KAMAR BERSALIN
Disusun oleh
Kepala Ruang Kamar Bersalin
Reni Wijaya, AMd.Keb
Oleh:
PJS Direktur RS Triharsi
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Daftar isi ............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman........................................................................................2
C. Ruang Lingkup Pelayanan......................................................................... 2
D. Batasan Operasional.................................................................................. 2
E. Landasan Hukum.......................................................................................3
BAB II STANDAR KETENAGAAN...........................................................4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia............................................................4
B. Distribusi Ketenagaan................................................................................5
C. Pengaturan Jaga ........................................................................................5
BAB III STANDAR FASILITAS...................................................................7
A. Denah Ruang.............................................................................................7
B. Standar Fasilitas.........................................................................................8
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN..................................................10
A. Penerimaan Pasien Baru............................................................................ 10
B. Persiapan Pasien Pre-Operasi Sectio Caesarea.......................................... 11
C. Asistensi Dokter dalam Menolong Persalinan Normal.............................12
D. Asistensi Tindakan Kuretase..................................................................... 13
BAB V LOGISTIK........................................................................................15
A. Pengertian.................................................................................................. 15
B. Tujuan........................................................................................................ 15
C. Perencanaan Anggaran..............................................................................15
D. Prosedur Pengadaan Barang Inventaris Non Medis dan Medis................. 16
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.............................................................17
BAB VII KESELAMATAN KERJA..............................................................19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU............................................................20
BAB IX PENUTUP.......................................................................................22
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia.Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia
masih tertinggi di antara Negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat.
AKI dari 307/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002-2003), menjadi
228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Demikian pula Angka
Kematian Bayi (AKB) 35/1000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2002-2003)
menjadi 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Seharusnya sesuai dengan
Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) 2015 target penurunan AKI dari
408/100.000 (SDKI dan SKRT 1990) menjadi 102/100.000 pada tahun 2015
dan AKB dari 68/1000 kelahiran hidup (SDKI dan SKRT 1990) menjadi
23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko
bagi ibu hamil. Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi
lainnya pada umumnya terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1
minggu pertama setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting.
Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada
aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal
penting yang dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka
kesakitan serta kematian Bayi. Pelayanan kebidanan yang bermutu juga
ditentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor input
dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana
dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang
disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
1
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien
yang meliputi penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
Selanjutnya diharapkan Pedoman Pelayanan Unit Kamar Bersalin ini
dijadikan panduan bagi Tim Kebidanan dan Kandungan dalam pelaksanaan
program-progamnya.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RS TriharsiSurakarta dalam
menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan kesehatan global,
nasional maupun regional.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
profesional.
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan
organisasi profesi bidan.
c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan.
d. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan.
e. Meningkatkan keselamatan pasien.
f. Meningkatkan keselamatan kerja.
2
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Kamar bersalin adalah unit layanan pada rumah sakit yang berfungsi
sebagai ruang persalinan selama 24 jam. Pada ruangan ini, terdapat 3
tempat tidur untuk observasi dan 2 tempat tidur untuk tindakan (1 tempat
tidur untuk pasien kelas VIP dan 1 tempat tidur untuk pasien kelas I, II,
dan III)
2. Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim sampai 6 minggu setelah melahirkan.
3. Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri
(tidak disodorkan ke puting susu).
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129/Menkes/SK/
II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal RS di Indonesia.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
6. Permenkes No 1464/Menkes/Per/2010, tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
g jawab Kebidanan BLS/PPGD minimal 3 tahun
Shift kamar 2. Pelatihan APN, 2. Memiliki
bersalin Ponek, IMD, keterampilan
Resusitasi kebidanan
Neonatus TOT 3. Mampu
Kebidanan, dan melaksanakan
Manajemen bantuan hidup dasar
Laktasi dan IV terapi
3. Pelatihan K3 4. Memiliki kemampuan
RS dalam hal
4. Pelatihan penatalaksanaan
Patient Safety kegawatdaruratan
5. Manajemen maternal dan neonatal
risiko 5. Menguasai program
komputer MS Word
dan Excel
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
No Nama Jabatan Pendidikan Formal Tugas Jumlah
.
1. Ka Unit S1 Kedokteran / Penanggung jawab 1 orang
Kebidanan Dokter Umum pelayanan kesehatan
maternal & neonatal
2. Karu D III Kebidanan Koordinator pelayanan di 1 orang
Kebidanan unit kerja
3. Bidanpelaksana D IV Kebidanan Pelayanan asuhan 2 orang
5
kebidanan
D III Kebidanan Pelayanan asuhan 5 orang
kebidanan
D I Kebidanan Pelayanan asuhan 2 orang
kebidanan
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala
ruangan dan disetujui oleh kepala bidang pelayanan keperawatan.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan
kepada bidan pelaksana
3. Berikut adalah pola pengaturan jaga di ruang kebidanan:
a. Dinas pagi: pukul 07.00 – 14.00, petugas yang berdinas berjumlah
2orang yaitu1 (satu) orang kepala ruangandan 1orang bidan pelaksana.
b. Dinas Sore: pukul 14.00 – 21.00, petugas yang berdinas 2 orang yaitu
1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift dan 1 orang bidan
pelaksana.
c. Dinas Malam:pukul 21.00 – 07.00, petugas yang berdinas 2orang,
yaitu1 (satu) orang bidan penanggung jawab shift dan 1 orang bidan
pelaksana.
4. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan
disetujui.
5. Setiap tugas jaga harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat
dan kualifikasi yang telah ditetapkan.
6. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka
yang bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam
dinas berlangsung untuk dicarikan penggantinya.
BAB III
6
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Denah Ruangan
B. STANDAR FASILITAS
7
1. Fasilitas dan Sarana
Kamar bersalin bertempat di lantai 3 yang terdiri dari 3 tempat tidur
untuk observasi dan 2 tempat tidur untuk tindakan (1 tempat tidur untuk
pasien kelas VIP dan 1 tempat tidur untuk pasien kelas I, II, dan III)
2. Peralatan Medis dan Non Medis
Kamar bersalin
No. Nama alat Jumla 39. Tensimeter 1
h 40. Termometer digital 1
1. Setengah Kocher 5 41. Trokar 2
2. Alat ukur panggul 1 42. USG 2 D 1
3. Biopsi tang 1 43. AC 3
4. Busi 11 44. Alat ukur panjang 1
5. Kanul suction 1 bayi
6. Crocodile 6 45. Baby table 1
7. CTG 2 46. Bak instrumen kecil 1
8. Doppler 1 47. Bancikan 5
9. Flowmeter 5 48. Bantal 5
10. Gunting benang 1 49. Bed gyn 2
11. Gunting episiotomi 5 50. Bed pasien 3
12. Gunting IUD 6 51. Bed side kabinet 5
13. Gunting tali pusat 5 52. Bengkok 4
14. Handle mess 1 53. Box bayi 1
15. Klem implant 1 54. CPU 1
16. Klem kecil 1 55. Ember 1
17. Klem ovarium 7 56. Ember plastik 3
18. Kom kecil 15 57. Ember sibin 5
19. Kom tupress 1 58. Ember stainlis 2
20. Korentang 1 59. Etalase obat 1
21. Nail holder 6 60. Gayung 1
22. Pengait IUD 6 61. Jam dinding 2
23. Pinset anatomis 6 62. Kasur busa 5
24. Pinset sirurgis 6 63. Keset 3
25. Sendok kuret 18 64. Key board 1
26. Set embriotomi 5 65. Kulkas 1
27. Set forceps 2 66. Kursi hijau 2
28. Set papsmear 1 67. Kursi kayu 1
29. Set vakum 2 68. Kursi pendek kecil 1
30. Sonde uterus 11 69. Kursi plastik bunder 3
31. Spekulum ½ sim 6 70. Kursi tindakan 12
32. Spekulum cocor 15 71. Lampu penghangat 1
bebek bayi
33. Speculum sim 6 72. Lampu tindakan 1
34. Stetoskop 1 73. Lodong kaca 15
35. Suction 1 74. Meja dorong 2
36. Tampon tang 10 75. Meja kayu 2
37. Tang abortus 1 76. Meja mayo kecil 1
38. Tenakulum 8 77. Metline 1
8
78. Mouse 1
79. Pispot 1
80. Pispot 1
81. Rak handuk 1
82. Rak jemuran 1
83. Rak sandal 1
84. Remote AC 3
85. Rol kabel 2
86. Sandal 11
87. Sepatu boot 1
88. Telepon 1
89. Tempat sampah 3
90. Tempat sampah 1
medis
91. Tempat tisu 2
92. Tiang infus 3
93. Timbangan bayi 1
94. TV Monitor 1
9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
10
6. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien.
7. Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan
melakukan tindakan sesuai instruksi dokter.
8. Mencatat semua instruksi DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) dalam
berkas rekam medis pasien, serta mencatat tindakan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien.
11
5. Lengkapi formulir check list pre-operasi yang terdapat didalam
pendokumentasian.
6. Menghubungi dokter spesialis obsgyn, anestesi, dan anak untuk
memberitahukan pasien sudah siap diantar ke kamar operasi.
7. Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar.
8. Antar pasien ke ruang transit operasi sesuai jadwal, beserta berkas rekam
medis pasien, minimal 30 menit sebelum jadwal operasi.
9. Pindahkan pasien ke bed transit.
10. Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar
operasi.
11. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
Prosedur yang dilakukan oleh dokter meliputi:
1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien.
2. Dokter memberikan informasi tentang kondisi pasien serta tindakan
section caesaria yang akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
3. Melakukan tindakan di kamar operasi.
4. Membuat resep dan instruksi perawatan selanjutnya
5. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan
tindakan
C. Asistensi Dokter Dalam Menolong Persalinan Normal
Prosedur yang dilakukan bidan meliputi:
1. Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum
pasien.
2. Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses
persalinan, laporkan pada dokter.
3. Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II.
4. Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf.
5. Lakukan perawatan kala III.
12
6. Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum.
7. Lakukan perawatan kala IV.
8. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
Prosedur yang dilakukan oleh dokter meliputi:
1. Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien.
2. Dokter memberikan penjelasan tentang kondisi pasien dan pertolongan
persalinan yanng akan dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah selesai tindakan.
3. Melakukan tindakan pertolongan persalinan.
4. Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan.
5. Membuat resep dan membuat instruksi perawatan selanjutnya.
6. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan
tindakan.
13
5. Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan sampai
dengan 3-4 jam pasca tindakan kuretase.
6. Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada
perdarahan dan keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah
menunjukkan surat ijin pulang.
7. Mempersiapkan pasien pulang.
14
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
Logistik adalah proses pengelolaan dari pada pemindahan dan
penyimpanan barang dan informasi terkait dari sumber pengadaan ke
konsumen akhir secara efektif dan efisien. Manajemen logistik merupakan
bagian dari rantai pasokan yang merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan secara efektif dan efisien, aliran dan penyimpanan dari barang
dan jasa serta informasi terkait dari titik asal ke titik konsumsi yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Setiap proses sistem logistik di unit
kamar bersalin melewati unit layanan pengadaan.
B. Tujuan
1. Tersedianya barang dalam jumlah cukup dan berkualitas.
2. Mencapai daya guna yang optimal.
3. Memberikan kepuasan dan rasa nyaman bagi pasien.
4. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
5. Memberikan kecepatan pelayanan dari perawat kepada pasien.
15
C. Perencanaan Anggaran
Adapun jenis peralatan unit kamar bersalin yang dianggarkan yaitu:
1. Peralatan tekstil pasien
2. Peralatan kedokteran serta kesehatan dasar
3. Barang-barang farmasi rutin
4. Barang kelontong
5. Barang cetakan
6. Barang kantor non rutin
7. Alat tulis kantor
8. Alat rumah tangga
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
17
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil tes
ditulis secara lengkap oleh penerima perintah.
Perintah lengkap secara lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibaca
kembali secara lengkap oleh penerima perintah
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
hasil percobaan
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert medications)
Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications.
Membatasi akses terhadap high alert medications.
Menggunakan label dan tanda peringatan untuk high alert medications.
Menstandarisasi prosedur instruksi / peresepan, penyimpanan, persiapan,
dan pemberian high alert medications.
Melakukan prosedur pengecekan ganda untuk obat-obatan tertentu.
18
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
19
Faktor ergonomi: cara duduk, mengangkat pasien yang salah.
2. Pencegahan sekunder, meliputi skrining penyakit, pemeriksaan kesehatan
berkala bagi petugas kesehatan yang berpotensi terpajan hazard tertentu.
3. Pencegahan tersier meliputi upaya disability limitation dan rehabilitasi.
Berikut adalah upaya pelaksanaan keselamatan kerja:
1. Upaya yang dilakukan sehubungan dengan kapasitas dan beban kerja.
Pengaturan kerja bergilir (shift).
Penempatan petugas sesuai dengan kompetensinya (fit to the job).
Pelatihan petugas secara berkala.
2. Pelaksanaan upaya penanggulangan bahaya potensial.
Penetapan standar prosedur operasional (SPO).
Penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk karyawan dan pengunjung.
Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
20
3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK yang
terlatih.
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Dokter spesialis kebidanan
Dokter spesialis anak
Dokter spesialis anestesi
5. Pertolongan persalinan melalui sectio caesaria≤ 20%
6. Keluarga berencana :
Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang
dilakukan oleh tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter
spesialis bedah umum, dokter spesialis urologi dan dokter umum
terlatih 100%
Persentase peserta keluarga berencana mantap yang mendapatkan
konseling keluarga berencana mantap oleh bidan terlatih 100%
7. Kepuasan pelanggan≥80%
21
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan unit kamar bersalin dan kandungan ini disusun untuk
memberikan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit tersebut. Dengan
kerangka kerja ini, diharapkan pelayanan di unit kebidanan dan kandungan dapat
ditingkatkan mutunya serta mengedepankan keselamatan pasien. Tentunya banyak
kekurangan dalam penyusunannya. Apabila di kemudian hari diperlukan adanya
perubahan, maka Buku Pedoman Pelayanan Unit Kebidanan ini akan
disempurnakan
22