Anda di halaman 1dari 28

 

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
SKENARIO ROLE PLAY FOCUS GROUP DISSCUSION (FGD)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah  Keperawatan Komunitas II  


Dosen Pengampu : Puji Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kes. [Epid]

Disusun Oleh Kelompok 3:

Ade Ila Nur’aini 


Nur’aini  (010115A003) Devi Anis Ramonda (010115A028)
Amalia Dyah Imanita (010115A009) Dimas Agil Yosa (010115A032)
(010115A032)
Andre Danang W (010115A013) Farah Mahdiyyah M (010115A040)
Ani Maftuchah (010115A015) Giyastuti Dewi A (010115A047)
Anita Mukharis (010115A016) Habbibatuzzakiyah (010115A048)
Apriana Sari (011316A001) Icha Octaviani W P (010115A055)
Destri Mahesti (010115A027) Kiki Devianti (010115A064)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2018 
 

BAB I

TINJAUAN TEORI

A.  Konsep FGD


1.  Pengertian Focus Group Discussion
FGD biasa juga disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan
data kualitatif dengan cara melakukan wawancara kelompok. Guna
memperoleh pengertian yang lebih saksama, kiranya FGD dapat
didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam mengumpulkan
data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu
fokus masalah atau topik tertentu dipandu oleh seorang fasilitator atau
moderator. FGD merupakan metode dan teknik
te knik pengumpulan data atau
informasi yang awalnya dikembangkan di dalam penelitian pemasaran.
Ketika itu FGD digunakan untuk mengetahui citra tentang produk
tertentu, hal-hal apa yang menarik calon pembeli atau konsumen,
disain produk, pilihan ukuran, pilihan warna, disain kemasan, halhal
apa yang perlu diperbaiki dan sebagainya. Dengan menggunakan FGD,
dalam waktu relatif singkat (cepat) dapat digali mengenai persepsi,
 pendapat, sikap, motivasi, pengetahuan, masalah dan harapan
 perubahan berkaitan dengan masalah tertentu. prinsip-prinsip FGD
 juga lazim diterapkan melalui wawancara kelompok dan pembahasan
 bersama dalam kelompok yang menandai sebagian besar teknik dan
alat dalam kegiatan pengkajian keadaan pedesaan secara partisipatif
(PRA) dan kegiatan perencanaan proyek berorientasi kepada tujuan
(ZOPP) yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan
 pemberdayaan masyarakat.
2.  Karakteristik Focus Group Discussion
a.  FGD diikuti oleh para peserta yang idealnya terdiri dari 7-11
orang. Kelompok tersebut harus cukup kecil agar memungkinkan
setiap individu mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya,
sekaligus agar cukup memperoleh pandangan dari anggota
 

kelompok yang bervariasi. Dalam jumlah relatif terbatas ini


diharapkan juga penggalian masalah melalui diskusi atau
 pembahasan kelompok dapat dilakukan secara relatif lebih

memadai. Kenapa jumlahnya lebih baik berbilangan ganjil, agar


manakala FGD harus mengambil keputusan yang akhirnya perlu
voting sekalipun, maka dengan jumlah itu bisa lebih membantu
kelompok untuk melakukannya. Namun harus dipahami, soal
 jumlah ini bukanlah pembatasan yang mengikat atau mutlak
sifatnya.
 b.  Peserta FGD terdiri dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama
atau relatif homogen yang ditentukan berdasarkan tujuan dan
kebutuhan studi atau proyek. Kesamaan ciri-ciri ini seperti:

 persamaan gender, tingkat pendidikan, pekerjaan atau persamaan


status lainnya. Akan lebih baik jika di antara peserta FGD itu
 berciri-ciri sama tetapi sebelumnya tidak saling mengenal. Jika
syarat peserta sebelumnya tidak saling mengenal ini sulit
ditemukan, maka fasilitator perlu mengatasi kemungkinan diskusi
dan penyampaian pendapat peserta dipengaruhi oleh pengalaman
interaksi mereka sebelumnya.
c.  FGD merupakan sebuah proses pengumpulan data dan karenanya
mengutamakan proses. FGD tidak dilakukan untuk tujuan

menghasilkan pemecahan masalah secara langsung ataupun untuk


mencapai konsesus. FGD bertujuan untuk menggali dan
memperoleh beragam informasi tentang masalah atau topik tertentu
yang sangat mungkin dipandang secara berbeda-beda dengan
 penjelasan yang berbeda
ber beda pula. Kecuali apabila masalah atau topik
yang didiskusikan tentang pemecahan masalah, maka FGD tentu
 berguna untuk mengidentifikasi berbagai strategi dan pilihan-
 pilihan pemecahan masalah.
 

d.  FGD adalah metode dan teknik pengumpulan data kualitatif. Oleh
sebab itu di dalam metode FGD biasanya digunakan pertanyaan
terbuka (open ended) yang memungkinkan peserta memberi

 jawaban dengan penjelasanpenjelasan. Fasilitator berfungsi selaku


moderator yang bertugas sebagai pemandu, pendengar, pengamat
dan menganalisa data secara induktif.
e.  FGD adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah atau
topik yang jelas untuk didiskusikan dan dibahas bersama. Topik
diskusi ditentukan terlebih dahulu. Pertanyaan dikembangkan
sesuai topik dan disusun secara berurutan atau teratur alurnya agar
mudah dimengerti peserta. Fasilitator mengarahkan diskusi dengan
menggunakan panduan pertanyaan tersebut.

f.  Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Diskusi


Kelompok Terarah (FGD) ini berkisar antara 60 sampai dengan 90
menit. Jika waktu terlalu pendek dikhawatirkan diskusi dan
 pembahasan masih terlalu dangkal sehingga data yang diperoleh
sangat terbatas. Sedangkan jika waktu terlalu lama, dikhawatirkan
 peserta lelah, bosan atau sangat menyita waktu sehingga
 berpengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian peserta.
g.  Dalam suatu studi yang menggunakan FGD, lazimnya FGD
dilakukan beberapa kali. Jumlahnya tergantung tujuan dan

kebutuhan proyek serta pertimbangan teknis seperti ketersediaan


dana dan apakah masih ada informasi baru yang perlu dicari.
Kegiatan FGD yang pertama kali dilakukan biasa memakan waktu
lebih panjang dibandingkan FGD selanjutnya karena pada FGD
 pertama sebagian besar informasinya baru.
h.  FGD sebaiknya dilaksanakan di suatu tempat atau ruang netral
disesuaikan dengan pertimbangan utama bahwa peserta dapat
secara bebas dan tidak merasa takut untuk mengeluarkan
 pendapatnya. Di pedesaan biasanya tempat yang netral untuk

melakukan FGD seperti: sekolah, gedung pertemuan desa dan


 

tempat posyandu. Sedangkan rumah-rumah ibadah sering kurang


cocok dijadikan tempat FGD karena dapat mempengaruhi
keleluasaan dan kebebasan peserta dalam menyampaikan

 pandangan atau pendapatnya.


3.  Kegunaan Focus Group Discussion
a.  Untuk merancang kuesioner survey
Hasil FGD sangat mungkin bermanfaat dalam pembuatan
kuesioner survey. Mungkin ada pertanyaan-pertanyaan baru yang
 perlu ditambahkan atau dirubah yang tidak terpikirkan sebelumnya.
 b.  Untuk menggali informasi yang mendalam mengenai pengetahuan,
sikap dan persepsi. Dari suatu studi yang menggunakan FGD
 biasanya akan dapat menghasilkan istilah-istilah baru yang

 bersumber dari pengetahuan dan penafsiran masyarakat lokal.


c.  Untuk mengembangkan hipotesa penelitian.
d.  Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam studi proses-proses
 penjajagan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
 pembangunan. Seiring perubahan paradigma baru pembangunan
yang makin banyak menggunakan pendekatan partisipatif
(Participatory Approach), FGD semakin luas pula digunakan dalam
setiap pengkajian kualitatif selama proses-proses pembangunan
untuk tujuan pemberdayaan masyarakat.

B.  Persiapan FGD


1.  Persiapan dalam tim
a.  Proyek atau tim fasilitator menyediakan panduan pertanyaan FGD
sesuai dengan masalah atau topik yang akan didiskusikan. Panduan
 pertanyaan wajib disiapkan dengan baik, didukung pemahaman
konsep dan teori yang melatarinya. FGD tanpa persiapan disain
 pertanyaan hanya menghasilkan FGD asalan atau abal-abal, dan
karenanya buang waktu dan biaya saja. FGD yang benar dan baik

adalah yang memiliki panduan pertanyaan terdiri atas serangkaian


 

sistematis dari pertanyaanpertanyaan terbuka yang akan digunakan


fasilitator sebagai acuan memandu FGD.
 b.  Tim Fasilitator FGD biasanya berjumlah 2-3 orang, terdiri dari:

 pemandu diskusi (fasilitator-moderator), pencatat (notulen) dan


 pengamat (observer). Sekurang-kurangnya tim fasilitator terdiri
dari 2 orang, yakni: pemandu diskusi dan pencatat proses dan hasil
diskusi.
c.  Pemandu diskusi (fasilitator-moderator) perlu membekali dirinya
untuk memahami dan mampu menjalankan peran, sebagai berikut:
1)  Menjelaskan topik diskusi. Tugas ini dijalankan oleh pemandu
diskusi (fasilitator-moderator). Ia tidak perlu ahli tentang
masalah atau topik yang didiskusikan, yang terpenting adalah

harus menguasai pertanyaanpertanyaannya. Seorang pemandu


diskusi juga harus mampu melakukan pendekatan dan mampu
memotivasi peserta FGD agar peserta terdorong dan dapat
spontan mengeluarkan pendapat. Apabila fasilitor memiliki
rasa humor dan mampu memanfaatkannya untuk tujuan tugas
memandu diskusi, maka proses dan hasil FGD biasanya akan
menjadi lebih baik.
2)  Mengarahkan kelompok, bukan diarahkan oleh kelompok.
Pemandu diskusi bertugas mengajukan pertanyaan-pertanyaan

dan harus netral terhadap jawaban peserta. Jangan memberi


 penilaian jawaban benar atau salah maupun memberikan
 persetujuan atau tidak setuju. Hindari penyampaian pendapat
 pribadi karena dapat mempengaruhi pendapat peserta nantinya.
Pemandu juga harus mampu mengendalikan ketertiban peserta
dalam menyampaikan pendapat dengan cara memfasilitasi
kesempatan bagi setiap peserta secara adil (tidak pilih-pilih).
3)  Pemandu diskusi hendaknya mampu mengendalikan dirinya
sendiri. Kendalikan nada suara dan pilihan kata-kata dalam

mengajukan pertanyaan. Pemandu diskusi juga harus


 

menanamkan sikap sabar. Di lain pihak hindarilah pembicaraan


yang bertele-tele agar waktu tidak lebih banyak digunakan oleh
 pemandu dikusi sendiri. Ingatlah waktu yang relatif terbatas

harus dimanfaatkan secara efisien dan optimal.


4)  Amati peserta dan tanggap terhadap reaksi mereka. Pemandu
harus selalu menunjukkan semangat, konsentarsi dan perhatian
yang tinggi untuk mendorong semua peserta berpartisipasi
dalam diskusi. Amati komunikasi non-verbal antar peserta dan
tanggaplah terhadap hal itu. Jangan biarkan ada orang yang
memonopoli dikusi atau ada pula yang selalu diam.
5)  Ciptakan suasana informal dan santai tetapi serius. Biasakan
menatap mata peserta dengan penuh perhatian secara merata

untuk menciptakan hubungan dialogis yang baik dan terjaga.


6)  Fleksibel dan terbuka terhadap saran, perubahan-perubahan dan
lain-lain.
7)  Jika peserta meminta komentar pemandu diskusi, tidak perlu
menghindar. Tanggapilah secara singkat dengan menggunakan
 jawaban mungkin dan upayakan segera mengembalikan
 pertanyaan atau melanjutkan pertanyaan kepada peserta. Untuk
ini pemandu harus mampu melakukan elaborasi,
mengembangkan pertanyaan.

8)  Mempersiapkan peranan Pencatat (Notulen). Pencatat


(Notulen) bertugas mencatat hasil dan proses diskusi. Jika di
dalam tim ia hanya berdua saja dengan pemandu diskusi, maka
 pencatat sekaligus berperan sebagai pengamat (observer).
Sebaiknya pencatat juga dilengkapi dengan alat tape recorder.
Sedangkan foto camera biasanya diperlukan untuk kepentingan
dokumentasi. Catatan yang akan dibuat, meliputi :
a)  Waktu pertemuan FGD, terdiri dari Tanggal Pertemuan dan
Jam pertemuan (jam mulai dan jam selesai).
 

 b)   Nama masyarakat atau nama kampung/dusun/desa.


kampung/dusun/desa. Catat
 juga secara singkat informasi tentang masyarakat atau
wilayah yang mungkin mempengaruhi aktivitas peserta.

Misalnya: jarak dari desa ke pusat-pusat pelayanan


administrasi-birokrasi yang lebih tinggi (jarak ke ibukota
kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi) dan sebagainya.
c)  Tempat lokasi pertemuan (nama gedung, ruang, atau
tempat lainnya). Catat juga secara ringkat informasi tentang
lokasi itu yang mungkin dapat mempengaruhi partipasi
 peserta dalam kegiatan FGD. Misalnya, apakah ruang
cukup luas, menyenangkan, dan sebagainya.
d)  Jumlah peserta dan beberapa uraian meliputi : nama

 peserta, umur, jenis kelamin pendidikan dan sebagainya.


Sebaiknya ini dibuat dalam bentuk daftar hadir dilengkapi
dengan tanda tangan peserta yang ditandanangani peserta
 pada saat FGD berlangsung.
e)  Deskripsi umum mengenai dinamika kelompok, misalnya :
derajat partisipasi peserta, apakah ada peserta yang
mendominasi, peserta yang terkesan bosan, peserta yang
selalu diam, dan lain-lain.
f)  Pencatat menuliskan setiap kata-kata yang diucapkan dalam

 bahasa lokal yang berkenaan dengan masalah atau topik


diskusi.
g)  Pencatat juga dapat menjalankan tugas sebagai pengamat,
mengingatkan pemandu dikusi kalau ada pertanyaan yang
terlupakan, jawaban yang masih perlu diperdalam, atau
mengusulkan pertanyaan baru.
h)  Pencatat dapat meminta peserta mengulangi jawaban atau
komentarnya agar benarbenar dapat dicatat secara lebih
 jelas dan lengkap. Berkenaan dengan ini pencatat harus
 

menghindari interpretasi atau penafsiran pribadi dalam


membuat catatan dari hasil dikusi.
i)  Pencatat bertugas merekam diskusi dengan menggunakan

alat tape recorder serta memeriksa casset dan batrai jika


 perlu diganti. Hal ini amat penting untuk menjamin seluruh
s eluruh
diskusi terekam dengan baik. Penggunaan foto camera
dilakukan sekedar untuk dokumentasi kegiatan, misalnya
 pada waktu senggang di awal, pertengahan, atau akhir
acara.
2.  Persiapan Kelompok : Menyiapkan Undangan
Persiapan kelompok dilakukan dengan cara mengundang peserta untuk
 berpartisipasi dalam FGD yang akan dilakukan. Berkenaan dengan ini

hendaknya diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :


a.  Siapkan undangan tertulis tetapi lakukan juga kunjungan tatap
muka langsung untuk mengundang peserta.
 b.  Jelaskan maksud dan tujuan kegiatan serta lembaga yang
mengadakan kegiatan studi.
c.  Jelaskan rencana FGD dan mintalah peserta untuk berpartisipasi
dalam FGD. Sebutkan juga mereka yang sudah bersedia ikut serta
untuk mendorong peserta lain juga ikut dalam FGD.
d.  Beritahukan tanggal, waktu, tempat dan lamanya pertemuan sesuai

dengan yang tertera pada undangan tertulis.  Apabila seseorang


tidak bersedia memenuhi undangan, maka coba tekankan kembali
arti pentingnya keikut sertaannya dalam FGD. Jika tetap menolak
 juga, sampaikanlah maaf dan terima kasih. Hubungan baik dan
silaturrahim tetap harus dijaga dan tidak boleh terganggu hanya
karena orang yang diundang tidak berkenan memenuhi undangan.
e.  Jika orang yang diundang menyatakan kesediaannya berpartisipasi,
maka ulanglah sekali lagi tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan
FGD untuk mengingatkan kembali.
 

C.  Pelaksanaan FGD


1.  Persiapan sebelum kegiatan (Acara Pertemuan) FGD
a.  Tim fasilitator (pengundang) harus datang tepat waktu sebelum

 peserta (undangan) tiba. Tim fasilitator sebaiknya memulai


komunikasi secara informal dengan peserta yang berguna untuk
menjalin kepercayaan dan pendekatan masyarakat.
 b.  Tim fasilitator harus mempersiapkan ruangan sedemikian rupa
dengan tujuan agar peserta dapat berpartisipasi secara optimal
dalam FGD. Sebaiknya peserta duduk melingkar bersama-sama
dengan fasilitator pemandu dikusi. Pencacat biasanya duduk di luar
lingkaran tersebut tetapi masih di sekitar lingkaran itu. Fasilitator
harus mengusahaakan tidak ada interupsi dari luar dan menjamin

 bahwa semua peserta yang berpartisipasi duduk selingkar.


2.  Pembukaan FGD (Pemanasan dan penjelasan)
a.  Pemandu diskusi hendaknya memulai dengan melakukan
 pemanasan dan penjelasan tentang beberapa
beber apa hal, seperti: sambutan,
tujuan pertemuan, prosedur pertemuan dan perkenalan.
 b.  Dalam menyampaikan sambutan pembuka ucapkanlah terima kasih
atas kehadiran informan (peserta). Tekankan arti penting kehadiran
mereka sambil menjelaskan pengertian
pengertian umum FGD. Jelaskanlah
maksud dan tujuan diadakannya pertemuan FGD yang sedang

dilakukan.
c.  Perkenalkan diri (nama-nama fasilitator) dan peranannya
masingmasing. Kemudian mintalah pula peserta memperkenalkan
diri. Pemandu harus cepat mengingat nama peserta yang berguna
 pada saat memimpin diksusi.
d.  Jelaskan prosedur pertemuan, seperti: menjelaskan penggunaan
alat perekam, kerahasiaan dijaga dan hanya untuk kepentingan
studi ini saja, peserta tidak perlu menunggu untuk dimintai
 pendapat, silahkan berbicara satu per satu sehingga bisa direkam

dan tata tertib lainnya untuk kelancaran pertemuan.


 

e.  Jelaskan bahwa pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan


memberikan ceramah kepada peserta dan tekankan bahwa
fasilitator ingin belajar dari peserta. Tekankan juga bahwa

 pendapat dari semua peserta sangat penting sehingga diharapkan


semua peserta dapat mengeluarkan pendapatnya. Sampaikan
 bahwa oleh karena itu fasilitator akan mengemukakan sejumlah
 pertanyaan yang sudah dipersiapakan sebelumnya.
sebelumnya.
f.  Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan bersifat umum
yang tidak berkaitan dengan masalah atau topik diskusi. Setelah itu
 proses itu dilalui, barulah mulai memandu pernyataan dengan
menggunakan acuan panduan yang sudah disediakan. Jangan lupa!
Pemandu dikusi harus menguasai pertanyaan-pertanyaan dan

mengemukakan secara sistematis tanpa selalu harus membacakan


secara kaku panduan pertanyaan.
3.  Penutupan FGD
a.  Untuk menutup pertemuan FGD, menjelang acara berakhir
 jelaskanlah kepada peserta bahwa acara diskusi kita tentang
masalah dan atau topik tadi segera akan selesai. Jika pemandu
sudah memiliki beberapa kesimpulan umum yang dinilai cukup
kuat, sampaikanlah secara singkat point- point pentingnya. Untuk
itu tanyakan kembali kepada masing-masing peserta apakah masih

ada lagi pendapat atau komentar yang ingin disampaikan atau


ditambahkan. Komentar yang sesuai dapat digali lebih mendalam.
 b.  Menjelang pertemuan benar-benar ditutup, sampaikanlah terima
kasih kepada peserta atas partisipasi mereka dan nyatakan sekali
lagi bahwa pendapat-pendapat mereka semua sangat berguna.
Sesudah FGD selesai, tim fasilitator harus segera berkumpul untuk
melengkapi catatan lapangan hasil dan proses FGD.
 

D.  Kekuatan dan Kelemahan FGD


1.  Kekuatan
a.  Sinergisme. Suatu kelompok mampu menghasilkan informasi, ide

dan pandangan yang lebih luas.


 b.  Manfaat bola salju. Komentar yang didapat secara acak dari peserta
dapat memacu reaksi berantai respons yang beragam dan sangat
mungkin menghasilkan ide-ide baru.
c.  Stimulan. Pengalaman diskusi kelompok sebagai sesuatu yang
menyenangkan dan lebih mendorong orang berpartisipasi
mengeluarkan pendapat.
d.  Keamanan. Individu biasanya merasa lebih aman, bebas dan
leluasa mengekspresikan perasaan dan pikirannya dibandingkan

kalau secara perseorangan yang mungkin ia akan merasa khawatir.


e.  Spontan. Individu dalam kelompok lebih dapat diharapkan
menyampaikan pendapat atau sikap secara spontan dalam
merenspons pertanyaan, hal yang belum tentu mudah terjadi dalam
wawancara perseorangan.
2.  Kelemahan/ Kesulitan
a.  Karena dapat dilakukan secara cepat dan murah, FGD sering
digunakan oleh pembuat keputusan untuk mendukung
dugaan/pendapat pembuat keputusannya. Persoalannya adalah,

seberapa jauh FGD dilakukan sesuai prinsip dan prosedur yang


 benar.
 b.  FGD terbatas untuk dapat memperoleh informasi yang lebih
mendalam dari seorang individu yang mungkin dibutuhkan. Hal ini
disebabkan FGD terbatas waktu dan memberi kesempatan secara
adil bagi semua peserta untuk menyampaikan pendapatnya. Untuk
ini FGD tidak boleh dipertentangkan dengan metode lainnya, tetapi
 justru harus dilihat sebagai saling melengkapi.
 

c.  Teknik FGD mudah dilaksanakan, tetapi sulit melakukan


interpretasi datanya.
d.  FGD memerlukan fasilitatormoderator (pemandu diskusi) yang

memiliki ketrampilan tinggi. Hal ini amat berpengaruh terhadap


hasil.
 

BAB II

SKENARIO

A.  Latar Belakang


Pada pertemuan di forum komunitas, telah didapatkan masalah
kesehatan yang terjadi di RT 07 desa Candirejo, yaitu tentang masalah
 penyakit Diabetes Melitus. Masyarakat di RT 07 masih belum memiliki
kesadaran mengenai masalah serius tersebut.

Berdasarkan data puskesmas Candirejo di dapatkan pravelansi


 penyakit tidak menular tertinggi pada dewasa di desa Candirejo adalah
Diabetes Melitus sebanyak 30 % dan diikuti hipertensi sebanyak 20 % dan
diabetes mellitus sebanyak 15 %, stroke, 10 %, dan penyakit lainnya 25 %.

Berdasarkan data tersebut petugas kesehatan dari puskesmas desa


Candirejo melakukan
melakukan FGD
FGD ( focus group
group discussion) tentang diabetes
mellitus karena di desa tersebut pravelensi PTM tertinggi adalah Diabetes
mellitus yaitu sebanyak 10 dewasa penderita Diabetes mellitus.

Kita ketahui bahwa diabetes melitus merupakan suatu penyakit


metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Secara epidemiologik
diabetes sering kali tidak terdeteksi sehingga morbiditas dan mortalitas
dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi hal ini terjadi karena

terjadinya perubahan gaya hidup yang tidak sehat.


Hal ini menyebabkan perlunya dilakukan kegiatan untuk
meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan penanganan tentang Diabetes
Melitus khususnya. Perlu diadakannya kegiatan yang tepat untuk
memberikan dampak yang positif kepada masyarakat di desa Candirejo.
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan strategi peningkatan
kesadaran, pengetahuan dan penanganan diabetes melitus yang tepat.
 

B.  Tujuan
1.  Tujuan Umum
Guna menemukan masalah kesehatan di lingkungan Candirejo RT

07, yaitu Diabetes Melitus.


2.  Tujuan Khusus
Mendapatkan informasi dari para lansia penderita DM, mengenai
 penanganan apa saja yang telah dilakukan.
C.  Rencana Kegiatan
1.   Nama Kegiatan
Fokus Group Diskusi (FGD) lingkungan di RT 07.
2.  Target/ Sasaran
Kelompok dewasa dan lansia di RT 07.

3.  Metode Kegiatan


Metode yang digunakan adalah curah pendapat dan diskusi.
4.  Media
Media/ alat yang digunakan :
a.  Pena
 b.  Kertas
c.  Laptop
d.  LCD
e.  Materi FGD yang akan disampaikan

5.  Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Jumat, 30 Maret 2018
Tempat : Balai Desa
Waktu : 15.00 WIB
6.  Pengorganisasian
a.  Pengaturan tempat
1)  Moderator
2)   Notulen
3)  Observer

4)  Fasilitator
 

5)  Peserta FGD


 b.  Denah FGD
1)  Mahasiswa

a)  Moderator : Farah


 b)  Fasilitator 1 : Giyastuti
c)  Fasilitator 2 : Devi
d)   Notulen : Destri
e)  Observer 1 : Apriana
f)  Observer 2 : Icha
2)  Peserta
a)  Peserta 1 : Ani
 b)  Peseta 2 : Kiki

c)  Peserta 3 : Dimas


d)  Peserta 4 : Amalia
e)  Peserta 5 : Habibatuzzakiyyah
f)  Peserta 6 : Ade Ila
g)  Peserta 7 : Andre
h)  Peserta 8 : Anita
 

c.  Susunan acara


1)  Fase Orientasi (5menit)
a)  Pembukaan oleh MC

 b)  Penjelasan susunan acara


c)  Penjelasan tujuan pertemuan
2)  Fase Kerja (45 menit)
a)  Penjelasan tentang hipertensi
 b)  Diskusi dipandu oleh MC
3)  Fase Terminasi (10 menit)
a)  Menyimpulkan hasil diskusi
 b)  Menutup acara

D.  Uraian Tugas


1.  Penanggung jawab kegiatan : destri, giyas, dll
a.  Menyusun laporan pendahuluan.
 b.  Bertanggung jawab terhadap kelangsungan acara mulai dari
 perencanaan sampai evaluasi.
c.  Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan.
d.  Menyampaikan tujuan pelaksanaan pertemuan.
e.  Menyusun laporan kegiatan.
2.  Pembawa acara

a.  Membuka acara.


 b.  Menyampaikan susunan acara.
c.  Mengatur ketepatan waktu.
d.  Menutup acara.
3.  Moderator :
a.  Memimpin proses FGD.
 b.  Merencanakan bersama peserta FGD untuk pertemuan selanjutnya.
4.   Notulen :
a.  Bertanggung jawab atas pendokumentasian seluruh kegiatan FGD.

 b.  Membacakan hasil FGD.


 

5.  Observer :
a.  Mengobservasi jalannya acara.
 b.  Mengingatkan moderator dan observer jika ada penyimpangan.

c.  Memberikan masukan atau laporan kegiatan diskusi.


d.  Membuat catatan penting selama kegiatan.
6.  Fasilitator :
a.  Membuat pemerataan diskusi atau curah pendapat.
 b.  Meningkatkan partisipasi dan keaktifan peserta pertemuan.
E.  Kriteria Evaluasi
1.  Evaluasi struktur
a.  Jumlah peserta >70%.
 b.  Peralatan atau media memadai.

c.  Mahasiswa yang hadir 100% dan semua anggota kelompok


melaksanakan tugasnya dengan benar.
2.  Evaluasi proses
a.  Peserta aktif.
 b.  Media berfungsi dengan baik.
c.  Waktu sesuai dengan rencana.
d.  Mahasiswa berperan aktif.
e.  Warga aktif dalam diskusi.
3.  Ealuasi hasil

a.  Didapatkan informasi mengenai pengetahuan bapak/ ibu tentang


cara mengatasi permasalahan diabetes mellitus
 b.  Didapatkan informasi mengenai penanganan apa saja yang telah
dilakukan bapak/ ibu jika ada anggota keluarga yang sakit Diabetes
Mellitus
c.  Didapatkan informasi mengenai penyebab penyakit Diabetes
Mellitus
d.  Didapatkan informasi mengenai dampak penyakit Diabetes
Mellitus

e.  Didapatkan informasi mengenai pemanfaatan fasilitas kesehatan.


 

BAB III 

ROLE PLAY FGD (Focus Group Discussion)

Dengan Klien Penderita Diabetes di Desa Ngudi Waluyo

Klien datang tepat waktu sesuai dengan undangan yang diberikan


sebelumnya, dan mulai menempati kursi masing-masing. Mahasiswa
memfasilitasi ruangan, kursi, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan.

Tahap Perkenalan :

Moderator :Assalamualaikum wr.wb.. selamat pagi bapak, ibuk, dan saudara


sekalian, sebelumnya kami ucapkan terima kasih pada bapak dan
ibuk yang telah meluangkan waktunya untuk hadir disini.
Bagaimana kabarnya bapak ibuk?

Peserta :Alhamdulilahh baik, sehat..

Moderator :Baik terima kasih, perkenalkan saya Farah disini saya sebagai
moderator untuk mengatur jalannya diskusi kali ini, sedikit cerita
dari kami, kami ber 6 adalah mahasiswa dari Universitas Ngudi
Waluyo, dan saat ini kami sudah masuk semester 6. Di sini saya
tidak sendiri, ada beberapa teman saya, di sebelah mba ada 2

observer, dan di kanan kiri saya ada fasilitator dan notulen.


Silahkan untuk memperkenalkan diri.

Fasilitator 1 :Perkenalkan, nama saya Giyas


Giyas disini
disini saya sebagai Fasilitator
Fasilitator yang
nantinyaa saya akan menanyakan sedikit tentang Diabetes Mellitus
 pada bapak dan ibuk

Fasilitator 2 :Perkenalkan, nama saya Devi disini saya


saya juga sebagai fasilitator
menemani mbak Giyas dan nantinya saya ingin menanyakan sedikit
tentang diabetes.
 

 Notulen :Baik, perkenalkan nama saya Destri disini saya sebagai notulen
yang nantinya akan mancatat setiap pembicaraan dan
menyimpulkan hasil dari diskusi kali ini.

Observer 1 :Perkenalkan nama saya Apriana disini saya sebagai observer yang
nantinya akan mengamati jalannya diskusi kali ini bersama teman
saya, silahkan.

Observer 2 :Baik, terima kasih mbak Apriana, perkenalkan nama saya Icha
Icha
disini saya juga sebagai observer menemani mbak Apriana dan
nantinya saya dan teman saya akan mengamati jalannya diskusi
kali ini. Jadi bapak dan ibuk tidak perlu merasa terganggu dengan
adanya kita,(observer) karena disini kita hanya akan mengamati.

Moderator :Baik, ada yang mau di sampaikan lagi mbak?

Observer 2 :Sudah mbak.

Moderator :Baik..tadi sekilas mengenai diri saya dan teman  –   teman saya,
mungkin bapak dan ibuk ada yang ingin ditanyakan mengenai diri
saya dan teman – 
teman –  teman?
 teman?

(Tidak ada pertanyaan)

Moderator :Baik kalau tidak ada pak buk, tadi kami kan sudah perkenalan ya,
sekarang giliran bapak dan ibuk yang akan memperkenalkan diri,
 boleh sedikit di ceritakan mengenai biografi bapak dan ibuk.
Baik..silahkan bapak dan ibuk yang ingin memperkenalkan terlebih
dahulu. Nanti yang perkenalan pertama bisa menunjuk yang lain
untuk perkenalan. Ayuuuk silahkan...
Lansia 8 : (angkat tangan) mbak saya ingin perkenalan,

Moderator : Ohh iya ibuk, silahkan.


 

Lansia 8 :Perkenalkan nama saya Anita Mukharis saya biasa dipanggil bu Ita
alamat saya Desa Candi dan rumah saya dekat dengan ibu Ani dan
ibu Kiki. Jadi kita tetanggaan mbak. Terus saya ibu rumah tangga,

 punya 2 anak. Suami


Suami saya mengajar di SD jadi guru mbak..

Moderator :Ohh begitu ya buk..baik, silahkan ibuk ingin menunjuk siapa


untuk perkenalan selanjutnya?

Lansia 8 :Bu Ani mbaak,

Moderator :Silahkan ibuk untuk memperkenalkan diri.

Lansia 1 :Baik, perkenalkan nama saya Ani Maftuchah bisa dipanggil bu


Ani alamatnya sama ya seperti bu Anita,
Anita, di Desa Candi, saya
 bekerja sebagai buruh pabrik di pabrik X bersama suami saya,
sa ya, saya
mempunyai 3 anak. Hhmmm sudah mbak. Untuk selanjutnya saya
menunjuk bu Kiki.

Lansia 2 :Perkenalkan bapak ibuk, nama saya Kiki Devianti saya biasa
dipanggil bu Kiki, alamatnya juga sama di Desa Candi, kami
 bertiga tentanggaan, jadi tadi berangkatnya kesini bareng. Emm
saya ibu rumah tangga, suami saya bekerja buruh di pabrik X juga.
Untuk selanjutnya saya ingin menunjuk bapak yang disebelahnya
mbak observer.

Lansia 3 :Selamat pagi, perkenalkan nama saya Dimas Agil ,bisa dipanggil
 pak Dimas saja, alamat saya
s aya Desa Rejo, saya
sa ya bekerja sebagai supir
angkot. Selanjutnya saya ingin ibu dikursi ke 4 yang
memperkenalkan diri.

Lansia 4 :Baik perkenalkan nama saya Amalia bisa dipanggil bu Amel,


alamatnya sama yaa, karena kita semua tetangga, saya bekerja
sebagai ibu rumah tangga, anak saya 1. Suami bekerja di toko roti
Y . Selanjutnya silahkan ibu disebelah saya.
 

Lansia 5 :Selamat pagi, perkenalkan nama saya Habibatuzzakiyah, biasa di


 panggil bu Habibah atau bu Kiki saya bekerja di rumah makan B .
Saat ini saya sebagai single parent, saya sudah bercerai dengan

suami saya sudah lama. Ohh iya anak saya 1. Selanjutnya silahkan
 bu (menunjuk sampingnya).
sampingnya).

Lansia 6 :Selamat pagi semua, perkenalkan nama saya Ade Ila Wahyu, biasa
di panggil bu Ila ,saya bekerja sebagai guru di TK D. Dan suami
saya bekerja di barber shop, tukang potong rambut mbak.., dan
anak saya saat ini baru 3, inyaallah 4, doakan ya mbaa, pak
 buk..untuk perkenalan selanjutnya silahkan pak (menunjuk
sampingnya)

Lansia 7 :Perkenalkan nama saya Andre Danang, bisa di panggil pak Andre
saja. Saya bekerja sebagai kuli bangunan borongan mbak, jadi
kalau dapat kerja jauh ya jarang pulang sebelum proyek selesai ,
istri saya ibu rumah tangga biasa tapi buka warung dirumah dan
anak saya 3 masih sekolah semua.

Moderator :Okeee bagus, terima kasih bapak ibu sudah memperkenalkan diri
masing – masing,
masing, jadi sudah pasti ingat ya pak buk, terlebih
tetangganya sendiri.

Peserta :Sudaaahh..sudah saling kenal mbak.

Moderator :Baik, jika sudah. Sekarang, saat ini kita mulai sekarang adalah
sebuah kelompok baru dan tentunya kelompok baru itu berkumpul
 bukan hanya tanpa tujuan. Nah, kita berkumpul di tempat ini
dengan tujuan berbagi cerita satu sama lain, kemudian saling
 berbagi informasi, dan sharing  –   sharing ringan terkait dengan
kehidupan bapak dan ibuk saat ini. Oleh karena itu saya mohon
 partisipasi aktif dari bapak ibuk semuanya, agar nantinya bapak
ibuk disisni dapat memetik manfaat yang dapat kita ambil dari

kegiatan hari ini. Dan untuk selanjutnya kegiatan kita hari ini akan
 

 berlangsung kurang lebih sekitar 30 menit sampai 50 menit. Baik


untuk kegiatan kita nanti akan berlangsung dengan beberapa sesi,
maka dari itu kami ingin bapak dan ibuk mengikutinya sampi akhir.

Bagaimana?

Peserta :Iyaa bisa.

Moderator :Baik kalau begitu saya lanjutkan ya, oh iya, dalam sebuah
kelompok pastiny ada sebuah peraturan yang harus ditaati ya, nah
untuk kelompok baru kita, kita sepakati ya, kita buat peraturan
ringan saja, bapak dan ibuk saat ini membawa handphone ya,
 bagaimana jika selama proses diskusi berlangsung, HP bapak dan
ibuk dimatikan atau dalam kondisi silent. Bagaimana, apakah bisa?

Peserta :Iyaa bisa

Moderator :Nah untuk masalah ke toilet atau kebelakang pak ibuk, bagaimana
 jika kita sepakati diawal, nanti kita akan beri
b eri waktu 5 menit untuk
 bapak dan ibuk ke toilet bagaimana? Karena kami ingin seperti ini,
ketika kegiatan diskusi berlangsung kami tidak ingin bapak atau
ibuk untuk meninggalkan ruangan. Jadi bagaimana jika
kesepakatannya seperti itu ?

Peserta :Iya mbak, begitu saja tidak apa apa

Modertor :Baik, sebelumnya apakah ada yang ingin ijin ke toilet?

Peserta :Tidak ada mbak,

Moderator :Baiklah, untuk menghemat waktu, kita bisa mlai sekarang saja.
Jika ada bapak atau ibu yang ingin mengajukan pendapat atau ingin
 bertanya kepada peserta lainnya, silahkan mengangkat tangan,
seperti itu ya, bagaimana? Sepakat bapak ibu?
 

Peserta :Iyya, sepakat mbak

Moderator :Baik. akan langsung dimulai saja diskusi kita pada hari ini. Nah
diskusi kita pada hari ini mengenai “Bagaimana
“Bagaimana Koping Bapak Dan
Ibu Dalam Mengatasi Dabetes Mellitus”. Disini
Disi ni bapak dan ibu
 pernah memiliki riwayat diabetes ya, jadi sebelumnya pasti sudah
 pernah mengalami gula darah diatas normal/tinggi. Nanti teman
saya sebagai fasilitator akan memberikan beberapa pertanya
seputar diabetes, jadi bapak dan ibu bisa langsung menjawab sesuai
yang dialami atau diceritakan saja pengalamannya , baik untuk
selanjutnya akan disampaikan oleh teman saya, silahkan.

Tahap Diskusi:

Fasilitator 1 :Selamat pagi, masih ingat ya


ya dengan saya yang
yang sebagai fasilitator?

Lansia 1 :Masih..mbak Giyas yaa?

Fasilitator 1 :Iya benar sekali ibu, terima kasih. Baik akan saya lanjutkan, bapak
dan ibuk sebelumnya pernah memiliki riwayat diabetes ya?

Peserta :Iyaa benar mbak

Fasilitator 1 :Baik, jadi pastinya


pastinya sudah tahu cara mengatasinya
mengatasinya ya, nah saya
ingin menanyakan kepada bapak dan ibu tentang cara mengatasi
diabetesnya. Bisa dimulai dari ibuk Anita ya tadi namanya (sambil
menunjuk ke arah kursi 8). Silahkan ibu untuk sharing
 pengalamannya.

Lansia 8 :Saya mengidap diabetes sejak 2 tahun yang lalu. Pernah waktu itu
hasil pemeriksaan gula darah saya sampai 385 mg/ml, akhirnya
saya berobat ke Puskesmas dan diberikan 2 jenis obat. Saya
mengonsumsi obat itu 3 kali setiap hari. Hasilnya kadar gula darah
saya waktu itu bisa turun menjadi 260 mg/dl
mg/dl sebulan kemudian.
Sekarang saya mulai membatasi konsumsi yang manis manis, saya

mengganti nasi beras dengan nasi jagung,


ja gung, saya juga mengganti gula
 

 pasir saya dengan gula pasir khusus diabetes. Saya juga rajin
mengecek gula darah saya tiap 30hari

Lansia 7 :Saya juga mengidap diabetes sudah 4 tahun ini. Sebenernya saya
rajin minum obat dari dokter. Tapi waktu itu hasil gula darah saya
tetap tinggi. Lalu saya diberitahu sama keponakan saya untuk
mengonsumsi rebusan daun kelor. Lalu saya coba mulai merebus
segenggam daun kelor dalam 3 gelas air hingga mendidih, dan
tersisa 1 gelas. Air rebusan daun kelor itu saya konsumsi 3 kali
sehari. Hasilnya Sepekan pertama mengonsumsi, saya lebih bugar.
Lelah dan lemas menghilang, tubuh terasa enteng dan segar.
Sebulan rutin minum rebusan daun kelor, hasilnya
menggembirakan. Kadar gula darah saya turun dari awalnya 260
menjadi 195 ml/dl. Jadi sampai sekarang saya terbiasa minum air
rebusan daun kelor.

Fasilitator 2 :Ohh begitu ya


ya buk, apabila ada tanggapan dari yang
yang lainnya,
silahkan disampaikan,

Lansia 6 :(Mengangkat tangan) Saya mbak.

Fasilitator 2 :Silahkan Ibu Ade ila untuk menyampaikan pendapatnya.

Lansia 6 :Begini ibuk, dulu waktu itu saya pernah mencoba dengan

 pengobatan tradisional daun insulin, saya sudah 6 bulan memakai


daun insulin kering 3 lembar yang dibeli di pengobatan tradisional,
direbus dengan air 5 gelas sampai susut 3 gelas, lalu cairannya
diminum 1 gelas, tiga kali sehari. Dan saya rasa itu cukup efektif
untuk menurunkan gula darah karena setelah saya cek gula darah
saya turun yang tadinya 400an jadi sekitar 170an

Fasilitator 2 :Ohh jadi ibuk sendiri sudah dapat membuktikannya secara


langsung ya. Baik silahkan mbak habibatuzakiyah untuk
menyampaikan pendapatnya.
 

Lansia 5 :Saya juga sudah mengidap DM selama 1 tahun ini. Selama ini saya
cuman minum obat  –   obatan dari dokter. Dan menghindari
 pantangan dari dokter contohnya makan makanan yang manis-

manis dan menerapkan pola hidup yang sehat.

Fasilitator 1 :Ohh jadi ibuk mencoba


mencoba untuk melaukan saran dokter ya buk, bak
silahkan untuk ibuk amalia menyampaikan pendapat.

Lansia 4 :Iya saya juga mempunyai riwayat diabetes selama 1 tahun lebih,
awalnya saya mengkonsumsi obat dari dokter, namun saya berhenti
dan saya menerapkan pola hidup sehat karena saya tidak suka
minum obat.

Failitator 1 :Silahkan untuk ibuk-ibuk yang lain menyampaikan pendapatnya.

Lansia 3 :Mbak saya ingin menyampaikan pendapat, saya juga beberapa


 bulan ini mengidap DM, saya sedang mencoba daun kelor seperti
ibu Anita dan hasilnya juga sudah mulai ada perubahan

Fasilitator 1 :Bagaimana dengan yang lainnya?

Lansia 2 :Saya 2 tahun ini juga mengidap DM, saya dari dulu diberitahu oleh
ibu Apriana untuk mengkonsumsi daun insulin dan hasilnya juga
sudah mulai terlihat

Fasilitator 2 :Baik, terakhir


te rakhir silahkan
s ilahkan bapak Dimas untuk menampaikan
 pendapatnya.

Lansia 3 :Terima kasih mbak, saya sudah 2 tahunan mengidap DM, saya
 juga sudah mengkonsumsi obat dan kadang-kadang juga mencoba
ramuan herbal, hasilnya gula darah saya menurun.

Fsilitator 2 :Baik...terima kasih untuk tanggapan dan sharing dari bapak dan
ibuk, tadi cukup banyak ya yang saling memberikan saran,
komentar, dan lain sebagainya. nah untuk kesimpulannya akan
 

disampaikan oleh teman saya sebagai notulen, silahkan mbak


Destri untuk menyampaikan hasil dari diskusi kali ini.

 Notulen :Baik, terima kasih mbak Devi. Selamat pagi bapak ibuk, nah dari
diskusi kali ini, dapat kita simpulkan bahwa cara mengatasi
diabetes yang paling efektif adalah dengan menghindari makan-
makanan yang manis dan menjalankan pola hidup sehat, dan
mencoba melakukan saran dari dokter. Jadi solusi sementara yang
 bisa bapak dan ibuk terapkan saat ini yaitu mengontrol gula darah
melalui diet, obat-obatan oral, atau insulin adalah pengobatan yang
utama. Pemeriksaan komplikasi rutin juga diperlukan. Sekian yang
 bisa saya simpulkan, selebihnya saya kembalikan lagi kepada
faslitator mba Giyas.

Fasilitator 1 :Okee, terima kasih notulen mbak Destri. Baik, itu tadi hasil diskusi
diskusi
kita pada hari ini dan saya harapkan bisa bapak dan ibu terapkan
 pada kehidupan sehari-hari. Nah untuk pertemuan selanjutnya,
sela njutnya, kita
sepakati saja lebih enaknya bagaimana bapak ibuk?

Lansia 6 :Tetap saja mbak, waktu dan tempatnya sama seperti sekarang.

Fasilitator 2 :Baik, bagaimana dengan bapak ibuk yang lain? Apakah setuju?

Peserta :Oh iya mbak, bisa kok bisa. Setuju.

Fasilitator 2 :Baiklah, jika seperti itu, sampai jumpa minggu depan. Dan untuk
minggu depan kita akan mengevaluasi mengenai solusi yang sudah
 bapak ibuk
i buk terapkan
te rapkan sesuai
ses uai dengan hasil diskusi kita pada hari ini.
Dari kami fasilitator cukup sampai sini mbak. Selanjutnya saya
serahkan ke moderator.

Moderator :Baik, terima kasih. Dari teman-teman mahasiswa apakah ada yang
ditanyakan sebelum diskusi ini kita tutup?

 Notulen :Tidak ada mbak.


 

Moderator :Baik jika tidak ada, Sekian dari saya, berhati  –   hatilah di jalan,
kami mohon maaf jika ada salah kata yag diucapkan selama proses
diskusi hari ini. Kalau begitu saya akhiri, wassalamualaikum

wr.wb.

(tepuk tangan...)

Anda mungkin juga menyukai