Disusun Oleh:
Alfia Safitri 220120150002
Esti D. 220120150042
Berbagai penelitian kualitatif banyak menggunakan metode focus group sebagai alat
pengumpulan data. Sebagai salah satu metode pengumpulan data, metode focus group
memiliki berbagai kekuatan dan keterbatasan dalam penyediaan data/ informasi. Sebagai
contoh, metode focus group memberikan lebih banyak data dibanding dengan menggunakan
metode lainnya (Lehoux, Poland, & Daudelin, 2012). Kekuatan utama metode focus group
adalah kemampuan menggunakan interaksi antar partisipan untuk memperoleh kedalaman
dan kekayaan data yang lebih padat yang tidak diperoleh dari hasil wawancara mendalam.
Carey (2010) menjelaskan bahwa informasi atau data yang diperoleh melalui focus
group lebih kaya atau lebih informatif dibanding dengan data yang diperoleh dengan metode-
metode pengumpulan data lainnya. Hal ini dimungkinkan karena partisipasi individu dalam
memberikan data dapat meningkat jika mereka berada dalam suatu kelompok diskusi.
Namun, metode ini tidak terlepas dari berbagai tantangan dan kesulitan dalam
pelaksanaannya. Pelaksanaan yang optimal dari metode focus group masih seringkali menjadi
bahan perdebatan para ahli penelitian dan consensus untuk menyepakati metode focus group
sebagai metodologi yang ideal dalam penelitian kualitatif masih belum dicapai (McLafferty,
2004).
Metode focus group berdasarkan segi kepraktisan dan biaya merupakan metode
pengumpulan data yang hemat biaya/tidak mahal, fleksibel, praktis, elaborasif serta dapat
mengumpulkan data yang lebih banyak dari responden dalam waktu yang singkat (Streubert
& Carpenter, 2003). Selain itu, metode focus group memfasilitasi kebebasan berpendapat
para individu yang terlibat dan memungkinkan para peneliti meningkatkan jumlah sampel
penelitian mereka. Dari segi validitas, metode focus group merupakan metode yang memiliki
tingkat high face validity dan secara umum berorientasi pada prosedur penelitian (Lehoux,
Poland, & Daudelin, 2012).
Metode focus group juga memiliki beberapa keterbatasan sebagai alat pengumpulan
data. Dari segi analisis, data yang diperoleh melalui focus group memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi untuk dianalisis dan banyak membutuhkan waktu. Selain itu, kelompok diskusi
yang bervariasi dapat menambah kesulitan ketika dilakukan analisis dari data yang sudah
terkumpul. Pengaruh seorang moderator atau pewawancara juga sangat menentukan hasil
akhir pengumpulan data (Leung et al., 2005). Selanjutnya, dari segi pelaksanaan, metode
focus group membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan interaksi yang
optimal dari para peserta diskusi (Lambert & Loiselle, 2008). Keterbatasan lainnya dari
penggunaan metode focus group dapat terjadi pada umumnya karena peneliti seringkali
kurang dapat mengontrol jalannya diskusi dengan tepat.
Selain itu juga focus group dapat menjadi bagian kelompok yang fokusnya berbeda
dari " kelompok " biasa, seperti :
Fokus grup yang terbaik digunakan ketika konsep atau ide yang di inginkan untuk
mengevaluasi hal baru dan ketika evaluasi terbaik berasal dari target pelanggan (yang dapat
berupa konsumen atau pelanggan dalam arti bisnis-ke-bisnis) melihat konsep langsung.
Contohnya adalah kampanye iklan baru. Biasanya, sebuah biro iklan akan menguji sebuah
iklan baru, dengan harapan konsumen tujuannya akan tercapai dengan kampanye. Badan ini
perlu untuk mengetahui apakah pesannya jelas, apakah konsumen melihat iklan positif atau
negatif, apakah iklan akan mendorong mereka untuk membeli produk, dan sebagainya. Badan
ini dapat menggunakan pertanyaan dengan menunjukkan iklan kepada konsumen dan
mendiskusikan reaksi mereka apakah suka dan tidak suka. komentar mereka akan
memungkinkan lembaga untuk menyempurnakan iklan atau, jika tidak disukai, untuk kembali
ke papan gambar. Aplikasi lain dari fokus grup untuk fokus penelitian adalah sebagai
mekanisme brainstorming. Jika Anda memiliki masalah untuk memecahkan, jenis
metodologi sering memberikan wawasan tentang masalah tersebut. Hal ini juga dapat
memberikan yang sangat baik, Forum untuk menghasilkan ide-ide kreatif atau ide-ide produk
baru untuk pasar baru, serta menghasilkan ide-ide baru. (Edmunds, 1999)
Selain itu, fokus group penelitian tidak dianjurkan jika pengguna akhir hasil focus group
tidak benar-benar nyaman dan menyadari jenis hasil diperoleh dari kelompok.
Menurut Edmunds (1999) situasi yang dianggap ideal dalam suatu focus group
discussion adalah situasi dimana peserta tidak hanya berbicara pada moderator, tetapi harus
bisa saling berinteraksi satu sama lain. Saling berinteraksi tentunya disesuaikan dengan
aturan diskusi yang ada dibawah kendali moderator. Misalnya berbicara setelah anggota
kelompok yang lain menyelesaikan pernyataan yang diutarakan sehingga pembicaraan tidak
menjadi tumpang tindih. Terdapat tiga bagian penting yang menjadi perhatian dalam
Sebelum meeting atau diskusi dimulai, beri apresiasi pada undangan yang tekah
meluangkan waktu menghadiri meeting atau diskusi. Jelaskan tujuan, lagkah-langkah dan
aturan yang harus diikuti selama proses meeting atau diskusi berlangsung. Selama proses
meeting atau diskusi dilaksanakan, pastikan bahwa semua daftar pertanyaa sudah
bingung dengan masalah yang tengah didiskusikan. Proses diskusi berlangsung dengan
Setelah meeting atau diskusi selesai dilaksanakan, pastikan untuk membuat rangkuman
hasil meeting atau diskusi. Pastikan rangkuman mencakup semua data dan dokumen
dipertanggungjawabkan
5. Melakukan klarifikasi apabila peserta yang lain menyampaikan sesutau kurang jelas.
Daftar Pustaka:
Bader, G.E., & Rossi, C.A. 2002. Focus Groups: A Step-By-Step Guide (3rd Edition). The
Bader Group.
Edmunds, Holly. 1999. The Focus Group Research Handbook. USA: NTC/Contemporary
Publishing Group Inc
Ritchie, J & Jane, L.,2003. Qualitative Research Practice A Guide for Social Science
Students and Researchers. London: Sage Publications
Schensul, J.J., Margarret, D.L., Bonnie, K.N. dan Stephen P. B. 1999. Enhanced
Ethnographic Methods. UK : Altamira Press