Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONFERENSI DAN TIMBANG TERIMA SESUAI KONSEP MANAGEMEN


Ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Metodologi dan Managemen Keperawatan

OLEH:

1. HELKA APRIADIKA
2. BINA MULYAN
3. ENUNG ETI RISWATI
4. SUCI NOPRIYANTI

PROGRAM RPL ANGKATAN 2

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “konferensi dan timbang terima sesuai konsep
managemen” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
metodologi dan managemen keperawatan.
Kami berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yang senantiasa telah
membimbing dan mengarahkan dalam proses pembuatan tugas serta teman-teman yang selalu memberi
dukungan dalam proses penyelesaiyan tugas ini.
Kami menyadari masih banyak masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
sehingga sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar dapat
membantu kami membuat makalah yang baik di kemudian hari.
Demikian tugas makalah ini kami buat semoga apa yang tertuang dalam makalah ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat terutama bagi kelompok kamidan para pembaca.Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih.
Cianjur, 22 oktober 2023

Penulis

,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2

1.3 Tujuan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
2.1 Pengertian Handoνer............................................................ 4
2.2 Tujuan Handoνer.................................................................. 5
2.3 Manfaat Handoνer................................................................ 5
2.4 Fungsi Handover.................................................................. 6
2.5 Langkah-langkah Handoνer................................................. 7
2.6 Prosedur Handoνer............................................................... 7
2.7 Metode Handoνer................................................................. 12
2.8 Hal yang perlu diperhatikan dalam Handoνer..................... 13
2.9 Alur Handoνer...................................................................... 14
2.10 Format Handoνer dengan SBAR......................................... 16
2.11 Faktor yang Mempengaruhi Handoνer................................ 17
2.12 Efek Handoνer..................................................................... 17
2.13 Dokumentasi Handoνer........................................................ 18
2.14 Evaluasi Handoνer............................................................... 19

BAB III PENUTUP............................................................................... 20


3.1 Simpulan................................................................................. 20

3.2 Saran....................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan

dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan di Rumah Sakit,40%-60%

pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan (Gillies, 1994).

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan memaksimalkan

peran dan fungsi perawat, khususnya peranan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat

diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif atar perawat, maupun dengan tim

Kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang mesti ditingkatkan keefetivitasannya

adalah saat pergantian shift atau timbang terima (handoνer) pasien (Nursalam, 2015).
Handoνer merupakan proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab
utama untuk memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke pengasuh

yang lain. Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat inap, asisten dokter,

praktisi perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi berlisesnsi (The Joint

Commission Journal on Quality and Patient Safety , 2010 dalam Hajjul Kamil, 2017).

Timbang terima pasien (handoνer) keperawatan terjadi ketika seorang perawat


menyerahkan tanggung jawab untuk merawat pasien ke perawat lain, seperti pad akhir dari
shift keperawatan yang dilakukan tiga kali sehari untuk setiap pasien. Dalam praktik sehari-hari
handover dilakukan dengan perawat yang saling berbicara (handoνer verbal), perawat yang
membaca catatan medis pasien atau melalui kombinasi antara membaca dan berbicara satu
sama lain, serta handoνer di samping tempat tidur pasien (bedside handoνer), sehingga pasien
bisa terlibat langsung dalam proses handoνer yang dilakukan antar perawat (Marian Smeulers,
2014).

Kejadian buruk dan injury yang terjadi di rumah sakit, salah satu penyebab utamanya

adalah informasi yang tidak akurat, untuk mencegahnya diperlukan informasi yang akurat
tentang keadaan pasien pada setiap pergantian shift oleh perawat (Soep, 2017). Institute of
Medicine (IOM) melaporkan bahwa proses handoνer yang tidak memadai, berdampak pada

keselamatan pasien yang seringkali terjadi (Friesen, White, & Byers, 2008).
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapat dberdasarkan latar belakang di atas sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengertian dari konferensi?


2. Apa itu timbang terima pasien (handover)?
3. Apa tujuan dari handoνer?
4. Apa manfaat dari handoνer?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan handoνer?
6. Bagaimana prosedur dari pelaksanaan handoνer?
7. Apa saja metode dalam pelaksanaan handoνer?
8. Bagaimana alur dari pelaksanan handoνer?
9. Apa saja format pelaksaan handoνer?
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi pelaksaan handoνer?
11. Apa saja efek dari pelaksanaan handoνer?
12. Bagaimana pendokumentasian dalam handoνer?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dberdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari konferensi dan handoνer.


2. Untuk mengetahui tujuan dari handoνer.
3. Untuk mengetahui manfaat dari handoνer.
4. Untuk mengetahui fungsi dari handoνer.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan handoνer.
6. Untuk mengetahui prosedur dari pelaksanaan handoνer.
7. Untuk mengetahui metode dalam pelaksanaan handoνer.
8. Untuk mengetahui alur dari pelaksanan handoνer.
9. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksaan handoνer.
10. Untuk mengetahui efek dari pelaksanaan handoνer.
11. Untuk mengetahui pendokumentasian dalam handoνer.
12. Untuk mengetahui evaluasi dari handoνer
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konferensi

Konferensi merupakan pertemuan tim yang di lakukan setiap hari ,konferensi di


lakukan sebelum maupun sesudah melakukan operan dinas sore atau malam sesuai
dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan (Sain dalam Amalia, 2015). Sedangkan
conference menurut manurung (2011) adalah diskusi kelompok yang dilakukan untuk
membahas tentang beberapa aspek dan kegiatan konsultasi.
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah ,mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehinggga
dapat meningkatkn kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak
terjadi pengulangan asuhan,kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (Marelli dalam
Manurung, 2011).

B. Jenis-Jenis Konferensi
Konferensi terdiri dari pre dan post conference, yaitu :
a. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesi operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang di pimpin oleh ketua tim atau
penanggungjawab tim . Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang,maka pre
conference ditiadakan.isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim (modul MPKP,2006).
- Waktu : Setelah Operan
- Tempat : Meja masing-masing Tim
- Penanggungjawab : Ketua Tim atau PJ Tim
- Kegiatan :
1) Ketua Tim atau Pj Tim Membuka Acara.
2) Ketua Tim atau Pj Tim menunjukan rencana harian masing-masing perawat pelaksana.
3) Ketua Tim atau pj Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait asuhan yang di
berikan saat itu.
4) Ketua tim atau pj memberikan tim memberikan reinforcement.
5) Ketua Tim atau Pj Tim menutup acara.
b. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksanaan tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut.isi dari post conference adalah
hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).post conference di
pimpin oleh katim atau pj tim (modul MPKP,2006)
Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : Meja masing-masing tim
Penanggungjawab : Ketua Tim atau Pj Tim
Kegiatan :
1) Ketua Tim atau Pj Tim membuka acara
2) Ketua Tim atau Pj Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
3) Ketua Tim atau Pj Tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus
dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua Tim atau Pj Tim menutup acara.

C. Pengertian Timbang Terima

Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah handoνer, dalam istilah lain
operan/timbang terima memiliki beberpa istilah yaitu handoνer, handoffs, shift report,
signout, signoνer, cross coνerage, oνerhand, report nursing (Triwibowo, 2013; Nursalam,
2015; Putra, 2016). Handoνer merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Handoνer harus dilakukan seefektif
mungkin secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi
yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna (Triwibowo, 2013).

Menurut Friesen (2012) menyebutkan tentang defenisi dari Handoνer adalah transfer

tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan

perawat yang berkelanjutan yang mencakup tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi

tentang pasien. Handoofs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,

tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang

akan melanjutnya perawatan.

Operan pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima suatu

(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Pada saat operan atau timbang terima

anatar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi

yang sudah dan yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada –
pasien. Perawat melakukan operan atau timbang terima bersama dengan perawat lainnya

dengan cara berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di

dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif daripada harus nmengahbiskan waktu orang lain

sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu

perawat dalam menerima operan atau timbnag terima secara nyata (Nursalam2015).

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa timbang
terima atau handover adalah suatu proses menyampaikan dan menerima informasi tentang
kondisi pasien secara akurat.

D. Tujuan Timbang Terima


Operan memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas

perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan

pasien dan keefektifan dalam bekerja (Putra, 2016). Sedangkan menurut Nursalam (2015)

Secara umum tujuan timbang terima yaitu mengkomunikasikan keadaan pasien dan

menyampaikan informasi yang penting. Sedangkan tujuan khusus timbang terima yaitu:

1. Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data fokus).


2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan

keperawatan kepada pasien.

3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh

perawat dinas berikutnya.

4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.


Timbang terima (Handoνer) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi

komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk

kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.

E. Manfaat Timbang Terima

Adapun manfaat operan bagi perawat menurut Nursalam (2015) yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat


3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara

berkesinambungan

4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.

Sedangkan manfaat bagi pasien yaitu pasien dapat menyampaikan masalah secara

langsung bila ada yang belum terungkap (Nursalam, 2015)

Adapun manfaat lain dalam pelaksanaan handover yaitu:


1. Kunci dari operan (handoνe) yaitu kualitas asuhan keperawatan selanjutnya.

Misalnya penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang
dapat membahayakan kondisi pasien.

2. Selain mentransfer informasi pasien, operan (handoνer) juga merupakan sebuah


ritual atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat. Handoνer mengandung unsur-
unsur kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan. Selain itu handoνer juga sebagai
dukungan terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan
keperawatan selanjutnya.
3. Operan (Handoνer) juga memberikan manfaat katarsis, karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang dilakukan bisa

diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian shift dan tidak dibawa
pulang. Dengan kata lain, proses handoνer dapat mengurangi kecemasan yang

terjadi pada perawat.

4. Operan (Handoνer) memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu memberikan

motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk membantu perencanaan

pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatan

terhadap pasien yang berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi

antar perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar

perawat, dan perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.

5. Operan (Handoνer) memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien


mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat menyampaikan masalah
secara langsung bila ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit, handover dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif
(Oustralian Healthcare dan Hospitals Ossociation atau AHHA, 2009).
F. Fungsi Timbang Terima

Sekecil apapun kegiatan yang akan dilakukan pasti memiliki tujuan dan fungsi maupun
kegunaan, begitu juga operan/timbang terima (handoνer) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu :

1. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan mengekspersikan perasaan perawat.

2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan

keputusan dan tindakan keperawatan (Putra, 2016).

G. Langkah-langkah malam Handover


Melaksanakan suatu kegiatan tentunya memiliki beberapa langkah yang harus dilewati

agar kegiatan yang dilakukan bisa terlaksana secara sistematis, adapun langkah dalam
pelaksanaan operan/ timbang terima (handoνer) menurut (Nursalam, 2011) yaitu:
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa

yang akan disampaiakan

3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya

meliputi:

1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum

2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan

3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan


4) Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak

terburu-buru

5) Perawat primer dan anggota kedua shift bersama secara langsung melihat

keadaan pasien.

H. Prosuder Timbang Terima


Kegiatan operan (handoνer) yang dilaksanakan dengan baik dan benar tentunya

memerlukan sebuah prosedur yang jelas agar tercapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan

rencana, dengan adanya prosedur yang jelas sehingga tidak menyalahi aturan yang sudah ada

dalam pelaksanaannya, adapun prosedur operan/timbang terima (handoνer) menurut

(Nursalam, 2002 dalam Putra, 2016) yaitu:

1. Persiapan
- Kedua kelompok dalam keadaan siap.
- Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya dilakukan timbang terima kepada masing-masing

penanggung jawab:

- Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.


- Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang

terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang

masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum

dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.

- Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap

sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan

kepada perawat yang berikutnya.

Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:


- Identitas klien dan diagnosa medis.

- Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.


- Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.

- Intervensi kolaborasi dan dependen.


- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya,

misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang

lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak

dilaksanakan secara rutin.

- Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi atau tanya

jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas penyampaian

pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.

- Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada

kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.

- Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku

laporan ruangan oleh perawat.

Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:


1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.

Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.

2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang

melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa

pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara

perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang datang.

3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab

dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima

operan untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau

pada pasien langsung.


Tabel 2.1 Prosedur Operan (Nursalam, 2015)

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan setiap ........Menit Nurse Station PP. PA
pergantian shift/operan.
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta membutuhkan
observasi lanjut.
3. PA/PP menyampaikan timbang
terima kepada PP (yang menerima
pendelegasian) berikutnya, hal yang
perlu disampaikan dalam timbang
terima :
1) Aspek umum yang meliputi: M1
s/d M5.
2) Jumlah Pasien.
3) Identitas pasien dan diagnosa
medis.
4) Data (Keluhan/subjektif dan
objektif).
5) Masalah keperawatan yang
masih muncul.
6) Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan.
7) Intervensi kolaboratif dan
dependen.
8) Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang dan program lainnya.
Pelaksanaan Nurse Station ........Menit Nurse Station PP, PA
1. Kedua kelompok dinas sudah siap
(shift jaga).
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
3. Kepala Ruang membuka acara
timbang terima.
4. Penyampaian yang jelas, singkat dan
pada oleh perawat jaga (NIC).
5. Perawat jaga shift selanjutnya dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang jelas.

Di bed pasien Ruang bed


6. Kepala Ruang menyampaikan salam Pasien
dan PP menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji
secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus
untuk kemudian diserahterimakan
kepada petugas berikutnya.
Post timbang 1. Diskusi ........Menit Nurse Station Karu, PP, PA
terima 2. Pelaporan timbang terima dituliskan
secara langsung pada format
timbang yang ditanda tangani oleh
PP yang jaga saat itu dan PP yang
jaga berikutnya diketahui oleh
kepala ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang.

I. Metode Handover
1. Timbang terima dengan metode tradisional

Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassen dan Jagoo (2012) di sebutkan

bahwa operan jaga (Handoνer) yang masih tradisional adalah:


1) Dilakukan hanya di meja perawat.
(1) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan

munculnya pertanyaan atau diskusi.

(2) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara

umum

(3) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga

proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya

tidak up to date.

2. Timbang terima dengan metode bedside Handoνer


Menurut Kassen dan Jagoo (2012) Handoνer yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside Handoνer yaitu Handoνer yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara
langsung untuk mendapatkan feedbacb. Secara umum materi yang disampaikan
dalam proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside Handoνer tidak
jauh berbeda, hanya pada Handoνer memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1) Mengingatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi

penyakit secara up to date.


2) Mengingatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
3) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien

secara khusus
Bedside Handoνer juga tetap diperhatikan aspek kerahasian pasien jika ada

informasi yang ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis

yang lain.

3. Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya


l) Menggunakan tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan saat
jaga selanjutnya datang. Metode itu berupa one way communication
(komunikasi satu arah) Menggunakan komunikasi oral atau spoken (lisan)
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
2) Menggunakan komunikasi tertulis
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record (rekam

medis) saja atau media tertulis lain. Berbagai metode yang digunakan

tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit

menggunakan ketiga metode untuk dikombinasikan.

I. Hal yang Perlu diperhatikan dalam Handover


Banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan sebuah tindakan keperawatan,

dalam hal ini salah satunya adalah operan, agar operan dapat berjalan dengan baik alangkah

baiknya perlu diperhatikan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam operan/timbang

terima, hal-hal tersebut yaitu:

1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift.


Operan dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift, yang berarti bahwa operan

yang dilaksanakan perawat di ruang rawat harus sesuai dengan jam yang telah

ditentukan dan operan dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga tidak mengganggu

jam pulang perawat yang berdinas di shift sebelumnya serta operan yang

diserahkanpun terkesan tidak terburu-buru dan mengurangi kesalahan dalam

operan.

2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP). Pelaksanakan

operan yang dilaksanakan pada shift pagi dipimpin oleh kepala ruang sedangkan

untuk yang berdinas siang dan malam operan dipimpin oleh perawat

penanggung jawab, dengan hal demikian perawat

yang berdinas berperan sesuai tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak

tumpang tindih pembagian tugas dalam pelaksanaan operan.


3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
Operan yang dilaksanakan dihadiri oleh semua perawat yang telah dan yang akan
berdinas sehingga operan yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik karena
dihadiri oleh semuaa perawat dikedua belah pihak, dan perawat yang jaga di shift
selanjutnya juga dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang
kurang jelas. Oleh karena itu perawat yang berdinas shift selanjutnya datang lebih
awal sesuai waktu yang ditetapkan, dan perawat yang dinas shift sebelumnyapun
dilarang pulang lebih awal sebelum operan selesai dilakukan secara bersama.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
Operan yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan pasien sehingga
perawat yang jaga pada shift selanjutnya akan mengetahui hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan, dan operan yang dilakukan
tidak memakan banyak waktu serta operan dapat berjalan dengan baik, singkat dan
efektif.
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi pasien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di
dekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di
nurse station (Nursalam, 2015).
J. Alur Handover
Menurut Nursalam (2015) alur timbang terima meliputi Situation (Kondisi terkini yang
terjadi pada pasien), sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat dan sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum
atau sudah teratasi/keluhan. Kemudian selanjutnya Background dengan menjelaskan
intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis keperawatan dan
menyebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif dan obat-obatan
termasuk cairan infus yang digunakan. Serta mejelaskan tentang penyakit yang diderita kepada
pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis. Selanjutnya Assesment (hasil pengkajian dari
kondisi pasien saat ini) menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko jatuh, piνas score, status
nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain serta menjelaskan informasi klinik lain yang
mendukung dan selanjutnya Recomendation yaitu merekomendasikan intervensi keperawatan
yang telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning
dan edukasi pasien dan keluarga.
Gambar 2.1 Alur Timbang Terima (Nursalam, 2015)
K. Format Handover dengan SBAR
Handoνer memiliki beberapa panduan dalam hal penyampaian pelaporan pada saat

pergantian shift, salah satu yang dijabarkan disini adalah yang sudah direkomendasikan WHO

pada tahun 2007 adalah timbang terima dengan metode SBAR, SBAR merupakan kerangka

acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian atau tindakan segera.

1. S: Situation
(Kondisi terkini yang terjadi pada pasien) meliputi: Sebutkan nama pasien, umur,

tanggal masuk dan hari perawatan, serta dokter yang merawat. Sebutkan diagnosis

medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan

2. B: Background
(Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini) meliputi: Jelaskan

intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis

keperawatan. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat

invasif dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan. Jelaskan

pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis.

3. A: Assesment
(hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini) meliputi: Jelaskan secara lengkap hasil

pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden,

restrain, risiko jatuh, piνas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-

lain. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.

4. R: Recomendation
Meliputi: Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga (Nursalam, 2015). Faktor yang Mempengaruhi
Handover

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan handoνer yaitu:


1. Komunikasi yang objectiνe antar sesama petugas kesehatan
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien

5. Pemahaman tentang prosedur klinik


L. Efek Handover
Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri

seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau

operan adalah sebagai berikut:


1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan

dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja

malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk

dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.

2. Efek Psikososial
Efek ini berpengaruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis

hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan

mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (2010)

mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat

yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi

pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat

berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan

masyarakat.

3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan

efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan

mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan

pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.

4. Efek Terhadap Kesehatan Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal,

masalah ini cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat
menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang

dilakukan Smith et. Al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi
terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata- rata jumlah

kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian


menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift

malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi

selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam (Adiwardana, 2011)
M. Dokumentasi Handover
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi

keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana


komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat

untuk mengkomunikasikan kepada tenaga Kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang

sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat. Yang perlu di dokumentasikan dalam
timbang terima antara lain:

1. Identitas pasien.
2. Dokter yang menangani.
3. Kondisi umum pasien saat ini.
4. Masalah keperawatan.
5. Intervensi yang sudah dilakukan.
6. Intervensi yang belum dilakukan.
7. Tindakan kolaborasi.
8. Rencana umum dan persiapan lain.
9. Tanda tangan dan nama terang
Manfaat pendokumentasian adalah:

1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat


2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya

tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien

3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai


informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli & Yayan B, 2012)

N. Evaluasi Handover
Adapun evaluasi yang diinginkan dari pelaksanaan handoνer yaitu:
1. Evaluasi Struktur
Timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima.

Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada

pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada

shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.


2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan –
mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian
ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup

jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang
belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang

terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.


3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan

dengan baik.
BAB III

PENUTUP

1) Simpulan
Timbang terima (handoνer) merupakan cara untuk menyampaikan dan

menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang terima
harus dilaksanakan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas,

dan lengkap tentang tindakan mendiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan ataupun yang belum dilakukan dan perkembangan pasien saat itu.

Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan

keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.

2) Saran
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan pelaksanaan handoνer harus

dilaksanakan dengan baik dengan melakukan komunikasi yang efektif baik antar
perawat, tim kesehatan lain, ataupun pasien dan keluarganya sehingga terciptanya

asuhan keperawatan yang optimal dan mencegah kejadian yang tidak diingikan
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Australian Healtcare and Hospitals Association. 2009. Clinical handover: system

change, leadership and principle, Australian Healthcare & Hospitals

Association.
Friesen, M. A., White, S. V., & Byers, J. F. 2009. Handoffs: Implications for

Nurses, Nurses First, Volume 2, Issue 3 May/June 2009.


Institute of Medicine. 2000. To err is human: building a safer health system.
Washington DC: The National Academies Press.
Kaasean M, Jagoo ZB. 2015. Managing change in the nursing handover from
traditional to bedside handover- a case study from Mauritius. BMC
Nursing 4 (1): 1

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2011. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep Dan Praktek.


Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Suarli, & Baktiar yayan. 2012. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan


Praktek. Jakarta: Erlangga.

The Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety. 2010.


Understanding and Improving Patient Handoff, February 2010, Volume

36 Number 2.

Triwibowo C. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.


Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai