Anda di halaman 1dari 19

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampaai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).
Sedangkan menurut Abidin (2011), masa nifas atau puerperium adalah masa
setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti
sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu.

B. Tahapan Masa Nifas


Menurut Ambarwati (2010), tahapan masa nifas dibagi dalam 3 tahapan,
yaitu :
1. Puerperium dini: Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial: Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium: Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulanan, tahunan.

C. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1. Involusi Uterus
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot
polos uterus (Ambarwati, 2010).
2. Lochea
Menurut Ambarwati (2010) Lochea adalah ekskresi cairan rahim
selama masa nifas.Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua
yang nekrotik dari dalam uterus.Lochea mempunyai reaksi basa/alkalis

1
2

yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi


asam yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/anyir
seperti darah menstruasi, meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak
sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena
proses involusi.
Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan, yaitu:
a) Lochea Rubra/Merah (Cruenta)
Berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari pasca
persalinan. Lochea ini akan keluar selama 2-3 hari post partum.
b) Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang pada hari ke 3-7
pasca persalinan.
c) Lochea Serosa
Berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi
kuning.Ada pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea Alba
Berwarna putih berbentuk krim, dimulai dari hari ke 14 pasca
persalinan.
Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut
bagian bawah kemungkinan diagnosisnya adalah metritis.Metritis adalah
infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu.Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat
dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septic.
3. Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis, degenerasi,
dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal
endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua, dan selaput janin. Setelah 3 hari mulai rata, sehingga tidak ada
pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta(Saleha, 2009).
3

4. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna
serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena pembuluh darah.
Konsistensinya kadang-kadang terdapatlaserasi/perlukaan kecil. Karena
robekan kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada
keadaan sebelum hamil.Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu
persalinan, menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke 6
postpartum serviks menutup (Ambarwati, 2010).
5. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8
minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum
berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan
terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4 (Ambarwati, 2010).
6. Payudara (mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.

D. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


MenurutSaleha (2009), kebutuhan ibu nifas antara lain yaitu :
1. Nutrisi dan cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius,
karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan
sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu,
bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan
vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama
40 hari pascapersalinan.
e. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI.
4

2. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.Sekarang tidak perlu lagi
menahan ibu postpartum terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari
setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat
tidur dalam 24-48 jam postpartum.
3. Eliminasi
a) Buang Air Kecil
Ibu diminta buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi
100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung
kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi. Berikut ini
sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu
postpartum.
b) Buang Air Besar
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah
hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi
obat pencahar per oral atau per rektal. Jika setelah pemberian obat
pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah)
(Saleha, 2009).
4. Personal hygiene
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat
penting untuk tetap dijaga.Apabila setelah buang air besar atau buang air
kecil perineum dibersihkan secara rutin akan membantu mengurangi risiko
terjadinya infeksi. Caranya dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal
sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan
lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci.
Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air
kecil atau buang air besar. Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal
sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti pembalut
yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut
5

yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu
tentang jumlah, warna, dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat
diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluannya. Apabila
ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
5. Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur adalah sebagai berikut:
a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
b) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
6. Aktifitasseksuai
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus
memenuhi syarat berikut ini:
a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan
yang bersangkutan.
7. Latihansenamnifas.
Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ tubuh
wanita. Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat-alat kandungan. Sebagai
akibat kehamilan dinding perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya
6

striae gravidarum yang membuat keindahan tubuh akan sangat terganggu.


Oleh karena itu, mereka akan selalu berusaha untuk memulihkan dan
mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak indah lagi. Cara
untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah dan langsing seperti
semula adalah dengan melakukan latihan dan senam nifas.
a. Komplikasi MasaNifas
Patologi yang sering terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
1) Infeksi nifas
Infeksi nifas adalah infeksi luka pada jalan lahir setelah
melahirkan, yang kadang kala meluas, menyebabkan flebitis atau
peritonitis (Reeder, 2011).
2) Perdarahan dalam masa nifas
3)Infeksi saluran kemih
4) Patologi menyusui.
b. Kunjungan Masa Nifas
Menurut Saifuddin, (2009) kunjungan masa nifas paling sedikit 4
kali untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir utuk mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi.
1) 6-8 jam setelah persalinan
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifaskarena
atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi baru
lahir.
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
7

2) 6 hari setelah persalinan


a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada
bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari.
3) 2 minggu setelah persalinan
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan tidak ada
bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyakit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan meraat bayi sehari-hari.
4) 6 minggu setelah persalinan
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau
bayinya alami.
b) Memberikan konseling untuk ber KB secara dini.

B. Standar Asuhan Kebidanan


Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan
kebidanan(Kepmenkes, 2007).
8

Standar I : Pengkajian
1. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2. Kriteria pengkajian
a. Data tepat, akurat dan lengkap
b. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa, biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial
budaya).
c. Data objektif(hasil pemeriksaan fisik, fisikologis, dan pemeriksaan
penunjang).
Standar II :perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
1. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
mengidentifikasi secara akurat, dan logis untuk menegakkan diagnosa
dan masalah kebidanan yang tepat.
2. Kriteria perumusan diagnosa atau masalah
a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b. Masalah di rumuskan sesuai dengan kondisi klien.
c. Dapat di selesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
Standar III : Perencanaan
1. Pernyataan standar
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan
2. Kriteria perencanaan
a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan
secara komprehensif.
b. Melibatkan klien atau pasien dan atau keluarga
c. Mempertimbangkan kondisi, sosial budaya klien atau keluarga
d. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
9

e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber


daya serta fasilitas yang ada.
Standar IV : Pelaksanaan
1. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien atau
pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
2. Kriteria :
a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural.
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
dan atau keluarga
c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
d. Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan
e. Menjaga privacy pasien
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
h. Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan
sesuai
i. Melakukan tindakan sesuai standar
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
Standar V : Evaluasi
1. Pernyataan Standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
2. Kriteria evaluasi
a. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan
keluarga
c. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
10

d. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien atau


pasien
Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
1. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, jelas
mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan
a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku KIA)
b. Ditulis dalam bentuk catatan prkembangan SOAP
S adalah data subjektif, mencatan hasil anamnesa
O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
Padalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Gambaran Umum BPM Wahidah di desa Blang Ketumba


BPM Hj. Wahidah, S.SiT, Rumah/Praktik : Klinik Bersalin Yayasan
Ayah Bunda terletak di Jln. Bireuen-Takengen Km.7 Desa Blang Ketumba
Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Perbatasan BPM sebelah selatan
dengan desa Bunyeut. Perbatasan wilayah utara dengan desa Seneubok
Gunci. Perbatasan wilayah barat dengan desa Menasah Lampoh.
Perbatasan wilayah timur dengan desa Jagong.
BPM Wahidah ada beberapa ruangan yang terdiri dari 1 ruang
tunggu dan pendaftaran, 1 ruang pemeriksaan (ANC), 1 ruang perawatan
(NIFAS) yang terdiri dari 7 bad, 1 ruang bersalin yang terdiri dari 3 bad dan 1
meja resusitasi, 1 ruang pencegahan infeksi, dan 2 kamar untuk
mahasiswa,1 balai tempat sholat, serta 1 toilet. Dengan jumlah bidan yang
bertugas sebanyak 2 bidan, dengan melayani 24 jam, bersifat transisi
dengan kemampuan memberikan pelayanan Pemeriksaan Kehamilan
(ANC), Pertolongan Persalinan Normal (INC), Penanganan Bayi Baru Lahir,
Pelayanan Ibu Nifas (PNC), Pelayanan Ibu Menyusui, Imunisasi, Pelayanan
KB. Dengan no izin praktik No.SIPB. 503/024/SIPB/KP2TS/2014, serta
menggunakan standar 10 T.
Jumlah pencapaian di BPM Wahidah dalam bulan Januari s/d
Agustus tahun 2017 terdapat jumlah pasien yang memeriksa kehamilan
(ANC) sebanyak 250 orang, jumlah ibu bersalin (INC) sebanyak 99 orang,
jumlah akseptor KB 324 orang, jumlah bayi baru lahir (NEONATUS)
sebanyak 99 orang dan jumlah ibu nifas (PNC) sebanyak 99 orang.

W R. PI K. Mandi Dapur
I
L Mahasiswa
A R. Batuan Kerikil
Y
A Bersali Kamar Kamar
H R. ANC R. Nifas Mahasiswa Mahasiswa
T
R
U E
M R BalaiTempat
A A
H Solat
S
B

Gambar 2.1 Denah BPM Wahidah

11
12

B. ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA NY. M G4P3A0


I. PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA
1. Pada pengkajian tanggal 17 September 2017 pukul 14:00 WIB di dapat
anamnesa nama ibu M berumur 34 tahun, agama Islam, pendidikan
SMP, bekerja sebagai IRT, istri dari bapak M yang berumur 40 tahun,
agama Islam, pendidikan Sd, pekerjaan petani dan bertempat tinggal
di kuta blang. Dari hasil anamnesa keluhan utama ibu mengatakan
nyeri di bagian perut dan perineum di bagian luka heacting dan ibu
merasa lega atas kelahiran anaknya.
2. Riwayat persalinan dan kehamilan yang lalu ibu melahirkan anak
pertama pada tahun 2003, Jenis kelamin laki-laki berat badan 3000
gram, PB 50 cm, tempat persalianan puskesmas, penolong bidan.
Anak kedua pada tahun 2007, JK laki-laki, BB 3200 gram, PB 49 cm,
tempat persalianan BPM, penolong bidan. Anak ketiga pada tahun
2013, JK laki-laki, BB 3500 gram, PB 50 cm, tempat persalinan BPM,
penolong bidan. Anak ke empat pada tahun 2017, BB 3600 gram, PB
51 cm, tempat persalinan BPM, penolong bidan.
3. Proses persalinan (kala I s/d IV) lama kala I 6 Jam (terlihat keluar
lendir bercampur darah melalui vagina ibu, ibu masih sanggup
berjalan-jalan), lama Kala II 30 menit (Dari hasil pemeriksaan
pembukaan sudah lengkap, kepala janin sudah masuk PAP, HIS ibu
terlihat semakin adekuat), lama Kala III 5 menit ( setelah dilakukan
penyuntikan oksitosin plasenta segera dilahirkan), Kala IV 2 Jam
(penjahitan laserasi derajat 2 teknik jelujur dengan benang catgut).
4. Jumlah Pendarahan pada saat persalinan 500 cc, Penyulit dan
Komplikasi Tidak ada penyulit atau komplikasi, Tindakan/ pengobatan
pada masa persalinan pemberian oksitosin 1 ampul secara IM, 1 menit
setelah lahir bayi
5. Riwayat Nifas ini ibu M P 4 A 0, Kunjungan Nifas I pada tanggal 17
September 2017 (Lochea Rubra), Kunjungan Nifas II pada tanggal 23
September 2017 (Lochea Sanguinolenta), Kunjungan Nifas III pada
tanggal 05 Oktober 2017 (Lochea Serosa), Kunjungan Nifas IV pada
tanggal 13 Oktober 2017 (tidak ada pengeluaran). Riwayat
Penggunaan Kontrasepsi Ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi
13

6. Pola Kebiasaan (Sebelum dan Selama Nifas) :


a. Nutrisi Sebelum nifas, ibu makan 3x sehari makan nasi ikan dan
sayuran, minum 7 gelas sehari, Selama Nifas, Ibu makan 3x
sehari dengan porsi nasi,ikan dan sayur, dan minum 6 gelas
sehari. Eliminasi Sebelum nifas, BAB 2x sehari,BAK 6x sehari
Selama Nifas, Ibu belum BAK 2x sehari,BAK 4x sehari.
b. Istirahat Sebelum nifas, Ibu tidur malam 8 jam, siang 2 jam
Selama Nifas, Ibu tidur hanya pada saat bayinya tidur. Aktivitas
Sebelum nifas, Ibu mampu melakukan pekerjaan rumah selama
Selama Nifas, Ibu hanya berbaring di tempat tidur, duduk dan
pergi kekamar mandi.
c. Seksualitas Selama nifas ibu belum melakukan huhungan suami
istri Kebersihan Diri Sebelum nifas, Ibu mandi 2x sehari, gosok
gigi 3x sehari, ganti pakaian 2x sehari
Selama Nifas, Ibu mandi 1x sehari , ganti pembalut sesuai
kebutuhan
7. Riwayat Kesehatan, Riwayat Penyakit yang pernah atau sedang di
derita Tidak Ada, Riwayat Kesehatan Keluarga ibu mengatakan
bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis,atau penyakit menahun seperti
hipertensi,jantung dan penyakit menurun seperti DM,asma serta tidak
mempunyai keturunan kembar.
8. Riwayat Psikososial kehamilan ini di rencanakan, Jenis kelamin yang
di harapkan perempuan, Status perkawinan sah, Jumlah 1 (satu) Lama
perkawinan 14 tahun
9. Susunan keluarga yang tinggal serumah bapak M umur 40 tahun jenis
kelamin LK hubungan keluarga suami pendidikan SMP pekerjaan tani
ket hidup, ibu M umur 34 tahun jenis kelamin perempuan hubungan
keluaga istri pendidikan SD pekerjan IRT ket hidup, An M umur 14
tahun jenis kelamin LK Hubungan keluarga Anak pendidikan SMP
pekerjaan siswa ket hidup, An F 10 tahun jenis kelamin LK Anak
pendidikan SD pekerjaan Siswa ket hidup, An m umur 4 tahun jenis
kelamin LK hubungan keluarga Anak ket hidup, An S 18 hari jenis
14

kelamin LK hubungan keluarga Anak ket hidup. Riwayat Spiritual


selama nifas ibu hanya bisa berdoa dan berzikir saja.
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Denyut nadi : 81 x/i
Suhu Tubuh : 37,5C Pernafasan : 22x/i
5. Tinggi Badan :153 cm Berat Badan : 46 kg
6. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
a Kepala : rambut : Hitam, bersih
Mata : Sklera tidak ikterik dan konjungtiva
tidak pucat
Hidung : Bersih, ada septum
Mulut : Tidak ada labioskizis dan gigi tidak
karies
Telinga : Bersih, tidak ada serumen, kelenjar
timpani utuh.
b Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c Dada : Bentuk payudara simetris, puting susu menonjol,
pengeluaran kolostrum.
d Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi,
e Punggung : Normal.
f Ekstremitas : Tidak ada varises, reflek patela (+/+) dan tidak ada
oedema.
g Anogenital : Luka jahitan perinium derajat 2.
7. Usia Kehamilan Saat Melahirkan : 38 minggu 6 hari
8. Tafsiran Berat Janin : (33-11)x155 = 22x155 = 3410 gram
B. Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hb 10,1 %
Urine : Tidak dilakukan
USG : Tidak dilakukan
Lain-lain : Tidak dilakukan
15

II. PERUMUSAN DIAGNOSA / MASALAH KEBIDANAN


Diagnosa :Ibu M P4 A0 post partum 6 jam post partum dengan luka
jahitan derajat 2
Masalah :ibu masih merasakan nyeri dibagian atas simpisis dan di
bagian bekas luka jahitan.
III. TINDAKAN / INTERVENSI
1. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga pasien
2. Anjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
3. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI agar bayinya mendapatkan
colestrum..
4. Beritahu ibu cara cebok yang benar.
5. Beritahu ibu tentang cara perawatan luka heacting
6. Beritahu ibu tentang gizi ibu nifas
7. Jelaskan kepada ibu tentang mobilisisasi dini
8. Pendokumentasian
IV. PELAKSANAAN TINDAKAN/ IMPLEMENTASI
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga pasien
2. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
3. menganjurkan ibu untuk memberikan ASI, agar bayinya
mendapatkan colestrum.
4. Memberitahu ibu cara cebok yang benar, yaitu dari arah depan
kebelakang setiap kali sehabis BAK dan BAB dengan air bersih Atau
dengan sabun.
5. Memberitahu ibu tentang cara perawatan luka heacting, yaitu dengan
selalu menganti pembalut setiap BAB dan BAK.
6. Memberitahu ibu tentang gizi ibu nifas, yaitu maka makanan yang
bergizi seperti ikan, telur, sayur dan kacang-kacangan.
7. Menjelaskan kepada ibu tentang mobilisisasi dini, yaitu anjurkan ibu
untuk balik kiri dan balik kanan.
8. Melakukan pendokumentasian
IV. PENILAIAN/ EVALUASI
Ibu M sudah mengerti apa yang telah diinformasikan yaitu ibu sudah
mengetahui cara perawatan luka heacting, dan sudah mengerti tentang
16

gizi ibu nifas, serta sudah mengerti cara cebok yang benar, yaitu dari arah
depan kebelakang setiap kali sehabis BAK dan BAB dengan air bersih.

C. CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)


Kunjungan I
Tanggal: 23 September 2017 pukul: 08:30 Wib
S : Ibu mengatakan luka jahitan diperenium ibu sudah kering dan masih
terasa sedikit nyeri pada luka heating
O : TTV TD:110/80 mmHg
R :23 x/ menit
N:78 x/menit
S:36,5 0C
Lochea : sanguinolenta
A : Ibu M, P4 A0 6 hari post partum dengan sedikit nyeri pada luka
jahitan dan susah BAB
P :
1. Informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan
Evaluasi: Informasi telah disapaikan kepada ibu dan keluarga.
2. Pastikan involusi uterus berjalan normal.
Evaluasi: Infolsi uterus ibu normal.
3. Nilai tanda tanda-tanda infeksi pada luka jahitan diperenium ibu.
Evaluasi: Tanda-tanda infeksi pada luka jahitan sudah dinilai yaitu
luka tidak ada tanda-tanda infeksi.
4. Pastikan ibu menyusui dengan benar dan memberikan Asi
eksklusif.
Evaluasi: Asi sudah diberikan dengan benar.
5. Pastikan ibu mendapatkan cukup makanan dan cairan serta
istirahat.
Evaluasi: Ibu sudah mendapatkan makanan, cairan, dan istirahat
yang cukup.
6. Anjurkan ibu untuk tetap merawat luka pereniumnya dan vulva
hygine.
Evalusi: Ibu mau merawat mau untuk merawat luka dipereniumnya
dan vulva hygine.
17

7. Pastikan tidak ada pendarahan yang abnormal


Evaluasi: ibu tidak mengalami pendarahan yang abnormal.
8. Anjurkan ibu untuk melakukan senam nifas atau mobilisasi.
Evaluasi: ibu mau melakukan senam nifas dan mobilisasi
9. Dokumentasi hasil pemeriksaan.
Evaluasi: dokumentasi telah dilakukan.

Kunjungan II
Tanggal : 23 September 2017 pukul : 09.00 Wib
S : Ibu mengatakan luka jahitan perenium sudah kering dan ibu
mengatakan BAB dan BAKnya sudah lancar
O : TTV : TD : 120/70 mmHg;
RR:24 x/m
Nadi 80 x/m
suhu 37c.
A : Ibu M umur 34 tahun P4A0 2 minggu post partum dengan penyumbuhan
luka pada jahitan di perenium
P :
1. Memaastikan involusi uterus.
Evaluasi : Kontraksi uterus baik dan fundus masih teraba 2 jari
dibawah pusat.
2. Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka jahitan diperenium ibu.
Evaluasi : luka diperenium ibu sudah mulai mengering dan luka tidak
mengalami infeksi.
3. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan memberikan Asi
eksklusif.
Evaluasi : ibu sudah menyusui bayinya dengan benar dan sudah
memberikan Asi eksklusif.
4. Memastikan ibu mendapat cukup makanan dan cairan.
Evaluasi : Ibu sudah mendapatkan makanan dan cairan yang cukup.
5. Meganjurkan ibu untuk tetap merawat luka pereniumnya dan vulva
hygine.
Evaluasi: ibu sudah merawat luka di pereniumnya dan melakukan
vulva hygine dengan benar.
18

6. Memastikan tidak ada pendarahan yang abnormal agar mengetahui


adanya pendarahan atau tidak.
Evaluasi : pendahan ibu normal,ibu ganti duk 3x sehari.
7. Melakukan pendokumentasian agar semua data tersimpan.
Evaluasi: pedokumetasin sudah dilakukan.

Kunjungan III
Tanggal: 05 Oktober 2017 Pukul: 09.00 Wib
S : ibu M mengatakan nyeri luka jahitan perenium ibu sudah kering Ibu
mengatakan BAB dan BAK ibu sudah lancar.
O : TTV : TD ; 120/70 mmHg
S : 37oc
N : 80x/m
TFU: tidak teraba lagi
R : 24x/m
Lochea : Serosa
A : Ibu M umur 34 tahun P4 A0 dua minggu post partum dengan
penyembuhan pada luka jahitan diperenium.
P :
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan TD :120/70 mmHg;
RR:24 x/m; Nadi 80 x/m dan suhu 36c dan TFU sudah tidak teraba lagi
Evaluasi: hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal.
2. Memastikan involusi uterus berjalan normal
Evaluasi: fundus ibu sudah tidak terba lagi pengeluaran lokea alba.
3. Mengkaji pendarahan dan luka jahitan pada perenium ibu
Evaluasi: pendarahan ibu normal dan luka jahitan di perenium ibu sudah
mengering.
4. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan dan cairan serta istirahat.
Evaluasi: ibu sudah mendapatkan makan dan cairan yang cukup seperti
makan ikan, telur, sayur, dan kacang-kacangan serta beristirahat.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap merawat luka pereniumnya dan vulva
hygine.
valuasi: ibu masih merawat luka dipereiumnya dan melakukan vulva
hygine.
19

6. Anjurkan ibu untuk senam nifas atau mobilisasi.


Evaluasi: Ibu mau melkukan senam nifas atau mobilisasi
7. Meganjurkan ibu untuk ber KB sesuai dengan jenis KB yang diinginkan.
Evaluasi: ibu bersedia untuk memakai KB.
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Evaluasi: pendokumentasian sudah dilkukan.

Kunjungan IV
Tanggal: 13 Oktober 2017 Pukul: 09.30 Wib
S : ibu M mengatakan nyeri luka jahitan perenium ibu sudah kering Ibu
mengatakan BAB dan BAK ibu sudah lancar.
O : TTV : TD : 120/70 mmHg S : 37oc
N : 80x/m TFU : tidak teraba lagi
R : 24x/m Lochea : Serosa
A : Ibu M umur 34 tahun P4 A0 Enam minggu post partum.
P :
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan TD :120/70 mmHg;
RR: 24 x/m: Nadi 80 x/m dan suhu 36c dan TFU sudah tidak teraba
lagi.
Evaluasi: hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal.
2. Pastikan ibu mendapatkan makanan, caiaran dan istirahat yang
cukup.
Evaluasi: ibu sudah mendapatkan makanan, caiaran dan istirahat
yang cukup seperti makan ikan,telur,sayur dan kacang-kacangan.
3. Nilai tanda-tanda infeksi pada luka diperenium ibu.
Evaluasi: tanda-tanda infeksi pada luka jahitan sudah dinilai, yaitu
luka tidak ada tanda-tanda infeksi dan luka sudah mengering.
4. Anjurakan ibu untuk menggunakan KB
Evaluasi: ibu bersedia untuk menggunakan KB
5. Dokumentasikan hasil pemeriksan
Evaluasi: pendokumentasian sudah dilkukan.

Anda mungkin juga menyukai