KEPERAWATAN GERONTIK
TAHUN 2020/2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek keperawatan gerontik merupakan salah satu stase dalam pelaksanaan program studi
profesi. Pada saat pandemi COVID 19, praktik keperawatan gerontik dilaksanakan secara
online dengan melakukan pengkajian terhadap lansia di rumah dan sekitarnya. Pengalaman
belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan gerontik. Fokus
keperawatan gerontik adalah pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier terhadap lanjut usia (lansia) sebagai individu dan
kelompok dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan masalah kesehatan yang
bersifat aktual, risiko dan promosi kesehatan yang lazim terjadi pada lansia.
Mata ajar ini mempunyai bobot keperawatan gerontik 5 SKS dan lama pembelajaran
selama 5 minggu, termasuk proses evaluasi akhir stase. Perhitungannya sebagai berikut
(5x4x16 minggu efektif = 320 jam/semester/56 jam = 5 minggu waktu yang digunakan
selama 5 minggu dengan hari efektif Senin sampai Jum’at.
Metode evaluasi mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan menggunakan diskusi
kasus, supervisi (untuk prosedur tindakan keperawatan dan kinerja, penampilan kerja serta
pencapaian target), presentasi kasus, Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) serta ujian praktek
profesi yang dilaksanakan secara online.
2
BAB II
DESKRIPSI MATA KULIAH DAN KOMPETENSI
Praktek keperawatan gerontik merupakan salah satu stase dalam pelaksanaan program
studi profesi. Pelaksanaan program studi profesi keperawatan gerontik dilaksanakan di
wilayah/setting keluarga karena pandemic COVID 19, pengalaman belajar ini akan
berguna dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan gerontik termasuk di
bidang keperawatan lainnya. Fokus keperawatan gerontik adalah pemberian pelayanan
dan asuhan keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier terhadap lanjut
usia (lansia) sebagai individu dan kelompok dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar
manusia lanjut usia (lansia) sebagai invidu dan kelompok dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dan masalah kesehatan yang bersifat aktual, resiko dan
potensial yang lazim terjadi pada lansia.
Mata ajar ini mempunyai bobot keperawatan gerontik 5 SKS dan lama pembelajaran
selama 5 minggu, termasuk proses evaluasi akhir stase. Perhitungannya sebagai berikut
(6x4x16 minggu efektif=320 jam/semester/56 jam = 5 minggu) waktu yang digunakan
selama 5 minggu dengan hari efektif Senin sampai Jum’at.
3
BAB II
DESKRIPSI MATA KULIAH DAN KOMPETENSI
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesikan praktek keperawatan gerontik diharapkan presepti dapat:
1. Membina hubungan interpersonal dan komunikasi teraputik dengan target
gerontik.
2. Melaksanakan pengkajian individu lansia di rumah yang meliputi:
a. Mengidentifikasi data kesehatan yanag diperlukan.
b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang sesuai.
c. Menganalisis data yang telah diperoleh.
d. Mengidentifikasi penentuan masalah keperawatan gerontik.
4
e. Membantu penentuan prioritas masalah keperawatan gerontik.
3. Merencanakan asuhan keperawatan gerontik bersama lansia.
4. Melaksanakan rencana keperawatan Gerontik bersama lansia.
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan Gerontik sesuai dengan standar/acuan yang
telah ditentukan bersama lansia/kelompok lansia
3. Kompetensi
Setelah melaksanakan praktek profesi keperawatan gerontik presepti memiliki
kemampuan:
a. Melakukan pengkajian pada lansia dengan metode Comprehensive Geriatric
Assessment (CGA) sesuai dengan perubahan dan gangguan semua system tubuh
dan kelompok lansia: MNA, IMT, MFS, BBT, Bartel index, Time Up and Go
Test, Katz index, MMSE, CDR, GDS.
b. Mampu menggunakan instrument pengkajian tambahan (HWALEK & sleep
disorder) yang diperlukan bagi lansia untuk lebih mengetahui kondisi dan tingkat
perubahan serta adaptasi fungsi tubuh karena proses penuaan sesuai dengan
kondisi kesehatan lansia.
c. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keparawatan pada
individu dan kelompok gerontik.
d. Menggunakan keterampilam interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
e. Mengunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggungjawab.
f. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
terkait dengan individu dan kelompok lansia.
g. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan analisis data, informasi,
dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan priorotas asuhan
keperawatan.
h. Merencanakan asuhan keperawatan yang mereflesikan prioritas, kesinambungan,
dan alternatif tindakan untuk mencapai tingkat kemandirian lansia sebagai
individu.
i. Memberikan asuhan keperawatan lansia dengan masalah kesehatan spesifik :
gangguan cardiovaskuler (hipertensi dan jantung koroner), gangguan endokrin
(DM), Muskuloskeletal (OA, RA, Artritis Gout, osteoporosis dan fraktur),
gangguan indera (katarak, glukoma, presbiopi, presbiakusis dan kebersihan
5
telinga), gangguan neurologis (stroke, dan parkinsone), gangguan pernafasan
(PPOK dan asma), gangguan eliminasi (inkontinensia, ISK, BPH dan GGA/K),
gangguan integument (decubitus dan dermatitis), gangguan gastrointestinal
(gastritis dan konstipasi), gangguan reproduksi (menopause dan andropose),
gangguan system hemopoitik (anemia), gangguan psikososial (Demensia, depresi,
cemas, insomnia dan kesepian) dan frail elderly syndrome (14 I) yang mencakup
tindakan keperawatan dasar, pendidikan kesehatan dan rehabilitasi untuk
memandirikan dalam memenuhi kebutuhan lansia.
j. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
k. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etik, agama atau faktor lain
dari setiap individu dan kelompok lansia.
l. Mendemostrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efisien dan efektif .
m. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistic, kontnyu dan konsisten:
pengenalan ABJ, massage abdomen, back massage, life review therapy, guide
imagery, kegel exercise, ROM, fisioterapi dada,
n. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara regular
dengan/atau tanpa tim kesehatan lain.
o. Mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan dan evaluasi yang di lakukan.
p. Mengkreasikan atau menciptakan suatu aktivitas yang dapat meningkatkan
kesehatan, harga diri dan kemandirian lansia.
q. Menciptakan atau memodifikasi lingkungan yang dapat mencegah terjadinya
resiko cedera dan kecacatan pada lansia.
r. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak lansia dan kelompok
lansia agar dapat mengambil keputusan.
s. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
t. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan
yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan
keperawatan.
6
BAB III
METODE BIMBINGAN, TATA TERTIB DAN LAHAN PRAKTIK
A. Kehadiran / Presensi
1. Praktik dimulai dari hari Senin sampai dengan Jum’at .Setiap preseptee diwajibkan
hadir tepat waktu pada saat presentasi kasus atau pre dan post konferen dengan
masing – masing pembimbing. sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penentuan kehadiran adalah hak mutlak pembimbing masing – masing.
2. Setiap preseptee wajib memenuhi kehadiran 100% termasuk hari libur nasional.
3. Dalam 1 (satu) hari praktik berlaku 1 (satu) kali shift/dinas.
4. Preseptee yang terlambat datang mengikuti kegiatan pre dan post konferen profesi
atau diskusi dengan alasan apapun wajib memberitahukan kepada preseptor
akademik. Preseptee yang tidak hadir pada kegiatan diskusi wajib melaporkan secara
lisan atau tertulis terlebih dahulu kepada preseptor akademik.
5. Ketidakhadiran dengan alasan sakit harus disertai dengan surat keterangan sakit dari
dokter dan diserahkan kepada preseptor akademik (sakit ringan tanpa keterangan
dokter dianggap sebagai keterangan ijin). Yang bersangkutan wajib mengganti
praktik sejumlah hari yang ditinggalkan.
6. Preseptee yang tidak dapat mengikuti praktik dengan alasan ijin, harus mendapatkan
ijin dari preseptor klinik pendidikan. Yang bersangkutan wajib asuhan keperawatan
gerontik.
7. Preseptee yang tidak mengikuti praktik lebih dari 2 hari dengan alasan apapun dan
tanpa pemberitahuan kepada preseptor akademik wajib mengulang praktik pada
stase tersebut.
8. Preseptee yang tidak mengikuti praktik selama lebih dari 5 hari dengan alasan
apapun pada satu bagian / departemen tertentu kecuali sakit dan alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan, dinyatakan gugur pada bagian/departemen yang
bersangkutan.
7
B. Seragam
1. Kegiatan profesi :
a. Seragam yang dikenakan adalah atas dan bawah putih, sepatu warna hitam tertutup,
kerudung polos warna putih, tanda pengenal, skort lengkap dengan logo dan bet
FIKES UIA, hak maksimal 3 cm dan tidak bersuara.
b. Selama praktik preseptee tidak diperkenankan memakai perhiasan dalam bentuk
apapun, kecuali bros sederhana.
c. Selama praktik preseptee tidak diperkenankan membawa/ menggunakan
handphone, khususnya saat berinteraksi dengan lansia
d. Rambut rapi bagi preseptee putra.
2. Preseptee yang tidak memenuhi ketentuan diatas tidak diperkenankan mengikuti
praktik dan dinyatakan tidak hadir.
C. Peralatan Klinik
1. Setiap preseptee dianjurkan membawa perlengkapan klinik (nursing kit) yang
menunjang pelaksanaan praktik, minimal peralatan TTV antara lain : Stetoskop,
Tensimeter, Termometer, jam digital atau dengan jarum detik, masker dan sarung
tangan.
E. Evaluasi
1. Preseptee dinyatakan berhak mengikuti ujian setelah memenuhi ketentuan kehadiran
100% di masing-masing bagian.
2. Ujian klinik/ lapangan dilakukan diminggu ke 3 pelaksanaan kegiatan profesi di
setiap bagian/departemen.
3. Kasus yang akan diujikan ditentukan pada hari pelaksanaan ujian dan disepakati
oleh pembimbing.
4. Penguji sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang yaitu preceptor akademik.
5. Ketentuan ujian disesuaikan dengan ketentuan dari masing-masing pembimbing.
8
6. Preseptee yang dinyatakan tidak lulus ujian diberikan kesempatan untuk
memperbaiki /mengulang ujian pada hari berikutnya atau sesuai dengan kesepakatan
dengan penguji
7. Preseptee yang tidak mengikuti ujian dengan alasan; sakit / ijin dan disertai dengan
surat keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan, diberikan kesempatan untuk
mengikuti ujian susulan pada bagian yang bersangkutan.
9
BAB IV
A. METODE
Selama praktek profesi keperawatan gerontik, metode pembelajaran pada praktik
profesi keperawatan gerontik akan melalui tahapan orientasi, implementasi, dan umpan balik,
dimana masing-masing tahapan akan terdiri dari beberapa kegiatan seperti pada tabel I
Tabel 1
Kegiatan pembelajaran profesi keperawatan gerontik
Tahapan Kegiatan
Orientasi Penjelasan profesi, orientasi lapangan, laporan pendahuluan
Implementasi/ Pre dan post Confrence
pelaksanaan Pengelolaan kasus individu sebanyak 3 lansia pada
keluarga, dengan membuat 3 askep gerontik
Buat LP lansia, buat LP 14 i
Supervisi kasus individu
Membuat proposal TAK dalam 1 kelompok
Buat askep untuk seminar dengan Evidance Based
Practicedalam kelompok
Laporan individu, dokumentasi, asuhan keperawatan
Kegiatan kelompok seminar di akhir praktik
Terminasi
Umpan balik Responsi pasca supervisi, response pasca kegiatan kelompok
untuk terapi aktivitas dan modifikasi lingkungan, masukan
pada laporan pendahuluan dan laporan asuhan keperawatan,
serta masukan saat pre conference dan post confrence
10
B. PROSES PELAKSANAAN PRAKTEK
Proses pelaksanaan praktek profesi keperawatan gerontik melalui tahap kegiatan pra
interaksi, introduksi, orientasi, terminasi proses dan terminasi akhir sesuai pada table 2
Tabel 2
Proses pelaksanaan praktek
11
Orientasi
- Evaluasi/validasi
Keadaan kelompok
- Mengingatkan lansia
kontrak yang lain
3. Kerja Setiap hari Melakukan pengkajian baik Membimbing
praktek untuk kasus individu yang dan
dikelola juga pengkajian memvalidasi
secara umum tentang jenis kegiatan
aktivitas lansia sehari-hari presepti
serta kondisi lingkungan Mensupervisi
yang ada kasus individu
Merumuskan/memvalidasi dan kegiatan
masalah dan diagnose kelompok
keperawatan
Penyusunan intervensi
Melaksanakan implementasi
Melaksanakan kegiatan
kelompok untuk terapi
aktivitas dan modivikasi
lingkungan
Melakukan evaluasi proses
terhadap individu
(tergantung terhadap proses
keperawatan) juga evaluasi
keberhasilan terapi aktivitas
dan modivikasi lingkungan
4. Terminasi Pada akhir Mengevaluasi hasil Membimbing dan
pertemuan pertemuan memvalidasi
setiap hari Membuat modivikasi kegiatan presepti
praktek tindakan
Post Membuat kontrak pertemuan
confrence berikutnya
5. Terminasi Pada akhir Mengevaluasi hasil praktik Membimbing dan
12
akhir praktek secara kesuluruhan yang telah memvalidasi
dicapai individu dan kelompok kegiatan presepti
2. Tahap pelaksanaan
a. Mempelajari kebiasaan-kebiasaan atau pola aktivitas umum termasuk aturan-
aturan dan tata pendekatan pada lansia, pelajari juga catatan atau data yang ada
tentang lansia yang dikenal minimal harus mengetahui nama panggilan yang di
sukai lansia, bahasa yang di pergunakan ( verbal dan non verbal ), kondisi fungsi
panca indranya dan topik pembicaraan yang di senangi dan yang tidak di senangi
lansia
b. Mengidentifikasi berbagai gangguan dan perubahan yang terjadi akibat proses
penuaan pada berbagai system tubuh meliputi : perubaan sensory, persyarafan,
pencernaan, pernafasan, kardiovaskular, musculoskeletal, perkemihan,
integument, pernafasan, imunitas , reproduksi , dan endrokrin.
c. Melakukan pendekatan secara individu kepada lansia sebelum memulai kegiatan
asuhan keperawatan pada lansia
d. Menetapkan 3 lansia yang dapat di jadikan kasus induvidu dengan rincian : 1
kasus kajian secara komprehensif dan untuk superfisi. Melakukan pengajian pada
lansia dengan selalu memperhatikan kebutuhan lansia saat proses pengkajian,
jangan memaksakan lansia untuk menjawab semua pertanyaan dan menjalani
pemeriksaan pada saat bersamaan, perhatikan kondisi kelelahan dan kebosanan
yang ditunjukkan lansia
13
e. Mengimplementasikan rencana tindakan perawatan untuk mengatasi masalah
yang di temukan berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data
f. Mempersiapkan diri untuk supervisi kasus induvidu dengan melalui proses
bimbingan pada bimbingan masing-masing sesuai jadual yang sudah di sepakati.
g. Melakukan pendekatanan terhadap keluarga lansia selama praktek profesi bertemu
dengan keluarga anggota lansia yang berkunjung serta dapat membantu keluarga
untuk memberikan alternative dalam memecahkan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan lansia
h. Melakukan pendekatan dengan anggota tim pelayanan kesehatan dan terkait yang
perlu di perhatikan dalam membina hubungann dengan tim pelayanan kesehatan
atau pihak terkait adalah kejelasan maksud dan tujuan, keuntungan mutualisme
serta sikap saling menghormati dan menghargai kepada masing-masing pihak
i. Merancang dan melaksanakan suatu aktivitas bagi lansia sebagai kegiatan
kelompok dimana aktivitas tersebut bermanfaat bagi memacu kreativitas lansia
dan menciptakan suasana baru untuk membuat lansia menerima proses penuaan
secara adaptive
j. Menciptakan atau memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk keadaan lansia
berdasarkan kemampuan kondisi fasilitas yang ada di tempat praktek
14
Peserta praktek profesi menyusun 1 laporan lengkap proses keperawatan
gerontik dalam bentuk pendokumentasian hasil tahapan pengkajian, analisa
masalah, diagnosa keperawatan minimal 3, intervensi dan implementasi
minimal 5 serta catatan evaluasi.
Pendokumentasian ini sudah terlihat saat tahap supervisi sesuai dengan
pencapaian perkembangan yang ditemui pada lansia yang dikaji.
E. JADUAL PRAKTEK
Siklus praktik profesi keperawatan gerontik dapat dilihat pada table 3.
15
TAHAPAN S S R K J S S R K J S S R K J
KEGIATAN E L
Pengkajian √ √
Perencanaan √ √
Implementasi √ √ √ √ √ √ √ √ √
kegiatan
individu dan
supervise
Implementasi √ √ √ √ √
kegiatan
kelompok
kecil
Implementasi √
kegiatan
kelompok
besar
Evaluasi √ √
Tabel 3
Siklus praktek
Catatan : Implementasi, kegiatan kelompok serta evaluasi dapat dilanjutkan di minggu ke IV dan VII
16
BAB V
EVALUASI KLINIK
Untuk menentukan kelulusan praktek profesi keperawatan gerontik maka penilaian dan
evaluasinya adalah:
Nilai individu 60 %
Laporan pendahuluan 10 %
Laporan kasus individu 20 %
Supervisi 30 %
Nilai kelompok 40 %
17
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
18
Bulechek G.M., Butcher H.K., Dochterman J.M., Wagner C. (2013). Nursing Interventions
Classifications (NIC). 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013). Nursing Outcomes
Classifications (NOC): Measurement of Health Outcomes. 5th edition. Mosby:
Elsevier Inc
Albert, S.M. & Freedman, V.A (2010).Public health and aging : maximizing function and
whell-being. New York : Springer Publishing Company
Badan Pusat Statistik. (2010). Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi
Indonesia Agustus 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik.(2011, Juni 30). Banyaknya Penduduk Berdasarkan Hasil Registrasi
Menurut Wilayah di Provinsi DKI Jakarta. Maret 3 Maret,2014
http://jakarta.bps.go.id/idex.php?
bWVudT0yMzA0JnBhZ2U9ZGF0YSZzdW19MDQmaWQ9MzE=
Hussain, R., Marino, R., Coulson, I. (2005). The Role of Health Promotion in Health
Ageing. Dalam V. Minichiello & I. Coulson (Eds.) Contemporary issues in
Gerontology :Promoting Positive Ageing (pp. 34-52).Crows Nest : Allen & Unwin
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Kementerian
Kesehatan RI.2013:Jakarta
Kementerian Sosial RI. (2011). Pelayanan sosial lanjut usia. Direktoral Pelayanan Lanjut
Usia. Dirjen. Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI.
Kusumoputro, S., Lilik, K. (2004). Neurogeriatri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Lumbantobing, S.M. (2006). Kecerdasan Pada usia Lanjut dan Demensia.Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Lumbantobing, S.M. (2011). Neurogeriatri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Notoatmojo,S. (2007). Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: rineka Cipta.
Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2011). Dasar – Dasar Metodelogi Penelitian Klinis, Edisi 4.
Jakarta: Sagung Seto
Spar, J.E. & La Rue, A. (2006). Clinical manual of geriatric psychiatry. Washington, DC:
American Psychiatric Publishing, Inc.
Stanley, M. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa, Nety, J., Sari, K. (Edisi
2). Jakarta: EGC
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2004). Community Health Nursing : Promoting Health Of
Agregates, Families And Individuals, 4 th ed. St.Louis : Mosby, Inc.
Stanhope, M. dan Lancaster, J. (2012). Public Health Nursing : Population – Centered
Health Care in the Community (8th ed). Elsevier Science Health Science Devision.
19
20
FORMAT KONTRAK BELAJAR
21
lansia: MNA, IMT, MFS,
BBT, Bartel index, Time
Up and Go Test, Katz
index, MMSE, CDR,
GDS. (HWALEK & sleep
disorder)
22
4. Mahasiswa program profesi Pendelegasian kasus sederhana 1. Pre dan post 10 hari
memahami kasus sederhana secara secara mandiri: conference
mandiri - Askep pada lansia dengan frail 2. Tutorial
elderly syndrome (14 I) individual yang
- Askep pada lansia dengan diberikan
penyakit degenerative gangguan preseptor
cardiovaskuler (hipertensi dan 3. Diskusi kasus
jantung koroner), gangguan 4. Case report dan
endokrin (DM), Muskuloskeletal overan dinas
(OA, RA, Artritis Gout, 5. Pendelegasian
osteoporosis dan fraktur), kewenangan
gangguan indera (katarak, bertahap
glukoma, presbiopi, presbiakusis
dan kebersihan telinga), gangguan
neurologis (stroke, dan
parkinsone), gangguan pernafasan
(PPOK dan asma), gangguan
eliminasi (inkontinensia, ISK,
BPH dan GGA/K), gangguan
integument (decubitus dan
dermatitis), gangguan
23
gastrointestinal (gastritis dan
konstipasi), gangguan reproduksi
(menopause dan andropose),
gangguan system hemopoitik
(anemia), gangguan psikososial
(Demensia, depresi, cemas,
insomnia dan kesepian).
5. Mahasiswa program profesi Pendelegasian kasus agak kompleks 1. Problem solving 6 hari
memahami kasus agak kompleks secara bersama-sama: for better health
secara bersama-sama - Askep pada kelompok lansia (PSBH)
2. Belajar
berinovasi dalam
pengelolaan
asuhan
6. Mahasiswa program profesi Pendelegasian kasus agak kompleks 1. Problem solving 6 hari
memahami kasus agak kompleks secara mandiri for better health
secara bersama mandiri - Askep pada lansia dengan (PSBH)
sindroma geriatric 14 I plus 2. Belajar
penyakit akut dan atau terminal berinovasi dalam
(dying) pengelolaan
24
asuhan
25
lampiran 1 :
26
5. Pada lansia dengan nyeri
Jangan memaksa jika klien merasa tingkat nyerinya berat, lakukan upaya untuk
menurunkan nyeri lebih dahulu (jika dapat) atur atau kembali waktu pertemuan
dengan klien.
Perhatikan lingkungan yang nyaman, hangat, dan santai, termasuk juga sentuhan
untuk mengurangi nyeri.
6. Memperkenalkan diri kepada lansia pada waktu yang tepat (misalnya tidak saat lansia
sedang ingin menyendiri atau sedang sibuk) dan tanyakan kebenaran nama.
7. Minta izin kepada lansia untuk duduk di dekatnya, dengan posisi :
Jarak dengan klien ± 1 m
Bahu perawat sejajar dengan bahu klien
Mata dapat saling berpandangan lansung
8. Pendekatan terhadap keluarga lansia pada saat, berkunjungan, dengan memperhatikan
prinsip-prinsip :
Memperhatikan sikap dan perilaku keluarga terhadap lansia .
Berperan sebagai model peran bagi keluarga
Berkolaborasi dengan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan
Membantu keluarga dalam keluarga membuat keputusan kesehatan
Memberikan penguatan positif pada keluarga
Berperan sebagai penghubung untuk rujukan atau kolaborasi antara sumber-sumber
yang ada di komunitas
Membantu keluarga memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
lansia .
27
Lampiran 2
I. IDENTITAS
NAMA : Jenis kelamin :
Umur : Suku :
Alamat : Agama :
Pendidikan : Status perkawinan :
Tanggal pengkajian :
II. RIWAYAT KESEHATAN
Dikirim dari
Alasan datang ke panti werdha
Keluhan kesehatan utama saat ini
Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat kesehatan keluarga
III. AKTIVITAS / LATIHAN
Jenis kegiatan dan latihan yang di lakukan lansia selama di panti, baik yang bersifat
rutin terprogram atau sewaktu-waktu
IV. NUTRISI
Jenis nutrisi yang saat ini di konsumsi oleh lansia, frekuensi makan, apakah ada diet
yang sedang di jalani atau pantangan terhadap makanan tertentu, kebiasaan lain
pengkajian , apakah mengalami masalah dengan pemasukan nutrisi dan sudah berapa
lama, serta bagaimana cara pengolahan dan pengkajian makanan yang di konsumsi
sehari-hari ( sendiri atau dibantu )
V. ELIMINASI
Frekuensi dalam sehari , kesulitan atau keluhan yang sedang di rasakan berkaitan
dengan kebiasaan BAK dan BAB, atau apakah terdapat kebiasaan – kebiasaan lain
yang terkait dengan eliminasi.
28
VI. ISTIRAHAT / TIDUR
Pola istirahat dan tidur, lamanya , keluhan atau gangguan tidur, kebiasaan – kebiasaan
lain terkait.
VII. PENGKAJIAN
Keadaan umum
X. MASLAH KEPERAWATAN
XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
XII. INTERVENSI
XIII. IMPLEMENTASI
29
XIV. EVALUASI
Lampiran 3:
Instrument pengkajian fungsional ini diperlukan untuk melengkapi pengkajian utama pada
lansia, serta dapat digunakan untuk membantu menentukan tingkat gangguan mobilitas,
kemampuan kognitif dan kegangguan psikososial yang sangat lazim ditemui pada lansia.
Peserta praktek profesi dapat menggunakan beberapa instrument sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi pasien, beberapa daftar pertanyaan dapat disesuaikan dengan kondisi di lahan
praktek.
Dengan menggunakan tapi hanya untuk satu bagian tubuh (mis: untuk
menggosok bagian punggung atau kaki)
c. Toilet (pergi ke toilet, untuk BAB dan BAK, membersihak sendiri serta memakai
baju/celana sendiri)
Dapat pergi ke toilet, membersihkan sendiri, dan menata baju/celana tanpa
bantuan sama sekali
30
d. Pergerakan
Bergerak dari dan ke tempat tidur/kursi tanpa bantuan/assisten (mungkin bisa
juga dengan pegangan/tongkat penyangga)
e. Continence
Dapat mengontrol saat BAK dan BAB dengan sendiri
Membutuhkan bantuan serta supervisi untuk mengontrol BAK dan BAB, atau
dengan penggunaan kateter
f. Makan
Makan sendiri tanpa bantuan
Keterangan :
Mengindikasikan ketidaktergantungan
Mengindikasikan ketergantungan
Kategori :
31
2. BARTHEL INDEX
Barthel index adalah suatu parameter yang dipergunakan untuk mengukur fungsi
keseharian seseorang terutama pada aktifitas dan mobilitas sehari-hari. Terdiri dari 10
item, makan, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya, merawat diri,
bergerak dari dan ke toilet, mandi, berjalan pada permukaan datar, naik turun tangga,
berpakaian, pengontrolan BAK dan BAB.
Screening
Assesment
Monitoring
Maintenance
Waktu yang diperlukan untuk prosedur ini adalah 5-10 menit
Cara penggunaan :
Pengkajian dengan mempergunakan Barthel index untuk menetapkan nilai dasar dari
fungsi yang dikaji dan untuk memonitor peningkatan aktifitas daily living dalam jangka
lama. Tiap item diukur berdasarkan pada perencanaan sistem yang dibuat oleh
pengkajinya. Penilaian diberikan dengan melihat perlu dan tidaknya seseorang dibantu
dalam melakukan aktifitas. Score yang dihasilkan kemudian dijumlahkan untuk
menghasilkan score total. Semakin tinggi scorenya berarti individu tersebut semakin
mandiri. Sebaliknya bila score rendah berarti ketergantungan. Dalam hal ini
ketergantungan adalah seseorang yang memerlukan bantuan pada salah satu bagian dalam
melakukan suatu aktifitas. Jika seseorang hanya bisa mempunyai ketergantuan 50%
dalam melakukan aktifitas maka bisa disebut “middle” dalam barthel index scorenya.
Score dimulai dari 0 sampai 100.
Kelebihan: Sederhana dan tidak memakan waktu lama pengulangan pengkajian dengan
interval bisa menunjukkan terjadi perubahan kemampuan pasien.
Kelemahan: Tidak terlalu sensitive terhadap perubahan yang terjadi pada pasien tertentu,
misalnya pada pasien stroke, secara klinis kondisi pasien membaik tapi belum ada
perubahan pada barthel scorenya, demikian pula sebaliknya pasien dengan score
maksimum tapi masih harus mengalami pembatasan dalam beberapa hal seperti,
mengendarai kendaraan, memasak dan membersihkan rumah.
32
Tabel Barthel Index :
Dengan Tanpa
No Aktifitas
bantuan bantuan
5 Mandi sendiri 0 5
9 Mengontrol BAB 5 10
10 Mengontrol BAK 5 10
Pergerakan
Berjalan ________
Toilet
33
Perawatan diri
Aktivitas tangan
Menulis ________
Pekerjaan
Avocasional
34
Ke tempat ibadah ________
Keterangan :
Dengan Bantuan
Sakit/ Nyeri
1. Tidak sakit
2. Sakit ringan
3. Sakit sedang
4. Sakit berat
Tingkat kesulitan
1. Sangat mudah
2. Mudah
3. Sedang
4. Sulit
5. Sangat sulit
35
4. INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY LIVING
Instrumen ini menggambarkan sejauh mana kondisi dasar ADL lansia, diperlukan untuk
menentukan atau mengetahui sejauh mana dan jenis aktivitas sehari-hari apa yang dapat
dilakukan oleh lansia secara mandiri, membutuhkan bantuan atau tidak dapat melakukan
sendiri.
Keterangan :
I : Independent
A : Assisten
D : Dependent
2. Menggunakan transportasi
I : Bepergian secara mandiri (dengan angkutan umum/ menyetir mobil)
3. Kemampuan belanja
I : Dapat berbelanja sendiri dengan transportasi yang ada
36
5. Melakukan pekerjaan rumah
I : Dapat melakukan pekerjaan rumah yang berat (menyikat lantai)
7. Menggunakan keuangan
I : Dapat mengatur keuangan, menulis cek dan membayar tagihan
37
5. STATUS MENTAL QUESTIONNAIRE
Digunakan untuk mendeteksi persentasi dan derajat gangguan intelektual yang terdiri dari
10 pertanyaan tentang tes orientasi, memori dan kemampuan matematika.
Suku :
Nama Perawat :
Keterangan :
Pertanyaan 1, benar apabila dapat menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun dengan
tepat
Pertanyaan 2, benar apabila tepat menyebutkan hari
Pertanyaan 3, benar apabila dapat mendeskripsikan tempat dengan benar
Pertanyaan 4, benar apabila dapat menyebutkan nomor telephonenya dengan tepat
Pertanyaan 5, benar apabila dapat menjawab umur sesuai dengan kelahirannya
Pertanyaan 6, benar apabila menjawab tanggal, bulan, dan tahun, sesuai dengan
identitas diri
Pertanyaan 7, benar apabila dapat menyebutkan nama presiden saat ini
Pertanyaan 8, benar apabila dapat menyebutkan nama presiden sebelumnya
Pertanyaan 9, benar apabila dapat menyebutkan ibunya
Pertanyaan 10, benar apabila dapat mengurangi dengan benar sampai akhir
38
Dalam scoring harus dipertimbangkan 3 level pendidikan,
Penilaian Hasil :
Bulan
Tanggal
Hari
Musim
Kota
Wilayah
Kecamatan
Gedung
39
c. Menyebutkan 3 kata (3)
d. Tes perhatian dan menghitung (5)
Menghitung mundur tujuh angka
e. Mengulang kembali tiga kata yang sudah disebutkan pada point 3 (3)
f. Menyebutkan nama benda kita ditunjuk (2)
g. Mengulangi kata-kata yang kita ucapkan (1)
h. Memahami dan melakukan perintah (3)
i. Meminta lansia untuk menuliskan sebuah kalimat (1)
j. Meminta lansia untuk meniru sebuah gambar sederhana (1)
40
12. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan melakukan hal
yang baru ? (yes)
13. Apakah anda sering khawatir tentang masa depan ? (yes)
14. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan ingatan daripada
kebanyakan ? (yes)
15. Apakah anda pikir hidup anda menakjubkan ? (no)
16. Apakah anda sering merasa murung dan sedih ? (yes)
17. Apakah anda merasa benar-benar tidak berharga dengan cara hidup anda sekarang
? (yes)
18. Apakah anda khawatir banyak tentang masa lalu anda ? (yes)
19. Apakah anda menemukan kehidupan yang sangat menyenangkan ? (no)
20. Apakah sulit bagi anda untuk memulai proyek yang baru ? (yes)
21. Apakah anda merasa bertenaga ? (no)
22. Apakah anda merasa putus asa pada situasi anda ? (yes)
23. Apakah anda berfikir kebanyakan orang lain lebih baik daripada anda ? (yes)
24. Apakah anda sering marah pada hal-hal yang kecil ? (yes)
25. Apakah anda merasa seperti ingin menangis ? (yes)
26. Apakah anda mempunyai gangguan konsentrasi ? (yes)
27. Apakah anda menikmati bangun di pagi hari ? (no)
28. Apakah anda lebih senang menghindari perkumpulan sosial ? (yes)
29. Apakah mudah bagi anda untuk mengambil keputusan ? (no)
30. Apakah pikiran anda sejernih saat dulu ? (no)
41
Lampiran 4
1. Latar Belakang
Gambaran ringkas perubahan yang terjadi secara fisiologis pada system tubuh dan
gambaran teoritis penyakit yang lazim ditemukan pada lansia akibat proses penuaan oleh
proses penuaan meliputi : definisi, etiologi, tanda dan gejala, serta patofisiologi.
2. Proses Keperawatan
Menjelaskan proses keperawatan secara teoritis meliputi : tahapan pengkajian utama dan
tambahan (fungsional), diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi.
3. Referensi.
42
Lampiran 5
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan : Jelaskan apa yang menjadi tujuan praktek saudara di sasana tresna
werdha (STW).
A. Asuhan Keperawatan pada lansia sesuai temuan/ data dan kebutuhan (Needs)
saat ini
D. Preseptor klinik
E. Kegiatan
43
BAB IV PENUTUP
B. Saran : ditujukan kepada siapa dan harus jelas saran yang disampaikan.
REFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Proposal Kegiatan
Kuesioner
44
Lampiran 6
No Kriteria Penilaian 5 4 3 2 1
3 Patofisiologi
4 Proses keperawatan
Bobot Nilai :
1 = Laporan tidak dikerjakan dengan baik, kurang memahami teori yang terkait
serta tidak lengkap
Lampiran 7
45
No Kriteria Penilaian 5 4 3 2 1
6 Melakukan implementasi
7 Melakukan evaluasi
Bobot Nilai :
1 = Laporan tidak dikerjakan dengan baik, kurang memahami kondisi lansia serta
tidak lengkap
ASPEK PENILAIAN 4 3 2 1 0
PERSIAPAN
a. Persiapan pasien/klien
b. Persiapan lingkungan
c. Persiapan perawat
d. Persiapan media/alat bantu
PELAKSANAAN
46
1. FASE PERTEMUAN
a. Memberi salam, melakukan
orientasi
b. Menyebutkan tujuan pertemuan
c. Memperhatikan kondisi lansia
(here and now)
d. Melakukan modifikasi rencana
dengan masalah yang dihadapi saat
ini
2. TEKNIK KOMUNIKASI & MEDIA
a. Menggunakan prinsip-prinsip
pendekatan pada lansia
b. Menggunakan teknik komunikasi
terapeutik
c. Mendorong peran aktif klien
d. Menggunakan media dan
komunikasi dengan tepat
3. PELAKSANAAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
a. Kesesuaian materi
penyuluhan/latihan/dengan
kebutuhan klien
b. Penguasaan materi
c. Kemampuan menjawab pertanyaan
klien
d. Kepekaan terhadap kebutuhan
klien saat implementasi
e. Mengevaluasi respon klien
4. TERMINASI
a. Mengklarifikasi hasil yang telah
dicapai dan disetujui
b. Membuat rencna tindakan yang
akan dilakukan berikutnya
c. Menyampaikan rencana tindak
lanjut
d. Menyampaikan tugas klien dan
keluarga
0 1 2 3 4
47
Score
0–4 : D
5 – 10 : C
11 – 18 : B
19 – 25 : A
Nilai Akhir
Angka :
48
lansia
10 Menyusun dan 10
mendokumentasikan laporan
secara tertulis hasil dari
pelaksanaan kegiatan
Jumlah
Kegiatan :
Tanggal :
Preseptor klinik :
Lampiran 1
NAMA :
NIM :
49
KLINIK
10
11
12
13
14
15
16
Ke
Presepti
t
No Aspek Penilaian Bobot
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
2 Menyampaikan rencana 20
asuhan keperawatan
4 Memberikan masukan 30
(tanggapan, ide terhadap
asuhan keperawatan)
50
5 Memberikan respon (kognitif 15
dan afektif terhadap
masukan)
Jumlah 100
Tanggal : ……………………..……....
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
5. ………………………….
6. ………………………….
7. ………………………….
8. ………………………….
9. ………………………….
10.………………………….
51
DAFTAR NAMA PRESEPTI
ANGKATAN, 2019/2020
52
53