Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

RONDE KEPERAWATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Manajemen

Dosen Pembimbing : Ns. Etlidawati, S.Kep., M.Kep

Disususn Oleh :

Niken Maftukha S (2211040022)

Rizki Rahmadhani K (2211040074)

Berliana Pangestu (2211040049)

Ni’matul Khoeriyah (2211040070)

Ghandis Wulandari S (2211040007)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan
pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan
efisien(Nursalam, 2014).
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan di mana salah satu kegiatannya adalah ronde
keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan
pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer/associate,
konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan
pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan(Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat
akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan
pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan(Nursalam, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi penting untuk
menyusun makalah tentang ronde keperawatan untuk mengetahui lebih dalam
tentang manajemen ronde keperawatan. Sehingga perawat mampu mengahapi
masalah klien dengan baik dan semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
Serta adanya role play tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan
agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat
mengaplikasikannya kelak saat bekerja
B. Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan Ronde Keperawatan adalah untuk mengatasi masalah keperawatan
pasien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melakukan asuhan keperawatan dan pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer, perawat konselor, kepala ruang, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari Ronde Keperawatan adalah untuk mengatasi masalah


keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melakukan asuhan keperawatan dan
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer, perawat
konselor, kepala ruang, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan Mahasiswa mampu :


a. Menumbuhkan cara berpikir kritis
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berasal dari masalah pasien
c. Meningkatkan validitas data pasien
d. Menilai kemampuan justifikasi
e. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kajian Teori Ronde Keperawatan


1. Definisi
Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh
perawat, di samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate, dan
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim(Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota
stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien(Saleh, 2012).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ronde
keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatanuntuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien.
2. Karakteristik
Menurut Nursalam (2014), karakteristik ronde keperawatan sebagai
berikut:
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi
bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate,
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi
masalah.
3. Tujuan
Menurut Nursalam (2002), tujuan dari ronde keperawatan yaitu :
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
g. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
4. Manfaat
Berikut merupakan manfaat dari melakukan ronde keperawatan.
a. Masalah pasien dapat teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
d. Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.
5. Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2014), mengatakan Pasien yang dipilih untuk
dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb:
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
6. Peran
Menurut Nursalam (2014), dalam ronde keperawatan setiap perawat
memiliki peran masing-masing diantaranya :
a. Perawat primer dan perawat assosciate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang
bisa untuk memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
1) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4) Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b. Perawat primer lain atau konsuler
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
4) Mengarahkan dan koreksi.
5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
7. Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah
sebagai berikut.
a. Persiapan
1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2) Menentukan tim ronde.
3) Mencari sumber atau literature.
4) Membuat proposal.
5) Pemberian informed consent dan pengkajian kepada
klien/keluarga.
6) Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang
mendukung?, Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, dan
Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?.
b. Pelaksanaan ronde
1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas
yang perlu didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala
ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
c. Pasca ronde
1) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
2) Evaluasi, revisi dan perbaikan.
3) Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.
8. Kriteria Evaluasi
Menurut Nursalam (2014), kriteria evalusi yang dapat diambil yaitu :
a. Struktur
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah pasien dapat teratasi.
3) Perawat dapat:
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

B. Kajian Teori Selulitis


1. Definisi
Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses
inflamasi, yang disebabkan oleh bakteri bakteri S.Aurcus dan
Streptococcus. Selulitis dapat menyebabkan kemerahan atau peradangan
pada ekstremitas juga bisa pada wajah, kulit menjadi bengkak, licin
disertai nyeri yang terasa panas. Gejala lainnya adalah demam, merasa
tidak enak badan, bisa terjadi kekakuan (Sisanto dan Made, 2013). Jika
pasien menderita selulitis harus dilakukan perawatan untuk mengurangi
kesakitan serta mengecilkan pembengkakan sehingga penyebaran infeksi
ke darah dan organ lain dapat dicegah, selulitis merupakan penyakit serius
yang bisa menjadi ulkus dengan infeksi berat sehingga harus dilakukan
tindakan pembedahan (Susanto dan Made, 2013)
Selulitis adalah infeksi dermis dan jaringan subkutan akut yang
menyebabkan inflamasi sel, dapat mengakibatkan kerusakan kulit seperti
gigitan atau luka, prognosis biasanya baik dengan terapi yang teratur,
dengan penyakit lainnya seperti diabetes meningkatkan resiko
terbentuknya Selulitis atau penyebaran selulitis (Kimberly, 2012).
Selulitis merupakan suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan
jaringan dibawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke
dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi
bisaa menyebar ke seluruh tubuh.
2. Etiologi
Penyakit Selulitis menurut (Kimberly, 2012) disebabkan oleh :
a. Infeksi bakteri dan jamur
1) Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus
Aureus
2) Pada bayi yang terkena penyakit ini disebabkan oleh
Streptpcoccus grup B
3) Infeksi dari jamur, tapi infeksi yang diakibatkan jamur termasuk
jarang
4) Aeromonas Hydrophila
5) S. Pneumoniae (Pneumococcus)
b. Penyebab lain :
1) Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia
2) Kulit kering
3) Kulit yang terbakar atau melepuh
4) Diabetes Mellitus
5) Pembengkakan yang kronis pada kaki
6) Cacar air
3. Manifestasi Klinis
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang
terlokalisasi. Kulit tampak merah, nyeri tekan, dan teraba hangat. Ruam
muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Gejala lainnya
adalah :
a. Demam
b. Menggigil
c. Sakit kepala
d. Nyeri otot
e. Tidak enak badan
f. Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi
g. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba
hangat.
h. Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas.
i. Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil
Menurut Fitzparick, 2018, manifestasi klinis selulitis adalah
kerusakan kronis pada sistem vena dan limfatik pada kedua ekstermitas.
4. Patofisiologi
Kejadian selulitis terjadi akibat adanya bakteri patogen yang
menembus lapisan luar sehingga menimbulkan infeksi pada permukaan
kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit selulitis ini sering
menyerang orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan
pada penderita diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.
Setelah menembus bagian luar lapisan kulit, infeksi tersebut akan
menyebar ke jaringan dan menghancurkannya. Hyaluronidase memecah
substansi polisakarida, fibrinolysin mencerna barrier fibrin, dan
lecithinase menghancurkan membran sel (Fitzparick, 2018). Selulitis yang
tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A,
sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait
berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan,
untuk abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau
bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya
adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri
aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram
menunjukkan adanya organisme campuran (Becker et al.,201
5. Pathway

Meningkatnya usia Immunodeficiency Diabetes Mellitus Cacar, ruam kulit Pembengkaka kronis

Peningkatan kadar gula Luka terbuka Lymphedema


Sirkulasi darah Infeksi jamur
darah
menurun
Kulit terluka
Membuka celah kulit Sirkulasi darah
Abrasi kulit ekstremitas menurun

Risiko terluka

POE bakteri patogen

Infeksi Streptococcus grup A.


Staphilococcus Aureus

Selulitis Integritas jaringan Gangguan


tidak utuh Integritas Jaringan

Mekanisme radang

Kalor Dolor Rubor Tumor Fungsiolaesa


Hiperplasia Intoleransi jaringan /
Proses fagositosis Akselerasi
jaringan ikat organ distal
/Deakselerasi
saraf jaringan
Hipertermi sekitar luka Odem jaringan ikat Intoleransi
Aktivitas

NyeriAkut Gangguan
mobilitias fisik
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari Selulitis menurut Kimberly
(2012) adalah:
a. Sepsis
Kondisi medis serius dimana terjadi peradangan seluruh tubuh akibat
infeksi
b. Thrombosis Vena Profunda
Peradangan pada dinding vena serta tertariknya trombosit dan leukosit
pada dinding yang mengalami radang.
c. Perburukan Selulitis
d. Abses Lokal
Pengumpulan nanah akibat infeksi bakteri
e. Trombofeblitis
Kondisi dimana terbentuknya bekuan dalam vena sekunder akibat
inflamasi atau trauma dinding vena karena obstruksi vena sebagian
f. Limfangitis
Merupakan infeksi pembuluh limfa
g. Amputasi
Suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota gerak karena
prosedur pemotongan
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu berupa
pemeriksaandarah yang akan didapatkan hasil leukositosis, membiarkan
sekret fistel danuji resistensinya, kultur darah dilaksanakan bila infeksi
tergeneralisasi telangmemang di duga, BUN level dan juga creatinin level
(Padila, 2012).
8. Penatalaksanaan
Berikut merupakan penatalaksanaan untuk pasien selulitis.
a. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboraturium untuk mengecek apakah
terjadi infeksi
b. Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
c. Dilakukan insisi drainase/debridemen bila luka terbentuk abses
d. Pemberian antibiotik
BAB III
RENCANA KEGIATAN

Topik : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah


Keperawatan Gangguan Integritas Jaringan/Kulit Dengan
Diagnosa Medis Selulitis Pedis Sinistra
Sasaran : Pasien Ny. S / 57 Tahun
Hari/Tanggal : Jumat, 19 Mei 2023
Waktu : 60 menit (pukul 09.00-10.00 WIB)
A. Pengorganisasian
Kepala Ruang : Rizki Rahmadhani K
Ketua Tim 1 : Niken Maftukha
PA 1 : Berliana Pangestu

Penyaji Teori : Ni’matul Khoeriyah

Konselor : Ghandis Wulandari Subiyanto

Pembimbing : Ida Nur Setia BW., S.Kep., Ns


Sigit Septriyadi, S.Kep., Ns
Pasien : Ny. S
Keluarga : Tn. H
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu masalah
Gangguan Integritas Jaringan / Kulit
2. Tujuan Khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat ketua tim dan
konselor perawat
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah
pasien
C. Materi
1. Teori asuhan keperawatan pada pasien dengan Selulitis pedis sinistra
2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan Selulitis pedis
sinistra
3. Intervensi keperawatan pada pasien dengan Selulitis pedis sinistra
dengan masalah keperawatan gangguan integritas jaringan / kulit
D. Metode
Diskusi dan tanya jawab
E. Media
1. Status pasien
2. Sarana diskusi berupa buku dan ballpoint
F. Rencana Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat
1 hari Pra ronde Praronde Karu, Nurse
sebelum 1. Menentukan kasus Katim 1, station
ronde dan topik Katim 2 ruang
2. Menentukan tim Bougenville
ronde
3. Menetukan
literature Katim 1,
4. Membuat proposal katim 2
5. Mempersiapkan dan PA 1,
pasien PA 2
6. Diskusi
pelaksanaan
7. Melakukan
persetujuan untuk
menandatangani
informed concent
8. Mengkaji keadaan
pasien
5 menit Ronde Pembukaan Karu Nurse
1. Salam pembukaan station
2. Memperkenalkan ruang
tim ronde Bougenville
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan
tujuan dari ronde
15 Penyajian Masalah Katim 1, Nurse
menit 1. Menjelaskan Katim 2 station
riwayat penyakit dan PA 1, ruang
dan keperawatan PA 2 Bougenville
pasien
2. Menjelaskan
masalah pasien
dan rencana
tindakan yang
telah dilaksanakan
dan serta
menetapkan
prioritas yang
perlu didiskusikan
15 Validasi data (bed Katim 1, Kamar 8
menit pasien): Katim 2 ruang
1. Mencocokan data dan PA 1, Bougenville
yang telah PA 2
dipaparkan
2. Memberikan
kesempatan pasien
dan keluarga
untuk bertanya
20 Pasca Lanjutan diskusi Karu, Nurse
menit ronde 1. Pemberian Katim 1, station
justifikasi oleh Katim 2 ruang
Ketua tim atau dan PA 1, Bougenville
Konselor atau PA 2
Kepala ruang
tentang masalah
pasien serta
rencana yang akan
dilakukan
2. Menentukan
tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah
ditetapkan
5 menit Evaluasi Karu, Nurse
1. Menyimpulkan station
untuk menentukan ruang
tindakan Bougenville
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah
ditetapkan.
2. Evaluasi dan
rekomendasi
intervensi
keperawatan
3. Penutup
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang 8 RSUD Banyumas
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

H. Asuhan Keperawatan
1. Identitas Pasien
Nama : Swan Ing Al Christina Inggarwati
Usia : 57 tahun
No RM : 00856705
Alamat : Sudagaran, Banyumas
Dx : Anemia, Selulitis Pedis Sinistra
DPJP : dr.Suryo
2. Pengkajian
a. Riwaya Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan 2 hari sebelum masuk rumah
sakit lemas, tidak bertenaga, kadang pusing, mual, keluhan nyeri
kaki kiri bengkak dan kemerahan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
c. Pengkajian Sistem
1) Sistem Pernafasan
DS :
 Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada pernafasan
DO :

 Inspeksi : bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 20


x/menit, irama nafas teratur, pola nafas eupnea, pernafasan
cuping hidung tidak ada, otot bantu pernafasan tidak ada,
terpasang oksigen 3 Lpm.
 Palapasi : Ekspansi paru anterior dan posterior normal, tidak
ada kelainan.
 Perkusi : Terdengar sonor, batas paru hepar ICS4 sampai
ICS6
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler.

2) Sistem Kardiovaskuler dan Hematology


DS :
 Pasien mengatakan lemas
 Pasien mengatakan tidak ada nyeri dada
DO :
 Inspeksi : Bentuk dada normal tidak ada kelainan, CRT kaki
>3 detik, tidak ada sianosis
 Palpasi : Ictus cordis teraba, akral hangat
 Perkusi : Batas atas bawah, kanan dan kiri bunyi sonor
 Auskultasi : Bunyi jantung lup dup
 Hasil Ro Thorax Cardiomegali
 Hasil pemeriksaan 13 Mei 2023 Hb : 10.7 g/dL, leukosit :
27.92, trombosit : 36,2, hematokrit : 31.7 %.
3) Sistem Pencernan
DS :
 Pasien mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi
 Pasien mengatakan mual dan muntah
DO :

 Pasien terlihat mual dan muntah


 Pasien terlihat menghabiskan ½ porsi makan saja
 Mulut pasien tampak bersih
 Mukosa tampak lembab
 IAPP Abdomen
 Inspeksi : Perut normal, sawo matang
 Auskultasi : BU 16 x/menit
 Perkusi : Tidak terdapat bunyi tympani
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
4) Sistem Penginderaan
Mata
DS :
 Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada mata
 Pasien mengatakan masih bisa melihat dengan jelas
 Pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat
DO :
 Mata tampak simetris
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak ikterik
 Pasien tampak tidak menggunakan alat bantu untuk melihat
Telinga
DS :
 Pasien mengatakan bisa mendengar dengan jelas
 Pasien mengatakan tidak ada masalah pada pendengaran
DO :
 Telinga pasien tampak simetris
 Tinitus : Tidak ada.
 Penurunan pendengaran kanan dan kiri : tidak
 Serumen : Sedikit dan berwarna kuning, tidak cair dan tidak
bau.
Hidung
DS :
 Pasien mengatakan tidak ada masalah pada penciuman
 Pasien mengatakan masih bisa mencium bau
DO :
 Hidung pasien tampak bersih
 Hidung pasien simetris
 Tidak ada pernafasan cuping hidung
Lidah/Perasa
DS :
 Pasien mengatakan bisa merasakan makanan manis, asin,
pahit, asam dengan baik
DO :
 Lidah tampak bersih
 Tidak ada bau mulut
 Tidak terdapat sianosis
 Mukosa bibir basah
 Tidak terdapat sianosis
 Tidak terdapat stomatitis
5) Sistem Perkemihan
DS :
 Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat berkemih
 Pasien mengatakan tidak ada nyeri tekan pada area kandung
kemih.
 Pasien mengatakan dalam sehari mengkonsumsi air mineral
kira-kira 1 botol besar ml.
 Pasien mengatakan BAK saat pagi sampai sore kekamar
mandi, dan saat malam menggunakan pampers
DO :
 Warna urine kuning jernih, bau khas, kandung kemih tidak
membesar dan tidak ada nyeri tekan.
 Pasien tampak tidak menggunakan kateter urine.
6) Sistem Endokrin
DS :
 Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit DM
DO :
 Pasien tak tampak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Sistem Integumen
DS :
 Pasien mengatakan kaki kiri terasa kaku
DO :
 Kulit pada kaki kiri pasien terlihat merah, kering mengelupas
 Kaki kiri oedem dan bengkak
 Hasil USG Droppler menunjukan Selulitis tungkai bawah tidak
tampak deep vein trombosis pada tungkai kiri
8) Sistem Persyarafan
DS :
 Pasien mengatakan pusing
DO :
 GCS : E4V5M6
 Keadaan Umum : composmentis
 TD : 149/77 mmHg, Nadi : 71 x/menit, RR : 20 x/menit,
Suhu : 36.7o C, SpO2 : 99%.
 Didapatkan pupil pasien isokor
 Konjungtiva pasien tak anemis
9) Sistem Muskuloskeletal
DS :
 Pasien mengatakan aktivitas mandiri sebagian dibantu
 Pasien mengatakan lemas
 Pasien mengatakan kaki kiri terasa baal / kaku
DO :
 Kulit pasien putih
 Kulit pasien agak kering
 Pasien tampak bisa berjalan perlahan-lahan
10) Sistem Imunitas
DS :
 Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat dan
makanan
DO :
 Pasien melakukan aktivitas sebagian dibantu oleh keluarga
 HBSAG : Non reaktif
d. Terapi Obat
Nama Obat Dosis
Omeprazole 2 x 1 Amp
Sucralfat 3x1C
Ceftriaxone 2 x 2 gr
Furosemid Iv 2 x 1 Amp (Stop)
Spironolacton 1 x 25 mg
Candesartan 1 x 8 P.O
Paracetamol 3 x 1 P.O
Infus MTD 3 x 500
Flunarizine 2 x1
Ketorolac 30 mg
Furosemid Tab 1 P.O (Pagi)

e. Tindakan yang telah dilakukan


 Untuk masalah anemia telah dilakukan transfusi darah PRC
tanggal 11-14 Mei total 5 kolf
 Injeksi Ceftriaxone & drip Metrodinazole
 Meninggikan posisi kaki kiri (Elevation)
 Konsul pada dr. Suryo (Spesialis Jantung) : Hasil baik, rawat
bersama dr. Gizza (Bedah)
 Dilakukan USG Doppler : Selulitis tungkai bawah tidak tampak
deep vein trombosis pada tungkai kiri

3. Analisa Masalah
Data fokus Etiologi Masalah

Ds : Penurunan Kadar Hb Perfusi Perifer Tidak


- Pasien mengatakan
lemas dari 2 hari Efektif
sebelum masuk
rumah sakit
Do :
- Pasien terlihat
lemas tak bertenaga
- Terlihat pucat
- TD : 129/65
N : 95
RR : 20/menit
SpO2 : 99%
- GDS : 158
- Hb : 5,6
Hematokrit : 18,6
Leukosit 14,3
DS : Selulitas pedis Gangguan integritas
- Pasien mengatakan
kaki kiri bengkak sinistra kulit/ jaringan
dan kemerahan
sebelah
- Kaki kiri bengkak
sudah 1 bulan
- Kemerahan muncul
kurang lebih satu
minggu SMRS
DO :
- Kaki pasien terlihat
bengkak dan
kemerahan sebelah
kiri
- Kaki kanan sedikit
bengkak
DS : Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut
- Pasien mengatakan
kaki kiri terasa (Selulitis)
nyeri
P : Nyeri karena
selulitis
Q : Pegal dan Kaku
R : Kaki kiri
S:4
T : Hilang Timbul
DO :
- Pasien terlihat
menahan nyeri saat
berjalan atau kaki
ditekan

DS : Selulitis Gangguan Mobilitas


- Pasien mengatakan Fisik
saat berjalan kaki
terasa kaku dan
pegal
- Pasien mengatakan
kaki kiri merasa
tidak nyaman
Ketika melakukan
mobilitas
DO :
- Pasien terlihat sulit
berjalan
DS : Iritasi Lambung Nausea
- Pasien
mengatakana mual
- Pasien mengataka
muntah
- Pasien mengatakan
hanya
menghabiskan ½
porsi
DO :
- Makana dari RS
terlihat habis hanya
½ porsi
- Pasien terlihat mual

4. Diagnosa Keperawatan
- Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Penurunan Kadar Hb
- Gangguan Integritas Kulit / Jaringan b.d Selulitis Pedis Sinistra
- Gangguan Mobilitas Fisik b.d Selulitis
- Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik (Selulitis)
- Nausea b.d Iritasi Lambung
5. Rencana Keperawatan
Dx SLKI SIKI
Perfusi Perifer Setelah dilakukan Tindakan Perawatan Sirkulasi (I.02079)
Tidak Efektif b.d keperawatan diharapkan perfusi Observasi :
Penurunan Kadar perifer tidak efektif bisa teratasi - Periksa sirkulasi perifer (nadi
Hb dengan kriteria hasil : perifer, edema, warna, suhu)
Perfusi Perifer (L.02011) - Identifikasi faktor risiko
Indicator A T gangguan sirkulasi (mis.
Warna kulit pucat 2 4 Diabetes, hipertensi, kolestrol
Edema perifer 1 4 tinggi)
Ket : - Monitor kemerahan, nyeri,
1 : meningkat bengkak pada ekstremitas
2 : cukup meningkat Terapeutik :
3 : sedang - Lakukan pencegahan infeksi
4 : cukup menurun - Berikan transfusi darah PRC
5 : menurun Edukasi :
- Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
Kolaborasi :
- Memberikan trranfusi darah
PRC
Konsul jantung dan kulit
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit
integritas kulit/ keperawatan diharapkan risiko infeksi (I.11353)
jaringan b.d bisa teratasi dengan kriteria hasil : Observasi :
Selulitas pedis Integritas Kulit dan Jaringan: - Identifikasi penyebab
sinistra (L.14137) gangguan integritas kulit
Indikator A T - Monitor tanda-tanda infeksi
Kemerahan 2 4 Terapeutik :
Bengkak 2 4 - Pertahankan teknik aseptic
Ket : perawatan luka
1 : Meningkat - Berikan perawatan kulit pada
2 : Cukup Meningkat area edema
3 : Sedang Edukasi :
4 : Cukup Menurun - Anjurkan meningkatkan
5 : Menurun asupan nutrisi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
sesuai anjuran dokter
Ceftriaxone 2 x 2gr
Metronidazole 3 x 500

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisais (I.05172)


keperawatan diharapkan Gangguan O:
Mobilitas Fisik
mobilitas fisik bisa teratasi dengan - Identifikasi toleransi fisik
b.d Selulitis kriteria hasil : melakukan pergerakan
Mobilitas Fisik: (L.05042) - Monitor keadaan umum
Indikator A T selama melakukan mobilisasi
Kelemahan fisik 2 5 T:
Ket : - Fasilitasi melakukan
1 : Meningkat pergerakan
2 : Cukup Meningkat - Latih pegerakan ROM
3 : Sedang terstruktur
4 : Cukup Menurun - Libatkan keluarga membantu
5 : Menurun pasien dalam Latihan
Indikator A T pergerakan
Rentang gerak (ROM) 2 5 E:
Ket : - Jelaskan tujuan dan prosedur
1 : Menurun mobilisasi
2 : Cukup Menurun
3 : Sedang
4 : Cukup Meningkat
5 : Meningkat
Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
Agen Pencedera keperawatan diharapkan nyeri akut O:
Fisik (Selulitis) bisa teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi,
Tingkat Nyeri (L.08066) karakteristik, durasi,
Indicator A T frekuensi, kualitas intensitas
Keluhan nyeri 2 5 nyeri
Meringis 2 5 - Identifikasi skala nyeri
Ket : T:
1 : Meningkat - Berikan teknik non
2 : Cukup meningkat farmakologis untuk
3 : Sedang mengurangi rasa nyeri
4 : Cukup menurun (mis.teknik Tarik nafas
5 : Menurun dalam, distraksi)
- Fasilitasi tidur dan istirahat
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri

E:
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Ajarkan teknik non
farmakologis

K:
- Kolaborasi pemberian obat
sesuai anjuran dokter
Ketorolac 30mg
Paracetamol 3 x 1 P.O
Nausea Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Mual (I.I.03117)
keperawatan diharapkan nausea bisa O :
teratasi dengan kriteria hasil : - Monitor mual (mis.
Tingkat Nausea L. (0065) Frekuensi, durasi, dan tingkat
Indicator A T keparahan)
Keluhan mual 2 5 T:
Perasaan ingin 2 5 - Kurangi/hilangka keadaan
muntah penyebab mual (mis.kecemasa,
Ket : ketakutan, kelelahan)
1 : Meningkat E :
2 : Cukup meningkat - Anjurkan istirahat dan tidur
3 : Sedang yang cukup
4 : Cukup menurun K :
5 : Menurun - Kolaborasi pemberian terapi
Indicator A T obat
Nafsu makan 2 5 Omeprazole 2 x 1 Amp
Ket : Sucralfate 3 x 1 C
1 : Menurun
2 : Cukup Menurun
3 : Sedang
4 : Cukup Meningkat
5 : Meningkat

6. Masalah Yang Belum Teratasi


Selulitis kaki kiri bengkak, kemerahan, pegal, kaku
DAFTAR PUSTAKA

Becker F.G., Kilic, I., Aydin, G. Puarungroj, W., Boonsirisumpun, N.,


Gerrikagoitia, J.K., Ying.C 2018, World Health Statistics 2018. In
Procedia Computer Science (Vol. 2)
Fitzpatrick, Freedeberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz
St. 2018. Dermatology in General Medicine. Edisi 6. New York. The Mc
Graw-Hill Companies Inc.
Kimberly. 2012. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Saleh, Z. (2012). Pengaruh Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan
Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. Universitas Indonesia, 1-180.
Susanto, R Clevere., M GA Made Ari., 2013. Penyakit Kulit dan Kelamin.
Yogyakarta: Nuha Medika
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Penerbit
Buku Nuhamedika

Anda mungkin juga menyukai