Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PRA KLINIK

KEPERAWATAN GERONTIK

Panduan Ini Dipergunakan Sebagai Acuan Bagi Mahasiswa


Program Profesi Ners
Dalam Melaksanakan Pra Klinik Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :

TIM GERONTIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, berkat Rahmat-Nya
Penyusunan Buku Panduan Pra Klinik Keperawatan Gerontik ini dapat diselesaikan sesuai
dengan harapan. Panduan ini ditujukan untuk dapat dipergunakan oleh Mahasiswa
Keperawatan Program Studi Profesi Ners Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung tahun akademik 2020-2021 dalam rangka pelaksanaan Pra Klnik
Keperawatan Gerontik dalam jaringan (daring). Penyusunan panduan ini dilakukan dengan
tujuan dapat memberikan panduan secara khusus dalam melaksanakan pra klnik
keperawatan Gerontik di lingkungan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung sehingga dapat terarah dan seragam.
Buku panduan ini merupakan hasil kerja Tim Keperawatan Gerontik. Untuk itu
diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan panduan
ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran untuk
penyempurnaan buku panduan ini akan sangat kami hargai. Mudah-mudahan dengan
terbitnya buku ini dapat memberikan manfaat seperti apa yang diharapkan.

Bandung, Desember 2020


Penyusun

Tim keperawatan Gerontik

1
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan

B. Deskripsi Program

C. Capaian Pembelajaran Program Pendidikan Profesi Ners.

D. Tahapan Pembelajaran Praktek Laboratorium Pra-Klinik

E. Metode Bimbingan Dan Peran Pembimbing

F. Waktu dan Jadwal Praktek

G. Strategi Pelaksanaan Praktek

H. Tata tertib

I. Evaluasi

J. Lampiran

2
A. Pendahuluan

Program Pendidikan profesi keperawatan gerontik pada jurusan keperawatan


Bandung, baru akan dimulai pada semester genap tahun akademik 2020-2021.
Sebelum kegiatan PBM praktik profesei dilaksanakan, seluruh mahasiswa haus
mengikuti program laboratorium praklinik. Proses belajar mengajar laboratorium pra
klinik keperawatan gerontik dilaksanakan selama 6 X 50 menit guna memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk mengexplorasi kemampuan teknikal skil
keperawatan, sekaligus bahan evaluasi pemantauan kemampuan secara umum
terhadap penguasaan kasus-kasus tertentu.dalam keperawatan gerontik.
Keperawatan gerontik merupakan suatu bentuk praktik keperawatan profesional
yang ditujukan pada lansia baik sehat maupun sakit yang bersifat komprehensif terdiri
dari bio-psiko-sosial dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan terdiri dari
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Terkait
dengan pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan gerontik yang profesional
tersebut, maka seorang perawat harus menunjukkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam pelayanan keperawatan genrontik yang cenderung berkembang
secara terus menerus. Pada program pembelajaran pra klinik keperawatan gerontik ini,
mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan gerontik yang didukung dengan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai melalui kasus simulasi.
Praktik Klinik Keperawatan Gerontik merupakan penerapan tentang konsep dasar dan
teori-teori terkait dengan gerontik serta melakukan asuhan keperawatan gerontik sesuai
dengan masalah yang lazim terjadi pada lansia dengan tujuan supaya lansia: 1) dapat
melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dan produktif. 2) dapat
mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia seoptimal mungkin, 3) dapat
mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup lansia (Life Support). 4) menolong
dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit (kronis
Untuk itulah buku Buku Panduan Praktik Laboratorium Pra-Klinik keperawatan
gerontik ini disusun sehingga dapat memberikan arahan bagi mahasiswa dan dpsen
atau fasilitator dalam mengimplementasikan progran pembelajaran Laboratorium
praklinik.

3
B. Deskripsi Mata Ajar

Kegiatan belajar Praktek laboratorium praklinik dirancang untuk memfasilitasi


mahasiswa melalui manajemen kasus keperawatan dengan pendekatan simulasi melalui
proses asuhan keperawatan : Pengkajian, Penetapan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan dan intervensi, implementasi keperawatan, evaluasi
dan dokumentasi.
Praktik pra klinik keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan
efektif, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang
berkaitan dengan keperawatan gerontik. Praktik profesi keperawatan gerontik
berfokus pada klien usia lanjut dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual,
risiko dan potensial serta untuk meningkatkan kualitas hidup klien.

C. Kompetensi

Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:


a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien usia lanjut.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim .
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia
lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio
cordis, hipertensi.
- Eliminasi : BPH .
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare.
- Nutrisi: KEP.
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal .
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien usia lanjut yang unik .
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
klien usia lanjut.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan
dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif.

4
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan usia lanjut.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku
dalam bidang kesehatan .
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
. o. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
p. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
q. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
r. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan.

E. Tahapan Pembelajaran Pra Klinik Kepe

1. Tahapan Persiapan
Tahapan ini dilakukan sebelum pelaksanaan praktik klinik dimulai, yang meliputi:
a. Penyusunan panduan pra klinik beserta
b. Pembentukan kelompok
c. Rapat persiapan pra klinik
c. Penjelasan program pra klinik kepada mahasiswa

2. Tahapan Pelaksanaan Pra Klinik


Tahapan selanjutnya adalah Pelaksanaan Pra Klinik Keperawatan Gerontik,
sebagai berikut:
a. Waktu
Praktik dilaksanakan selama 6 X 50 menit
b. Strategi
1) Setiap mahasiswa menyiapkan diri dengan penguasaan pengetahuan, sikap
dan ketrampilan yang mendukung
2) Setiap kelompok mendapatkan kasus simulatif
3) Setiap mahasiswa melakukan asuhan keperawatan gerontik ( pengkajian –
perencanaan – imlementasi – evaluasi ) berdasarkan kasus simulasi yang
disiapkan oleh pembimbing
a) Mengikuti pre conference
b) Melakukan asuhan keperawatan gerontik berdasarkan kasus simulatif

5
(1) Pengkajian: melengkapi hasil pengumpulan data, menelaah data-data
yang menyimpang, analisa data dan merumuskan diagnosa
keperawatan.
(2) Menyusun perencanaan keperawatan gerontik
(3) Melaksanakan tindakan keperawatan Gerontik sesuai dengan
kasus simulatif . Tindakan yang dilakukan meliputi tinadakan
terapeutik, tindakan edukatif, tindakan diagnostik, dan tindakan
rujukan. yang mengacu pada rencana yang telah disepakati.
(4) Melaksanakan evaluasi keperawatan gerontik

c) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan gerontik pada setiap tahap


proses keperawatan sesuai kasus simulatif
d) Mengikuti post confrence

3. Tahap Terminasi

Tahap terminasi berada pada akhir pra klinik keperawatan gerontik, mahasiswa
mempersiapkan untuk ujian responsi asuhan keperawatan gerontik yang
dilakukan.

F. Kegiatan Pembimbing dan Mahasiswa

Hari ke- Kegiatan Pembimbing Kegiatan Mahasiswa


Hari 1 a. Melaksanakan pre conference
a. Mengikuti pre conference
Kamis 14-1- b. Mendiskusikan pengetahuan b. Mendiskusikan pengetahuan
2021 tentang masalah dan askep tentang masalah dan askep
Jam : gerontik yang mendasari gerontik yang mendasari
13.50 – 14.40 pengelolaan kasus simulasi pengelolaan kasus simulasi
(Pengkajian) c. Membimbing dengan c. Melengkapi dan mengidentifikasi
mendiskusikan data hasil data yang menyimpang dari hasil
pengkajian , meminta pengkajianyang kasus simulatif
mahasiswa membuat analisa yang diberikan pembimbing,
data dan diagnosa keperawatanmembuat analisa data dan
d. Membimbing mahasiswa merumuskan diagnosa
mendokumentasikan keperawatan
pengkajian d. Mahasiswa membuat
dokumentasi pengkajian
Hari 1 a. Mendiskusikan dan menyepakati a. Mendiskusikan dan menyepakati
Kamis 14-1- diagnosa keperawatan gerontik diagnosa keperawatan gerontik
2021 b. Mendiskusikan dan menyepakati b. Membuat dan mendiskusikan
Jam : rencana keperawatan gerontik rencana keperawatan gerontik,
14.40-16.20 c. Membimbing mahasiswa dalam c. Membuat SAP untuk penkes
Menyiapkan: SAP untuk penkes dan SOP untuk tindakan/terapi
(Perencanaan) dan SOP untuk tindakan/terapi keperawatan
d.Menentukan satu tindakan yang d. Menyiapka satu tindakan yang

6
harus dilakukan oleh mahasiswa akan dilakukan pada temannya
dengan mahasiswa lain menjadi yang berperan sebagai kliennya
kliennya e. Mahasiswa membuat
e. Membimbing mahasiswa dokumentasi perencanaan
mendokumentasikan keperawatan
perencanaan keperawatan f. Mengikuti post conference dan
e. Melakukan post conference : memperbaiki hasil kerja sesuai
memberikan feedback terhadap dengan masukan /saran
hasik kerja mahasiswa
Hari 2 a. Melaksanakan pre conference a. Mengikuti pre conference
Jumat 15-1-
2021 b. Meminta mahasiswa b. Mahasiswa menyerahkan ke
Jam : menunjukkan SAP, SOP pembimbing SAP, SOP
09.10 -10.50 tindakan yang akan dilakukan tindakan yang akan
(Implementasi c. Meminta mahasiswa untuk dilakukan
dan Evaluasi) melakukan tindakan yang telah c. Mahasiswa melakukan satu
ditentukan tindkan yang telah ditentukan
d. Membimbing mahasiswa d. Mahasiswa membuat
mendokumentasikan tindakan dokumentasi tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan dan evaluasi
e. Membimbing post conference e. Mengikuti post conference
Jumat 15-1- a. Melaksanakan responsi (ujian a. Mengikuti responsi (ujian kasus)
2021 kasus)
Jam : b. Mengoreksi askep kasus yang b. Mendapatkan feedback
10.50-11.40 diujikan
Ujian c. Memberikan penilaian c. Mendapatkan nilai

G. Strategi Pelaksanaan Praktik

1. Tempat Praktik
Pra Klinik Keperawatan Gerontik dilaksanakan di Lab CHN Jurusan Keperawatan
Bandung

2. Peserta Praktik
Peserta Praktik Klinik Keperawatan Gerontik adalah mahasiswa Prodi profesi
Ners semester 2.
3. Alokasi Waktu
6 X 50 menit
4. Pembimbing:
1) Tjutju Rumijati, S.Kp., M.Kep.,Sp.Kom (TR)
2) Lia Meilianingsih, SKp., M.Kep., Sp. Kom (LM)
3) Kuslan S., SKM., M.Kep.,Sp.Kom (KS)
4) Drs. Supriadi., S.Kp., M.Kep.,Sp.Kom (S)

5. Pembagian kelompok
Ditentukan oleh koordinator MK (Daftar nama kelompok dan dosen pembimbing
terlampir)
7
H. Tata tertib

1. Praktik Laboratorium Praklinik Keperawatan Gerontik profesi Ners


dilaksanakan selama 6 X 50 menit, selama praktek mahasiswa harus mengikuti
seluruh kegiatan Praktek, tidak diperkenankan ijin kecuali ada hal-hal yang
sifatnya penting dan harus se-ijin pembimbing/koordinator
2. Kehadiran praktek Praktik Laboratorium Pra-klinik pendidikan profesi Ners
harus 100%
3. Pada saat Praktik Laboratorium Praklinik pendoidikan profesi Ners mahasiswa
memakai seragam praktik yang berasal dari institusi pendidkannya masing-
masing.
4. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PKL maka alat yang harus dipersiapkan
a. Hasil rapid Test (mandiri) dengan hasil Non reaktif (IGm dan IGg)
b. Shield (Mandiri)
c. Masker bedah atau biasa (mandiri)
d. Hand sanitizer Pribadi (mandiri)
e. Handschoen
f. Media praktik dan protokol kesehatan lainnya
5. Setiap akan melakukan kegiatan harus diketahui/koordinasi dengan pembimbing
6. Apabila ada hal-hal/masalah di lapangan harus segera dilaporkan
kepada pembimbing praktek.
7. Menjaga nama baik institusi pendidikan

I. Evaluasi
Penilaian Praktik Laboratorium Praklinik pendoidikan profesi Ners dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kompetensi sepanjang kegiatan mahasiswa oleh
pembimbing. Nilai ujian diperoleh dari nilai ujian praktik secara responsi, sedangkan
nilai harian diperoleh dari nilai keaktipan selama mengikuti kegiatan.
Adapun bobot nilainya adalah:
Nilai Harian = 25 %
Nilai Ujian/Evaluasi = 75 %

Lampiran
Pembagian kelompok
Format Dokumentasi Askep Gerontik
Kasus simulatif

8
DAFTAR KELOMPOK PRAKTIK LABORATORIUM
PRAKLINIK PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM
NERS TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NO NAMA MAHASISWA NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA NAMA PEMBIMBIN

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2

1 Ai Didah Yudi
2 Dwi Sartika Ulfa Meita Permata
3 Iis Intan Lestari Ibu Lia Meilianingsih Popi Nurmalasari Ibu Tjutju R
4 Laoja Lutfilah Galfani Labibah Mahmuda
5 Putri Agesti Dinda Hapsari
6 Valentino Febryandy Wulan Nurhalimah

KEOMPOK 3 KELOMPOK 4

1
Ayu Lestari Dian Kinanti
2 Erlina Rosida Gumilar Supriyansah
3 Khairani Kuslan S Intan Permatasari Supriadi
4 Nely Erly Yanti Lusi Desianti
5 Retno Dwi Lestari Putri Ayu Amalia
Yolanda Alfurqonia
6 Indani Putri Putri Ayu Amalia
7

9
DOKUMENTASI ASKEP PADA KLIEN LANSIA
A. Identitas Klien
Nama : Jenis Kelamin :
Umur : Suku :
Alamat : Agama :
Pendidikan : Status perkawinan :
Tanggal masuk panti : Tanggal Pengkajian :

B. Riwayat Kesehatan saat ini

C.Riwayat Kesehatan Dahulu

D.Riwayat Kesehatan Keluarga

E. Data Pemeriksaan Fisik

F.Psikososial dan Spiritual

G. Pengakajian Emosi

H. Pengkajian Fungsional (KATZ indeks)

I. Pengkajian Tigkat Kemandirian (Bartel Indeks Modif)

J. Pengkajian Status Mental (SPMSQ)

K. Pengkajian ASpek Kognitif (MMSE)

L. Pengkajian Keseimbangan

M.Pengkajian Sosial

N. Data Hasil laboratorium dan Diagnostik

O. Kondisi Depresi (BACK)

ANALISA DATA

DATA ETILOGI MASALAH

10
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

II.PERENCANAAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


NO TANGGAL DIAGNOSA TINDAKAN/IMPLEMENTASI PARAF

V.EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN PARAF

11
KASUS SIMULASI

KELOMPOK BIMBINGAN BU LIA

KASUS LANSIA DENGAN HIPERTENSI DAN CARDIOMEGALI


Klien bernama Bapak. N, berjenis kelamin laki- laki, berusia 63 tahun, tempat lahir di
Bandung, tanggal lahir 2 januari 1957. Klien bersuku sunda, beragama islam. Klien sudah
menikah. Klien tinggal di panti sudah 2 tahun.
Bapak N mengeluh pusing dan nyeri kepala bagian belakang. Bapak N mengatakan nyeri
bertambah saat melakukan aktivitas dan berkurang jika beristirahat serta meminum obat.
Nyeri dirasakan dengan skala 6 (0-10). Bapak N mengatakan nyeri seperti dicengkram pada
bagian tengkuk leher hingga kepala, nyeri dirasakan hilang timbul. Lalu Bapak. N hanya
mengetahui Hipertensi itu adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh makan-
makanan asin yang banyak. Bapak. N juga mengatakan selalu cepat lelah ketika beraktivitas.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, tekanan darah 150/ 100 mmHg, nadi saat istirahat
80x/menit, nadi setelah melakukan aktivitas jalan kaki sejauh 100 meter 129x/menit, , tidak
terdapat edema pada palpebral, tidak ada distensi JVP, CRT kembali dalam <2 detik, iktus
kordis teraba ada pergeseran ke lateral, S1 dan S2 ireguler, tidak ada bunyi tambahan, saat
perkusi paru- paru terdapat suara dullness.
Setelah dilakukan pengkajian Emosi tidak terdapat masalah emosi, Saat dialakukan
Pengkajian Fungsional (KATZ indeks) Bapak N mandiri dalam makan, kontinensia (BAK
atau BAB), menggunakan pakaian,perlu di bantu pada saat pergi ketoilet, berpindah, mandi.
Pada saat dilakukan pengkajian Status Mental (SPMSQ), hasilnya adalah Salah 2. Hasil
pengkajian keseimbangan Bapak N memiliki hasil 3. Pengkajian social APGAR Bapak N
mendapatkan hasil score 10.
Pada tanggal 2 Januari 2021 Bapak N telah dilakukan pemeriksaan Thorax dan
Ekokardiografi, hasilnya, pemeriksaan Thorax, dengan kesimpulan : Kardiomegali,
pemeriksaan Ekokardiografi, dengan kesimpulan : Kardiomegali. Bapak N mendapatkan
therapy medis yaitu obat amlodipine 1x/hari 5 mg per oral, obat ascardia 1x/hari 80 mg per
oral

12
KELOMPOK BIMBINGAN BUNTJUTJU. R

Seorang perempuan 72 tahun, tinggal di Panti Werdha. Klien tinggal dipanti karena
anak-anaknya sibuk bekerja sehingga tidak sempat mengurus klien
sepenuhnya,sehingga keluarganya menitipkan ibunya ke panti Werdha tersebut.
Keluhan utama : Klien merasa lemas karena sudah 2 hari BAB nya cair sebanyak 7
x sehari, perut terasa nyeri,mual, nafsu makan tidak ada,hanya tiduran saja, Klien
mengalami tidurnya terganggu karena kondisi diarenya. Klien mengatakan punya
riwayat gastritis dan apabila kambuh cukup minum obat warung yaitu promag. Klien
juga mengatakan sudah lama keluarganya tidak menjenguk dan klien mengeluh
pengen pulang, sudah tidak betah untuk tinggal di Panti.
Hasil pengkajian diperoleh data bahwa kesadaran Compos mentis, keadaan umum
lemas, TD: 130/70 mmHg, RR: 24x/menit, HR: 72x/menit, Abdomen simetris kanan
dan kiri, , konjungtiva pucat, mukosa mulut kering, turgor kulit menurun, bising usus
(+) meningkat, pemeriksaan organ yang lain dalam batas normal
Pemeriksaan KATS INDEKS menunjukkan bahwa klien tidak bisa ke kamar mandi
sendiri, memakai pakaian sendiri masih bisa tapi harus dibantu. BERTHEL INDEKS :
makan, minum harus dibantu,kontrol BAB terganggu.Pada pengkajian SPMSQ klien
tidak tahu hari dan tanggal hari itu begitu juga yang lainnya. MMSE diperoleh data
bahwa klien mengatakan bahwa saat sekarang ada di panti,untuk pemeriksaan
lainnya tidak bisa dilakukan. Untuk pengkajian keseimbangan tidak bisa dilakukan,
karena klien mengeluh lemas.

13
KELOMPOK BIMBINGAN PA KUSLAN. S

Klien : Nama : Bp.D, Umur : 61, Jenis kelamin :Laki-laki, Alamat : Panti Cimahi , Agama :
Katolik, Pendidikan : SLTA, Pekerjaan : Wiraswasta, Status pernikahan : Duda, Suku bangsa
: Jawa
Keluhan utama Klien mengatakan nyeri (perih) dan rasa panas pada ujung penis yang
terpasang kateter ketika BAK.
Riwayat penyakit sekarang Klien mengatakan pada tanggal 24 Desember 2020 malam merasa
kesakitan pada saat BAK, BAK sering namun sedikit-sedikit, kemudian pada tanggal 25
Desember 2020 pagi klien memutuskan untuk periksa ke RS dan dilakukan tindakan
pemasangan kateter, lalu pada tanggal 26 Desember 2020 pulang ke Panti, oleh dokter IGD
klien disarankan untuk MRS,namun klien memilih di rawat dipanti saja.
P : Klien mengatakan nyeri, nyeri semakin terasa ketika kencing dan bergerak, nyeri hilang
ketika tidur. Q : Klien mengatakan nyeri seperti disayat benda tajam (perih) dan terasa seperti
terbakar. R : Klien mengatakan nyeri pada alat kelaminnya. S : Klien mengatakan skala nyeri
5 menggunakan skala nyeri numerik. T :Klien mengatakan nyeri hilang timbul saat merasa
ingin kencing. Klien tampak meringis kesakitan saat dilakukan palpasi pada perut bagian
bawah (Hipogastrium), saat pengkajian didapatkan hasil TTV: - TD: 130/80 mmHg - N: 88
x/menit - S:36,3 0C - RR: 20 x/menit
Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan pada tahun 2018 pernah MRS di dirawat selama
7 hari karena operasi pengangkatan batu kandung kemih.
Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan ayah klien pernah menjalani operasi
pengangkatan batu kandung kemih dan prostat
Klien mengatakan merasa sedih dengan kondisinya saat ini, Klien mengatakan berharap
kondisinya segera membaik.
Makan: 3 x/hari Minum: 1500 cc/hari Jenis makan: nasi, sayur, laukpauk. Jenis minuman: air
mineral, teh, tidak ada pantangan makan, minum.
Mandi: klien mengatakan mandi 2x sehari Gosok gigi: klien mengatakan gosok gigi ketika
mandi Keramas: klien mengatakan keramas 1x sehari Gunting kuku: klien mengatakan
menggunting kukunya jika panjang
BAB: 1 x/hari dengan konsistensi lembek. BAK: Klien mengatakan sejak tgl 24-12-2020
merasa kesakitan saat BAK, dapat BAK namun sedikit-sedikit.Pada tanggal 25-12-2020 klien
dipasang kateter.
Tidur siang: Klien mengatakan biasa tidur siang, sekitar 30 menit, sekitar jam 11.00 –
11.30an . Tidur malam: ±8 jam/hari yaitu sekitar jam 20.00-04.00. tetapi suka terganggu /
sering terbangun karena sakit daerah penis.

14
KELOMPOK BIMBINGAN PA SUPRIADI

KASUS KURANG ENERGI PRPTEIN (KEP) PADA LANSIA

Ibu A berumur 65 tahun, pendidikan SMA (tamat), Agama Islam, suku bangsa Sunda, tinggal
bersama suaminya Bapak B berumur 72 tahun, pensiunan pegawai kecamatan. Ibu A dan
Bapak B memiliki tiga orang anak, ketiganya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah di kota
yang berbeda. Ibu A mengeluh sering diare, lelah dan lemas yang terus-menerus, mudah
kedinginan, nafsu makan berkurang, tangan dan kaki sering merasa kesemutan.
Hasil pengkajian terhadap Ibu A didapatkan:
Status Kesehatan:
 IMT 16,5
 terdapat penyusutan otot dan lemak tubuh,
 Kulit kering dan lebih pucat, rambut rontok.
 Terjadi penurunan sensitivitas indera pengecap dan penghirup
 Gigi geraham sudah tanggal, dan juga sebagian gigi depan
 Indera penglihatan dan pendengaran berkurang
 Aktivitas fisik lebih banyak duduk dan berbaring, sehingga sehingga mengalami
kesulitan mendapatkan dan mengolah makanan apabila tidak di bantu.
Psikososial dan Spiritual
Ibu A nampak apatis (tidak peduli dengan lingkungan), sering gelisah, mudah marah, dan
sulit berkonsentrasi, masalah emosional (+), kegiatan keagamaan terganggu karena kesulitan
bergerak akibat lemas.
Fungsional
Hasil pengkajian fungsional: Ibu A termasuk kategori C karena sulit untuk mandi dan
berpindah.
Status Mental: Fungsi intelektual ringan (berdasarkan pengukuran SPSMQ), dan kondisi
depresi (-)
Kesimbangan: Risiko jatuh sedang (nilai 8)
Lingkungan Sosial dan ekonomi:
 disfungsi ringan berdasarkan penilaian APGAR keluarga
 dari aspek sosial ekonomi, kebutuhan keluarga dari pensiun Bapak B yang dirasakan
tidak lagi mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga keluarga Bapak A harus
menghemat biaya untuk makan.

15
16

Anda mungkin juga menyukai