Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

BANGSAL PENYAKIT BEDAH DI RUANG ANYELIR

RSUD KARANGANYAR

Disusun Oleh :

………………………………..

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN – PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
SURAKARTA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktek Klinik Stase
Manajemen ini. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi
tugas Profesi Ners.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras saya semata, melainkan
juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:

1. Bapak Exda Hanung Lidiana, S.Kep.Ns, MM selaku dosen pembimbing stase


Manajemen Keperawatan.
2. Orang tua, sahabat, teman sejawat dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu, saya selaku
penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan
ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.

Karanganyar, 06 Juli 2020

Penulis

…………………………

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR/ GRAFIK/ SKEMA...............................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................................1
B. TUJUAN...................................................................................................................................2
C. MANFAAT..............................................................................................................................2
BAB II RENCANA PENGEMBANGAN
A. PERENCANAAN (PLANNING).....................................................................................3
B. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)...................................................................9
C. KETENAGAAN (STAFFING).........................................................................................33
D. PENGARAHAN(ACTUATING).....................................................................................39
E. KONTROLLING................................................................................................

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Frekuensi Tingkat Pendidikan Perawat di Ruang Anyelir................................4


Tabel 2.2 Perhitungan tingkat ketergantungan berdasarkan kriteria.................................5
Tabel 2.3 Perhitungan ketenagaan menurut Douglas.............................................................7
Tabel 2.4 Evaluasi Penilaian Struktur Organisasi Ruang Anyelir.....................................9
Tabel 2.5 Observasi Kepala Ruang di Ruang Anyelir...........................................................13
Tabel 2.6 Observasi Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruang Anyelir............................16
Tabel 2.7 Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana Keperawatan Ruang Anyelir...........19
Tabel 2.8 Observasi Operan Jaga, Pre Conference, dan Post Conference.....................23
Tabel 2.9 Observasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga Di Ruang Anyelir...........23
Tabel 2.10 Observasi Pre Conference di Ruang Anyelir.....................................................24
Tabel 2.11 Observasi Pelaksanaan Post Conference di Ruang Anyelir...........................25
Tabel 2.12 Pelaksanaan Ronde Keperawatan Di Ruang Anyelir.......................................27
Tabel 2.13 Timbang Terima di Ruang Anyelir........................................................................28
Tabel 2.14 Frekuensi Tingkat Pendidikan Perawat di Ruang Anyelir..............................34
Tabel 2.15 Perhitungan tingkat ketergantungan berdasarkan kriteria...............................35
Tabel 2.16 Perhitungan ketenagaan menurut Douglas..........................................................36

iv
DAFTAR BAGAN/ GRAFIK/ SKEMA

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Ruang Anyelir...............................................................9

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji, 2012).
Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi
keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan
karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat.
Profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan,
dinilai, dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Keperawatan Indonesia sampai
saat ini masih berada dalam proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi. Sebagai
profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal,
kemampuan teknis dan moral. Keperawatan sebagai pelayanan/ asuhan profesional
bersifat humanitis, menggunakan pendekatan holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar
profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama.
Perawat dituntut untuk selalu melakukan asuhan keperawatan dengan benar atau
rasional dan baik atau etis (Nursalam, 2012).
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas keperawatan dan
sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen keperawatan. Perawat harus
mempunyai ketrampilan komunikasi interpersonal yang baik. Perawat harus
berkomunikasi secara efektif, apabila pengetahuan perawat baik dan luas makan
pelayanan yang akan diberikan oleh perawat akan memuaskan. Komunikasi perawat
bisa dilihat dari perawat berkomunikasi dengan pasien, perawat berkomunikasi
dengan perawat (teman sejawat), perawat berkomunikasi dengan dokter, perawat
berkomunikasi dengan atasan dan perawat berkomunikasi dengan staf lain (Nursalam,
2014).

1
B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Setelah melakukan pembelajaran manajemen keperawatan selama 3
minggu diharapkan mahasiswa mampu memahami manajemen keperawatan baik
pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan klinik.

Setelah melaksanakan pembelajaran stase manajemen keperawatan,


mahasiswa secara individu maupun kelompok mampu:
a. Melakukan kajian situasi atau analisa lingkungan, ruangan pelayanan
keperawatan (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan).
b. Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di suatu ruangan.
c. Melakukan analisis dengan metode Analisa SWOT.
d. Menetapkan prioritas dan masalah dalam manajemen keperawatan.
e. Menyusun POA (Planning Of Action) berdasarkan hasil kajian atau analisa.
f. Mengimplementasikan salah satu model praktik keperawatan profesional.
g. Melakukan pengolahan staf (kelompok dan pendukung) dibawah supervisi
penanggung jawab unit).
h. Melakukan pre dan post conference, timbang terima operan dan ronde
keperawatan di suatu ruang perawat.
i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.

C. MANFAAT
a. Institusi Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan dalam pelayanan bagi pasien melalui menejemen
keperawatan khususnya di bangsal penyakit dalam ruang Anyelir.
b. Mahasiswa
Untuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam menejemen
keperawatan.
c. Perawat Pelaksana
Sebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktek guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

2
BAB II
RENCANA PENGEMBANGAN

A. PLANNING (PERENCANAAN)
1. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi dan Misi Ruang Anyelir

Menjadikan Ruangan Dahlia yang mampu meberikan pelayanan kesehatan


secara professional dalam melakukan Asuhan Keperawatan.
2) Misi
a) Memberikan pelayanan dengan sepenuh hati
b) Memberikan pelayanan keperawatan professional
c) Memberikan pelayanan keperawatan yang holistic dan bermutu.
d) Dapat berkomunikasi dengan pasien secara terapeutik
b. Tujuan Keperawatan
1) Tujuan Umum Keperawatan
Menyelenggarakan pelayanan keperawatan yang profesional dan
bermutu sesuai standar keperawatan.
2) Tujuan Khusus Keperawatan
a) Meningkatkan pendokumentasian asuhan keperawatan
b) Mengoptimalkan keamanan dan keselamatan pasien
c) Memberikan pelayan keperawatan secara paripurna
d) Menurunkan kejadian infeksi nosokominal dalam keperawatan
2. Rencana Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan
a. Rencana harian
1) Operan dilakukan pada saat pre dan post confenrence.
2) Briefing setiap pagi
3) Verbedden setiap 3 hari sekali
4) Injeksi dilakukan sesuai dengan waktu pemberian
5) Visite dokter sesuai jadwal
b. Rencana Mingguan
1) Cek inventaris
2) Cek alat
3) Cek persediaan lembar RM

3
c. Rencana Bulanan
1) Laporan pelayanan mutu
2) PPI
3) Buat jadwal jaga
4) Rapat 3 bulanan bersama pegawai di ruangan
5) Pengecekan arsip biaya keperawatan
d. Rencana Tahunan
1) Perbaikan Asuhan Keperawatan mengenai kelengkapan data-data pasien
2) Pengusulan pelebelan nama di setiap tempat sampah medis, non-medis
dan benda tajam.
3) Melakukan pengebonan alat
3. Perencanaan Keuangan
a. Dana sosial diperoleh dari setiap anggota/staff ruangan
b. Iuran Rp. 20.000 per orang setiap 1 bulan sekali
c. Jika ruangan anyelir membutuhkan sarana dan prasarana langsung
mengajukan pada pihak rumah sakit melalui yanmed kemudian diteruskan ke
bidang pengadaan dan diteruskan lagi ke dalam arsip Rumah Sakit.
4. Perencanaan Ketenagaan
Bangsal penyakit bedah ruang Anyelir di dapatkan jumlah perawat 16 orang.
Tenaga perawat yang ada di bangsal Anyelir sebanyak 3 perawat Ners, 11
perawat D3 dan 2 SPK. Ketentuan Rumah sakit dalam menentukan jumlah
perawat di bangsal menggunakan standar dari Departemen Kesehatan.
Tabel 2.1 Frekuensi Tingkat Pendidikan Perawat di Ruang Anyelir
No Nama Jabatan Pendidikan Status
Kepegawaian

1 Yunis Yollanda, S.Kep.,Ns Kepala Ruang S1 PNS

2 Yuwita Aulia, S.Kep., Ns Katim I S1 PNS

3 Yuliati Putri, S.Kep., Ns Katim II S1 PNS

4 Wanda Ajeng, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

5 Windha Maya, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

6 Yulaiha, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

4
7 Siti Lailatul, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

8 Yeni Erna, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

9 Tri Waningsih, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

10 Septi Wulan, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 PNS

11 Niken Salindri, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

12 Nur Khasanah, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

13 Novia Nur., Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

14 Ambar Rini, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

15 Wulandari Perawat Pelaksana SPK PNS

16 Sumarni Perawat Pelaksana SPK BLUD

Sumber : Data Primer dari Ruang Anyelir, 2020

a. Perhitungan ketenaga kerjaan menurut Depkes (2005)


1) Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kriteria:
a) Asuhan keperawatan minimal 2 jam/24 jam
b) Asuhan keperawatan sedang 3,08 jam/24 jam
c) Asuhan keperawatan berat 4,15 jam/24 jam
d) Asuhan keperawatan maksimal 6,16 jam/24 jam

2) Perhitungan tingkat ketergantungan berdasarkan kriteria


Tabel 2.2 Perhitungan Tingkat Ketergantungan Berdasarkan Kriteria
Rata-Rata Jumlah Jam Jumlah Jam
No Kriteria Perawatan Per
Pasien/ Hari Perawat Hari

1 Asuhan Keperawatan 12 2X12 24


Minimal
2 Asuhan Keperawatan 23 3,08 X 24 70,84
Sedang
3 Asuhan Keperawatan 3 4,15 X 3 12,45
Berat
4 Asuhan Keperawatan 2 6,16 X 2 12,32
Maksimal
TOTAL 40 119,32 119,32
5
Jumlah perhitungan tingkat ketergantungan
Jumlah peralatan yang dibutuhkan =
Jumlah jam kerja efektif
119,32
=
7
= 17,08

3) Menghitung Los Day


Jumlah hari minngu dalam 1 tahun
+ jumlah cuti
+ hari besar dalam 1 tahun
Los day = x Jml perawat yg dibutuhkan
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14
= × 17,08
286
78
= × 17,08
286

= 4,65
4) Menghitung tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non
keperawatan
Non Keperawatan = Jumlah tenaga perawat × 25%
= 17,08 × 25%
= 4,27
5) Total perawat yang dibutuhkan
= jumlah tenaga perawat + los day + Non Keperawatan
= 17,08 + 4,65 + 4,27
= 26 Perawat
6) Jadi kesimpulan dari perhitungan ketenaga kerjaan perawat menurut
Depkes pada Bangsal Anyelir adalah 26 perawat dalam 1 hari dengan
pembagian setiap shif sebagai berikut:

6
a) 26 perawat dimana :
(a) 1 perawat sebagai karu
(b) 2 perawat sebagai katim
b) 23 perawat dibagi dalam 4 kriteria:
(a) Shif Pagi : 8 orang perawat
(b) Shif Siang : 6 orang perawat
(c) Shif Malam : 6 orang perawat
(d) Libur/ lepas jaga : 3 orang perawat

b. Perhitungan ketenagaan menurut Douglas


Jumlah pasien di Anyelir yaitu sebanyak 40 pasien dengan angka
ketergantungan sebagai berikut:
1) Minimal 12 pasien
2) Parsial 23 pasien
3) Total 5 pasien
Perhitungan Ketenagakerjaan menurut Douglas
Tabel 2.3 Perhitungan Ketenagakerjaan menurut Douglas

Shift Minimal Parsial Total


Pagi 12 x 0,17 23 x 0,27 5 x 0,36
Siang 12 x 0,14 23 x 0,15 5 x 0,30
Malam 12 x 0,10 23 x 0,07 5 x 0,20

Shift Minimal Parsial Total Jumlah


Pagi 2,04 6,21 1,8 10,05
Siang 1,68 3,45 1,5 6,63
Malam 1,2 1,61 1 3.81
Jumlah 20,49 = 21

Jadi jumlah tenaga perawat berdasarkan perhitungan menurut Douglas


yang dibutuhkan bangsal Anyelir dalam 1 hari yaitu sebanyak 21 orang.

7
5. Rencana Pengembangan Staff
Perawat/ pegawai diruang Anyelir di jadwalkan secara bergantian dan wajib
mengikuti:
a. Seminar
b. Simposium
c. Workshop
d. Diklat
e. IHT

6. Perencanaan Sarana dan Prasarana


Di ruang Anyelir di dapatkan pengadaan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dari tiap ruangan, khusunya ruang Anyelir yang harus melalui
prosedur yang telah ditetapkan dari Rumah Sakit. Melalui pengajuan kepada
pihak yanmed yang menangani dan kemudian dilanjutkan ke pengadaan lalu ke
arsip ruangan. Adapun beberapa alat yang akan dipesankan:
a. Meja dan kursi untuk ruang diskusi
b. AC berdiri
c. Nebulizer
d. EKG

7. Keterlibatan Staff Perawat dalam Perencanaan


Keterlibatan Staff Ruang Anyelir dalam perencanaan dengan cara rapat yang
akan dilakukan 3 kali yaitu:
a. Rapat Kordinasi yang di ikuti hanya kepala ruang saja untuk waktu tidak
menentu.
b. Rapat koordinasi bidang juga diikuti kepala ruang dilaksanakan 3 bulan
sekali.
c. Rapat internal masuk dilakukan 3 bulan yang di ikuti semua perawat ruang
Anyelir

8
B. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
1. Struktur Organisasi Ruang Anyelir
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Ruang Anyelir

Kepala Ruang
Yunis Yollanda, S.Kep., Ns

Ketua Tim I Ketua Tim II


Yuwita Aulia, S.Kep., Ns Yuliati Putri, S. Kep., Ns

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


1. Wanda Ajeng, Amd. Kep 1. Niken Salindri, Amd. Kep
2. Windha Maya, Amd. Kep 2. Nur Khasannah, Amd. Kep
3. Yulaiha, Amd. Kep 3. Novia Nur, Amd. Kep
4. Siti Lailatul, Amd. Kep 4. Ambar Rini, Amd. Kep
5. Yeni Erna, Amd. Kep 5. Septi Wulan, Amd. Kep
6. Tri waningsih, Amd. Kep 6. Sutiyah
7. Wulandari

Tabel 2.2 Evaluasi Penilaian Struktur Organisasi Ruang Anyelir


No Aspek Yang Dinilai Dilakukan Tidak Dilakukan Keterangan

1 Menggambarkan kedudukan 1
kepala ruangan

2 Adanya Tim I dan Tim II 1

3 Adanya Perawat pelaksana 1

Sumber : Data Primer di Ruang Rawat Inap Anyelir 2020


Keterangan :
1 : Dilakukan
0 : Tidak Dilakukan

9
Nilai Penyusunan :

= ℎ × 100% 3
3
=3×100%

= 100%

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dianalisa, struktur organisasi sudah


memenuhi kriteria dengan hasil yaitu 100%. Pengorganisasian di Ruang Anyelir
menggunakan model kepemimpinan dengan metode tim dan hanya di pimpin oleh
satu ketua tim, untuk operan tugas, pre conference dan post conference sudah
dilakukan dengan baik dan maksimal.

2. Uraian Tugas
Didapatkan data primer dari buku Uraian tugas kepala ruang, ketua tim dan
perawat pelaksana didapatkan hasil :
Kepala
Ruang Fungsi
a. Menentukan standar pelaksanaan kerja.
b. Memberi pengarahan dan motivasi kepada ketua dan anggota tim.
c. Melakukan Pengawasan
d. Supervisi
e. Evaluasi tugas staf

a. Perencanaan:
1) Menentukan ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.
2) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas
dan kebutuhan pasien.
5) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
6) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
7) Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.
8) Melakukan pelaporan dan pendukumentasian.

10
b. Pengorganisasian dan ketenagaan
1) Merumuskan metode, tujuan dan rincian tugas ketua tim dan anggota tim
secara jelas.
2) Membuat rentang kendali diruang rawat.
3) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat
roster dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah
dan kondisi pasien.
4) Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
bentuk diskusi , bimbingan dan penyampaian informasi.
5) Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan.
6) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
7) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
8) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
9) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
10) Pre dan post conference.
11) Beside teaching.
c. Pengarahan
1) Memberiakan pengarahan kepada ketua tim tentang penugasan dan
pelaksanaan asuhan keperawatan beserta fungsi-fungsi menejemen.
2) Memberikan informasi mengenai hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
3) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap.
4) Melalui supervisi:
a) Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
melalui pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan dari
ketua tim
b) Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
c) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada
saat itu juga.
5) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
6) Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas dengan baik.

11
7) Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan.
8) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
9) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d. Pengawasan:
1) Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
anggota tim/ pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
secara langsung kepada pasien.
2) Evaluasi
Mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim dan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
3) Memberi umpan balik kepada ketua tim.
4) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
5) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
6) Memperhatiakan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan.
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan yaitu :
1) Demokratik
2) Otokratik
3) Pseudodemokratik
4) Situasional, dll.
f. Peran Manajerial:
1) Informasional
2) Interpersonal
3) Decisional

12
g. Observasi Kepala Ruang Di Ruang Anyelir
Tabel 2.5 Observasi Kepala Ruang Di Ruang Anyelir
No Tugas Kepala Ruang Observasi
(n=3) Ya Tidak
(1) (0)
1 Membagi staf kedalam grup MPM sesuai dengan 0 3
kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas dengan berkoordinasi 3 0
dengan ketua tim
3 Membagi klien kedalam grup MPM sesuai dengan 3 0
kemampuan dan beban kerja
4 Melakukan meeting morning 2 1
5 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas 2 1
ketua tim dan perawat pelaksana
6 Melakukan supervisi seluruh staf keperawatan 2 1
untuk mencapai kerja yang optimal
7 Melakukan upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui 3 0
angket setiap klien akan pulang
8 Mendelegasikan tugas ke PPJR pada jaga S/M/L 2 1
9 Berperan serta sebagai konsultan 3 0
Jumlah 20 7
Total 20/27 x 100% =
74,0 %
Sumber : Data Primer di Ruang Rawat Inap Anyelir 2020
Kategori:

76-100 : baik
56–75 : cukup
0–55 : kurang
Analisa:

Berdasarkan analisa observasi diruang Anyelir, didapatkan hasil (74,0%)


yang termasuk dalam kategori cukup. Dalam tugas kepala ruang Anyelir ada
beberapa yang belum dilakukan secara maksimal, seperti kurangnya
melakukan meeting morning dan pendelegasian tugas PPJR pada jaga S/M/L
karena kepala ruang Anyelir hanya masuk pada shift pagi setiap hari.

13
Ketua Tim
Fungsi:
a. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenanganya yang
didelegasikan oleh kepala ruangan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja anggota tim/ pelaksana.
c. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota tim/ pelaksana.
e. Menyelenggarakan konferensi.

a. Perencanaan
1) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala
ruang.
2) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota tim/
pelaksana.
3) Menyusun rencana asuhan keperawatan.
4) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
5) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan.
6) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruang.
7) Mengorientasikan pasien baru.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
b. Pengorganisasian dan ketenagaan
1) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
2) Bersama kepala ruang membuat rincian tugas untuk anggota tim/
pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
3) Melakukan pembagian kerja anggota tim/ pelaksana sesuai dengan
tingkat ketergantungan pasien.
4) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
5) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/ pelaksana.
6) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada anggota
tim/pelaksana.
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

14
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
2) Memberikan informasi kepada anggota tim/ pelaksanaan yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan.
3) Melakukan bimbingan kepada anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan.
4) Memberi pujian kepada anggota tim/ pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan
kebutuhan pasien.
5) Memberi teguran kepada anggota tim/ pelaksana yang melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
6) Memberi motivasi kepada anggota tim/ pelaksana.
7) Melibatkan anggota tim/ pelaksana dari awal sampai dengan akhir
kegiatan.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d. Pengawasan
1) Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan anggota tim/ pelaksana
asuhan keperawatan kepada pasien.
2) Supervis
Melihat dan mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan dan catatan
keperawatan yang dibuat oleh anggota tim/ pelaksana serta menerima/
mendengarkan laporan secara lisan dari anggota tim/ pelaksana tentang
tugas yang dilakukan.
3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat
itu juga.
4) Evaluasi:
a) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim/ pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun.
b) Penampilan kerja anggota tim/ pelaksana dalam melaksanakan
tugas.
c) Upaya peningkatan kemampuan, ketrampilan dan sikap.
5) Memberi umpan balik kepada anggota tim/ pelaksana.

15
6) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
7) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan:
1) Demokratik
2) Otokratik
3) Pseudodemokratik
4) Situasional, dll
f. Peran manajerial yaitu:
1) Informasional
2) Interpersonal
3) Decisional
g. Observasi Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruang Anyelir
Tabel 2.6 Observasi Pelaksanaan Tugas Ketua Tim di Ruang Anyelir.
No Tugas Ketua Tim Obs 1
(n=3) Ya Tidak
(1) (0)
1 Bertugas pagi hari 3 0
2 Bersama perawat pelaksana menerima Operan tugas 3 0
jaga dari perawat pelaksana yang jaga malam
3 Bersama perawat pelaksana melakukan konfirmasi 3 0
supervisi tentang kondisi klien segera setelah selesai
operan dengan petugas jaga malam
4 Melakukan pre-conference dengan semua perawat 2 1
pelaksana yang ada dalam grupnya setiap awal
dinas pagi
5 Membagi habis klien kepada perawat pelaksana 3 0
sesuai dengan kemampuan dan beban kerja
6 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau 3 0
diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada
semua klien yang menjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan
7 Memonitor dan membimbing tugas perawat 2 1
pelaksana
8 Membantu tugas perawat pelaksana untuk 3 0
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan
9 Mengoreksi revisi dan melengkapi catatan asuhan 2 1
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana
yang ada dibawah tanggung jawabnya
10 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap klien sesuai 3 0
dengan tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
16
keperawatan dan ada bukti dalam rekam
keperawatan
11 Melaksanakan post conference pada setiap akhir 2 1
dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari
perawat pelaksana untuk persiapan operan tugas
jaga selanjutnya
12 Melakukan operan jaga kepada perawat pelaksana 3 0
jaga sore diikuti perawat pelaksana pagi
13 Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada 1 2
dalam satu grup atau yang akan merawat selama
klien dirawat atau kepada klien atau keluarga yang
baru
14 Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana 3 0
pada S/M/L
15 Menerima pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi 3 0
hari tidak bertugas
16 Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan 1 2
tim kesehatan lain setiap seminggu sekali
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan 1 2
rutin keperawatan minimal sebulan sekali
18 Menyelenggarakan diskusi kasus sesuai prosedur 1 2
19 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan uraian tugas 3 0
20 Bersama perawat pelaksana melakukan doa bersama 3 0
sebagai awal dan ahir tugas, dilakukan setelah
selesai operan jaga malam
Jumlah 50 10
Total 50/60 x 100% =
83%
Sumber : Data Primer di Ruang Rawat Inap Anyelir 2020
Kategori:
76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
0–55 : kurang
Analisa:

Berdasarkan hasil analisis observasi kepala tim ruang Anyelir,


didapatkan hasil (83%) yang termasuk dalam kategori baik. Namun dalam
tugas kepala tim Anyelir ada beberapa yang belum dilakukan secara
maksimal, seperti kurang memperkenalkan perawat pelaksana yang ada
dalam satu grup atau yang akan merawat selama klien dirawat atau kepada
klien atau keluarga yang baru dan kurangnya menyelenggarakan diskusi
kasus dengan dokter dan tim kesehatan lain setiap seminggu sekali, karena
ketua tim hanya mendiskusikan kepada dokter jika ada pasien yang lapor
kepada perawat tentang keluhannya.

17
Perawat Pelaksana
a. Perencanaan
1) Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima tugas.
2) Menerima pembagian tugas dari ketua tim.
3) Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan.
4) Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruang.
5) Menerima pasien baru.
6) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
b. Pengorganisasian dan ketenagaan
1) Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim.
2) Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian
asuhan keperawatan.
3) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.
4) Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
5) Menyesuaikan waktu istirahat dengan angota tim/pelaksana lainnya.
6) Melaksanakan asuhan keperawatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan
yang dilakukan.
c. Pengarahan
1) Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas setiap
anggota ntim/pelaksana.
2) Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan
keperawatan.
3) Menerima pujian dari ketua tim.
4) Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas atau
membuat kesalahan.
5) Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan.
6) Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan.
7) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
d. Pengawasan
1) Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.

18
2) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian.
e. Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana Keperawatan Di Ruang Anyelir
Tabel 2.7 Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana Keperawatan Di
Ruang Anyelir
No Tugas Perawat Pelaksana Observasi
(n=3)
Ya Tdk
(1) (0)

1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir dari


dan kepada perawat pelaksana yang ada dalam satu 3 0
grup

2 Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi 3 0


klien segera setelah operan setiap klien

3 Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas 2 1


yang dilakukan setelah selesai operan tugas jaga

4 Mengikuti pre-conference yang dilakukan oleh ketua tim 2 1


setiap awal tugas

5 Melaksanakan asuhan keperawatan ke klien yang 3 0


menjadi tanggung jawab dan ada bukti direkam medis

6 Melakukan monitoring respon klien dan ada bukti 2 1


direkam medis

7 Melakukan konsultasi tentang masalah klien/keluarga 3 0


kepada ketua tim

8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan


kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada 1 2
bukti direkam medis

9 Menerima keluhan klien/ keluarga dan berusaha 3 0


mengatasinya

10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua 3 0


klien yang menjadi tanggung jawabnya

11 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua 3 0


klien yang menjadi tanggung jawabnya

12 Mengikuti post-conference yang diadakan oleh ketua tim


pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan 2 1
perkembangan semua klien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada klien

13 Bila tidak ada ketua tim wajib mengenalkan perawat 2 1


19
pelaksana yang ada dalam grup yang akan memberikan
asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada klien
atau keluarga baru

14 Melakukan pendelegasian tugas ketua tim pada S/M/L 3 0


15 Berkoordinasi dengan PNJR/dokter/tim kesehatan lain 3 0
bila ada masalah klien pada S/M/L

16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter atau tim 2 1


kesehatan lain setiap seminggu sekali

17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin di 1 2


ruangan

18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas perawat 3 0


pelaksana

JUMLAH 44 10
Total 44/54 x
100% =
81,4%

Sumber : Data Primer di Ruang Rawat Inap Anyelir 2020


Kategori:

76 – 100 : baik
56 – 75 : cukup
0–55 : kurang
Analisa:

Berdasarkan hasil analisa observasi perawat pelaksana rauang


Anyelir, didapatkan hasil (81,4%) yang termasuk dalam kategori baik.
Namun dalam tugas perawat pelaksana ada beberapa yang belum dilakukan
secara maksimal, seperti kurang maksimalnya dalam memberikan Asuhan
Keperawatan, sedikit perawat yang memperkenalkan diri diwaktu tindakan.

3. Pengorganisasian perawatan pasien


Kepala ruang Anyelir membawahi 15 perawat yang dibagi menjadi dua
ketua tim. Di ruang Anyelir menggunakan metode MPKP dengan sistem tim.
Ketua tim secara fungsional bertanggung jawab kepada kepala ruang yang diberi
wewenang dan ditugaskan untuk mengatur tim tenaga keperawatan dalam
melakukan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien di ruang Anyelir.

20
Berdasarkan data yang diperoleh pengorganisasian menggunakan metode
MPKP dengan metode tim. Perawat pelaksana di ruang Anyelir sudah melakukan
operan secara berkeliling. Kepala ruang sudah melakukan pre conference, post
conference, dan ronde keperawatan.

4. Klasifikasi pasien
Berdasarkan data yang diperoleh pasien di ruang Anyelir ada pembagian
khusus. Karena bangsal Anyelir merupakan bangsal Bedah kelas 1, kelas 2 dan
kelas 3.

5. Pendokumentasian proses keperawatan


Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan instrumentasi
penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun oleh DepKes, yaitu:
a. Standart 1 (Pengkajian Keperawatan)
Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesis, observasi yang
paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus menerus tentang
keadaan pasien untuk menentukan asuhan keperawatan sehingga data
keperawatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim data pengkajian
meliputi: pengumpulan data, pengelompokan data dan perumusan masalah.
b. Standar 2 (Diagnosa Keperawatan)
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang dirumuskan berdasarkan
data status kesehatan pasien dianalisis dan dibandingkan dengan norma
kehidupan pasien dan komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan
gejala (PES) bersifat aktual dan potensial dan dapat ditanggulangi perawat
c. Standar 3 (Perencanaan Keperawatan)
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa Keperawatan,
komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan, asuhan keperawatan dan
rencana tindakan.
d. Standar 4 (Intervensi Keperawatan)
Intervensi Keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang ditentukan dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup
aspek peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan keluarga

21
e. Standar 5 (Evaluasi Keperawatan)
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis, terencana untuk
menilai perkembangan pasien
f. Standar 6 (Dokumentasi Keperawatan)
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat selama
pasien dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan sebagai informasi,
komunikasi dan laporan. Dokumentasi dibuat setelah tindakan dilakukan.
Sesuai dengan proses pelaksanaan keperawatan
Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa rekam medis pasien
sudah berisi lembar assesment, medis rawat inap, assesment awal
keperawatan, lembar rencana asuhan keperawatan, assesment ulang resiko
jatuh, assesment ulang nyeri, catatan perkembangan pasien terintegrasi,
grafik vital sign, daftar pengobatan parenteral, daftar pengobatan oral,
formulir rekonsiliasi obat, ceklis pemberian obat, tindakan harian
keperawatan, lembar perencanaan edukasi, formulir pemberian edukasi,
daftar tilik penilaian ulang materi edukasi, rencana pemulangan pasien,
ringkasan pulang, penempelan salinan resep, pemeriksaan penuunjang medis,
orientasi pelayanan dan fasilitas pasien, ceklis pasien pulang, dokumen
pemberian informasi resiko pasien jatuh, tata tertib, hak dan kewajiban
pasien, persetujuan umum, surat pernyataan, perincian biaya pemeriksaan
IGD, assesment medis gawat darurat, CPPT IGD, assesment awal
keperawatan IGD, lembar pendokumentasian asuhan keperawatan yang
diperlohe berdasarkan instrumen asuhan keperawatan di ruang Cempaka 3
terhadap kelengkapan status pasien, didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Pendokumentasian asuhan keperawatan belum dilakukan secara lengkap,
sebagai perumusan diagnosa belum berdasarkan prioritas masalah baik
aktual, potensial, komplikasi dan kolaborasi. Sebagian perumusan tujuan
tidak mengandung SMART (spesifik, measurable, achievable, realistic,
time). Pada implementasi terkadang perawatn tidak mengobservasi
respon pasien, evaluasi keperawatan tidak di dokumentasikan dan tidak
mengacu pada SOAP (subjectif, objectif, assesment dan planning).
2) Yang bertanggung jawab dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
yaitu katim apabila ada masalah yang tidak bisa diselesaikan maka katim
dibantu karu.

22
6. Jadwal dinas/shift
Sistem penyusunan jadwal dinas di ruang Anyelir di susun langsung oleh
kepala ruang dengan ketentuan kepala ruang masuk pagi untuk setiap harinya dan
Clinical Instruktur (CI) masuk pagi setiap harinya, terkecuali hari minggu dan
tanggal merah.
a. Pada shift pagi perawat yang bertugas sebanyak 7 orang yang terdiri dari
kepala ruang, CI, ketua tim dan perawat pelaksana
b. Pada shift siang perawat yang bertugas sebanyak 5 orang yang salah satunya
bertugas sebagai perawat penanggung jawab shift dan perawat pelaksana.
c. Pada shift malam perawat yang bertugas 4 orang yang terdiri dari penanggung
jawab shift dan perawat pelaksana.
Tabel 2.8 Observasi Operan Jaga, Pre Conference, dan Post Conference
No Kegiatan Hari 1 Hari 2 Hari 3
P S M P S M P S M
1. Operan Jaga √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Pre √ - - √ - - √ - -
Conference
3. Post √ - - √ - - √ - -
Conference
Sumber : Data Primer di Ruang Rawat Inap Anyelir 2020
Dari observasi selama 3 hari didapatkan hasil bahwa Operan jaga dilakukan
secara rutin, sedangkan pre dan post conference sudah dilakukan namun belum
maksimal.

Tabel 2.6 Observasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan) Di Ruang Anyelir

No Variabel yang Dinilai Ya Tdk


(n=3) (1) (0)
1 Serah terima didahului dengan doa bersama 0 3
2 Memperkenalkan perawat yang bertanggung jawab pada 0 3
shift selanjutnya
3 Menyebutkan identitas klien, diagnosa medis, diagnosa 3 0
keperawatan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan
beserta waktu pelaksanaanya dan evaluasinya
4 Menginformasikan jenis rencana dan waktu rencana 3 0
tindakan keperawatan yang belum dilakukan
5 Menyebutkan perkembangan klien selama shift 3 0

23
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan 1 2
yang telah diberikan (bila ada)

7 Mengevaluasi hasil tindakan 2 1


8 Menyebutkan tindakan medis beserta waktunya yang 2 1
dilakukan selama shift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan 3 0
selama shift
10 Menginformasikan kepada klien/keluarga nama perawat 1 2
pada shift berikutnya setiap akhir tugas
11 Memberi salam pada klien, keluarga serta mengobservasi 2 1
dan menginspeksi kedaan klien, menanyakan keluhan-
keluhan klien dalam rangka klasifikasi
12 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima 2 1
tanggung jawab dilakukan didepan pintu dengan suara
pelan atau tidak rebut
Jumlah 29 7
Total 22/36 x
100% =
61,1%
Sumber : Data Primer di Ruang Rawat Inap Anyelir 2020
Kategori:
76 – 100 : baik
56–75 : cukup
0–55 : kurang

Hasil analisis operan jaga di ruang Anyelir didapatkan hasil (61,1%)


dan dikatakan operan jaga yang dilakukan cukup. Namun ada beberapa hal
yang belum dilakukan saat operan jaga seperti pengenalan nama perawat jaga
kepada pasien saat pergantian shift dan hanya dilakukan operan jaga dengan
berkeliling ke kamar pasien dan terkadang hanya operan jaga di ruang
perawat saja namun tidak berkeliling ke kamar pasien.

Tabel 2.10 Observasi Pre Conference di Ruang Anyelir


No Variabel yang dinilai Ya Tdk
(n=3)

1 Menyiapkan ruangan/tempat 3 0
2 Menyiapkan rekam medik klien yang menjadi tanggung 3 0
jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 2 1
4 Memandu pelaksanaan pre conference 3 0
5 Menjelaskan masalah keperawatan klien dan rencana 3 0
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
24
6 Membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai 3 0
kemampuan perawat pelaksana yang dimiliki dengan
memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan 2 1
klien / tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 2 1
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasi kesiapan perawat pelaksana untuk 3 0
melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang
menjadi tanggung jawabnya
10 Memberikan reinforcement positif pada perawat 3 0
pelaksana
11 Menyimpulkan hasil pre conference 3 0
Jumlah 30 3
Total 30/33 x
100% =
90%
Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat Inap Anyelir, 2020
Kategiri:

76 – 100 : baik
56–75 : cukup
0–55 : kurang

Berdasarkan observasi selama 3, pelaksanakan Pre- conference


dilakukan sebelum tindakan pada sift pagi di ruang rawat inap Anyelir.
Berdasarkan observasi pre conference tersebut didapatkan hasil yaitu (90% )
dalam kategori baik. Pada hari minggu tidak dilakukan pre conference. Hal
tersebut dikarenakan dari kepala ruang maupun ketua tim Di ruang rawat
inap Anyelir tidak mendelegasikan kepada perawat pelaksana untuk
memimpin atau melakukan pre-conference. Pre-conference dilaksanakan
dengan membacakan dan mendiskusikan keadaan pasien dan program-
program pasien.

Tabel 2.11 Observasi Pelaksanaan Post Conference di Ruang Anyelir


No Variabel yang Dinilai Ya Tdk
(n=3)
1 Menyiapkan ruangan/tempat 3 0
2 Menyiapkan rekam medik klien yang menjadi 3 0
tanggung jawab
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference 1 2

25
Menerima penjelasan dari perawat pelaksana tentang 2 1
4 hasil tindakan/hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat pelaksana
Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam 1 2
5 memberikan askep klien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
6 Memberi reinforcement pada perawat pelaksana 3 0
7 Menyimpulkan hasil post conference 3 0
Mengklarifikasi klien sebelum melakukan operan 3 0
8 tugas jaga shift ke jaga berikutnya
Jumlah 19 5
Total 19/24 x
100% =
79,16%
Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat Inap Anyelir, 2020
Kategori:

76 – 100 : baik
56–75 : cukup
0–55 : kurang

Berdasarkan hasil observasi Post conference di ruang Anyelir


didapatkan hasil sebanyak (79,16%) yang termasuk dalam kategori baik,
karena menurut observasi yang dilakukan ada beberapa bagian yang tidak
dilakukan pada saat Post conference seperti dalam menjelaskan tujuan dari
Post Conference dan mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam
memberikan askep klien dan dapat mencari upaya penyelesaian masalah.
Kegiatan Post conference dilaksanakan dan dilanjutkan operan keliling dari
perawat jaga shift kepada perawat shift selanjutnya. Di Anyelir kegiatan Post
conference lebih sering dilakukan dibandingkan kegiatan Pre-converence,
karena pada pagi hari langsung dilakukan operan jaga dilanjutkan dengan
mempersiapkan obat injeksi untuk pagi hari serta perawat mengikuti kegiatan
apel pagi hari.

26
Tabel 2.12 Pelaksanaan Ronde Keperawatan Di Ruang Anyelir
Kegiatan Observasi
No Ya Tidak
(n=3)

1 Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah 1 0
yang tidak teratasi dan masalah yang
langka) 1 0
b. Menentukan tim ronde 0 1
c. Mencari sumber literatur 0 1
d. Membuat proposal 1 0
e. Mempersiapkan pasien : informed
consent dari pengkajian 1 0
f. Diskusikan : apa diagnosa 1 0
keperawatan?
g. Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan? Dan apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
2 Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh 1 0
perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan serta
memilih prioritas yang perlu 1 0
didiskusikan
b. Diskusikan antar anggota tim tentang 1 0
kasus tersebut
c. Pemberian jastifikasi oleh perawat
primer atau konselor atau kepala ruang
tentang masalah pasien serta tindakan
yang akan dilakukan
3. Evaluasi
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan 1 0
b. Kesimpulan dan rekomendasi 0
penegakan diagnosis,nintervensi 1
keperawatan selanjutnya
JUMLAH 10 2
Total 10/12x 100% =
83,3%
Sumber : Data Primer Di Ruang Rawat Inap Anyelir, 2020
Kategori:

76 – 100 : baik
56–75 : cukup
0–55 : kurang

27
Ronde keperawatan adalah merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran.
Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurse dengan
anggota staf dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas
tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien menurut (clement,
2011). Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat
dengan perawat, pearwat dengan pasien kozier at all, 2004 menyatakan
bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih
perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan
kesempatan ada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannnya serta
mengevaluasi pelaynan keperawatan yang telah diterima pasien.
Selama dilakukan observasi di Ruang Anyelir didapatkan hasil 83,3%
dikatakan sudah baik. Namun ronde keperawatan belum dilakukan secara
maksimal, seperti membuat proposal untuk ronde keperawatan dan pencarian
sumber literatur yang digunakan.
Ronde Keperawatan selama observasi dilakukan 2 kali oleh perawat
Ruang Anyelir. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil bahwa kendala
masih jarang dilakukan ronde Keperawatan karena Ruangan Anyelir
merupakan bangsal bedah kelas 1,2 dan 3 dengan berbagai macam jenis
penyakit, sehingga tidak ada pengkhususan penyakit, oleh karena itu agak
sulit jika dilakukan Ronde Keperawatan 1 penyakit, selain itu kendala lain
adalah keterbatasan anggota.

Tabel 2.13 Timbang Terima di Ruang Anyelir


Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksanaan
Persiapan 1. Timbang terima 5 menit Nurse PN/ AN
dilaksanakan setiap station
pergantian shift/ operan
2. Prinsip timbang terima,
semua pasien baru masuk
dan pasien yang
dilakukan timbang terima

28
khususnya pasien yang
memiliki permasalahan
yang belum/ dapat
teratasi serta yang
membutuhkan observasi
lebih lanjut
3. PN menyampaikan
timbang terima pada PN
berikutnya, hal yang
perlu dilakukan dalam
timbang terima:
a. jumlah pasien
b. identitas klien dan
diagnosa medis
c. data(keluhan/
subjektif dan
objektif)
d. masalah
keperawatan yang
masih muncul
e. intervensi
keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
f. intervensi
kolaboratif dan
dependent
g. rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukandalam
kegiatan operatif,
pemeriksaan

29
laboratorium/
pemeriksaan
penunjang lainnya,
persiapan untuk
konsultasi/ untuk
prosedur yang tidak
rutin dilaksanakan
h. Prosedur rutin yang
biasadijalankan,
tidak perlu
dilaporkan
Pelaksana1. Kedua kelompok dinas 20 Nurse Karu, Pn
an sudah siap (shift jaga) menit station dan AN
2. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
buku catatan
3. Kepala ruang membuka
acara timbang terima
4. Perawat yang
melakukan timbang
terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang
telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang
jelas.
5. Kepala ruang/ PN
menanyakan kebutuhan
dasar pasien
6. Penyampaian yang

30
jelas, singkat dan padat
7. Perawat yang
melaksanakan timbang
terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan,
kebutuhan dan tindakan
yang telah/ belum
dilaksanakan serta hal-
hal penting lainnya
selama masa perawatan
8. Hal-hal yang bersifat
khusus dan
memerlukan perincian
yang matang sebaiknya
dicatat secara khusus
untuk kemudian
diserahterimakan
kepada petugas
berikutnya
9. Lama timbang terima
untuk tiap pasien tidak
lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi
khusus dan
memerlukan keterangan
yang rumit

Penutup 1. Diskusi 5 menit Nurse KARU, PP


2. Pelaporan untuk Station dan PA
timbang terima
dituliskan secara
langsung pada format

31
timbang terima yang
ditandatangani oleh PN
yang jaga saat itu dan
PN yang jaga
berikutnya yang
diketahui oleh kepala
ruang
3. Ditutup oleh kepala
ruang

Hasil timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian sift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik. Hasil timbang terima di ruang inap Anyelir telah dilaksanakan
setiap pergantian sift.

7. Orientasi Perawat Baru


Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan hasil bahwa setiap perawat
baru wajib mengikuti masa training minimal selama 1 bulan dan berpindah-
pindah ke semua bangsal yang ada di Rumah sakit. Setiap bangsal training selama
3-7 hari dan setelah masa training selesei perawat baru akan ditempatkan sesuai
peminatan atau di bangsal yang kekurangan ketenagaan kerja.

32
C. STAFFING (PENGATURAN STAFF)
1. Definisi
Perencanaan tenaga (staffing) keperawatan merupakan salah satu fungsi
utama pimpinan organisasi dalam keperawatan. Keberhasilan pimpinan
organisasi dalam merencanakan perawat ditentukan oleh kualitas SDM. Dalam
menentukan kebutuhan SDM rumah sakit harus memperhatikan beberapa faktor
seperti ukuran dan tipe rumah sakit, fasilitas dan tipe pelayanan yang ditawarkan,
jenis dan jumlah peralatan dan frekuensi pemakaiannya, kompleksitas penyakit,
usia pasien dan lamanya waktu tinggal di rumah sakit, pemberian cuti, seperti
melahirkan, liburan, sakit, dan tugas belajar, keterbatasan anggaran, turn over
(mengundurkan diri) personel dan tingkat ketidak hadiran, pelayanan dan
perawatan kesehatan. (Ilyas, 2014).
Perhitungan tenaga kerja perawat perlu memperhatikan beberapa faktor
yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan (Suyanto,2018) :
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai
dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan
sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga.
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan,
kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia,
tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap
ethis professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout
keperawatan, fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan
peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan
macam kegiatan yang dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan
pembinaan dan pengembangan

2. Perencanaan Ketenagaan
Ruang Anyelir di dapatkan jumlah perawat 16 orang. Tenaga perawat
yang ada di ruang Anyelir sebanyak 3 perawat Ners, 11 perawat D3 dan 2 SPK,
yang sudah PNS ada 5 perawat. Ketentuan Rumah sakit dalam menentukan
jumlah perawat di bangsal menggunakan standar dari Departemen Kesehatan.

33
Tabel 2.14 Frekuensi Tingkat Pendidikan Perawat di Ruang Anyelir
No Nama Jabatan Pendidikan Status
Kepegawaian

1 Yunis Yollanda, S.Kep.,Ns Kepala Ruang S1 PNS

2 Yuwita Aulia, S.Kep., Ns Katim I S1 PNS

3 Yuliati Putri, S.Kep., Ns Katim II S1 PNS

4 Wanda Ajeng, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

5 Windha Maya, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

6 Yulaiha, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

7 Siti Lailatul, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

8 Yeni Erna, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

9 Tri Waningsih, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

10 Septi Wulan, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 PNS

11 Niken Salindri, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

12 Nur Khasanah, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

13 Novia Nur., Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

14 Ambar Rini, Amd. Kep Perawat Pelaksana D3 BLUD

15 Wulandari Perawat Pelaksana SPK PNS

16 Sumarni Perawat Pelaksana SPK BLUD

Sumber : Data Primer dari Ruang Anyelir, 2020

a. Perhitungan ketenaga kerjaan menurut Depkes (2005)


1) Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kriteria:
a) Asuhan keperawatan minimal 2 jam/24 jam
b) Asuhan keperawatan sedang 3,08 jam/24 jam
c) Asuhan keperawatan berat 4,15 jam/24 jam
d) Asuhan keperawatan maksimal 6,16 jam/24 jam

34
b. Perhitungan tingkat ketergantungan berdasarkan kriteria
Tabel 2.15 Perhitungan Tingkat Ketergantungan Berdasarkan Kriteria
Rata-Rata Jumlah Jumlah Jam
No Kriteria Pasien/ Jam Perawatan Per
Hari Perawat Hari

1 Asuhan Keperawatan Minimal 12 2X12 20


2 Asuhan Keperawatan Sedang 23 3,08 X 24 77

3 Asuhan Keperawatan Berat 3 4,15 X 3 12,45


4 Asuhan Keperawatan Maksimal 2 6,16 X 2 12,32
TOTAL 40 119,32 119,32

Jumlah perhitungan tingkat keregantungan


Jumlah peratan yang dibutuhkan =
Jumlah jam kerja efektif
119,32
=
7
= 17,08
c. Menghitung Los Day
Jumlah hari minngu dalam 1 tahun
+ jumlah cuti
+ hari besar dalam 1 tahun
Los day = x Jml perawat yg dibutuhkan
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14

= × 17,08
286

78
= × 17,08
286

= 4,65

35
d. Menghitung tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non
keperawatan
Non Keperawatan = Jumlah tenaga perawat × 25%
= 17,08 × 25%
= 4,27
e. Total perawat yang dibutuhkan
= jumlah tenaga perawat + los day + Non Keperawatan
= 17,08 + 4,65 + 4,27
= 26 Perawat
Jadi kesimpulan dari perhitungan ketenaga kerjaan perawat menurut
depkes pada Bangsal Anyelir adalah 26 perawat dalam 1 hari dengan
pembagian setiap shif sebagai berikut:
1. 26 perawat dimana :
a. 1 perawat sebagai karu
b. 2 perawat sebagai katim
2. 23 perawat dibagi dalam 4 kriteria:
a. Shif Pagi : 8 orang perawat
b. Shif Siang : 6 orang perawat
c. Shif Malam : 6 orang perawat
d. Libur/ lepas jaga : 3 orang perawat

f. Perhitungan ketenagaan menurut Douglas


Jumlah pasien di Anyelir yaitu sebanyak 40 pasien dengan angka
ketergantungan sebagai berikut :
1) Minimal 12 pasien
2) Parsial 23 pasien
3) Total 5 pasien
Tabel 2.16 Perhitungan Ketenagakerjaan menurut Douglas

Shift Minimal Parsial Total


Pagi 12 x 0,17 23 x 0,27 5 x 0,36
Siang 12 x 0,14 23 x 0,15 5 x 0,30
Malam 12 x 0,10 23 x 0,07 5 x 0,20

36
Shift Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 2,04 6,21 1,8 10,05
Siang 1,68 3,45 1,5 6,63
Malam 1,2 1,61 1 3,81
Jumlah 20,49 = 21

Jadi jumlah tenaga perawat berdasarkan perhitungan menurut Douglas


yang dibutuhkan bangsal Anyelir dalam 1 hari yaitu sebanyak 21 orang.

3. Rencana Pengembangan Staf


Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala ruang Anyelir di
dapatkan setiap pegawai di jadwalkan secara bergantian dan wajib mengikuti :
a. Seminar
b. Simposium
c. Workshop
d. Diklat
e. IHT

4. Perencanaan Tenaga Keperawatan


Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Gilies:
a. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan
diberikan
b. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan
c. Menentukan jumlah masing- masing kategori perawat yang dibutuhkan
d. Menerima dan menyaribng untuk mengisi posisi yang ada
e. Melakukan seleksi calon- calon yang ada
f. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shift
g. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan
Penentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk menggunakan
tenaga keperawatan yang sesuai dengan criteria hasil:

a. Rasio antara perawat dan klien didalam ruangan perawatan intensif adalah 1:
1 atau 1:2

37
b. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medikal bedahadalah 2:1
atau 3:1
c. Rasio antara perawat dan klien shift pagi dan sore adalah 1:5 untuk malam
hari di ruang rawat dan lain- lain 1:10
d. Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien

5. Penghitungan Kebutuhan Tenaga


Kebutuhan tenaga dapat ditinjau berdasarkan waktu. Perawatan langsung,
waktu perawatan tidak langsung dan waktu pendidikan kesehatan. Perkiraan
jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan waktu perawatan langsung yang
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan klien.
Rata- rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung (direct care
adalah berkisar 4-5 jam/klien/hari. Dalam Gillien waktu yang dibutuhkan untuk
perawatan langsung didasarkan pada kategori berikut:
a. Perawatan mandiri (self care) adalah ½ x 4 jam = 2 jam
b. Perawatan sebagian (partial care) adalah 3/4×4 jam = 3 jam
c. Perawatan total (total care) adalah 1- 1,5 x 4 jam = 4-6 jam
d. Perawatan intensif (intensive care) adalah 2 x 4 jam = 8 jam

6. Peningkatan Dan Pengembangan Staf


a. In Service Education
Pendekatan dilakukan dengan melibatkan staf dalam proses pendidikan
melalui berlangsungnya pelayanan kesehatan atau keperawatan yang terus
diberikan kepada klien.
b. Orientasi
Orientasi dilakukan kepada staf yang baru atau sebaliknya untuk
mengenalkan tugas-tugas yang harus dilakukan atau mengetahui adanya
perkembangan teknologi di bidang kesehatan
c. Job Training
Dilakukan melalui program pelatihan bagi staf sesuai bidang penugasan atau
job tertentu.
d. Continuiting nursing education
Program ini merupakan program berkelanjutan sesuai dengan system
pendidikan formal yang berlaku yaitu system pendidikan tinggi bagi perawat
selaras dengan statusnya sebagai profesi.

38
e. Pendidikan Dan Pelatihan
Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap
staf melalui kurikulum yang sesuai dengan target waktu tertentu (waktu,
materi, ketrampilan. Pelaksanaan dan program ini adalah melalui kepanitiaan
atau lembaga tertentu yang berkompeten.
f. Kelompok Kerja Keperawatan
Program ini perlu dilaksanakan selaras dengan keparawatan sebagai profesi
yang telah, tengan dan terus dikembangkan. Produk kelompok kerja ini
adalah hasil diskusi pengembangan keperawatan, karya tulis dan prosedur
tetap, materibuku ajar, temu ilmiah, penelitian keperawatan, pengembangan
system pendidikan keperawatan dan masukan untuk organisasi profesi.

D. ACTUATING (PELAKSANAAN)
1. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan di Ruang Bedah Anyelir yaitu TIM. Antara Kepala
Ruang, Kepala Tim dan Perawat Pelaksana selalu bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditentukan bersama antara Kepala Ruang, Kepala Tim dan Perawat Pelaksana.
Kepala Ruang dalam mengatur gaya kepemimpinan anggota dengan cara
pengawasan kinerja perawat. Jika ada kesalahan dalam bekerja Kepala Ruang
melakukan tindakan dengan menyelesaikan atau mengutarakan langsung
ditempat.
2. Motivasi : Strategi memotivasi individu atau kelompok, sistem reward and
punishment.
Strategi untuk memotivasi individu atau kelompok dengan cara pemberian
pujian atas apa yang telah dicapainya. Di Ruang Bedah Anyelir Kepala Ruang
mengatakan untuk reward tidak ada. Untuk punismend di Ruang Bedah Anyelir
tidak ada, jika ada anggota/ perawat pelaksana lainnya cukup diberikan
pengarahan, jika ada pelanggaran di ruangan seperti tidak masuk tanpa ijin cukup
pengarahan yang diberikan.
3. Sistem komunikasi: strategi komunikasi, model komunikasi.
Strategi komunikasi dilakukan pada saat Pre-conference. Komunikasi
bermula dari Kepala Ruang ke Katim dan selanjutnya Katim ke Perawat

39
pelaksana, jika ada hal yang kurang dimengerti perawat pelaksana bisa langsung
bertanya ke Katim kembali.
Jika ada suatu pemberitahuan dari Rumah Sakit diberitahukan kepada
Kepala Ruang lalu Kepala Ruang menyampaikan ke Katim selanjutnya Katim ke
Perawat pelaksana dan selanjutnya didiskusikan pada saat Preconference. Di
ruang Bedah Anyelir untuk Preconference, dan Ronde sudah dilakukan rutin
dengan cara memasuki 1 per 1 kamar lainnya dengan Perawat Pelaksana lainnya.
Tetapi postconference dillaksanakan dengan baik dan untuk operan
dimaksimalkan pelaksanaannya sesuai dengan SOP.
4. Pendelegasian: jenis, mekanisme, prinsip, penetapan tugas yang akan
didelegasikan dan tugas terurai dengan jelas.
Pendelegasian dilakuakn pada saat ada program seperti Foto Rontgen,
USG, Foto Thorax, Operasi, Visite, terapi obat, dll tetapi sudah memakai blangko
pemeriksaan. Jika salah satunya tidak tercapai akan didelegasikan pada shift yang
selanjutnya.
Pendelegasian di Ruang Bedah Anyelir dilakukan secara tertulis misalnya,
saat pergantian shift atau advice dokter yang belum terpenuhi akan didelegasikan
pada shift yang selanjutnya.
5. Manajemen konflik / cara penyelesaian konflik.
Manajemen konflik dilakukan dengan pertama keluhan dari pasien/
ataupun keluarga pasien akan diselesaikan atau didiskusikan permasalahannya
dan mencari solusinya bersama. Bila suatu masalah belum teratasi bisa
dikonsultasikan kebidang Kabid Pelayanan. Di ruang Bedah Anyelir antara
perawat 1 dan perawat lainnya tidak ada konflik dan mereka membentuk kerja
sama antara anggota lain. Kedua keluhan keluarga pasien apabila dokter tidak
kunjung melakukan visite untuk melakukan pemeriksaan dan terapi lanjut
keluarga langsung menanyakan ke ruang perawat selanjutnya perawat telepone ke
dokter untuk mengutarakan keluhan keluarga pasien untuk melakukan tindakan
visite dan melakukan pemeriksaan.
6. Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan secara langsung
kepada Kepala Ruang Bedah Anyelir untuk supervisi saat ini dilakukan setiap
hari saat melakukan preconferent

40

Anda mungkin juga menyukai