Anda di halaman 1dari 5

Methodology Brief

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD):


Bagaimana Kita Melakukannya?

Oleh Herie Saksono

Peneliti Muda - BPP Kemendagri

Sampai saat ini, terdapat banyak pemangku kepentingan “Kelitbangan” yang


masih seringkali keliru memersepsikan FGD dan pelaksanaannya. Beberapa
diantara mereka menganggap bahwa FGD adalah upaya memudahkan pengisian
kuesioner atau panduan wawancara yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
responden atau informan di satu tempat. Para responden/informan tersebut
diminta mengisi kuesioner yang telah disiapkan dan/atau menjawab pertanyaan
penelitian dengan maksud untuk menghemat waktu, biaya, maupun tenaga.
Dalam Kolom Persepsi pada Media Litbang Kemendagri Vol. X No. 3, Juni
2011, telah diintroduksikan sekelumit tentang FGD dengan judul tulisan: “FGD: Apa
dan Mengapa Kita Memerlukannya?”. Momen penting berikutnya dalam kelanjutan
methodology brief kali ini ialah bagaimana metode atau cara melakukan FGD dengan
benar. Mengapa? Karena melalui penyelenggaraan FGD dengan standarisasi dan
prosedur yang benar, kita dapat memeroleh data berkualitas terbaik sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai dan kebutuhan penelitian. Dengan kata lain, melalui
FGD dapat dihasilkan informasi yang akurat dan sangat bermanfaat bagi para
pemangku kepentingan maupun bagi para penyelenggara aktivitas “Kelitbangan”.
Sebelum membahas bagaimana cara melakukan FGD, kita perlu mengetahui
dan memahami elemen-elemen maupun tahapan-tahapan dalam FGD. Dalam
konteks ini, beberapa pakar memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait dengan
elemen maupun tahapan FGD.

Elemen-elemen FGD
Dalam tulisannya, Focus Group Fundamentals, Nancy Grudens-Schuck,
Beverlyn Lundy Allen, dan Kathlene Larson dari Departments of Agricultural
Education and Studies and Sociology, Iowa State University merumuskan 10
(sepuluh) element focus groups. Kesepuluh elemen tersebut adalah: 1) format; 2)
size; 3) length; 4) number of sessions; 5) participants; 6) forms of data; 7) data
collection; 8) moderator; 9) formats for reporting; dan 10) committee on human
subjects. Selain itu, Irwanto (Focused Group Discussion [FGD] Sebuah Pengantar
Praktis, 2006) menyarankan dibentuknya Tim Pelaksana Teknis FGD sebagai
langkah awal yang paling menentukan dalam keberhasilan FGD. Namun demikian,
berdasarkan pandangan para pakar, maka secara sederhana dapat digambarkan
elemen-elemen pembentuk kelompok-kelompok terfokus (focus groups)
sebagaimana diilustrasikan pada Tabel 1.

Tabel 1.
1
Focus Group Discussion – Bagaimana Kita Melakukannya?

Elemen-elemen Pembentuk Kelompok-kelompok Terfokus


Kelompok-kelompok
Elemen Keterangan
Terfokus
Format Sesi Kelompok
Ukuran/Jumlah Peserta 10 – 15 Orang per Sesi  Demi efektivitas, perlu pembatasan
jumlah peserta FGD
 Jumlah peserta mengacu pada tujuan
dan fasilitas yang tersedia.
Durasi Waktu 2 – 3 Jam  Manfaatkan waktu yang tersedia
secara optimal
Jumlah Sesi Diskusi Varian ditentukan di lapangan;
Kecenderungannya lebih dari 1

Kriteria Peserta 1. Dipilih secara selektif;  Dari populasi atau komunitas yang
2. Memiliki karakteristik yang relevan dengan pokok-pokok diskusi &
sama, berbeda, atau sesuai tujuan FGD.
campuran;  Homogenitas-heterogenitas
3. Ditetapkan secara acak. tergantung dari aspek-aspeknya.
Bentuk Data/Informasi 1. Tanya-jawab;
2. Tulisan dan isu-isu;
3. Bahasa Tubuh.

Pengumpulan Data 1. Audio


2. Video
3. Transkrip/Catatan Lapangan
Moderator 1. Fleksibel  Pemimpin jalannya diskusi.
2. Menggunakan Panduan  Memahami tujuan dan pertanyaan
Wawancara (hasil modifikasi penelitian.
pada sesi awal)
Format Pelaporan 1. Hasil Pilihan
2. Analisis tema-tema yang
berulang
Pengorganisasian 1. Moderator/Fasilitator  Fasilitator diskusi yang harus terlatih
dan memahami masalah.
2. Pencatat Proses  Orang yang tekun mengamati proses
FGD, membantu moderator.
3. Penghubung Peserta  Mengenal dan mau menghubungi dan
memastikan partisipasi peserta.
 Orang yang bertugas mencegah
4. Bloker pengaruh-pengaruh negatif terhadap
FGD.
 Orang-orang yang membantu
5. Logistik transportasi, kebutuhan rehat, dll.

Analisis Data Perlunya keterlibatan seorang


kolaborator yang memiliki latar
belakang keahlian di bidang
“Riset Kualitatif”

Sumber: Dari Berbagai Sumber. Data Diolah. 2011.

Tahapan-tahapan FGD

2
Methodology Brief

Bertolak dari buku “Focus Groups – When and Why To Use” yang diterbitkan
pada tahun 1999 oleh The Office of Quality Improvement, suatu lembaga pelayanan
jasa untuk pengembangan dan perencanaan Universitas Wisconsin-Madison
(http://www.wisc.edu/improve), dinyatakan 8 (delapan) tahap atau langkah dalam
penyelenggaraan FGD. Kedelapan langkah dimaksud adalah:
1. Tetapkan Tujuan (State the Objectives)
Pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada kegunaan dan bagaimana
upaya memanfaatkan hasil-hasilnya kelak. Dalam konteks ini, pendefinisian
masalah akan menentukan banyaknya agenda FGD dan proses wawancaranya.
2. Identifikasi Sampel (Identify the Sample)
Pengambilan sampel dilakukan dari daftar sekelompok orang yang diperlukan
informasinya. Kemungkinan dapat berasal dari seluruh anggota kelompok,
pengacakan sampel dari kelompok besar, atau dari daftar orang-orang yang
telah bersedia diwawancarai dan dipersiapkan sebelumnya.
3. Identifikasi Fasilitator (Identify a Facilitator)
Fasilitator memunyai tugas melakukan wawancara terhadap suatu kelompok
terfokus berdasarkan agenda yang telah ditetapkan dan menggali lebih dalam
setiap jawaban dengan mengajukan sejumlah pertanyaan susulan. Fasilitator
wajib menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman, sehingga para peserta
merasa nyaman ketika hendak mengekspresikan pemikirannya secara terbuka.
Fasilitator yang terampil/berpengalaman akan senantiasa mengamati dinamika
kelompok yang kemungkinan dapat mempengaruhi respon peserta lainnya.
4. Ciptakan dan Uji Coba Dahulu Pertanyaan-pertanyaan Wawancara (Create
and Pre-test the Interview Questions)
Tidak ada pertanyaan yang “jitu/benar”, yang ada hanyalah pertanyaan yang
tepat sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Kebanyakan wawancara terdiri
dari 12 (duabelas) pertanyaan pembuka, dengan rata-rata empat atau lima
pertanyaan yang disampaikan dalam FGD. Jumlah pertanyaan tergantung pada
seberapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menjawab sebuah topik dan
juga kemampuan fasilitator dalam mengelolanya. Oleh karena itu, diperlukan uji
coba terhadap pertanyaan dalam beberapa perspektif anggota FGD dan bila
dipandang perlu dapat direvisi untuk penyempurnaannya.
5. Menggalang Anggota Kelompok (Recruit Group Members)
Hubungi anggota dari sampel yang sudah ditentukan dan informasikan kepada
mereka tentang tujuan dan topik utama kelompok diskusi terfokus, waktu dan
tempat penyelenggaraannya, maupun metode yang hendak digunakan untuk
merekam tanggapan peserta. Pada umumnya, peserta FGD dapat digalang
dengan cara memberikan insentif berupa cangkir kopi, cakram music (CD),
buku, dan lain-lain sovenir agar dapat menarik perhatian anggota.
Idealnya, jumlah peserta FGD tidak melebihi 12 (duabelas) orang. Namun
demikian, dibutuhkan sedikitnya 10 (sepuluh) orang lagi untuk mengantisipasi
apabila ada peserta yang mengundurkan diri.
3
Focus Group Discussion – Bagaimana Kita Melakukannya?

Beberapa hari sebelum pelaksanaan FGD, para peserta diberi undangan dan
diminta konfirmasi kehadirannya.
6. Laksanakan Kelompok Diskusi Terfokus (Conduct the Focus Group(s))
Merupakan suatu hal yang wajar dan lumrah ketika satu topik dibahas dalam
berbagai FGD. Melalui pola pengamatan yang cermat dan jelas, suatu topik
dapat dieksplorasi melalui 3 (tiga) sesi FGD atau lebih dengan peserta yang
berbeda sekalipun tetap terfokus pada pertanyaan yang sama.
7. Analisis Hasil Pelaksanaannya (Analyze the Results)
Analisis dilakukan setelah proses pemberian kode dan pemilahan hasil ke dalam
berbagai kategori/kriteria dilakukan. Selanjutnya, dilakukan perumusan pola
beserta arah perkembangannya sebagai kesimpulan hasil FGD yang disajikan
dalam bentuk dokumen laporan FGD. FGD merupakan bagian dari tahapan
penelitian, maka dalam penyiapan laporan penelitian, langkah pertama yang
dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi bukti-bukti yang seringkali berulang
atau hal-hal yang dapat memunculkan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang
membutuhkan penelitian lebih lanjut.
8. Berbagi Hasil dan Lakukan Pembelajaran (Share Results and Capture
Lessons Learned)
Dokumen laporan hasil FGD adalah sebuah hal yang ditemukan pada saat
penelitian. Pertanyaannya adalah “Apakah FGD telah berhasil membuktikan
asumsi anda?“ dan “Apakah FGD memberikan informasi tentang masalah
baru?”. Dalam konteks ini, diperlukan evaluasi terhadap proses wawancara
dalam FGD. Apakah terlaksana dengan baik atau sebaliknya. Langkah-langkah
apa yang diperlukan untuk penyempurnaan FGD berikutnya.
Akhirnya, distribusikan dokumen hasil FGD kepada para peserta dan pemangku
kepentingan. Komunikasikan hasil pembelajaran FGD beserta tindak lanjutnya
kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat.

Menyelenggarakan Suatu FGD


Sebelum memulai diskusi, fasilitator wajib memperkenalkan diri,
menyampaikan tata tertib (discussion guide) dan tata laksana diskusi (protocols),
serta membacakan garis-garis besar tujuan FGD. Setelah itu, kepada masing-masing
peserta juga diberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri. Hal ini untuk
memudahkan terciptanya interaksi. Jika sudah saling mengenal, barulah dapat
dilakukan “pemanasan” (warm-up) atau “pencairan suasana” (ice-breaking). Dalam
hal ini, dituntut kemampuan dan keahlian sang fasilitator untuk memastikan bahwa
seluruh peserta dapat mengikuti jalannya diskusi secara berimbang (equal). Pada
saat yang bersamaan, fasilitator harus mampu mengelola dinamika kelompok
sembari menjaga konsistensi fokus diskusi (on track) dan mengatur pelaksanaannya
secara tepat waktu (on time).
Secara teknis, dalam penyelenggaraan suatu diskusi kelompok terfokus,
idealnya dilakukan perekaman, baik dalam bentuk rekaman suara (audio-taped)

4
Methodology Brief

ataupun dalam bentuk rekaman visual (video-taped). Hal ini akan menjadi lebih
sempurna manakala tersedia notulis yang mencatat setiap peristiwa yang terjadi
sebagai interaksi diskusi (notula). Kondisi ini akan memberikan kemudahan bagi
fasilitator untuk lebih terfokus dalam memandu diskusi kelompok, sehingga tetap
fokus pada topik/isu yang dibahas maupun respon dan interaksi yang terjadi di
antara sesama peserta.
Dalam upaya mendorong peserta FGD lebih aktif, menghidupkan suasana
diskusi, dan untuk menggali data/informasi substantif secara mendalam dan
komprehensif, Monina Escalada (dalam Handout 7 - Focus Group Discussion)
memberikan beberapa cara penyelidikan dan/atau pemeriksaan terhadap isu-isu
strategis yang memerlukan solusi dalam materi diskusi (tips for probing). Caranya,
fasilitator menanyakan sejumlah pertanyaan kepada para peserta agar diperoleh
jawaban yang lebih substantif. Beberapa pertanyaan tersebut misalnya:
a. what else?
b. anything else?
c. How is that for you, (say person’s name) _______ and for others?
d. What does (say word) _______ mean for you?
e. How would you described that feeling/thougt in other words? … to someone who
didn’t know (from another place?)
f. Please tell me more about …
g. Say a little bit more about that.
h. Please give me an example of …
i. What can someone else tell me about this?
j. What ideas/reactions have I missed? … not heard yet?
k. When was the last time you saw/felt/thought … ?
l. Does anyone feel differently about this issues?
Hal-hal pokok lainnya dalam penyelenggaraan FGD adalah penataan atau
pengaturan logistik. Logistik FGD dapat berupa: undangan, komposisi kelompok,
transportasi, tempat penyelenggaraan, tata-letak tempat duduk, durasi waktu,
papan nama peserta (name tags), peralatan perekam, serta makanan dan minuman
(refreshments). Dari sisi sarana dan prasarana, memang akan lebih baik bila FGD
dilaksanakan dalam suatu ruangan yang nyaman disertai kudapan secukupnya.
Peserta diberi tempat duduk dengan formasi mengelilingi meja diskusi (around a
large table). Hal ini dimaksudkan agar tercipta komunikasi dan interaksi dalam
berbagai arah. Penyelenggara pun wajib menyediakan peralatan pendukung yang
diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan FGD berupa: pena, kertas, papan nama
meja, kertas respons, serta materi dan/atau pokok-pokok diskusi.
“Conversation is the heart of the focus group.”
(The HerieS).

Anda mungkin juga menyukai