Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TIMBANG TERIMA METODE SBAR

Disusun Oleh :
Kelompok : 5

Nama Anggota : 1. Ghina Elfa Athiyyah 17100005


2. Herlina Olanda 17100004
3. Rezi Andrian 17100047
4. Vira Anggelina Julianti 17100049

Semester : 7A

Dosen Pengampu : Ns. Maryana, M.Kep

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
       Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang maha kuasa karena atas segala rahmat dan hidayah
yang di limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul  “TIMBANG TERIMA METODE SBAR”.
Makalah ini disusun dan ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bisa menambah pengetahuan pembaca mengenai proses timbang terima dengan metode SBAR
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama penyusunan makalah ini, Ibu  Ns. Maryana, M.Kep. sebagai dosen mata kuliah
Manajemen Keperawatan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dan penulis berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pangkalpinang, 28 November 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Konsep Dasar Timbang Terima Pasien..................................................................4
B. Tujuan Timbang Terima Pasien..............................................................................5
C. Fungsi Utama Timbang Terima Pasien..................................................................5
D. Prinsip Timbang Terima Pasien..............................................................................5
E. Prosedur Timbang Terima Pasien..........................................................................6
F. Tahapan Timbang Terima Pasien...........................................................................7
G. Hal-Hal Sebelum Melakukan Timbang Terima Pasien..........................................8
H. Hal-Hal Yang Disampaikan Ketika Timbang Terima Pasien.................................8
I. Skema Timbang Terima Pasien..............................................................................9
J. Evaluasi Dalam Timbang Terima Pasien...............................................................9
K. Hambatan Ketika Timbang Terima Pasien...........................................................10
L. Definisi Metode SBAR.........................................................................................10
M. Sistem Pendokumentasi Menggunakan Metode SBAR.......................................11
N. Manfaat Dari Metode SBAR Pada Timbang Terima Pasien................................11
O. Faktor-Faktor Komunikasi Efektif Pada Timbang Terima Pasien.......................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam,2002. Dalam
Maria H, 2017). Profesionalisme dalam pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi kinerja mandiri dari perawat. Hal ini juga dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif antara perawat satu dengan perawat yang lain,
maupun dengan petugas kesehatan lainnya. Untuk meningkatkan ke efektivitas komunikasi dapat
melalui kegiatan timbang terima pasien atau yang biasa disebut pergantian sift (Nursalam, 2008 :
195).
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan
sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen keperawatan bergantung pada posisi
manajer dalam struktur organisasi. Berdasarkan hasil penelitian (Swansburg 1990, : Nursalam
2014).
Timbang terima pasien merupakan suatu teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima suatu informasi yang berkaitan dengan keadaan pasien diruangan. Timbang terima
pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, padat dan jelas
tentang tindakan apa yang telah diberikan oleh perawat, tindakan yang belum dan sudah
dilakukakn kepeda pasien, serta perkembangan keadaan pasein pada saat itu. Semua informasi
harus disampaikan secara akurat sehingga dapat menimbulkan kesinambungan asuhan
keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien dengan sempurna. Timbang terima atau
pergantian shift biasanya dilakukan oleh perawat primer yang bertugas antar shift dengan
menggunakan lisan dan tulisan.
Salah satu metode dalam timbang terima adalah SBAR. SBAR merupakan kerangka acuan
dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian atau tindakan segera (Nursalam,
2015). Sejak kampanye peluncuran program 1000 lives di Wales pada bulan April 2008,
penggunaan SBAR sebagai alat komunikasi telah diuji oleh semua organisasi perawatan
sekunder di Wales dan diikuti oleh Asosiasi Rumah Sakit Arizona dan Kesehatan (AzHHA) yang
mulai menerapkan dan mempercayai komunikasi SBAR dalam proses timbang terima (handover)

1
akan membuat dampak positif bagi profesi - profesi lain untuk mempermudah komunikasi dan
menunjang keselamatan pasien dalam masa perawatan di Rumah Sakit (NHS, 2012).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi, diantaranya adalah persepsi, nilai,
emosi, latar belakang, peran, pengetahuan dan hubungan rekan kerja Amirah (2013). Kemudian
Beberapa faktor yang mempunyai hubungan dengan komunikasi saat perawat melaksanakan
timbang terima adalah karakteristik jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan prosedur
tetap, pimpinan dan teman sejawat (Yudianto, 2005).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka munculah rumusan masalah yang akan dibahas
pada makalah kali ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar timbang terima pasien pada keperawatan ?
2. Bagaimana tujuan dari timbang terima pasien ?
3. Apa saja fungsi utama dari timbang terima pasien ?
4. Apa saja prinsip dari timbang terima pasien ?
5. Bagaimana prosedur dari timbang terima pasien ?
6. Apa saja tahapan dalam timbang terima pasien ?
7. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum melakukan timbang terima pasien ?
8. Hal-hal apa saja yang harus disampaikan ketika melakukan timbang terima pasien ?
9. Bagaimana skema timbang terima pasien ?
10. Bagaimana evaluasi dalam timbang terima pasien ?
11. Apa sajakah hambatan yang terjadi ketika timbang terima pasien ?
12. Apa yang dimaksud dengan metode SBAR ?
13. Bagaimana sistem pendokumentasi menggunakan metode SBAR ?
14. Apa saja kelebihan dari penggunaan metode SBAR pada timbang terima pasien ?
15. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi komunikasi efektif pada timbang terima
pasien

2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah manajemen keperawatan.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui konsep dasar timbang terima pasien pada keperawatan
b. Untuk mengetahui tujuan dari timbang terima pasien
c. Untuk mengetahui fungsi utama dari timbang terima pasien
d. Untuk mengetahui prinsip dari timbang terima pasien
e. Untuk mengetahui prosedur dari timbang terima pasien
f. Untuk mengetahui tahapan dalam timbang terima pasien
g. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum melakukan
timbang terima pasien
h. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus disampaikan ketika melakukan
timbang terima pasien
i. Untuk mengetahui skema timbang terima pasien
j. Untuk mengetahui evaluasi dalam timbang terima pasien
k. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi ketika timbang terima pasien
l. Untuk mengetahui definisi metode SBAR
m. Untuk mengetahui sistem pendokumentasi menggunakan metode SBAR
n. Untuk mengetahui kelebihan dari penggunaan metode SBAR pada timbang terima
pasien
o. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi komunikasi efektif pada timbang
terima pasien

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Timbang Terima Pasien


Menurut (Ovari,2015: Dewi,2019) timbang terima pasien merupakan suatu teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klein.
Timbang terima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat
jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan klien saat itu.
Timbang terima adalah suatu teknik untuk menyampaikan dan menerima suatu informasi
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dan belum dilakukan serta perkembangan pasien pada saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2016).
Timbang terima pasien merupakan suatu tindakan atau perilaku perawat. Konsep umum
yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (Dini Qurrata,
dkk. 2018).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ke perawat penanggung jawab dinas sore atau
dinas malam secara tulisan dan lisan (Nursalam, 2014).
Nursalam,(2007) menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi
perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang
lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana
perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.

4
B. Tujuan Timbang Terima Pasien
Tujuan dari timbang terima pasien (Nursalam,2014) adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

C. Fungsi Utama Timbang Terima Pasien


Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
1. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan
perawat.
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan.

D. Prinsip Timbang Terima Pasien


Friesen, White dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip timbang terima
pasien, yaitu :
1. Kepemimpinan dalam timbang terima pasien
Pemimpin harus memiliki pemahaman yang komprehensif dari proses timbang terima pasien
dan perannya sebagai pemimpin. Tindakan segera harus dilakukan oleh pemimpin pada
eskalasi pasien yang memburuk.

2. Peserta yang mengikuti timbang terima pasien


Mengidentifikasi staf yang harus hadir, jika memungkinkan pasien dan keluarga harus
dilibatkan dan dimasukkan sebagai peserta dalam kegiatan timbang terima pasien. Dalam
sebuah tim keperawatan multidisiplin, timbang terima pasien harus terstruktur dan
memungkinkan anggota multiprofesi hadir untuk pasiennya yang relevan.

5
3. Pemahaman tentang timbang terima pasien
Meninjau jadwal dinas staf klinis untuk memastikan mereka hadir dan mendukung kegiatan
timbang terima pasien. Membuat solusi-solusi inovatif yang diperlukan untuk memperkuat
pentingnya kehadiran staf pada saat timbang terima pasien.

4. Waktu timbang terima pasien


Timbang terima pasien tidak hanya pada pergantian jadwal kerja, tapi setiap kali terjadi
perubahan tanggung jawab misalnya ketika pasien diantar dari bangsal ke tempat lain untuk
suatu pemeriksaan. Ketepatan waktu timbang terima sangat penting untuk memastikan proses
perawatan yang berkelanjutan, aman dan efektif.

5. Tempat timbang terima pasien


Untuk komunikasi yang efektif, pastikan bahwa tempat timbang terima pasien bebas dari
gangguan misalnya kebisingan di bangsal secara umum atau bunyi alat telekomunikasi.

6. Proses timbang terima pasien


Dalam hal ini harus sesuai dengan standar protokol yang telah diterapkan diruangan dan
mencakup hal-hal terkait dengan kondisi pasien, serta kesehatan kerja dan risiko keselamatan
kerja atau tekanan yang dialami oleh staf.

E. Prosedur Timbang Terima Pasien


Prosedur timbang terima menurut (Nursalam, 2014) :
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2. Pelaksanaan
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,

6
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.
d. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas
e. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
f. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.

F. Tahapan Timbang Terima Pasien


Menurut Nursalam 2014, timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran
informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.

7
G. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Timbang Terima Pasien
Menurut Nursalam (2014), ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan
timbang terima pasien sesuai dengan metode SBAR. Yaitu sebagai berikut :
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan
dilaporkan.
3. Pastikan diagnosis medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus dilanjutkan.
4. Baca dan memahami catatan perkembangan terkini pasien serta hasil pengkajian perawat
shift sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien pasien termasuk rencana perawatan hariannya.

H. Hal-Hal Yang Disampaikan Ketika Timbang Terima Pasien


Menurut Nursalam (2014), ada beberapa hal yang perlu disampaikan ketika melakukan
timbang terima pasien. Yaitu sebagai berikut :
1. Identitas klien dan diagnosa medis.
2. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4. Intervensi kolaborasi dan dependen.
5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.

8
I. Skema Timbang Terima Pasien

J. Evaluasi Dalam Timbang Terima Pasien


Berikut merupakan beberapa evaluasi pada timbang terima pasien :
1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang
terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan
pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.

2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam menyerahkan ke

9
perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift . Timbang terima pertama dilakukan di
nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima
mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang
belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak
lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.

3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

K. Hambatan Ketika Timbang Terima Pasien


Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton, et al., (2004) menyatakan bahwa
terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat dalam pelaksanaan timbang terima pasien,
diantaranya adalah:
1. Perawat tidak hadir pada saat timbang terima.
2. Perawat tidak peduli dengan timbang terima, misalnya perawat yang keluar masuk pada saat
pelaksanaan timbang terima.
3. Perawat yang tidak mengikuti timbang terima maka mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
pasien mereka saat ini.

L. Definisi Metode SBAR


SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan
perhatian atau tindakan segera (Nursalam,2014).
SBAR merupakan sebuah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif
dan meningkatkan keselamatan pasien (Rofii,2013).
Komunikasi efektif merupakan salah satu sasaran keselamatan pasien. Situation,
Background, Assesment, dan Recomendation (SBAR) merupakan komunikasi efektif yang
banyak diadopsi di dunia internasional. Metode komunikasi SBAR ini digunakan pada saat
perawat melakukan timbang terima ke pasien. (Rachmah, 2018).

10
Komunikasi efektif berbasis SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan
untuk berkomunikasi antar petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien (Permanente,
2011; Suardana, 2018).

M. Sistem Pendokumentasi Menggunakan Metode SBAR


Nursalam (2014) mengatakan metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation,
Background, Assessment, Recommendation. SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan
kondisi pasien yang memerlukan perhatian atau tindakan segera, diharapkan dokumentasi catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui
perkembangan pasien.
Metode SBAR terdiri dari 4 komponen yaitu :
Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan atau dilaporkan ?
Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi ?
Assesment : Berbagai hasil penilaian klinis perawat. Penyampaian penilaian terhadap situasi dan
keadaan pasien yang dapat diamati saat itu, berdarkan pengkajian dan observasi
pada saat itu.
Recommendation : Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan ?, berdasarkan kondisi atau
keadaan permasalahan kesehatan pasien.
1. Write : Tulis rekomendasi pemberi perintah/informasi ke dalam dokumen medik.
2. ReadBack : Baca ulang tulisan tersebut dan eja obat-obat high alert.
3. Confirmation: Tanyakan kebenaran ucapan atau tulisan atau ada
4. Rekomendasi: Tambahan lain, baca ulang secara keseluruhan isi rekomendasi.

N. Manfaat Dari Metode SBAR Pada Timbang Terima Pasien


Beberapa manfaaat dari metode SBAR pada timbang terima menurut Suarli dan Yayan,
2010. adalah sebagai berikut :
1. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang apa
yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
2. Bermanfaat untuk pendataan yang akurat karena berbagai informasi mengenai pasien
telah dicatat.

11
3. Menyediakan cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi pada saat
timbang terima pasien.
4. Menawarkan cara sederhana untuk membabukan komunikasi dengan menggunakan
komunikasi SBAR.
5. Menghindari kesalahan dalam proses komunikasi timbang terima.
6. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.
7. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paha terhadap
kondisi pasien.
8. Memperbaiki komunikasi.

O. Faktor-Faktor Komunikasi Efektif Pada Timbang Terima Pasien


1. Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada
tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2007).

2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah
orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu.

3. Karakteristik Individu
Karakteristik individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan
demografis. Karakteristik demografis individu terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, dan
lama kerja.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesionalisme dalam pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi kinerja mandiri dari perawat. Hal ini juga dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif antara perawat satu dengan perawat yang lain,
maupun dengan petugas kesehatan lainnya. Untuk meningkatkan ke efektivitas komunikasi dapat
melalui kegiatan timbang terima pasien atau yang biasa disebut pergantian sift (Nursalam, 2008 :
195).
Timbang terima adalah suatu teknik untuk menyampaikan dan menerima suatu informasi
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dan belum dilakukan serta perkembangan pasien pada saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2016).
Situation, Background, Assesment, dan Recomendation (SBAR) merupakan komunikasi
efektif yang banyak diadopsi di dunia internasional. Metode komunikasi SBAR ini digunakan
pada saat perawat melakukan timbang terima ke pasien. (Rachmah, 2018).
Metode SBAR terdiri dari 4 komponen yaitu :
Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan atau dilaporkan ?
Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi ?
Assesment : Berbagai hasil penilaian klinis perawat. Penyampaian penilaian terhadap situasi dan
keadaan pasien yang dapat diamati saat itu, berdasarkan pengkajian dan observasi
pada saat itu.
Recommendation : Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan ?
Berdasarkan dengan kondisi atau keadaan permasalahan kesehatan pasien.

13
B. Saran
1. Agar dapat mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang metode SBAR pada
proses timbang terima pasien.
2. Agar dapat mengetahui proses timbang terima pasien dengan menggunakan metode
SBAR.
3. Agar dapat menerapkan metode SBAR pada proses timbang terima pasien.
4. Agar selalu memperhatikan ketersedian sarana pendukung agar pelaksanaan
komunikasi SBAR dalam kegiatan timbang terima pasien dapat dilakukan secara
optimal.
5. Agar dilakukan penelitian lebih lanjut lagi, untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih sempurna terhadap proses timbang terima pasien dengan menggunakan metode
SBAR.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ayuni, Qurrata Dini, dkk.2019.ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PARIAMA. Universitas Andalas Padang:Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan Vol.10No.1.

Bakri,Mariah H.2017.Manajemen Keperawatan Konsep Dan Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional.Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

Kusumaningsih, Dewi, Reva Monica.2019.HUBUNGAN KOMUNIKASI SBAR DENGAN


PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. A.
DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019. Universitas Malahayati
Lampung :Indonesian Jurnal of Health Development.

Mugianti,Sri.2016.Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan.Jakarta


Selatan:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (E-Book).

Nursalam, 2014, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional,


Selemba Medika, Jakarta. (E-Book).

Oxyandi, Miming, Novi Endayani.2020.PENGARUH METODE KOMUNIKASI EFEKTIF


SBAR TERHADAP PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA. STIKES Aisyiyah Palembang :
Jurnal ‘Aisyiyah Medika.

Rachmah.2018.OPTIMALISASI KESELAMATAN PASIEN MELALUI KOMUNIKASI SBAR


DALAM HANDOVER.Universitas Syiah Kuala Banda Aceh : Idea Nursing Journal.

iii

Anda mungkin juga menyukai