Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

“ANTENATAL CARE”

Dosen : Tumiur Sormin, SKM.,M.Kes

Disusun oleh :

Tingkat 2 Reguler 3

1. Tahsya Ria Shafira (1814401112)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dari mata kuliah keperawatan anak ini
dengan judul “”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis
menyadari bahwa memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia biasa. Oleh karena itu,
jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun dari isi
makalah, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari Dosen pengajar bahkan semua
pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Terimakasih.

Bandar Lampung, 14 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3


A. Pengertian Antenatal Care (ANC). .................................................................
B. Tujuan Antenatal Care (ANC)
C. Manfaat Antenatal Care (ANC). .....................................................................
D. Standart Pelayanan (ANC) . ...........................................................................
E. Sasaran Pelayanan Antenatal .......................................................................
F. Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) ................................................................
G. Lokasi Pelaksanaan Pelayanan (ANC) ........................................................
H. Cakupan Pelayanan Antenatal .....................................................................
I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC) ......................
J. Kunjungan Antenatal Care (ANC) ...............................................................
K. Penatalaksanaan Antenatal Care (ANC)......................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................................


1. Kesimpulan......................................................................................................
2. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang


diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar proses
alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal sehingga
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara dini serta
ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka
tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan
risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu atau
janinnya.
Pemeriksaan ANC dilakukan oleh tenaga kesehatan, secara profesional akan
memberikan pelayanan sebaik mungkin agar ibu hamil merasa puas atas pelayanan yang
diberikan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang merasa puas atas pelayanan di
suatu tempat, termasuk di RB seperti pengalaman bidan selama proses pemeriksaan, fasilitas
yang lengkap, kemudahan lokasi RB yang mudah dijangkau, tarif yang kompetitif, kecepatan
dalam melakukan pemeriksaan keramahan bidan dalam pelayanan ANC dan persalinan.
Ditinjau dari sisi pelayanan, Bidan akan melakukan upaya yang terbaik dalam
pelayanan seperti meningkatkan fasilitas pemeriksaan yang belum ada, memperbaiki sarana
seperti ruang tunggu, dan tempat parkir kendaraan pengunjung, meningkatkan tingkat
ketrampilan bidan seperti mengikuti pelatihan atau seminar kesehatan tentang masalah ANC
dan persalinan. Upaya tersebut diharapkan agar ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan
ANC dan persalinan menjadi puas atas pelayanan yang diberikan.

Penelitian Tedla (2012) Patients satisfaction with laboratory services at antiretroviral


therapy clinics in public hospitals, Addis Ababa, Ethiopia, menyimpulkan bahwa dari 406
responden penelitian bahwa responden merasa puas atas pelayaanan laboratorium dengan
rata-rata kurang dari 30 menit. Kepuasan responden lebih banyak dipengaruhi oleh
lengkapnya fasilitas yang lengkap sehingga memudahkan pelayanan kepada pasien.

Sebuah rumah bersalin dituntut mampu memberikan pelayanan berkualitas yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan klien. Rumah bersalin bisa memiliki pelayanan yang

4
lebih baik dari yang lain, misalnya dalam hal pemberian motivasi dari bidan, keramahan
pelayanan dengan memberikan senyuman, sapaan, dan salam, memberikan harga yang murah
khususnya untuk kalangan masyarakat menengah kebawah. Kualitas pelayanan kesehatan
khususnya di rumah bersalin yang bagus adalah rumah bersalin yang benar – benar
berkualitas dan mampu bersaing.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Antenatal Care (ANC)


2. Apa Tujuan Antenatal Care (ANC)
3. Apa Manfaat Antenatal Care (ANC)
4. Apa Standart Pelayanan (ANC)
5. Apa Sasaran Pelayanan Antenatal
6. Bagaimana Pelaksanaan Antenatal Care (ANC)
7. Dimana Lokasi Pelaksanaan Pelayanan (ANC)
8. Apa sajaCakupan Pelayanan Antenatal
9. Apa saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC)
10. Bagaimana jadwal Kunjungan Antenatal Care (ANC)
11. Bagaimana Penatalaksanaan Antenatal Care (ANC)

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Antenatal Care (ANC)


2. Untuk mengetahui tujuan Antenatal Care (ANC)
3. Untuk mengetahui manfaat Antenatal Care (ANC)
4. Untuk mengetahui standart Pelayanan (ANC)
5. Untuk mengetahui sasaran Pelayanan Antenatal
6. Untuk mengetahui pelaksanaan Antenatal Care (ANC)
7. Untuk mengetahui lokasi Pelaksanaan Pelayanan (ANC)
8. Untuk mengetahui cakupan Pelayanan Antenatal
9. Untuk mengetahui faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC)
10. Untuk mengetahui jadwal Kunjungan Antenatal Care (ANC)
11. Untuk mengetahui penatalaksanaan Antenatal Care (ANC)

5
D.Manfaat Penelitian

1. dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang factor-faktor yang mempengaruhi


kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care dan persalinan.

2. dapat digunakan sebagai masukan bagi tempat pelayanan dalam peningkatan mutu
layanan kesehatan.

3. Sebagai tambahan dan masukan pengetahuan dan informasi serta pengembangan bagi
penelitian selanjutnya mengenai hubungan kepuasan ibu hamil pada pelayanan
antenatal care dan persalinan.

4. Bagi ibu hamil dan persalinan Dapat digunakan bahan pertimbangan untuk memilih
tempat pemeriksaan ANC dan persalinan yang dianggap baik dalam hal pelayanan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antenatal Care (ANC)

Antenatal care (selanjutnya akan disingkat "ANC") adalah pemeriksaan kehamilan


yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari
ibu hamil.
Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil
sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal. (Prawirohardjo. S,2006).
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba IBG, 2001).
Antenatal Care adalah perawatan sebelum masa persalinan atau perawatan pada ibu
hamil (Ibrahim Cristina. S, 1993).
Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan
ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Mochtar, 1998).
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditentukan. (Depkes RI, 2001).

B. Tujuan Antenatal Care Saifudin A,B, 2002) Tujuan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care bertujuan memfasilitasi hasil yang sehat dan positif, bagi ibu maupun
bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan
memberikan pendidikan. (Depkes RI, 2001).

Pemeriksaan selama hamil pada intinya bertujuan menekan angka kematian ibu
melahirkan dan menirunkan angka kematian bayi, serta mendeteksi dini seandainya terdapat
gangguan, agar bisa segera diatasi. Pemeriksaan kehamilan penting dlakukan mengingat

7
perkembangan penyakit sering kali berjalan cepat. Selain itu kesehatan ibu hamil dapat
dipantau misalnya: kondisi jantung, tekanan darah, dan sebagainya. (Ayurai, 2009 )

Menurut Sarwono prawirahardjo tahun 2002 : 90, tujuan antenatal care adalah :

1. memantau kemampuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.

2. meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.

3. mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.

5. mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6. mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh
kembang secara normal.

7. Menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan

C. Manfaat Antenatal Care (ANC)

Tujuh Manfaat Antenatal Care

1. Memastikan kehamilan
Melalui alat konvensional atau yang modern seperti ultrasonografi (USG), bidan atau
dokter akan memastikan kehamilan Anda.
2. Mengetahui posisi kehamilan
Posisi kehamilan perlu diketahui sedini mungkin dengan USG, agar bila terjadi sesuatu
dapat dilakukan tindakan sedini mungkin.
3. Mengetahui usia kehamilan
Penting diketahui untuk memperkirakan kapan perkiraan melahirkan.
4. Mengetahui perkembangan janin
Perkembangan janin dalam kandungan merupakan salah satu faktor penentu
perkembangan mental intelektual selanjutnya.
5. Meneropong kelainan

8
Jika dicurigai ada kelainan janin, misalnya dapat dilakukan amniocenesis, yakni
mengambil cairan ketuban (amnion) dan menganalisa kromosomnya.
6. Mengetahui posisi bayi
Dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin, terutama pada trimester 3. Misalnya
bayi sungsang atau melintang. Tujuannya agar ibu dan bay i mendapat pertolongan yang
tepat ketika saat persalinan tiba.
7. Penyakit kehamilan
Seiring bertambahnya usia kehamilan, beban organ tubuh ibu akan semakin bertambah.
Beberapa gangguan yang mungkin muncul antara lain:
a. Kadar hemoglobin (Hb) rendah
b. Diabetes gestasional dan Pre-eklampsia/eklampsia

D. Standart Pelayanan Antenatal Care

1. Terdapat 6 (enam) standart dalam standart pelayanan antenatal care yang terdiri dari :

a. Standart 1 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara


berkala untuk memberikan penyuluhan motivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

b. Standart 2 : Pemeriksaan dan pemantuan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4X pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi


anamnesa dan pemantuan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Mencatat data yang tepat setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan, maka harus
mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

c. Standart 3 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal dengan seksama dan melakukan palpasi


untuk memperkirakan usia kehamilan dan bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,

9
bagian terendah dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.

d. Standart 4 : Pengelolaan Anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan


semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Standart 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenai tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.

f. Standar 6 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarga pada trimester
III. Untuk memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, bila terjadi keadaan gawat darurat. (Depkes,
2001).

2. Penjelasan TORCH

Beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan selama kehamilan antara lain
pemeriksaan TORCH yaitu singkatan dari toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan
herpes simpleks virus. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui apakah ibu hamil
tersebut tidak pernah terinfeksi, pernah terinfeksi ataupun sedang terinfeksi dengan penyakit
tersebut.

Infeksi dari kuman-kuman tersebut bisa menjadi masalah serius selama kehamilan
karena mampu menembus ari-ari dan menyebabkan kelainan pada bayi. Pemeriksaan ini
disarankan pada ibu yang terutama memiliki hewan peliharaan dirumah dan memiliki riwayat
keguguran yang berulang.

Adapun saran – saran yang dapat dilakukan dalam mencegah penyakit TORCH adalah:

1. Makan makanan bergizi.

2. Melakukan pemeriksaan TORCH sebelum kehamilan.

10
3. Melakukan vaksinasi guna mencegah penyakit TORCH.

4. Makan makanan yang matang.

5. Periksa kandungan secara teratur.

6. Jaga kebersihan tubuh.

7. Hindari kontak dengan penderita penyakit TORCH.

Selain itu, terdapat juga kelas ibu hamil yang merupakan sarana belajar ibu-ibu
dengan kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu (menjelang persalinan) dengan
jumlah peserta maksimal 10 orang.

Tujuan dari kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran.

E. Sasaran Pelayanan Antenatal


Sasaran pelayanan antenatal adalah jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam
kurun
waktu tertentu. Angka ini dapat diperoleh dengan berbagai cara:
1. Angka sebenarnya, yang diperoleh berdasarkan cacah jiwa.
2. Angka perkiraan
3. Angka kelahiran kasar (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk setempat dengan pengambilan
angka CBR dari propinsi, atau bila ada dari kabupaten setempat atau 3% dari jumlah
penduduk setempat.

F. Pelaksana Antenatal Care


Adapun tenaga pelaksana dalam pelayanan antenatal care adalah:
1. Tenaga medis: dokter
2. Tenaga paramedis: perawat, bidan, kader, dukun

11
G. Lokasi Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care
Pelaksanaan pelayanan ANC dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah
Sakit Bersalin, tempat praktek swasta (bidan, dokter), RS pemerintah atau swasta, dan rumah
penduduk.

H. Cakupan Pelayanan Antenatal


Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil (K1)
atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali
dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada
triwulan ketiga (K4) untuk melihat kualitas. Pelayanan K1 adalah pelayanan/pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil
(Dokter, Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal
sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC)

1. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
2. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah
keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan,
masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil
kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga
untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama
kehamilan.
3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita

12
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001).

J. Kunjungan Antenatal Care (ANC)


Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin
desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care
(ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI,
2001).

1. Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standart yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak
hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung kefasilitas pelayanan, tetapi adalah
setiap kontak tenaga kesehatan baik di posyandu, pondok bersalin di desa, kunjungan rumah
dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standart dapat dianggap
sebagai kunjungan ibu hamil.

2. Kunjungan Baru Hamil / K1


Kunjungan baru hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan.
3. Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standart selama satu
periode kehamilan.
4. K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart yang ditetapkan (Depkes RI, 2001)

13
Menurut buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, saifudin tahun 2002 hal 91
jadwal kunjungan Antenata Care adalah :

1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).

3. dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke
36).

Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, sehubungan dengan hal-hal


diatas, petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang baik dengan langkah-
langkah seperti berikut :

1. Sapa Ibu (dan keluarganya) dan membuatnya merasa nyaman

2. mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan
oleh ibu.

3. Melakukan pemeriksaan fisik.

4. Melakukan pemeriksaan laboratorium

5. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai apakah


kehamilannya normal :

a. Tekanan darah dibawah 140/90 mmhg

b. Edema hanya pada ekstrimitas

c. Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia
kehamilan

d. Denyut jantung janin 120 sampai 160 denyut permenit

e. Gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan.

6. Membantu ibu dan keluarganya, untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan


keadaan darurat.

14
a. Bekerja sama dengan ibu keluarganya serta msyarakat untuk mempersiapkan rencana
kelahiran termasuk mengidentifikasi penolongan dan tempat bersalin, serta perencanaan
tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.

b. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan rencana
jika terjadi komplikasi termasuk :

1. mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk mencapai tempat


tersebut.

2. mempersiapkan donor darah

3. mengadakan persiapan finansial

4. mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak


ada ditempat.

7. Memberikan Konseling

a. Gizi : Penigkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari, mengkonsumsi


makanan mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang).

b. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda bahaya
berikutnya, seperti :

1. Perdarahan pervaginam

2. Sakit kepala lebih dari biasa

3. Gangguan penglihatan

4. Pembengkakan pada wajah atau tangan

5. Nyeri abdomen (epigastrik)

6. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.

c. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.

d. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah
genetalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan.

15
e. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting susu
rata atau masuk ke dalam. Dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.

8. Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke-20

9. Memberikan imunisasi tetanus 0,5 cc, jika sebelumnya telah mendapatkan

10. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.

11. Mendokumentasikan kunjungan tersebut (Saifuddin, 2002 : 15 )

K. Penatalaksanaan Antenatal Care (ANC)

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum
dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus
sesuai dengan resiko yang ada.

Namun dalam penerapan secara operasionalnya dikenal dengan standart “ 7T ” untuk


pelayanan Antenatal Care ( ANC ), Pada umumnya, standar minimal pemeriksaan ANC
terdiri dari 10 T yaitu:

1. Timbang berat badan

Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringanringannya.
Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

2. Ukur tekanan darah


Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya. 110/80 – dibawah 140/90

3. Nilai status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas(LILA)

4. Ukur (tinggi) fundus uteri / puncak rahim


memantau perkembangan janin,Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan

16
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
5. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah tetanus neonatorum.Pemberian imunisasi ini
terdiri dari:
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun/seumur hidup.
6. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.
c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
7. (Tes) terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung
normal.Aspek-aspek pelayanan:
a. Reliability: Petugas memiliki kompetensi untuk melakukan tes PMS.
b. Responsiveness: Tes dilakukan secara cekatan dan tanpa menunggu waktu yang
lama.
c. Assurance: Tes yang dilakukan hasilnya harus akurat.
d. Tangible: Tersedia peralatan tes yang memadai.
e. Empathy: Tes PMS dilakukan secara sopan dan santun.

8. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

9. Test Laboratorium (penyakit sifilis, Hepatitis B dan HIV)

10. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.


Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang
tandatanda resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001:23)

17
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kasus I

1. Antenatal care

Diana seorang wanita karier usia 30 tahun, baru menikah 5 bulan yang lalu. Sejak 2

bulan ini diana tidak datang haid lagi, dan merasakan payudaranya menegang serta sering

buang air kecil. Diana datang ke puskesmas, dari anamnesa pasien didapatkan G2P1A0,

riwayat menstruasi teratur, mual muntah pada pagi hari, kemudian dilakukan pemeriksaan

fisik didapatkan tinggi TFU pertengahan sympisis dan pusat, areola mamae hyperpigmentasi

TD : 110/70 mmHg, HR : 68x/menit, T : 36,7 C dan pemeriksaan laboratorium rutin, gula

darah dan urin.

Kemudian dokter spesialis Oksigen yang referal ke puskesmas tersebut melakukan

pemeriksaan USG yang hasilnya sesuai dengan usia kehamilan. Dokter memberikan asam

folat dan menganjurkan agar selanjutnya diana kontrol teratur untuk antenatal care. Dan

melakuakn senam yang bertujuan untuk menjaga kesehatan janin.

A. Pengumpulan Data

I. Data Subjektif

1) Identitas

a. Nama : Diana

b. Usia : 30 tahun

c. Agama : Islam

d. Suku : Melayu

18
e. Pendidikan : Sarjana

f. Pekerjaan : Pegawai Swasta

g. Status : Menikah

2) Anamnesa

a. Alasan kunjungan

Klien ingin memeriksakan kesehatannya.

b. Keluhan utama

Sejak 2 bulan terakhir haid klien tidak datang lagi dan klien merasakan

payudaranya menegang serta sering buang air kecil.

II. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 12 tahun

b. Siklus Haid : 28 hari

c. Banyak Haid : 2-3 kali ganti pembalut perhari

d. Lama Haid : 5-7 hari

e. Warna Darah : merah kecoklatan

f. Dismenorea : tidak

III. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Hamil ke : 1 (satu)

b. HPHT : 13 Februari 2015

c. HTP : 20 November 2015

d. UK : 2 bulan

e. ANC : 1 Kali

f. TT :-

g. Obat yang pernah dikonsumsi :-

h. Keluhan umum yang dirasakan :

19
1) Mual muntah pada pagi hari

2) Sering BAK

IV. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

V. Riwayat Kesehatan yang Lalu/Penyakit yang Pernah Diderita

a. Penyakit Kardiovaskuler : Tidak Ada

b. Penyakit Hipertensi : Tidak Ada

c. Penyakit Diabetes : Tidak Ada

d. Penyakit Hepatitis : Tidak Ada

e. Penyakit Malaria : Tidak Ada

f. Penyakit TBC : Tidak Ada

g. Penyakit Anemia : Tidak Ada

h. Penyakit Ginjal : Tidak Ada

i. Penyakit Mental : Tidak Ada

j. Riwayat Kembar : Tidak Ada

k. PMS/HIV/AIDS : Tidak Ada

VI. Riwayat Sosial

a. Status perkawinan : nikah 1 kali

b. Usia perkawinan : 5 bulan

c. Dukungan keluarga : Keluarga klien sangat mendukung

Kehamilan klien

d. Respon ibu : Klien senang dengan kehamilannya

e. Pengambilan keputusan : Suami (kepala keluarga)

f. Beban kerja : Klien mengerjakan pekerjaan rumah

dan

20
bekerja sebagai karyawan swasta

g. Kebiasaan hidup sehat : Klien tidak merokok, tidak minuman

keras

dan tidak mengkonsumsi obat-obatan

h. Rencana persalinan : Ibu berencana melahirkan di Rumah

Sakit

i. Rencana Penolong persalinan : Dokter

VII. Riwayat KB

a. Riwayat KB yang lalu : tidak memakai KB

b. Rencana KB :-

c. Riwayat Kebutuhan Biologis :

1) Makan dan minum

Makan Sebelum hamil Saat hamil

Pagi nasi + lauk+ sayur + buah + nasi + lauk + sayur + susu + buah

susu

Siang Nasi + lauk + sayur + buah + Nasi + lauk + sayur + buah

cemilan

Malam Nasi + lauk + sayur + susu Nasi + lauk + sayur + susu

Porsi 1 piring ½ piring

Kesulitan Tidak ada Mual dan muntah pada pagi hari

Minum Sebelum hamil Saat hamil

Porsi 1 gelas 1 gelas

Komposisi Air putih Air putih, susu

Frekuensi 6-8 gelas/hari 8-10 gelas/hari

21
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

2) Pola eliminasi

Bak Sebelum Hamil Saat Hamil

Frekuensi 2-3 kali/hari 5-6 kali/hari

Warna Kuning jernih Kuning jernih

Keluhan Tidak ada Tidak ada

BAB Sebelum hamil Saat hamil

Frekuensi 1 kali/hari 1 kali/hari

Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

Konsistensi Lembek Lembek

3) Pola istirahat dan tidur

Istirahat Sebelum Hamil Saat Hamil

Siang 1 jam 1 jam

Malam 8 jam 9 jam

Kesulitan Tidak ada Tidak ada

4) Kebersihan diri

Kebersihan Sebelum Hamil Saat Hamil

Mandi 2 kali /hari 2 kali/ hari

Keramas 3 kali/minggu 3 kali/minggu

Gosok gigi 2 kali/hari 2 kali/hari

22
Ganti pakaian 2 kali/hari 2 kali/hari

B. Pemeriksaan Klien

1) Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran umum : baik

b. Emosi : stabil

c. Kesadaran : compos mentis

d. Tinggi badan sebelum hamil : 166 cm

e. Berat badan sebelum hamil : 62 kg

f. Tinggi badan setelah hamil : 166 cm

g. Berat badan setalah hamil : 62 kg

h. Lingkar lengan atas : 23,5 cm

2) Tanda-tanda Vital

a. TTD : 110/70 mmHg

b. HR : 68 kali/menit

c. T : 36,70 C

3) Pemeriksaan Fisik

a. Kepala dan rambut

Inspeksi : warna rambut hitam, bersih, tidak berketombe, distribusi rambut

merata

Palpasi : tidak ditemukan benjolan dan lesi, tidak ada nyeri tekan atau nyeri

lepas

b. Muka

Inspeksi : tidak ada oedema, wajah sedikit pucat

Palpasi : tidak ada nyeri tekan atau nyeri lepas

23
c. Mata

Inspeksi : simetris, konjungtiva pucat, scelera tidak ikterus

Palpasi : tidak ada nyeri tekan/lepas

d. Mulut dan gigi

Inspeksi : bibir sedikit pucat, tidak ada sariawan, mulut bersih, tidak ada karies

pada gigi dan bau mulut (-)

e. Leher

Inspeksi : Tidak ada bendungan vena jugularis

Palpasi : tidak ada pembesaran/pembengkakan kelenjer limfe dan tiroid

f. Payudara

Inspeksi : bentuk simetris, areoa mamae hiperpigmentasi, papilla mamae

menonjol

Palpasi : payudara klien terasa keras, tidak teraba massa abnormal

g. Abdomen

Inspeksi : tidak ada bekas operasi, Striae (+)

Palpasi

 Leopold I : TFU pertengahan sympisis dan pusat

 Leopold II :-

 Leopold III :-

 Leopold IV :-

h. Genetalia

Inspeksi : warna kemerahan, bersih, tidak ada varises, dan tidak ada

tanda infeksi

i. Ekstremitas

24
Atas : jari dan kuku bersih, tidak ada oedema dan tidak ada nyeri

tekan/lepas

Bawah : jari dan kuku bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises,

tidak ada nyeri tekan/lepas

4) Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium : gula darah dan urin

b. USG : hasil sesuai dengan usia kehamilan

C. Data Fokus

a. Data Objektif

1) TD : 110/70 mmHg

2) HR : 68 kali/menit

3) T : 36,70C

4) Tinggi TFU pertengahan simpisis dan pusat

5) Areola mamae hyperpigmentasi

6) G2P1A0

b. Data Subjektif

1) Klien mengeluh merasakan payudaranya menengang

2) Klien mengeluh mual dan muntah pada pagi hari

3) Klien mengeluh sering buang air kecil

4) Klien mengatakan 2 bulan ini tidak datang haid lagi

D. Analisa Data

No Data Masalah keperawatan

1 Data objektif: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

 Dokter memberikan asam folat kebutuhan tubuh

Data subjektif:

25
 Klien mengeluh mengalami mual

muntah pada pagi hari

Data tambahan:

 Klien terlihat lesu dan lemas

 Konjungtiva klien terlihat

anemis

 Nafsu makan klien menurun

2 Data objektif: Gangguan eliminasi urin

 Tinggi TFU pertengahan

sympisis dan pusat

Data objektif:

 Klien mengatakan sering BAK

Data tambahan:

 Jumlah urin banyak

3 Data objektif: Resiko kekurangan volume cairan

Data subjektif:

 Klien mengeluh mual muntah

pada pagi hari

 Klien mengeluh sering BAK

Data tambahan:

 Jumlah urin banyak

4 Data objektif: Gangguan rasa nyaman

 Tinggi TFU pertengahan

26
simpisis dan pusat

Data subjektif:

 Klien mengeluh merasakan

payudaranya menegang

 Klien mengeluh sering BAK

Data tambahan:

 Klien mengeluh merasa tidak

nyaman

E. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

perubahan nafsu makan, mual dan muntah

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perubahan fisik dan sering BAK

3. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus

4. Resiko kehilangan cairan berhubungan dengan muntah dan BAK yang berlebihan

F. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC

1 Ketidakseimbangan Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management:


Intake  Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari Kriteria Hasil : makanan
 Mampu mengidentifikasi  Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi gizi untuk menentukan
 Tidak ada tanda tanda malnutrisi jumlah kalori dan
berhubungan  Tidak terjadi penurunan berat nutrisi yang dibutuhkan
badan yang berarti pasien.
dengan perubahan  Anjurkan pasien untuk

27
nafsu makan, mual meningkatkan intake
Fe, protein dan vitamin
dan muntah C
 Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
 Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi ibu hamil
trimester 1
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya
penurunan berat badan
 Monitor mual dan
muntah
 Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§
2 Gangguan rasa  Anxienty Anxiety reduction ( penurunan
 Fear level kecemasan)
nyaman  Sleep the privation  Gunakan pendekatan
 Comfort, readiness for enchanced yang menyenangkan
berhubungan Criteria hasil:  Temani klien untuk
 Mampu mengontrol kecemasan memberikan keamanan
dengan perubahan
 Status lingkungan nyaman dan mengurangi rasa
fisik dan sering  Kualitas tidur dan istrirahat takut
adekuat  Dorong keluarga untuk
BAK  Status kenyamanan meningkat menemani klien
 Dapat mengontrol ketakutan  Identifikasi tingkat
kecemasan klien
 Bantu klien untuk
mengenal situasi yang
menimbulakn
kenyemasan
 Dorong klien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan dan
persepsi
3 Gangguan eliminasi  Urinary elimination Urinary retention care:
 Urinary continuence  Lakukan penilaian

28
urin berhubungan Criteria hasil: kemih yang
 Kandung kemih kosong secara komprehensif
dengan pembesaran penuh  Anjurkan keluarga atau
 Tidak ada residu urin >100-200 cc klien untuk merekam
uterus  Intake cairan dalam rentang output urin
normal  Pantau asupan dan
 Bebas ISK keluaran
 Tidak ada spasme bleeder  Membantu dengan
toilet secara berkala
4 Resiko kehilangan Fluid balance Fluid management:
Hydration  Pertahankan catatan
cairan berhubungan Nutrional status: food and fluid intake dan output yang
intake akurat
dengan muntah dan Criteria hasil:  Monitor status hidrasi
 Mempertahankan output urin jika diperlukan
BAK yang sesuai dengan usia, BB.  Monitor TTV
 TTV dalam batas normal  Monitor intake
berlebihan
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, cairan/makanan dan
elastisitas turgor kulit baik, hitung intake kalori
membrane mukosa lembab, tidak harian
ada rasa haus yang berlebihan  Kolaborasi pemberian
 Intake oral adekuat cairan IV
 Monitor status nutrisi
 Dorong intake oral
 Kolaborasi dengan
dokter

G. Tindakan yang DilakukaN

1. Relaksasi (nafas dalam)

SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Pengertian :

Ialah metode efektif untuk mengurangi rasa nyeripadauluhati pasien yg mengalami gastritis.
Rileks sempurna yg dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dara perasaan cemas
sehingga mencegah menghebatnyanyeri.

Ada tiga faktor yang utama dalam teknik relaksasi :

1. Posisikan pasien dengan tepat sehingga klien merasa nyaman


2. Pikiran beristirahat

29
3. Lingkungan yg santai/tenang

Tujuan :

Untuk dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeripadauluhati

Indikasi :

Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri pada ulu hati

Prosedur pelaksanaan :

Tahap pra interaksi

1. Melakukanpengkajiandan membaca mengenai status pasien


2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat
4. Tahap orientasi
5. Mengucapkan salam teraupetik kepada pasien
6. Validasi kondisi pasien saat ini
7. Menjaga keamanan privacy pasien
8. Menjelaskan tujuan & prosedur yg akan dilakukan terhadap pasien & keluarga

Tahap kerja

1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada sesuatu yang kurang
dipahami/jelas
2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik
3. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi
udara
4. Intruksikan pasien dengan cara perlahan & menghembuskan udara membiarkanya ke
luar dari setiap bagian anggota tubuh, pada saat bersamaan minta pasien untuk
memusatkan perhatiannya pada sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa
nikmatnya rasanya
5. Instruksikan pasien buat bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2 menit )
6. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian menghembuskan
dengan cara perlahan & merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki,

30
menuju keparu-paru seterusnya udara & rasakan udara mengalir keseluruh bagian
anggota tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki & tangan, udara yg mengalir &
merasakan ke luar dari ujung-ujung jari tangan & kai & rasakan kehangatanya
8. Instruksiakan pasien buat mengulani teknik-teknik ini apabila rasa mual kembali lagi
9. Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara
mandiri

2. Senam Hamil

1. Senam kegel

Senam kegel merupakan gerakan olahraga yang paling mudah dan bisa kamu lakukan di
mana saja. Caranya, kontraksikan otot sekitar saluran kencing dan vagina dengan gerakan
seperti menahan kencing, tahan selama 3 – 10 detik. Senam hamil ini bisa kamu lakukan
hingga 10 kali setiap harinya, saat sedang duduk ataupun berdiri. Selain menguatkan otot-otot
panggul dan memudahkan proses kelahiran, senam ini juga berfungsi untuk melatih otot di
daerah lain seperti sekitar uretra, kandung kemih, rektum, dan rahim, serta juga bermanfaat
untuk mengurangi resiko ambein dan mengencangkan vagina.

2. Senam jongkok

Gerakan senam jongkok bisa memperkuat otot di sekitar panggul dan paha, sehingga
berguna untuk memperlancar proses persalinan. Untuk melakukan gerakan senam ini, kamu
bisa mengikuti langkah berikut:

– Mulai dengan posisi berdiri tegak, lalu turunkan badan secara perlahan hingga posisi tegak
dengan punggung tegak lurus.

– Bernafaslah secara normal dan tahan posisi ini selama 10 detik, lalu kembali ke posisi
berdiri secara perlahan.

– Untuk hasil yang maksimal, kamu bisa mengulangi gerakan senam jongkok beberapa kali
sehari. Tapi jika sudah merasa capek, jangan terlalu memaksakan diri ya, Toppers.

3. Pose tailor/yoga kupu-kupu

Senam hamil pose tailor atau yang lebih dikenal dengan pose kupu-kupu ini bisa kamu
lakukan untuk melatih otot paha dan mengurangi resiko sakit punggung yang sering dialami
oleh ibu hamil. Cara melakukan yoga kupu-kupu ini pun sangat mudah, kamu bisa mengikuti
langkah-langkah berikut:

31
– Duduk bersila dengan posisi punggung tegak.

– Pertemukan kedua telapak kaki di depan, lalu dorong lutut hingga menyentuh lantai.

– Tahan posisi ini selama kurang lebih 10 – 20 detik. Kamu bisa mengulanginya beberapa
kali.

4. Mini sit-ups

Gerakan sit-ups memang sangat tidak dianjurkan untuk wanita hamil. Namun kamu bisa
melakukan senam hamil mini sit-ups yang gerakannya tidak terlalu menekan perut. Olahraga
ini mampu mengencangkan perut dan menurunkan resiko tegang pada punggung. Selain itu,
mini sit-ups juga berguna untuk menguatkan otot-otot yang berperan saat mendorong bayi
keluar.

– Berbaringlah terlentang dan letakkan bantal di bawah panggul.

– Tekuk lutut dengan posisi telapak kaki menyentuh lantai, agar perut tidak terlalu tertekan.

– Hembuskan nafas sambil mengangkat kepala dan bahu, serta coba raih lutut dengan tangan.

– Kembali ke posisi awal sambil menarik nafas.

– Ulangi gerakan ini beberapa kali.

5. Gerakan duduk bersila

Senam hamil yang satu ini hampir sama dengan gerakan yoga dan berguna untuk
mengencangkan otot sekaligus mencegah stres selama kehamilan. Duduklah secara bersila,
gunakan matras yoga berbahan nyaman sebagai alas, lalu ikuti gerakan di bawah ini:

– Tarik kedua tangan ke depan dada.

– Tarik dan hembuskan nafas secara berulang.

– Lakukan gerakan lain seperti mengangkat kedua tangan ke arah atas kepala sambil menarik
nafas secara perlahan. Lalu turunkan tangan sambil menghembuskan nafas.

6. Senam hamil dengan mengangkat panggul

Senam dengan gerakan mengangkat panggul ke atas ini bermanfaat untuk


mengencangkan otot perut dan memberi rasa rileks selama persiapan proses persalinan.
Kamu bisa melakukannya dengan cara:

– Berbaring telentang dan tekuk kedua lutut.

– Tarik nafas lewat hidung sambil kencangkan otot perut dan bokong.

32
– Pastikan punggung rata dengan lantai atau matras.

– Angkat panggul ke atas dan tahan selama 5 tarikan nafas.

– Kembali ke posisi awal secara perlahan.

7. Senam dengan yoga ball

Untuk melakukan senam hamil, kamu juga bisa menggunakan bantuan yoga ball atau
gym ball. Senam ini sangat berguna untuk menjaga keseimbangan selama kehamilan,
menguatkan otot-otot perut, membantumu untuk lebih rileks, hingga mengurangi rasa sakit
pada punggung bagian bawah. Sebenarnya sangat banyak gerakan senam hamil yang bisa
dilakukan dengan yoga ball. Namun untuk pemula, bisa memulainya dengan pose sederhana
berikut.

– Duduklah santai di atas bola dengan posisi punggung tegak

– Buka kedua kaki hingga selebar pinggul

– Luruskan tangan ke arah depan, lalu tahan 5 – 10 detik

– Turunkan tangan sambil menghembuskan nafas

– Ulangi gerakan ini sebanyak beberapa kali

8. Gerakan senam merangkak

Senam hamil dengan gerakan merangkak ini sangat baik untuk mempersiapkan otot-otot
tubuh bagian bawah, agar proses melahirkan dapat berjalan dengan normal dan lancar.
Gerakan senam merangkak ini bisa kamu lakukan dengan cara:

– Ambil posisi seperti merangkak

– Arahkan pandangan ke arah depan dengan kepala dan punggung terangkat

– Tarik nafas secara perlahan dengan melengkungkan punggung ke arah dalam

– Luruskan kembali punggung ke posisi semula sambil menarik nafas secara perlahan

– Lakukan gerakan ini berulang-ulang.

33
https://skata.info/article/detail/195/antenatal-care-pemeriksaan-kehamilan-demi-keselamatan-
ibu-dan-janin

Sumber : http://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/pengetahuan-ibu-hamil-tentang-
antenatal.html(5-9-11)

http://repository.poltekeskupang.ac.id/371/1/IGNASIUS%20MANEK%20TALO%20KTI.pd
f

34

Anda mungkin juga menyukai