Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSU BANJAR PATROMAN
TAHUN 2022

RSU BANJAR PATROMAN


Jl. Stadion Patroman Kavling III Nomor 5. Kota Banjar 46311

Telp. 0265 - 2732532


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifilasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C.Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga / Dinas (Instalasi Kebidanan dan
Kandungan)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di
indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka Kematian Ibu di Indonesia
merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian Ibu tiap tahunnya
mencapai 450/ 100.000 kelahiran hidup yang jauh diatas Angka kematian ibu di Filipina
yang mencapai 170/ 100.000 kelahiran hidup, thailand 44/ 100.000 kelahuran hidup
(profil kesehatan, 2010). Dan menurut data survey demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007. Angka Kematian Bayi sebesar 34/1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kesepakatan global (Melenium Development Goals / MDG’s 2000). untuk
tahun 2015 diharapkan untuk AKI menurun menjadi 102 / 100.000 kelahiran hidup dan
AKB menurun menjadi 23 / 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu
hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada
umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan satu minggu pertama
setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan Meternal dan Neonatal yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan yang bermutu diditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan itu sendiri.prose input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana , standart asuhan kebidanan. Sedangkan faktor
proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam interaksi
antara bidan dengan pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standart dan
etika kebidanan.
Untuk meningkatkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RSU Banjar
Patroman, maka disusunlah Pedoman pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan
dengan harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan dan
kandungan.

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


Sekilas tentang Profile Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar
Patroman.
Nama : Instalasi Kebidanan dan Kandungan
Alamat : Jl. Stadion Patroman Kavling III, Nomor 5. Kota Banjar – Jawa
Barat
Kode Pos : 46311
No. Telp : (0265) 2732532
E-mail : rsubanjarpatroman@gmail.com
Jam Pelayanan : 24 Jam
Melayani : Pasien Umum dan BPJS

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Instalasi Kebidanan dan Kandungan sebagai instalasi yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan teknologi kedokteran secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan
kesehatan yang optimal serta berupaya dalam menurunkan AKI dan AKB
2. Tujuan Khusus.
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU
Banjar Patroman.
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar
Patroman Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Kebidanan dan
Kandungan RSU Banjar Patroman.
3. Mengetahui penyediaan logistik di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU
Banjar Patroman.
4. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Instalasi Kebidanan dan
Kandungan RSU Banjar Patroman.
5. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Instalasi Kebidanan dan
Kandungan RSU Banjar Patroman.
6. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Instalasi Kebidanan dan Kandungan.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis.
a. Pelayanan Kehamilan.
b. Pelayanan Persalinan.
c. Pelayanan Nifas.
d. Asuhan Bayi Baru Lahir

2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi :


 Masa antenatal
 Perdarahan pada kehamilan muda
 Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
 Gerak janin tidak dirasakan
 Demam dalam kehamilan dan persalinan
 Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET)
 Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan,
kejang dan/koma, tekanan darah tinggi
 Masa intranatal
 Persalinan dengan parut uterus
 Persalinan dengan distensi uterus
 Gawat janin dalam persalinan
 Pelayanan terhadap syok
 Ketuban pecah dini
 Persalinan lama
 Induksi dan akselerasi persalinan
 Aspirasi vakum manual
 Seksio sesarea
 Episiotomi
 Malpresentasi dan malposisi
 Distosia bahu
 Prolapsus tali pusat
 Plasenta manual

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


 Perbaikan robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Perbaikan robekan dinding uterus
 Histerektomi
 Sukar bernapas
 Kompresi bimanual dan aorta
 Dilatasi dan kuretase
 Ligase arteri uterina
 Bayi baru lahir dengan asfiksia
 BBLR
 Resusitasi bayi baru lahir
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
 Anestesia spinal (bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke
RSIA/ RSU)
 Masa nifas
 Demam pasca persalinan
 Perdarahan pasca persalinan
 Nyeri perut pasca persalinan

3. Pelayanan Ginekologis
 Kehamilan ektopik
 Perdarahan uterus disfungsi
 Perdarahan menoragia
 Kista ovarium akut
 Radang Pelvik akut
 Abses Pelvik
 Infeksi Saluran Genitalia

4. Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar Patroman buka selama 24 jam non
stop yang menerima pasien dari poli Rawat Jalan, UGD, rujukan dari pelayanan
kesehatan dasar di sekitarnya. Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar
Patroman sebagai pusat pelayanan dan rujukan pelayanan kesehatan dasar sekitarnya
berdasarkan reputasi dan memenuhi undang-undang dan peraturan
2. Kematian Maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin,
sampai masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tidak memandang usia dan letak
kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya
tetapi bukan disebabkan kecelakaan.
3. Instalasi Kebidanan dan kandungan ada dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi
Kebidanan dan Kandungan serta Kepala Bidang Pelayanan.

E. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar dikeluarkanya surat keputusan ini adalah ketentuan dalam bidang
kesehatan terutama yang menyangkut hak pasien dan keluarga, serta kewajiban staf RSU
Banjar Patroman yang terlibat dalam pelayanan pasien dalam memenuhi kebutuhan
pasien sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 836/ Menkes/SK/VI/ 2005
tentang Pedoman pengembangan management kinerja perawat dan bidan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ Menkes/SK/VIII/
2007 tentang Standart Profesi Bidan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 938/ Menkes/SK/VIII/
2007 tentang standart asuhan kebidanan.

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi


Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di Instalasi Kebidanan dan Kandungan,
adapun daftar kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah Tenaga
 Pelatihan penatalaksanan
pasien terminal
1 Kepala Instalasi Dokter / Dokter Sp.OG  Penanggulangan pasien 2
infeksi
 Pelatihan PONEK

 Pelatihan BLS
 Pelatihan Resusitasi
 Pelatihan manajemen
S1/D IV bangsal
2 Kepala Ruangan  Pelatihan PONEK 1
Kebidanan
 Pelatihan penanggulangan
infeksi dasar
 Pelatihan APN

 Pelatihan BLS
3 PJ Shift S1/DIII Kebidanan  Pelatihan APN 5
 Pelatihan PONEK

 Pelatihan BLS
 Pelatihan APN
4 Bidan Pelaksana S1/DIII Kebidanan 5
 Pelatihan PONEK

2.2 Penetapan Jam Kerja


Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar
Patroman. berdasarkan shift dan non shift seperti yang dibawah ini :
a. Karyawan shift
Senin - Minggu : Shift I : 07.30 - 14.00 WIB
Shift II : 14.00 - 20.00 WIB
Shift III : 20.00 - 07.30 WIB
b. Karyawan non shift
Senin – Sabtu : 07.30 - 14.00 WIB
Minggu : Libur

2.3 Kuantitas SDM


Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar
Patroman berdasarkan shift. Jumah Tenaga kerja Instalasi Kebidanan dan Kandungan
saat ini yang memegang tanggung jawab sebagai :
1) Kepala Instalasi : 2 orang
2) Kepala Ruangan : 1 orang
3) PJ Shift Ketua Tim : 5 orang
4) Bidan pelaksana : 5 orang
Tenaga kerja di Instalasi Rawat inap RSU Banjar Patroman ini berkerja dengan
jadwal sebagai berikut :
1) Kepala Instalasi : Senin s/d Sabtu pukul 08.00 WIB -14.00 WIB
2) Kepala Ruangan: Senin s/d Sabtu pukul 08.00 WIB -14.00 WIB
3) Bidan PJ : Senin s/d Minggu jam kerja sesuai dengan shift pagi, sore dan
malam secara bergantian
4) Bidan Pelaksana : Senin s/d Minggu jam kerja sesuai dengan shift pagi, sore
dan malam secara bergantian

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar Patroman terletak digedung
bagian belakang dari RSU Banjar Patroman. Instalasi Kebidanan dan Kandungan
menempati luas bangunan 120 meter persegi, Instalasi Kebidanan dan Kandungan juga
dilengkapi dengan sarana prasarana alat medis yang memadai.
Tersedianya air bersih diolah dari PDAM daerah Kota Banjar di monitor secara
continue untuk memastikan kadar air memenuhi syarat baku mutu air.
Listrik di suplai dari PLN dengan sumber listrik yang stabil dan tegangan yang
konstan dibantu alat jenset. Hal ini diperlukan supaya pemeriksaan tidak terhenti
mengingat Instalasi Kebidanan dan Kandungan RSU Banjar Patroman memberikan
pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan voltage secara kontinue dilakukan agar alat-
alat yang ada di Instalasi Kebidanan dan Kandungan dapat digunakan dengan baik dan
hasil yang dikeluarkan juga akurat.
B. Denah Ruang VK Dan Nifas

R. Kenari kls 1
(2 bed)

R. Kenari kls 2
(3 bed)

R.Kenari kls 3
(4 bed)
Ruang VK

Nures
Station

R. Menyusui

R. Perinatologi
Level 3

R. Perinatologi
Level 2

R. Memandikan
Bayi

R. Perinatologi
Pedoman Pelayanan
Level 1Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii
C. Fasilitas Sarana
Klasifikasi ruang Instalasi Kebidanan dan Kandungan meliputi :
a. VK / Ruang bersalin untuk pasien yang melahirkan (penanganan kasus Obstetri /
Kebidanan dan Ruang Ginekologi terdapat 3 bed ginekologi untuk tindakan dan 1
bed ginekologi untuk pemulihan.
b. Ruang Nifas untuk pelayanan pasien hamil, post partum, dan kasus - kasus
ginekologi dengan 9 bed pasien.
c. Ruang jaga petugas/ Nurse Station
d. kamar mandi pasien ada disetiap ruang pasien
e. kamar mandi petugas ada disetiap ruang perawat

D. Fasilitas Prasarana Penunjang


Fasilitas ruang Kebidanan dan Kandungan antara lain ruang VK/ bersalin untuk
pasien yang melahirkan / kasus – kasus Obstetri, Ruang Nifas terdiri dari kelas 1, kelas
II, kelas III dan Bayi rawat gabung. Jumlah tempat tidur yang tersedia dipelayanan
Kebidanan dan Kandungan, berikut ini adalah keterangan fasilitas di setiap ruangan:
Instalasi Kebidanan dan
No Fasilitas Jumlah
Kandungan
 AC 1
 Bed Ginekologi 3
 Kursi penjaga 3
 Meja kabinet 2
 Tempat Sampah 2
1 Ruang VK  Jam dinding 1
(Bersalin)/Ginekologi  Standart Infus mobile
1
 Lemari Alat
1
 Trolley Alat
1
 Korden ,tirai
 Gayung, ember 1
 Kamar mandi pasien 1

2 Kantor Bidan  Meja kantor 1


 Meja komputer 1
 Loker Bidan 1
 Tempat sampah non medis 1
 Tempat sampah medis
 Papan informasi petugas 1
jaga 1
 Kalender
 Jam dinding
1
 AC
1
 Kursi kerja 1
 Kulkas 1
 Lemari obat 1
 Trolley obat 1
 Rak sepatu 1
 Komputer set 1
 Rak plastik tempat berkas 1
1

 Bed pasien 2
 Meja kabinet 2
Ruang Nifas 2
3  AC
Kelas 1 2
 TV
 Jam dinding 2
 Standart infus 2
 Kursi penunggu 2
 Handrub 2
 Tirai/ korden 2
 Bed pasien 3
 Meja kabinet 3
 AC 1
 Jam dinding 1
Kelas 2 3
 Standart Infus
3
 Kursi penunggu
3
 Handrub
5
 Tirai / Korden
 Bed pasien 10
 Meja Kabinet 10
 Kipas angin 2
 Jam dinding 2
Kelas 3  Standart Infus 10
10
 Kursi penunggu
10
 Handrub
2
 Kamar mandi pasien
16
 Tirai / Korden

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


 Meja kantor 1
 Lemari kaca 1
 Meja komputer 1
 Loker Bidan 1
 Tempat sampah non medis 1
 Tempat sampah medis
1
 Kaca hias
1
 Papan informasi petugas
1
Kantor Bidan jaga
 Papan informasi data 1
pelayanan Ruang Nifas
 Kalender 1
 Jam dinding 1
 Kipas angin 1
 Pesawat telpon 1
 Kursi kerja 1
 Kulkas obat / darah 1
1

 Lemari obat alat 1


 Lemari linen 1
 Troly obat 1
 Rak sepatu 1
 Lemari rak tempat les dan 1
berkas
1
 Komputer set
Printer
1
 Almari alat

 Box bayi 9
 inkubator transport 2
 Tempat memandikan bayi 1
Rawat gabung
bayi sehat  Meja resusitasi
1
 Bak mandi bayi
1
 Bascom
1
 Kursi roda 3
 Kursi tunggu 2
 Tempat sampah plastik 2
besar
Lorong  Handrub 2
5
 Tabung Oksigen besar
1
 Papan pengumuman
2
 Tempat laken kotor
1
 Troli emergency
 EKG 1
 Twins monitor 1
 NST 1
 USG 1
 Vacum set 1
5
 Partus set
3
 Heating pack 3
2
 Curetage 2 set
1
 Infarm warmer
1
 DC Syok 1
Alkes Vk
 Resusitasi set 1
 Lampu sorot (tindakan ) 1
 UV 1
 Timbangan injak 1
 Timbangan + TB
 Tensi manual 1
 Tensi elektrik 1
 Dopler 1
 Timbangan bayi 1
3
 O2 sentral
 Syring pump 1
 EKG 1
 Dopler 2
 Tensi meter elektrik 1
 Tensi meter raksa 1
Alkes Nifas  Pasien monitor 2
 Pulse oxymetri 2
1
 Twins monitor
1
 UV
1
 Timbangan bayi
10
 O2 sentral

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pelayanan Instalasi Kebidanan dan kandungan


Untuk peningkatan mutu pelayanan di Instalasi Kebidanan dan Kandungan, maka
Instalasi Kebidanan dan Kandungan memfasilitasi pasien yang di rawat untuk
mendapatkan berbagai jenis pelayanan di Instalasi Kebidanan dan Kandungan sebagai
berikut :
Jenis pelayanan di kamar bersalin / VK dan Ruang Nifas RSU Kota Banjar antara lain :
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis.
a. Pelayanan Kehamilan.
b. Pelayanan Persalinan.
c. Pelayanan Nifas.
d. Asuhan Bayi Baru Lahir
2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi :
Masa antenatal
a. Perdarahan pada kehamilan muda
b. Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
c. Gerak janin tidak dirasakan
d. Demam dalam kehamilan dan persalinan
e. Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu
f. (KET)
g. Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan,
h. kejang dan/koma, tekanan darah tinggi
Masa intranatal
 Persalinan dengan parut uterus
 Persalinan dengan distensi uterus
 Gawat janin dalam persalinan
 Pelayanan terhadap syok
 Ketuban pecah dini
 Persalinan lama
 Induksi dan akselerasi persalinan
 Aspirasi vakum manual
 Seksio sesarea
 Epiotomi
 Malpresentasi dan malposisi
 Distosia bahu

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


 Prolapsus tali pusat
 Plasenta manual
 Perbaikan robekan serviks
 Perbaikan robekan vagina dan perineum
 Perbaikan robekan dinding uterus
 Histerektomi
 Sukar bernapas
 Kompresi bimanual dan aorta
 Dilatasi dan kuretase
 Ligase arteri uterina
 Bayi baru lahir dengan asfiksia
 BBLR
 Resusitasi bayi baru lahir
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
 Anestesia spinal
 (bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSIA/
RSU)

3. Masa nifas
a. Demam pasca persalinan
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Nyeri perut pasca persalinan

4. Pelayanan Ginekologis
a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menoragia
d. Kista ovarium akut
e. Radang Pelvik akut
f. Abses Pelvik
g. Infeksi Saluran Genitalia
B. Penyelesaian dan Pengembalian Rekam Medis
Data Rekam Medis yang berkaitan dengan pelayanan perinatal resiko tinggi
disesuaikan dengan segala persyaratan dan ketentuan dari instalasi rekam medis baik
dalam hal pengisian, waktu penyelasaian kelengkapan serta pengembalian data.Pengisian
rekam medis sesuai dengan ketentuan rekam medis dan pengembalian rekam medis 2x
24 jam.
C. SISTEM RUJUKAN

1. Sistem pelayanan rujukan maternal dan perinatal di rumah sakit umum


daerah ngimbang
 Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk ke
sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga kesehatannya. Harus
ada koordinasi, mudah sehingga tidak merugikan pasien. Mudah, cepat dan
tepat adalah yang utama.
 Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan di dalam
rumah sakit dan mekanisme kerja di bagian /instalasi Anak, Obstetri, dan
Ginekologi. Rujukan eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jenjang
pelayanan.
 Persiapan Rujukan Pasien ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi:
 Menyiapkan petugas yang terlatih untuk mendampingi pasien
 Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alasan pasien di rujuk ke rumah
sakit lain.
 Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan
yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
 Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dan resume medik
pasien meliputi: riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien yang dibuat saat
kasus diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah diberikan dan
keterangan lain yang perlu atau ditemukan sehubungan dengan kondisi
pasien.
 Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan dari dokter dan
keluarga
1. Rumah Sakit sebagai penerima rujukan:
 Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan
yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
 Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah jika dibutuhkan

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


 Pasien / keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan/ yang akan
dilaksanakan.

D. TATA CARA KONSULTASI


 DPJP menginformasikan kepada penanggung jawab pasien terkait dengan konsultasi
ke dr spesialis
 DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi
 Penanggung jawab pasien menandatangani inform consent
 Perawat ruang menghubungi dokter spesialis yang dikonsulkan
 Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang hasil konsultasi oleh dokter
konsultan
1. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi
a. DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi
kepada penanggung jawab pasien
b. Penanggung jawab pasien menandatangani formulir inform consent
pemeriksaan radiologi dan laboratatorium
c. Pasien di tindak lanjuti sesuai dengan jenis tindakan

BAB V
LOGISTIK
Pengadaan Barang Operasional
1. Barang Umum (Alat Tulis)
No Nama Barang (Persediaan Barang) Jumlah Barang
1 Bolpen Hitam 12
2 Lem pavinol 2
3 Spidol Marker Hitam 2
4 Spidol Board Marker Hitam 2
5 Buku Tulis 4
6 Penggaris 2
7 Stipo 2
8 Buku Folio isi 100 Lembar 4
9 Kertas HVS F4 1 rim
10 Staples 3
11 Tinta Printer 1

2. Barang Umum (Percetakan)

No Nama Barang (Persediaan Barang) Jumlah Barang

1 Surat Keterangan dirawat 1 bendel


2 Lembar persetujuan tindakan bedah dan anastesi 50 lembar
3 Surat Kontrol 1 bendel
4 Pengantar Rujukan 50 lembar
5 Lembar Umpan Balik 100 lembar
6 Surat Penolakan tindakan medis 50 lembar
7 Surat Keterangan Lahir 100 lembar
8 Lembar Obstetri dan Ginekologi 100 lembar

2. Barang umum ( rumah tangga)


No Nama Barang (Persediaan Barang) Jumlah Barang
1 Sabun untuk mamandikan bayi 100ml

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


2 Kresek hitam besar 60
3 Kresek kuning besar 60
4 Sabun Cuci tangan 5 liter
5 Tissue untuk HH 5 pack
6 Batrei untuk alat – alat kesehatan 20
7 Bayclin 15 botol
8 Alkohol 70 % 3 liter
9 Masker 4 box
10 Kapas Gulung 2 rol
11 Kasa gulung 4 rol
12 Handscon Ginek 20
13 Handscon disposibel 25 box
14 Hand scoon steril 100

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1.1. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

1.2. Tujuan.
- Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
- Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


7.1. Pengertian.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

7.2. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Banjar Patroman.
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

7.3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan.


a. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi,
yaitu :
 Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi
 Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll
 Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus,
dll
 Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien

b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius


c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
 Dekontaminasi dengan larutan klorin
 Pencucian dengan sabun
 Pengeringan
d. Menggunakan baju kerja yang bersih
e. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
 HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
 Flu burung

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator Ranap Nifas

Indikator Standar Numerator Denumerator


Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi
Jumlah seleruh tenaga dokter dan perawat yang
1 Pemberi Pelayanan di Rawat Inap 100% pelayanan di ruang rawat inap yang sesuai dengan
bertugas di rawat inap
ketentuan
Kepatuhan pemberian label obat high alert di Jumlah obat high alert di rawat inap yang telah Jumlah seluruh obat high alert di ruangan rawat
2 100%
ruangan rawat inap diberikan label inap
Penegakan diagnosis Tuberkulosis melalui Jumlah penegakan diagnosis TB melalui
Jumlah penegakan diagnosis TB di rumah sakit
3 pemeriksaan mikroskopis Tuberkulosis di rawat ≥ 60% pemeriksaan mikroskopis TB di rumah sakit dalam
dalam 3 bulan
inap 3 bulan
Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00- Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang
4 Jam visite dokter spesialis 100%
14.00 yang disurvei disurvei
Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang Jumlah seluruh pasien di rawat dalam bulan
5 100% dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan berakibat
berakibat kecacatan/kematian tersebut
kecelakaan atau kematian

Angka ketidaklengkapan asesmen awal medis Jumlah assesmen awal medis pasien ranap yang
6 tidak ada Jumlah seluruh rekam medis pasien ranap
dalam 24 jam pada pasien rawat inap tidak lengkap

Jumlah kejadian tertusuk jarum suntik pada staff Jumlah seluruh staff medis dan non medis yang
7 Angka kejadian tertusuk jarum tidak ada
medis dan non medis di rawat inap beresiko tertusuk jarum suntik di rawat inap

Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acut Jumlah pasien dengan diagnosis acut myocardial
jumlah seluruh pasien rawat inap dengan acut
8 myocardial infarction (AMI) saat pulang / keluar 100% infarction (AMI) yang mendapatkan terapi aspirin
myocardial infarction dalam 1 bulan
rumah sakit saat pulang dalam 1bulan
Jumlah seluruh hasil pemberian obat pada
Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan
Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan instruksi verbal dilakukan prinsip read back
9 100% prinsip read back dari petugas RI kepada DPJP
dalam satu bulan yang dilaporkan kepada DPJP
prinsip read back dari petugas RI kepada yang di tanndatangani
oleh petugas rawat inap (Jumlah seluruh SBAR)
DPJP yang di tanndatangani

Indikator Ranap Nifas

Indikator Standar Juni Juli Agustus September Oktober November Desember


1 Pemberi Pelayanan di Rawat Inap 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Kepatuhan pemberian label obat
high alert di ruangan rawat inap 100% 63% 64% 63% 62% 64%
Penegakan diagnosis Tuberkulosis
3 melalui pemeriksaan mikroskopis
Tuberkulosis di rawat inap 60% 100% 100%
Indikator Standar Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
4 Jam visite dokter spesialis 100% 60% 51% 44% 46% 51%
Tidak adanya kejadian pasien jatuh
5 yang berakibat kecacatan/kematian
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Angka ketidaklengkapan asesmen
6 awal medis dalam 24 jam pada
pasien rawat inap 0% 65% 47% 40% 57% 47%
Indikator Standar Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
7 Angka kejadian tertusuk jarum 0% 0 0% 0 0 0
Aspirin diresepkan untuk pasien
dengan acut myocardial
8 infarction (AMI) saat pulang /
keluar rumah sakit 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kepatuhan prosedur pemberian
obat dengan prinsip read back dari
9 petugas RI kepada DPJP yang di 64% 50% 50% 33%
tanndatangani

Pedoman Pelayanan Instalasi Kebidanan dan Kandungan ii


BAB IX

PENUTUP

Petunjuk Teknis pelayanan di Instalasi Kebidanan dan Kandungan ini di


susun dalam rangka memberikan acuan di RSU Banjar Patroman. Khusus
pelayanan Kebidanan dan Kandungan, dalam menyelenggarakan pelayanan yang
bermutu,aman,efektif dan efesien dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Buku ini mempunyai peranan yang penting sebagai pedoman, sehingga
mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien terus meningkat.
Penyusunan pedoman rawat inap ini adalah suatu langkah awal ke suatu proses
panjang,sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.

Direktur RSU Banjar Patroman

dr. Suci Dara


NIP.072202502

Anda mungkin juga menyukai