Anda di halaman 1dari 16

Focus Group Discussion (Diskusi

Kelompok Terarah)
24 Februari 2014   18:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:31  14673  0 0
Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion merupakan suatu proses
pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik
(Irwanto, 2007). Henning dan Columbia (1990) menjelaskan bahwa diskusi
kelompok terarah adalah wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin
seorang narasumber atau moderator yang mendorong peserta untuk berbicara
terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting dan berkaitan dengan
topik saat itu. Menurut Andi Prastowo (2008) Diskusi Kelompok Terarah
merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok orang dimintai
pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan, kemasan /
situasi kondisi tertentu.

Tujuan dari Diskusi Kelompok Terarah itu sendiri adalah untuk memperoleh
masukan atau informasi mengenai permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik.
Penyelesaian masalah ini ditentukan oleh pihak lain setelah informasi berhasil
dikumpulkan dan dianalisis.

Karakteristik Diskusi Kelompok Terarah adalah (1) Jumlah peserta Diskusi


terbatas, dengan tujuan agar setiap peserta mendapat kesempatan untuk berbicara,
mengemukakan pendapat dan terlibat aktif dalam diskusi, (2) Peserta diskusi
berasal dari satu populasi sasaran yang sama atau kelompok homogen, dengan
ciri-ciri yang sama, ditentukan dari tujuan penelitian.

Menurut Andi Prastowo (2008), prinsip yang harus dipegang teguh dalam Diskusi
Kelompok Terarah adalah:

1. FGD adalah Kelompok Diskusi, bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas
metode riset FGD yang tidak dimiliki oleh metode penelitian kualitatif lain (baik
wawancara mendalam maupun observasi) adalah adanya interaksi.

2. FGD adalah Group, bukan individu. Sehingga, agar dinamika kelompok


berjalan lancar, setiap anggota kelompok terlibat secara aktif.

3. FGD adalah diskusi terfokus, bukan diskusi bebas. Tidak hanya terfokus pada
Interaksi dan Dinamika Kelompok, namun pula terfokus pada Tujuan Diskusi.

Ada beberapa alasan mengapa Diskusi Kelompok Terarah dipilih adalah:


 Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami
dengan metode survei atau wawancara.
 Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu yang relatif
singkat.
 Sebagai metode yang dirasa cocok bagi permasalahan yang bersifat sangat
lokal dan sepesifik oleh karena itu FGD yang melibatkan masayarakat setempat
dipandang sebgai pendekatan yang paling serasi.
 Untuk menumbuhkan peranan memilih dari masyarakat yang diteliti,
sehingga pada peniliti memberikan rekomendasi, dengan mudah masyarakat mau
menerima rekomendasi tersebut.

Syarat agar Diskusi Kelompok Terarah dapat berjalan lancar adalah: Setiap
Diskusi Kelompok Terarah membutuhkan 1 (satu) orang moderator, 1 (satu) 
pencatat proses, 1 (satu) pengembang peserta dan 1 (satu) atau 2 (dua) orang
logistik dan blocker (Irwanto, 1998).

Tugas utama moderator atau fasilitator adalah :

1. Menjamin terbentuknya suasana yang akrab , saling percaya dan yakin


diantar peserta. Peserta harus saling diperkenalkan.
2. Menerangkan tatacara berinteraksi dengan menekankan bahwa semua
pendapat dan sasaran mempunayi nilai yang sama dan sama pentingnya dan tidak
ada jawaban yang benar atau salah.
3. Cukup mengenal permasalahannya sehingga dapat mengajukan pertanyaan
yang sesuai dan bersifat memancing peserta untuk berfikir. Perlu adanya garis
besar topik yang akan didiskusikan untuk menentukan arah diskusi.
4. Moderator harus berskap santai, antusias, lentur, terbuka terhadap saran-
saran, bersedia diinterogasi, bersabar dan harus dapat mengendalikan suaranya.
5. Memperhatikan keterlibatan peserta, tidak boleh berpihak atau
membiarkan beberapa orang tertentu memonopoli diskusi dan memastikan bahwa
setiap orang mendapat kesempatan yang cukup untuk berbicara.
6. Memperhatikan komunikasi atau tanggapan yang berupa bahasa tubuh
atau non verbal.
7. Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan waktu dan
mengarahkan pembicaraan agar dapat berpindah dengan lancar dan tepat pada
waktunya sehingga semua masalah dapat dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan
tidak lebih dari 90 menit, untuk menghindari kelelahan.
8. Peserta diskusi adalah orang dari populasi sasaran terpilih secara acak
sehingga dapat mewakili populasi sasaran. Tetapi seringkali cara ini tidak
mungkin dilakukan atau tidak diinginkan karena adanya keterbatasan ekonomi,
demografis atau kebudayaan, maka lebih baik membentuk kelompok yang
umumnya, yaitu dengan menyaring berdasarkan karakteristik tertentu.

Kegagalan sebuah Diskusi kelompok Terarah antara lain karena :


1. Karakter Konsumen / Peserta. Para peserta merupakan peserta pasif, pengguna
produk yang tidak potensial

2. Dinamika Kelompok. Terdapat peserta yang dominan dan menguasai para


peserta lainnya

3. Keterbatasan Waktu. Keinginan untuk segera mendapat hasil temuan dan


dengan biaya murah.

David Minter & Michael Reid menjelaskan bahwa hal ini yang sering membuat
hasil kurang mendalam, kurang cerdas dan inovatif mengenai sebuah temuan,
misalnya tentang produk yang laku di pasaran. Namun hal ini juga akan terbentur
dengan dilematis, karena jika waktu diskusi ditambah atau ditingkatkan, mungkin
saja mengakibatkan peserta bosan atau mengalami Syndrom Respondent Fatique.

Referensi:

Frey, JH & Fontana, A. 1993. The Group Interview in Social Research. in Ed. DL
Morgan: Succesfull Focus Group

Irwanto, 2007. Focus Group Discussion: Sebuah Pengantar Praktis. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.

Knodel, J. 1993. The Design and Analysis of Focus Group Studies. in Ed. DL
Morgan: Successfull Focus Group.

Minter, David & Reid, Michael. 2007. Lightning Innovation Strategy. Jakarta:
Serambi.

Tips dan Trik Menghadapi Focus


Group Discussion (FGD)
26 Januari 2012   10:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:26  126319  0 0
Ketika anda baru lulus dari perguruan tinggi dan baru menyandang gelar sarjana
atau sering disebut dengan Fresh Graduate. Pastinya anda dan hampir sebagain
besar dari para lulusan perguruan tinggi, baik tingkat diploma, sajana dan
bahkan pasca sarjana bersiap untuk melamar kerja. Maka dari itu, biasanya anda
akan melamar pada perusahaan atau institusi yang dirasa dan dipikir, sesuai
dengan kemampuan, pengalaman, minat, atau ilmu anda (red-jurusan sewaktu
kuliah).

Ketika anda telah memutuskan untuk memasukkan lamaran pada perusahaan


atau institusi yang dituju. Dalam beberapa waktu, jika anda lolos pada tahap
administrasi atau screening. Anda akan dipangggil, baik via email atau telepon,
untuk mengikuti dan menghadapi beberapa tahap seleksi. Pada tahap seleksi
tersebut, anda harus mempersiapkan diri anda secara baik serta tetap berdoa
dan memohon doa restu kepada orang tua.

Dalam tahap seleksi ini, biasanya anda akan menghadapi salah tahap yang
bernama Focus Group Discussion atau FGD. Tetapi, ada juga perusahaan yang
meniadakan proses FGD ini, khususnya bagi para pelamar yang telah
berpengalaman.

FGD sendiri merupakan sebuah kelompok diskusi yang terdiri dari 6 sampai 8
orang dalam sebuah ruangan dan duduk membuat lingkaran. Mereka akan
mendiskusikan sebuah topik yang diberikan oleh HRD atau moderator FGD
dalam kurun waktu tertentu. Serta dalam FGD, biasanya moderator juga, dibantu
oleh seorang penilai atau notulen (red-perusahaan/HRD).

Sebelum Memulai FGD

1.Sebaiknya, sebelum FGD dimulai, anda pergi ke toilet terlebih dahulu jika anda
ingin buang air serta untuk memastikan penampilan anda telah rapi dan bersih.
2.Biasanya anda menempati posisi duduk yang diintruksikan oleh pihak HRD
(red-moderator). Dari pengalaman saya, dalam FGD biasanya, anda duduk
melingkar mengikuti meja yang berbentuk oval atau lingkaran. Dan kadang,
hanya sebatas kursi yang disusun melingkar. Untuk kedua kondisi tersebut,
pastikan untuk duduk dan bersikap secara santai atau nyaman.

3.Ketika anda telah duduk, anda dipersilahkan untuk berkenalan satu sama lain
oleh moderator atau jika belum ada intruksi dari moderator, anda dapat berinsiatif
sendri untuk berkenalan dengan teman-teman anda. Dalam sebuah FGD,
kadangkala moderator menyediakan kertas untuk diberi nama dan ditempelkan di
baju peserta agar memudahkan para peserta untuk menigngat rekan satu FGD atau
bagi notulen untuk mudah dalam menilai siapa saja yang berbicara di saat proses
FGD.

4.Kemudian, moderator umumnya juga memberikan sebuah lembar kertas kosong


dan lembar kerja yang berisi kasus untuk FGD, yang nantinya akan di bahas oleh
anggota kelompok FGD. Biasannya, anda akan diberikan waktu selama 10 hingga
15 menit untuk membaca dan merangkum secara singkat dan jelas dari topik
tersebut. Sebaiknya, gunakanlah kertas kosong tersebut hanya untuk mencatat
poin-poin penting dari lembar kerja dan buatlah catatan yang mudah anda pahami.
Anda bisa menggunakan metode flow chart atau diagram alur, agar anda lebih
mudah dan dapat secara urut dalam menjelaskan topik yang diberikan. Pada saat
merangkum tersebut, pastikan anda juga memasukkan alternatif solusi atau
gagasan dari permasalahan yang diberikan. Biasanya topik yang diberikan saat
FGD, tidak jauh dengan permasalahan mengenai manajemen perusahaan. Maka
dari itu, pastikan di saat mendaftar kerja, anda melamar kerja sesuai dengan
kemampuan, pengalaman (bagi yang telah berkerja atau memiliki pengalaman
khusus semasa di kampus), minat, atau ilmu anda. Hal tersebut akan memudahkan
anda di saat mengikuti jalannya FGD dan saat bekerja nantinya.

5.Setelah waktu untuk memahami dan membaca topik FGD dari lembar kerja
selesai dilakukan. Maka lanjut ke tahap berikutnya.
Pada Saat FGD

Biasanya sebelum FGD resmi dimulai, moderator memberikan arahan dan


atauran untuk mengikuti FGD. Setelah intruksi selesai dibacakan atau sebelum
intruksi dibacakan, dalam beberapa FGD anda disuruh berkenalan terlebih
dahulu. Karena di saat anda membaca dan mencatat permasalahan, anda belum
berada dalam satu meja dengan rekan anda di FGD, melainkan pada sebuah
forum besar untuk mendengarkan arahan dari pihak HRD. Waktu FGD, biasanya
berkisar 20 hingga 30 menit.

1.Ketika FGD baru dimulai, para peserta FGD mungkin akan sedikit terdiam dan
melihat satu sama lain. Jika dalam waktu relatif lama suasananya masih tampak
diam, sebaiknya anda berinisiatif untuk membuka jalannya FGD atau jika telah
ada yang membuka, anda sebaiknya menunggu sambil memikirkan apa dan kapan
anda harus masuk untuk mengutarakan pendapat.

2.Ketika FGD, anda akan menghadapi peserta FGD yang terlalu aktif dan bahkan
ada yang pasif. Anda sebaiknya untuk berbicara secara aktif tetapi jangan
mendominasi jalannya FGD, dimana hal tersebut akan menunjukkan sifat ego
anda karena FGD sendiri merupakan sebuah bentuk kerjasama dalam bentuk
forum kecil.

3.Ketika anda merasa harus berbicara, maka sampaikanlah pendapat anda secara
singkat dan jelas, serta keluarkanlah gagasan atau ide unik dan baru, tetapi dengan
bahasa yang mudah dimengerti oleh rekan anda dan notulen atau penilai.

4.Jika menurut anda, ada teman atau rekan dalam FGD yang menyampaikan ide
atau gagasan atau solusi yang menarik. Sebaiknya anda jangan sungkan atau ragu
untuk mendukungnya, tetapi anda juga harus menambahkan dengan gagasan dari
anda sendiri. Atau sebalikya, jika pendapat yang dikeluarkan oleh rekan anda
dirasa kurang tepat atau sesuai, sampaikan juga penolakan anda tetapi juga
disertai dengan alternatif solusi dan alasan yang tepat.

5.Disaat jalannya FGD, pastikan juga anda melihat jam dan melihat flow
chart dari catatan anda, untuk memastikan sudah sejauh mana kelompok anda
telah berdiskusi. Kadangkala moderator mengingatkan kepada peserta, sudah
berapa lama waktu FGD berjalan. Ketika anda pikir, topik yang dibahas untuk
tahap permasalahan (misalnya), telah mencapai kata sepakat atau sudah tidak
perlu dibahas lagi. Sebaiknya, anda memberikan arahan atau memberikan
pendapat untuk mendiskusikan ke tahap selanjutnya (seperti : Solusi). Pada saat
pertengahan jalannya FGD, jika anda rasa suasana FGD terasa kaku atau
memanas. Sebaiknya, anda berinisiatif mencairkan atau menghidupkan suasana
dengan memberikan pendapat atau analogi yang disertai dengan joke-joke ringan.

6.Ketika waktu FGD akan segera habis, sebaiknya langsung ke tahap kesimpulan.
Pada tahap ini, jika anda berperan sebagai pembuka jalannya FGD. Anda harus
berinisiatif untuk merangkum secara keseluruhan jalannya FGD. Baik dari
permasalahan, solusi, hingga hasil dari FGD. Ketika anda tidak sebagai orang
yang membuka jalannya FGD di awal, sebaiknya anda juga ikut menyimpulkan
tetapi dalam bahasa yang singkat. Ketika ada aba-aba dari moderator bahwa FGD
telah usai. Sebaiknya anda mendengarkan arahan yang diberikan oleh Moderator.

Setelah FGD

Setelah selesai mendengarkan arahan yang diberikan oleh moderator, anda


sebaiknya :

1.Berjabat tangan dengan semua anggota kelompok.


2.Tanyakan ke moderator, kapan pengumuman dari hasil FGD dilakukan.

3.Terakhir, selamat mencoba dan semoga berhasil.

Depok, 26 Januari 2012


Pemahaman tentang FGD
Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group
Discussion (FGD) saat ini sangat populer dan banyak digunakan
sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian sosial.
Pengambilan data kualitatif melalui FGD dikenal luas karena
kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi
peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami
persepsi, sikap, serta pengalaman yang dimiliki oleh
responden/pesertanya.
Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya
FGD merupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling
terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari
suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam
suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi antara 8-
12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang moderator.
FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi
yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu
atau masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD
adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang
sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat
spesifik melalui diskusi kelompok.
Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya
yang sistematis dalam pengumpulan data dan informasi.
Sebagaimana makna dari Focused Group Discussion, maka terdapat
3 kata kunci, yaitu:
a. Diskusi – bukan wawancara atau obrolan
b. Kelompok – bukan individual
c. Terfokus – bukan bebas

Dengan demikian, FGD berarti suatu proses pengumpulan data dan


informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu
yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Dalam pelaksanaan FGD dilakukan dengan cara berdiskusi dengan
para nara sumber di suatu tempat dan dibantu dengan seseorang
yang memfasilitatorkan pembahasan mengenai suatu masalah
dalam diskusi tersebut. Orang tersebut disebut dengan moderator.

Permasalahan yang dibahas dalam FGD sangat spesifik karena


untuk memenuhi tujuan yang sudah jelas. Oleh karena itu,
pertanyaan yang disusun dan diajukan kepada para peserta FGD
jelas dan spesifik.Banyak orang berpendapat bahwa FGD dilakukan
untuk menyelesaikan masalah. Artinya, diskusi yang dilakukan
ditujukan untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu mengenai
suatu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta. Hasil FGD
tidak bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena FGD
memang tidak bertujuan menggambarkan (representasi) suara
masyarakat. Meski demikian, arti penting FGD bukan terletak pada
hasil representasi populasi, tetapi pada kedalaman informasinya.
Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi
atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. Dengan kata
lain bahwa hasil FGD tidak bisa dijadikan patokan dalam mengambil
kesimpulan dari hasil penelitian. Hal ini harus ditambahkan dengan
data pendukung lain atau melakukan suvei lanjutan (kuantitaif)

Persiapan dan Desain Rancangan FGD


Untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat dari jawaban-
jawaban yang diberikan oleh para peserta FGD, diperlukan persiapan
dan desain rancangan FGD yang baik sehingga hasilnya sesuai
dengan tujuan serta permasalahan yang telah disepakati bersama.
Adapun persiapan tersebut sebagai berikut:
1. Membentuk Tim
Tim FGD umumnya mencakup:

 Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami


masalah yang dibahas serta tujuan penelitian yang hendak
dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil mengelola diskusi
(ketrampilan proses).
 Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif
mengamati jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai:
waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar jalur),
apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belum terjawab,
apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif sehingga belum
memperoleh kesempatan berpendapat.
 Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti
permasalahan yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya.
Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit
komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
 Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person,
medan), menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta.
Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.
 Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu
kelancaran FGD berkaitan dengan penyediaan transportasi,
kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), insentif
(bisa uang atau barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.
 Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan
dan dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan
menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perekam
selama dan sesudah FGD berlangsung.
 Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-
jemput, konsumsi, bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari
gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang selalu
berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang datang
mengawasi, dsb
2. Memilih dan mengatur tempat
Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun
sebaiknya tempat FGD yang dipilih hendaknya merupakan tempat
yang netral, nyaman, aman, tidak bising, berventilasi cukup, dan
bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman,
pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus
memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau
kursi). Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat
lingkaran dengan posisi moderator sebagai fokusnya. Jika FGD
dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang
depannya ramai dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh
menghadap pintu tersebut, sehingga peserta tidak akan terganggu
oleh berbagai “pemandangan” yang dapat dilihat diluar ruangan.

3. Menyiapkan Logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum,
selama, dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi
peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan kebutuhan-
kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat
ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif;
akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar
diberikan. Selain sebagai strategi untuk menarik minat peserta,
pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan terimakasih
peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran
untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal,
dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan
mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk
dan jumlahnya tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki
peneliti. Umumnya insentif dapat berupa sejumlah uang atau
souvenir (cinderamata).

4. Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD (lihat
misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan
Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada
juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7
orang (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey, 2000:
4). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan
terlalu banyak akan mengurangi kesempatan masing-masing peserta
untuk memberikan sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah
peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung dari tujuan
penelitian dan fasilitas yang ada.

5. Rekruitment Peserta: Homogen atau Heterogen


Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD,
Irwanto (2006: 75-76) mengemukakan prinsip-prinsip sebagai
berikut:

 Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta


harus sesuai dengan tujuan awal diadakannya FGD.
 Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini
melibatkan variabel tertentu yang diupayakan untuk heterogen
atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh
heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami
masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan makro
seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat
dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang sosial
ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti perkosaan
atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.
 Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen
sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD karena dengan
mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang
sama atau relatif sama.
 Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD
karena variasinya terlalu besar.
 Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek.
Jika jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama
homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen,
maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan
FGD masih dianggap perlu.
 Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-
heterogenitas adalah ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh
heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh
homogen.
Menyusun Pertanyaan FGD
Agar pelaksanaan FGD berjalan lancar dan informasi yang di dapat
sesuai dengan tujuan dari penelitian, diperlukan penyusunan
pertanyaan/Guideline FGD. Tujuannya agar diskusi dapat berjalan
terstruktur tidak keluar dari tujuan yang sudah ditentukan agar hasil
dari FGD tersebut dapat merepresentasikan alasan, motivasi, tujuan
dll yang berhubungan dengan topik/pembahasan yang di diskusikan.
Penyusunan pertanyaan-pertanyaan/Guideline pada FGD dilakukan
dengan melihat beberapa hal berikut ini:

 Tujuan penelitian FGD


 Tujuan diadakannya FGD
 Memahami jenis informasi seperti apa yang ingin didapatkan
dari FGD
 Menyusun dari pertanyaan umum ke pertanyaan khusus.
 Pertanyaan dibuat ke dalam bahasa yang sederhana dan jelas
dan mudah dipahami oleh peserta FGD
 Sebelum melakukan FGD yang sebenarnya, lakukan role
play terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pertanyaan-
pertanyaan yang sudah disusun sesuai dengan tujuan penelitian
maupun diadakannya FGD dan apakah bahasa yang digunakan
mudah dipahami oleh peserta FGD?
Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah selalu
bertanya. Bahkan semestinya tugas moderator bukan bertanya,
melainkan mengemukakan suatu permasalahan, kasus, atau
kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam prosesnya
memang ia sering bertanya, namun itu dilakukan hanya sebagai
ketrampilan mengelola diskusi agar tidak didominasi oleh sebagian
peserta atau agar diskusi tidak macet (Irwanto, 2006: 2)

Pelaksanaan FGD
Seperti yang sudah di jelaskan di awal bahwa dalam pelaksanaan
FGD agar diskusi yang dilakukan berjalan baik (terarah/fokus, tidak
ramai karena semua peserta ingin berbicara mengeluarkan
pendapat, informasi dapat terjawab sesuai dengan harapan dan
tujuan FGD) dibantu dengan seseorang yang dapat
memfasilitatorkan para peserta lainnya yang dinamakan moderator.
Peran moderator dalam FGD sangat penting untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dari tujuan FGD. Keberhasilan pelaksanaan
FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator dalam menjalin
komunikasi dengan para peserta. Adapun tugas-tugas moderator
adalah :
a. Menjelaskan maksud dan tujuan FGD
Moderator menjelaskan secara detail maksud dan tujuan FGD hanya
untuk kepentingan penelitian dan data responden akan dijaga
kerahasiannya (tidak akan dipublikasikan keluar)
b. Menjelaskan topik/isu pokok diskusi
Bahwa topik/isu yang akan dibahas sama seperti kehidupan sehari-
hari para peserta. Tidak ada maksud untuk menjelek-jelekan
orang/organisasi/benda dll. Hanya ingin mengetahui pendapat para
peserta
c. Menjelaskan tata cara pelaksanaan dalam FGD
Bahwa semua peserta berhak mengeluarkan pendapatnya dan
jangan takut atau malu jika peserta yang lain akan tersinggung
karena ini murni hanya ingin mengetahui pendapat masing-masing
peserta. Dan menekankan bahwa semua pendapat dan saran
mempunyai nilai yang sama dan sama pentingnya dan tidak ada
jawaban yang benar atau salah.
d. Menciptakan suasana kondusif
Menjamin terbentuknya suasana yang akrab, saling percaya dan
yakin diantara peserta. Peserta harus saling diperkenalkan.
e. Mengelola dinamika kelompok
Memperhatikan keterlibatan peserta, tidak boleh berpihak atau
membiarkan beberapa orang tertentu memonopoli diskusi dan
memastikan bahwa setiap orang mendapat kesempatan yang cukup
untuk berbicara. Serta peserta merasa nyaman untuk berbagi dan
menyampaikan pendapat/pemikirannya
f. Mengamati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka
g. Perhatikan nada suara
Moderator harus mampu mengendalikan intonasi suara kepada para
peserta diskusi, agar diskusi tetap berjalan dengan baik.
h. Menghindari pemberian pendapat pribadi
Hal ini dimaksudkan agar peserta tidak mengikuti pendapat dari
moderator, sehingga hasilnya benar-benar murni pendapat dari
peran para peserta diskusi
i. Menghindari komentar yang menyatakan setuju/tidak setuju
FGD merupakan suvey kualitatif sehingga hasil diharapkan berupa
pernyataan-pernyataan/pendapat/pemikiran dari para peserta bukan
penghitungan/angka seperti survey kuantitatif.
j. Perhatikan gestur tubuh
Memperhatikan komunikasi atau tanggapan yang berupa bahasa
tubuh.
k. Mampu mengendalikan waktu yang telah ditentukan
Mendengarkan diskusi sebaik-baiknya sambil memperhatikan waktu
dan mengarahkan pembicaraan agar dapat berpindah dengan lancar
dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah dapat dibahas
sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90 menit, untuk
menghindari kelelahan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Focus Group Discussion (FGD): Peran dan Keterampilan
Moderator/Fasilitator (www.mypublish.biz/conf/peran moderator
dalam FGD)
2. Focus Group Discussion (FGD).
(www.xa.yimg.com/kq/groups/23363478/1305633588/name/FOCU
SED+GROUP+DISCUSSION.doc)
3. Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah).
(http://www.marketrends.asia/2013/02/focus-group-discussion-
research.html)
4. Penelitian Kualitatif (Metode Pengumpulan Data).
(http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-
pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-pengumpulan-data/)
5. Memahami Focus Group Discussion (FGD).
(http://bincangmedia.wordpress.com/2011/03/28/relasi-media-
dan-konsumtivisme-pada-remaja/)
6. Gambar FGD : http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A
%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F-1ZxUREeMMPM%2FUKyM3X-ashI
%2FAAAAAAAAAJI%2F4t3TcMiD5wg
%2Fs1600%2FFocusGroupDiscussion.png&imgrefurl=http%3A
%2F%2Fwww.marketrends.asia%2F2013%2F02%2Ffocus-group-
discussion-
research.html&h=300&w=360&tbnid=SlFmZ4gYXQr4JM
%3A&zoom=1&docid=2hLuKRg_bidDIM&ei=0bhZVMr8EcjjuQTe74
HYAQ&tbm=isch&ved=0CBwQMygAMAA&iact=rc&uact=3&dur=1
029&page=1&start=0&ndsp=12

Anda mungkin juga menyukai