Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM

KEPERAWATAN
RONDE KEPERAWATAN DAN REFLEKSI DISKUSI KASUS

Oleh
KELOMPOK 5
1. DIMAS (P07120219085)
2. KADEK CINDY SILVIANA AMARTHA PUTRI (P07120219086)
3. NI MADE DITHA SUKMARIASIH (P07120219087)
4. NI KADEK YUNI ANGGRENI (P07120219088)
5. KADEK PHALYA KAMALAPUTRI (P07120219089)
6. PUTU NANDA AURA NHAHA PUTRI YASA (P07120219090)
7. NI KOMANG INDAH KUSUMA DEWI (P07120219091)
8. NI MADE DWINDA PERMATA ANANDHI (P07120219092)
9. KADEK SARI SAVITRI (P07120219093)

SMT VI /III.B S.Tr.Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/ 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Berkat rahmat dan
hidayah-nya laporan pendahuluan yang berjudul “Konsep Ronde Keperawatan dan Refleksi
Diskusi Kasus” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk pemenuhan nilai praktik mata kuliah
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan.
Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa laporan
pendahuluan ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengalaman dan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami menerima kritik dan saran
yang membantu dalam menyempurnakan laporan pendahuluan ini.

Penyusunan laporan pendahuluan ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bimbingan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya. Semoga laporan pendahuluan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2
TINJAUAN TEORI ..................................................................................................................... 1
I. RONDE KEPERAWATAN ............................................................................................... 1
A. Konsep Ronde dalam Keperawatan ................................................................................ 1
B. Pengertian Ronde Keperawatan ..................................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2
D. Karakteristik Pasien ........................................................................................................ 2
E. Tim Ronde Keperawatan................................................................................................. 2
F. Peran Ronde dalam Keperawatan .................................................................................. 3
G. Langkah-langkah Kegiatan ............................................................................................. 4
II. Refleksi Diskusi Kasus ...................................................................................................... 5
A. Pengertian ........................................................................................................................ 5
B. Tujuan .............................................................................................................................. 7
C. Manfaat ............................................................................................................................ 7
D. Syarat-syarat Pelaksanaan .............................................................................................. 8
E. Proses Pelaksanaan RDK ................................................................................................ 8
F. Pedoman Diskusi Refleksi Kasus .................................................................................... 9
1) Pengumpulan Data ..................................................................................................... 9
2) Menentukan hipotesis awal ........................................................................................ 9
3) Pemeriksaan ..............................................................................................................10
4) Evaluasi ......................................................................................................................11
5) Rencana Tindak lanjut ..............................................................................................11
6) Rencana Kegiatan......................................................................................................11
7) Pemeriksaan Ulang ....................................................................................................12
8) Hasil ...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................14

ii
TINJAUAN TEORI

I. RONDE KEPERAWATAN
A. Konsep Ronde dalam Keperawatan
Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim(Nursalam,
2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh
teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang
jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien(Saleh, 2012).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep dalam ronde
keperawatan adalah tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping klien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan untuk pemahaman yang jelas
tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien.
B. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang
dilakukan oleh kepala tim (KATIM), kepala ruangan, PA, serta melibatkan seluruh tim
kesehatan lain (Dokter, fisioterapis, ahli Gizi).
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi Bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
6. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

1
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi validasi data pasien.

b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sudah ditegakkan pada pasien.

c. Mengidentifikasi rencana keperawatan yang sudah dibuat.

d. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan pada pasien.

e. Mengevaluasi kolaborasi antara pasien, perawat dan tim kesehatan lain dalam
mengatasi masalah pasien.

f. Mengevaluasi kualitas keperawatan yang diberikan.

g. Merencanakan tindak lanjut pemecahan masalah keperawatan yang akan diberikan.


D. Karakteristik Pasien
 Pasien dengan kasus tertentu yang dianggap penting untuk dipelajari berdasarkan
penilaian Kepala Ruangan dan Clinical Instruktor.
 Pasien baru yang sudah didiagnosa medis dengan kasus yang jarang ditemui.
 Pasien yang sudah menjalani perawatan yang lama (melebihi standar waktu
penyembuhan) tetapi belum mengalami proses perbaikan.
E. Tim Ronde Keperawatan
1. Kepala Ruangan.
2. Ketua Tim (PP) yang menangani pasien.
3. Perawat Asosiate (PA) yang menangani pasien.
4. Clinical Case Manajer (CCM) atau Konselor Perawat.
5. Clinical Instruktor (CI).
6. Supervisor.
7. Dokter yang menangani pasien.
8. Tim Kesehatan lain sesuai dengan masalah pasien.
9. Pasien.

2
F. Peran Ronde dalam Keperawatan
1. Kepala Ruangan.
a Penanggung jawab kegiatan.
b Mengkaji kasus yang akan dirondekan.
c Mengundang Tim Ronde.
d Membuka dan Menutup kegiatan.
e Memperkenalkan Tim Ronde.
2. Ketua Tim (PP) yang menangani pasien.
a Penanggung jawab pasien.
b Penanggung jawab proses keperawatan terhadap pasien.
c Memaparkan proses keperawatan yang sudah dan akan dilakukan.
d Menjelaskan alasan ilmiah tentang proses keperawatan yang sudah dan akan
dilakukan.
e Memimpin proses diskusi.
3. Perawat Asosiate (PA) yang menangani pasien.
a Bersama dengan Ketua Tim menjadi penanggung jawab pasien.
b Memaparkan tindakan keperawatan yang sudah dan akan dilakukan.
4. Clinical Case Manajer (CCM) atau Konselor Perawat.
a Mengklarifikasi dan memvalidasi proses keperawatan yang sudah dan akan
dilakukan.
b Memberikan justifikasi.
c Memberikan reinforcement.
d Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional.
e Mengoreksi, mengarahkan dan menentukan proses keperawatan yang sebaiknya
dilakukan.
f Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
5. Tim Kesehatan lain sesuai dengan masalah pasien.
a Mengklarifikasi dan menvalidasi data, kondisi pasien dan tindakan yang sudah dan
akan dilakukan.
b Menilai kebenaran dari suatu masalah.
c Memberikan reinforcement.
3
d Mengarahkan dan menyetujui hasil diskusi.
6. Pasien.
a. Menjawab semua klarifikasi yang ditanyakan dengan baik.
b. Bekerja sama dengan baik dengan Tim Ronde dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya.
G. Langkah-langkah Kegiatan
1) Perencanaan.
 Menentukan kasus pasien yang akan dirondekan sesuai dengan kriteria pasien yang
sudah ditentukan.
 Membuat persiapan pelaksanaan
a) Membuat proposal pelaksanaan Ronde Keperawatan (waktu pelaksanaan,
tempat
b) dan Tim Ronde)
c) Membuat ringkasan proses keperawatan yang sudah dilaksanakan.
d) Mencari dan mempersiapkan referensi yang terkait dengan kasus pasien
e) Mempersiapkan SOP Ronde Keperawatan
f) Mempersiapkan form informed concern
g) Mempersiapkan undangan untuk Tim Ronde Keperawatan.
h) Mempersiapkan tempat pelaksanaan.
2) Pengorganisasian dan pelaksanaan.
 Koordinasi dan komunikasi
a Melakukan Koordinasi dan Komunikasi
- Berkoordinasi dengan karu tentang pelaksanaan Ronde Keperawatan
- Menyampaikan undangan untuk Tim Ronde
b Membuat informed concern
- Menjelaskan tujuan Ronde pada pasien dan keluarganya.
- Menyerahkan informed concern dan ditandatangani oleh pasien dan
keluarganya jika sudah menyetujui.
 Pelaksanaan Ronde
Pembukaan
a Kepala Ruangan membuka acara.
b Kepala Ruangan menyampaikan tujuan Ronde.
4
c Kepala Ruangan menginformasikan identitas pasien dan masalah medisnya.
d Kepala Ruangan memperkenalkan anggota Tim Ronde.
e Kepala Ruangan mempersilahkan kepala Tim untuk memimpin pelaksanaan
Ronde.
Pelaksanaan
a Ketua Tim memaparkan proses keperawatan (data, diagnosa, intervensi,
implementasi keperawatan yang sudah dilakukan dan hasil evaluasinya).
b Ketua Tim memaparkan permasalahan yang terjadi.
c Tim Ronde melakukan diskusi pemecahan masalah dengan menggunakan
critical thinking.
d Perawat Konselor menyampaikan klarifikasi, justifikasi, reinforcement,
validasi, mengarahkan, koreksi, integrasi dan intervensi masalah keperawatan
e Tim Ronde mengunjungi pasien untuk melakukan klarifikasi masalah yang
terjadi secara bed site dan mencari solusi masalah
f Tim Ronde kembali ke ruangan diskusi untuk menyelesaikan kasus pasien
g Ketua Tim menetapkan kesimpulan dan rekomendasi penanganan kasus yang
akan dilakukan terhadap pasien.
h Ketua Tim menyerahkan kembali pada kepala ruangan untuk menutup acara.
Penutupan
Kepala ruangan menutup acara Ronde Keperawatan dengan doa penutup.
3) Pendokumentasian.
Melakukan pencatatan dan pelaporan acara Ronde Keperawatan
a) Melengkapi pencatatan dan pelaporan acara Ronde Keperawatan
b) Menandatangani laporan Ronde Keperawatan

II. Refleksi Diskusi Kasus


A. Pengertian

RDK (Refleksi Diskusi Kasus) adalah suatu metode pembelajaran dalam


merefleksikan pengalaman tenaga keseperawatan yang actual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan.
5
Refleksi Diskusi Kasus merupakan wahana untuk masalah dengan mengacu pada
standar keperawatan/kebidanan yang telah ditetapkan. Selain itu, DRK dapat
meningkatkan profesionalisme perawat, meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan,
membangkitkan motivasi belajar perawat, belajar untuk menghargai kolega untuk lebih
asertif dan meningkatkan kerja sama, memberikan kesempatan individu untuk
mengeluarkan pendapat tanpa merasa tertekan serta memberikan masukan kepada
pimpinan sarana Kesehatan untuk penambahan dan peningkatan SDM perawat (pelatihan,
Pendidikan berkelanjutan, magang), penyempurnaan SOP dan bila memungkinkan ,
pengadaan alat.

Refleksi klinis merupakan alat yang sangat kuat untuk meningkatkan kemampuan
keterampilan klinis dan profesionalisme Refleksi merupakan pendekatan pembelajaran
ketrampilan klinis dan metakognotif. Strategi pembelajaran dengan memperhatikan
refelksi fokus internal dan eksternal baik secara lisan maupun tertulis. Diskusi berdasarkan
kasus merupakan salah satu bentuk pelatihan klinik yang di setting untuk membantu
pembelajaran dalam assesmen dalam tatanan klinik. Tujuan utama dari diskusi
berdasarkan kasus adalah untuk memberikan pembelajaran klinik yang terstuktur dan
pemberian umpan balik terhadap partisipan dalam diskusi tersebut.

Diskusi yang berdasarkan kasus mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran


dan pemberian umpan balik selain itu juga meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
keputusan klinis dan merupakan cara perubahan yang paling efektif dalam tatatnan klinis

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam diskusi berdasarkan (refleksi) kasus
ini sebagai upate dalam pemecahan masalah :

1. Siapa yang membutuhkan perawatan dan kenapa ?

2. Tujuan yang diharapkan dari intervensi

3. Bagaiamana cara melakukan dokumentasi ?

4. Rencana tindakan, tindakan, pelayanan dan jumlah kunjungan dalam mencapai tujuan

5. Bagaimana peran pasien dan keluarga dalam proses pemecahan masalah ?

6. Bagaiamana cara melakukan evaluasi dari keberhasilan intervensi dan pembiayaan


yang efektif ?
6
7. Apakah dibutuhkan pelayanan kesehatan yang lain dan skrining ?
B. Tujuan

1. Mengembangkan profesionalitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Salah satu wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar
keperawatan yang telah ditetapkan

3. Meningkatkan aktualisasi diri perawat

4. Membangkitkan motivasi belajar

5. Belajar menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak mendengarkan, tidak
menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan Kerjasama
C. Manfaat

1. Meningkatkan aktualisasi perawat.

2. Membangkitkan motivasi belajar perawat.

3. Belajar untuk menghargai kerjasama tim kesehatan.

4. Belajar menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak mendengarkan, tidak
menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan kerjasama

5. Memberikan kesempatan individu untuk mengeluarkan pendapat tanpa merasa tertekan.

6. Memberikan masukan kepada pimpinan untuk:

7. Peningkatan SDM perawat (pelatihan, pendidikan berkelanjutan)

8. Penyempurnaan SPO dan SAK

9. Pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana.

10. Masalah pasien dapat teratasi.

11. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.

12. Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional.

13. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.

14. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar

7
D. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama (supervisor) dan didukung oleh atasan
langsung yang mendorong serta mewajibkan anggotanya untuk melaksanakan RDK
secara rutin, terencana dan terjadual dengan baik. Diatur dalam SK dan Prosedur Tetap
Pelaksanaan RDK.

2. Merupakan satu kelompok profesi

3. Kasus/issu yang menarik diambil dari pengalaman kinerja klinik

4. Ditunjuk satu orang sebagai penyaji kasus, satu orang sebagai fasilitator dan beberapa
orang sebagai peserta diskusi, posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi
setara/sejajar.

5. Persyaratan administratif : jadual, laporan kasus, lembar daftar hadir, lembar notulen.

6. Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman kinerja klinis yang menarik
dan memberikan motivasi pada peningkatan kinerja.
E. Proses Pelaksanaan RDK

1. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama (kepala ruangan/supervisor di


puskesmas) yang mendorong serta mewajibkan anggotanya untuk melaksanakan RDK
secara rutin, terencana dan terjadwal dengan baik.

2. Kelompok perawat atau kelompok bidan berbagi (sharring) pengalaman klinis dan
iptek diantara sejawat masing-masing selama 1 jam, minimal setiap bulan sekali.

3. Setiap anggota secara bergilir mendapat kesempatan dan menimba pengalaman sebagai
fasilitator, penyaji dan sebagai anggota dalam diskusi tersebut.

4. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menyampaikan


pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa yang
merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuan masing-masing.

5. Fasilitator membuat kesimpulan dan menyampaikan issue-issue yang muncul


berdasarkan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh semua peserta.

6. Fasilitator melengkapi catatan RDK meliputi materi, issue-issue yang muncul,


termasuk meminta tanda tangan semua peserta.
8
7. Selanjutnya fasilitator meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan berikutnya.

8. Fasilitator menutup pertemuan dan berjabat tangan

9. Fasilitator menyimpan laporan RDK pada arsip yang telah ditentukan bersama.

F. Pedoman Diskusi Refleksi Kasus


1) Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data perlu memperhatikan tentang riwayat masa lalu dari kasus
yang akan didiskusikan serta bagaimana perkembangan kasus tersebut saat ini.
Beberapa poin penting yang perlu dikaji dalam tahap pengumpulan data yaitu:
a. Menilai bagaimana diagnose medis pasien mempengaruhi wawancara anda

b. Bagaimana bisa pribadi anda/asumsi mungkin mempengaruhi wawancara anda?

c. Menilai informasi yang anda kumpulkan, apa yang ada lihat sebagai pola atau
hubungan antara gejala?
d. Berapa nilai data yang anda kumpulkan

e. Apakah beberapa pertimbangan yang dapat anda simpulkan dari data? Apakah
ada alternatif solusi?
f. Apakah penilaian anda mengenai pengetahuan dan pemahaman pasien/pemberi
perawatan tentang diagnosis meraka dan kebutuhan untuk terapi fisik?
g. Sudahkah anda melakukan verifikasi tujuan pasien dan sumber daya apa yang
tersedia?

h. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, apakah anda dapat menilai kebutuhan


untuk rujukan kepada tenaga kesehatan professional lainnya?
2) Menentukan hipotesis awal

Penentuan hipotesis awal didasarkan pada struktur kerangka/fungsi, gangguan yang


dialami pasien, keterbatasan aktivitas harian pasien, dan pembatasan partisipasi
pasien. Berikut adalah poin refleksi yang perlu dikaji dalam penentuan hipotesis awal:
a. Dapatkah anda membangun hipotesis berdasarkan informasi yang dikumpulkan?

b. Apakah didasarkan pada (biasa, pengalaman)?

9
c. Bagaimana anda menentukan hipotesis? Bagaimana anda dapat menjelaskan
alasan anda?

d. Bagaimana informasi dan data kondisi pasien yang telah dikumpulkan dalam
mendukung hipotesis anda?
e. Apakah yang anda antisipasi dapat menjadi hasil/outcome bagi pasien (prognosis)?
f. Berdasarkan hipotesis anda, bagaimana strategi anda dalam mempengaruhi
pemeriksaan?
g. Apakah pendekatan/urutan rencana/strategi anda untuk melakukan pemeriksaan?

h. Bagaimana factor lingkungan dapat mempengaruhi pemeriksaan anda?

i. Bagaimana informasi diagnostic lainnya dapat mempengaruhi pemeriksaan anda?


3) Pemeriksaan

Tahapan pemeriksaan mempertimbangkan tes yang dilakukan serta pengukuran-


pengukuran. Berikut adalah poin refleksi dari tahapan pemeriksaan:
a. Menilai tes dan pengukuran yang anda pilih untuk pemeriksaan, bagaimana dan
mengapa anda memilihnya
b. Menggambarkan dari tes ini, bagaimana tes tersebut dapat
mendukung/meniadakan hipotesis anda?
c. Dapatkah indentifikasi dari tes dan pengukuran tersebut membantu anda
menentukan perubahan status? Apakah tes dan pengukuran itu setidaknya mampu
mendeteksi perbedaan klinis penting?
d. Bagaimana anda mengatur pemeriksaan? Apakah yang mungkin anda lakukan
secara berbeda?
e. Jelaskan pertimbangan untuk sifat psikometrik tes dan pengukuran yang
digunakan.

f. Diskusikan system lain yang tidak diuji, apakah dapat mempengaruhi masalah
pasien.

g. Bandingkan pemeriksaan temuan anda untuk pasien ini dnegan pasien lain
dengan diagnosis medis serupa.
h. Bagaimana pilihan tes dan pengukuran berhubungan dengan tujuan pasien.

10
4) Evaluasi

a. Bagaimana anda menentukan diagnosis anda?

b. Bagaimana pendapat pasien tentang diagnosis yang anda temukan?


c. Bagaimana hasil pemeriksaan anda dapat mendukung atau meniadakan hipotesis
awal anda?
d. Apakah penilaian anda tentang masalah yang paling penting untuk dikerjakan?

e. Bagaimana evaluasi ini berhubungan dengan tujuan pasien dan indentifikasi


masalah?

f. Factor-faktor apa yang mendukung atau mengganggu prognosis pasien?

g. Bagaimana factor lain seperti fungsi tubuh, faktor lingkungan, dan sosial
mempengaruhi pasien?
h. Apakah alas an anda untuk prognosis dan apa indicator prognostic positif dan
negative?

i. Bagaiamna tindakan yang akan anda untuk mengembangkan hubungan terapeutik?

j. Bagaimana mungkin setiap factor budaya memengaruhi perwatan anda dari pasien?
5) Rencana Tindak lanjut

a. Bagaimana Anda memasukkan tujuan pasien dan keluarga?

b. Bagaimana tujuan mencerminkan pemeriksaan dan evaluasi Anda?

c. Bagaimana Anda menentukan resep terapi fisik atau rencana perawatan


(frekuensi, intensitas, antisipasi layanan perawatan jangka panjang)?

d. Bagaimanaelemenkunci dari rencana perawatan terapi fisik


berhubungan kembali dengan diagnosis awal?
e. Bagaimana faktor personal dan lingkungan pasien mempengaruhi rencana
perawatan terapi fisik?
6) Rencana Kegiatan

a. Diskusikan semua pendekatan terapi fisik atau beberapa strategi (misalnya,


pembelajaran motorik, penguatan).
b. Bagaimana Anda akan memodifikasi prinsip untuk pasien?
11
c. Apakah ada aspek yang spesifik tentang pasien yang perlu diingat?

d. Bagaimana pendekatan Anda berhubungan dengan teori dan bukti saat ini?

e. Ketika Anda merancang rencana intervensi Anda, bagaimana Anda memilih


strategi yang spesifik?
f. Apakah alasan Anda untuk strategi intervensi yang digunakan?

g. Bagaimana intervensi berhubungan dengan masalah utama yang telah


diidentifikasi?

h. Apakah mungkin Anda perlu mengubah intervensi untuk pasien tertentu dan
pemberi perawatan? Apa kriteria Anda untuk melakukannya?
i. Apa koordinasi dari aspek perawatan?

j. Apa kebutuhan komunikasi dengan anggota tim lainnya?

k. Apa aspek dokumentasi?

l. Bagaimana Anda akan memastikan keselamatan?

m. Pendidikan Pasien / pemberi perawatan:

n. Apakah strategi keseluruhan yang Anda lakukan dalam mengajar?

o. Jelaskan gaya belajar / hambatan dan setiap akomodasi yang mungkin untuk pasien
dan pemberi perawatan.
p. Bagaimana Anda dapat memastikan pemahaman?

q. Apa strategi komunikasi (verbal dan nonverbal) yang nantinya paling efektif.
7) Pemeriksaan Ulang

a. Mengevaluasi efektivitas intervensi Anda. Apakah Anda perlu mengubah apa pun?

b. Apa yang telah Anda pelajari tentang pasien / perawat yang Anda tidak tahu
sebelumnya?
c. Bagaimana kemajuan pasien saat ini terhadap tujuan dibandingkan dengan pasien
lain dengan diagnosis yang sama?
d. Apakah ada sesuatu yang diabaikan, disalahartikan, dinilai terlalu tinggi, atau
dinilai rendah, dan apa yang mungkin Anda lakukan secara berbeda? Akankah hal

12
ini dapat menunjukkan setiap potensi kesalahan yang telah Anda buat?
e. Bagaimana interaksi Anda dengan pasien / pemberi perawatan dapat diubah?

f. Bagaimana hubungan terapeutik Anda dapat diubah?

g. Apakah terdapat kemungkinan faktor-faktor baru yang mempengaruhi kriteria


hasil dari pasien?
h. Bagaimana karakteristik kemajuan pasien mempengaruhi tujuan Anda, prognosis,
dan pengantisipasian hasil?
i. Bagaimana Anda dapat menentukan pandangan pasien (kepuasan / frustrasi)
tentang kemajuannya ke arah tujuan? Bagaimana kemungkinannya dapat
mempengaruhi rencana perawatan Anda?
j. Bagaimana terapi fisik mempengaruhi kehidupan pasien?
8) Hasil

a. Apakah terapi fisik yang efektif, dan apa ukuran yang Anda gunakan untuk
menilai hasilnya? Apakah ada perbedaan klinis minimum yang penting?

b. Mengapa iya atau mengapa tidak?

c. Kriteria apa yang Anda atau akan Anda gunakan untuk menentukan apakah pasien
telah mencapai tujuan nya?

d. Bagaimana Anda menentukan pasien siap untuk kembali ke rumah / masyarakat /


kerja/ sekolah / olahraga?

e. Hambatan apa (fisik, pribadi, lingkungan), jika ada, apakah dapat dipulangkan?

f. Apakah kebutuhan yang dapat diantisipasi terkait usia, dan apa yang menjadi
dasarnya?

g. Apakah peranan yang memungkinkan dari terapi fisik di masa yang akan datang?

h. Apa pandangan pasien / pemberi perawatan dari kebutuhan terapi fisik di masa
yang akan datang?

i. Dapatkah Anda dan pasien / pemberi perawatan yang lain secara bersama-sama
merencanakan rencana seumur hidup untuk sehat?

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmirajanti, Mira. 2014. Modul praktik manajemen keperawatan. Jakarta: Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Unirversitas Esa Unggul.
Gillies. 1989. Managemen Keperawatan suatu pendekatan Sistem. EGC. Jakarta Nursalam. 2002.
Manajemen keperawatan. salemba medika. Jakarta
Maya Ratnasari. 2010. Penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) Klinik Bagi Perawat
dan Bidan Pada Sistem Remunerasi. http://www.fik.ui.ac.id. Diakses pada tanggal 07
Februari 2022
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika
Rahmat, Agus, dkk. 2019. Proposal Role Play Kegiatan Sosialisasi Diskusi Refleksi Kasus (Drk)
Manajemen Keperawatan Di Ruang ICU RSD Idaman Banjarbaru. Banjarbaru :
Universitas Lambung Mangkurat.
Sullivan, J. E., et. all. (2001). Effective leadership andmanagement in nursing. NewJersey:
Prentice-Hall
Tappen, R., Weiss, S. andWhitehead, D. (2008). Essential of NursingLeadership and
Management,Philadelphia: WB. SaundersCompany.

14

Anda mungkin juga menyukai