Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIK

RONDE KEPERAWATAN DAN REFLEKSI DISKUSI KASUS

OLEH
KELOMPOK 2

I Gusti Ngurah Agung Ari Kepakisan (P07120219059)

Putu Arsienda Dahata UlmaFhema (P07120219060)

Kadek Wiryanti (P07120219061)

Putu Defri Gitjayani (P07120219062)

Ida Ayu Ketut Anjani (P07120219064)

I Gede Made Krisna Dwi Payana (P07120219064)

Ayu Made Dalem Galang Canangjaya (P07120219065)

Luh Putu Sukma Wati (P07120219066)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Berkat rahmat dan
hidayah-nya Laporan Pendahuluan yang berjudul “Ronde Keperawatan dan Refleksi Diskusi
Kasus” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan dan penyusunan Laporan Pendahuluan ini kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengalaman dan
keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami menerima kritik dan saran
yang membantu dalam menyempurnakan Laporan Pendahuluan ini.

Penyusunan Laporan Pendahuluan ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat dan rahmatnya atas bantuan
yang telah diberikan kepada kami dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini, akhirnya semoga
Laporan Pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 27 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
TINJAUAN TEORI……………………………………………………………………………….1
1.2 Konsep Ronde dalam Keperawatan.......................................................................................1
1.1.1 Pengertian Ronde Keperawatan......................................................................................1
1.1.2 Peran Ronde dalam Keperawatan....................................................................................3
1.1.2. Prosedur Ronde Keperawatan........................................................................................4
2.1 Refleksi Diskusi Kasus..........................................................................................................5
2.2.1 Pengertian........................................................................................................................5
2.2.2. Pedoman Diskusi Refleksi Kasus...................................................................................5
PENUTUP.....................................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................10
3.2. Saran....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
TINJAUAN TEORI

1.1 Konsep Ronde dalam Keperawatan

Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping
klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,
perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim(Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa
perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher
nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang
penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien(Saleh, 2012).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep dalam ronde
keperawatan adalah tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di samping klien dilibatkan
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan untuk pemahaman yang jelas
tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien.
1.1.1 Pengertian Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan
oleh kepala tim (KATIM), kepala ruangan, PA, serta melibatkan seluruh tim kesehatan
lain (Dokter, fisioterapis, ahli Gizi).

Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

1) Klien dilibatkan secara langsung

2) Klien merupakan fokus kegiatan

3) Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi Bersama

4) Kosuler memfasilitasi kreatifitas

5) Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat

6) Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.


3
1.1.2 Peran Ronde dalam Keperawatan

1) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim

a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

b. Menjelaskan masalah keperawata utama.

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

2) Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor

a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien

b. Menjelaskan masalah keperawatan utama

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

d. Menjelaskan tindakan selanjtunya

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

3) Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

a. Memberikan justifikasi

b. Memberikan reinforcement

c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta


tindakan yang rasional

d. Mengarahkan dan koreksi

e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

1.1.3 Prosedur Ronde Keperawatan

1. Pra-Ronde

a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).

b. Menentukan tim ronde.


4
c. Mencari sumber atau literature.

d. Membuat proposal.

e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian.

f. Diskusi: apa diagnosis keperawatan? apa data yang mendukung?,


bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, dan apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?

2. Pelaksanaan ronde

a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada


masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.

b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala


ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pasca-ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.

2.1 Refleksi Diskusi Kasus

2.2.1 Pengertian

Diskusi refleksi kasus adalah suatu metode pembelanjaran dalam merefleksikan


pengalaman tenaga keseperawatan yang actual dan menarik dalam memberikan dan
mengelola asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang
mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan. DRK merupakan wahana untuk
masalah dengan mengacu pada standar keperawatan/kebidanan yang telah ditetapkan.
Selain itu, DRK dapat meningkatkan profesionalisme perawat, meningkatkan
aktualisasi diri perawat dan bidan, membangkitkan motivasi belajar perawat, belajar

5
untuk menghargai kolega untuk lebih asertif dan meningkatkan kerja sama,
memberikan kesempatan individu untuk mengeluarkan pendapat tanpa merasa tertekan
serta memberikan masukan kepada pimpinan sarana Kesehatan untuk penambahan dan
peningkatan SDM perawat (pelatihan, Pendidikan berkelanjutan, magang),
penyempurnaan SOP dan bila memungkinkan , pengadaan alat.

2.2.2 Pedoman Diskusi Refleksi Kasus

1. Pengumpulan data

Tahap pengumpulan data perlu memperhatikan tentang riwayat masa lalu dari kasus
yang akan didiskusikan serta bagaimana perkembangan kasus tersebut saat ini.
Beberapa poin penting yang perlu dikaji dalam tahap pengumpulan data yaitu:

 Menilai bagaimana diagnose medis pasien mempengaruhi wawancara anda

 Bagaimana bisa pribadi anda/asumsi mungkin mempengaruhi wawancara


anda?

 Menilai informasi yang anda kumpulkan, apa yang ada lihat sebagai pola
atau hubungan antara gejala?

 Berapa nilai data yang anda kumpulkan

 Apakah beberapa pertimbangan yang dapat anda simpulkan dari data?


Apakah ada alternatif solusi?

 Apakah penilaian anda mengenai pengetahuan dan pemahaman


pasien/pemberi perawatan tentang diagnosis meraka dan kebutuhan untuk
terapi fisik?

 Sudahkah anda melakukan verifikasi tujuan pasien dan sumber daya apa
yang tersedia?

 Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, apakah anda dapat menilai


kebutuhan untuk rujukan kepada tenaga kesehatan professional lainnya?
2. Menentukan Hipotesis Awal

Penentuan hipotesis awal didasarkan pada struktur kerangka/fungsi, gangguan yang

6
dialami pasien, keterbatasan aktivitas harian pasien, dan pembatasan partisipasi
pasien. Berikut adalah poin refleksi yang perlu dikaji dalam penentuan hipotesis
awal:

a. Dapatkah anda membangun hipotesis berdasarkan informasi yang


dikumpulkan?

b. Apakah didasarkan pada (biasa, pengalaman)?

c. Bagaimana anda menentukan hipotesis? Bagaimana anda dapat


menjelaskan alasan anda?

d. Bagaimana informasi dan data kondisi pasien yang telah dikumpulkan


dalam men dukung hipotesis anda?

e. Apakah yang anda antisipasi dapat menjadi hasil/outcome bagi pasien


(prognosis)?

f. Berdasarkan hipotesis anda, bagaimana strategi anda


dalam mempengaruhi pemeriksaan?

g. Apakah pendekatan/urutan rencana/strategi anda untuk melakukan


pemeriksaan?

h. Bagaimana factor lingkungan dapat mempengaruhi pemeriksaan anda?

i. Bagaimana informasi diagnostic lainnya dapat mempengaruhi pemeriksaan


anda?

3. Pemeriksaan

Tahapan pemeriksaan mempertimbangkan tes yang dilakukan serta pengukuran-


pengukuran. Berikut adalah poin refleksi dari tahapan pemeriksaan:

a. Menilai tes dan pengukuran yang anda pilih untuk pemeriksaan, bagaimana
dan mengapa anda memilihnya?

b. Menggambarkan dari tes ini, bagaimana tes tersebut dapat


mendukung/meniadakan hipotesis anda?

c. Dapatkah indentifikasi dari tes dan pengukuran tersebut membantu anda

7
menentukan perubahan status? Apakah tes dan pengukuran itu setidaknya
mampu mendeteksi perbedaan klinis penting?

d. Bagaimana anda mengatur pemeriksaan? Apakah yang mungkin anda


lakukan secara berbeda?

e. Jelaskan pertimbangan untuk sifat psikometrik tes dan pengukuran yang


digunakan.

f. Diskusikan system lain yang tidak diuji, apakah dapat mempengaruhi


masalah pasien.

g. Bandingkan pemeriksaan temuan anda untuk pasien ini dnegan pasien lain
dengan diagnosis medis serupa.

h. Bagaimana pilihan tes dan pengukuran berhubungan dengan tujuan pasien.

4. Evaluasi

a. Bagaimana anda menentukan diagnosis anda? Bagaimana pendapat pasien


tentang diagnosis yang anda temukan?

b. Bagaimana hasil pemeriksaan anda dapat mendukung atau meniadakan


hipotesis awal anda?

c. Apakah penilaian anda tentang masalah yang paling penting untuk


dikerjakan?

d. Bagaimana evaluasi ini berhubungan dengan tujuan pasien dan indentifikasi


masalah?

e. Factor-faktor apa yang mendukung atau mengganggu prognosis pasien?

f. Bagaimana factor lain seperti fungsi tubuh, factor lingkungan,


dan sosial mempengaruhi pasien?

g. Apakah alas an anda untuk prognosis dan apa indicator prognostic positif dan
negative?

h. Bagaiamna tindakan yang akan anda untuk mengembangkan hubungan


terapeutik?

8
i. Bagaimana mungkin setiap factor budaya memengaruhi perwatan anda dari
pasien?

5. Rencana Tindak Lanjut

a. Bagaimana Anda memasukkan tujuan pasien dan keluarga?

b. Bagaimana tujuan mencerminkan pemeriksaan dan evaluasi Anda?

c. Bagaimana Anda menentukan resep terapi fisik atau rencana perawatan


(frekuensi, intensitas, antisipasi layanan perawatan jangka panjang)?

d. Bagaimana elemen kunci dari rencana perawatan terapi


fisik berhubungan kembali dengan diagnosis awal?

e. Bagaimana faktor personal dan lingkungan pasien mempengaruhi rencana


perawatan terapi fisik?
6. Rencana Kegiatan
a. Diskusikan semua pendekatan terapi fisik atau beberapa strategi
(misalnya, pembelajaran motorik, penguatan).
b. Bagaimana Anda akan memodifikasi prinsip untuk pasien?
c. Apakah ada aspek yang spesifik tentang pasien yang perlu diingat?
d. Bagaimana pendekatan Anda berhubungan dengan teori dan bukti saat ini?
e. Ketika Anda merancang rencana intervensi Anda, bagaimana Anda memilih
strategi yang spesifik?
f. Apakah alasan Anda untuk strategi intervensi yang digunakan?
g. Bagaimana intervensi berhubungan dengan masalah utama yang telah
diidentifikasi?
h. Apakah mungkin Anda perlu mengubah intervensi untuk pasien tertentu dan
pemberi perawatan? Apa kriteria Anda untuk melakukannya?
i. Apa koordinasi dari aspek perawatan?
j. Apa kebutuhan komunikasi dengan anggota tim lainnya?
k. Apa aspek dokumentasi?
l. Bagaimana Anda akan memastikan keselamatan?
m. Pendidikan Pasien / pemberi perawatan:
n. Apakah strategi keseluruhan yang Anda lakukan dalam mengajar?
9
o. Jelaskan gaya belajar / hambatan dan setiap akomodasi yang mungkin untuk
pasien dan pemberi perawatan.
p. Bagaimana Anda dapat memastikan pemahaman?
q. Apa strategi komunikasi (verbal dan nonverbal) yang nantinya paling efektif.

7. Pemeriksaan Ulang

a. Mengevaluasi efektivitas intervensi Anda. Apakah Anda perlu mengubah apa


pun?

b. Apa yang telah Anda pelajari tentang pasien / perawat yang Anda tidak
tahu sebelumnya?

c. Bagaimana kemajuan pasien saat ini terhadap tujuan dibandingkan dengan


pasien lain dengan diagnosis yang sama?

d. Apakah ada sesuatu yang diabaikan, disalah artikan, dinilai terlalu tinggi, atau
dinilai rendah, dan apa yang mungkin Anda lakukan secara berbeda?
Akankah hal ini dapat menunjukkan setiap potensi kesalahan yang telah Anda
buat?

e. Bagaimana interaksi Anda dengan pasien / pemberi perawatan dapat diubah?

f. Bagaimana hubungan terapeutik Anda dapat diubah?

g. Apakah terdapat kemungkinan faktor-faktor baru yang mempengaruhi kriteria


hasil dari pasien?

h. Bagaimana karakteristik kemajuan pasien mempengaruhi tujuan Anda,


prognosis, dan pengantisipasian hasil?

i. Bagaimana Anda dapat menentukan pandangan pasien (kepuasan / frustrasi)


tentang kemajuannya ke arah tujuan? Bagaimana kemungkinannya dapat
mempengaruhi rencana perawatan Anda?

j. Bagaimana terapi fisik mempengaruhi kehidupan pasien?

8. Hasil

a. Apakah terapi fisik yang efektif, dan apa ukuran yang Anda gunakan untuk

10
menilai hasilnya? Apakah ada perbedaan klinis minimum yang penting?

b. Mengapa iya atau mengapa tidak?

c. Kriteria apa yang Anda atau akan Anda gunakan untuk menentukan apakah
pasien telah mencapai tujuan nya?

d. Bagaimana Anda menentukan pasien siap untuk kembali ke rumah /


masyarakat / kerja / sekolah / olahraga?

e. Hambatan apa (fisik, pribadi, lingkungan), jika ada, apakah dapat


dipulangkan?

f. Apakah kebutuhan yang dapat diantisipasi terkait usia, dan apa yang menjadi
dasarnya?

g. Apakah peranan yang memungkinkan dari terapi fisik di masa yang akan
datang?

h. Apa pandangan pasien / pemberi perawatan dari kebutuhan terapi fisik di


masa yang akan datang?

i. Dapatkah Anda dan pasien / pemberi perawatan yang lain secara bersama-
sama merencanakan rencana seumur hidup untuk sehat?

11
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ronde keperawatan Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh kepala tim
(KATIM), kepala ruangan, PA, serta melibatkan seluruh tim kesehatan lain (Dokter, fisioterapis,
ahli Gizi).Dalam melakukan ronde keperawatan tersebut ada beberapa prosedur yang dilakukan
yang pertama yaitu pra-ronde, pelaksanaan ronde dan yang terakhir pasca ronde. Dimana dari
semua prosedur tersebut saling berkaitan.
Diskusi refleksi kasus adalah suatu metode pembelanjaran dalam merefleksikan
pengalaman tenaga keseperawatan yang actual dan menarik dalam memberikan dan mengelola
asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada
pemahaman standar yang ditetapkan. DRK merupakan wahana untuk masalah dengan mengacu
pada standar keperawatan/kebidanan yang telah ditetapkan. Selain itu, DRK dapat meningkatkan
profesionalisme perawat, meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan, membangkitkan
motivasi belajar perawat, belajar untuk menghargai kolega untuk lebih asertif dan meningkatkan
kerja sama, memberikan kesempatan individu untuk mengeluarkan pendapat tanpa merasa
tertekan serta memberikan masukan kepada pimpinan sarana Kesehatan untuk penambahan dan
peningkatan SDM perawat (pelatihan, Pendidikan berkelanjutan, magang), penyempurnaan SOP
dan bila memungkinkan , pengadaan alat.

3.2. Saran
Setelah memahami isi dari makalah ini, penulis berharap seluruh mahasiswa jurusan
keperawatan dapat menerapkan ronde keperawatan maupun diskusi refleksi kasus ini pada saat
praktik kerja lapangan maupun di dunia kerja yang akan datang

12
DAFTAR PUSTAKA

Gillies. 1989. Managemen Keperawatan suatu pendekatan Sistem. EGC. Jakarta

Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan. salemba medika. Jakarta

Tappen, R., Weiss, S. andWhitehead, D. (2008). Essential of NursingLeadership and


Management,Philadelphia: WB. SaundersCompany.
Sullivan, J. E., et. all. (2001). Effective leadership andmanagement in nursing. NewJersey:
Prentice-Hall
Maya Ratnasari. 2010. Penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) Klinik Bagi
Perawat dan Bidan Pada Sistem Remunerasi. http://www.fik.ui.ac.id. Diakses pada
tanggal 26 Maret 2022

13

Anda mungkin juga menyukai