BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang ini dan berkembangnya pelayanan
kesehatan saat ini serta semakin banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat,
diperlukan suatu peningkatan pelayanan kesehatan agar dapat baersaing dalam memberikan pelayanan
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umun
Tujuannya meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi
2. Tujuan khusus
a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi
b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi
c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi
d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang Perinatologi
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi
g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi
C. Ruang Lingkup
Pelayanan dan asuhan untuk kasus perinatologi diberikan pada bayi baru lahir sampai dengan usia 28
hari.
D. Batasan Operasional
Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum didasarkan pada 2 (DUA) Level, yaitu :
1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II
E. Dasar Hukum Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi Rawat Inap adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009 TentangStandar
Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Kualifikasi
Jml
No Nama Jabatan Pendidikan Persyaratan tambahan Tersedia Ket
Masa kerja Pendidikan non formal /sertifikasi Kebutuhan
Formal
1 Kepala Ruang S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam 1 1 Sudah
Rawat Khusus Keperawatan sebagai 2. Dasar Intensif Tim sesuai
koordinator 3. Managemen mutu kep 2. Sehat jasmani dan rohani standar
1. TOT
2. Koordinator S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam 1 1 Belum
Ruang Keperawatan sebagai PJS 2. Resusitasi neonates Tim sesuai
Perinatologi 3. PONEK 2. Sehat jasmani dan standar
4. Metode Kanguru rohani
5. Dasar Intensif
6.BHD
7.PPI
8.Pasien Safety
9.Penanganan Bencana dan evakuasi
10. Costumer service
3. Perawat/bidan D3/S1 1.Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam 13 5 Belum
Perinatologi Keperawatan 2. PONEK Tim sesuai
/ Kebidanan 3. Metode Kanguru 2. Sehat jasmani dan standar
4. Dasar Intensif rohani
5.BHD
6.PPI
7.Pasien Safety
8.Penanganan Bencana dan evakuasi
A. DENAH RUANGAN
PINTU PETUGAS
Nurse
PINTU MASUK
CP
incubator
GUDANG
incubat
incubator
incubator
incubat
WC
incubator
C. PERSYARATAN KHUSUS
1. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan skala
prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan/membutuhkan.
2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan, sehingga blok unit
sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linen/lurus (memanjang).
3. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integrated Care)” untuk meningkatkan
efisiensi pemanfaatan ruang.
2. Langkah-langkah:
a. Pasien datang ke ruangan disertai status
b. Memberikan salam, menyebutkan nama petugas
c. Melakukan kebersihan tangan procedural perina
d. Membaringkan bayi ditempat tidur periksa/infant warmer
e. Memeriksa identitas bayi sesuai data : tanda pengenal (gelang biru untuk jenis
kelamin laki-laki dan gelang pink untuk jenis kelamin perempuan) , nama, jenis
kelamin, tanggal lahir, nomor register bayi, nama ibu dan ayah (orang tua), alamat
orang tua
f. Memberikan identifikasi warna kuning resiko pasien jatuh
g. Oporan pasien kepada petugas yang mengantar pasien dan meneliti kelengkapan
catatan medis (status medis bayi), obat-obatan. Apabila ada data yang kurang jelas
atau tidak sesuai, segera tanyakan pada perawat / petugas yang mengantar
h. Memeriksa fisik bayi secara lengkap. Perkirakan masa kehamilan neonatus dengan
memplot berbagai hasil pengukuran tersebut dalam Penilaian Usia Kehamilan
Neonatus.
i. Tempatkan bayi di dalam incubator atau boks bayi sesuai dengan berat badan
dan kondisi klinisnya dalam posisi yang nyaman sesuai kebutuhan
j. Memberikan penjelasan kepada orang tua / keluarga mengenai:
- Nama petugas yang jaga dinas dan dokter DPJP
- Orientasi ruangan kepada keluarga pasien
- Tata tertib rumah sakit, antara lain: waktu kunjungan dan ketentuan
peraturan administrasi yang berlaku.
- Keadaan fisik bayi secara keseluruhan (terutama mengenai kecacatan)
- Tindakan-tindakan yang akan dilakukan
- Memberikan formulir persetujuan perawatan ruang perinatalogi untuk diisi dan
ditandatangani keluarga
k. Mengobservasi bayi: keadaan umum (tanda-tanda vital) dan warna kulit setiap 30
Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk sarana keperawatan
diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan
keperawatan untuk melaksanakan kegiatan operasional adalah sebagai berikut :
Jumla
No Bahan habis pakai kondisi
h
1 Tisu lipi
2 Kertas karbon
3 Pena
4 Buku tulis sedang
5 Buku tulis besar
6 Buku tulis panjang
7 Map album
8 Map plastik
9 Lampu
10 Staples
11 Isi staples
12 Spidol
13 Isi tinta
14 Amplop
15 Kartu kontrol
16 Batrei
17 Format rincian biaya
18 Resep
19 Lembar cm
20 Minyak telon
21 Sabun bayi
22
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka upaya pelaksanaan
keselamatan pasien di RSU perlu dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RSU terutama
di dalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka
kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban
jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Tenaga kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu
institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau
petugas kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.
Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan kesehatan dan keselamatan
kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka
risiko yang dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin meningkat.
Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk
unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit pelayanan ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga
keperawatan, maka peawat di RSU harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan keselamatan kerja.
B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN
1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan kontribusi
terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan
dengan fungsi perawat secara mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu
pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi
kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan dan harapan
masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka pelayanan keperawatan harus
senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas
pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan perbaikan secara terus
menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya pedoman pelayanan akan membantu
perawat/bidan di RSU dalam melakukan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.
Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan kualitas yang lebih
baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan melakukan perbaikan dalam membaerikan
pelayanan keperawatan.