Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION)

DI SUSUN OLEH :

1. Minarti Dewi (010115a073) 9. Siti Cahya N (010115a121)


2. Nunung Aryanti (010115a085) 10. Setyo Budi N (010115a115)
3. Nur Chasan E (010115a087) 11. Shendy Prastika (010115a116)
4. Puspa Siwi W. (010115a095) 12. Surya P (010115a125)
5. Putu Novi E (010115a141) 13. Thalia F Da C C (010115a127)
6. Rini Kusuma D (010115a102) 14. Tri Mukti (010115a129)
7. Rizky Agus M (010115a109) 15. Winda Wahyu W (010115a133)
8. Saiful Amry (010115a106)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2018

A. DEFINISI FGD (Focus Group Discussion)


Menurut Penelitian Yati Afiyanti (2008), Pendefinisian metode FGD
berhubungan erat dengan alasan atau justifikasi utama penggunaan FGD itu sendiri
sebagai metode pengumpulan data dari suatu penelitian.
Definisi awal tentang metode FGD nmenurut Kitzinger dan Barbour (1999) di
klutip dari Yati Afiyanti (2008),adalah melakukan eksplorasi suatu isu/fenomena
khusus dari diskusi suatu kelompok individu yang berfokus pada aktivitas bersama
diantara para individu yang terlibat didalamnya untuk menghasilkan suatu
kesepakatan bersama.
Focus Group Discussion/ FGD atau diskusi kelompok terfokus merupakan
suatu metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada penelitian kualitatif
sosial, tidak terkecuali pada penelitian keperawatan. Metode ini mengandalkan
perolehan data atau informasi dari suatu interaksi informan atau responden
berdasarkan hasil diskusi dalam suatu kelo mpok yang berfo kus untuk melakuk an
bahasan d alam menyelesaikan permasalahan tertentu.
B. SYARAT-SYARAT FGD
Untuk dapat melakukan diskusi kelompok terarah atau FDG dan diskusi dapat
berjalan dengan lancar, setiap diskusi kelompok membutuhkan satu moderator, satu
pencatat proses, satu pengembang peserta dan satu atau dua orang logistik dan
blocker.

C. PERSIAPAN DAN DESAIN RANCANGAN FGD


Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari jawaban-jawaban yang
diberikan oleh para peserta FGD, diperlukan persiapan dan desain rancangan FGD yang baik
sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan serta permasalahan yang telah disepakati bersama.
Adapun persiapan tersebut sebagai berikut:
a) Membentuk Tim
Tim FGD umumnya mencakup:

1. Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang
dibahas serta tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan substantif),
serta terampil mengelola diskusi (ketrampilan proses).

2. Asisten Moderator / co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati


jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi
(apakah tetap terarah atau keluar jalur), apakah masih ada pertanyaan penelitian
yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif sehingga
belum memperoleh kesempatan berpendapat.

3. Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan yang


didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat
pencatatan berupa satu unit komputer atau laptop yang lebih fleksibel.

4. Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan),


menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra kerja
lokal di daerah penelitian.

5. Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD


berkaitan dengan penyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi,
akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau barang/cinderamata), alat
dokumentasi, dll.

6. Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen


FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat
dokumentasi, terutama perekam selama dan sesudah FGD berlangsung.

7. Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi,


bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil,
preman, telepon yang selalu berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang
datang mengawasi, dsb

b) Memilih dan mengatur

Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun sebaiknya tempat
FGD yang dipilih hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak
bising, berventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul
(preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus memiliki
ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi). Posisi duduk
peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran dengan posisi moderator
sebagai fokusnya. Jika FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk
yang depannya ramai dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap
pintu tersebut, sehingga peserta tidak akan terganggu oleh berbagai
“pemandangan” yang dapat dilihat diluar ruangan.

c) Menyiapkan Logistik

Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama,


dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK),
dokumentasi (audio/video), dan kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti
transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan
utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan. Selain
sebagai strategi untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga merupakan
bentuk ungkapan terimakasih peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan
waktu dan pikiran untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak
awal, dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan mereka
peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan jumlahnya tentu
disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya insentif dapat
berupa sejumlah uang atau souvenir (cinderamata)

d) Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD (lihat misalnya Sawson,
Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan Morgan D.L, 1998) jumlah yang
ideal adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta FGD
lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey,
2000: 4). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu
banyak akan mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan
sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi atau ditambah
tergantung dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.

e) Rekruitment

Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76)
mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai


dengan tujuan awal diadakannya FGD.

2. Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan


variabel tertentu yang diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel
sosio-ekonomi atau gender boleh heterogen, tetapi peserta itu harus
memahami atau mengalami masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari
persoalan makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat
dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang sosial ekonominya,
tetapi dalam persoalan spesifik, seperti perkosaan atau diskriminasi,
sebaiknya peserta lebih homogen.

3. Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya


semakin tidak perlu diadakan FGD karena dengan mewawancarai satu orang
saja juga akan diperoleh hasil yang sama atau relatif sama.

4. Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena


variasinya terlalu besar.

5. Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis


kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam
melaksanakan usaha kecil heterogen, maka kelompok tersebut masih dapat
berjalan dengan baik dan FGD masih dianggap perlu.

6. Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-heterogenitas adalah


ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh heterogen dan ciri-ciri mana yang
harus/boleh/tidak boleh homogen.

D. SETTINGAN TEMPAT FGD

Tempat harus netral, maksudnya suatu tempat yang memungkinkan partisipan


dapat mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Contoh, FGD tentang pelayanan
Posyandu tidak tepat jika dilaksanakan di mana pelayanan Posyandu biasanya
dilakukan, karena dapat menimbulkan rasa takut partisipan untuk mengemukakan
pendapat atau penilaiannya secara jujur.

a. Menentukan tempat diskusi FGD

Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat FGD yaitu:

1. Mendatangkan rasa aman. Lokasi harus dipilih di tempat di mana peserta


merasa aman untuk berbicara dan berpendapat karena tidak diamati oleh orang
di luar kelompok.
2. Nyaman. Pilih tempat yang nyaman bagi peserta, dalam arti tidak terlalu
sempit dan panas, sehingga mengganggu jalannya diskusi.
3. Lingkungan yang netral. Jangan pilih tempat yang dapat memengaruhi
tanggapan peserta, sehingga tanggapan yang diberikan tidak sesuai dengan apa
yang dirasakannya. Hindari tempat yang menimbulkan suasana intimidasi
Contoh, bila ingin mendiskusikan masalah kualitas pelayanan kesehatan maka
jangan dilakukan di tempat pelayanan, seperti Puskesmas, Rumah Sakit, dan
lain-lain.
4. Mudah dicapai peserta. Sebaiknya dilakukan di tempat yang lokasinya tidak
terlalu jauh dari tempat tinggal peserta, karena faktor kelelahan dapat
memengaruhi tanggapan peserta. Pilih tempat yang mudah dijangkau alat
transportasi, dan jika perlu sediakan tempat penitipan anak agar peserta yang
punya anak dan tak bisa ditinggalkan, bersedia datang
5. One way mirror screen, Di negara-negara maju, FGD dilaksanakan di ruang
kaca satu arah, di mana selama diskusi berlangsung dapat diobservasi oleh
pihak luar (dalam hal ini peneliti) tanpa diketahui oleh peserta diskusi
sehingga tidak memengaruhi tanggapan yang diberikan.
b. Pengaturan tempat duduk
Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga peserta terdorong mau
berbicara. Sebaiknya peserta duduk dalam satu lingkaran bersama-sama fasilitator.
Pencatat biasanya duduk di luar lingkaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengatur tempat duduk adalah:
1. Hindari pengurutan status. Urutan duduk peserta sebaiknya dilakukan secara
acak, sehingga tidak memengaruhi tanggapan peserta.
2. Memungkinkan fasilitator bertatap mata dengan peserta. Hal ini penting
dilakukan untuk mengendalikan kelompok, mendorong peserta pemalu dan
pendiam serta membatasi peserta dominan.
3. Jarak yang sama antara fasilitator dengan tiap peserta. Hal ini dimaksudkan
untuk mendorong interaksi dan perasaan sebagai bagian dari kelompok,
sehingga seluruh peserta bisa berperan aktif dalam diskusi.
DAFTAR PUSTAKA

Astridya Paramita, Lusi Kristiana.2013.(Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian


Kualitatif(Focus Group Discussion Tehnique In Qualitative Research).Vol.16
No2.Surabaya
Yati Afiyanti.2008.Focus Group Discussion (diskusi kelompok terfokus) sebagai metode
pengumpulan data dan penelitian kualitatif.Jurnal Keperawatan Indonesia.Vol 12.No
1

Anda mungkin juga menyukai