DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN
Kelompok 6 4C
Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan
keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model
fungsional, model tim, model primer, model modifikasi.
Metode fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat
ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan
kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini
digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas
dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap
anggota staff.
Kelebihan Kekurangan
1. Efisien karena dapat menyelesaikan 1. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah
banyak pekerjaan dalam waktu singkat atau tidak total sehingga kesulitan
dengan pembagian tugas yang jelas dalam penerapan proses keperawatan.
dan pengawasan yang baik 2. Perawat cenderung meninggalkan klien
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang setelah melakukan tugas pekerjaan.
kekurangan tenaga 3. Persepsi perawat cenderung kepada
3. Perawat akan trampil untuk tugas tindakan yang berkaitan dengan
pekerjaan tertentu saja ketrampilan saja
4. Mudah memperoleh kepuasan kerja 4. Tidak memberikan kepuasan pada
bagi perawat setelah selesai kerja. pasien ataupun perawat lainnya.
5. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti 5. Menurunkan tanggung jawab dan
dengan tenaga yang kurang tanggung gugat perawat
berpengalaman untuk tugas sederhana. 6. Hubungan perawat dank klien sulit
6. Memudahkan kepala ruangan untuk terbentuk
mengawasi staf atau peserta didik yang
melakukan praktek untuk ketrampilan
tertentu
Metode TIM
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan
perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah
dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan
dibidangnya (Regestered Nurse). Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua group dan
ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
group / tim.
Kelebihan Kekurangan
1. Dapat memfasilitasi pelayanan 1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu
keperawatan secara komprehensif. untuk koordinasi dan supervisi anggota
2. Memungkinkan pelaksanaan proses tim dan harus mempunyai keterampilan
keperawatan. yang tinggi baik sebagai perawat
3. Konflik antar staf dapat dikendalikan pemimpin maupun perawat klinik
melalui rapat dan efektif untuk belajar. 2. Keperawatan tim menimbulkan
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam fragmentasi keperawatan bila
berhubungan interpersonal. konsepnya tidak diimplementasikan
5. Memungkinkan meningkatkan dengan total
kemampuan anggota tim yang 3. Rapat tim membutuhkan waktu
berbeda-beda secara efektif. sehingga pada situasi sibuk rapat tim
6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi ditiadakan, sehingga komunikasi antar
di antara anggota tim dapat angota tim terganggu.
menghasilkan sikap moral yang tinggi, 4. Perawat yang belum trampil dan belum
memperbaiki fungsi staf secara berpengalaman selalu tergantung staf,
keseluruhan, memberikan anggota tim berlindung kepada anggota tim yang
perasaan bahwa ia mempunyai mampu.
kontribusi terhadap hasil asuhan 5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur.
keperawatan yang diberikan 6. Tidak efisien bila dibandingkan dengan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan model fungsional karena
keperawatan yang dapat membutuhkan tenaga yang mempunyai
dipertanggungjawabkan keterampilan tinggi.
8. Metode ini memotivasi perawat untuk
selalu bersama klien selama bertugas
Metode Primer
Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an,
menggunakan beberapa konsep dan perawatan total pasien.
Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan di mana perawat primer bertanggung
jawab selama 24 jam terhadap perencanaan pelaksanaan
pengevaIuasi satu atau beberapa klien dan sejak klien masuk
rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang. Selama jam kerja,
perawat primer memberikan perawatan langsung secara total
untuk klien.
Kelebihan Kekurangan
1. Perawat primer mendapat akontabilitas yang 1. Hanya dapat dilakukan oleh
tinggi terhadap hasil dan memungkinkan untuk perawat profesional -
pengembangan diri. 2. Tidak semua perawat merasa
2. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak siap untuk bertindak mandiri,
perawat, jadi meningkatkan motivasi, tanggung memiliki akontabilitas dan
jawab dan tanggung gugat kemampuan untuk mengkaji
3. Bersifat kontinuitas dan komprehensif sesuai serta merencanakan asuhan
dengan arahan perawat primer dalam keperawatan untuk klien.
memberikan atau mengarahkan perawatan 3. Akontabilitas yang total dapat
sepanjang hospitalisasi. membuat jenuh.
4. Membebaskan manajer perawat klinis untuk 4. Perlu tenaga yang cukup banyak
melakukan peran manajer operasional dan dan mempunyai kemampuan
administrasi dasar yang sama.
5. Kepuasan kerja perawat tinggi karena dapat 5. Biaya relatif tinggi dibanding
memberiikan asuhan keperawatan secara holistik. metode penugasan yang lain
Kepuasan yang dirasakan oleh perawat primer
adalah memungkinkan pengembangan diri
melalui penerapan ilmu pengetahuan.
6. Staf medis juga merasakan kepuasan karena
senantiasa informasi tentang kondisi klien selalu
mutakhir dan komprehensif serta informasi dapat
diperoleh dari satu perawat yang benar-benar
mengetahui keadaan kliennya.
7. Perawat ditantang untuk bekerja total sesuai
dengan kapasitas mereka.
Metode Kasus
Metode kasus adalah metode dimana perawat bertanggung
jawab terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu
perawat untuk satu pasien dengan pemberian perawatan
konstan untuk periode tertentu. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan untuk perawatan khusus seperti isolasi, intensive
care, perawat kesehatan komunitas
Kelebihan Kekurangan
1. Belum dapatnya diidentifikasi
1. Perawat lebih memahami kasus perawat penanngung jawab
per kasus 2. Perlu tenaga yang cukup banyak
2. Sistem evaluasi mudah dan mempunyai kemampuan
dilakuakan dasar yang sama
Metode Modifikasi