewasa pasien 4 2 2
15 Steteskop Bayi 1 1
16 Pulse oksimeter 3 3
17 Thermometer Digital Baby 2 2
18 Meja mandi Bayi 2 2
19 Tiang Infus 7 7
20 Oksigen Fortable 1 1
21 Timbangan Manual Baby 1 1
22 Meja Tulis 4 2 1 1
23 Kursi citos 2 2
24 Kursi pelastik 15 15
26 Jam Dinding 1 1
27 AC 6 6
28 Kipas Angin 7 6 1
29 Apar 1 1
30 Waskom Mandi Stenlis 2 2
31 Standar Bowens 1 1
32 Ember mandi bayi 2 2
33 Gayung 4 4

14
35 Dispenser 1 1
36 Galon Air Minum 2 2
37 Termos air Panas 2 1 1
38 Teco Pemanas air 1 1
39 Remot AC 6 6
40 Ember Pakaian Kotor 8 8
41 Gayung 4 4
42 Tong sampah 3 3
43 Loker Perawat 2 2
44 Kulkas 1 1
45 Kabel Rol 2 2
46 Komputer 1 1
47 Lemari berkas 3 3
48 Televisi 1 1
49 Guting Biasa 2 2
50 Gunting Tali Pusat 2 1 1
51 Klem Tali pusat 6 6
52 Bak Instrument 2 2
53 Ambu bag 2 1 1
54 Laringoskop/ Intubasi Set 1 1
55 Tabung Oksigen Besar 5 5
56 Tabung Oksigen Kecil 1 1
57 kartu Jaga Pasien 18 18
58 Kursi Tunggu Pasien 1 1
59 syringe Pump 1 1
60 CPAP 2 2
61 Ember tertutup pakaian kotor 10 10
bayi
62 Loker pakaian bayi 2 2
63 Mata lampu 22 18 5
64 Wastafel 2 2

15
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Admisi Pasien
Pasien yang masuk ruang perinatologi sebelum masuk
ruangan oleh tenaga keperawatan harus dilakukan serah
terima pasien meliputi:
1. Identitas pasien
- Identitas pasien yang di tulis di gelang pasien terdiri
dari nama, tanggal lahir dan nomor rekam medik,
- gelang identitas yang digunakan sesuai dengan jenis
kelamin pasien, dimana gelang warna pink perempuan
dan gelang warna biru laki – laki.
General consent General consent perlu dilihat
dalam status pasien dan ditanyakan kepada petugas atas
kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda
tangan keluarga pasien sebagai penanggung jawab serta
bersedia dengan peraturan serta pelayanan yang akan
diberikan di ruang perinatologi RSUD Tobelo.

General consernt perlu juga di klarifikasi kepada


pasien atau pasien atas penandatangan yang sudah
dilakukan oleh keluarga pasien

2. petugas admisi menyerahkan gelang tersebut kepada


perawat untuk dipasangkan ketangan pasien yg akan di
rawat.
3. Skrining pasien dilakukan oleh perawat

16
- Melakukan anamnese pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Mengumpulkan data objektib dan data subjektik
- Menegakkan diagnosa keperawatan atau kebidanan
- Melakukan kolaborasi dengan dokter terkait untuk
mendapatkan theraphy
- Melaksanakan intruksi dokter DPJP
- Melaksanakan asuhan keperawatan / kebidanan
- Melakukan pendokumentasi di status pasien sesuai
dengan formulir yang tersedia dan semua tindakan yang
sudah di lakukan .

4. Edukasi yang sudah dilakukan Tindakan edukasi dapat


dilihat dalam status pasien atas edukasi yang sudah
dilakukan oleh petugas sebelumnya dan dapat
diklarifikasi kembali kepada petugas yang
mengoperkannya. Dengan tujuan agar petugas dapat
merencanakan kegiatan edukasi yang sifatnya pasien atau
keluarga memahaminya

5. Analisa keselamatan pasien Sebelum pasien masuk


ruangan petugas diharuskan memeriksa gambaran umum
pasien, dimulai dari fisik apakah ada kelemahan, dari
struktur anatomi sehingga resiko pasien jatuh, dapat
terhindarkan.

6. Orentasi Setiap pasien yang masuk rawat inap


diharuskan mengenal kondisi ruangan , petugas yang
bertanggung jawab pada saat jaga.

Staf yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau


keluarga pasien

dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang mesti


diketahui dalam

rangka kebutuhan dasar pasien selama dirawat, seperti;


toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi kedaruratan, dan
alat yang terpasang pada pasien kegunaan dan hal yang
harus dihindari, dst

17
B. Asesmen Pasien Ulang

1. Untuk pasien masuk dari IGD dan Poli Setelah pasien tiba di
ruang perinatologi pasien ditempatkan di tempat tidur, dan
kedua belah pihak perawat IGD dan Perinatologi melakukan
pengoperan pasien secara SBAR, dan di tandatanganin oleh
kedua belah pihak perawat dan di cap stempel SBAR di
status, dan petugas perinatologi melakukan asesmen ulang
dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh
pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien,
menetapkan diagnose awal, memahami respon pasien
terhadap pengobatan sebelumnya.

2. untuk pasien yang masuk lewat OK dan Kebidanan;

- pemasangan gelang identitas langsung dilakukan di


ruangan tersebut,

- kemudian pasien di bawa ke perinatologi dan diletakkan di


atas infanwarmer untuk dihangatkan.

- petugas perinatologi melaporkan / mendaftarkan pasien ini


melalui aiepon RSUD Tobelo, dan petugas admisi
memberikan nomor rekam medik RSUD Tobelo,

- petugas perinatologi menyarankan keluarga untuk pergi ke


ruang petugas admisi agar mendapatkan penjelasan tentang
generan consen RSUD Tobelo

- persiapan dari petugas perinatologi terdiri dari:

1. Alat pemeriksaan fisik; stetoskop bayi, meteran bayi, tinta


cap kaki bayi, timbangan bayi, thermometer bayi,
tensimeter bayi

2. Status pasien , lengkap dengan semua formulir yang


diperlukan seperti :

a. RMK 4 : form. General consent

b. RMK 3.1.rev.1 : form. surat masuk RSUD Tobelo (


SMRS)

c. RMK 3.1.11 : form. Ringkasan masuk keluar rumah


sakit

18
d. RMK 3.1.3 : form. Pengkajian awal pasien rawat inap
anak

e. RMK 3.1.3 : form penilaian resiko decubitus

f. RMK 3.1.7 :From Ballard score

g. RMK 3.2 : catatan perkembangan pasien terintegrasi

h. RMK 3.2.a : form pencatatan menggunakan metode


pemecahan masalah ( soap)

i. RMK 3.2.1 : Form askeb

j RMK 3.2.2 : intruksi dokter ruang neonatus

k. RMK 3.2.1.a : form pencatatan pasien dan keluarga


terintegrasi

l. RMK 3.3 : Form pemantauan tanda vital

m. RMK 3.4.1 : ceklist pemberian benr obat

n. RMK 3.5.20 : Form daftar penetapan DPJP

o. RMK 3.5.26 : Form monitoring resiko jatuh Humpty


dumthy

p. RMK 3.1.8 : form. Ringkasan pulang

q. RMK 3.5.7 : form. Laporan kelahiran bayi

3. Langkah – langkah yang harus dilakukan :

a. Memperkenalkan diri petugas perinatologi kepada


pasien dan keluarga dengan budaya 5 S ( senyum,
salam, sapa, sopan, dan santun)

b. Lakukan komunikasi dengan dua arah, usahakan


posisi petugas sejajar dengan pasien

c. Verifikasi ulang nama pasien, dan setiap penyampaian

4. standar prosedur operasional untuk melaksanakan


semua tindakan di perinatologi sebagai berikut :

No JUDUL PROSEDUR TETAP


1 Tindakan Antropometri / Pemeriksaan Fisik
2 Rawat gabung bayi dengan ibu penderita HIV/ Aids

19
3 Serah terima pasien bayi pulang
4 Perlindungan terhadap penculikan bayi
5 Mengganti popok bayi
6 Beri minum bayi via :
a. NGT
b. OGT
c. Botol Dot
d. Cup
7 Rawat tali pusat
8 Memandikan bayi
9 Rawat Caput succadenum
10 Perawatan bayi BBLR
11 Perawatan bayi Makrosomia
12 Omphalitis
13 Bayi sepsis
14 Resusitasi neonatus
15 Gangguan nafas ringan dan sedang
16 Pasang cerobong angin
17 Pasang infan warmer
18 Pasang oksimeter
19 Pasang inkubator
20 Metode kangguru
21 Pasang foto therapy
22 Pasang sering Pump
23 Pasang CPAP
24 Bersihkan inkubator
25 Penyimpanan ASI
26 Penyimpanan PASI
27 Sterilkan Botol dot
28 Mengatur posisi bayi
29 Kie pasien masuk
30 Kie pasien pulang
31 Antar bayi rawat gabung
32 Prosedur pembuatan pasi
33 Melakukan IMD
34 Pemberian saleb mata
35 Pemberian obat luar
36 Pasang nebulizer

20
37 Tampung tinja
38 Rawat colostomi
39 Pasang ETT
40 Penangan bayi dengan labiopalastokisis
41 Terima bayi dari ok / VK
42 Pasang masker oksigen
43 Pasang veplon
44 Klem dan gunting tali pusat
45 Sendawakan bayi
46 Bayi gumo / muntah
47 Bayi hidrocepalus
48 Imunisasi Hb 0
49 Imunisasi HBIG
50 ganti cairan infus
51 Pasang kateter bayi
52 Transfortasi bayi
53 Pemberian injeksi vit k
54 Mengeluarkan jenazah dari ruang bayi
55 Penanganan sepal hematom

C. Penegakan Diagnosa

1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data


obyektif

2. lakukan kolaborasi dengan dokter DPJP ruang perinatologi


untuk mendapatkan therapy yang tepat.

3. sesuai dengan intruksi dari dokter DPJP dilakukan


pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke
laboratorium dan radiologi

4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang


berlaku (lihat panduan pelayanan yang terintergramasi)

5. Untuk tenaga perawat dapat ditegagkan diagnose asuhan


keperawatan dengan melihat respon pasien yang terjadi pada
saat itu dan resiko terjadi pada waktu yang akan datang. (
lihat pada standar asuhan kasus pasi tersebut)

6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi

21
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker

8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat


subyektif maupun obyektif maka lakukan analisa sehingga
diagnose dapat ditegagkan

D. Perencanaan

Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik,


mesureable, actual, realita dan time ( SMART)

1. Medis

a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu


pada PPK

b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical


pathway

c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu catatan


perkembangan yang terintergramasi

d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O;


data Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning)

e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite f. Minimal visite 1x24


jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor perkembangan
pasien tersebut

2. Keperawatan

a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10


penyakit terbanyak

b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan


dengan melihat respon pasien

c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis


perencanaa asuhan keperawatan sesuai diagnose yang
ditemukan

d. Perencanaan dibuat untuk 1 x 24 jam yang disusun oleh


kepala Tim, atau tenaga keperawatan lain yang ditunjuk

3. Gizi

22
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan
yang terintergrasi b. Menyusun perencanaan mengacu kepada
permintaan atau intruksi dokter dan hasil asesmen

4. Farmasi/Apoteker

a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis


catatan perkembangan yang terintergramasi

b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat


yang diajukan dokter dan hasil visite

E. Implementasi

1. Medis

Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan


perinatologi adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan
kepada tenaga perawat atau bidan, karena perawatan tidak
memiliki kewenangan dan kompetensi dalam tindakan tersebut
atau implementasi yang sifatnya memberikan bimbingan kepada
tenaga perawat.

Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;

a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan


kedaruratan cairan
b. Pemasangan infuse umbilikal bayi
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Pemasangan laringoskop ( ETT)
e. Memindahkan pasien ke ruang NICU
f. Merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih lengkap
pasilitasnya
g. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang
khusus

2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan
adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang
maupun asuhan mandiri .
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:

a. Oksigenisasi

23
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan suction

b. Cairan dan elektrolit

1) Pemasangan infuse

2) Pemasangan tranfusi darah

c. Nutrisi

1) Pemasangan NGT

2) pemasangan OGT

3) pemberian pasi / ASI Via botol Dot

4) pemberian ASI / pasi via cup

5) IMD, ( inisiasi menyusui dini)

6) Suntik IM.IV,Subkutan

d. Eliminasi

1) Pemasangan Kateter

2) Tampung urine bayi

3) Tampung tinja bayi

Tindakan mandiri dalam keperawatan

a. Oksigenisasi

1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lkasa steril


dimasukkan kemulut bayi.

b. Cairan dan elektrolit

1) Mengobservasi intake dan output

2) Membantu memberi minum

c. Nutrisi

1) Memotipasi ibu untuk memberikan ASI tepat waktu .

2) Membantu meberikan Asi / Pasi lewat NGT / OGT

3) memberi minum pasi / asi via botol susu

24
4) memberikan pasi/ asi pia cup

5) Menyendawakan bayi dengan baik agar tidak terjadi gumo dan


muntah.

d. Eliminasi

1) menganti popok bayi tiap kali BAB / BAK

2) menampung peses dan urine bayi pada kasus tertentu

e. Personal Hygine

1) memandikan bayi rawat gabung setiap pagi

2) memandikan bayi baru lahir setelah berusia 6 jam setelah


lahir

f. Perawatan tali pusat (lihat pada panduan perawatan tali pusat)

g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)

h. Gangguan rasa nyaman:

a. Nyeri

1. mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi


nyeri lainnya

2. mengkaji tingkat nyeri

b. BAB/ BAK

1. segerah menggantikan popok bayi apabila bayi sudah


BAB dan BAK

c. Haus / lapar

1. menganjurkan dan mengantar bayi untuk menyusui


ke ibunya

2. memberi minum bayi via cup, botol susu, Ngt/ OGT.

3. Gizi

Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi


adalah

25
a. Memberikan nutrisi kepada ibu yang menyusui
bayinya selama di rawat di RSUD Tobelo

b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak


habis di ruang perinatologi bagi ibu yang menyusui
bayinya.

c. mengantar ari mineral yang siap minum untuk


pembuatan pasi

4. Farmasi

Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah

a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif

b. Memberikan konsultasi penggunaan obat

c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang


di resepkan

F. Evaluasi

1. Medis

a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau


evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan)

b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien


dan terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy
di stop atau dilanjutkan

2. Keperawatan

a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau


evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif)

b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E”


evaluasi

3. Gizi

a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah


30 menit keatas

b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada


kolom” O” (obyektif) 4. Farmasi

26
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon
setelah pemberian obat atau edukasi

b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi


pada kolom “O” (obyektif)

G. Pasien Pulang

1. Resume Pasien Pulang

a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter


tindakan therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang

b. Lakukan reseme pasien sebagai bahan untuk control dan


keperluan riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy
yang akan datang

2. Rencana tindak lanjut Rencana

tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah


yang berhubungan dengan asuhan:

a. Pemberian obat

b. Makanan yang diperbolehkan untuk bayi dibawa umur 6


bulan hanya ASI saja, atau susu Formula yang di bawa
usia 6 bulan,

c. sebelum usia bayi mencapai 6 bulan bayi tidak boleh di


berikan makanan tambahan apa pun kecuali ASI / PASI
dibawa 6 bulan

d parawatan pusat tali pusat dengan sistem terbuka sampai


pusat terlepas dapa waktunya.

e. cara memandikan bayi yang benar di rumah

f. mengingatkan keluarga untuk kontrol ulang sesuai tanggal


yang sudah ditentukan oleh DPJP.

g. mengingatkan keluarga untuk membewa bayi imunisasi


dengan tepat waktu

h. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus


khusus

3. Pasien Meninggal

27
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di
ruangan perawatan

(lihat panduan asuhan pasien terminal)

1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien

2) Buka baju pasien

3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan


kiri

4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas

5) Tutup dengan laken

6) Tunggu 2 jam

7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah

b. Pasien dirujuk

Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di


rumah sakit dikarenakan sarana tidak lengkap,
permintaan sendiri dari pasien adapun persiapan yang
harus dilakukan

1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan


menerima rujukan (lihat panduan Komunikasi dan
informasi )

2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan


dan minta formulir kondisi ambulan saat ini

3) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan


merujuk sesuai dengan kondisi pasien (lihat pada
panduan transfer pasien)

4) siapkan formulir rujukan, dan dokumen dokumen peting


lainnya

28
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan barang-barang logistik di Instalasi Rawat Inap


terdiri dari barang tetap dan barang habis pakai. Barang tetap
terdiri dari peralatan medis, peralatan keperawatan, alat tenun
dan peralatan rumah tangga. Sedangkan barang habis pakai
terdiri dari : Obat-obatan dan bahan habis pakai alkes (BHP), alat
kebersihan, Cetakan dan Alat Tulis Kantor (ATK).

Untuk proses pengadaan barang habis pakai di tiap ruangan


melalui 3 proses, yaitu :

1. Perencanaan
Perencaan Kepala Ruangan mendata kebutuhan
barang (BHP, alat kebersihan, cetakan dan ATK)

2. Permintaan

Permintaan kebutuhan barang per minggu ruangan


dilakukan setiap awal minggu sesuai jadwal ke bagian
umum untuk BHP, ATK, alat kebersihan, dan setiap 3
hari sekali ke farmasi untuk farmasi.

3. penyimpanan

A. Barang Tetap

1. Peralatan Keperawatan

29
a. Ruang Rawat Inap Perinatologi

1) Inkubator

2) Baby scale manual

3) Baby scale electric

4) Neonatal transport incubator

5) Radian warmer

6) Infusion pump

7) Syringe pump

8) Suction

9) Standar infuse

10) Laringoskop milier

11) Bag mask neonatus

12) Manometer

13) Termometer digital

14) Phototerapi

15) Pulse oximetri 19)

20) Kom betadin kecil

21) Tromol besar

22) Tromol kecil

23) Neerbeken

24) Klem

25) Pinset

26) Gunting tali pusat

27) Bak stainless kecil

28) Bak stainless sedang

29) Bak stainless besar

30) CPAP

30
31) Kit resusitasi

32) Stetoskop bayi

33) Lemari obat pasien

34) Meja perasat/tindakan

36) Tutup Fototerapi

2. Alat Tenun

a. Sprey inpanwarmer

b. Sprey bayi

c. Sarung bantal bayi

d. penutup inkubator

e. gorden

3. Peralatan Rumah Tangga

a. Lemari obat emergency

b. Senter

c. Meja pasien

d. Waskom mandi

e. Jam dinding

B. Barang Habis Pakai

1. Obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP)

a. Rawat Inap perinatologi memiliki persediaan obat dan


bahan habis pakai yang berasal dari bagian farmasi untuk
keadaan kegawat daruratan sesuai dengan standar
therapy

b. Pemakaian obat pasien dilakukan dengan cara


meresepkan obat sesuai kebutuhan dan disimpan dalam
loker obat pasien selama pasien dirawat di ruangan rawat
inap.

2. Alat kebersihan

31
Regulasi sesuai dengan kebutuhan di ruangan

3. Cetakan Regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan

4. Alat tulis kantor

Regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan

25

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan
dirumah sakit untuk memberikan jaminan keselamatan pasien

32
sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayan ruang
perinatologi meningkat. Keselamatan pasien termasuk asesmen
resiko pasien. Pelaporan setiap kali terjadi insident dianalisis
dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat
berulangnya kembali insident tersebut sehingga dapat
meminimalkan resiko terhadap paien.

2. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh tindakan pelayanan yang tidak seharusnya atau
seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan ,Selain itu agar
tercipta budaya keselamatan pasien.

3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh
langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit. Adapun
tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
Menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan
adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun
komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan
pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko.
Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan resiko, serta
melakukan identifikasi dan pengkajian hal potensial
bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan
agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden,
serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan
pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
Mendorong karyawan untuk melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu
timbul.

33
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien. Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian
atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan.
4. Tata Laksana Keselamatan Pasien di ruang perinatologi.
a. Keselamatan pasien ruang perinatologi di RSUD Tobelo
prioritas utama hal ini terkait dengan kepercayaan pelanggan
,adapun sistim yang sudah berjalan di Instalasi Rawat Inap
adalah :
b. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan kontrol harian
dalam rangka untuk mengontrol kelayakan reagensia
maupun alat pemeriksaan
c. Pemantapan mutu tahunan dan bulanan ;
d. Pemantapan mutu tahunan dan bulanan dilaksanakan
dengan keikutsertaan Rawat Inap perinatologi di RSUD
Tobelo ditingkat regional dan nasional.
e. Identifikasi pasien dengan melakukan pengecekan pada buku
registrasi pasien.
f. Sistim pemeriksaan dan pelaporan hasil dengan system
komputerisasi.
g. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan.

5. Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar


keselamatan pasien harus diterapkan. Standar tersebut
sebagai berikut :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien.
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk
mencapai keselamatan pasien.

6. Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah


sakit.

34
1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab
mengelola program keselamatan pasien rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka
pendek 1 – 2 th.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien
rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi
jajaran manajemen dan karyawan.
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan
pasien).
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit seperti tersebut di atas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti
tersebut di atas) dan melakukan self assesment dengan
instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah
sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program
keselamatan pasien rumah sakit dan kejadian tidak
diharapkan.

7. Pengertian 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Identifikasi pasien (Patient Identification) adalah prosedur
pencatatan identitas diri pasien yang masuk ke Rumah
Sakit Umum Daerah Tobelo, termasuk bayi yang baru
lahir.
b. Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identitas diri
bayi dan pemberian tanda berupa gelang nama pada
tangan bayi yang memuat nama ibu bayi, nomor rekam
medis bayi,tempat tanggal lahir. Disertai cap kaki bayi kiri
dan kanan dan cap ibu jari tangan kanan dari ibu bayi
pada lembar identifikasi bayi.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif Antar Perawat Dan Tenaga
Kesehatan Lainnya
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait
lainnya, yang mampu mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien selama dalam perawatan
di rumah sakit melalui pemberian informasi yang tepat

35
waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima
pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi
(High Alert Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang
secara signifikasi berisiko membahayakan pasien bila
digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan
verifikasi pemberian tanda pada lokasi operasi (Site Marking)
berdasarkan diagnosis dan tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
(Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu
secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi
jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses
menghilangkan/ mematikan mikroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses
menghilangkan/mematikan mikroorganisme transient
dan mengurangi flora resident.

7. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh

Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur


ke lantai atau ke tempat lainnya yang lebih rendah pada saat
istiharat maupun pada saat terbangun yang disebabkan oleh
berbagai kondisi.

36
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

1. KESELAMATAN KERJA
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1
menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori
tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di

37
tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi
karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di
luar rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua)
disebutkan bahwa “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang
dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi,
yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga
dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian
integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi
RI dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian
integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan
produktivitas rumah sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dimaksudkan untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja
selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan
secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Kelasifikasi kecelakaan kerja di ruang perinatologi adalah;
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
1. Menghirup obat berbahaya ketika
melakukan pencampuran obat
2. Terjatuh
3. Tersandung benda
4. Terkena arus listrik yang terhubung
dengan alat - alat kesehatan
b. klasifikasi menurut agen penyebabnya :
1. tertusuk jarum suntik

2. lingkungan kerja yang panas


3. pencahayaan yang kurang di tempat
kerja
c. klasifikasi menurut jenis luka dan cidera

38
1. efek terkena menghirup obat
2. keseleo, dislokasi, terkilir
3. Kenyerian otot dan kejang
4. Luka tergores
d. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka :
1. Luka di kepala, leher, badan, tangan, kaki, dan jari jari,
dan bagian tubuh lainnya
2. Luka umum,dsb.

3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja,


kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :

a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah


aus.
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut
tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai,
ruangan terlalu panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran dan lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas
kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus
mendapatkan pelatihan mengenai cara penularan dan
penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus
diberikan penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit
menular melalui udara harus menjaga fungsi saluran
pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik
dan menjaga kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan
pelayanan kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang
sesuai untuk kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi

39
(berdasarkan penularan secara kontak, droplet atau udara)
sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan
tentang gejala penyakit menular yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus
dievaluasi untuk memastikan agen penyebab. Dan
ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak
langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di
instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala
dan pelindung kaki (sandal/sepatu boot), sebelum masuk
ruangan yang berpenyakit menular. Termasuk harus harus
mengenakan APD tersebut hal ini bertujuan untuk
mengurangi kontaminasi atau penularan.
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses
penyelenggaraan pelayanan pasien.
a. Pengendalian teknis mencakup
 Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan
dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.
 Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat
penyimpanan yang praktis.
 Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
 Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung
jawab dan terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh
karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan
kemampuan kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja
yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh
petugas instalasi pemeliharaan sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi
karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan
pertolongan pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :

40
 Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara
yang tepat.
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah
dan angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia
untuk barang tersebut.
 Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
 Lampu harus dimatikan bila tidak
dipergunakan/diperlukan.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
 Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang
dapat membahayakan badan dan kualitas barang.
 Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di
ruang perawatan.

2. Keselamatan Kerja di Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap harus memiliki pemahaman akan
pentingnya keamanan kerja di Instalasi Rawat Inap. Hal ini
mutlak perlu diperhatikan karena mempunyai dampak
kesehatan langsung bagi petugas dan dampak tidak langsung
terhadap masyarakat/lingkungan disekitar Instalasi Rawat
Inap. Oleh karena itu pentingnya mengurangi bahaya yang
terjadi, Instalasi Rawat Inap harus mempunyai sarana
keamanan kerja yang sesuai dengan Pedoman keamanan
Instalasi Rawat Inap mikrobiologi dan biomedis yang sesuai
dengan standart DepKes RI :

3. Ruangan di Instalasi Rawat Inap


a. Seluruh ruangan dalam Instalasi Rawat Inap mudah
dibersihkan.
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam,
alkali larutan 41olytec dan panas yang sedang
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat
Inap
f. Penerangan Instalasi Rawat Inap sudah cukup memenuhi
standart

41
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar
mudah dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan
terhadap desifektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar
i. Pintu Instalasi Rawat Inap dilengkapi pintu otomatis dan
diberi label BAHAYA INFEKSI
j. Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan
ditempat yang mudah terlihat.
k. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 42olytec
l. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non
medis (sampah medis kantong 42olytec warna kuning dan
sampeh non medis kantong 42olytec warna hitam)

Koridor, gang dan lantai


a. Lantai Instalasi Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak
licin
b. Koridor dan gang harus bebas dari halangan
c. Penerangan dikoridor dan gang cukup

Sistem Ventilasi
a. Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
b. Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir
searah

Fasilitas Air dan Listrik


a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas
yang memadai
b. Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang
memadai sesuai dengan kebutuhan Instalasi Rawat Inap

Peralatan keamanan ruang perinatologi


Peralatan keamanan kerja perinatologi meliputi :
a. Apar
b. sterilisator
c. Botol dengan tutup berulir
d. Kulkas tempat simpan asi ,obat, dan Vaksin
e. Ketersediaan alat pelindung diri APD bagi petugas
f. Pemilahan sampah non infeksius dan infeksius yang
terkordinasi dengan baik

42
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi Rawat Inap
diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta
pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan Instalasi
Rawat Inap.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu merupakan suatu programam yang


bersifat objektif dan berkelanjutan untuk menilai dan
memecahkan masalah yang ada sehingga dapat memberikan
kepuasan pada pelanggan dan mencapai standar klinis yang
bermutu.

Penegmbangan mutu Instalasi Rawat Inap meliputi :

A. Pengembangan Mutu Standar Prosedur Operasional

43
Pengendalian mutu Standar Prosedur Operasional
seluruh staf rawat inap dengan mengadakan rapat bulanan
untuk mengevaluasi Standar Prosedur Operasional yang telah
ada dan menambahkan Standar Prosedur Operasional yang
belum ada/belum lengkap serta merevisi Standar Prosedur
Operasional yang telah ada sesuai dengan keadaan
dilingkungan kerja.
Seluruh staf rawat inap memberikan masukan demi
terciptanya unit pelayanan rawat inap ruang perinatologi yang
lebih baik dari sebelumnya. Standar Prosedur Operasional
yang kurang dicatat oleh seluruh staf perinatologi untuk
dibahas dalam rapat bulanan/ mingguan.

B. Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia

1. Pelatihan dan seminar staf rawat perinatologi secara berkala


baik internal maupun eksternal mengenai pelayanan
perinatologi yang sesuai dengan bagiannya masing-masing.

2. Pendidikan formal maupun informal untuk seluruh staf


rawat inap

3. Pertemuan staf dilakukan tiap bulan membahas dan


melakukan evaluasi terhadap laporan bulanan, pencegahan
infeksi dan permasalahan di rawat inap

4. Melakukan study banding dengan instalasi rawat inap


Rumah Sakit lain

C. Pengembangan Mutu Fasilitas dan Perawatan

1. Lakukan kalibrasi untuk peralatan elektronik untuk


menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan informasi
yang didapat

2. Buat inventarisasi fasilitas dan peralatan yang ada, sehingga


dapat diketahui apakah jumlah dan fungsinya masih dapat
dipertahankan atau perlu diajukan permintaan baru atau
perbaikan yang ada

3. Menjaga kebersihan dan mengendalikan infeksi melalui


sterilitas alat dan penyediaan cuci tangan

44
4. Ikuti prosedur pemeliharaan alat kesehatan sesuai petunjuk
operasional

45
BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pelayanan ruang perinatologi ini disusun dengan tujuan


untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan
di ruang perinatologi. Dengan adanya pedoman ini diharapkan
dapat tersusun standar pelayanan keperawatan di ruang
perinatologi, standar asuhan keperawatan di ruang perinatologi
dan tersusunnya prosedur atau protap kerja di ruang perinatologi.
Perawat dan bidan dalam hal ini sangat memegang peranan
penting dan strategis untuk menentukan keberhasilan pelayanan
yang diberikan kepada pasien di ruang perinatologi. Untuk itu
pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dan
bidan di ruang perinatologi dalam memberikan asuhan
keperawatan atau asuhan kebidanan.

46
47

Anda mungkin juga menyukai