Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Metode asuhan keperawatan telah banyak dikembangkan di Indonesia. Salah
satu metodenya ialah MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional) yakni suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Metode asuhan keperawatan professional
dikembangkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan
pemenuhan kepuasan pasien (Nusalam 2015).
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemeberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif
dan efesien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model pemberian
asuhan keperawatan, tetapi model yang paling umum digunakan di rumah sakit adalah
asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan asuhakan keperawatan primer.
Ruangan atau bangsal merupakan salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya
secara optimal.
Hasil penelitian Lambertson dalam douglas (1992) menunjukan bahwa metode
tim jika dilakukan dengan benar merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang
tepat untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi
kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Namun perlu disadari, tanpa
adanya tata kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif
dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori
semata.
Untuk itu kami akan membahas salah satu model asuhan keperawatan yaitu
metode asuhan keperatan model tim.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep dari metode tim ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode tim ?
3. Apa tanggung jawab sebagai kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Dalam penulisan makalah ini ada pula tujuan umum dan khusus yaitu
1. Tujuan Umum
Mengetahui Model Asuhan Keperawatan Model (MAKP) Tim.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.
2) Mengetahui tujuan konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.
3) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari model asuhan keperawatan model
(MAKP) tim.
4) Mengetahui tanggung jawab perawat dalam model asuhan keperawatan model
(MAKP) tim.

1.4. METODE PENULISAN


Dalam penyusunan makalah Model Asuhan Keperawatan Model (MAKP) Tim.
Penuis menggunakan metode Tinjauan Pustaka yaitu menggunakan beberapa referensi
buku yang berkaitan dengan pokok pembahasan dan searching internet.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP METODE TIM


Metode tim merupakan metode yang menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas
tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu. Metode ini biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap,
unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. ( Nursalam, edisi 5 ; 171 )
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu
anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua
tim yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan
keperawatan terhadap klien.
Tim keperawatan dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya mengurangi
masalah yang berhubungan dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien. Banyak
yang percaya meskipun terus-menerus kekurangan staf perawat professional, system
pelayanan pasien harus dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang terpilah-pilah
dari metode keperawatan fungsional. Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung
berkolaborasi dalam memberikan pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah
arahan seorang perawat professional. Seorang ketua tim bertanggung jawab mengetahui
kondisi dan kebutuhan seluruh pasien yang dirawat oleh tim. Kewajiban ketua tim
bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban kerja, termasuk membantu anggota tim,
memberikan pelayanan langsung kepada pasien, mendidik pasien dan melakukan
koordinasi terhadap aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus-menerus,
pelayanan kompehensif akan dapat diberikan kepada pasien meskipun relative banyak
staf pendukung.
Pelaksanan konsep tim sangat tergantung pada filisofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau pada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di
dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. tugas ketua tim meliputi: mengkaji
anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan
mengkoordinasikan aktivitas klien.
Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis.
Anggota tim diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam mengerjakan tugas meskipun
juga berbagi dalam tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui nilai-nilai
individual karyawan dan memberikan otonomi kepada anggota tim akan menghasilkan
kepuasan kerja yang tinggi.

2.2. TUJUAN METODE TIM


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien
sehingga pasien merasa puas.
2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan
tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of experiences
diantara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan
4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari
dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan. ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman
dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang
(nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di
delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan
tanggung jawab ketua tim menjadi hal
yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan
untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap
pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua
anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan
kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan
kondisi pasien dan anggota tim.

2.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE TIM


A. KELEBIHAN DARI METODE TIM
1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif
6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas

B. KELEMAHAN DARI METODE TIM


1. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya mebutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
2. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
3. Akuntabilitas dalam tim kabur
4. Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.
2.4. TANGGUNG JAWAB DALAM METODE TIM
A. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KEPALA RUANGAN
1. Perencanaan :
a. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing;
b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/
penjadwalan;
e. Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan;
f. Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien;
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi
untuk perpecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien
atau keluarga yang baru masuk;
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
i. Membantu membimbing peserta didik keperawatan;
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian :
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
b. Merumuskan tujuan metode penugasan;
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat;
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan;
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada ditempat kepada
ketua tim;
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien;
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan :
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik;
c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasien;
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya;
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan :
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di berikan
kepada pasien;
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga;
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftra hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(dokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas;
3) Evaluasi;
4) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim;
5) Audit keperawatan.
B. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI KETUA TIM
a. Membuat perencanaan;
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien;
d. Mengembangkan kemampuan anggota;
e. Menyelengarakan konferensi.

C. TANGGUNG JAWAB SEBAGAI ANGGOTA TIM


a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya;
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim;
c. Memberikan laporan.

BAGAN SISTEM ASUHAN KEPERAWATAN “TEAM NURSING”

KEPALA RUANGAN

KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

PASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN

Gambar 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Nursalam edisi 5, 2015 : 174)
BAB III
PENUTUP

7.1. KESIMPULAN
Keperawatan merupakan suatu profesi yang salah satu pekerjaan dari Tim
Kesehatan, yang dimana ikut bertanggung jawab dalam membantu pasien/ klien sebagai
individu, keluarga, maupun masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit, yang
bertujuan untuk tercapainya kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan kondisi
kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan
pada ilmu pengetahuan, komunikasi inter personal, serta memiliki keterampilan yang
jelas dalam keahliannya.
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan
dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga
didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik.
Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi
asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode
tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri
dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional)
memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran,dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung
jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi
kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan
melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bumolo, d. (2017). Pengaruh Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim


Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Di Bangsal Pria Rsud Datoe Binangkang
Kabupaten Bolaang Mongondow. e-Jurnal Keperawatan.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Marquis, L.B. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta: EGC


Nursalam. (2008). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Pendekatan pengalaman, EGC:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai