YOGYAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan
itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani,
sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang disepakati.
Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada dalam
dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan
standar dan etika kebidanan.
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risikobagi ibu hamil.
Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnyapada umumnya terjadi pada
masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu pertama setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu penyediaan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal
ini memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna berfokus kepada aspek aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan
kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan
angka kesakitan serta kematian bayi.
Kamar bersalin adalah kamar untuk ibu yang sudah dalam kala 1 fase aktif atau kala 2
persalinan. Pada saat ini seorang ibu hamil berada dalam kondisi yang paling tidak
menyenangkan, karena berada dalam puncak rasa sakitnya. Tidak banyak yang dapat dilakukan
oleh petugas dalam hal konseling manajemen laktasi, karena sulit bagi ibu untuk diajak
berkomunikasi, kecuali tentang hal-hal yang menyangkut proses persalinan. Meskipun demikian,
gambar atau poster tentang cara menyusui yang baik dan benar, serta menyusui segera sesudah
lahir, dapat dipasang di ruangan ini.Dalam waktu 30 menit setelah lahir, bayi harus segera
disusukan. Beberapa pendapat mengatakan bahwa rangsangan putting susu akan mempercepat
lahirnya plasenta melalui pelepasan oksitosin, yang dapat mengurangi risiko perdarahan
postpartum. Rangsangan putting susu memacu refleks prolaktin dan oksitosin, dua refleks
penting yang dibutuhkan dalam proses menyusui. Meskipun ASI belum keluar, kontak fisik bayi
dengan ibu tetap harus dikerjakan karena memberikan rasa kepuasan psikologis yang
dibutuhkan ibu agar proses menyusui berjalan lancar. Pelayanan kebidanan & neonatal yang
dapat ditanggung oleh bpjs merupakan upaya untuk menjamin dan melindungi proses
kehamilan, persalinan, pasca persalinan, penanganan perdarahan pasca keguguran
dan pelayanan KB pasca salin serta komplikasi yang terkait dengan kehamilan, persalinan,
nifas dan KB pasca salin. Pelayanan persalinan dilakukan secara terstruktur dan berjenjang
berdasarkan rujukan.
Meskipun demikian penyusunan dapat segera dimulai dengan bantuan petugas karena itu
untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RS Happy Land, maka disusunlah
pedoman pelayan kebidanan ini dengan harapan dapatmenjadi acuan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RS Happy Land dalam menentukan sikap
menghadapi perkembangan pelayanan kesehatanglobal, nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
a) Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan
secaraprofessional.
b) Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan danorganisasi
profesi bidan.
c) Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan
D. Batasan operasional
Batasan operasional pedoman pelayanan kebidanan
1. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan
2. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan
3. Fasilitas dan peralatan
4. Kebijakan dan prosedur
5. Pengendalian mutu
E. Landasan Hukum
1. Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1575/MENKES/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457 Tahun 2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan /Kota.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 836/MENKES/SK/VI/2005
tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kriteria Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 938/Menkes/SK/VIII/ 2007
tentang Standar Asuhan Kebidanan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pelatihan wajib
1. Manajemen kepala ruangan (manajemen bangsal)
2. APN
3. PONEK
4. Konselor ASI
Pelatihan pendukung
1. BLS
2. Iv terapi
3. Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
4. Pelaporan pelayanan kebidanan
Persyaratan jabatan
Persyaratan formal dan keahlian
Pendidikan : SMA / sederajat
Pengalaman kerja minimal 1 tahun atau baru lulus
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
Orientasi karyawan
Pelatihan communication skill
Pelatihan customer service quality
Pelatihan nosokomial infection control
Patient safety / BLS
Pelatihan K3
B. Distribusi Ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berdinas berjumlah 8 bidan pelaksana + 1 kepala ruangan + 2perawat.
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 3 orang dengan :
1 orang kepala ruangan
1-2 orang bidan pelaksana
b. Dinas Sore
Petugas yang berdinas 2-3 orang dengan kategori:
1 orang bidan penanggung jawab shif
1-2 orang bidan pelaksana
c. Dinas Malam
Petugas yang berdinas 2-3 orang dengan kategori:
1 orang bidan penanggung jawab shif
1-2 orang bidan pelaksana
C. Pengaturan jaga
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala
ruangan dan disetujui oleh kepala bidang keperawatan
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
bidan pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga/shif harus ada bidan penanggung jawab shif dengan syarat
dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yangbersangkutan
harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinasberlangsung untuk
dicarikan pengganti dinasnya tersebut.
BAB IV
FASILITAS DAN PERALATAN
3. Denah ruangan
1 3 VK Mini
JENDELA
BALKON
1
2
JENDELA
BED PASIEN
7 VK 2 SPOELHOOK
VK 1
wc KM
KAMAR GANTI BIDAN DAN
5 BED PASIEN
DOKTER
WC PASIEN
6 KE KAMAR BAYI
Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan section
cesarea dan surat ijin tindakan anestesi.
Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai
anjuran dokter.
Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan,
melepas protese dan lain-lain
Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat didalam pendokumentasian
Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap
diantar ke kamar operasi
Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 15 menit sebelum jadwal
operasi
Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar operasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
Prosedur yang akan dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukanbeserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama
tindakanmaupun setelah selesai tindakan
Melakukan tindakan di kamar operasi
Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang di
tandatangani oleh DPJP yang melakukan tindakan
3. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care)
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien
Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter anastesi bahwa
pasien sudah di kamar bersalin
Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti baju pasien,
membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda
vital, anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan tanda-tanda
vitalnya
Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga pasien untuk
menyelesaikan administrasi
Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata rekening pada bidan
Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska tindakan
dirumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol dengan menggunakan
formulir resume keperawatan
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun
setelah selesai tindakan
Melakukan tindakan di ruang tindakan
Membuat resep dan menjadwalkan kontrol
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan
4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal
Petugas yang melaksanakan : bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
Kontrol his, monitor djj dan perhatikan KU pasien
Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan,
laporkan pada dokter.
Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
Lakukan perawatan kala III
Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
Lakukan perawatan kala IV
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan
beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun
setelah selesai tindakan
Melakukan tindakan pertolongan persalinan
Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan.
5. Asistensi tindakan kuretase
Prosedur :
Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter operator
Mempersiapkan surat ijin tindakan kuretase dan surat ijin tindakan anestesi yang
telah ditandatangani oleh pasien dan keluarga pasien
Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infus, pakaian pasien, kosongkan kandung
kemih dan lain-lain.
Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas pasien untuk
jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, untuk jaringan yang
tidak akan dilakukan pemeriksaan laboratorium jaringan dapat dimasukan dalam
bokal plastik tanpa formalin dan diberikan pada keluarga (dikonfirmasi ke DPJP
apakah boleh jaringan yang sudah diambil tidak di PA)
Mengobservasi KU, tanda vital sign dan perdarahan sampai dengan 3-4 jam pasca
tindakan kuretase.
Jika KU baik, vital sign normal tidak ada perdarahan dan keluhan pasien
diperbolehkan pulang setelah menunjukan surat ijin pulang.
Mempersiapkan pasien pulang.
Prosedur yang dilakukan dokter :
Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai kondisi
pasien
Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan.
Pasien dilakukan anestesi oleh dokter anestesi
Melakukan tindakan kuretase
Membuat resep dan jadwal kontrol
Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien oleh DPJP
yang melakukan tindakan.
B. Alur – alur pelayanan
Melakukan tindakan
Tindakan di VK Tindakan di OK
MULAI
Melakukan
pengkajian, TTV,
Pemeriksaan Melakukan
kebidanan observasi pasca
Observasi pasca
anesthesi
tindakan
Catatan
Catatan
Menghubungi anesthesi
dr.OBGYN
dokter OBGYN
KOMPLIKASI
Menghubungi dokter
Anesthesi YA
Perlu rawat
inap
Menyelesaikan
administrasi
Menghubungi SELESAI
admission untuk
permintaan rawat inap
BAB VI
LOGISTIK
1. Kebutuhan alat tenun / linen
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan
H. Kesalahan medis
Medical errors :
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana
atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya, dapatmerupakan akibat dari
melaksanakan suatutindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil(omission).
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi dan
berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang lebih
mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin tingginya potensi
penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks bebas tanpa pelindung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik dan penggunaan bersama peralatan yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang keduanya potensial
menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua penyakit ini sering tidak dapat
terkenali secara klinis karena tidak menampakan gejala.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat dari penularan
infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan atau terinfeksi penyakit
menular.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit Happy Land diambil dari
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit, yaitu
BAB X
PENUTUP
Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi tenaga
kesehatan yang bekerja di unit pelayanan Kebidanan RS Happy Land agar dapat menyelenggarakan
pelayanan Kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakankeselamatan
pasien. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan,maka Buku Pedoman Pelayanan Unit
Kebidanan ini akan disempurnakan