Anda di halaman 1dari 15

Nama:Tri ervy santi

Nim:20.723

Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyatadan
akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan
ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan
yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktikkeperawatan profesional (MPKP).

TUJUAN MODEL KEPERAWATAN

1.Menjaga konsistensi asuhan keperawatan2.Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan


pelaksanaan asuhan keperawatan olehtim keperawata.3.Menciptakan kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan.4.Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan
keputusan.5.Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggotatim keperawatan.Ada lima komponen MPKP :

1.Nilai professional

2.Pendekatan manajemen

3.Metode pemberian asuhan keperawatan

4.Hubungan professional

5.System penghargaan dan kompensasi

B.MACAM METODE PENUGASAN DALAM KEPERAWATAN

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode pendekatan di
bawah ini :

1. Metode fungsional.

Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian


tugasmenurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan
tenagaditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut :

a. Kepala Ruangan, tugasnya :

Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat penugasan,melakulan


supervisi, menerima instruksi dokter.

b. Perawat staf, tugasnya :

- Melakukan askep langsung pada pasien- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu
tenaga keperawatan
c. Perawat Pelaksana, tugasnya :

Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa
pemulihankesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).

d. Pembantu Perawat

tugasnya :

Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi tempattidur, dan
membagikan alat tenun bersih.

e. Tenaga Admionistrasi ruangan, tugasnya :

Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan pekerjaanadministrasi


ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan,membuat
permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepalaruangan.

Kerugian metode fungsional:

- Pasien mendapat banyak perawat.- Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan- Pelayanan
pasien secara individu sering terabaikan.- Pelayanan terputus-putus-

Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

Kelebihan dari metode fungsional :

- Sederhana- Efisien.Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.Mudah memperoleh


kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga
yang kurang berpengalaman untuk satutugas yang sederhana.Memudahkan kepala ruangan untuk
mengawasi staff atau peserta didik yang praktek untukketrampilan tertentu.

Contoh metode fungsional

-Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.Seorang perawat dapat
melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unittersebut. Kepala ruangan
bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerimalaporan tentang semua klien serta
menjawab semua pertanyaan tentang klien

2. Metode penugasan pasien/metode kasus

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien olehsatu
orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala
ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
semualaporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan
olehkepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya diruang
isolasi dan ICU.

Kekurangan metode kasus:

- Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak
mampumemberikan asuhan secara menyeluruh- Membutuhkan banyak tenaga.- Beban kerja tinggi
terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhanaterlewatkan.- Pendelegasian
perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas.

Kelebihan metode kasus:

- Kebutuhan pasien terpenuhi.- Pasien merasa puas.- Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

-Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

3. Metode penugasan tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh
perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.Pembagian
tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpinkelompok
bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerimalaporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalammenyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkankepada kepala ruangan tentang
kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikanaskep terhadap sekelompok pasien.

Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :

- Ketua tim- Pelakaana perawatan- Pembantu perawatan

Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik denganmenggunakan
tenaga yang tersedia.

Kelebihan metode tim:

- Saling memberi pengalaman antar sesama tim.- Pasien dilayani secara komfrehesif- Terciptanya
kaderisasi kepemimpinan- Tercipta kerja sama yang baik .

-Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal- Memungkinkan menyatukan anggota
tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.

Kekurangan metode tim:


-Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya.- Rapat tim
memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau trburu-burusehingga dapat
mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehinggakelanncaran tugas
terhambat.

-Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindungkepada
anggota tim yang mampu atau ketua tim.

-Akontabilitas dalam tim kabur.

4. Metode Perawatan Primer

Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasiendan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askepselama pasien
dirawat.

Tugas perawat primer adalah :

- Menerima pasien- Mengkaji kebutuhan- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.-
Mengkoordinasi pelayanan- Menerima dan menyesuaikan rencana- menyiapkan penyuluhan pulang

Konsep dasar :

1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat2. Ada otonomi3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya

Ketenagaan :

1. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.2. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1
perawat3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.4. Perawat profesional sebagai primer d.an
perawat non profesional sebagai asisten.

Kepala bangsal :

1. Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer2. Orientasi dan merencanaka karyawan
baru.3. Menyusun jadwal dinas4. Memberi penugasan pada perawat asisten.

Kelebihan dari metode perawat primer:

- Mendorong kemandirian perawat.- Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat-
Berkomunikasi langsung dengan Dokter- Perawatan adalah perawatan komfrehensif- Model praktek
keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat-
Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.

Kelemahan dari metode perawat primer:


- Perlu kualitas dan- kuantitas tenaga perawat,- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.

-Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

5. Metode Modul (Distrik)

Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer. Metodeini
menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.

Keuntungan dan Kerugian

Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.Semua metode diatas dapat
digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah stafyang ada harus berimbang sesuai
dengan yang telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.

C.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI MODEL PRAKTIK KEPERAWATANPROFESIONAL

Kelebihan model praktek keperawatan professional :

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. b. Mendukung pelaksanaan proses


keperawatan.c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi
danmemberikankepuasan pada anggota timd. bila diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatane. ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajarf. ruang
rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan Nursing

Kekurangan model praktek keperawatan professional :

a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktudimana
sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.

b. Akuntabilitas pada tim.Konsep

c. beban kerja tinggi

d. pendelegasian tugas terbatase. kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien tugas

D.KARATERISTIK MPKP

1.Penetapan jumlah tenaga keperawatan2.

Penetapan jenis tenaga keperawatan3.

Penetapan standar rencana asuhan keperawatan4.


Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer

E.LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI MPKP

Tahap persiapan :

1.Pembentukan teamTerdiri dari coordinator departemen, kepala ruang rawat, perawat ruangan, ketua
MPKP

2.Rancangan penilaian mutuKelompok kerja yang membuat rencana asuhan keperawatan yang meliputi
kepuasan klien.

3.Presentasi MPKPUntuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat pada saat presentasi.

4.Penetapan tempat implementasiDalam menentukan tempat implementasi perlu memperhatikan :


mayoritas tenaga perawatapakah ada staf baru.

5.Identifikasi jumlah klienKelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu : minimal, parsial, dan total)

6.Penetapan tenaga keperawatan

7.Penetapan jenis tenaga

a.kepala ruang rawat

b.clinical care manager

c.perawat primer

d.perawat asociate

8.Pengembangan standar asuhan keperawatanBertujuan untuk mengurangi waktu perawat untuk


menulis, sehingga waktunya habis untukmelakukan tindakan keperawatan

9.Penetapan format dokumentasi keperawatan

10.Identifikasi fasilitasa.

Badge atau kartu nama tim b

Papan namac.

Papan MPKP
Tahap pelaksanaan :

1.Pelatihan MPKP2.

Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi3.

Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde PA4.

Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar Renpra5.

Member bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak dengan klien6.

Member bimbingan dalam melakukan presentasi dalam tim7.

Memberikan bimbingan kepada CCM dalam bimbingan PP dan PA8.

Memberi bimbingan tentang dokumentasi keperawatan

Tahap evaluasi :

1.Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien / keluarga untuk setiap klien pulang

2.Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar penilaian

3.Penilaian infeksi nasokominal di ruang rawat

4.Penilaian rata-rata lama hari rawat

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)1. Pengertian / DefinisiHoffart dan Woods (1996),
mendefinisikan Model PraktikKeperawatanProfesional sebagai sebuah sistem yang meliputi struktur,
proses, dan nilai professionalyang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan dan mengaturlingkungan untukmenunjang asuhan keperawatan. Sebagai suatu model
berarti sebuahruang rawatdapat menjadi contoh dalam praktik keperawatanprofessional di Rumah
Sakit. .2. Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesionala. Meningkatkan mutu askep
melalui penataan sistem pemberianasuhan keperawatanb. Memberikan kesempatan kepada perawat
untuk belajar melaksanakan praktik keperawatanprofesional.c. Menyediakan kesempatan kepada
perawat untuk mengembangkanpenelitian keperawatan3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Praktik
Keperawatan Profesional Terdapat enam unsur utamadalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan, yaitu sesuai dengan visi-misiRumah Sakit, dapat diterapkannya proses
keperawatan, efisien dan efektif dalam penggunaan biaya,terpenuhinya kepuasan klien, keluarga
danmasyarakat, kepuasan kerja perawat dan terlaksananyakomunikasiyang adekuat.4. Komponen
Model Praktik Keperawatan Profesionala Nilai Profesional Pengembangan Model PraktikKeperawatan
Profesional didasarkan pada nilai professional.a. Nilai professional merupakaninti dari Model Praktik
Keperawatan Profesional , yang meliputi :nilaiintelektual, komitmen moral, otonomi, kendali dan
tanggung gugatb. Pendekatan manajemenPendekatan manajemen digunakan untuk mengelola sumber
dayayang adameliputi : ketenagaan, alat, fasilitas serta menetapkanStandar Asuhan Keperawatan (SAK) .
Pada ModelPraktikKeperawatan Profesional ini kemampuan manajemen keperawatanyang
dikembangkan terutamadalam hal mengelola perubahan danpengambilan keputusan.c. Sistem
pemberian asuhan keperawatanSistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery
system)merupakan metode penugasan bagi tenaga perawat yangdigunakan dalam memberikan
pelayanankeperawatan kepadaklien. Sistem atau metode tersebut merefleksikan falsafahorganisasi,
struktur, polaketenagaan dan populasi klien. Saat inidikenal lima jenis metode pemberian asuhan
keperawatan,yangterdiri dari : metode kasus, fungsional, tim, primer dan manajemenkasus.d. Hubungan
professionalPengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional(MPKP)memungkinkan terjadinya
hubungan professional di antar perawatdan praktisi kesehatanlainnya. Hubungan ini dapat terjadi
melaluisistem pendokumentasian keperawatan, operan tugas

jaga,konferensi awal dan akhir, dan pembahasan kasus.e. Kompensasi dan penghargaanPada suatu
layanan professional, seseorang mempunyai hakataskompensasi dan penghargaan. Kompensasi
merupakan salahfaktor yang dapat meningkatkanmotivasi, pada Model PraktikKeperawatan Profesional
karena masing-masing perawatmempunyai peran dan tugas yang jelassehingga dapat dibuatklasifikasi
yang obyektif sebagai dasar pemberian kompensasi dan penghargaan.5. Aspek Pengembangan Model
Praktik Keperawatan Profesional Menurut Sitorus (1996) yang diperkuatoleh Nursalam
(2002),berdasarkan tingkat perkembangan keperawatan di Indonesia untuk dapatmenerapkan Model
Praktik Keperawatan Profesional ada tiga aspek yang perlu dikembangkan yangmeliputi :a)
KetenagaanDalam pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional, aspek ketenagaan
merupakankomponen pertama yang harus dipertimbangkan, sehingga tujuan pelayanan dapat dicapai.
MenurutWerdati (2005) dalam penerapan sistem pemberian asuhan keperawatan terdapat 3
strategimanajemen yang pentingdalam mengelola sumber daya keperawatan yaitu1) Sistem klasifikasi
pasienSistem ini dikembangkan untuk mewujudkan asuhankeperawatan yang bermutu dan efisisien,
karenapelayanandiberikan sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien, merupakanmetode untuk
memperkirakandan mengkaji jumlah kebutuhanpasien terhadap pelayanan keperawatan, sehingga
dapatdiketahui jamefektif perawat untuk melakukan pelayanankeperawatan. Depkes (2001)
menetapkan indikator jumlah jamkontak perawat dengan pasien rata-rata selama 4,5 jam / hr2)
StafingStaffing merupakan salah satu fungsi khusus manajemenkeperawatan yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan :mengidentifikasi jenis dan jumlah dan kategori tenaga yangdibutuhkan pasien,mengalokasikan
anggaran tenaga,merekrut, seleksi dan penempatan perawat, orientasidanmengkombinasikan tenaga
pada konfigurasi yang baik.3) PenjawdulanPenetapan jumlah tenaga dan penjadualan adalah
merupakanproses pengorganisasian sumber dayayang berharga untukmenentukan berapa banyak dan
kriteria tenaga seperti apayang dibutuhkan untuksetiap shift . Sedangkan menurut KomisiAkreditasi
Rumah Sakit (KARS) menyebutkan bahwa agarpelayanan keperawatan dapat mencapai tujuan
yangditetapkan seorang Kepala Ruang harus menyusun jadualdinas yang dapat mencerminkan jumlah
dan kategori tenagayang berkemampuan baik pada setiapshift dan adapenunjukan perawat sebagai
penanggung jawab shift dengandisertai pembagian tugas yang jelasb) Penerapan sistem pemberian
asuhan keperawatanMerupakan metode penugasan yang dipilih dalam memberikanpelayanan asuhan
keperawatan sesuaidengan kondisi yang ada diRumah Sakit. Sistem pemberian asuhan keperawatan
harusmerefleksikanfalsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dankarakteristik populasi pasien yang
dilayani. Untukmemperoleh gambaran penerapan sistem ini dapat dilihat dari tanggung jawab
pelaksanaan uraiantugas dan pelaksanaan wewenang perawatpelaksana.1) Tanggung Jawab perawat
pelaksana :a. Kebenaran asuhan keperawatan meliputi pengkajian,diagnosis dan rencana asuhan
keperawatan.

b. Kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputitindakan dan evaluasi keperawatan.c.


Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatand. Kebersihan dan kerapihan pasien serta alat kesehatane.
Kebenaran isi rekam asuhan keperawatanf. Kebenaran informasi/bimbingan/penyuluhan kesehatang.
Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien danefektif.2) Uraian tugas perawat pelaksana:a.
Melaksanakan timbang terima tugas setiap awal dan akhir tugas dari dan kepada
petugaspenggantinya.b. Melakukan observasi tentang kondisi pasien.c. Mengikuti pre dan post
konferens yang dilakukan.d. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yangmenjadi tanggung
jawabnya dandidokumentasikan dalam rekam asuhan keperawatan.e. Melakukan monitoring respon
pasien terhadap tindakanyang telah dilakukan.f. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien.g.
Membimbing dan melakukan penyuluhan kesehatankepada pasien dan keluarga.h. Menerima keluhan
pasien dan berusaha untukmenyelesaikannya.i. Melakukan evaluasi askep setiap akhir tugas. j.
Memperkenalkan diri dan rekan yang berada pada satutimnya untuk melakukan askep lanjutan
padapasien .k. Melaksanakan tugas pendelegasian pada saat jagasiang/malam atau hari libur.l.
Mengikuti diskusi kasus / konferens dengan tim kesehatan.m. Mengikuti pertemuan berkala (rutin)
ruangan atau tingkatrumah sakit.3) Wewenanga. Memeriksa kelengkapan peralatan ruang perawatanb.
Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai denagnkebutuhan pelaksanaan tugasc. Melakukan
pengkajian, menetapkan diagnosa danperencanaan keperawatan bagi pasien baru padabertugasd.
Melakukan asuhan keperawatan kepada pasiene. Melaporkan asuhan keperawatan pasien
kepadapenanggung jawab.c) Dokumentasi keperawatanDokumentasi keperawatan merupakan unsur
penting dalam sistempelayanan kesehatan, karena denganadanya dokumentasi yangbaik, informasi
mengenai keadaan pasien dapat diketahuisecaraberkesinambungan. Dokumenasi juga merupakan aspek
legaltentang pemberian asuhankeperawatan, secara lebih spesifikdokumentasi keperawatan dapat
berfungsi sebagai saranakomunikasiantar profesi kesehatan, sumber data untuk pengelolaan pasien dan
penelitian dan sebagai barangbuktipertanggungjawaban dan pertangunggugatan asuhan
keperawatanserta sebagai saranapemantauan asuhan keperawatan.Dokumentasi keperawatan dibuat
berdasarkan pemecahanmasalahpasien, yang terdiri dari format pengkajian, rencanakeperawatan,
catatan tindakan dan catatanperkembangan pasien6. MANFAAT MPKP

• Dapat meningkatkan mutu askep

• Untuk menata tenaga keperawatan dlm upaya menuju layanan yg profesional

• Untuk proses belajar bagi mahasiswa keperawatan

• Untuk menunjang program pendidikan ners spesialis keperawatan.

• Untuk tempat penelitian keperaw

atan

PENDAHULUAN

Pembangunan Kesehatan diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dankemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk sehingga derajat Kesehatandapat dicapai secara optimal.

Rumah sakit sebagai suatu sistem pelayanan Kesehatan yang mengemban tugasmelaksanakan upaya
Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna denganmengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secaraserasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
sertamelaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan tugas rumah sakit di atas, maka salahsatu fungsi rumah
sakit adalah

menyelenggarakan pelayanan dan asuhankeperawatan.


Yang dimaksud dengan

pelayanan keperawatan di rumah sakit

adalah salah satu jenis

pelayanan professional

yang diselenggarakan oleh rumah sakit untukmelayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang
keperawatan yangdiorganisir melalui pelayanan rawat inap. Seluruh kegiatan pelayanankeperawatan di
rumah sakit diselenggarakan selama 24 jam sehari secaraberkesinambungan. Kegiatan tersebut diatur
dan diorganisir oleh manajerkeperawatan.

Pelayanan keperawatan sebgai bagian integral dari pelayanan Kesehatan dirumah sakit, menentukan
mutu pelayanan Kesehatan di rumah sakit, oleh karena

keberadaan perawat yang memberikan asuhan keperawatan selama 24 jamsecara berkesinambungan.


Keluhan masyarakat terhadap pelayanan keperawatanpada umumnya ditujukan pada sikap perawat
yang kurang baik, kurang terampildalam berkomunikasi.

Dalam aspek pelayanan keperawatan dimana pelayanan keperawatan sebagaibentuk kegiatan utama
dari pelayanan Kesehatan yang diberikan kepadamasyarakat belum dapat diwujudkan sebagai
pelayanan Kesehatan yangberkualitas. Keadaan actual pelayanan keperawatan menunjukkan bahwa
banyaktenaga keperawatan lebih berkonsentrasi dan terlibat dengan tindakanpengobatan dan
penggunaan tehnologi yang berorientasi medik untuk mengatasikompleksitas penyakit. Mereka
berupaya untuk saling mendukung dengan profesiKesehatan lain, namun sebagai praktisi mereka masih
dinilai lebih rendah untukkomitmen dan tanggung jawab penting yang diembannya.

Sebaliknya, sedikit sekali perawat yang melakukan pelayanan keperawatanberorientasi keperawatan


yang dilandaskan pada teori dan konsep keperawatanuntuk memenuhi kebutuhan individu yang sedang
merngalami respon terhadappenyakit dan pengobatan. Sehingga karakteristik dari peran dan
fungsikeperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit kurang terlihatsecara jelas. Hal ini
dapat memfasilitasi situasi yang kurang kondusif bagi tenagakeperawatan dalam mengembangkan
kemampuan profesionalnya.

Manajemen Asuhan Keperawatan.


Manajemen asuhan keperawatan adalah bagian dari manajemen pelayanankeperawatan yang
merupakan pelaksanaan proses keperawatan denganmenggunakan konsep-konsep-konsep manajemen
seperti perencanaan,pengorganisasian, penggerakkan dan pengendalian atau evaluasi (Gillies,
1994).Kepala Ruangan sebagai manajer unit (ruang rawat) adalah seorang tenagakeperawatan yang
diberi tanggung jawab dan kewenangan dalam mengelolakegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang
rawat di rumah sakit. Oleh karenaitu tanggung jawab manajemen asuhan keperawatan telah
didesentralisasikankepada Kepala Ruangan, sehingga merupakan kewenangan penuh KepalaRuangan
untuk mengatur seluruh aktifitas asuhan keperawatan yaitukewenangan untuk pengambilan keputusan,
meningkatkan mutu asuhankeperawatan secara terus menerus dalam 24 jam, meningkatkan komunikasi
intradan antar unit/bagian, menciptakan hubungan interpersonal yang baik sehinggaanggota akan lebih
kreatif bagaimana meningkatkan asuhan keperawatan.

Pengelolaan asuhan keperawatan di ruang rawat merupakan ujung tombakpraktik keperawatan


profesional (PKP) dimana perawat berhubungan langsungdengan klien dan keluarganya atau orang yang
terdekat dalam membantumemenuhi kebutuhan dasarnya agar pada akhirnya ia dapat mandiri dan
hidupsecara produktif.Pengelolaan/manajemen asuhan keperawatan yang dirancang secara
profesionalguna memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi pada klien dankeluarganya
melalui suatu pengembangan model praktik keperawatan profesional

dimana model ini telah dicobakan di RSUPN Cipto Mangunkusumo sejak tahun1996 dengan
bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Pada tahun2000 telah dilakukan evaluasi terhadap
efektifitas pelaksanaan mnodel ini dandilaporkan bahwa ternyata dengan penggunaan model ini mampu
meningkatkanmutu asuhan keperawatan.

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Pengembangan model ini

bertujuan meningkatkan mutu asuhan keperawatanmelalui penataan sistem pemberian asuhan


keperawatan

. melalui model inidapat ditetapkan

rencana kebutuhan tenaga keperawatan secara profesional,metoda pemberian asuhan keperawatan


yang digunakan dan carapendokumentasian asuhan keperawatan.
Model Praktek Keperawatan Profesional merupakan suatu model yang memberikesempatan kepada
para perawat profesional untuk menerapkan otonominyadalam mendesain, melaksanakan, dan
mengevaluasi pelayanan/asuhankeperawatan yang diberikan kepada pasien. Model ini selalu
mengupayakanbentuk pelayanan dan asuhan keperawatan yang dapat memenuhi kebutuhanpasien
melalui berbagai pendekatan. Pemberian asuhan keperawatan di ruangmodel ini berlandaskan nilai-nilai
professional yang menunjukkan adanyaotonomi, akontabilitas perawat, dan pengembangan profesi
yang memfokuskansetiap upaya keperawatan pada kulaitas pelayanan keperawatan yang tinggi.Kerja
tim, kolaborasi, dan konsultasi dijalankan secara konsisten untukmeningkatkan hubungan professional..

Dalam suatu ruang model keperawatan professional, bentuk pelayanan asuhankeperawatan yang
diberikan membutuhkan suatu pengambilan keputusan yangdidesentralisasikan, memperluas lingkup
dan jenis tugas serta tanggung jawab perawat manajer ruangan..

PENGELOLAAN DI RUANG MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Model praktek keperawatan professional terdiri dari 4 komponen utama, yaitu :

1.Ketenagaan Keperawatan

2.Metoda pemberian asuhan keperawatan

3.Proses Keperawatan

4.Dokumentasi Keperawatan

Ketenagaan Keperawatan

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada :
Jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien

(Douglas, 1984). Menurut

Loveridge & Cummings (1996)

klasifikasi derajat ketergantungan pasien

dibagi 3kategori, yaitu :

a.Perawatan minimal : memerlukan waktu 1

2 jam/24 jam.:

Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.

Makan dan minum dilakukan sendiri

Ambulasi dengan pengawasan

Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.

Pengobatan minimal, status psikologis stabil.

Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.

b.Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3

4 jam/24 jam.:

Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

Voley kateter/intake output dicatat

Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan, memerlukanprosedur


c.Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5

6 jam/24 jam :

Segala diberikan/dibantu

Posisi yag diatur, observasi ytanda-tanda vital setiap 2 jam

Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena

Pemakaian suction

Gelisah/disorientasi

Menurut

Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan perpasien untuk dinas pagi, sore
dan malam.

Waktu, Klasifikasi,Pagi,Sore,Malam,Minimal.

Anda mungkin juga menyukai