Kelemahan :
Pelayanan keperawatan terpisah pisah atau tidak total sehingga kesulitan
dalam penerapan proses keperawatan.
Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.
Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja
Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
Hubungan perawat dank klien sulit terbentuk
2. Metode TIM
Kelebihan :
Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif.
Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan.
Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.
Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.
Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda beda secara efektif.
Peningkatan kerja sama dan komunikasi di antara anggota tim dapat menghasilkan sikap moral
yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan
bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan
Kelemahan :
Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan harus
mempunyaiketerampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik
Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total
Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan, sehingga
komunikasi antar angota tim terganggu.
Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf, berlindung
kepada anggota tim yang mampu.
Akontabilitas dari tim menjadi kabur.
Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena membutuhkan tenaga yang
mempunyai keterampilan tinggi.
3. Metode Primer
Kelebihan:
Perawat primer mendapat akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan untuk
pengembangan diri.
Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan motivasi,
tanggung jawab dan tanggung gugat
Bersifat kontinuitas dan komprehensif sesuai dengan arahan perawat primer dalam
memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer operasional dan
administrasi
pengembangan diri melalui penerapan ilmu pengetahuan.
Staf medis juga merasakan kepuasan karena senantiasa informasi tentang kondisi klien selalu
mutakhir dan komprehensif serta informasi dapat diperoleh dari satu perawat yang benar -
benar mengetahui keadaan kliennya.
Perawat ditantang untuk bekerja total sesuai dengan kapasitas mereka.
Kelemahan:
Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
Tidak semua perawat merasa siap untuk bertindak mandiri, memiliki akontabilitas dan
kemampuan untuk mengkaji serta merencanakan asuhan keperawatan untuk klien.
Akontabilitas yang total dapat membuat jenuh.
Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.
Biaya relatif tinggi dibanding metode penugasan yang lain.
4. Metode Kasus
Kelebihan :
Perawat lebih memahami kasus per kasus
Sistem evaluasi
Kekurangan :
Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanngung
jawab
Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama
Metode Modifikasi
Metode modifikasi adalah penggunaan metode
asuhan keperawatan dengan modifikasi antara tim
dan primer. Menurut Sudarsono (2000) MPKP
dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan
kondisi sumber daya manusia yang ada, antara lain
adalah:
1. Model Praktek Keperawatan Profesional III
2. Model Praktek Keperawatan
3. Profesional II