Anda di halaman 1dari 46

BUKU PEDOMAN PELAYANAN

PERINATOLOGI/PICU/NICU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WAMENA


TAHUN 2018
28/2/2019 DocPlayer

BABI
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pe1ayanan kesehatan ada1ah upaya yang dise1enggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memu1ihkan kesehatan individu, ke1uarga, ke1ompok, dan masyarakat.
Pe1ayanan kesehatan yang bermutu ada1ah pe1ayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, dimana
penyelenggaraannya harus berdasarkan kode etik dan standar pe1ayanan profesi yang te1ah
ditetapkan.
Pe1ayanan Perinato1ogi merupakan pe1ayanan yang diberikan kepada pasien dimana pasien
memerlukan tindakan yang cepat, dan tepat serta pe1ayanan yang emergency untuk pasien
dengan kondisi yang kritis dan memerlukan observasi khusus dengan menggunkan pera1atan
yang 1engkap.

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pe1ayanan di Ruang Perinato1ogi .
2. Tujuan khusus :
a. Sebagai pedoman bagi perawat Perinato1ogi da1am memberikan asuhan keperawatan
di Unit Perinato1ogi
b. Menjamin safety bagi pasien maupun petugas.

1.3 RUANG LINGKUP PELAYAi~AN


Unit pe1ayanan Perinato1ogi RSUD W amena meliputi :
1. Status pasien, meliputi pe1ayanan pasien rawat inap
Pelayanan Perinatologi pasien Rawat inap yaitu pasien yang membutuhkan pe1ayanan
Perinatoogi saat dalam perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Mitra Keluarga
Kelapa Gading.

2. Lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada empat tingkat pelayanan yaitu

2
28/2/2019 DocPlayer

a. Pelayanan Perina ( Pasien yang dirawat yang memerlukan Observasi Ketat dari
bayi baru lahir - 1 bulan)
Merupakan pelayanan neonatus dengan pemantauan yang ketat sehingga diperlukan
perawatan yang lebih intensive berikut indikasi pasien masuk ke ruang perawatan
perinatologi sebagai berikut :
a) Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 mmggu dan memiliki berat
badan >1500 gram yang tidak memiliki ketidak matangan fisiologis seperti
apnoe, prematuritas, ketidak mampuan dalam asupan oral atau menderitan
sakit yang tidak diantisipasi sebelumnya.
b) Pasien pasca ventilator selama 7 hari yang memerlukan oksigen nasal dengan
pemantauan saturasi oksigen.
c) Bayi yang memerlukan infus intra vena perifer dan mungkin nutrisi
parenteral untuk jangka waktu terbatas.
d) Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan intensif
e) Level II adalah kondisi gangguan hemodinamik ringan yang membutuhkan
pemantauan hemodinamik dengan Kriteria Fisiologi pernafasan > 60xlmenit,
Nadi 140 -160 xlmenit, kecukupan oksigen dalam darah dibawah 88%
f) Icterik Neonatorum yang perlu terapi fototherapi dan terapi cairan dengan
hasil bilirubin bayi > 16 mg/dl

g) GED sedang, Hipoglikemia dengan hasil GDS < 40 g/dl

h) Asfiksia sedang dengan kriteria fisiologis frekuensi nafas 60 - 80 xlmenit,


retraksi ringall, sianosis, merintih yang memerlukan alat non invasif
(NCPAP).

i) Kelainan Kongenital.

j) Premature < 37 minggu BBLR < 2000 gram tetapi belum memerlukan
peralatan invasive agresif seperti : ventilator

k) bayi dengan ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi (PEB, DM,KPD)

b. Pelayanan NICU (Neonatus Intensive Care Unit: Bayi baru lahir - 1 Bulan
"Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat")
Merupakan pelayanan keperawatan neonatus intensif yang memerlukan
pengawasan terus menerus dari perawat dan dokter serta dukungan fasilitas
berteknologi tinggi, berikut indikasi pasien masuk ruang NICU :
a) Bayi lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dengan berat lahir < 1000
gram yang memerlukan dukungan ventilasi mekanik dengan kriteria fisiologis
dari hasil foto thorak kesan HMD dengan belum terbentuknya surfaktan.
3
28/2/2019 DocPlayer

b) Bayi yang lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dan mempunyai resiko
tinggi untuk gagal nafas
c) Bayi level III adalah kondisi gawat dan reversible, pasca operasi
besar/berlangsung lama atau pasien dengan potensial kegawatan yang
membutuhkan pemantauan yang ketat dan atau terapi tindakan agresif.
d) Bayi level III adalah pasien yang membutuhkan ventilator, Kriteria
Fisiologis : indikasi gagal nafas, aspiksia berat ( nilai apgar 1-3 ) aspirasi,
GED berat, sepsis berat, premature yang disertai dengan respiratory distress
syndrome (RDS), Aspirasi Meconium, Hypertensi Pulmonal, Pasca bedah
mayor, Kejang lama, Ketidakstabilan sirkulasi, misal : pasca bedah jantung,
pasca dan bayi dengan Ibu kehamilanlpersalinan resiko tinggi
c. Pelayanan Intermedite Anak (Pasien dengan Usia 1 Tahun - 10 Tahun dengan
tidak menggunakan alat Bantu nafas).
Merupakan pelayanan anak dengan ketergantungan tinggi dimana asuhan
keperawatan pada pasien ini difokuskan pada :
a) Anak dengan kejang berulang, sesak nafas dengan bantuan oksigen lebih dari
5lpm.
b) Pasien dengan post operasi laparatomy.
c) Pasien yang mendapatkan terapi intravena secara drip (gamaras, albumin)
Indikasi pasien masuk Intennedite anak :
a) Pasien dengan post ekstubasil pasca ventilator dengan kriteria fisiologis
pasien sudah lepas ventilator selama 7 hari dengan keadaan umum pasien
sudah nafas dengan spontan dan hemodinamik stabil Frekuensi pemafasan
20xlmenit nadi 60 -80xlmenit, saturasi > 90 %.
b) pasien yang tidak menggunakan alat bantu nafas seperti kejang demam, DHF,
Febris, anemia, ISPA, BP, diare dll
d. Pelayanan PICU (Peadiatrik Intensive Care Unit 1 Bulan - 10 Tahun "
Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat")
Merupakan pelayanan keperawatan pediatrik intensif yang memerlukan pengawasan
terus menerus dari perawat dan dokter, indikasi masuk Pleu yaitu :
a) Pasien dengan resiko gagal nafas dan memerlukan batuan ventilasi mekanik
dengan kriteria fisiologis Frekuensi nafas 50 -60 xlmenit, nadi 80
-100xlmenit, saturasi 85 -87 % ada nya retraksi, penggunaan otot bantu
pemafasan.
b) Pasien post operasi jantung

4
28/2/2019 DocPlayer

c) Pasien dengan DSS dengan hasillaboratorium trombosit dibawah 50.000


d) Pasien kejang berlanjut.
1.4 BATASAN OPERASIONAL
1. Berdasarkan pada dokter yang merawat.
a. Perina/lntennendit oleh dokter spesialis anak.
b. NICIIPICU oleh dokter spesialis anak dengan dokter spesialis anak sub spesialis
intensif (Konsultan).
2. Berdasarkan umur pasien.
1) Perina: status untuk bayi 0 -1 bulan.
2) Intennedite anak : status intermedite untuk anak umur > 1 bulan- 10 tahun.
3) NICU: perawatan intensifuntuk bayi 0 - 1 bulan.
4) PICU: Perawatan intensif untuk 1 bulan- 10 tahun.
3. Indikasi pasien masuk dari ruang kamar bayi ke ruang perinatologi.
1) pasien dengan RDS dengan kriteria pasien frekuensi nafas diatas 60xlmenit
pasien membutuhan oksigen

2) Hipoglikemia hasil laboratorium < 40 g/dl

3) Pasien dengan gangguan gastrointestinal seperti vomitus, susp obstruksi


dengan kriteria pasien dengan nutrisi enteral tidak baik sehingga diharuskan
untuk pemasangan infus untuk pemasukan cairan parenteral. dan pemasangan
OGTINGT untuk dekompresi cairanlambung.

4. Indikasi pasien pindah ruang keperawatan anak


1) pasien sudah lepas dari alat invasif seperti ventilator selama 7 hari dan tidak
menggunakan oksigen.
2) Pasien sudah stabil dari ruang Perawatan intennedite dan ruang PICU denagn
kriteria hemodinamik pasien stabil frekuensi pemafasan 20 -30 xlmenit Nadi
60 x/menit, Saturasi diatas 90 %.
3) Pasien sudah dapat minum dan makan
4) Hasillaboratorium sudah normal
5. Indikasi pasien pulang dari ruang Perinatologi
bayi sudah dalam keadaan stabil dengan kriteria fisiologis :
1) pada bayi premature dengan Berat badan 1800 - 2000 gram dengan kenaikan
berat badan bayi naik 20 - 30 gram/minggu selama 3 hari berturut - turut.
2) bayi sudah dapat minum adlib dengan total minum 240 m1l24jam untuk usia
bayi 3 - 5 hari.
3) hemodinamik stabil frekuensi nafas 40 -60xlmenit, HR 120 - 140 xlmenit,
saturasi diatas 90% dan sudah lepas oksigen
5
28/2/2019 DocPlayer

4) pada pasien hiperbilirubin, hasillaboratorium nilai bilirubin 10 mg/dl, ikteri


tidak ada, bayi sudah dapat minum.
5) pada pasien dengan pasca operasi bedah, orang tua pasien sudah diberikan
edukasi tentang perawatan luka dan dapat melakukan perawatan luka di
rumah.
6. Indikasi pasien rujuk ke rumah sakit lain
1) Dirujuk karena fasilitas belum ada
2) Kesulitan biaya
3) Belum ada kerjasama dengan asuransi/perusahaan dalam hal jamman
kesehatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat merujuk pasien :
1) Keluarga boleh dilibatkan dalam mencari temp at di RS lain dengan
membawa surat pengantar dari dokter yang menangani
2) Selama transportasi, pertahankan kondisi pasien tetap stabil, jaga temperatur
bayi tetap hangat

1.5 LANDASAN HUKUM


1. Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2. Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
3. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
4. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.7 tahun 1987 JO skb NO. 48/menkes/II/98
tentang penyerahan sebagai urusan pemerintah dalam bidang kesehatan kepada
pemerintah daerah.
5. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.25 tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi.
6. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.9201!Menkes/SKIPerIIXl1986
tentang upaya pelayanan kesehatan swasta di bindang medik.
7. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.585/mENKES/skPer/IXl1989
tentang persetujuan tindakan medik.
8. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.749!Menkes/SKIPerIIXl1989
tentang Rekam Medis !Medical Record.
9. keputusan[menteri kesehatan Republik Indonesia No.436 tahun 1993 tentang
berlakunya Standar pelayanan Medis Indonesia
10. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.916!Menkes/PerNIII/1997 tentang
izin praktek bagi tenaga medis.

6
28/2/2019 DocPlayer

11. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia NO.10451MenkeslPer1XI/2006 tentang


pedornan organisasi rumah sakit di lingkungan departemen kesehatan.
12. Surat keputusan bersama menteri kesehatan Republik Indonesia dan menteri
dalamnegeri Republik Indonesia No.481Menkes/SKBIIV1998 tentang pentunjuk
pelaksanaan PP No.7 tahun 1987.
13. SK pemberlakukan buku Pedornan Hernodialisa yang dikeluarkan oleh Rurnah Sakit
Mitra Keluarga Kelapa Gading.

7
28/2/2019 DocPlayer

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1 Pendahuluan

Dalam rangka melaksanakan program pelayanan RSUD Wamena Khususnya pada pelayanan
Perina, NICU,PICU, Intennedite Anak, diperlukan tenaga yang memadai agar pelayanan yang
berkualitas, aman, dan nyaman. Dapat terwujud untuk itu pola ketenagaan diantur sebagai
berikut perawat profesional sangatlah dibutuhkan. Untuk menetukan jumlah kebutuhan
tenaga perawat digunakan buku pedoman pelayanan keperawatan dirumah sakit yang
diterbitkan oleh departement kesehatan RI tahun 2005.

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia

1. Kepala Keperawatan Perinatologi, PICU, NICU


l.1 Nama Unit kerja : Perinatologi, PICU, NICU
28/2/2019 DocPlayer

l.2 Nama Jabatan : Kepala Ruang Perinatologi, PICU, NICU


1.3 Pengertian
Seorang tenaga keperawatan Profesional yang bertanggung Jawab dan berwenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatoogi, PICU, NICU.
l.4 Fungsi
Memimpin, Mengatur, Mengawasi, Membimbing pelaksanaan pelayanan keperawatan di
unit perawatan Perinatologi, PICU, NICU dengan melakukan perencanaan, koordinasi,
pengawasan, pengarahan dan evaluasi serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan
sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit.
1.5 Persyaratan dan kualifikasi
a. LIP
b. Minimal Usia 25 tahun
c. Akademi Keperawatan atau S 1 Keperawatan dengan dasar D Keperawatan.
d. Pengalaman bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga Group lebih dari 5 Tahun
termasuk 2 Tahun pada sesi pelayanan tersebut.
e. Memiliki sertifikat KD, Perinatologi, ICU, Resusitasi Neonatus dan Neonatus
NICU,
pada anak.
f. Memiliki surat izin kerja yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku (SIP dan
SIK)
g. Tidak terlibat masalah hukum.
8
h. Berkelakuan Baik
1. Komitmen terhadap Visi Misi RSMKKG
1.6 Lingkup Tugas
a. Bertanggung Jawab atas seluruh stafPerinatologiIPICUINICU
b. Bertanggung Jawab Penuh (24 jam/hari) terhadap mutu Pelayanan Keperawatan.
c. Memberikan Pelayanan atau Alternatif melaksanakan proses pelayanan Keperawatan.
d. Mengevaluasi sumber daya peralatan, SDM, Metode
e. Memelihara Hubungan Kerja dengan bagian lain.
l. 7 Uraian Tugas
a. Merencanakan tenaga dan membuatjadwal kerja sesuaijumlah dan kualitas kebutuhan
layanan asuhan keperawatan sehingga layanan dapat terlaksana secara optimal.
b. Memonitor dan membagi tugas pada staf tentang pemeliharaan peralatan, mesin, alkes,
dan obat inventaris ruangan agar jumlah dan kualitasnya siap pakai dan sesuai standar.
c. Memelihara kebersihan dan tata ruang di unitnya sesuai standar 5R (Resik, Rawat,
Rajin, Ringkas, Rapi).
d. Membina seluruh staf yang ada di unitnya agar melaksanakan proses kerja sesuai
peraturan tata tertib di bidang keperawatan.
e. Membina dan pengembangan seluruh staf di unitnya.
f. Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan hasil kerja dan kualitas sumber daya
manusia.
g. Berpartisipasi dalam perencanaan tahunan bidang keperawatan.
h. Mendiskusikan hal-hal penting dengan atasan langsungnya guna memelihara
penampilan kualitas layanan di unitnya.
1. Melakukan pertemuan berkala bersama semua staf minimal 1x setiap bulan.
J. Melakukan penyelidikan bila ditemukan suatu rnasalah dalam pelaksanaan pelayanan
kepada pasien dan rnernbuat laporan.
k. Sebagai hurnas untuk bagiannya / unitnya.
1. Mernberi saran atau alternatif pada penanggung jawab kelornpok.
rn. Mendiskusikan hal-hal khusus yang penting dengan atasan langsungnya.
n. Mengusulkan perubahan-perubahan rnengenai standar prosedur yang tidak sesuai
dengan perkernbangan tekhnologi dan praktek lapangan
l.8 Tanggungjawab
a. Mendukung dan rnengkornunikasikan sernua peraturan, prosedur di rurnah sakit
kepada sernua staf, pasien, keluarga pasien, dan lingkungan.
b. Mernbuat daftar kerja seefektif rnungkin dan rnerata untuk semua staf.

9
c. Aktif mengikuti pertemuan-pertemuan yang ada dan membuat laporan.
d. Bertanggung jawab kepada logistik dan administrasi.
e. Bertanggung jawab atas seluruh staf dan pasien yang ada di unitnya.
f. Berkomunikasi dengan bagian lainnya dan dokter.
g. Mengontrol proses pelayanan tiap pasien serta memberi kelengkapan informasi pada
keluarga pasien.
h. Membuat jadwal dinas dan mengatur jadwal cuti.
1. Membimbing dan membina staf yang ada dibawahnya.
J. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kelengkapan peralatan ruangan dan seluruh
inventaris yang ada di ruangan.
k. Mengevaluasi staf secara cawu dan tahunan
1. Memastikan bahwa setiap perawat mampu mengoperasikan alat-alat yang ada di
PICUINICUIPERINA melalui wawancara lisan dan praktek lapangan serta mencatat
hasilnya di buku penampilan prestasi per staf.
Ill. Mengusulkan perubahan-perubahan mengenai standar prosedur yang tidak sesuai
dengan perkembangan teknologi dan praktek lapangan
1.9 Wewenang
1. Menggunakan waktu dan ruang untuk untuk pertemuan pembinaan stafnya.
2. Mengajukan usulan perbaikan Standart Prsedur Operational kepada atasannya untuk
perbaikan kualitas layanan.
3. Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, obat, mesin dan alkes guna
kelancaran kerj a di unitnya.
1.10 Standar Kelja
a. Kebutuhan tenaga kerja keperawatan terpenuhi sesuai dengan pola ketenagaan
b. Penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan.
c. Asuhan keperawatan dilakukan pada semua pasien sesuai standar.
d. Evaluasi SDM tiap tahun yang diserahkan kepada atasannya serta ada rencana
pengembangan dan pembinaan SDM tiap tahun.
e. Kepala ruang dan penanggung jawab shift mampu mendiskusikan masalah pasien baik
dengan atasannya maupun dengan tim kesehatan lain.
f. Kebutuhan logistik unit terpenuhi dengan pengajuan permintaan melalui fonnulir
permintaan barang yang diajukan kepada manager keperawatan.
g. Pengembangan staf PICUINICUIPERINA melalui pelatihan baik internal maupun
eksternal.

10
h. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dilakukan kepada semua pasien sesuai dengan SPO
dan terdokumentasi dengan benar.
1. Sarana dan prasarana yang ada dalam kondisi Slap pakai baik kualitas maupun
kuantitasnya.
2. Penanggung Jwab Shift (PJ Shift)
2.1 Nama Unit kerja : Perinatologi, PICU, NICU
2.2 Nama Jabatan : Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
2.3 Pengertian
Seorang perawat Profesional yang diberikan wewenang dan tanggung Jawab dalam
mengkoordinasi kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatologi, PICU, NICU
dan turut melaksanakan pelayanan keperawatan pada satu unit ruangan perawatan pada
sore, malam dan hari libur.
2.4 Fungsi
Bertanggung Jawab untuk mengkordinasi semua kegiatan atau langkah -langkah asuhan
Keperawatan umum dan intensif untuk sekelompok pasien di Instalasi Perawatan Intensif
yang dilakukan oleh sekelompok II Group perawat.
2.5 Persyaratan dan Kualifikasi
1. D3 keperawatan.
2. Memiliki pengalaman kerja di PICU, NICU, PERINA
3. Mempunyai 1 sertifikat : kardiologi dasar atau pelatihan PICU atau NICU atau
sertifikat pelatihan Keperawatan bayi level 1,2,3.
4. Menguasai dan dapat melakukan prosedur keperawatan dengan baik.
5. Dapat mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya.
6. Dapat berkomunikasi dengan baik
7. Mempunyai surat izin perawat.
2.6 Lingkup Tugas
Memberikan Pelayanan keperawatan Gawat Darurat kepada pasien dan keluarga di
Perinatologi, PICU, NICU sampai ke ruang Perawatan Jika perlu
dirawat.
2.7 Uraian Tugas
1. Mengecek jumlah tenaga pada shiftnya apakah sudah sesuai dengan jadwal yang ada
(kuantitas dan kualitasnya).
2. Mengatasi masalah ketenagaan dan masalah penting pada shiftnya dengan
mendiskusikan kepada supervisor Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
3. Membina staf dikelompokkan agar melaksanakan proses asuhan keperawatan sesuai
Standar Operasional Prosedur.

11
4. Mengecek pada pasien apakah kebutuhan layanannya sudah terpenuhi minimal 2 kali
selama shift dan memberikan bantuan secepatnya bila ada keluhan kurangnya
pelayanan.
5. Mengontrol hasil penugasan yang diberikan kepada stafnya.
6. Mengontrol kuantitas dan kualitas peralatan, instrumen obat dan alkes yang
dibutuhkan oleh shiftnya.
7. Mendiskusikan kepada dokter spesialis tentang reaksi pengobatan yang penting bagi
pasien di unitnya.Bertanggung jawab atas pekerjaan anggota kelompoknya.
8. Menentukan waktu untuk diskusi dengan kelompoknya sebelum memulai pekerjaan.
9. Jika ada pasien dengan masalah istimewa laporkan koordinator agar membuat
diskusi besar dengan seluruh perawat dibagian terse but
2.8 Tanggung Jawab
1. Mengetahui dan mengerti kondisi suatu perkembangan semua pasien yang
berada di bawah pengawasannya.
2. Menjadi nara sumber bagi anggota tim dan dapat berfungsi sebagai pelaksana
bila diperlukan.
3. Mengenai seluruh pasien yang ada dibawah tanggung jawabnya dengan
seluruh masalahnya tennasuk diagnosa, hasil pemeriksaan penunjang diagnosa yang
abnormal seperti Laboratorium, CT Scan, EKG, USG, Rontgen dan lain-lain.
4. Mengontrol agenda pasien dan catatan monitoring yang ada.
5. Berkomunikasi dengan bagian lain mendemonstrasikan kepada anggota
kelompoknya, bagaimana memberikan tindakan keperawatan khusus
6. Melaporkan masalah pasien kepada dokter jaga PICUINICUIPERINA
2.9 Wewenang
a. Menggunakan waktu untuk pertemuan pembina an dengan stafnya.
b. Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional keja kepada atasannya
untuk perbaikan kualitas layanan.
c. Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat, dan alkes
guna kelancaran kerj a di unitnya
2.10 Standar Kelja
A. Tidak ada keluhan kekurangan tenaga pada saat dinas
B. Setiap stafmendapat tugas sesuai kompetensinya.
C. Sarana dan prasarana siap pakai saat bertugas.
D. Memberitahu supervisor / kepala ruang / managemen jika ada masaalah.
E. Dapat terselesaikannya semua tugas pada shiffnya.

12
F. Dapat bertindak sebagai penyelesaian masaalah jika terjadi masalah / komplain baik
internal maupun eksternal.
G. Segera lapor dokter jika terjadi reaksi pada pelaksanaan tindakan at.au pengobatan
3. Perawat Pelaksana
3.1 Nama Unit kerja : PerinatologiIPICUINICU
3.2 Nama Jabatan : Perawat Pelaksana PerinatologiIPICUINICU
3.3 Pengertian : Seorang Perawat Profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di
PerinatologilPICUINICU
3.4 Fungsi : Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap pasien diruang Perawatan Intensif.
3.5 Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan D3 keperawat.an
b. Sertifikat minimal RIP Neonatus/anak.
c. Telah mengikuti pelatihan dasar prosedur keperawatan intensif yang
diselenggarakan oleh bagian diklat departemen Keperawat.an RSMKKG
d. Menguasai prosedur keperawat.an intensif dengan baik.
e. Dapat berkomunikasi dengan baik.
f. Mempunyai Surat Izin Perawat.
3.6 Lingkup Tugas
a. Melaksanakan Layanan Keperawatan intensif secara opt.imal dan sesuai dengan
prosedur yang ditet.apkan Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
b. Menciptakan suasana yang tenang dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya
sehingga kualitas hasil asuhan keperawatan menjadi optimal.
c. Melaksanakan Pemeliharaan peralatan dan inventaris agar Slap pakai dalam hal
kualitas dan kuant.itas.
d. Menyelesaikan pennasalahan pasien dan keluarganya dengan cara diskusi dan
diselesaikan dengan atasanya.
e. Menjalin kerjasama yang solid antara Tim kesehatan di unit keperawatan intensif
dengan unit lain Ruah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
f. Melaksanakan Pelayanan Keperawatan umum dan intensif kepada pasien di Ruang
PerinatologiIPICUINICU selama berada diunit Keperawatan.
3.7 Uraian Tugas
a. Mengetahui dan mengikuti kondisi serta perkembangan semua pasien yang berada
dibawah pengawasannya
b. Menjadi anggota tim dalam proses keperawatan intensif.

13
c. Memelihara peralatan, mesin alkes dan obat, inventaris ruangan agar jumlah dan
kualitasnya selalu sesuai standar.
d. Memelihara kebersihan alat / instrumen ruangan sesuai SPO.
e. Mengetahui, memahami, dan dapat melaksanakan setiap tindakan keperawatan
sesuai SPo.
f. Merespon setiap keluhan pasien dengan mengkaji terlebih dahulu kemudian
menentukan inventaris atau mendiskusikan dengan dokter jaga diunitnya.
g. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
h. Membuat dan melengkapi administrasi pada setiap prosedur tindakan.
1. Mencatat penggunaan obat dan alkes yang digunakan pada setiap prosedur
tindakan.
J. Bertanggung jawab tentang kesiapan setiap prosedur dan peralatan yang akan
dilakukan.
k. Menjaga tata tertib dan mematuhi kebijakan secara tepat
3.8 Tanggung Jawab
a. Merencanakan, melaksanakan pelaksanaan asuhan keperawatan yang sudah
ditentukan serta dokumentasinya.
b. Selalu melakukan evaluasi dari askep yang telah diberikan
c. Menjaga dan memastikan prosedur keperawatan intensif dilaksanakan sesuai
SPO
d. Sebelum memulai tugasnya harus memperkenalkan diri kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
e. Dapat bekerja sarna dengan anggota tim
f. Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
g. Menciptakan lingkungan keija yang sehat bagi semua anggota tim.
h. Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
1. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
J. Mengontrol keseluruhan inventaris instrumen, obat, dan alkes.
k. Berkomunikasi dengan baik kepada bagian lain / dokter intensif
1. Menerima dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan
3.9 Wewenang
a. Menggunakan waktu untuk pertemuan evaluasi kerja.
b. Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional kepada atasannya
untuk perbaikan kualitas layanan.

14
c. Mengajukan usulan penarnbahan atau perbaikan perala tan, mesm, obat, dan
alkes guna kelancaran kerja diuniknya
d. Mengajukan perrnohonan pelatihan untuk rneningkatkan kornpetensi sesuai
kebutuhan tugas di ruang intensif.
3.10 Standar Kerja
a. Adanya catatan yang lengkap di catatan keperawatan dan
terlaksana.
b. Adanya Asuhan Keperawatan di setiap pasien yang rnenjadi tugasnya
c. Sarana dan Prasarana siap pakai dan ada pada ternpatnya.
d. Semua stock ruangan siap pakai dan lengkap.
e. Pasien puas/tidak ada kornplain dan dilaksanakan sesuai SPO
f. Terjadi kornunikasi yang terapeutik dengan dokter, staf, pasien dan keluarga.
g. Tidak ada kekurangan pernakaian stock inventaris ruang an setelah tindakan atau
prosedur pada lingkup tugasnya.
h. Siap dengan obat/alkes di saat rnerencanakan prosedur tindakan pada pasien
yang rnenjadi tugasnya
JABATAN KUALIFIKASI
Kepala unit perawatan Kepala unit Dokter spesialis anak 1
perawatan perina, NICU,PICU, konsultan
Intermedite anak

Kepala ruang perawatan Perina, S 1 Keperawatan pengalarnan 1


NI CU ,PI CU ,Intennedite anak kerja lebih dari 5 tahun

Perawat penanggung j awab shiff Perawat senior, AKPER 6

Perawat pelakasana AKPER 4


perinatologiINICU

2.2 PENGATURAN JAGA


1. Pengaturan jadwal dinas atau jadwal jaga ruang Perinatologi dibuat untuk periode
satu bulan oleh kepala ruang dan direalisasikan ke perawat Perinatologi untuk
pelaksanaan 1 bulan
2. Pertukaran jadwal dinas perawat Perinatologi diberitahukan kepada Kepala Ruang
unit, rnaksirnal 1 hari sebelurnnya dan dicatat kedalarn jadwal dinas ruangan
3. Pengajuan cuti tahunan perawat Perinatologi diajukan 1 bulan kepada Kepala ruang
unit sebelurn pernbuatan jadwal dinas
4. Perawat yang tidak bisa rnelaksanakan dinas (tanpa terencana I Cuti Insidential)
harus menginformasikan kepada Kepala Ruang untuk ditunjuk penggantinya sesuai
15
dengan kompetensi maksimal 6 jam sebelurnnya
5. Setiap tugas jaga/ shift hams ada perawat penanggung jawab shift (PJ Shift) dengan
syarat S 1 atau D3 Keperawatan ,status perawat madya pengalarnan kerja > 2 tahun di
Perinatologi serta bersertifikat Perinatologi.
6. Pola ketenagaan mengacu perawat Perinatologi, mengacu kepada :
a. Shift Pagi : Jam 07.00 - 14.00 WIB
b. Shift Siang : Jam 14.00 - 21.00 WIB
c. Shift Malam : Jam 21.00-07.00 WIB
7. Pelatihan
1) Pelatihan perawatan NICU, PICU
2) Kegawat daruratan Neonatus.
3) Perawatan BBLR (Metode Kangguru)
4) RIP Neonatus/Anak.
5) Manajemen Laktasi
6) Perawatan bayi level 2, 3
7) KPIK llKPIK 2
8) Penggunaan Ventilator.
9) Penggunaan CPAP, NCPAP
10) Pengoperasian Inpus Pump/ Syinge Pump
11) Pengoperasian Inkubator dan Infant Wanner
12) Penghitungan Obat - obatan

16
BAB ll
STANDART FASILITAS

1.1 STANDAR FASILITAS

1. Fasilitas dan prasarana


Unit pelayanan perinatologi berada dilantai 2 RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading,
berhadapan dengan kamar operasi dan berdampingan dengan ruang angiografi
2. Peralatan
a) Standar Alat Medis
No NamaAlat Jumlah
1 Ventilator 2
2 Infant Warmer 2
3 Incubator 4
4 Fototerapi/ Bilibleked 6
5 Infus Pump 8
6 Syringe Pump 10
7 Neopuff 1
8 Bubble CPAP dan NCPAP 1
9 Monitor Bayi dan anak ( HR, Saturasi 02, RR, TD)
6
10 Laringoscope Bayi dan anak 1
11 Oksigen Portable 1
12 Oksigen dinding 4
13 Oksigen Low Flow 2
14 Suction Dinding 4
15 Suction Portable 1
16 X-Ray Foto 1
17 Stestoskop bayi 6
18 Stestoskop Anak 4
19 Timbangan Bayi 1
20 Tempat tidur bayi 5
21 Tempat tidur anak 4

b) Standar alat keperawatan


No Nama Alat
1 Meja Flowsheet
2 Flowsheet
3 Pulpen 4 warn a
4 F ormulir - F ormulir
5 Buku Register PerinatologiIPICUINICU
6 Rekam medis pasien
7 Buku Register farmasi.Laboratorium, Radiologi, dll
c) Standar trolly emergensi

18
Nama Obat & Alkes Stok Minimal
LACI 1

1 Adrenalin 20

2 MeylonlMbicnat 4

3 Cordaron 2

4 Lanoxin 1

5 Dobuject 250mg 1

6 Dopac 200mg 1

7 Atropin Sulfa 20

8 Xylocain Jelly 1

9 Ekg Electroda bayi dan anak 3/3

10 Needle No.18 2

11 Perfusor Tubing 2

12 Disp 3cc 5

13 Disp 5cc 5

14 Disp 10 cc 5

15 Catheter Tip 1

16 Isopas/Pastik 20

LACI2

1 Tubing Oksigen 1

2 Intafix air 1

3 NGTNo 5/8/10 1/111

4 Neoflon no 26 3

5 IV 3005 x 5 3

6 Dex 5% 100cc 3
7 NaCI 0,9% 100 Cc 3

8 IV 3000 7x9cm 1

9 Dicofix Tubing 1

10 Vasofix No.18 2

11 Vasofix No.20 2

12 Vasofix No.22 2

20
13 Vigon NCPAP no 8110 1/1

14 Vasco no 7/7,5/8 11111

LACI3

1 Suction Chateter no 6/8/10 portex 3/3/3

2 Suction Connecting 2

3 ETT no 2/2,5/3 2/2/2

4 ETT no 3,5/4/4,5/5 2/2/211

5 Resusitasi Mask NeopuffNo 40/50/60 11111

6 Guedd1eNo 00/01 1/1

3. Ka1ibrasi a1at medis


Pengka1ibrasiana1atmedis di unit pe1ayananperinato1ogi dikelola oleh Maintenance Medis
RSUD Wamena berkoordinasi dengan Koordinator ruangan perinato1ogi dan badan
ka1ibrasiyang telah bekerja sama dengan RSUD Wamena.
1) Persiapan a1at :
a) Kartu pemeliharaan a1at
b) 1 sarung tangan
c) 1 lap basah
d) 1 lap kering
e) 1 ember berisi cairan desinfektan
2) Cara Kelja
Peme1iharaankesehatan
a) Cantumkan kartu pemeliharaan pada setiap a1at
b) Canturnkan petunjuk cara penggunaan a1atmedis pada setiap a1at
c) Pemeriksaan a1atsecara berka1adi1akukanoleh bagian teknisi
d) Bersihkan dan keringkan a1at- a1atsehabis pakai sesuai dengan petunjuk

21
e) Tempatkan semua peralatan ditempat yang aman pada temp at masmg
masmg.
3) Perbaikan peralatan kesehatan
a) Periksa peralatan yang ada diruangan PerinalPICUINICU
b) Laporkan kerusakan yang ada kebagian teknisi dengan mengisi login
maintemen yang tersedia.
c) Catat hasil perbaikan yang meliputi : tanggal perbaikan, nama petugas yang
memperbaiki, serta komponen yang diperbaiki.
4) Hal- hal yang perlu diperhatiakan :
Bila kerusakan tidak dapat diperbaikil diganti oleh teknisi manitenance, maka
petugas maintenance menghubungi teknisi luar/ supplier untuk perbaikan alat.
BABIV

TATALAKSANAPELAYANAN

a) Kriteria Pasien Masuk, Keluar dan Pindah Ruang PerinatologiIPICUINICU

Perina mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang
kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan Perina adalah suatu pelayanan yang
dilakukan untuk kebutuhan pasien yang sakit kritis. Tujuan dari pelayanan adalah memberikan
pelayanan medik berkelanjutan.

Kriteria pasien masuk Perinatologi/PICUINICU meliputi:

1. Kriteria Masuk PERINA

1) Bayi umur 0 - 30 hari


2) Bayi premature dengan berat badan kurang dari 2000 gram
3) Bayi yang memerlukan incubator
4) Bayi hiperbilirubin

5) Bayi dengan masalah pernafasan ringan (RDS, Asfiksia ringan,PPHN)


6) Bayi dengan masalah Gastrointestinal ringan (Vomitus, GE)
7) Bayi yang memerlukan infus intravena dan nutrisi Parenteral.
8) Bayi pasca perawatan NICU
9) Bayi yang masih butuh terapi oksigen
10) Bayi dengan ibu yang menderita Diabetes Melitus, PEB,KPD
2. Kriteria Masuk NICU

1) Bayi umur 0 -30 hari


2) Bayi premature dengan berat badan kurang dari 2000 gram
3) Masa gestasi kurang dari 37 minggu
4) Bayi dengan resiko henti nafas (sering Apneu)
5) Bayi dengan kelainan bawaan berat.
6) Bayi dengan asfiksia berat.
7) Kejang berulang/lama.
8) Bayi dengan pemakaian obat inotropic
9) Bayi dengan alat ventilator.
10) Bayi dengan shock.
3. Kriteria Masuk PICU
1) Anak umur 30 hari - kurang dari 10 tahun.
2) Anak post operasi laparotomy/ bedahjantung
3) Anak dengan kejang lama/berulang
4) Anak dengan kebutuhan 02 lebih dari 80%.
5) Anak dengan pemakaian obat inotropic
6) Anak dengan alat ventilator.
7) Anak dengan shock! resiko perdarahan.

Kriteria pasien keluar Perinatologi/PICUINICU meliputi :

1. Prioritas pasien keluar dari Perina berdasarkan pertimbangan medis dengan syarat :

1) Kondisi pasien stabil dengan hemodinamik (RR : 20-30xlmenit, HR : 110 -


120 xlmenit, Saturasi Oksigen : 95 - 100% ) seperti pada pasien dengan
Asfiksia, RDS, TTN, PDA.

2) Pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar (Makan dan minum sesuai
dengan kebutuhan cairan)

3) Hiperbilirubin ( nilai bilirubin di bawah 12 mg/dl)

4) Pasien dengan Premature dengan BB 2 kg, pasien dapat mmum, tidak


hipotermi (Suhu : 36,7 - 37 C), reflek hisap baik.

B. Persiapan penerimaan Pasien

1. Ruang Perina
a) Flowsheet.
b) Timbangan bayi.
c) Tempat tidur bayi.
d) Phototerapi.
e) Inpus pump/Syinge Pump.
f) Infant Wanner IInkubator.
g) Monitor( Nadi, Saturasi Oksigen, pernafasan )
h) 02 Central (peralatan pemberian Oksigen : Oxyhood, kateter nasal)
i) Suction.
j) Tennometer.

2. Ruangan NICU.
a) Flowsheet
b) Timbangan bayi
c) Inpus Pump/Syinge Pump
d) Tempat tidur bayi.
e) Incubator/Infant Warmer
f) Monitor lengkap (pengukuran tensi, nadi, saturasi oksigen pemafasan)
g) Oksigen central (perala tan pemberian oksigen : oyhood, kateter nasal)
h) Suction.
i) Tennometer
j) Troly emergency yang berisi alat/obat untuk keadaan emergency: airway, laryngoscope,
ambu bag, adrenalin , cairan infus.
k) Ventilator.

3. Ruangan PICU
a) Flowsheet
b) Infus Pump/Syringe Pump

c) Temp at tidur anak


d) Monitor lengkap (pengukuran tensi, nadi, saturasi oksigen pernafasan)
e) Oksigen central (peralat.an pemberian oksigen : oyhood, kateter nasal)
f) Suct.ion.
g) Tennometer
h) Troly emergency yang berisi alatJobat unt.uk keadaan emergency: airway, laryngoscope,
ambu ba.g, adrenalin , cairan infus.
i) Ventilator.

c. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:

a) Ruang Perina
a. Obserasi keadaan umum pasien tiap 2 jam
b. Observasi tanda. - tanda vit.al t.iap 2 jam
c. Pengukuran intake dan output. asien t.iap 3-4 jam
d. Merubah posisi 2 - 3 jam sekali.
b) Ruang NICUIPICU
1) Observasi keadaan umum pasien tiap jam
2) Observasi tanda - tanda vit.al tiap 1 jam
3) Pengukuran intake dan output. cairan pasien tiap jam
4) Merubah posisi 2 -3 jam sekali.
D. Prosedur Medik
1. Ruangan Perina
2) Pemasangan St.omach Tube
3) Pemasanagan Vena Umbilikal
4) Pemakaian InkubatorlInfant Walmer
5) Pemasangan Infus
6) Pengoperasian fotot.erapi
7) Balance cairan
2. Ruangan NICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan Vena Umbilikall vena central
3) Pemakaian InkubatorlInfant Walmer
4) P emasangan infus
5) Pemasangan kat.eterpengoperasian F otot.erapi
6) Intubasi dan perawatannya.
7) RJP N eonatus
8) Pemakaian Ventilat.or
9) Ekstubasi
10) Fisioterapi

11) Suction
12) Balance cairan
13) Penghitungan obat inotropik
14) Pemeriksaan AGD
3. Ruangan PICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan vena central
3) Pemasangan infus
4) Pemasangan Kateter
5) Intubasi dan perawatannya.
6) RIP Anak
7) Pemakaian Ventilator
8) Ekstubasi
9) Fisioterapi
10) Suction
11) Balance cairan
12) Penghitungan obat inotropik
13) Pemeriksaan AGD
14) EKG

E. Indikasi Penggunaan dan Penghentian Ventilator Mekanik


1) Indikasi
a. Gagal nafas akut disertai asidosis respiratori yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan
biasa.
b. Hypoksemia
c. Apnue
d. Secara fisiologis memenuhi kriteria
a) Volume tidal < 5 ml/kg BB
b) Tekanan Inspirasi maksimal < 25 cmH20
c) Frekuensi Pernafasan >35 xlmenit
d) PaC02 <60 mmHg pada Fi02 > 60%
e) PaC02 > 60 mmHg
f) Ruang rugi : volume tidal >0,6
2) Penghentianl weaning Ventilator
a. Proses penyakit yang menyebabkan pemasangan ventilator sudah dapat diatasi/dikurangi.

b. Pasien dalam keadaaan sadar


c. Hemodinamik stabil dan normal.
d. Pada pemberian PEEP tidal lebih dari 5 cmH20atau pada Fi02 50% dapat
mempertahankan Pa02 > 60 mmhg.
e. PaC02 < 45 mmlfG
f. Volume Tidal >10 -15 ml/kg
g. Kapasitas vital paru> 10 cc/kg, atau 2 kali lebih besar dari volum tidal
h. Volume semenit < 10 Llmenit
1. Tekanan Maksimum Inspirasi < 20 cmH20
J. Laju pernafasan < 25x1menit
k. Secara psikologis pasien udah siap dan kooperatif untuk dilakukan ekstubasi.

F. Penggunaan Alat Medik


a. Inkubator/lnfant Warmer
a) Inkubator
Digunakan untuk bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2000 gram dan nuntuk
pasien yang cenderung hipotermi walaupun sudah memakai infant warmer
b) Infant Warmer
Digunakan untuk bayi baru lahir dengan berat badan lebih dari 2000 gram atau dipakai
ntuk pasien yang memerlukan observasi khusus atau memakai alat bantu nafas.
b. Syringe Pump dan lnpus Pump
a) Syringe Pump
Syringe Pump digunkan untuk pemberian obat - obatan secara maintenen ataupun cairan
ruwatan minimal yaitu 1 - 3 cc/jam, Jumlah cairan maksimal per jam yang dapat
digunakan dengan syringe pump adalah 99,9 co/jam.
b) Inpus Pump
Infus Pump digunakan untuk pemberian cairan berupa nutrisi maupun cairan ruwatan,
jumlah maksimal yang dapat diberikan kepada pasien yang menggunkan infus pump
adalah 999,9 cc/jam.
c. Suction

Suction digunakan untuk membantu mengeluarkan lendir dari mulut atau alat bantu nafas
pasien, tekanan suction untuk pasien adalah :
a) Bayi dengan tekanan kurang dari 100 cmH20
b) Anak dengan tekanan kurang dari 100- 120 crnH20, atau sesuai dengan SPOIPERI/54
d. Ventilator
Ventilator digunakan sesuai dengan indikasi dan pemakaian ventilator dan cam
pengoperasian sesuai dengan SPOIPERI/91
e. EKG

Untuk pasien dengan gangguan irama jantung dapat dilakukan perekaman EKG dengan alat
yang sama digunakan oleh pasien dewasa atau anak.
f. Monitor
Untuk pasien yang memerlukan observasi tanda tanad vital tiap jam ataupun tiap
15 menit perlu dipakai monitor dan pemakaian aksesoris disesuaikan dengan besar
kecilnya badan pasien.
G. Konsultasi
Orang tua pasien berhak berkonsultasi pada dokter yang merawat pada setiap dokter visit
ataupun konsultasi di poliklinik dengan perj anj ian sebelumnya.

H. Indikasi dan Prosedur Pemeriksan Laboratorium dan Radiologi


Semua prosedur pemeriksaanlaboratorium maupun radiologi atas instruksi dokter jaga maupun
dokter yang merawat.

I. Pengiriman Pasien
1. Pengiriman ke radiologi/poliklinik
Sebelum pasien dibawa ke radioogi/poliklinik perawat appoitment terlebih dahulu mendaftar
sehingga pasien tidak menunggu lama di bagian radiologi ataupun Poliklinik, pasien yang
memerlukan pendampingan anastesi perawat perlu meminta persetujuan kepada keluarga
terlebih dahulu.
2. Pengiriman ke kamar operasi
Setelah semua persiapan operasi selesai yang menyangkut administrasi maupun fisik maka
pasien langsung diantar ke kamar operasi.
3. Pengiriman rujukan
Setiap pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit lain hams sesuai dengan SPO merujuk ke
RS luar
4. Pengiriman ke kamar jenasah
Setelah 2 jam pasien dinyatakan meninggal oleh DPIP ataupun dokter jaga bangsal, maka
pasien diantar ke kamar jenasah.
27
J. Rekam Medis
Pasien yang dirawat di NICU bila pulang paksa atau meninggal dunia, status akan
dikembalikan lagi ke rekam medis, atau bila ada pasien lama yang dirawat maka rekam medik
akan memberikan status lamanya

K. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan


a) Laporan Harian
Laporan harian dibuat untuk setiap pasien satu dan laporan tersebut memakai fonnulir yang
telah tersedia yaitu fonnulir observasi intensif, laporan ini terdiri dari laporan 3 shiff yaitu
pagi, siang dan malam yang dilakukan saling berkesinambungan isi dari pencatatan itu
terdiri dari :
• Identitas pasien
• Observasi tanda - tanda vital
• Cairan yang didapat pasien, danjumlah cairan yang keluar dan masuk.
• Pemeriksaan yang dilakukan pada apsien setiap harinya
• Obat obatan yang didapat pasien dan alat - alat yang terpasang pada apsien
• Catatan gambaran keadaaan pasien dan asuhan yang telah kita lakukan pada pasien.
b) Laporan bulanan
Laporan kepala ruang kepada manajer keperawatan
c) Laporan 3 bulan
Laporan kegiatan PERISTI terhadap manajer keperawatan, laporan ini berisi tentang :
a. Jumlah bayi yang dirawat pada perawatan level I,II,III
b. Jumlah ibu yang melahirkan
c. Jumlah ibu yang meninggal
d. Jumlah bayi yang lahir hidup
e. Jumlah bayi yang meninggal
f. Jumlah bayi yang berat badan lahimya kurang dari 2500 gram
g. Jumlah IUFD

d) Laporan tahunan
1) Laporan kegiatan peristi terhadap penanggung jawab peristi
2) Laporan evaluasi pendidikan dan pelatihan perawat
3) Laporan orientasi untuk karyawan baru

29

https://docplayer.info/61403987-Buku-pedoman-pelayanan-perinatologi-picu-nicu.html 29/39
4) Laporan kegiatan home visit
5) Program peningkat.an mut.u pelayanan.

BABV

LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat

Ruang Perina,PlCUINICU,Intennedit.e Anak RSUD Wamena setiap bulan mempunyai


pennint.aan rutin yang terbagi menjadi dua yaitu ATK (Alat Tulis Kerja ) dan ART (Alat
Rumah Tangga) ATK dan ART jadwal permintaannya set.iap akhir bulan, jadwal
dit.entukan oleh bagian logist.ik. Berikut tabel permintaaan rutin Perina,PlCU,NlCU,
lntennedite Anak di RSUD Wamena.

1. Daftar Alat Tulis Kerja

Alat Tulis Alat Tulis


Amplop Besar F.Tanda terima
Bon Reture F.Transfusi
Buku Ekspedisi Flowsheet
Buku Tulis F.Penolakan
Bussines File F.Persetujan
Cek list Pulang lsi Straples
Cek List Pindall Ruang Isolasi
30
Cuter Karbon
Dus Infeksi Kartu Perjanjian
FAmbulance Kertas Folio
F.Laboratorium Kertas Print
F.Pernakian Oksigen Lern
F.Pengarnbilan hasil Laboratoriurn Ondner Bindex
F.Penjelasan Penyakit Penggaris
F.Penyerahan Barang Penghapus
F.Pelmintaan barang Farrnasi Pensil
F.Persetujuan Konsul Plastik Kresek
F.Pesanan Pulang Spidel
F.Pindah Ruang Struk Dokter

2. Daftar Alat Rurnah Tangga

Alat Rurnah Tangga


Sabun rnandi
Sabun Cuci Piring
Spon Cuci Piring

Shampo bayi
Sikat Botol Susu
Waslap
Korn rnandi
Sisir
Pengharum Ruangan
Pernbersih Telepone
Pampers
Dus Infeksi

Penginputan alat kesehatan dilakukan 1 kali satu rninggu setiap hari senm dan akan
diarnbil hari karnis, pennintaan dilakukan dengan rnenginput dibagian farrnasi dengan cara
anfrah ke bagian fannasi sesuai stok rnasing - rnasing ruangan.

Alat Kesehatan Yang Di Input


Micropore
Softamen
Masker
Sarung tangan non steril
Cairan Stabirnet
Cairan Stabirnet
B. Perencanaan Perlatan/Peremajaan

Untuk perencanaan permintaan alat baru dilakukan setelah dipastikan oleh bagian maintenance
medis bahwa tidak bisa digunakan dengan cara membuat kronologis kejadian yang diketahui
oleh manager masing - masing bagian bila sudah disetuji maka dikonfirmasi bagian fannasi
untuk barang - barang yang akan diganti.

BABVI KESELAMATAN
PASIEN

1.1 Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman, sistem tersebut meliputi :
4. Asessemen risiko
5. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
6. Pelaporan dan analisis insiden
7. Kemampuan belajar dari rencana tindak lanjut yang telah ditentukan
8. Implementasi solusi untuk meminimalisir terulangnya risiko kembali
1.2 Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Meminimalisir serta menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah
sakit
1.3 Standar Keselamatan Pasien
1. Seluruh unit kerja dirumah sakit wajib menerapkan dan melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang telah ditetapkan
2. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam asuhan pasien di Rumah Sakit hams menjamin
keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan, koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan sejak pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
3. Rumah Sakit Umum Daerah Wamena menerapkan 7 (tujuh) standar
keselamatan pasien yang terdiri dari :
1) Hak pasien
2) Mendidik pasien dan keluarga
3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4) Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
32
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
4. Enam sasaran keselamatan pasien Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading
adalah:
1) Ketepatan identifikasi pasien
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5) Pengurangan pasien infeksi terkait pelayanan kesehatan
6) Pengurangan resiko pasienjatuh
5. Setiap pasien yang masuk rumah sakit harus dilakukan identifikasi minimal 2 dari
identitas pasien yaitu nama, tanggallahir, dan nomor rekam medis.
6. Setiap pasien dilakukan identifikasi pada saat pemberian obat, pemberian transfusi
darah, pengambilan sampel untuk tindakan Laboratorium, pemeriksaan Radiologi
dan tindakan kedokteran
7. Setiap petugas yang menemukan insiden yang berhubungan dengan keselamatan
pasien wajib melaporkan insiden tersebut ke Atasan langsung temp at ditemukannya
insiden dan diteruskan ke sub komite keselamatan pasien maksima12 x 24 jam.
8. Setiap insiden yang dilaporkan dan berhubungan dengan keselamatan pasien wajib
dianalisis, ditindaklanjuti dan dievaluasi pelaksanaannya secara bersama oleh tim
komite keselamatan pasien dengan unit kerja terkait.
9.Pelaporan Insiden keselamatan pasien meliputi : kejadian tidak diharapkan (KTD),
kenjadian nyaris cidera (KNC) dan kejadian sentinel.

33
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan

Menurut UU No 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa temp at kerja wajib menyelenggarakan


upaya kesehatan kerja yaitu tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan kerja,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai 10 orang. Rumah sakit adalah temp at kerja yang
termaksud dalam kategori seperti diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja, Program keselamatan dan kesehatan kerja diunit
perinaIPICUINICU/lntennedit anak bertujuan untuk melindungi karyawan dan pelanggan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan dari dalam danluar rumah sakit.

B. Tujuan

Keselamatan dan kesehatan kerja 1K3 merupakan bagian dari integral dari perlindungan
terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian dari integral dari rumah sakit, jaminan kesehatan
dan keselamatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai dan meningkatkan
produktifitas rumah sakit.

Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan keberlangsungan usaha masyarakat,


Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termaksud para pegawai dari bahaya
kerja. Sebab itu pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja, UU No 1 tahun 1970 tentang keselamtan kerja bennaksud untuk menjamin :

);> Agar pegawai dan setiap orang ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan
selamat.
);> Agar faktor - faktor produksi dapat dipakai dan digunakan sebagai efesien.

);> Agar proses produksi berjalan lancar tanpa adanya hambatan.

34
c. Identifikasi Kecelakaan Kerja
Faktor - faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat
digolongkan dalam 3 kelompok yaitu :
~ Kondisi dan lingkungan kerja.

~ Kesadaran dan kualitas keija.

~ Peran dan kwalitas manajement

Dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan kerja, kecelakanan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi apabila :
a) Peralatan tidak memenuhi standar .
b) Standar kualitas menurun.
c) Alat - alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
d) Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruang terlalu panas atau
terlalu dingin.
e) Tidak tersedianya alat alat pengaman.
f) Kurang memperhatikan persyaratan dan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
D. Standarisasi Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meminimalisir kecelakaan kerja di ruang Perina,
PICU, NICU, Intermediet anak adalah :
~ Peraturan keselamatan hams terpapang dengan jelas disetiap ruangan.

~ Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan dan


memudahkan dokter atau perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien.
~ Hams tersedia rak - rak menyimpanan alat - alat yang dapat diangkat dengan mudah
atau rak - rak yang beroda.
~ Lantai terbuat dari penil sehingga lantai tidak licin sehingga petugas terjatuh ketika
sedang berkerja dikarena ubin yang licin.
~ B ekerj a sesuai dengan prosedur, memasukan j arum bekas pakai kedalam kardus.

~ Perlu diperhatiakan pengaturan suhu ruangan, kelembaban , pencegahan debu dan


pencegahan bahaya kebakaran.
~ Selalu memakai sanmg sangan sesuai prosedur : pemasangan infus, mencuci alat bekas
pasien.
~ Pemasangan wizak pada temp at tidur bayi sehingga bayi terhindar dari benturan atau

trauma fisik.
~ Pelaksanaan kalibrasi pada alat yang seharusnya dikalibarasi sehingga alat yang dipakai

pasien terj amin keselamatannya.

35
>- Pemasangan hek tempat tidur pada semua tempat tidur sehingga bayi terhindar dari
jatuh.
>- Pemasangan alat fototerapi hams sesuai dengan SPO
>- Pemberian obat - obatan harus sesuai dengan SPO sehingga bayi terhindar dari
pemberian obat - obatan (Biknat, KCL)
>- Prosedur cuci tangan dijalankan untuk mencegahan infeksi nosocomial
>- Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi infeksi silang abtara
petugas adan pasien.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

1. Pengertian
Pengendalian Mutu adalah sistem pengelolaan terhadap mutu suatu proses atau pelayanan
dalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen atau pelanggan.

2. Tujuan Pengendalian Mutu


Tercapainya Mutu dan Keselamatan Pasien dalam pelayanan rumah sakit melalui pelaksanaan
kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi standar pelayanan, keselamatan pasien dan
memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarga, khususnya pelayanan unit Perinatologi.

3. Sistem Pengendalian Mutu


Sistem pengendalian mutu unit Perinatologi meliputi :
1) Penetapan regulasi
Merupakan suatu proses penetapan suatu aturan yang dijadikan pedoman dalam
melaksanakan asuhan pelayanan Perinatologi, proses penetapan regulasi, meliputi:
a. Penetapan pedoman pelayanan dan pengorganisasian
b. Penetapan kebijakan pelayanan
c. Penetapan standar prosedur operasional
d. Penetapan fonnulir yang digunakan dalam pelayanan
e. Penetapan uraian tugas
2) Penetepan program pengendalian mutu
Merupakan proses penetapan program yang digunakan untuk mengukur efektifitas
pencapaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan oleh unit kerja atau rumah sakit.
Program pengendalian mutu unit pelayanan Perinatologi meliputi :
a. Pengendalian indikator mutu
36
Indikator mutu adalah sasaran atau target yang ingin dicapai oleh suatu unit kerja
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan unit keija. Indikator mutu
ditentukan dan ditetapkan setiap tahunnya atas persetujuan Direktur rumah sakit
serta dikontrol pencapaian terkait indikator yang telah ditetapkan setiap
bulannya. Proses pengelolaan indikator mutu berkoordinasi dengan unit QMR
rumah sakit untuk proses pengumpulannya.
b. Pengukuran kepuasan pelanggan
Merupakan proses penilaian yang diberikan oleh pelanggan terhadap pelayanan
serta kinerja petugas rumah sakit, proses pengukuran kepuasan pelanggan ini
dilakukan setiap pasien melakukan pengobatan atau perawatan di rumas sakit
mitra kelaurga kelapa gading, dimana hasil dari proses pengukuran kepuasan
pelanggan akan dianalisa dan dievaluasi pelaksanaanya berkoordinasi dengan
unit pelayanan marketing (humas) setiap bulannya.
c. Pengendalian infeksi rumah sakit
Merupakan suatu proses pengendalian terhadap pengelolaan infeksi dirumah
sakit. Proses pengelolaan infeksi rumah sakit ini berkoordinasi dengan unit
pelayanan PPIRS untuk mencegah terjadinya infeksi serta memberikan
perlindungan baik bagi pasien, keluarga, maupun petugas rumah sakit.
d. Pengelolaan insiden keselamatan paisen
Merupakan proses pengelolaan terhadap insiden yang terjadi terkait dengan
keselamatan pasien, khususnya pelayanan hemodialisa. Setiap insiden yang
terjadi dianalisa dan dievaluasi dengan berkoordinasi dengan sub komite
keselamatan pasien. Setiap terjadi insiden wajib dilaporkan ke kepala ruang dan
sub komite keselamatan pasien maksiman :::;2 x 24 jam
e. Pelatihan dan pengembangan SDM
Merupakan suatu proses pengembangan sumber daya khususnya petugas
kesehatan unit pelayanan hemodialisa. Dalam upaya pengembangan SDM,
kepala ruang unit pelayanan hemodialisa berkoordinasi dengan bagian diklat
Rumah Sakit.
f. Penilaian kinerja
Merupakan suatu proses penilaian terhadap kinerja petugas kesehatan khusunya
unit pelayanan hemodialisa untuk mengetahui seberapa efektif pelaksanaan
suatu pelayanan yang dilakukan oleh petugas kesehatan terse but terhadap
standar dan regulasi yang telah ditetapkan. Proses penilaian kinerja dilakukan

37
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit berkoordinasi
HRD rumah sakit.
3) Implementasi standar mutu
Dalam pelaksanaan kepala ruang bertanggung jawab dalam pengelolaan standar mutu
berdasarkan regulasi dan program yang telah ditetapkan. Proses pelaksanann standar
mutu mengacu kepada standar dan regulasi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
4) Evaluasi standar mutu
Setiap standar mutu dan program mutu yang telah dilaksanakan hams dilakukan analisa
dan evaluasi atas pelaksanaannya. Proses evaluasi ini dilakukan untuk prose
peningkatan mutu pelayanan diperiode berikutnya.

5) Perbaikan secara terus menerus


Dalam menciptakan serta mengembangkan mutu pelayanan, dibutuhkan proses
perbaikan secara terus menerus, proses perbaikan ini dilakukan untuk mendapatkan
sistem yang ideal untuk menerapkan stan dar dan program yang telah berj alan di rumah
sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Proses perbaikan ini hams melibatkan seluruh
perangkat kerja pelayanan atau rumah sakit.
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah pedoman pelayanan ini disusun agar digunakan sebagai acuan dalam menjalankan
proses pelayanan Perinatologi dengan tujuan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien serta
keselamatan kerja karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Wamena.
Panduan ini masih jauh dari sempuma, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali
setiap 2 sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi baik Akreditasi
Nasional.

Upaya terns menerus untuk mengacu pada standar pelayanan terbaik adalah harapan dari
para konsumen kesehatan. Melalui pelayanan prima diharapkan kulitas hidup para penderita
gagal ginjal kronis dapat ditingkatkan dan dapat berperan produktif pada bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai