Nim:20.723
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyatadan
akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan
ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan
yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktikkeperawatan profesional (MPKP).
1.Nilai professional
2.Pendekatan manajemen
4.Hubungan professional
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu metode pendekatan di
bawah ini :
1. Metode fungsional.
- Melakukan askep langsung pada pasien- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu
tenaga keperawatan
c. Perawat Pelaksana, tugasnya :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa
pemulihankesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat
tugasnya :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi tempattidur, dan
membagikan alat tenun bersih.
- Pasien mendapat banyak perawat.- Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan- Pelayanan
pasien secara individu sering terabaikan.- Pelayanan terputus-putus-
-Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.Seorang perawat dapat
melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unittersebut. Kepala ruangan
bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerimalaporan tentang semua klien serta
menjawab semua pertanyaan tentang klien
Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien olehsatu
orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala
ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
semualaporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan
olehkepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya diruang
isolasi dan ICU.
- Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak
mampumemberikan asuhan secara menyeluruh- Membutuhkan banyak tenaga.- Beban kerja tinggi
terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhanaterlewatkan.- Pendelegasian
perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas.
- Kebutuhan pasien terpenuhi.- Pasien merasa puas.- Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh
perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.Pembagian
tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpinkelompok
bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerimalaporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalammenyelesaikan tugas apabila
mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkankepada kepala ruangan tentang
kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikanaskep terhadap sekelompok pasien.
Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik denganmenggunakan
tenaga yang tersedia.
- Saling memberi pengalaman antar sesama tim.- Pasien dilayani secara komfrehesif- Terciptanya
kaderisasi kepemimpinan- Tercipta kerja sama yang baik .
-Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal- Memungkinkan menyatukan anggota
tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
-Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindungkepada
anggota tim yang mampu atau ketua tim.
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasiendan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askepselama pasien
dirawat.
- Menerima pasien- Mengkaji kebutuhan- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.-
Mengkoordinasi pelayanan- Menerima dan menyesuaikan rencana- menyiapkan penyuluhan pulang
Konsep dasar :
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat2. Ada otonomi3. Ada keterlibatan pasien dan keluarganya
Ketenagaan :
1. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.2. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1
perawat3. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.4. Perawat profesional sebagai primer d.an
perawat non profesional sebagai asisten.
Kepala bangsal :
1. Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer2. Orientasi dan merencanaka karyawan
baru.3. Menyusun jadwal dinas4. Memberi penugasan pada perawat asisten.
- Mendorong kemandirian perawat.- Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat-
Berkomunikasi langsung dengan Dokter- Perawatan adalah perawatan komfrehensif- Model praktek
keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat-
Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.
Yaitu metode gabungan antara Metode penugasan tim dengan Metode perawatan primer. Metodeini
menugaskan sekelompok perawat merawat pasien dari datang sampai pulang.
Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.Semua metode diatas dapat
digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jumlah stafyang ada harus berimbang sesuai
dengan yang telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.
a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktudimana
sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
d. pendelegasian tugas terbatase. kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien tugas
D.KARATERISTIK MPKP
Tahap persiapan :
1.Pembentukan teamTerdiri dari coordinator departemen, kepala ruang rawat, perawat ruangan, ketua
MPKP
2.Rancangan penilaian mutuKelompok kerja yang membuat rencana asuhan keperawatan yang meliputi
kepuasan klien.
3.Presentasi MPKPUntuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat pada saat presentasi.
5.Identifikasi jumlah klienKelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu : minimal, parsial, dan total)
c.perawat primer
d.perawat asociate
10.Identifikasi fasilitasa.
Papan namac.
Papan MPKP
Tahap pelaksanaan :
1.Pelatihan MPKP2.
Tahap evaluasi :
1.Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien / keluarga untuk setiap klien pulang
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)1. Pengertian / DefinisiHoffart dan Woods (1996),
mendefinisikan Model PraktikKeperawatanProfesional sebagai sebuah sistem yang meliputi struktur,
proses, dan nilai professionalyang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan dan mengaturlingkungan untukmenunjang asuhan keperawatan. Sebagai suatu model
berarti sebuahruang rawatdapat menjadi contoh dalam praktik keperawatanprofessional di Rumah
Sakit. .2. Tujuan Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesionala. Meningkatkan mutu askep
melalui penataan sistem pemberianasuhan keperawatanb. Memberikan kesempatan kepada perawat
untuk belajar melaksanakan praktik keperawatanprofesional.c. Menyediakan kesempatan kepada
perawat untuk mengembangkanpenelitian keperawatan3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Praktik
Keperawatan Profesional Terdapat enam unsur utamadalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan, yaitu sesuai dengan visi-misiRumah Sakit, dapat diterapkannya proses
keperawatan, efisien dan efektif dalam penggunaan biaya,terpenuhinya kepuasan klien, keluarga
danmasyarakat, kepuasan kerja perawat dan terlaksananyakomunikasiyang adekuat.4. Komponen
Model Praktik Keperawatan Profesionala Nilai Profesional Pengembangan Model PraktikKeperawatan
Profesional didasarkan pada nilai professional.a. Nilai professional merupakaninti dari Model Praktik
Keperawatan Profesional , yang meliputi :nilaiintelektual, komitmen moral, otonomi, kendali dan
tanggung gugatb. Pendekatan manajemenPendekatan manajemen digunakan untuk mengelola sumber
dayayang adameliputi : ketenagaan, alat, fasilitas serta menetapkanStandar Asuhan Keperawatan (SAK) .
Pada ModelPraktikKeperawatan Profesional ini kemampuan manajemen keperawatanyang
dikembangkan terutamadalam hal mengelola perubahan danpengambilan keputusan.c. Sistem
pemberian asuhan keperawatanSistem pemberian asuhan keperawatan (care delivery
system)merupakan metode penugasan bagi tenaga perawat yangdigunakan dalam memberikan
pelayanankeperawatan kepadaklien. Sistem atau metode tersebut merefleksikan falsafahorganisasi,
struktur, polaketenagaan dan populasi klien. Saat inidikenal lima jenis metode pemberian asuhan
keperawatan,yangterdiri dari : metode kasus, fungsional, tim, primer dan manajemenkasus.d. Hubungan
professionalPengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional(MPKP)memungkinkan terjadinya
hubungan professional di antar perawatdan praktisi kesehatanlainnya. Hubungan ini dapat terjadi
melaluisistem pendokumentasian keperawatan, operan tugas
jaga,konferensi awal dan akhir, dan pembahasan kasus.e. Kompensasi dan penghargaanPada suatu
layanan professional, seseorang mempunyai hakataskompensasi dan penghargaan. Kompensasi
merupakan salahfaktor yang dapat meningkatkanmotivasi, pada Model PraktikKeperawatan Profesional
karena masing-masing perawatmempunyai peran dan tugas yang jelassehingga dapat dibuatklasifikasi
yang obyektif sebagai dasar pemberian kompensasi dan penghargaan.5. Aspek Pengembangan Model
Praktik Keperawatan Profesional Menurut Sitorus (1996) yang diperkuatoleh Nursalam
(2002),berdasarkan tingkat perkembangan keperawatan di Indonesia untuk dapatmenerapkan Model
Praktik Keperawatan Profesional ada tiga aspek yang perlu dikembangkan yangmeliputi :a)
KetenagaanDalam pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional, aspek ketenagaan
merupakankomponen pertama yang harus dipertimbangkan, sehingga tujuan pelayanan dapat dicapai.
MenurutWerdati (2005) dalam penerapan sistem pemberian asuhan keperawatan terdapat 3
strategimanajemen yang pentingdalam mengelola sumber daya keperawatan yaitu1) Sistem klasifikasi
pasienSistem ini dikembangkan untuk mewujudkan asuhankeperawatan yang bermutu dan efisisien,
karenapelayanandiberikan sesuai dengan tingkat kebutuhan pasien, merupakanmetode untuk
memperkirakandan mengkaji jumlah kebutuhanpasien terhadap pelayanan keperawatan, sehingga
dapatdiketahui jamefektif perawat untuk melakukan pelayanankeperawatan. Depkes (2001)
menetapkan indikator jumlah jamkontak perawat dengan pasien rata-rata selama 4,5 jam / hr2)
StafingStaffing merupakan salah satu fungsi khusus manajemenkeperawatan yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan :mengidentifikasi jenis dan jumlah dan kategori tenaga yangdibutuhkan pasien,mengalokasikan
anggaran tenaga,merekrut, seleksi dan penempatan perawat, orientasidanmengkombinasikan tenaga
pada konfigurasi yang baik.3) PenjawdulanPenetapan jumlah tenaga dan penjadualan adalah
merupakanproses pengorganisasian sumber dayayang berharga untukmenentukan berapa banyak dan
kriteria tenaga seperti apayang dibutuhkan untuksetiap shift . Sedangkan menurut KomisiAkreditasi
Rumah Sakit (KARS) menyebutkan bahwa agarpelayanan keperawatan dapat mencapai tujuan
yangditetapkan seorang Kepala Ruang harus menyusun jadualdinas yang dapat mencerminkan jumlah
dan kategori tenagayang berkemampuan baik pada setiapshift dan adapenunjukan perawat sebagai
penanggung jawab shift dengandisertai pembagian tugas yang jelasb) Penerapan sistem pemberian
asuhan keperawatanMerupakan metode penugasan yang dipilih dalam memberikanpelayanan asuhan
keperawatan sesuaidengan kondisi yang ada diRumah Sakit. Sistem pemberian asuhan keperawatan
harusmerefleksikanfalsafah organisasi, struktur, pola ketenagaan dankarakteristik populasi pasien yang
dilayani. Untukmemperoleh gambaran penerapan sistem ini dapat dilihat dari tanggung jawab
pelaksanaan uraiantugas dan pelaksanaan wewenang perawatpelaksana.1) Tanggung Jawab perawat
pelaksana :a. Kebenaran asuhan keperawatan meliputi pengkajian,diagnosis dan rencana asuhan
keperawatan.
atan
PENDAHULUAN
Pembangunan Kesehatan diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dankemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk sehingga derajat Kesehatandapat dicapai secara optimal.
Rumah sakit sebagai suatu sistem pelayanan Kesehatan yang mengemban tugasmelaksanakan upaya
Kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna denganmengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secaraserasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
sertamelaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan tugas rumah sakit di atas, maka salahsatu fungsi rumah
sakit adalah
pelayanan professional
yang diselenggarakan oleh rumah sakit untukmelayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang
keperawatan yangdiorganisir melalui pelayanan rawat inap. Seluruh kegiatan pelayanankeperawatan di
rumah sakit diselenggarakan selama 24 jam sehari secaraberkesinambungan. Kegiatan tersebut diatur
dan diorganisir oleh manajerkeperawatan.
Pelayanan keperawatan sebgai bagian integral dari pelayanan Kesehatan dirumah sakit, menentukan
mutu pelayanan Kesehatan di rumah sakit, oleh karena
Dalam aspek pelayanan keperawatan dimana pelayanan keperawatan sebagaibentuk kegiatan utama
dari pelayanan Kesehatan yang diberikan kepadamasyarakat belum dapat diwujudkan sebagai
pelayanan Kesehatan yangberkualitas. Keadaan actual pelayanan keperawatan menunjukkan bahwa
banyaktenaga keperawatan lebih berkonsentrasi dan terlibat dengan tindakanpengobatan dan
penggunaan tehnologi yang berorientasi medik untuk mengatasikompleksitas penyakit. Mereka
berupaya untuk saling mendukung dengan profesiKesehatan lain, namun sebagai praktisi mereka masih
dinilai lebih rendah untukkomitmen dan tanggung jawab penting yang diembannya.
dimana model ini telah dicobakan di RSUPN Cipto Mangunkusumo sejak tahun1996 dengan
bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Pada tahun2000 telah dilakukan evaluasi terhadap
efektifitas pelaksanaan mnodel ini dandilaporkan bahwa ternyata dengan penggunaan model ini mampu
meningkatkanmutu asuhan keperawatan.
Dalam suatu ruang model keperawatan professional, bentuk pelayanan asuhankeperawatan yang
diberikan membutuhkan suatu pengambilan keputusan yangdidesentralisasikan, memperluas lingkup
dan jenis tugas serta tanggung jawab perawat manajer ruangan..
1.Ketenagaan Keperawatan
3.Proses Keperawatan
4.Dokumentasi Keperawatan
Ketenagaan Keperawatan
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada :
Jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien
2 jam/24 jam.:
4 jam/24 jam.:
6 jam/24 jam :
Segala diberikan/dibantu
Pemakaian suction
Gelisah/disorientasi
Menurut
Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan perpasien untuk dinas pagi, sore
dan malam.
Waktu, Klasifikasi,Pagi,Sore,Malam,Minimal.