Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KELOMPOK

MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG ANGGREK

Disusun Oleh :
ABU YASIDUL BUSTANI (201901001)
ANDI ASRIZAL NINGRAWAN (201901003)
MUTIARA ANDINI (201901021)
I WAYAN ADI SUCIPTA (201901053)
IRMAWATI (201901054)
YOLIN MERI KRISTIANI (201901081)
MUHAMMAD RIZKI A.D.H (201901102)
NANANG CAHYADI (201901103)

CI INSTITUSI CI LAHAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas
terselesaikannya laporan ini sebagai hasil penugasan mata kuliah “Managemen
Keperawatan” oleh dosen kepada Kami. 
Dengan terselesaikannya laporan ini kami berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Laporan ini tidaklah luput dari kekurangan, oleh
karena itu kami memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan kami harapkan
saran dan kritik untuk perbaikan laporan ini. Demikian dari kami, atas perhatian kritik
dan saran kami ucapkan terima  kasih. 

Penyusun 

Kelompok I
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
D. Manfaat...............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................
A. KEPEMIMPINAN..............................................................................................
1. Definisi Kepemimpinan.................................................................................
2. Teori Kepemimpinan......................................................................................
B. MANAJEMEN KEPERAWATAN....................................................................
1. Definisi Manajemen Keperawatan.................................................................
2. Fungsi Manajemen Keperawatan...................................................................
3. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan.....................................................
4. Peran Manajer.................................................................................................
5. Peran Kepala Ruangan...................................................................................
6. Fungsi Kepala Ruangan..................................................................................
7. Kepala Ruangan Sebagai Manajer Keperawatan...........................................
8. Urutan Fungsi Perawat Pelaksana..................................................................
BAB III LAPORAN HARIAN.......................................................................................
BAB IV PENUTUP........................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
C. Dokumentasi ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I

PRNDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan
dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin. Manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013). Fungsi manajemen
keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu
pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan
Bahtiar, 2009).
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian
pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan adalah
cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja
sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan,
2014). Dalam manajemen keperawatan, ada beberapa tingkatan manajemen antara
lain sebagai berikut: top manager, middle manager, dan nursing low manager.
Kepala ruang keperawatan merupakan bagian dari 2 nursing low manager yang
mempunyai peranan penting dalam pelayanan di suatu bangsal atau ruangan. Kepala
ruang keperawatan yang merupakan bagian dari manajemen keperawatan berpihak
kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu POAC (Planning, Organizing,
Actuating, Controlling) dalam rangka untuk memajukan staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2013). Sebagai
seorang pemimpin, kepala ruang harus mampu dalam mengutarakan ide atau
gagasan, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ni penting bagi pemimpin untuk
dapat mendorong maju bawahan, memberikan ataupun menerima bagi kemajuan
organisasi dan kepentingan bersama Seorang pemimpin harus memberikan
petunjuk-petunjuk, mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan
gagasan dan menerima saran-saran.
Kepala ruang harus memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang-orang
dengan berbagai ragam sifat-sifatnya, sehingga mereka benar-benar dengan penuh
kemauan dan kesetiaan di bawah kepemimpinannya. Sebagai seorang pemimpin,
kepala ruang harus pandai mengadakan pendekatan terhadap orang-orang dan
menghargai pendapatpendapat atau pandangan-pandangan orang lain. Sedangkan
kemampuan teknis diperlukan karena dengan memiliki kemampuan ini seorang
pemimpin akan lebih mudah mengadakan koreksi bila terjadi kesalahan pelaksanaan
tugas dari bawahannya. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang
dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk
3 mencapai suatu tujuan . Setiap kepala ruang keperawatan memiliki gaya
kepemimpinan bermacam-macam dalam mempengaruhi perilaku bawahanya agar
mau bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Ronald Lippith dan Rapiph K. White dalam Nursalam (2013),
terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu: gaya kepemimpinan otoriter, gaya
kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan liberal. Gaya kepemimpinan
yang diterapkan oleh seorang kepala ruang dapat menjadi penilaian tersendiri oleh
para perawat dan bahkan dapat mempengaruhi kinerja seorang perawat. Gaya
kepemimpinan seorang kepala ruang dapat dipengaruhi oleh lamanya kerja kepala
ruang tersebut. Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak
menekuni pekerjaan. Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang
dalam menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya, petugas dengan pengalam
bekerja yang banyak tidak memerlukan bimbingan dibandingkan dengan petugas
yang pengalam kerjanya sedikit. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu
organisasi maka akan semakin berpengalaman orang tersebut sehingga kecakapan
kerjanya semakin baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini yakni,sebagai berikut:
1. Apa itu kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
2. Bagaimana praktek manajemen Keperawatan selama 1 minggu di Ruangan
Anggrek RS Undata 

C. Tujuan
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diruang anggrek Rumah Sakit
Undata selama 1 minggu, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan
prinsip manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. 
D. Manfaat
Dalam penulisan laporan manajemen keperawatan ini dikemukakan beberapa
manfaat, yaitu:
1. Bagi pasien
Diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat
kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan
klien yang optimal. 
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga. 
c. Tumbuh dam terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat. 
3. Bagi rumah sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada 
4. Bagi mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh
Pendidikan di Universitas Widya Nusantara
b. Dapat mengembangkan keilmuan dibidang pembelajaran manajemen
keperawatan.
c. Menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan
menambah wawasan mahasiswa untuk pengetahuan dibidang manajemen
keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KEPEMIMPINAN
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa
yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam Gillies,
1996). Kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan mempengaruhi
orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya (Sullivan & Decleur, 1989). Kepemimpinan adalah serangkaian
kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok bergerak menuju pencapaian
tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster & Lancoster, 1989). Kepemimpinan
adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang lebih
besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada perbedaan
kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996). Sedangkan menurut
Ngalim Purwanto (1993: 26). "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi,
suatu seni pembinaan kelompok orangorang tertentu, biasanya melalui 'human
relations' dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau
bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa yang
menjadi tujuan-tujuan organisasi".
2. Gaya kepemimpinan
a. Gaya kepemimpinan demokratis.
Jenis gaya kepemimpin ini adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan
terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan
bertanggung jawab. Keputusan dibuat bersama, pembagian tugas yang
disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas,
memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara aktif. Selain itu semua
anggota dapat mengetahui bagaimana melaksanakan kebijakan secara efektif
dan efisien.
b. Otoriter
Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau
sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seseorang yang
paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-
orang yang dipimpin jumlahnya lebih banyak merupakan pihak yang
dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.
c. Liberal
Di sini kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh
kepada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan
kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara
perorangan maupun berupa kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya
memfungsikan dirinya sebagai penasehat, yang dilakukan dengan memberi
kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang
memerlukannya.
3. Syarat-syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
a. Kekuasaan adalah legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin
untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu
dalam rangka penyelesaian dalam memimpin suatu kelompok
b. Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan yang dimiliki
pemimpin sehingga mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
c. Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan
secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota yang lain
4. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin,
atau bagaimana timbulnya seoranng pemimpin. Beberapa teori kepemimpinan
diantaranya sebagai berikut :
a. Teori sifat
Teori ini penekanannya lebih pada sifat-sifat umum yang dimiliki pemimpin,
yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Menurut teori sifat, hanya individu
yang memiliki sifat-sifat tetentulah yang bisa manjadi pemimpin. Teori ini
menegaskan ide bahwa beberapa individu dilahirkan memiliki sifat-sifat
tetentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang pemimpin
b. Teori perilaku
Teori ini lebih terfokus pada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin
dari pada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin.
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku
seseorang ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah
pencapaian tujuan.
c. Teori situasional
Teori ini mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seorang
pemimpin adalah berbeda-beda, tegantung dari situasi yang sedang dihadapi.
Hersey dan Blanchard dalam Sutikno (2014), terfokus pada karakteristik
kematangan bawahan sebagai kunci pokok situasi yang menentukan
keefektifan perilaku seseorang pemimpin, menurut mereka, bawahan
memiliki tingkat kesiapan dan kematangan yang berbeda-beda sehingga
pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya, agar sesuai
dengan situasi kesiapan dan kematangan bawahan.
d. Teori kharismatik
Menyatakan bahwa, “seseorang menajdi pemimpin karena mempunyai
Kharisma (pengaruh) yang sangat besar. Kharisma diperoleh dari kekuatan
yang luar biasa. Pemimpin yang bertipe berkharismatik biasanya memiliki
daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. Pengaruh yang luar
biasa ini dapat dilihat dari pengorbanan yang diberikan oleh para pengikut
untuk pribadi sang pemimpin, sampai-sampai mereka rela untuk menebus
nyawanya untuk sang pemimpin. Konsep kepemimpinan yang kharismatik
ini banyak bersumber ajaran agama dan sejarah kuno”. Namun secara
konseptual kepemimpinan kharismatik ini dalam pandangan ilmiah
dipelopori oleh Robert House, yang meneliti pemimpin politik dan religious
di dunia (Sutikno, 2014)
B. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa
hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal
yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian manajemen secara umum dari
beberapa ahli. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
orang lain (Gillies,1989).
Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas –
batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie
mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya Swanburg
(2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena
manajemen adalah penggunaan waktu yang efektif, keberhasilan rencana
perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan
metode yang berkaitan pada institusi yang besar dan organisasi keperawatan
didalamnya, termasuk setiap unit.
2. Prinsip-prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat
manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien
lihat, fikir, yakini dan ingini . Kepuasan pasien merupakan point utama dari
seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi staf
untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara bawahan.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih tinggi
ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
3. Tingkatan Manager
a. Manager puncak (Top Manager)
Manajer puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari
organisasi (Direktur, wakil direktur, kepala divisi, wakil direktur)
b. Manager Menengah (Middle Manager)
Manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para
manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional (kepala bidang)
c. Low Manager (lini garis-pertama)
Manajer lini garis-pertama merupakan tingkatan terendah dalam suatu
organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional
(kepala perawatan)
4. Fungsi Managemen Keperawatan
a. Perencanaan (planning),
1) Perncanaan merupakan :
a) Gambaran apa yang akan dicapai
b) Persiapan pencapaian tujuan
c) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
d) Persiapan tindakan – tindakan
e) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
f) Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
Perencanaan adalah fungsi menejerial memilih prioritas, hasil, dan
metode untuk mencapai hasil; pengaturan arah untuk suatu system; dan
kemudian memandu system (Huber 2018)
2) Tujuan perencanaan:
a) Sebagai standar pengawasan suatu kegiatan
b) Untuk mengetahui kapan waktu pelaksanaan dan selesainya
pelaksanaan
c) Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat mendapatkan kegiatan
yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
d) Untuk meminimalkan kegiatan yang tidak produktif
e) Untuk menserasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
f) Untuk mendeteksi kemungkinan hambatan ataupun kesulitan yang
akan ditemukan
g) Untuk mengarahkan pada pencapaian tujuan
h) Adapun 3 jenis perencanaan
 Perencanaan jangka pendek (rencana harian)
 Perencanaan jangka menengah (rencana bulanan)
 Perencanaan jangka Panjang (rencana tahunan)
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan
menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat,
keuangan dan fasilitas. Pengorganisasian adalah pengelompokan aktifitas
untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan,
menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitaas yang tepat yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah proses penerapan perencanaan pelayanan keperawatan
yang optimal.
d. Pengendalian (controlling)
Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan
agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya,
cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera diperbaiki.
5. Metode/Model Manajemen Keperawatan
Macam-macam metode asuhan keperawatan :
a. Metode Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman
serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok,
selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggota tim sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan klien
1) Kelebihan metode tim :
a) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
b) Pasien dilayani secara komprehensif.
c) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan.
d) Tercipta kerja sama yang baik.
e) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal.
f) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.
2) Kekurangan metode tim :
a) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan
menjadi tanggung jawabnya.
b) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat.
c) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim.
d) Akuntabilitas dalam tim kabur.
b. Metode Primary Tim
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat
1) Kelebihan metode primary tim :
a) Mendorong kemandirian perawat
b) Ada keterikatan antara pasien dan perawat selama dirawat
c) Berkomunikasi langsung dengan dokter
d) Perawatan adalah perawatan komprehensif
e) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan
f) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
g) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan
2) Kekurangan metode primary tim :
a) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
b) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
c) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
c. Metode Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Model ini
berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat melaksanakan
tugas/tindakan tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam,
2002)
1) Kelebihan metode fungsional :
a) Sederhana.
b) Efisien.
c) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
d) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas.
e) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
f) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta
didik yang praktek untuk keterampilan tertentu.
2) Kekurangan metode fungsional :
a) Pasien mendapat banyak perawat.
b) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan.
c) Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d) Pelayanan terputus-putus.
e) Kepuasan kerja keseluruhan sulit tercapai.
d. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada
hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umunya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab
terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
1) Kelebihan metode kasus :
a) Kebutuhan pasien terpenuhi
b) Pasien merasa puas
c) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
d) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
2) Kekurangan metode kasus :
a) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh.
b) Membutuhkan banyak tenaga.
c) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan.
d) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas.
e. Metode Modul
Yaitu metode gabungan antara metode penugasan tim dengan metode
perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat
pasien dari datang sampai pulang.
Kelebihan dan kekurangan metode modul sama dengan gabungan antara
metode tim dan metode perawat primer.
f. Metode Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)
Suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan
tersebut (Hoffart & Woods, 1996 dalam Sitorus, 2005).
6. Peran Dalam Manajemen Keperawatan
a. Kepala ruangan
1) Peran Kepala Ruangan
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah
peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit
dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil
dari pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari
terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya
saling melempar kesalahan.
2) Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000)
sebagai berikut :
a) Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan-peraturan, membuat perencanaan
jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi dan
tujuan organisasi.
b) Pengorganisasian : meliputi pembentukkan struktur untuk
melaksanakan perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan
kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan
fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewenang
dengan tepat.
c) Ketenagaan : pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruitmen,
interview, mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan,
pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
d) Pengarahan : mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber
daya manusia, seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
e) Pengawasan : meliputi penampilan kerja, pengawasan umum,
pengawasan etika aspek legal, dan pengawasan profesional.
3) Kepala Ruangan Sebagai Manajer Keperawatan
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut
Depkes (1994), adalah sebagai berikut :
a) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
(1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan, serta
tenaga lain sesuai kebutuhan.
(2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.
(3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :
(1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat.
(2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan/peraturan
yang berlaku (bulanan, mingguan, harian).
(3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu
atau tenaga lain yang bekerja di ruang rawat.
(4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuahan keperawatan sesuai standar.
(5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan ruang rawat.
(6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai dengan kebutuhan pasien
agar tercapai pelayanan optimal.
(7) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga
dalam batas wewenangnya.
(8) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
(9) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data
pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar.
(10) Memberi motivasi tenaga non keperawatan dalam
memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan.
(11) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
(12) Memeriksa dan meneliti pengisi daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian
memeriksa/meneliti ulang saat pengkajiannya.
(13) Memelihara buku register dan bekas catatan medis.
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,
meliputi :
(1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan.
(2) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar
Penilaian dan Pelaksasnaan Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi
pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di
bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik
pangkat/golongan, melanjutkan sekolah
(3) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di
ruang rawat.
b. Tugas Ketua Tim Perawat
Pengertian Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang
mengepalai sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung langsung
kepada karu (Aditama, 2003).
Tanggung jawab ketua tim (Charles, 2004)
1) Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang tepat.
pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan, dapat
melakukan serah terima tugas.
2) Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu membimbing
anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan.
3) Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien terhadap
tindakan keperawatan.
4) Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan
anggota tim.
Ketua tim harus memiliki kemampuan (Charles, 2004):
1) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan
2) Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
3) Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
4) Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan
pasien
5) Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun
kerja dari anggota tim menjadi guru atau pengajar f. Melaksanakan
evaluasi secara baik dan objektif
c. Uraian Tugas Perawat Pelaksana
1) Perawat penanggung jawab obat
a) Bertanggung jawab dalam hal tersedianya obat pasien sesuai advice
dokter.
b) Memberikan obat kepada pasien dengan memperhatikan prinsip
(tepat pasien, tepat obat, tepat cara pemberian, tepat dosis, tepat
waktu, tepat dalam pendokumentasian).
c) Mengetahui obat yang akan diberikan kepada pasien, meliputi jenis
dan efek samping (mis : analgetik, efek samping jantung berdebar).
d) Membantu perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien.
e) Melakukan overan kepada penanggung jawab obat di shift
berikutnya.
2) Perawat penanggung jawab cairan
a) Bertanggung jawab dalam hal tersedianya cairan/infus pasien sesuai
advice dokter.
b) Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus
maupun kemasannya.
c) Memberikan cairan/infus kepada pasien dengan memperhatikan
prinsip (tepat pasien, tepat cairan, tepat cara pemberian, tepat
dosis/jumlah tetesan, tepat waktu, tepat dalam pendokumentasian).
d) Memeriksa apakah jalur vena tetap paten.
e) Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan bila ada
abnormalitas.
f) Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi dokter.
g) Monitor kondisi dan melaporkan setiap perubahan.
3) Perawat pelaksana
a) Memlihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
b) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
c) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
d) Melakukan pengkajian perawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan sesuai batas kewenangannya.
e) Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya.
f) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan dan batas kemampuannya, antara lain :.
g) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
h) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas
kemampuannya.
i) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas.
j) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan.
k) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin atau
persetujuan atasan.
l) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
yang tepat dan benar sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
m) Melaksanakan serah terima tugas kepada tugas pengganti secara lisan
maupun tulisan pada saat pergantian dinas.
n) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
(1) Program diet
(2) Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
(3) Pentingnya pemerikasaan ulang di rumah sakit, puskesmas, atau
institusi kesehatan lain
(4) Cara hidup sehat, seperti pengaturan jadwal istirahat, makanan
yang bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial
ekonomi
(5) Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti
kursi roda, tongkat penyangga, protesa, dll.
(6) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di
rumah, misalnya merawat luka, melatih anggota gerak, dll.
BAB III
LAPORAN HARIAN

Nama/NIM : I Wayan Adi Sucipta / 201901053


Kelompok/Ruangan : I / PAV. Anggrek
Hari/Tanggal : Senin, 19 Desember 2022
Jam Datang/Jam Pulang : 07:45 Wita – 14:00 Wita
Peran dalam Praktek Hari Ini : Sebagai Ketua Tim II
Kegiatan Yang Dilakukan :
Kegiatan yang dilakukan saat menjadi katim yaitu seperti biasa kita melakukan
operan atau timbang terima kemudian merundingkan bersama perawat pelaksana
kemudian katim membagi pasien kepada perawat pelaksana dan memberitahukan
intervensi yang akan dijalankan oleh perawat pelaksana, disini saya membagi pasien
setiap perawat pelaksa yaitu :
1. Pasien 1
Nama : Tn. Moh. Abdi
Ruangan : 9B
Usia : 18 Tahun
Diagnosa Keperawatan : Post Op Appendiktomi
Kateri Ketergantungan : Minimal Care
S:
a. Klien mengatakan nyeri pada area operasi (abdomen kanan bawah) sudah
berkurang
b. Klien mengatakan nyeri hilang timbul
c. Dari skala 1-10 klien mengatakan nyeri pada skala 3
d. Klien mengatakan pusing saat berjalan
O:
a. Keadaan umum lemah
b. Kesadaran composmentis
c. Terpadang infus RL 20 tetes/menit
d. Tampak luka post op
A:
Keluhan nyeri teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
Intervensi yang akan dilakukan :
a. Kaji TTV
b. Kaji Kembali lokasi, karakteristik, dan intensitas nyeri
c. Kaji skala nyeri
d. Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
e. Kolaborasi dalam pemberian analgetic
f. Anjurkan istirahat tidur yang cukup

Implementasi yang telah diberikan


09:30 Menganjurkan klien untuk istirahat tidur yang cukup
09:45 Memberikan obat oral paracetamol untuk meredakan nyeri
10:50 Mengkaji Kembali skala nyeri
Hasil : skala nyeri 3
Mengajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : mengajarkan relaksasi nafas dalam
13:00 Mengkaji TTV
Hasil :
TD : 123/80 mmHg
N : 71x/m
RR : 20x/m
S : 36,3oC
SPO2 : 97%
Intervensi yang akan dilanjutkan oleh dinas berikutnya :
a. Kolaborasikan terapi sesuai intruksi dokter
b. Kaji TTV
c. Kaji kembali skala nyeri
d. Kaji kembali lokasi, karakteristik dan intensitas nyeri

2. Pasien 2
Nama : Tn. Arsun
Ruangan : 9A
Usia : 43 Tahun
Diagnosa Keperawatan : Hemoragic Sroke
Kateri Ketergantungan : Parsial Care
S:
a. Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala
b. Klie mengeluh pusing
O:
a. Keadaan umum lemah
b. Kesadaran composmentis
c. Terpadang infus RL 20 tetes/menit
A:
Keluhan nyeri belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Intervensi yang dilakukan :
a. Kaji TTV
b. Kaji Kembali lokasi, karakteristik, dan intensitas nyeri
c. Kaji skala nyeri
d. Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
e. Kolaborasi dalam pemberian analgetic
f. Anjurkan aktivitas dalam keadaan tidur
g. Anjurkan untuk istirahat banyak di tempat tidur.

Implementasi yang telah diberikan


09:20 Menganjurkan aktivitas dalam keadaan tidur
09:50 Memberikan injeksi iv ketorolac 1 ampul /IV
11:00 Mengkaji Kembali skala nyeri
Hasil : skala nyeri 6
Mengajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : mengajarkan relaksasi nafas dalam
12:50 Mengkaji TTV
Hasil :
TD : 147/90 mmHg
N : 68 x/m
RR : 20x/m
S : 36,6oC
SPO2 : 97%

Intervensi yang akan dilanjutkan oleh dinas berikutnya :


a. Kolaborasikan terapi sesuai intruksi dokter
b. Kaji TTV
c. Kaji kembali skala nyeri
d. Anjurkan aktivitas dalam keadaan tidur
e. Anjurkan banyak istirahat di tempat tidur
f. Kaji kembali lokasi, karakteristik dan intensitas nyeri
Nama/NIM : I Wayan Adi Sucipta / 201901053
Kelompok/Ruangan : I / PAV. Anggrek
Hari/Tanggal : Selasa 20 Desember 2022
Jam Datang/Jam Pulang : 07:45 Wita – 14:00 Wita
Peran dalam Praktek Hari Ini : Kepala Ruangan
Kegiatan Yang Dilakukan :

08:00 Mengikuti operan dinas dari dinas malam ke dinas pagi


08:20 Mengidentifikasi jumlah pasien sesuai tingkat ketergantungan dimana
diruangan anggrek terdapat 4 pasien diantaranya 2 pasien dengan kategori
minimal care dan 2 pasien dengan kategori parcial care.
Tim 1 (Mutiara Andini)
1. Pasien 1
Ny. Sonyawati
Umur 43 tahun
Ruangan 4A
Diagnosa medis CKD ON HD
Kategori parcial care
2. Pasien 2
Ny. Darna
Umur 61 tahun
Ruangan 7B
Diagnosa medis General Weaknes
Kategori minimal care
Tim 2 (Irmawati)
1. Pasien 1
Tn. Moh. Abdi
Umur 18 tahun
Ruangan 9B
Diagnosa medis Post Op Appendiktomi
Kategori minimal care
2. Pasien 2
Tn. Arsun
Umur 43 tahun
Ruang 9A
Diagnosa medis Hemoragic Stroke
Kategori parcial care
08:30 Membuat rencana asuhan keperawatan Bersama ketua tim dan perawat
pelaksana serta memberi masukan pada ketua tim 1 dan ketua tim 2 serta
perawat pelaksana
08:45 Mengobservasi keadaan ruangan dan kebutuhan pasien
09:00 Mengobservasi langsung tindakan yang dilakukan oleh perawat pelaksana
selama dinas pagi berlangsung
13:00 Mengevaluasi apakah ada kendala yang terjadi selama melakukan tindakan dan
mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah diberikan pada pasien
13:30 Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan selama dinas
pagi
Nama/NIM : I Wayan Adi Sucipta / 201901053
Kelompok/Ruangan : I / PAV. Anggrek
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Desember 2022
Jam Datang/Jam Pulang : 20:45 Wita – 08:00 Wita
Peran dalam Praktek Hari Ini : Perawat Pelaksana
Kegiatan Yang Dilakukan :

21:00 Pertama-tama kami melakukan timbang terima dari dinas sore ke dinas
malam. Disini saya sebagai perawat pelaksana yang bertanggung jawab pada
satu pasien yaitu atas nama Tn. Arsun di mana saya akan melanjutkan
intervensi yang belum dilakukan oleh dinas sore dan memantau kembali
keadaan pasien
Pasien1
Tn. Arsun
Ruangan 9A
Umur 43 tahun
Diagnosa medis stroke hemoragik
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap Tn. Arsun diperoleh hasil:
S:
1. Klien mengatakan nyeri kepala
2. Klien mengatakan skala nyeri 6
3. Klien mengatakan masih pusing
O:
1. Keadaan umum lemah
2. Kesadaran komposmentis
3. Terpasan infus RL 20 tetes/menit
4. TTV
TD : 123/81 mmHg
N : 65x/m
S : 36,6oC
SPO2 :96%
A : Keluhan nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Intervensi yang akan dilanjutkan oleh perawat dinas selanjutnya
a. Kaji TTV
b. Kaji Kembali lokasi, karakteristik, dan intensitas nyeri
c. Kaji skala nyeri
d. Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
e. Kolaborasi dalam pemberian analgetic

Implementasi yang sudah dilakukan oleh dinas malam


22:30 Mengkaji skala nyeri
Hasil : skala nyeri 6
23:00 Mengkolaborasikan dalam pemberian analgetic
Injeksi ketorolac 1 ampul/IV
23:30 Mengajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : mengajarkan relaksasi nafas dalam
05:00 Mengganti cairan infus
06:00 Mengkaji TTV
Hasil :
TD : 123/81 mmHg
N : 65x/m
RR : 20x/m
S : 36,6oC
SPO2 : 96%
06:20 Mengkolaborasikan dalam pemberian obat oral
a. Kapsul nyeri
b. Amlodipine
c. Gemfibrozil
Nama/NIM : I Wayan Adi Sucipta / 201901053
Kelompok/Ruangan : I / PAV. Anggrek
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Desember 2022
Jam Datang/Jam Pulang : 13:45 Wita – 21:00 Wita
Peran dalam Praktek Hari Ini : Perawat Pelaksana
Kegiatan Yang Dilakukan :

14:00 Pertama-tama kami melakukan timbang terima dari dinas sore ke dinas
malam. Disini saya sebagai perawat pelaksana yang bertanggung jawab pada
satu pasien yaitu atas nama Ny. Sonyawati di mana saya akan melanjutkan
intervensi yang belum dilakukan oleh dinas sore dan memantau kembali
keadaan pasien
Pasien1
Ny. Sonyawati
Ruangan 4A
Umur 43 tahun
Diagnosa medis CKD ON HD
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap Ny. Sonyawati diperoleh hasil:
S:
1. Klien mengatakan masih bengkak pada tubuhnya
O:
1. Keadaan umum lemah
2. Kesadaran komposmentis
3. Terpasan infus NaCl (tidak dialirkan)
4. TTV
TD : 159/71 mmHg
N : 56x/m
S : 36,3oC
SPO2 :88%
A : Keluhan hypervolemia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Intervensi yang akan dilanjutkan oleh perawat dinas selanjutnya
a. Berikan posisi kaki lebih tinggi dari pada posisi kepala
b. Anjurkan ubah posisi setiap 2 atau 3 jam agar tidak bengkak disatu sisi
c. Anjurkan untuk batasi asupan cairan
d. Berikan oksigen untuk meningkatkan kadar O2 dalam darah
e. Monitor spo2
f. Kolaborasikan dalam pemberian obat sesuai intruksi

Implementasi yang sudah dilakukan oleh dinas malam


15:00 Menganjurkan ubah posisi setiap 2 atau 3 jam agar tidak bengkak disatu sisi
15:40 Menganjurkan untuk batasi asupan cairan
17:00 Mengkaji TTV
Hasil :
TD : 159/71 mmHg
N : 56x/m
RR : 20x/m
S : 36,3oC
SPO2 : 88%
07:30 Memberikan oksigen untuk meningkatkan kadar O2 dalam darah
Hasil : diberikan O2 dengan nasal kanul 3 liter/menit
18:00 Mengkolaborasikan dalam pemberian obat
Hasil : klien di injeksi iv Furosemide
18:20 Memonitor SPO2
Hasil : SPO2 klien 98%
18:25 Melepas O2 untuk melihat ada dan tidaknya perubahan kadar O2 dalam darah
18:50 Memonitor SPO2
Hasil : SPO2 klien 92%
19:00 Memberikan O2
Hasil : diberikan O2 dengan nasal kanul 3 liter/menit
DILANJUTKAN PUNYA KALIAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks namun teratur, sehingga
bila manajemen dilaksanakan dengan baik akan mencapai hasil kegiatan yangmaksimal.
(Suyanto, 2008 : 2).Menurut Harsey dan Blanchard dalam Suyanto (2008 : 2),
pengertian manajemenadalah suatu proses melakukan kegiatan pencapaian tujuan
organisasi melalui kerjasama dengan orang lain.Menurut Taylor dalam Suyanto (2008 :
2),Manajemen adalah diibaratkan sebagaisebuah mesin produksi yang bekerja secara
efisien dan cepat menghasilkan produkmaksimal yang memerlukan motivasi dan kerja
sama.Sedangkan manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen
secaraumum. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif,
karenamanajemen adalah penggunaan waktu yang efektif, keberhasilan rencana
perawatmanajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan metode
yang berkaitan pada institusi yang besar dan organisasi keperawatan didalamnya,
termasuksetiap unit.

B. Saran
Demikian laporan yang kami paparkan,tentang teori manajemen.Semoga
bermanfaat dan tentunya laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.Oleh
karena itu kami memohon kritik dan dari berbagi pihak.
1. Dari pihak CI Lahan dan institusi,penulis mengharapkan kritis dan saran demi
penyempurnaan laporan.
2. Dari pihak mahasiswa,penulis mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat dan
berguna sebagai pelengkap belajar.Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi
hasil laporan yang lebih baik.
C. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, 2002, Nursing Management: a system approach 3th Edition. Philadelpia: W.B.
Saunders

M.Nurs, Nursalem. Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Sukmarini, L.


(1999). Mekanisme Krjaa Tim Keperawatan Di Ruang Model Praktek Keperawatan
Profe- sional (MPKP) Irma B Lt. IV Kanan RSUPN- Cipto Mangunkusumo. Jurnal
Kperawata Indonesia. Volume II,6(222-228).

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek Keperawatan


Profesional. Edisi IV. Jakarta: EGC

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktek Keperawatan


Profesional. Edisi IV. Salemba Medika

Priharjo, R 1995, Praktek Keperawatan Pofesiona: Konsep Dasar dan

Swanbrug,russel c. pengantar kepemimpnan dan manajemen keperawatan untuk perawat


klinik. Jakarta. 1994. Penerbit buu kedoktern EGC.

Anda mungkin juga menyukai