BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifilasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C.Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga / Dinas (Instalasi Kebidanan dan
Kandungan)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di
indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka Kematian Ibu di Indonesia
merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian Ibu tiap tahunnya
mencapai 450/ 100.000 kelahiran hidup yang jauh diatas Angka kematian ibu di Filipina
yang mencapai 170/ 100.000 kelahiran hidup, thailand 44/ 100.000 kelahuran hidup
(profil kesehatan, 2010). Dan menurut data survey demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007. Angka Kematian Bayi sebesar 34/1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kesepakatan global (Melenium Development Goals / MDG’s 2000). untuk
tahun 2015 diharapkan untuk AKI menurun menjadi 102 / 100.000 kelahiran hidup dan
AKB menurun menjadi 23 / 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu
hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada
umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan satu minggu pertama
setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan Meternal dan Neonatal yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan yang bermutu diditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan itu sendiri.prose input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana , standart asuhan kebidanan. Sedangkan faktor
proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi
antara bidan dengan pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standart dan
etika kebidanan.
Untuk meningkatkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSU Banjar
Patroman, maka disusunlah Pedoman pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan
dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan dan
kandungan.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Instalasi Kebidanan dan Kandungan sebagai instalasi yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan teknologi kedokteran secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan
kesehatan yang optimal serta berupaya dalam menurunkan AKI dan AKB
2. Tujuan Khusus.
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU
Banjar Patroman.
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar
Patroman Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Kebidanan dan
Kandungan RSU Banjar Patroman.
3. Mengetahui penyediaan logistik di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU
Banjar Patroman.
4. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Instalasi Kebidanan dan
Kandungan RSU Banjar Patroman.
5. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Instalasi Kebidanan dan
Kandungan RSU Banjar Patroman.
6. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis.
a. Pelayanan Kehamilan.
b. Pelayanan Persalinan.
c. Pelayanan Nifas.
d. Asuhan Bayi Baru Lahir
3. Pelayanan Ginekologis
Kehamilan ektopik
Perdarahan uterus disfungsi
Perdarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang Pelvik akut
Abses Pelvik
Infeksi Saluran Genitalia
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar Patroman buka selama 24 jam non
stop yang menerima pasien dari poli Rawat Jalan, UGD, rujukan dari pelayanan
kesehatan dasar di sekitarnya. Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar
Patroman sebagai pusat pelayanan dan rujukan pelayanan kesehatan dasar sekitarnya
berdasarkan reputasi dan memenuhi undang-undang dan peraturan
2. Kematian Maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin,
sampai masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tidak memandang usia dan letak
kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya
tetapi bukan disebabkan kecelakaan.
3. Instalasi Kebidanan dan kandungan ada dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi
Kebidanan dan Kandungan serta Kepala Bidang Pelayanan.
E. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar dikeluarkanya surat keputusan ini adalah ketentuan dalam bidang
kesehatan terutama yang menyangkut hak pasien dan keluarga, serta kewajiban staf RSU
Banjar Patroman yang terlibat dalam pelayanan pasien dalam memenuhi kebutuhan
pasien sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 836/ Menkes/SK/VI/ 2005
tentang Pedoman pengembangan management kinerja perawat dan bidan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ Menkes/SK/VIII/
2007 tentang Standart Profesi Bidan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 938/ Menkes/SK/VIII/
2007 tentang standart asuhan kebidanan.
Pelatihan BLS
Pelatihan Resusitasi
Pelatihan manajemen
S1/D IV bangsal
2 Kepala Ruangan Pelatihan PONEK 1
Kebidanan
Pelatihan penanggulangan
infeksi dasar
Pelatihan APN
Pelatihan BLS
3 PJ Shift S1/DIII Kebidanan Pelatihan APN 5
Pelatihan PONEK
Pelatihan BLS
Pelatihan APN
4 Bidan Pelaksana S1/DIII Kebidanan 5
Pelatihan PONEK
A. Standar Fasilitas
Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar Patroman terletak digedung
bagian belakang dari RSU Banjar Patroman. Instalasi Kebidanan dan Kandungan
menempati luas bangunan 120 meter persegi, Instalasi Kebidanan dan Kandungan juga
dilengkapi dengan sarana prasarana alat medis yang memadai.
Tersedianya air bersih diolah dari PDAM daerah Kota Banjar di monitor secara
continue untuk memastikan kadar air memenuhi syarat baku mutu air.
Listrik di suplai dari PLN dengan sumber listrik yang stabil dan tegangan yang
konstan dibantu alat jenset. Hal ini diperlukan supaya pemeriksaan tidak terhenti
mengingat Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar Patroman memberikan
pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan voltage secara kontinue dilakukan agar alat-
alat yang ada di Instalasi Kebidanan dan Kandungan dapat digunakan dengan baik dan
hasil yang dikeluarkan juga akurat.
B. Denah Ruang VK Dan Nifas
R. Kenari kls 1
(2 bed)
R. Kenari kls 2
(3 bed)
R.Kenari kls 3
(4 bed)
Ruang VK
Nures
Station
R. Menyusui
R. Perinatologi
Level 3
R. Perinatologi
Level 2
R. Memandikan
Bayi
R. Perinatologi
Pedoman Pelayanan
Level 1Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii
C. Fasilitas Sarana
Klasifikasi ruang Instalasi Kebidanan dan Kandungan meliputi :
a. VK / Ruang bersalin untuk pasien yang melahirkan (penanganan kasus Obstetri /
Kebidanan dan Ruang Ginekologi terdapat 3 bed ginekologi untuk tindakan dan 1
bed ginekologi untuk pemulihan.
b. Ruang Nifas untuk pelayanan pasien hamil, post partum, dan kasus - kasus
ginekologi dengan 9 bed pasien.
c. Ruang jaga petugas/ Nurse Station
d. kamar mandi pasien ada disetiap ruang pasien
e. kamar mandi petugas ada disetiap ruang perawat
Bed pasien 2
Meja kabinet 2
Ruang Nifas 2
3 AC
Kelas 1 2
TV
Jam dinding 2
Standart infus 2
Kursi penunggu 2
Handrub 2
Tirai/ korden 2
Bed pasien 3
Meja kabinet 3
AC 1
Jam dinding 1
Kelas 2 3
Standart Infus
3
Kursi penunggu
3
Handrub
5
Tirai / Korden
Bed pasien 10
Meja Kabinet 10
Kipas angin 2
Jam dinding 2
Kelas 3 Standart Infus 10
10
Kursi penunggu
10
Handrub
2
Kamar mandi pasien
16
Tirai / Korden
Box bayi 9
inkubator transport 2
Tempat memandikan bayi 1
Rawat gabung
bayi sehat Meja resusitasi
1
Bak mandi bayi
1
Bascom
1
Kursi roda 3
Kursi tunggu 2
Tempat sampah plastik 2
besar
Lorong Handrub 2
5
Tabung Oksigen besar
1
Papan pengumuman
2
Tempat laken kotor
1
Troli emergency
EKG 1
Twins monitor 1
NST 1
USG 1
Vacum set 1
5
Partus set
3
Heating pack 3
2
Curetage 2 set
1
Infarm warmer
1
DC Syok 1
Alkes Vk
Resusitasi set 1
Lampu sorot (tindakan ) 1
UV 1
Timbangan injak 1
Timbangan + TB
Tensi manual 1
Tensi elektrik 1
Dopler 1
Timbangan bayi 1
3
O2 sentral
Syring pump 1
EKG 1
Dopler 2
Tensi meter elektrik 1
Tensi meter raksa 1
Alkes Nifas Pasien monitor 2
Pulse oxymetri 2
1
Twins monitor
1
UV
1
Timbangan bayi
10
O2 sentral
3. Masa nifas
a. Demam pasca persalinan
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Nyeri perut pasca persalinan
4. Pelayanan Ginekologis
a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menoragia
d. Kista ovarium akut
e. Radang Pelvik akut
f. Abses Pelvik
g. Infeksi Saluran Genitalia
B. Penyelesaian dan Pengembalian Rekam Medis
Data Rekam Medis yang berkaitan dengan pelayanan perinatal resiko tinggi
disesuaikan dengan segala persyaratan dan ketentuan dari instalasi rekam medis baik
dalam hal pengisian, waktu penyelasaian kelengkapan serta pengembalian data.Pengisian
rekam medis sesuai dengan ketentuan rekam medis dan pengembalian rekam medis 2x
24 jam.
C. SISTEM RUJUKAN
BAB V
LOGISTIK
Pengadaan Barang Operasional
1. Barang Umum (Alat Tulis)
No Nama Barang (Persediaan Barang) Jumlah Barang
1 Bolpen Hitam 12
2 Lem pavinol 2
3 Spidol Marker Hitam 2
4 Spidol Board Marker Hitam 2
5 Buku Tulis 4
6 Penggaris 2
7 Stipo 2
8 Buku Folio isi 100 Lembar 4
9 Kertas HVS F4 1 rim
10 Staples 3
11 Tinta Printer 1
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1.1. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
1.2. Tujuan.
- Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
- Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.2. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Banjar Patroman.
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Angka ketidaklengkapan asesmen awal medis Jumlah assesmen awal medis pasien ranap yang
6 tidak ada Jumlah seluruh rekam medis pasien ranap
dalam 24 jam pada pasien rawat inap tidak lengkap
Jumlah kejadian tertusuk jarum suntik pada staff Jumlah seluruh staff medis dan non medis yang
7 Angka kejadian tertusuk jarum tidak ada
medis dan non medis di rawat inap beresiko tertusuk jarum suntik di rawat inap
Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acut Jumlah pasien dengan diagnosis acut myocardial
jumlah seluruh pasien rawat inap dengan acut
8 myocardial infarction (AMI) saat pulang / keluar 100% infarction (AMI) yang mendapatkan terapi aspirin
myocardial infarction dalam 1 bulan
rumah sakit saat pulang dalam 1bulan
Jumlah seluruh hasil pemberian obat pada
Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan
Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan instruksi verbal dilakukan prinsip read back
9 100% prinsip read back dari petugas RI kepada DPJP
dalam satu bulan yang dilaporkan kepada DPJP
prinsip read back dari petugas RI kepada yang di tanndatangani
oleh petugas rawat inap (Jumlah seluruh SBAR)
DPJP yang di tanndatangani
PENUTUP