Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROYEK INOVASI

“OPTIMALISASI PELAKSAAN RONDE KEPERAWATAN DI


RUANG PICU RSUD dr. CHASBULLAH ABDULMAJID KOTA BEKASI”

Disusun oleh :

Aditya Curigo (3720190079)


Afdella Modesvi Rapsanjani (3720190064)
Agoes Triana (3720190078)
Agus Suwoko (3720190077)
Anita Kurniati (3720190054)
Ari Widyastuti (3720190076)
Ferdiastuti (3720190046)
Hikmah Mutiara Dini (3720190066)
Lusiana Ardhalillah (3720190067)
Risa Fitrianingtias (3720190055)
Teguh Ardiyanto (3720190065)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS – SYAFI’IYAH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul
’’Laporan Pelaksanaan Kegiatan Proyek Inovasi “Optimalisasi Pelaksanaan Ronde
Keperawatan di Ruang PICU RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi’’.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas As-Syafiiyah Kota
Bekasi.
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih pada yang terhormat :
1. Dr. Kusnanto., MARS, selaku direktur RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
2. Siti Fatimah, S.Kep, M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIA.
3. Ns. Kusdiah Eni Subekti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom, selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners FIKes UIA.
4. Ns. Aam Sumadi, S.Kep, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik.
5. Ns. Seniwati, S.Kep, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik.
6. Siti Komariah, S.Kp, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik.
7. Ns. Nani, S.Kep, selaku Pembimbing Klinik dan Kepala Ruangan PICU RSUD Dr.
Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan pada penulis
mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah SWT. Amin

Bekasi, Maret 2021


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Tujuan .............................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ......................................................................................................... 6
B. Karakteristik Ronde Keperawatan ................................................................ .... 6
C. Tujuan .............................................................................................................. 7
D. Manfaat ............................................................................................................ 7
E. Kriteria Pasien ................................................................................................. 8
F. Tipe-tipe Ronde Keperawatan ......................................................................... 8
G. Tahapan Pelaksanaan Ronde Keperawatan .................................................. .... 9
H. Hal yang Dipersiapkan dalam Ronde Keperawatan .............. ... 11
I. Komponen yang Terlibat dalam Ronde Keperawatan ................. 11
BAB III ANALISA RUANGAN
A. Gambaran Ruang Rawat Tempat Praktik ......................................................... 13
B. Analisa SWOT ................................................................................................. 33
C. Perumusan dan Prioritas Masalah ..................................................................... 39
D. Rencana Penyelesaian Masalah ........................................................................ 40
E. Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah ......................................................... 41
BAB IV PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN
A. Perencanaan Operasional Intervensi Manajemen Keperawatan ..................... 43
B. Implementasi .................................................................................................. 44
C. Evaluasi ............................................................................................................ 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 62
LAMPIRAN .................................................................................................................. 63

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,
mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah
organisasi.
Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta
masyarakat. Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua
kegiatan tertata rapi dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu
menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf keperawatan
maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan
professional (MPKP) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan adalah suatu kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet
bekerja sama untuk menyelesaikan masalah klien, dan klien dilibatkan secara
langsung dalam proses penyelesaian masalah tersebut. Ronde keperawatan diperlukan
agar masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien
dapat terpenuhi. Perawat professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan,
sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar
mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak
saat bekerja.
Setelah melakukan observasi, wawancara dan juga penyebaran
kuesioner dari tanggal 23 Februari – 11 Maret 2021 di ruangan PICU RSUD
dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi didapatkan hasil bahwa ronde
keperawatan tidak lagi di terapkan sejak tahun 2018, dikarenakan beberapa
faktor, hal ini menjadikan penulis untuk membuat proyek inovasi berupa
“Optimalisasi Pelaksanaan Ronde Keperawatan”.

4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengaktifkan kembali pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang
PICU RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajeman keperawatan selama 3 minggu di Ruang
PICU RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang keperawatan,
unsur input, unsur proses dan unsur output.
b. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur
proses dan unsur output.
c. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan masalah
tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
d. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah
disusun.
e. Ronde keperawatan dapat di dilaksanakan secara rutin kembali oleh ruang
PICU RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan
oleh perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat
dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan
bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu
dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan
kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya
serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien
( Nursalam & Ferry Efendi. 2009).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar
dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota
stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan
efek perawatan untuk setiap pasien (Kinchay, A, 2012).

B. Karakteristik Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini
(Nursalam, 2011) :
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet dan
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
C. Tujuan
6
1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis
(Nursalam, 2011)..
2. Tujuan Khusus (Nursalam, 2011).
a) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
b) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi
g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

D. Manfaat
Manfaat ronde keperawatan yaitu sebagai berikut (Kinchay, A, 2012) :
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar

7
E. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut (Ratna Sitorus, 2005) :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dil
akukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

F. Tipe-tipe Ronde Keperawatan


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi
kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada
empat tipe ronde yaitu matrons rounds, nurse management rounds, patient
comfort rounds dan teaching nurse (Nursalam, 2011).
1. Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai
jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa
standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan
dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005)
ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana
pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat
prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan
keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dan head nurse.
3. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde
disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di
rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua
kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari,
perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara
teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat.Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa
dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.

8
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round,
physician-nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah
ronde yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah
ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan
interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh
berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta
fisioterapi, dan sebagainya.

G. Tahapan Ronde Keperawatan


Tahapan ronde keperawatan adalah (Zainuddin Saleh, 2012) :
1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientation (orientasi).
2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),
reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut (Zainuddin
Saleh, 2012):
1. Persiapan
a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b) Pemberian inform consent kepada klien/keluarga.
2. Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan/ telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
b)  Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.

9
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai
berikut (Zainuddin Saleh, 2012) :
a) Struktur
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b)  Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah di tentukan.
c) Hasil
1) Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah klien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
a Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
b Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
c Meningkatkan kemampuan validitas data klien
d Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan
e Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi
f pada masalah klien
g Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
h Meningkatkan kemampuan justifikasi
i Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

10
H. Hal yang Dipersiapkan dalam Ronde Keperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan
persiapan sebagai berikut (Sitorus R. & Yulia. 2005) :
1. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
2. Menentukan tim ronde keperawatan.
3. Mencari sumber atau literatur.
4. Membuat proposal.
5. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
6. Diskusi :” apa diagnosis keperawatan ? “/ ”Apa data yang mendukung ?”/
“ Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?”/ “Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan ?”

I. Komponen yang Terlibat dalam Ronde Keperawatan


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah
perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan dan perawatn associate
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya ( Nursalam &
Ferry Efendi. 2009).
1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim :
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawata utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

2. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor


a) Perawat primer (ketua tim) dan perawat associate (anggota tim) dalam
menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4) Menjelaskan tindakan selanjtunya
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

11
b)  Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
4) Mengarahkan dan koreksi

BAB III

12
ANALISIS RUANGAN
A. Gambaran Ruang Rawat Tempat Pratik
1. Man
a. Pasien
Ruang PICU adalah ruang perawatan pediatric intensive care unit di
rumah sakit bagi anak dengan gangguan kesehatan serius atau yang berada
dalam kondisi kritis. Anak – anak yang dirawat di PICU mulai dari bayi
berusia 28 hari sampai anak remaja berusia 18 tahun. Ruang PICU memiliki
kapasitas 5 tempat tidur.
1) Rekapitulasi kunjungan rawat di Ruang PICU
Tabel 3.1
Rekapitulasi Kunjungan Rawat di Ruang PICU
Periode Bulan Januari Tahun 2021

No Uraian Bulan Total


Januari
1 Total dirawat 20 20
2 Lama rawat 93 93
3 Pasien keluar
Hidup 11 11
Mati 9 9
4 Pasien out 20 20

Sumber : Data sekunder

13
2) Efisiensi pelayanan di Ruang PICU
a) BOR (Bed Occupancy Rate)
Diagram 3.1
BOR Ruang PICU Periode Bulan Januari, Februari Tahun 2021
52.9
52.8
52.8
52.7
52.6
52.5
52.4
52.3
52.2
52.2
52.1
52
51.9
BOR

Januari Februari

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan gambar 3.1 di atas dapat disampaikan bahwa rata-rata


persentase pemakaian tempat tidur (BOR) PICU (55,2%) berada di bawah
standar nasional (75%-85%).
b) LOS (Length Of Stay)
Diagram 3.2
LOS Ruang PICU Periode
Bulan Januari Tahun 2021
4.5 4.2
4
3.5 3.2
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
LOS

Januari Februari

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan gambar 3.2 di atas dapat disampaikan bahwa rata-rata


lamanya perawatan seorang pasien (LOS) Ruang PICU (4 hari) berada di
bawah standar nasional (6-9 hari).
c) TOI (Turn Over Interval)

14
Diagram 3.3
TOI Ruang PICU Periode
Bulan Januari Tahun 2021
4 3.8
3.5
3 2.8
2.5
2
1.5
1
0.5
0
TOI

Januari Februari

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan gambar 3.3 di atas dapat disampaikan bahwa rata-rata


tempat tidur tidak ditempati (TOI) Ruang PICU (3 hari) telah sesuai dengan
standar nasional (1-3 hari).
d) BTO (Bed Turn Over)
Diagram 3.4
BTO Ruang PICU Periode
Bulan Januari Tahun 2021
4 3.8
3.5
3 2.8
2.5
2
1.5
1
0.5
0
BTO

Januari Februari

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan gambar 3.4 di atas dapat disampaikan bahwa rata-rata


frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) Ruang PICU telah sesuai dengan
standar nasional (4-5 kali).
b. Kepegawaian

15
1) Karakteristik ketenagaan berdasarkan pelatihan yang telah diikuti
Tabel 3.2
Distribusi Ketenagaan berdasarkan Pelatihan yang telah diikuti
di PICU Tahun 2021

Masa Pelatihan
No Nama Pendidikan
Kerja PICU/BTCLS/ACLS
1 Ns. Nani, S.Kep S1 Ners 20 tahun Pelatihan PICU tahun 2016
BTCLS tahun 2018
2 Qodhari Choiriah, S.Kep S1 Keperawatan 9 tahun Pelatihan BTCLS tahun 2018
3 Ns. Euis Latipah, S.Kep S1 Ners 18 tahun Magang di RS HARKIT
tahun 2013
BTCLS tahun 2018
4 Ns. Erry Suparti, S.Kep S1 Ners 10 tahun Pelatihan BTCLS tahun 2019

5 Ns. Sri Sulastri, S.Kep S1 Ners 19 tahun Pelatihan PICU tahun 2019
BTCLS tahun 2015
6 Ns. Ratu Iroh M, S.Kep S1 Ners 10 tahun Pelatihan BTCLS tahun 2019

7 Sabarudin Achmad, AMK D3 Keperawatan 18 tahun Magang di PICU RS


HARKIT tahun 2015
8 Bagus Krmana, Amd.Kep D3 Keperawatan 6 tahun Pelatihan BTCLS 2017

9 Septarini Hardi, Amd.Kep D3 Keperawatan 9 tahun Pelatihan BTCLS 2009

10 Ajeng Dwi R, Amd.Kep D3 Keperawatan 12 tahun

11 Entim Fatimatuzzahra, S.Kep S1 Keperawatan 12 tahun Pelatihan BTCLS 2018

12 Nilam Ayu Sholeha, Amd.Kep D3 Keperawatan 1 tahun Pelatihan BTCLS 2016

13 Ns. Nike Novita Halim, S.Kep S1 Ners 2 tahun Pelatihan BTCLS 2015

14 Siska Chotimah, Amd.Kep D3 Keperawatan 2 tahun Pelatihan BTCLS 2016

15 Sri Yuiati, AMK D3 Keperawatan 5 tahun Pelatihan (-)

16 Zulkarnain 6 tahun

17 Ratono 4 tahun
Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, baru 2 perawat yang telah mengikuti


pelatihan PICU.

2) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3.3
Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

16
di Ruang PICU Tahun 2020

No Pendidikan Jumlah Persen


1 Profesi Ners + Strata 1 6 35
2 Strata 1 3 18
2 Diploma III 7 41
SMK /SLTA (1 prakarya
3 1 6
SMK)
Jumlah 17 100

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, sebagian besar (41%) ketenagaan di Ruang


PICU berpendidikan Diploma III

3) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang PICU


Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang PICU berdasarkan Rumus
Depkes adalah sebagai berikut :
Rumus Depkes 2003
 Hitung jumlah perawat yang tersedia
Σ jam perawat
= A
Jam kerja efektif per shift

= 24 = 4
6
 Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur/cuti/hr besar dan
tugas-tugas non keperawatan
Σ hr minggu/th + cuti + hr besar
X hasil A = B
Jumlah hari kerja efektif
365+12+10
= X 4 = 4,5  4
365

 Tugas non keperawatan


= Jumlah tenaga keperawatan + B X 25% = C
= 15 + 4 x 25% = 4,75  5
 Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : A + B + C
= 4 + 4 + 5 = 13 perawat

17
 Berdasarkan hasil workshop Depkes di Ciloto di tetapkan
bahwa :
- Libur minggu : 52 hari
- Cuti tahunan : 12 hari
- Libur Nasional : 10 hari
- Sakit/ijin : 7-12 hari

c. Struktur organisasi
1) Struktural organisasi

Kepala Ruangan
Ns. Nani, S.Kep
Administrasi :
Zulkarnain
Prakaya : 18
Ratono
Ketua TIM

Ns. Sri Sulastri, S. Kep

Perawat Pelaksana

Qodhari Choiriah, S.Kep


Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Sabarudin Achmad, AMK Sri Yuliati, AMK Ns. Erry Suparti, S.Kep Ns. Nike Novita H, S.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Ajeng Dwi R, Amd.Kep Siska Chotimah, Amd.Kep Ns. Ratu Iroh M, S.Kep Ns. Euis Latipah, S.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Bagus Karmana, Amd.Kep Septarini Hardi, Amd.Kep Entim F, S.Kep

Perawat Pelaksana

Nilam Ayu S, Amd.Kep

Kesimpulan :
Berdasarkan data yang di temukan 15 perawat yang bertugas di ruang PICU RSUD dr.
Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi terdapat 3 perawat yang sudah mengikuti
pelatihan PICU dan 2 perawat yang mengikuti intern di PICU RS Harapan Kita,
sehingga masih banyak perawat yang belum mengikuti pelatihan ruang PICU.

2. Material
a. Denah
Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang PICU dapat
disampaikan bahwa :

19
 Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar
matahari
 Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan
jendela.
 Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.
 Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih
 Dinding : Kuat, tidak retak, bersih
 Sarana air bersih : Tersedia
 Pembuangan air limbah : Lancar
 Tempat sampah medis dan non medis terpisah.
b. Kapasitas
Ruang PICU memiliki kapasitas 5 tempat tidur
c. Fasilitas Untuk Petugas
 Ruang nurse station
 Ruang ganti perawat
 Kamar mandi dan WC
 Ruang administasi dengan komputer + akses internet.
 Ruang kepala ruangan
d. Fasilitas alat tenun dan alat medis
Pengadaan barang logistik di ruang PICU yang dibutuhkan akan disampaikan
kepada kepala ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis,
maka penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada
kepala ruangan. Waktu untuk permintaan logistik dilakukan saat barang logistik
diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin.
Pengadaan logistik di ruanganPICU cukup lengkap baik alat tenun maupun
alat-alat kesehatan. Dalam pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat
kesehatan diatur secara terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, telah tersedia pembuangan
sampah yang terpisah di ruang PICU, yaitu tempat pembuangan sampah medis,
tempat pembuangan sampah domestik, dan tempat pembuangan sampah benda
tajam, penggunaan papan identitas pasien sudah tidak digunakan lagi namun
diganti dengan menggunakan Id Gelang nama berwarna biru digunakan pada
pasien pria, gelang nama berwarna pink digunakan pada pasien wanita, dan

20
gelang nama berwarna merah digunakan pada pasien alergi, penggunaan gelang
tangan sebagai identitas pasien juga telah berjalan dengan baik. Di ruanganPICU
juga tersedia obat- obat emergency yang tersusun rapi di dalam lemari dan
perlengkapan alat- alat medis lainnya. Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan
medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci
sesuai dengan kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang PICU terdiri dari
5 tempat tidur dan kesemuanya dalam kondisi yang baik.
Namun dalam beberapa hal inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti
meja dan bantal pasien sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien serta
pemenuhan oksigen central yang sudah terpenuhi secara maksimal.
a) Fasilitas alat tenun
Tabel 3.7 Daftar Inventaris Alat Tenun Ruang PICU Tahun 2020
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Sprai 25 Baik
2 Stik laken 15 Baik
3 Perlak 11 Baik
4 Sarung bantal 10 Baik
5 Kasur 10 Baik
6 Kain skern 2 Baik
7 Bantal 5 Baik

Sumber : Data Sekunder

b) Fasilitas alat medis


Tabel 3.8 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang PICU Tahun 2020

No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Ambu bag 1 Baik

2 Ambu bag pad 1 Baik

3 Bedside cabinet 7 Baik

4 CPAP 1 Baik
5 Defibilator 1 Baik
6 Flowmeter 11 Baik
7 Flowmeter take off 8 Baik
8 Infus pump 11 Baik
9 Kursi roda 1 Baik
10 Laringoscope 2 Baik
11 Lampu baca rotgen 1 Baik
12 Lampu sorot 1 Baik
13 Lemari obat 1 Baik
14 Lemari linen 1 Baik

21
15 Neopuff 1 Baik
16 Oksigen mobile 2 Baik
17 Patient monitor 4 Baik
18 Suction pump 8 Baik
19 Syringe pump 3 Baik
20 Trolley emergency 2 Baik
21 Trolley tindakan 1 Baik
22 Trolley linen kotor 1 Baik
23 Trolley linen bersih 3 Baik
24 Tempat tidur anak 5 Baik
25 Timbangan bayi 5 Baik
26 Ventilator 2 Baik
27 Ventilator pediatric 2 Baik
28 Ventilator carfution 1 x 5 3 Baik
29 Mesin EKG 1 Baik
30 Nebulizer 4 Baik
31 Set vena seeti 1 Baik
32 Stetoscope 7 Baik

Sumber : Data Sekunder

3. Methods
a. MPKP
1. Metode Penugasan
a) wawancara
Metode penugasan yang digunakan di Ruang PICU adalah metode tim,
namun metode tersebut hanya berjalan saat shift pagi, dan untuk shift
sore dan malam hanya ada penanggung jawab shift. Pengaturan jadwal
dinas perawat meliputi :
1) Dinas pagi :
Kepala ruang : 1 orang
Wakil kepala ruang : 1 orang
Perawat pelaksana : 2 orang
2) Dinas Sore :
3 orang dengan 1 orang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab
shift.
3) Dinas Malam :
3 orang dengan 1 orang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab
shift.
4) Libur : 3 orang
b) Observasi

22
Jadwal penanggung jawab tim code red selalu terisi pada papan petugas
code red di ruangan

2. Pengarahan
a) Hand Over
Hand over pada ruang PICU dilaksanakan dengan :
1) Timbang terima yang dilaksanakan setiap pergantian shif/operan
(Pagi, Siang, Malam)
 Pagi pada pukul 07.30 s/d 08.30 wib
 Operan dipimpin oleh kepala ruangan atau wakil kepala
ruangan, kepala tim dan perawat pelaksana
 Siang pukul 13.30 s/d 14.00 wib
 Operan dipimpin oleh penanggung jawab perawat shif dan
perawat pelaksana
 Malam pukul 20.30 s/d 21.00 wib
 Operan dipimpin oleh penanggung jawab perawat shif dan
perawat pelaksana
2) Timbang terima di ruang PICU dilaksanakan dan di awali dengan
melakukan pre dan post confrence adalah
3) Kepala ruangan, Wakil kepala ruangan, Ka Tim dan perawat
pelaksana melakukan diskusi bersama
3) Hand over dilakukan oleh 1 orang perawat (Penanggung Jawab/PJ
Shief) yang membacakan seluruh pasien yang dirawat.
b) Pre dan Post Confrence
Kepala ruangan, Wakil kepala ruangan, memimpin confrence.
Selanjutnya Ka Tim dan perawat pelaksana melakukan diskusi bersama.
c) Motivasi Kepada Perawat
Dari hasil wawancara, perawat pelaksana mengatakan kepala ruangan
selalu memberikan motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja dan
menumbuhkan semangat dalam bekerja.
d) Pendelegasian
Pendelegasian tugas di ruang PICU diberikan pada perawat penanggung
jawab pada shift sore dan malam bila kepala ruangan dan wakil kepala

23
ruangan tidak ada. Penyampaian pendelegasian tugas disampaiakan
secara lisan.
e) Supervisi
1) Supervisi di ruang PICU setiap minggu keempat pada perawat secara
bergantian pada dinas pagi.
2) Peran kepala ruangan pada saat supervisi sangat berpengaruh, karena
supervisi dilakukan oleh kepala ruangan langsung
f) Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan PICU, didapatkan bahwa
ronde keperawatan sudah tidak pernah dilaksanakan di ruang PICU sejak
tahun 2018.
g) Audit Keperawatan
No Dokumen Ada Tidak
1. SK Direktur RS tentang penerapan PAK di RS √
2. Buku Standar Asuhan Keperawatan √
a. BP √
b. Encephalitis √
c. DSS √
d. Sepsis √
e. Peritonitis √
f. Hidrocepalus √
g. Scoliosis √
h. Infark Miokard Akut √
i. Hirschsprung √
j. CKB √
k. GEDB √
l. TOF √
m. Ileus Obstruksi √
n. PJB √
SK Direktur RS tentang Standar Operasional
3. √
Prosedur
4. Standar Operasional Prosedur √
a. SPO Kriteria pasien masuk dan keluar PICU √
b. SPO penerimaan pasien baru dari ruang rawat

inap, IGD, dan Kamar Operasi
c. SPO tata laksana harian di PICU √
d. SPO tindakan Keperawatan (93) tindakan

mandiri dan kolaborasi)

h) Standar Asuhan Keperawatan


Hasil Observasi Dokumentasi Asuhan keperawatan

24
Setiap status/rekam medik dinilai berdasarkan penjelasan dibawah ini,
dan status pertama menjadi nomor 1 pada kolom kode berkas rekam
medik.
Observasi yang dilakukan dari tanggal 24, 25 dan tanggal 28 Februari
2021. Dengan mengambil sampel 5 status dari 7 status yang tersedia.
Didapatkan hasil:
Diberi tanda √ (ceklis) bila 75% dokumentasi yang terisi, dan diberi
tanda – (strip) bila kurang dari 75% dokumen yang terisi.
1) Pengkajian
Status Status Status Status Status
1 2 3 4 5
Pengkajian
Stiker identitas √ √ √ √ √ 100
pemeriksaan fisik √ √ √ √ √ 100
terdapat ttd penanggung
√ √ √ √ √ 100
jawab pasien
Skrining Gizi – – – √ – 20
Skrining Nyeri √ – √ √ √ 80
Risiko Jatuh pada anak √ √ √ √ √ 100
Status Psikososial-
√ √ √ √ √ 100
spiritual Klien
Presentase
85,7% 71,4% 85,7% 100% 85,7% 85.71%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai rata-rata hasil pendokumentasian


asuhan keperawatan pada bagian pengkajian (85,71%) sudah terisi. Dari hasil
observasi yang dilakukan pada bagian pengkajian dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan ini, masih ditemukan adanya pengisian yang belum optimal,
terutama pada point Skrinning Gizi yakni masih (20%)

25
2) Diagnosa keperawatan
Status Status Status Status Status
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa klien sesuai dengan
√ √ √ √ √ 100
prioritas masalah klien saat itu
Diagnosa keperawatan mencakup
– – - – – 10
tentang masalah psikososial
Diagnosa keperawatan mencakup
tentang masalah kurangnya – – – – – 0
pengetahuan orang tua klien
Diagnosa keperawatan dirumuskan
– – – – – 0
dengan benar (PE/PES)
Diagnosa keperawatan sesuai
– √ – – – 10
dengan pedoman SDKI
Presentase
20% 40% 20% 20% 20% 24%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai rata-rata hasil


pendokumentasian asuhan keperawatan pada bagian diagnosa (24%) sudah
terisi. Dari hasil observasi yang dilakukan pada bagian diagnosa dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan ini, masih ditemukan adanya pengisian
yang belum optimal pada point diagnosa keperawatan mencakup tentang
masalah kurangnya pengetahuan orang tua klien (0%) atau tidak terisi sama
sekali, point diagnosa keperawatan dirumuskan dengan benar (PE/PES) (0%)
atau tidak diisi sama sekali, point diagnosa keperawatan mencakup tentang
masalah psikososial (10%), point diagnosa keperawatan sesuai dengan
pedoman SDKI (10%)

3) Rencana keperawatan
Status Status Status Status Status
1 2 3 4 5
Rencana keperawatan
Rencana asuhan keperawatan – – – – – 0
dikembangkan oleh perawat yang

26
bertanggung jawab pada klien
tersebut
Terdapat rumusan tujuan
keperawatan disertai kriteria √ √ √ √ √ 100
evaluasi
Rencana asuhan keperawatan
mencakup tindakan observasi √ √ √ √ √ 100
keperawatan
Rencana asuhan keperawatan
√ √ √ √ √ 100
mencakup terapi keperawatan
Rencana asuhan keperawatan berisi
√ √ √ √ √ 100
tindakan kolaborasi
Rencana asuhan keperawatan
mencakup tindakan yang
√ √ √ √ √ 100
menggambarkan keterlibatan
klien/keluarga
Persentase 83,4% 83,4% 83,4% 83,4% 83,4% 83%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai rata-rata hasil


pendokumentasian asuhan keperawatan pada bagian perencanaan (83%) sudah
terisi. Dari hasil observasi yang dilakukan pada bagian perencanaan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan ini, masih ditemukan adanya pengisian
yang belum optimal pada point-point dalam perencanaan, terutama pada point
rencana asuhan keperawatan dikembangkan oleh perawat yang bertanggung
jawab pada klien tersebut (0%)

4) Implementasi keperawatan
Status Status Status Statu Status
1 2 3 s4 5
Implementasi
Tindakan observasi keperawatan
√ √ √ √ √ 100
yang dilakukan didokumentasi
Tindakan terapi keperawatan yang
√ √ √ √ √ 100
dilakukan didokumentasi
Tindakan pendidikan kesehatan
keperawatan yang dilakukan √ √ √ √ √ 100
didokumentasi
Respons klien terhadap tindakan
√ √ √ √ √ 100
keperawatan didokumentasikan

27
Presentase
100% 100% 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai rata-rata hasil


pendokumentasian asuhan keperawatan pada bagian implementasi (100%)
sudah terisi. Dari hasil observasi yang dilakukan pada bagian implementasi dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan ini, masih ditemukan adanya pengisian
yang belum optimal pada point-point dalam implementasi tersebut.

5) Evaluasi keperawatan
Status Status Status Statu Status
1 2 3 s4 5
Evaluasi
diagnosa keperawatan dievaluasikan
√ √ √ √ √ 100
setiap hari sesuai dengan SOAP
diagnosa keperawatan yang sudah teratasi
√ √ √ √ √ 100
terlihat dalam dokumentasi
Presentasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai rata-rata hasil pendokumentasian


asuhan keperawatan pada bagian evaluasi (100%) sudah terisi. Dari hasil
observasi yang dilakukan pada bagian evaluasi dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan ini, ditemukan pengisian yang sudah optimal pada seluruh point-
point dalam evaluasi tersebut.

i) Keselamatan Pasien ( Patient Safety )

28
Dalam menjalankan asuhan keperawatan mengutamakan
keselamatan pasien dengan mengacu pada 6 sasaran keselamatan
pasien :
1. Identifikasi pasien
Setelah dilakukan observasi di Ruang PICU identifikasi
pasien dilakukan setiap melakukan tindakan dengan
mencocokan gelang identitas pasien seperti : nama pasien,
usia, nomor medical record, tanggal lahir

2. Komunikasi efektif
Dalam konsultasi kondisi pasien kepada dokter jaga
maupun dokter penanggung jawab pasien di Ruang PICU
sudah didokumentasikan dalam catatan perkembangan
pasien terintegrasi dengan menggunakan SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recomendation ), dan ditanda
tangani oleh perawat yang menerima instruksi.
3. Peningkatan kewaspadaan penggunaan obat – obatan
High alert di Ruang PICU dilakukan secara ketat dengan
selalu menginformasikan kepada orang tua sebelum
pemberian, dan sesudah pemberian serta efek samping
yang dapat terjadi.
4. Kepastian penandaan lokasi operasi
Diruang PICU tidak dilakukan penandaan lokasi operasi
karena Ruang PICU merupakan ruang untuk perawatan
intensif
5. Pencegahan dan pengendalian infeksi
Upaya yang dilakukan Ruang PICU dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi mengacu pada 11 pilar
kewaspadaan standar PPI antara lain : wajib memakai
masker bagi pasien dan pendamping pasien, wajib
memakai masker bedah bagi perawat atau tenaga
kesehatan, dan wajib mencuci tangan 6 langkah pada 5
moment
6. Pengurangan resiko jatuh

29
Ruang PICU melakukan upaya pengurangan resiko jatuh
pada anak dengan format resiko jatuh pada anak, nilai
skala morse, humpty dumpty, pasien resiko tinggi ditandai
dengan kancing berwarna kuning dan pemasangan tanda
segitiga kuning di tempat tidur pasien.

Kesimpulan :
I. Belum terdapat form pendelegasian tugas di rung PICU,
pendelegasian masih dilakukan secara lisan
II. Ronde keperawatan sudah tidak pernah dilakukan lagi di ruangan
sejak tahun 2018
III.Pada pendokumentasian bagian pengkajian, ditemukan adanya
pengisian yang belum optimal, terutama pada point Skrinning Gizi
yakni masih (20%).
IV. Pada pendokumentasian bagian diagnosa ditemukan adanya
pengisian yang belum optimal pada point diagnosa keperawatan
mencakup tentang masalah kurangnya pengetahuan orang tua klien
(0%) atau tidak terisi sama sekali, point diagnosa keperawatan
dirumuskan dengan benar (PE/PES) (0%) atau tidak diisi sama
sekali, point diagnosa keperawatan mencakup tentang masalah
psikososial (10%), point diagnosa keperawatan sesuai dengan
pedoman SDKI (10%).
V. Pendokumentasian asuhan keperawatan, belum mengacu pada
standar 3S (SDKI,SLKI,SIKI).

4. Money
Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat langsung diperoleh
melalui arahan permintaan barang ke depo farmasi.
Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui prosedur permintaan
barang yang diajukan kebagian administasi rumah sakit.

5. Marketing
Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti ASKES, ASKESKIN,
kontraktor dan umum.

30
Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan Rumah Sakit
untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa

31
B. Analisa Swot
Strenghs Weaknesses Opportunities Threats
No Faktor
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
1 Man a. Berdasarkan rumus a. Dari 15 perawat yang b. Terbukanya kesempatan a. Adanya tuntutan tinggi dari
ketenagakerjaan bertugas di ruang PICU untuk melanjutkan masyarakat untuk
menurut Depkes, jumlah RSUD dr. Chasbullah pendidikan pada program mendapatkan pelayanan
perawat yang Abdulmajid Kota Bekasi pendidikan yang lebih yang lebih baik dan
dibutuhkan ruang PICU terdapat 3 perawat yang baik (S1 Ners) profesional
sudah tercukupi sudah mengikuti pelatihan c. Adanya program b. Makin tingginya kesadaran
b. Tenaga keperawatan PICU dan 2 perawat yang pelatihan / seminar khusus masyarakat akan hukum.
ruang PICU memiliki mengikuti intern di PICU tentang manajemen c. Persaingan antar RS yang
kualifikasi pendidikan RS Harapan Kita, sehingga keperawatan semakin kuat.
S1 Ners sebanyak 6 masih banyak perawat yang d. Adanya mahasiswa S1
orang (36%), dan D3 belum mengikuti pelatihan keperawatan yang sedang
Keperawatan sebanyak ruang PICU praktek manajemen
7 orang (41%) e. Adanya kerjasama yang
c. Perawat sudah displin baik antar mahasiswa
dalam bertugas (tepat Program Profesi Ners
waktu saat datang dengan perawat klinik.
maupun pulang sesuai f. Adanya kebijakan
shift) pemerintah tentang

32
d. Pengembangan karir profesionalisasi perawat.
perawat ruang PICU
diberikan melalui
kesempatan melanjutkan
pendidikan, dan
mengikuti pelatihan
sehingga jenjang karir
meningkat.

2 Material a. Ruang bersih, nyaman, RSUD Dr. Chasbullah Adanya tuntutan tinggi dari
ventilasi cukup dengan Abdulmajid Kota Bekasi masyarakat untuk mendapatkan
sarana dan prasarana merupakan rumah sakit tipe B pelayanan yang lebih baik dan
yang cukup yang memungkinkan untuk profesional baik dalam hal
b. Alat-alat penunjang memperoleh fasilitas yang pelayanan dan fasilitas.
seperti ventilator rutin di lengkap sehingga ruang
kalibrasi 3 bulan sekali memiliki kesempatan yang
c. Ruang PICU telah besar untuk melengkapi
memberikan fasilitas fasilitas kesehatan yang belum
gelang tangan sebagai tersedia.
identitas pasien sebagai
pengganti papan nama
identitas pasien.

33
d. Telah terdapat petunjuk
teknik cuci tangan yang
benar yang diletakkan di
dekat tempat desinfektan
untuk cuci tangan di
e. Ruangan PICU yang
dapat dimanfaatkan oleh
semua pihak baik
perawat, mahasiswa,
pasien maupun keluarga
pasien.
g. Telah tersedia tempat
sampah yang berbeda
untuk jenis sampah
medis, domestik dan
alat- alat tajam.
h. Ruangan PICU sudah
menggunakan Sistem
Informasi Rumah Sakit
(SIRS) yaitu sistem
komputerisasi dalam
pemasukan data.

34
3 Methode a. Pendokementasian asuhan a. Adanya gram pelatihan / a. Meningkatkan sikap kritis
a. Adanya visi dan misi
keperawatan masih belum seminar khusus tentang masyarakat terhadap mutu
rumah sakit untuk
optimal dan belum manajemen keperawatan pelayanan kesehatan atau
meningkatkan mutu
mengacu pada standar 3S b. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
pelayanan kesehatan dan
(SDKI,SLKI, SIKI) keperawatan yang b. Adanya tuntutan tinggi dari
keperawatan
 Pengkajian sedang praktek masyarakat untuk
b. Kepala ruangan
(87,41%) sudah manajemen mendapatkan pelayanan
melakukan supervise
terisi dan c. Adanya kerjasama yang yang lebih baik dan
terhadap pegawai dan
ditemukan adanya baik antar mahasiswa professional
logistic di Ruangan
pengisian yang Program Profesi Ners c. Persaingan antar RS yang
PICU
belum optimal, dengan perawat klinik semakin kuat.
c. Kepala ruangan telah
terutama pada point untuk saling
melakukan fungsinya
Skrinning Gizi memfasilitasi dalam
sesuai dengan peran pada
yakni masih (20%). penerapan metode
fungsi pengendalian dan
 Diagnosis (24%) penugasan untuk
evaluasi. Hal ini dilihat
sudah terisi dan menyusun asuhan
dari adanya operan pre
ditemukan adanya keperawatan
dan post conference
d. Di setiap shift, ada pengisian yang

penanggung jawab belum optimal pada

terhadap ruangan. point diagnosa

e. Terdapat jadwal dinas keperawatan

35
mencakup tentang
yang disusun setiap
masalah kurangnya
bulan
pengetahuan orang
f. Sudah adanya format
tua klien (0%) atau
dokumentasi yang
tidak terisi sama
terintergrasi (catatan
sekali, point
integrasi) yang
diagnosa
digunakan sebagi
keperawatan
dokumentasi semua
dirumuskan dengan
tenaga medis.
benar (PE/PES)
g. Ruangan PICU telah
(0%) atau tidak
difasilitasi dengan SAK
diisi sama sekali,
dan SPO
point diagnosa
keperawatan
mencakup tentang
masalah
psikososial (10%),
point diagnosa
keperawatan sesuai
dengan pedoman
SDKI (10%).
 Rencana keperawatan

36
(83%) terisi
 Implementasi (100%)
sudah terisi
 Evaluasi (100%) terisi
b. Ronde keperawatan sudah
tidak pernah di lakukan
lagi di ruang PICU sejak
tahun 2018
c. Belum terdapat form
pendelegasian tugas di
rung PICU, pendelegasian
masih dilakukan secara
lisan

37
C. Perumusan dan Prioritas Masalah

No. Masalah Mg Se Mn Nc Af Score Prioritas


1. Methode
Pendokementasian 5 4 4 4 3 960 II
asuhan keperawatan
masih belum optimal
dan belum mengacu
pada standar 3S
(SDKI,SLKI, SIKI)
Ronde keperawatan 4 4 4 5 4 1280 I
sudah tidak pernah di
lakukan lagi di ruang
PICU

Keterangan :
Mg: Magnitude:Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
Se: Severity: Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
Mn: Managebility: Berfokus pada keperawatan sehingga dapat
diatur untuk perubahannya
Nc: Nursing consent: Melibatkan pertimbangan dan perhatian
perawat.
Af: Affordability: Ketersediaan sumber daya
Rentang nilai yang digunakan, yaitu :
5: Sangat penting
4: Penting
3: Cukup penting
2: Kurang penting
1: Sangat kurang penting

D. Rencana Penyelesaian Masalah

38
N Masalah Tujuan dan Alternatif Pemecahan Masalah
o.
1. Ronde keperawatan sudah tidak Tujuan :
pernah di lakukan lagi di ruang Meningkatkan pengetahuan perawat tentang
PICU suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pasien yang
belum terselesaikandan untuk bedsite teaching
bagi pasien dan keluarga
Alternatif :
Melakukan roleplay ronde keperawatan ,
berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala
ruangan untuk kembali rutin melakukan ronde
keperawatan diruangan
2. Pendokementasian asuhan Tujuan :
keperawatan masih belum Meningkatkan pengetahuan dan wawasan
optimal dan belum mengacu perawat sebagai upaya meningkatkan mutu
pada standar 3S (SDKI,SLKI, pelayanan
SIKI) Alternatif :
a) Mengenalkan dan melakukan simulasi
penerapan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pedoman 3S (SDKI,
SLKI, SIKI)
b) Melakukan diskusi bersama dan
membuat contoh Asuhan Keperawatan
sesuai standar pedoman 3S (SDKI,
SLKI, SIKI)

E. Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah

No. Alternatif pemecahan masalah C A R L Score


1. Melakukan roleplay ronde keperawatan , 5 5 5 5 20

39
berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala
ruangan untuk kembali rutin melakukan
ronde keperawatan diruangan
2. a. Mengenalkan dan melakukan simulasi 3 3 4 4 14
penerapan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pedoman 3S (SDKI,
SLKI, SIKI)
b. Melakukan diskusi bersama dan 4 3 3 3 13
membuat contoh Asuhan Keperawatan
sesuai standar pedoman 3S (SDKI,
SLKI, SIKI)
Pembobotan CARL, yaitu :
C : Capability : Kemampuan melaksanakan alternatif
A : Accesability : Kemudahan dalam melaksanakan alternatif
R : Readiness : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
L : Leverage : Daya ungkit alternatif tersebut dalam penyelesaian
masalah
Rentang nilai yang digunakan:
5 = Sangat Mampu
4 = Mampu
3 = Cukup Mampu
2 = Kurang Mampu
1 = Tidak Mampu

Hasil Perhitungan Prioritas Pemecahan Masalah :


1. Melakukan roleplay ronde keperawatan , berkoordinasi dan
berdiskusi dengan kepala ruangan untuk kembali rutin melakukan
ronde keperawatan diruangan

40
2. Mengenalkan dan melakukan simulasi penerapan asuhan
keperawatan dengan menggunakan pedoman 3S (SDKI, SLKI, SIKI)
3. Melakukan diskusi bersama dan membuat contoh Asuhan
Keperawatan sesuai standar pedoman 3S (SDKI, SLKI, SIKI)

41
BAB IV
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN

A. Perencanaan Operasional Intervensi Manajemen Keperawatan

Plan Of Action (POA)


Rencana Penyelesaian Masalah Hasil Pengkajian Mahasiswa Ners Stase Manajemen Keperawatan Tahun 2021

Waktu dan Penanggung


No. Kegiatan Tujuan Metode Sasaran
Tempat Jawab
1. Melakukan roleplay ronde Meningkatkan Diskusi Kepala Ruangan Anita
keperawatan , berkoordinasi pengetahuan perawat Edukasi Ruangan dan PICU Afdella
dan berdiskusi dengan kepala tentang suatu kegiatan Roleplay Perawat 11.00 wib Hikmah
ruangan untuk kembali rutin yang bertujuan untuk Pelaksana Risa
melakukan ronde menyelesaikan masalah- Lusi
keperawatan diruangan masalah pasien yang
belum terselesaikandan
untuk bedsite teaching
bagi pasien dan keluarga

42
B. Implementasi
1. Persiapan

Mempersiapkan kasus yang akan di Ronde satu hari sebelum pelaksanaan, catatan
keperawatan dan medis pasien, surat persetujuan dilakukannya tindakan ronde
keperawatan kepada klien/ keluarga, serta menyiapakan literature atau referensi terkait
dengan penyakit klien, dan juga buku dan alat tulis notulen ronde keperawatan.
2. Pelaksanaan
Karena selama ini ruang PICU melakukan ronde keperawatan dengan
menggunakan pedoman yang di berikan oleh Stikes Bani Saleh pada tahun 2015.
Maka dari itu kami menyusun kembali pembaruan SPO ronde keperawatan yang
sesuai dengan karakteristik ruang PICU.
Penyusunan SPO (Standar Prosedur Operasional) Ronde Keperawatan di
lakukan pada tanggal 3-4 Maret 2021, proses penyusunan SPO diawali dengan
mencari referensi yang kemudian di konsulkan kepada kepala ruangan ruang
PICU untuk di lihat apakah sudah sesuai dan bisa diterapkan khususnya di ruang
PICU. Pengesahan SPO oleh pembimbing dan kepala ruangan terjadi pada
tanggal 9 Maret 2021.
Ditanggal 9 Maret juga kami membuat surat persetujuan dilakukan tindakan
untuk Orang tua/klien. Kemudian kami menetapkan kasus yang akan di ronde kan
yakni, kasus An. Z usia 2 bulan 6 minggu, jenis kelamin perempuan, dengan
diagnosa medis Bronkopneumonia sudah memasuki hari rawat ke 6 dan masih
mengalami masalah keperawatan yakni bersihan jalan napas tidak efektif karena
masih banyaknya jumlah sekret yang ada di dalam mulut An.Z. Berikut asuhan
keperawatan An.Z.

43
ASUHAN KEPERAWATAN AN. Z

Nama pasien : An. Z

Tanggal Lahir : 23 Desember 2020

Nomer MR : 18 25 06 34

Diagnosa Medis : Bronkopneumonia

I. Data Pasien

1. Ruang Rawat : PICU

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Alamat : Bhakti Kartini

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : Belum sekolah

6. Pekerjaan : Belum bekerja

7. Suku bangsa : Indonesia

8. Status perkawinan : Belum menikah

9. Tanggal/jam masuk : 05 Maret 2021

10. Tanggal dan jam pengambilan data : 09 Maret 2021 / 08.30 WIB

II. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama :

44
Orangtua mengatakan anaknya masih terlihat kesulitan dalam bernapas dan
terdengar seperti memiliki banyak sekret

2. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien dirujuk dari RS THB dengan dehidrasi berat, intake sulit, BAB cair lebih
dari 5 hari dan demam 2 hari.

3. Riwayat penyakit dulu

a. Pernah dirawat : Ya Tidak

Penyakit :-

Dimana :-

b. Riwayat operasi : Ya Tidak

Jenis :-

Dimana :-

Kapan :-

c. Riwayat Penggunaan

Obat : Ya Tidak, Jenis :- Lama : -

Narkoba : Ya Tidak, Jenis -

Minuman keras : Ya Tidak, Jenis : - Lama :-

Merokok : Ya Tidak Jenis : - Lama : -

d. Riwayat alergi : Ya Tidak

Jenis :-

e. Riwayat penyakit keluarga : Orang tua klien mengatakan tidak ada yang
menderitapenyakit keturunan seperti DM, jantung dalam keluarganya.

Jenis penyakit :-
45
Pengobatan :-

III.Riwayat Kelahiran

1. Riwayat Persalinan :  Spontan  Operasi  Cukup  Kurang


bulan bulan

2. Berat badan lahir : 3100 Gr

3. Menangis :  Ya  Tidak

4. Jaundice :  Ya  Tidak

IV. Riwayat Imunisasi ( Khusus pasien anak )

 Hepatitis B I  II  III

 Polio I  II  III

 DPT I  II  III

 BCG I

 Campak I

V. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan ( khusus pasien anak )


Umur Sosial Motorik halus Motorik kasar Bahasa
2 bulan  Senyum  Mengikuti gerak  Mengangkat  Mengoceh
kepala 45”
dari perut
4 bulan  Senyum  Menggenggam  Senyum  Mencari
sumber
suara
6 bulan  Menggapai  Memindahkan  Duduk  Mengeluark
Mainan benda dari satu an kata ma-
tangan ke ma-da-da
tangan lain

46
9 bulan  Bermain  Mengambil  Berdiri  Menirukans
cilukba benda dengan uara
ibu jari dan
telunjuk
12 bulan  Minum  Menjumput  Berjalan  Dapat
dengan benda dengan 5 menyebut 2
cangkir jari suku kata
18 bulan  Menggunakan  Mencoret-coret  Naik tangga  Dapat
sendok kerta menyebut 3
s suku kata
2 tahun  Melepaskan  Membuat garis  Berdiri  Menyebutka
pakaian dengansatu n anggota
kaki tubuh
3 tahun  Bermain  Meniru  Mengayuh  Menyebutka
interaktif membuat garis sepeda n nama
awal dan
nama akir
4 tahun  Memasang  Menggambar  Melompat  Menyebutka
kancing baju dengan satu n nama
kaki dengan
lengkap
5 tahun  Memakai  Meniru gambar  Menagkap  Menjelaskan
baju tanpa pengawasan bol dingin lelah
pengawasan a dan lapar

VI. Pemeriksaan Fisik/Biologis

1. TTV  TD  Suhu  RR  Nadi  BB5Kg TB80Cm


108/47mm 35,8OC 23x/menit 172x/m
Hg enit

47
2. Kesadaran  CM  Apatis  Somnolent  Soporu  Koma
s

3. GCS E 4  M4 V 1

4. Kepala  T.a.k Mesosefal Asimetris Hemat Lain-lain : peradangan


oma pada otak

5. Rambut  T.a.k Kotor Berminyak Kering Rontok Lain-lain


: .....

6. Muka T.a.k Tikfacia Cloasma Kelainan kongenita Lain-


lis gravid lain

7. Mata T.a.k Gangguan Sklera Konjun Anisokor Midriasi


penglihata ikterik gtivitis s/Miosis
n

 Tidak ada reaksi  Lain-lain :kelainan


kongenita

8. Telinga T.a.k Berdengu Nyeri Tuli Keluar Lain-lain


ng cairan : ........

9. Hidung T.a.k Simetris Asimetris Epistak Lain-


sis lain :.......................
.......

10. Mulut T.a.k Simetris Asimetris Bibir Kongenital Lain-lain


pucat :
terpasan
g ett

11. Gigi T.a.k Karies Goyang Tambal Gigi palsu Lain-lain


: ............
........

Lidah T.a.k Kotor Mukosa Geraka Lain-lain : ....................


kering n
asimetr

48
is

12. Teng T.a.k Faring Sakit  Tonsil membesar Lain-


gorokan merah menelan lain ...........

13. Leher  T.a.k Pembesar Pembesaran Kaku Keterbat Lain-lain :


an tiroid vena kuduk asan ……
jugularis gerak

14. Dada T.a.k Asimetris Nyeri dada Palpita  


si

Paru Vesikuler Ronchi Rales Wheezi Retraksi 


ng

Jantung S1/S2 Murmur Gallop Aritmia Bradikar Takhikardi


di

15. Mammae Simetris Pembengk Tumor Colostr Penonjol Hiperpigme


akan um an ntasi areola
Papila

16. Abdome T.a.k Kembung Ascites Bising usus : 25x/mt Lain-lain:


n

17. TaliP  Basah Kering Berbau, sebutkan:…………


usat

( Untuk
BBL)

18. Genit  T.a.k


alia

19. Integ T.a.k Turgor : Akral Bula Dekubitus 


umen > 2 detik dingin

Pustula Pucat Baal RL Lain-lain


Positif :

20. Ekstr T.a.k Kekuatan Kejang Tremor Parase di ....

49
emitas otot :

Kelainank Inkoordin Oedema Varises Lain-lain : ....................


ongenital asi

VII. Pola kebiasaan pasien

1. Nutrisi  T.a.k  Anoreksia  Nausea  Vomit  Sonde

 Infus  Diit  Pola Makan...  Lain-


lain

2. Eliminasi  T.a.k  Konstipasi  Diare........x  Perdarah  Ostomi


/hr an

 Kateter  Inkontinensi  Retensi  Anuria  Oligouri


a alvi urin

 Inkontinensaurine  Lain-lain :Air kencing


keruh

3. Istirahat/tidur  T.a.k  Insomnia  Hypersomn  Pola Tidur : Siang /


ia malam

4. Kebiasaan sebelum  Perlu  Dibacakan  Dengan benda – benda kesangan


tidur mainan cerita

( Khusus pasien
anak )

5. Aktivitas  Mandiri  Tergantung  Tergantung Lain-


sebagian penuh lain : ...................

VIII. Data psikologis, sosiologis dan spiritual

1. Psikologis  T.a.k  Gelisah  Takut  Sedih  Rendah diri

 Hiperaktif  Acuh  Marah  Mudah  Lain-lain


tak acuh tersinggung

50
2. Sosiologis  T.a.k  Menarik  Komunikasi  Lain-lain
diri

3. Yang  Orang tua  Nenek / kakek  Pembantu  Keluarga


mengasuh lain

( Untuk pasien
anak )

4. Hubungan dengan anggota Harmonis Tidak harmonis


keluarga

5. Spiritual a. Sebelum  Shalat  Berdoa  Puasa  Tilawah


sakit Quran

b. Pada saat  Shalat  Berdoa  Puasa  Tilawah Quran


sakit

 Perlu dibantu dlm ibadah  Lain-lain ..........................

IX. Kebutuhan Edukasi

 Aktifitas  Kontrol  Makan  Senam  Pengobatan  Rawat


Luka

 Tumban  Modifikas  Seksua  Manageme  PencegahanKomplikas  Pencegaha


g i l n Stres i n Penyakit
Lingkung
an

Pemahaman tentang penyakit  Ya  Tidak

Pemahamantentang pengobatan  Ya  Tidak

Pemahaman tentang perawatan  Ya  Tidak

Pemahaman tentang keamanan dan penggunaan  Ya  Tidak


Alat kesehatan

Pemahaman tentang nutrisi dan diet  Ya  Tidak

51
Pemahaman tentang rehabilitasi medik  Ya  Tidak

Pemahaman tentang managemen nyeri  Ya  Tidak

X. Hambatan untuk meneriman edukasi

Tidak Ada Gangguan Buta Aksara Gangguan Gangguan Gangguan


penglihatan emosi fisik kognitif

 Keterbatasan Bahasa  Ada keterbatasan dalam hal budaya / spiritual/ agama


motivasi

XI. Risiko jatuh

Variabel Penilaian Nilai Keterangan

Ya Tidak

Nilai 0 jika pasien tidak mempunyai


riwayat jatuh
Riwayat jatuh 25 0 0
Nilai 25 jika pasien jatuh pada saat
pasien baru tiba di RS/ ada riwayat jatuh

diagnosis Sekunder 15 0 0 Nilai 0 jika hanya satu diagnose medis

Nilai 15 jika terdapat lebih dari satu


diagnose medis yang tertulis pada

52
catatan medic pasien

Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak


menggunakan alat bantu, menggunakan
 Tidak / 0
kursi roda, dan jika pasien bed rest total
bedrest/bantuan
tidak boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
15 Nilai 15 jika pasien menggunakan
 Tongkatketiak/tongkat
tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien
 Furnitur 30 menggunakan furniture sebagai
penyangga

Nilai 0 jika tidak terpasang infuse


V atau IV Access 20 0 20
Nilai 20 jika pasien terpasang infus

Gaya Berjalan 20 Terdapat tiga tipe gaya berjalan yang


dapat menunjukkan adanya keterbatasan
 Normal /bedrest / kursi 0
fisik :
roda
Nilai 0 jika gaya berjalan normal, pasien
 Lemah
10 berjalan tanpa alat bantu

 Gangguan berjalan Nilai 10 jika gaya berjalan lemah,


20
berpegangan pada furniture, langkahnya
pendek

Nilai 20 jika gaya berjalan abnormal,


pasien kesulitan bangun dari kursi,
mencoba untuk bangun dengan cara
mememgang pegangan kursi. Kepala
pasien menunduk dan seolah-olah
memperhatikan tanah. Karena
keseimbangannya buruk, pasien suka
memegang furniture dengan kuat,
bantuan orang lain atau alat bantu jalan

53
sangat dibutuhkan ketika berjalan dan
tidak bisa berjalan tanpa bantuan.

Status Mental 0 Nilai 0 jika orientasi pasien baik

 Orientasi baik 0 Nilai 15 jika pasien disorientasi

 Disorientasi 15

40 Resiko Rendah:0-24

Resiko Sedang:25-44

Jumlah Skor Resiko Tinggi ≥45

Pasien yang Risiko Tinggi Dipasang


Gelang Tangan Warna Kuning

XII. Terapi

Jenis cairan

Nlima + kcl 22 tpm


Be 1x

Terapi Injeksi

Vicilin 3x150 mg
Sibital 2x10 mg
Omeprazole 2x 5 mg

Terapi Oral

Zinc 1x 1 cth
Urdefalk 2x50 mg
Lacto B 1x1 sachet
Inhalasi pentolin 1 amp +NaCl 0,9 % 2 ml

54
XIII. Hasil Laboratorium

Tanggal 6 Maret 2021

Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Darah rutin DHF

Leukosit 20.9 * ribu/uL 5-10

Hemoglobin 12.3 g/dL 11-14.5

Hematokrit 34.4 * % 37-47

Trombosit 91 * Ribu/uL 150-400

KIMIA KLINIK

Fungsi Hati

Albumin 3.52 g/dL 3.5-4.5

AST (SGOT) 370 * U/L < 37

ALT (SGPT) 242 * U/L < 41

Fungsi Ginjal

Ureum 79 * mg/dL 20-40

Kreatinin + e GFR

Kreatinin 0,76 mg/dL 0.5-1.3

Diabetes

Glukosa Darah Sewaktu 128 * mg/dL 60-110

Elektrolit

Natrium (Na) 156 * mmol/L 135-145

55
Kalium (K) 2,9 * mmol/L 3.5-5.0

Clorida (C) 116 * mmol/L 94-111

Bekasi, 09 Maret 2021

56
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN An. Z

DIAGNOSA PERENCANAAN

KEPERAWATAN INTERVENSI
TUJUAN
(SLKI)
(SDKI) (SIKI)

Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-


berhubungan dengansekresi berlebih tanda vital 2 jam
tindakan
ditandai dengan : sekali

keperawatan selama 2. Monitor pola


Data Subjektif : -
nafas, frekuensi,
4 x 24 jam maka kedalaman,dan
Data Objektif :
diharapkan adanya usaha nafas
 Keadaan umum : lemah keefektifan jalan nafas, 3. Monitor sekret
 Kesadaran : Apatis dengan kriteria hasil : (sputum)
 Gcs : (E4 M4 Vett) 4. Pertahankan
 Sekret berkurang
 TD : 108/47 mmHg kepatenan jalan
 N : 172 x/menit  Tidak terdapat suara nafas
 RR : 23 x/menit tambahan 5. Lakukan

 Sat : 100% penghisapan lendir


 Pola nafas membaik
 S: 35,8ºC kurang dari 15

 detik ( suction)
 Sekret belebih Tanda-tanda vital
 Terdapat suara gurgling dalam batas normal : 6. Kolaborasi
pemberian
 TD : 80-100 /60 bronkodilator,
mmHg ekspeteron,
mukolitik jika
N : 80-90 x/menit
perlu
S : 36,5 o – 37,5oC

RR : 20-30 x/menit

57
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Waktu Kegiatan Paraf

Selasa, Bersihan 07.30 WIB Mengikuti operan dinas bersama


09 Maret jalan nafas kepala ruangan dan seluruh perawat
2021 tidak efektif ruang PICU
berhubungan
dengan
hipersekresi Mengikuti pre-conference bersama
sekret kepala ruangan dan kepala tim
08.00 WIB

Memonitor kesadaran umum dan


tanda-tanda vital 2 jam
09.00 WIB
Hasil :

KU : Apatis

GCS : E4 M4 V2

TD : 97/64 mmHg

N : 111 x/menit

RR : 30 x/menit

58
S : 37˚C

SO2 : 100%

Memonitor berat badan pasien

09.40 WIB Hasil :

BB : 4,9 Kg

Membantu perawat melepas ETT

10.00 WIB Hasil :

Klien menggunakan NRM 5


liter/menit

Melakukan nebulizer (Ventolin)

Melakukan penghisapan lendir


10.15 WIB
kurang dari 15 detik ( suction)

Hasil:
Sekret berkurang dan mulut
terlihat bersih

Memonitor kesadaran umum dan


tanda-tanda vital 2 jam

Hasil :

11.00 WIB KU : Apatis

59
GCS : E4 M4 V1

TD : 110/79 mmHg

N : 90 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36˚C

SO2 : 100%

Memberikan minum susu

Prednison 2 - 2 - 2

Zink 1 x 1 cth

11.30 WIB

Mengikuti post conference bersama


kepala ruangan dan kepala tim
tentan pelaksanaan asuhan
keperawatan

13.00 WIB Melakukan operan shift, tim 1 (shift


pagi) ke tim 2 (shift sore)

13.00 WIB

60
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

(CPPT)

Shift/Wakt PPA CATATAN PERKEMBANGAN INTRUKSI TTD


u
PASIEN TERINTEGRASI (CPPT)

Selasa, 09 S:- 1. Observasi KU


Maret dan TTVsetiap 2
O:
2021 / jam
12.00  KU : Lemah 2. Bantu ADL
WIB  Kesadaran : apatis klien
3. Monitor pola
 GCS : (E4 Vett M4)
nafas, frekuensi,
 Sekret berkurang
kedalaman ,dan
 Tidak terpasang oksigen
usaha nafas
 Tanda-tanda vital :

TD : 108/47 mmHg

N :172 x/menit

RR : 29x/menit

61
S : 35,8OC

SO2 : 81%

A : Bersihan jalan nafas belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Pada tanggal 10 Maret 2021, kami melakukan roleplay pelaksanaan ronde


keperawatan kepada perawat ruangan agar perawat ruangan dapat melihat
pelaksanaan ronde keperawatan yang di sarankan menurut referensi, Kami
melakukan 2 kali roleplay yakni ditanggal 10 Maret 2021 dan di tanggal 11 Maret
2021.
Pada tanggal 11 Maret 2021, selesai pelaksanaan roleplay, kemudian perawat
ruangan yang melakukan kembali ronde keperawatan seperti roleplay yang telah
kami lakukan. Dan di tanggal 11 Maret 2021 juga kami melakukan evaluasi
kegiatan ronde keperawatan yang telah di lakukan.

62
C. Evaluasi
Menurut teori: Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dan atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
Pelaksanaan ronde keperawatan di ruang PICU RSUD Kota Bekasi dilakukan terakhir
pada tahun 2018, lalu tidak dilakukan lagi karena beberapa kendala yaitu: minimnya waktu
perawat dalam melakukan ronde keperawatan, minimnya ketenaga kerjaan karena harus
melibatkan profesi medis lain sepereti fisioterapi, ahli gizi, farmasi, laboratorium dan dokter
dan terjadi pandemi pada tahun 2019. Jadi ronde keperawatan diruangan hanya bisa dilakukan
oleh perawat ruangan PICU tanpa melibatkan ahli medis lainnya.
Pemecahan masalah belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan diruangan
PICU yaitu dengan adanya role play ronde keperawatan yang diadakan oleh mahasiswa Profesi
Ners UIA. Untuk itu diharapkan bagi perawat ruang PICU dapat melakukan kembali ronde
keperawatan diruangan.

63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Mahasiswa dan perawat ruangan dapat memahami konsep ronde keperawatan di
ruang PICU RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi.
2. Melakukan pengkajian manajemen terkait dalam penerapan ronde keperawatan di
ruang PICU RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi dapat dilakukan dengan
baik dan tidak mengalami kesulitan dalam melakukan ronde keperawatan.
3. Menegakkan diagnosa manajemen terkait dalam penerapan ronde keperawatan.
Pada kasus ini didapatkan pengkajian belum optimalnya penerapan ronde
keperawatan di ruang PICU RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi dan
menerapkan role play ronde keperawatan pada perawat ruangan di ruang PICU
RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi.
4. Hasil dari evaluasi penerapan ronde keperawatan di ruang PICU RSUD
Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi adanya pelaksanaan role play ronde
keperawatan walaupun belum berjalan dengan optimal dan belum kontinue setiap
shift jaga namun sudah ada motivasi dari setiap perawat untuk melakukannya.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan :
 Bagi Rumah Sakit
Untuk rumah sakit agar selalu terus berupaya membangun kesadaran diri perawat
melalui pemberian pelayanan profesional sebagai budaya kerja yang harus kerja
sesuai SPO dan dapat dilakukan secara optimal, juga dapat mengikut sertakan
tenaga medis lainnya seperti fisioterapi, ahli gizi, laboratorium, dokter dan
lainnya untuk mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
 Bagi Bidang Keperawatan
a. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang sudah
terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan ditingkatkan.
b. Memberi reward terhadap hasil yang sudah dicapai untuk meningkatkan
motivasi dalam kinerja perawat.

64
3. Bagi Kepala Ruangan
Terus meningkatkan kinerja yang sudah bagus dengan memberikan pengarahan
material ruangan dengan melakukan diskusi interaktif
4. Bagi Mahasiswa
Dapat dijakan pedoman sebagai dasar dalam pengkajian selanjutnya, karena
waktu kami yang terbatas, mungkin hanya ini yang sempat terkaji dan mungkin
kalau ada praktek menejemn selanjutnya agar dapat mengkaji lebih lanjut

65
DAFTAR PUSTAKA

Kinchay, A. (2012, September). www.scribd.com. Retrieved Juni 07, 2017, from


http:www.scribd.com/doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
 Nursalam dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
 Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik Keperawatan
  Profesional.  Jakarta: Salemba Medika
Ratna Sitorus. 2005. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
  Jakarta: EGC
Sitorus R. & Yulia. 2005. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit
Panduan Implementasi. Jakarta: EGC
Zainuddin Saleh, 2012. Penggaruh Ronde Keperawatan Terhadap Kepuasan
  Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.

66
Lampiran I

RONDE KEPERAWATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

UNIVERSITAS ISLAM
SPO/PROKEP/001 00 Page 1 of 3
AS-SYAFI’IYAH

Definisi Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
Tujuan Tujuan umum :
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis
Tujuan khusus :
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien
5. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
6. Meningkatkan kemampuan justifikasi
7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja (Nursalam, 2011)
Kebijakan 1. Dilakukan minimal sebulan sekali untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor perawat
2. Melibatkan tim kesehatan yang lain

67
RONDE KEPERAWATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

UNIVERSITAS ISLAM
SPO/PROKEP/001 00 Page 2 of 3
AS-SYAFI’IYAH

Prosedur Pelaksanaan 1. Ketua tim mementukan kasus yang akan dibahas dalam ronde keperawatan
2. Perawat pelaksana mengecek catatan keperawatan dan medis pasien
3. Perawat pelaksana melakukan 4 S (senyum, salam, sapa ,sopan)
4. Perawat pelaksana membuka kegiatan ronde keperawatan
5. Perawat pelaksana menjelaskan kepada klien/keluarga tujuan ronde
keperawataan
6. Perawat pelaksana memberikan inform consent pada keluarga dan pasien
7. Perawat pelaksana menjelaskan tentang kondisi pasien yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau
telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu di diskusikan:
 Pain (nyeri)
 Potty (eliminasi )
 Pump (cairan IV)
 Position (posisi atau kenyamanan )
 Periphery ( vaskularisasi atau TD dan nadi )
 Possesion ( keluhan klien)
 Parting ( keterlibatan klien dalam pengobatan dan perawataan )
 Plan ( intervensi keperawataan yang akan di laksanakan)
8. Perawat menjaga privasi klien dan keluarga
9. Kepala ruangan mempersilahkan tim untuk validasi, intervensi dan edukasi
sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga.
10. Kepala ruangan memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk mengajukan
pertanyaan
11. Perawat mengevaluasi perasaan klien dan keluarga
12. Perawat memberi reinforcement positif pada klien /keluarga
13. Perawat membuat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde keperawatan
14. Perawat membuat kontrak pertemuan selanjutnya
15. Perawat menyimpulkan kegiatan ronde keperawatan
16. Perawat menutup kegiatan ronde keperawatan
17. Perawat mendokumentasikan hasil ronde

68
RONDE KEPERAWATAN
No Dokumen No Revisi Halaman

UNIVERSITAS ISLAM
SPO/PROKEP/001 00 Page 3 of 3
AS-SYAFI’IYAH

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Perawatan Intensif

69
Lampiran II

DAFTAR TILIK RONDE KEPERAWATAN

Nama Karu : Ruangan :


Nama KaTIM : Waktu Pelaksana :
Nama Perawat Pelaksana :
Kompetensi Pencapaian
Dilakukan Tidak dilakukan
(perform) (not perform)
1. Ketua tim mementukan kasus yang akan
dibahas dalam ronde keperawatan
2. Perawat pelaksana mengecek catatan
keperawatan dan medis pasien
3. Perawat pelaksana melakukan 4 S (senyum,
salam, sapa ,sopan)
4. Perawat pelaksana membuka kegiatan ronde
keperawatan
5. Perawat pelaksana menjelaskan kepada
klien/keluarga tujuan ronde keperawataan
6. Perawat pelaksana memberikan inform consent
pada keluarga dan pasien
7. Perawat pelaksana menjelaskan tentang kondisi
pasien yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta
memilih prioritas yang perlu di diskusikan:
 Pain (nyeri)
 Potty (eliminasi )
 Pump (cairan IV)
 Position (posisi atau kenyamanan )
 Periphery (vaskularisasi atau TD dan
nadi )
 Possesion ( keluhan klien)
 Parting (keterlibatan klien dalam

70
pengobatan dan perawataan )
 Plan ( intervensi keperawataan yang akan
di laksanakan)
8. Perawat menjaga privasi klien dan keluarga
9. Kepala ruangan mempersilahkan tim untuk
validasi, intervensi dan edukasi sesuai
dengan kebutuhan pasien/keluarga.
10. Kepala ruangan memberi kesempatan pasien
dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan
11. Perawat mengevaluasi perasaan klien dan
keluarga
12. Perawat memberi reinforcement positif pada
klien /keluarga
13. Perawat membuat rencana tindak lanjut
setelah kegiatan ronde keperawatan
14. Perawat membuat kontrak pertemuan
selanjutnya
15. Perawat menyimpulkan kegiatan ronde
keperawatan
16. Perawat menutup kegiatan ronde
keperawatan
17. Perawat mendokumentasikan hasil ronde

Tanda tangan dibawah ini menunjukan bahwa informasi/skill kompetensi diatas sudah dilakukan.

Bekasi, ............................20...

Ka. Ru Ka. Tim Perawat Pelaksana

(.................................) (................................) (..................................)

Lampiran III

71
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :

Adalah suami/istri/orangtua/anak dari pasien :


Nama :
Umur :
Alamat :

Ruang :
No. RM :

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Bekasi, ...........................20....
Perawat yang menerapkan Penanggung Jawab

(................................) (................................)

Saksi-saksi Tanda tangan

1. (....................................)

2. (....................................)

Lampiran IV

72
73
74

Anda mungkin juga menyukai