Anda di halaman 1dari 38

IMPLEMENTASI MODEL PRAKTIK

KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUMAH


SAKIT DI INDONESIA

Oleh :

MASRI DG.TAHA

Disampaikan pada Mini Workshop MPKP RS Masserempulu Kab.Enrekkang


Tahun 2014
Keperawatan sebagai suatu profesi

Kewajiban menyediakan asuhan keperawatan


profesional bagi masyarakat

Berbagai upaya telah dilakukan sampai saat ini


Askep di rumah sakit belum profesional

Mengapa ?
ANALISIS SISTEM PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN

STRUKTUR PROSES HASIL

• Tenaga Metode
kep pemberian
?
asuhan
• Fasilitas
keperawatan
• dll
STRUKTUR

 Tenaga SPK/DIII
 S1/Ners tidak pada pemberian
asuhan,hanya pada
manajer pelayanan
keperawatan
 RS tidak memerlukan S1/Ners untuk
asuhan
 Peran masing-masing tenaga tidak jelas
PROSES
• Metoda fungsional atau tim
• Tim lebih pada pengelompokan pasien
• Seorang pasien bisa berinteraksi dengan lebih
dari 15 perawat sehari
• Tidak ada perawat tertentu yang mengetahui
kondisi pasien secara detail

Tidak Pelayanan Profesional


HASIL

 Mutu asuhan keperawatan


 Kepuasan pasien ?
 Kepatuhan perawat pada proses keperawatan?
 Pandangan masyarakat ?
REFORMASI SISTEM PEMBERIAN
ASUHAN KEPERAWATAN

Restructuring : Perubahan dalam


struktur
Reengineering : Perubahan pada proses
pemberian
Redesigning : Revisi peran dan fungsi

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL


(MPKP) – 1997

Penataan sistem pemberian asuhan keperawatan


(KMB, Kep.Jiwa,Kep Anak,Kep Maternitas)
Ruang Lingkup MPKP
• Manajemen Approach (Perencenaan,
Pengorganisasian, Pengarahan,
Pengendalian)
• Evaluasi Compensatory reward
• Evaluasi Profesional Relationship
• Dokumentasi Asuhan Keperawatan
MPKP sebagai model developmental

• MPKP Pemula: PP = D3
CCM = S1
• MPKP Tingkat I: PP = S1
CCM = S2 / Spesialis
• MPKP Tingkat II: PP = S1
CCM = S2 / Spesialis
Doktor Keperawatan >
• MPKP Tingkat III: PP = S1
CCM = S2 / Spesialis
Doktor Keperawatan >>
Implementasi MPKP sudah 13 tahun dan sudah
dilakukan di berbagai RS di Indonesia ( Dimulai
pada KMB )

• Implementasi / Pengembangan MPKP Jiwa ( 10


tahun )
• Implementasi / Pengembangan MPKP Anak
• Implementasi /Pengembangan MPKP maternitas
/ kebidanan
Hambatan yang dialami pada implementasi MPKP

1 Keterbatasan tenaga S1 Kep/Ners

2 Pembinaan dan bimbingan kurang dari


manajer keperawatan
3 Belum ada standar renpra

4 Kompensasi untuk perawat primer kurang

5 Sarana dan prasarana kurang


Hasil Implementasi MPKP

1 Meningkatkan kepuasan pasien


dan keluarga
2 Meningkatkan kelengkapan
dokumentasi
3 Kolaborasi dengan dokter lebih
baik
Model-model Pengelolaan
Asuhan Pasien
• Tim Primer modifikasi (moduler)
• Fungsional
• Manajemen Kasus
• Primer
• Asuhan pasien total
1. Asuhan Pasien Total
• Paling tua
• Perawat bertanggung jawab semua
kebutuhan pasien (memasak,
membersihkan ruangan, dll)
• Pada pergantian abad ke-19, asuhan di
rumah untuk org2 kaya dan di rumah sakit
untuk org2 miskin/sakit keras.
• Kadang juga disebut metode kasus
(Privat)
Model Asuhan Pasien Total
Perawat
Penanggung
Jawab

Staf Perawat Staf Perawat Staf perawat

Pasien Pasien Pasien


Keuntungan
• Memberikan otonomi dan t.jawab yg tinggi
pada perawat
• Asuhan pasien yg terintegrasi oleh satu
perawat selama dinas/jaga
Kerugian
• Jika pergantian jaga, maka perawat akan
berbeda kebingungan pada pasien
• Membutuhkan keterampilan yg tinggi,
biaya mahal
Model Fungsional
• Berkembang akibat perang dunia II
• Terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat setiap perawat melakukan
satu atau dua jenis tindakan (merawat
luka di bangsal, menyuntik,..dll)
Model Fungsional

Kepala
Ruangan

Perawat Perawat Perawat


Pengobatan Merawat luka Kebutuhan
Dasar

Pasien
Keuntungan
• Manajemen klasik yang menekankan
efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik
• Sangat baik bagi rumah sakit yg
kekurangan tenaga
• Perawat senior sibuk dgn kegiatan
manajerial, perawat yunior yg merawat
pasien.
Kerugian
• Tidak memberikan kepuasan pada pasien
dan perawat
• Pelayanan keperawatan terpisah-pisah
• Persepsi perawat cenderung pada
tindakan yg berkaitan saja
Model Perawat Primer
• Dikembangkan pada awal tahun 1970-an,
• Keperawatan primer merupakan suatu
metode pemberian asuhan keperawatan di
mana perawat primer bertanggung jawab
selama 24 jam terhadap perencanaan
pelaksanaan pengevaIuasi satu atau
beberapa klien dan sejak klien masuk
rumah sakit sampai pasien dinyatakan
pulang.
Model Perawat Primer
• Selama jam kerja, perawat primer
memberikan perawatan langsung secara
total untuk klien
Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Pmrimer (Marquis & Huston,
1mmmmmmmmaja998

Dokter Kepala Ruang Sarana RS

PERAWAT PRIMER

PASIEN / KLIEN

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Jika


Evening Night diperlukan days
Keuntungan
• Asuhan keperawatan lebih komprehensif
dengan memperlakukan pasien secara
holistik
• Pasien akan merasa lebih puas karena
terjadi kesinambungan perawatan
Keuntungan
• Perawat lebih puas karena di samping
memiliki otoritas, perawat juga memiliki
tanggung gugat di dalam memberikan
asuhan
• Hubungan yang terus menerus antara
perawat dan pasien akan memudahkan
pasien menyampaikan permasalahan
serta dapat memperpendek lama hari
perawatan bagi pasien.
Kerugian
• Diantaranya membutuhkan biaya yang
lebih banyak karena dibutuhkan lebih
banyak perawat profesional
• Perawat mungkin kurang menguasai
kasus sehingga tidak dapat melakukan
pengkajian dengan baik dan menyusun
rencana perawatan yang tepat
• perawat anggota/asisten mungkin akan
merasa tidak memiliki kewenangan, dan
kadang dapat terjadi kesalahpahaman
dalam komunikasi
Model Tim
• Sekelompok perawat merawat beberapa
pasien
• Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 grup
(profesional, vokasional/tekhnikal,
pembantu perawat)
Konsep Model Tim
• Ketua tim harus mampu menggunakan
berbagai tekhnik kepemimpinan
• Pentingnya komunikasi dalam kelompok
• Anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim
• Peran kepala sangat penting dalam
pelaksanaannya.
Tujuan Metode Tim
• Memfasilitasi pelayanan keperawatan
yang komprehensif
• Menerapkan penggunaan proses
keperawatan sesuai standar
• Menyatukan kemampuan anggota tim
yang berbeda-beda
Kelebihan
• Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan
secara komprehensif.
• Memungkinkan pelaksanaan proses
keperawatan.
• Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui
rapat dan efektif untuk belajar.
• Memberi kepuasan anggota tim dalam
berhubungan interpersonal.
• Memungkinkan meningkatkan kemampuan
anggota tim yang berbeda-beda secara efektif.
Kelebihan
• Peningkatan kerja sama dan komunikasi di
antara anggota tim dapat menghasilkan sikap
moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf
secara keseluruhan, memberikan anggota tim
perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi
terhadap hasil asuhan keperawatan yang
diberikan
• Akan menghasilkan kualitas asuhan
keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
• Metode ini memotivasi perawat untuk selalu
Kelemahan
• Ketua tim menghabiskan banyak waktu
untuk koordinasi dan supervisi anggota tim
dan harus mempunyai keterampilan yang
tinggi baik sebagai perawat pemimpin
maupun perawat klinik
• Keperawatan tim menimbulkan
fragmentasi keperawatan bila konsepnya
tidak diimplementasikan dengan total
Kelemahan
• Rapat tim membutuhkan waktu sehingga
pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan,
sehingga komunikasi antar angota tim
terganggu.
• Perawat yang belum trampil dan belum
berpengalaman selalu tergantung staf,
berlindung kepada anggota tim yang
mampu.
Kelemahan
• Akuntabilitas dari tim menjadi kabur.
• Tidak efisien bila dibandingkan dengan
model fungsional karena membutuhkan
tenaga yang mempunyai keterampilan
tinggi.
Kepala
Ruangan

Ketuan Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Staf Staf


Perawat Perawat Perawat

Pasien Pasien Pasien


KESIMPULAN
1. Implementasi MPKP dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan
2. Direktur rumah sakit mempunyai pandangan
yang positif
3. Hambatan yang dialami terutama pembinaan dan
keterbatasan SDM perawat
4. Banyak rumah sakit sudah melakukan
implementasi MPKP
5. Diperlukan kebijakan dari Depkes untuk
memfasilitasi implementasi MPKP
TERIMA KASIH

J. A k e
PSMIK FK-Unhas

Anda mungkin juga menyukai