Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TES FORMATIF

METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL

Disusun oleh:
ALVIN KRESNA W
P17003

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

TAHUN 2020
1. Jenis-jenis Metode MAKP

a. Metode fungsional

Metode fungsional merupakan metode yang berdasarkan orientasi tugas dari

filosofi keperawatan yang merupakan pengorganisasian tugas pelayanan

keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan

yang dilakukan.

Sistem tudas di sini mengacu pada ilmu management yang diterapkan pada

bidang administrasi bisnis, yang berfokus pada tugas / pekerjaan hang harus

diselesaikan.dalam pendekatan yang berorientasi pada tugas ini, tenaga dengan

latar belakang pendidikan kurang melakukan tugas yang lebih ringan dan tugas

yang berat diberikan pada yang lebih profesional.

b. Metode kasus

Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan

untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau

jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan

bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan

tentang pelayanan keperawatan klien.

Rasio pasien perawat adalah1:1. Setiap pasien ditugaskan kepada semua

perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan

dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan

bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode

penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien untuk satu perawat, umumnya

dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus.seperti: isolasi,

intesive care.

c. Metode tim
Metode team adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh

sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan

berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas

di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu pemimpin

kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.sebelum tugas

dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu

anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan.

Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang

kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.

Metode team adalah metode yang berdasarkan kelompok pada filosofi

keperawatan. Terdapat sekitar 6-7 perawat profesional dan perawat associate

bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh ketua tim. Metode ini menggunakan

tim yang terdiri atas anggota yang berbeda beda dalam memberikan asuhan

keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3

tim/group yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam

satu kelompok kecil yang saling membantu.

d. Model / Metode primer

Metode primer adalah metode dalam pemberian asuhan keperawatan yang

ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat

yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan

asuhan keperawatan selama pasien dirawat Metode primer merupakan metode

yang berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi keperawatan.

Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari

hasil pengkajian kondisi pasien.


untuk mengkoordinir asuhan keperawatan. Metode penugasan di mana satu

orang perawat bertanggung jawab penuh selma 24 jam terhadap asuhan

keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

Mendorong praktik kemandirian perawatan, ada kejelasan antara pembuat

rencana suhan dan pelasksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya

keterkaitan kuat dan terus menerus anatar pasien dan perawat yang ditugaskan

untuk merancanakan, melakukan, koordinasi asuhan keperawatan selama pasien

dirawat.

2. Keuntungan Pengguanaan Metode MAKP

a. Metode fungsional

1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas,

dan pengawasan yang baik.

2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.

3) Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien

diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.

4) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang

berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.

5) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik

yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

b. Metode kasus

1) Perawat lebih memahami kasus per kasus.

2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih muda.

c. Metode tim

1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh

2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan


3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah konflik mudah di atasi dan

memberikan kepuasaan pada anggota tim

4) Saling memberi pengalaman antar sesama tim

5) Pasien dilayani secara komfrehesif

6) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

7) Tercipta kerja sama yang baik

8) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

9) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman

dan efektif.

d. Metode primer

1) Bersifat kontunuitas dan komprehensif

2) Perawata primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan

memungkinkan pengembangan diri

3) Mendorong kemandirian perawat

4) Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

5) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

6) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan

keperawatan.

c. Gambaran Struktur Tugas Model Tim

Kepala ruang

Ketua tim Ketua tim Ketua tim

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien


a. Kepala ruang

1) Membuat perencanaan

2) Membuat pengorganisasian

3) Memberikan pengarahan

4) Memberikan pengawasan

b. Ketua tim

1) Membuat perencanaan

2) Membuat penugasan, super visi, evaluasi

3) Mengenal dan mampu menilai kondisi pasien sesuai tingkat kebutuhan

4) Mengembangkan kemampuan anggota

5) Menyelenggarakan konferensi

c. Anggota tim/staf perawat

1) Memberikan asuhan keperawatan sesuai tangguang jawabnya pasa pasien

2) Bekerja sama dengan tim dan antar tim


MANAJEMEN KEPERAWATAN
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL

DISUSUN OLEH:

5) ADELIA NOVITA AFIYANI (P17001)


6) ADYA MEGA CHANDRA (P17002)
7) ALVIN KRESNA WIJAYA (P17003)
8) ANDRIANA (P17004)
9) ANGGI DWI MUSTOFA (P17005)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATANUNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2020
1. Lakukanlah pengamatan keperawatan di Indonesia
Pada beberapa Rumah Sakit biasanya menggunakan metode asuhan
keperawatan model tim. Metode asuhan keperawatan tim merupakan suatu model
asuhan yang dilaksanakan oleh suatu tim terhadap satu atau sekelompok klien/pasien.
Tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai
kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin. Dalam
model ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level kemampuan yang
berbeda tetapi semua aktifitas tim harus terkoordinasi secara baik. Dalam proses
asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar tim untuk setiap shift dinas. Dokumentasi
akurat, timbang terima berbasis pasien. Semua anggota tim harus paham terhadap
permasalahan klien.
2. Jelaskan apakah model Asuhan Keperawatan yang sesuai? Identifikasi model yang
mana yang dilakukan
Metode tim keperawatan yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh
sekelompok klien dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat
profesional yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya
(registered nurse). Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada sejumlah pasien selama 8 atau 12 jam. Pembagian tugas di dalam kelompok
dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim. Selain itu ketua tim bertanggung jawab
dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang
melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan
terhadap klien.
Struktur Organisasi Ruangan

KEPALA
RUANG

KETUA TIM KETUA TIM


A.

PERAWAT PERAWAT
PELAKSANA/ PELAKSANA/
ANGGOTA ANGGOTA

PASIEN PASIEN

3. Diskusikan dengan teman dalam kelompok Anda apakah faktor-faktor pendukung atau
penghambat dalam penerapan MPKP
Faktor-faktor pendukung dalam penerapan MPKP:
a. Ketua tim diberikan pada perawat profesional dan harus mampu menggunakan
berbagai tehnik kepemimpinan, manajemen dan komunikasi efektif.
b. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan,
supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
c. Komunikasi yang efektif penting untuk menjamin kontinuitas rencana perawatan.
Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan
d. Melalui berbagai cara terutama melalui rencana perawatan tertulis yang
merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi dan evaluasi.
e. Anggota tim harus menerima dan menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim
membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan
kemampuan mereka.
Faktor-faktor penghambat dalam penerapan MPKP
a. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat.
b. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
c. Akuntabilitas dalam tim kabur

Anda mungkin juga menyukai