TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampaai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).
Sedangkan menurut Abidin (2011), masa nifas atau puerperium adalah masa
setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti
sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu.
1
2
4. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna
serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena pembuluh darah.
Konsistensinya kadang-kadang terdapatlaserasi/perlukaan kecil. Karena
robekan kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada
keadaan sebelum hamil.Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu
persalinan, menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke 6
postpartum serviks menutup (Ambarwati, 2010).
5. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8
minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum
berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan
terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4 (Ambarwati, 2010).
6. Payudara (mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
2. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.Sekarang tidak perlu lagi
menahan ibu postpartum terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari
setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat
tidur dalam 24-48 jam postpartum.
3. Eliminasi
a) Buang Air Kecil
Ibu diminta buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi
100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung
kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi. Berikut ini
sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu
postpartum.
b) Buang Air Besar
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah
hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi
obat pencahar per oral atau per rektal. Jika setelah pemberian obat
pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah)
(Saleha, 2009).
4. Personal hygiene
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat
penting untuk tetap dijaga.Apabila setelah buang air besar atau buang air
kecil perineum dibersihkan secara rutin akan membantu mengurangi risiko
terjadinya infeksi. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal
sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan
lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci.
Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air
kecil atau buang air besar. Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal
sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti pembalut
yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut
5
yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu
tentang jumlah, warna, dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat
diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluannya. Apabila
ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
5. Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
b) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
6. Aktifitasseksuai
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus
memenuhi syarat berikut ini:
a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan
yang bersangkutan.
7. Latihansenamnifas.
Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ tubuh
wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat-alat kandungan. Sebagai
akibat kehamilan dinding perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya
6
Standar I : Pengkajian
1. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2. Kriteria pengkajian
a. Data tepat, akurat dan lengkap
b. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa, biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial
budaya).
c. Data objektif(hasil pemeriksaan fisik, fisikologis, dan pemeriksaan
penunjang).
Standar II :perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
1. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
mengidentifikasi secara akurat, dan logis untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.
2. Kriteria perumusan diagnosa atau masalah
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b. Masalah di rumuskan sesuai dengan kondisi klien.
c. Dapat di selesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
Standar III : Perencanaan
1. Pernyataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan
2. Kriteria perencanaan
a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan
secara komprehensif.
b. Melibatkan klien atau pasien dan atau keluarga
c. Mempertimbangkan kondisi, sosial budaya klien atau keluarga
d. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
9
W R. PI K. Mandi Dapur
I
L Mahasiswa
A R. Batuan Kerikil
Y
A Bersali Kamar Kamar
H R. ANC R. Nifas Mahasiswa Mahasiswa
T
R
U E
M R BalaiTempat
A A
H Solat
S
B
11
12
gizi ibu nifas, serta sudah mengerti cara cebok yang benar, yaitu dari arah
depan kebelakang setiap kali sehabis BAK dan BAB dengan air bersih.
Kunjungan II
Tanggal : 23 September 2017 pukul : 09.00 Wib
S : Ibu mengatakan luka jahitan perenium sudah kering dan ibu
mengatakan BAB dan BAKnya sudah lancar
O : TTV : TD : 120/70 mmHg;
RR:24 x/m
Nadi 80 x/m
suhu 37c.
A : Ibu M umur 34 tahun P4A0 2 minggu post partum dengan penyumbuhan
luka pada jahitan di perenium
P :
1. Memaastikan involusi uterus.
Evaluasi : Kontraksi uterus baik dan fundus masih teraba 2 jari
dibawah pusat.
2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka jahitan diperenium ibu.
Evaluasi : luka diperenium ibu sudah mulai mengering dan luka tidak
mengalami infeksi.
3. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan memberikan Asi
eksklusif.
Evaluasi : ibu sudah menyusui bayinya dengan benar dan sudah
memberikan Asi eksklusif.
4. Memastikan ibu mendapat cukup makanan dan cairan.
Evaluasi : Ibu sudah mendapatkan makanan dan cairan yang cukup.
5. Meganjurkan ibu untuk tetap merawat luka pereniumnya dan vulva
hygine.
Evaluasi: ibu sudah merawat luka di pereniumnya dan melakukan
vulva hygine dengan benar.
18
Kunjungan III
Tanggal: 05 Oktober 2017 Pukul: 09.00 Wib
S : ibu M mengatakan nyeri luka jahitan perenium ibu sudah kering Ibu
mengatakan BAB dan BAK ibu sudah lancar.
O : TTV : TD ; 120/70 mmHg
S : 37oc
N : 80x/m
TFU: tidak teraba lagi
R : 24x/m
Lochea : Serosa
A : Ibu M umur 34 tahun P4 A0 dua minggu post partum dengan
penyembuhan pada luka jahitan diperenium.
P :
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan TD :120/70 mmHg;
RR:24 x/m; Nadi 80 x/m dan suhu 36c dan TFU sudah tidak teraba lagi
Evaluasi: hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal.
2. Memastikan involusi uterus berjalan normal
Evaluasi: fundus ibu sudah tidak terba lagi pengeluaran lokea alba.
3. Mengkaji pendarahan dan luka jahitan pada perenium ibu
Evaluasi: pendarahan ibu normal dan luka jahitan di perenium ibu sudah
mengering.
4. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan dan cairan serta istirahat.
Evaluasi: ibu sudah mendapatkan makan dan cairan yang cukup seperti
makan ikan, telur, sayur, dan kacang-kacangan serta beristirahat.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap merawat luka pereniumnya dan vulva
hygine.
valuasi: ibu masih merawat luka dipereiumnya dan melakukan vulva
hygine.
19
Kunjungan IV
Tanggal: 13 Oktober 2017 Pukul: 09.30 Wib
S : ibu M mengatakan nyeri luka jahitan perenium ibu sudah kering Ibu
mengatakan BAB dan BAK ibu sudah lancar.
O : TTV : TD : 120/70 mmHg S : 37oc
N : 80x/m TFU : tidak teraba lagi
R : 24x/m Lochea : Serosa
A : Ibu M umur 34 tahun P4 A0 Enam minggu post partum.
P :
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan TD :120/70 mmHg;
RR: 24 x/m: Nadi 80 x/m dan suhu 36c dan TFU sudah tidak teraba
lagi.
Evaluasi: hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal.
2. Pastikan ibu mendapatkan makanan, caiaran dan istirahat yang
cukup.
Evaluasi: ibu sudah mendapatkan makanan, caiaran dan istirahat
yang cukup seperti makan ikan,telur,sayur dan kacang-kacangan.
3. Nilai tanda-tanda infeksi pada luka diperenium ibu.
Evaluasi: tanda-tanda infeksi pada luka jahitan sudah dinilai, yaitu
luka tidak ada tanda-tanda infeksi dan luka sudah mengering.
4. Anjurakan ibu untuk menggunakan KB
Evaluasi: ibu bersedia untuk menggunakan KB
5. Dokumentasikan hasil pemeriksan
Evaluasi: pendokumentasian sudah dilkukan.