Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.Latar Belakang.................................................................................. 1
B.Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
C.Metode Penulisan .............................................................................
D.Ruang Lingkup Penulisan.................................................................
E.Sistematika Penulisan........................................................................
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian pengendalian.................................................................
B. Manfaat pengendalian.....................................................................
C. Langkah-langkah pengendalian......................................................
D. Jenis-jenis pengendalian.................................................................
E. Audit...............................................................................................
F. Mutu pelayanan keperawatan.........................................................
G. Ciri mutu asuhan keperawatan........................................................
H. Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan..................................
I. Proses penjagaan mutu keperawatan..............................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan pelayanan yang diberikan selama 24 jam di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan menjadi pelayanan yang utama dibanding pelayanan kesehatan yang
lain. Dengan demikian pelayanan keperawatan harus diatur dan dikendalikan untuk
menjamin pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.
Dalam rangka menjamin mutu tersebut, pelayanan keperawatan harus diatur oleh
seorang manager keperawatan yaitu seorang kepala ruangan. Fungsi manajemen keperawatan
yang dilakukannya meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengarahan
dan pengendalian. Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir yang dilakukan
olehnya, merupakan kegiatan untuk melihat apakah pelayanan yang diberikan kepada pasien
sudah sesuai dengan apa yang direncanakan, sesuai dengan prosedur dan mengetahui
masalah yang terjadi selama pemberian pelayanan.
Selain kegiatan pengendalian, seorang manajer keperawatan juga memperhatikan
mutu layanan keperawatan. Mutu pelayanan keperawatan adalah derajat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan.
Dengan menjaga mutu pelayanan keperawatan, maka pelayanan keperawatan yang diberikan
berkualitas dan akhirnya meningkatlah angka kepuasan masyarakat akan pelayanan yang
telah diberikan. Dengan demikian akan meningkatlah angka kunjungan rumah sakit dan
meningkat pula pendapatan yang akan diterima.
Dari uraian diatas, betapa pentingnya kita mempelajari tentang fungsi pengendalian
dan penjagaan mutu layanan keperawatan. Oleh sebab itu, kami merasa tertarik untuk
menyusun makalah tentang pengendalian dan penjagaan mutu layanan keperawatan.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Agar Mahasiswa mengetahui pengertian pengendalian
2. Agar Mahasiswa mengetahui manfaat pengendalian
3. Agar Mahasiswa mengetahui langkah pengendalian
4. Agar Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengendalian
5. Agar Mahasiswa mengetahui mutu pelayanan keperawatan
6. Agar Mahasiswa mengetahui proses penjagaan mutu keperawatan
C. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan dalam makalah ini yaitu dengan pengumpulan data melalui studi
literatur di internet dan e-book manajemen keperawatan.
D. RUANG LINGKUP PENULISAN
Mengingat luasnya permasalahan mengenai manajemen maka penulis hanya membatasi
pembahasan hanya pada fungsi pengendalian dan penjagaan mutu keperawatan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan makalah ini meliputi :
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini meliputi penjelasan mengenai :
A. Pengertian pengendalian
B. Manfaat pengendalian
C. Langkah-langkah pengendalian
D. Jenis-jenis pengendalian
E. Audit
F. Mutu pelayanan keperawatan
G. Ciri mutu asuhan keperawatan
H. Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan
I. Proses penjagaan mutu keperawatan
BAB III Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran kepada pembaca. Kesimpulan mencakup semua
pembahasan mengenai fungsi pengendalian dan penjagaan mutu keperawatan dalam makalah
ini, sedangkan saran berisi masukan kepada pembaca untuk mempelajari manajeman
keperawatan dan menerapkan fungsi pengendalian dan penjagaan mutu pelayan
keperawatan..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN PENGENDALIAN
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat maka
akan diperoleh manfaat:
1. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan
standar atau rencana kerja.
2. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan
telah digunakan secara benar.
4. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan
kerja.
C. LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN
Menurut Mugianti (2016) langkah-langkah pengendalian itu meliputi :
1. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja
2. Melakukan pengukuran prestasi kerja
3. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
4. Mengambil tindakan korektif
D. JENIS-JENIS PENGENDALIAN
Berdasarkan bagian yang akan diawasi pengawasan dibedakan atas (Pramesti, dkk, 2019):
1. Pengendalian karyawan (Personal control).
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan
pegawai, apakah pegawai bekerja sesuai dengan perintah, rencana, tata kerja, absensi
pegawai dan lain-lain.
2. Pengendalian keuangan (financial control)
Pengendalian ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut keuangan,tentang pemasukan
dan pengeluaran,biaya-biaya pelayanan termasuk pengendalian anggarannya.
3. Pengendalian produksi (Production control).
Yaitu pengendalian yang difokuskan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pelayanan
yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4. Pengendalian waktu (Time control).
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk
mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5. pengendalian teknis (Technical control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelayanan.
6. Pengendalian kebijaksanaan (Policy control).
pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai apakah kebijaksanaan telah
dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan.
7. pengendalian penjualan/pelayanan (Sales control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sesuai
rencana yang ditetapkan.
8. Pengendalian inventaris (inventory control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah inventaris suatu ruangan masih ada
semuanya atau ada yang hilang.
9. Pengendalian pemeliharaan (maintenance control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui apakah semua inventaris ruangan dan
kantor terpelihara atau tidak,dan mengetahui kerusakan.
E. AUDIT
Audit merupakan penilaian/evaluasi dari pekerjaan yang telah dilakukan dengan
menggunakan instrumen yang telah ditetapkan. Peralatan atau instrumen yang dipilih
digunakan untuk mengumpulkan bukti dan untuk mengevaluasi apakah standar yang telah
ditetapkan telah dilaksanakan dengan baik atau belum. Ada tiga kategori audit keperawatan
menurut Mugianti (2016)yaitu :
1. Audit Struktur
Adalah audit yang berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan
(termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan
rekam medic); serta pelanggan (internal maupun eksternal). Standar dan indikator diukur
dengan menggunakan cek list.
2. Audit proses
Merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk menentukan
apakah standar keperawatan telah tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat restropektif,
concurrent, atau peer review. Restropektif adalah audit dengan menelaah dokumen
pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan.
Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung.
Peerreview adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.
3. Audit hasil
Adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, atau
indikator mutu. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan. Kondisi
SDM dapat berupa efektivitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indikator mutu umum
dapat berupa BOR, aLOS, TOI, angka infeksi nosokomial (NI) dan angka dekubitus.
2. sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien
dan efektif
3. aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan
5. aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati (Standar Asuhan Keperawatan, 1998 dalam Khotijah, 2019).
Menurut Mugianti (2016) penjagaan mutu di ruang rawat inap yang menerapkan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP), pengendalian dapat diukur dalam bentuk kegiatan
pengukuran yang menggunakan indikator umum, indikator mutu pelayanan, indikator pasien
dan SDM sebagai berikut :
1. Indikator mutu Umum :
a. Penghitungan Tempat Tidur Terpakai ( BOR )
Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80 – 90 %
sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.
Rumus penghitungan BOR sebagai berikut:
Keterangan:
Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali
jumlah hari dalam satu satuan waktu
Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka jumlahnya 28 –
31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.
b. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)
Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnose tertentu
yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara umum ALOS yang
ideal antara 6 – 9 hari
Di ruang MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat
setiap bulan dengan rumus sbb :
Jumlah hari perawatan pasien keluar
Rumus : x 100 %
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Keterangan:
• Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien
keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.
• Jumlah pasien keluar(hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau
meninggal dalam satu periode waktu.
c. Penghitungan TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)
Turn Over Interval ( TOI ) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati
dari saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam
waktu 1 – 3 hari.
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap
bulan dengan rumus sbb :
Keterangan:
Jumlah TT: jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki
Hari perawatan: jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan
mati
Jumlah pasien keluar: jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang,
mutasi lari, atau meninggal
2. Indikator mutu pelayanan keperawatan:
a. Keselamatan pasien (patien safety)
Pelayanan keperawatan dinilai bermutu jika pasien aman dari kejadian jatuh, ulkus
dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera akibat restrain.
b. Keterbatasan perawatan diri.
Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan tersebut, misal penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih,
dll. Pelayanan keperawatan bermutu jika pasien terpelihara perawatan dirinya dan
bebas dari penyakit yang disebabkan oleh higiene yang buruk.
c. Kepuasan pasien
Salah satu indikator penting lainnya dari pelayanan keperawatan yang bermutu adalah
kepuasan pasien. Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap pelayanan
keperawatan yang diharapkan.
d. Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau perasaan tidak nyaman yang terjadi
karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Kecemasan yang masih ada
setelah intervensi keperawatan, dapat menjadi indikator klinik.
e. Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol. Pelayanan
keperawatan dinilai bermutu jika pasien merasa nyaman dan bebas dari rasa nyeri dan
menyakitkan.
f. Pengetahuan
Indikator mutu lain adalah pengetahuan dimana salah satunya diimplementasikan
dalam program discharge planning. Discharge planing adalah suatu proses yang
dipakai sebagai pengambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien dari
suatu tempat perawatan ke tempat lainnya. Dalam perencanaan kepulangan, pasien
dapat dipindahkan kerumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi, nursing
home atau tempat tempat lain diluar rumah sakit.
3. Indikator kondisi pasien
a. Survey Masalah Keperawatan
Survey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan yang dibandingkan
dengan standar NANDA untuk pasien baru/her opname yang dilakukan untuk satu
periode waktu tertentu (satu bulan).
b. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh
kepala ruangan, pada status setiap pasien yang telah pulang atau meninggal dan hasil
audit di buat rekapan dalam satu bulan.
c. Survey Kepuasan
Menurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau
outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang.
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien ,
keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain. Di ruang MPKP survey kepuasan pasien
dilakukan setiap pasien pulang, diberikan saat selesai menyelesaikan administrasi
atau saat mempersiapkan pulang dengan cara pasien dan keluarga mengisi angket
yang disediakan.
d. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga
4. Kondisi SDM
a. Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter
b. Penilaian kinerja perawat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Setelah kita mempelajari materi tentang pengendalian dan penjagaan mutu ini, kami
berharap agar mahasiswa dapat menerapkan konsep ini dalam praktek lapangan maupun di
tempat kerjanya. Kami menyarankan agar mahasiswa benar-benar mempelajari konsep
pengendalian dan mutu ini agar pelayanan keperawatan yang diberikan bermutu dan
berkualitas. Kami juga menyarankan agar mahasiswa senantiasa menimba ilmu keperawatan
dan mengembangkan ilmu yang didapat agar berguna di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Khotijah, dkk (2019). Proses Menjaga Mutu Asuhan Keperawatan Diruang Rawat. Cilacap :
Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
Morgan, R.L. 2007. Melayani Pelanggan Kecewa Tetapi Efektif Dalam Kondisi Kesal. Jakarta :
Penerbit PPN.
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, ALFABETA, Jakarta, 2010,
Wijono. 2008. Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan Praktik.
Surabaya: CV Duta Prima Airlangga.