Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA GENERATOR AKIBAT

EFEK PETIR

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5:
RECKY SEPTIANDI (13.03.0.028)
ZULHELMI (13.03.0.010)
TAUFAN SAHRUL R. (13.03.0.048)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI ELEKTRO
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori


Sistem mesin-mesin dengan rancangan terbaru pada umumnya jarang sekali
mengalami gangguan, hal ini disebabkan karena adanya penggunaan bahan-bahan bermutu
tinggi, teknis pengerjaan dan pengendalian mutu yang lebih baik, jika dibanding dengan
mesin-mesin buatan terdahulu. Walaupun demikian kemungkinan terjadinya gangguan tidak
dapat dihindarkan. Gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin yang sedang
dioperasikan dan biasanya akan diikuti dengan pemutusan suplai. Mengingat generator
merupakan peralatan yang penting dan nilainya juga cukup mahal (biaya penggantian
maupun perbaikan mesin lama) maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil
mungkin. Antara lain dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan mengisolasikan
mesin terhadap yang sehat secara cepat.
Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh:

a. Hubung singkat (short-circuit) pada lilitan stator.


b. Beban lebih (overload).
c. Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
d. Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
e. Kehilangan medan penguat (loss of field).
f. Daya balik (motoring).
g. Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator.
h. Out of step.
i. Efek petir

Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator
terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan
melepas pemutus tenaga medan penguat. Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas,
mesin penggerak dihentikan beroperasi. Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang
diizinkan biasanya sistem hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti
yang disebutkan di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam
menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik. Keadaan tersebut dapat
dicapai dengan :
a.   Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul.
b. Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya.
c. Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan peralatan
pengamannya.
d. Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai.
         
             Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan
pengoperasian dapat berjalan dengan lancar.

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang yang diutarakan sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa
masalah yaitu:
1. Apa saja sistem gangguan pada generator ?
2. Bagaimana Mengurangi terjadinya gangguan pada Generator ?
3. Bagaimana Gangguan Petir Pada Generator ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembahasan pada laporan praktikum ini yaitu:
1. Mengetahui sistem gangguan pada generator.
2. Mengetahui cara mengurangi terjadinya gangguan pada Generator.
3. Mengetahui gangguan Petir pada Generator.

1.4 Batasan Masalah


Agar pembahasan lebih mudah dipahami dan keterbatasan pemahaman penulis, maka
penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada:
1. Sistem gangguan pada generator.
2. Karakteristik motor induksi 3 fasa.
3. Prinsip motor induksi 3 fasa hubung star dan delta.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan, penulis selalu bersumber pada data-data yang diperoleh
di laboratorium. Adapun metode yang dilakukan penulis dalam penyusunan laporan ini,
antara lain:
1. Metode Observasi
Melakukan pengamatan terhadap dampak gejala medan tinggi terhadap efek petir.
2. Metode Referensi
Selain melakukan pengamatan, penulis juga mencari informasi serta data dari referensi
yang ada seperti buku dan web di dalam internet.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam menyusun laporan ini, penulis berusaha untuk memudahkan dalam membaca
serta memahami laporan yang dibuatnya kepada para pembaca yaitu dengan menyediakan
sistematika penulisan laporan. Antara lain seperti berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan
pembahasan, metode penulisan laporan, serta sistematika penulisan
laporan.

BAB II LANDASAN TEORI


Menjelaskan tentang teori-teori dasarsecara menyeluruh.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


Menjelaskan hasil pengamatan dan menjelaskan analisa yang sudah
dilakukan.

BAB IV KESIMPULAN
Menarik kesimpulan dari apa yang sudah didapatkan selama percobaan
dan memberikan saran perbaikan untuk percobaaan yang sama di
waktu yang lain.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Generator

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi
energilistrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik
yangdihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC(listrik
searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai olehpembangkit
tenaga listrik.
Generator menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar magnetdalam
kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan makaterjadi perubahan
fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet) didalam kumparan dan
menembus tegak lurus terhadap kumparan sehinggamenyebabkan beda potensial antara
ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan gerakgaya listrik). syarat utama harus ada
perubahan fluks magnetik, jika tidak maka tidakakan timbul listrik. cara mengubah fluks
magnetik adalah menggerakkan magnetdalam kumparan atau sebaliknya dengan energi dari
sumber lain, seperti angin dan airyang memutar baling-baling turbin untuk menggerakkan
magnet tersebut. jika suatukonduktor digerakkan memotong medan magnet akan timbul beda
tegangan di ujung-ujung konduktor tersebut.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik (AC) dan generatorarus
searah (DC). Generator arus bolak-balik sering disebut juga dengan alternator.Alat ini terdiri
atas magnet dengan kutub berbentuk cekung dan kumparan kawat yangdililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatu medan magnet. Armaturberupa kumparan persegi
dengan lilitan mengitari sebuah inti besi lunak. Generatorarus searah sering disebut juga
dengan dinamo. Alat ini terdiri atas magnet dankumparan kawat yang dililitkan pada suatu
armatur dan dapat berputar dalam suatumedan magnet. Perbedaannya dengan generator AC
adalah pada bagian komponenyang berhubungan dengan ujung kumparan yang berputar.
Dinamo menggunakansebuah cincin belah atau disebut sebagai komutator, sedangkan
generator ACmenggunakan dua buah slip ring.

2.2 Sistem Proteksi


proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan
peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator,jaringan dan
lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisiabnormal itu dapat
berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih,frekuensi sistem rendah,
asinkron dan lain-lain.Tujuan dari sistem proteksi adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi kerusakan peralatan yang terganggu ,maupun peralatan yang
dilewati oleh arus gangguan.

2. Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat


mungkin.

3. Mencegah meluasnya gangguan.

2.2.1 Fungsi dari sistem proteksi.

Fungsi sistem proteksi adalah sebagai berikut:


1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal pada bagian sistemyang
diamankan
2. Melepas bagian sistem yang terganggu , sehingga bagian sistem yanglainnya masih
dapat terus beroperasi .
3. Dalam aplikasinya, sistem proteksi terdiri dari beberapa peralatan pendukung.
4. Relai pengaman sebagai elemen perasa / pengukur untuk mendeteksi
gangguan.Pemutus tenaga (pmt ) sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk
melepas bagian sistem yang terganggu.
5. Trafo arus dan atau trafo tegangan mengubah besarnya arus dan atau tegangan dari
sirkuit primer ke sirkuit sekunder [ relai ].
6. Batere / aki sebagai sumber tenaga untuk mentripkan pmt dan catu daya untuk relai
statik dan relai bantu.
7. Wiring untuk menghubungkan komponen komponen proteksi sehingga menjadi satu
sistem
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gangguan pada Generator


Sistem mesin-mesin dengan rancangan terbaru pada umumnya jarang sekali
mengalami gangguan, hal ini disebabkan karena adanya penggunaan bahan-bahan bermutu
tinggi, teknis pengerjaan dan pengendalian mutu yang lebih baik, jika dibanding dengan
mesin-mesin buatan terdahulu. Walaupun demikian kemungkinan terjadinya gangguan tidak
dapat dihindarkan. Gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin yang sedang
dioperasikan dan biasanya akan diikuti dengan pemutusan suplai. Mengingat generator
merupakan peralatan yang penting dan nilainya juga cukup mahal (biaya penggantian
maupun perbaikan mesin lama) maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil
mungkin. Antara lain dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan mengisolasikan
mesin terhadap yang sehat secara cepat.

3.1.1 Penyebab gangguan generator


Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh:

a. Hubung singkat (short-circuit)


pada lilitan stator.Gangguan hubung singkat dapat terjadi antara fasa, dan dapat bersifat
temporair (non persistant) atau permanent (persistant). Gangguan yang permanent
misalnya hubung singkat yang terjadi pada kabel, belitan trafo atau belitan generator
karena tembusnya (break downnya) isolasi padat. Gangguan temporair misalnya
akibat flashover karena sambaran petir, pohon, atau tertiup angin. Gangguan hubung
singkat dapat merusak peralatan secara termis dan mekanis. Kerusakan termis
tergantung besar dan lama arus gangguan, sedangkan kerusakan mekanis terjadi
akibat gaya tarik-menarik atau tolak-menolak.

b. Beban lebih (overload).


Beban lebih mungkin tidak tepat disebut sebagai gangguan. Namun karena beban lebih
adalah suatu keadaan abnormal yang apabila dibiarkan terus berlangsung dapat
membahayakan peralatan, jadi harus diamankan, maka beban lebih harus ikut ditinjau.
Beban lebih dapat terjadi pada trafo atau pada saluran karena beban yang dipasoknya
terus meningkat, atau karena adanya manuver atau perubahan aliran beban di jaringan
setelah adanya gangguan. Beban lebih dapat mengakibatkan pemanasan yang
berlebihan yang selanjutnya panas yang berlebihan itu dapat mempercepat proses
penuaan atau memperpendek umur peralatan listrik.

c. Gangguan Kurangnya Daya


Kekurangan daya dapat terjadi karena tripnya unit pembangkit (akibat gangguan di prime
movernya atau di generator) atau gangguan hubung singkat di jaringan yang
menyebabkan kerjanya relay dan circuit breakernya yang berakibat terlepasnya suatu
pusat pembangkit dari sistem. Jika kemampuan atau tingkat pembebanan pusat atau
unit pembangkit yang hilang atau terlepas tersebut melampaui spinning reverse
system, maka pusat-pusat pembangkit yang masih ada akan mengalami pembebanan
yang berkelebihan sehingga frequency akan merosot terus, yang bila tidak diamankan
akan mengakibatkan tripnya unit pembangkit lain (cascading) yang selanjutnya dapat
berakibat runtuhnya (collapse) sistem (pemadaman total).

d. Gangguan Ketidak stabilan.


Gangguan hubung singkat atau kehilangan pembangkit dapat menimbulkan ayunan
daya (power swing) atau yang lebih hebat dapat menyebabkan unit-unit pembangkit
lepas sinkron (out of synchronism). Power swing dapat menyebabkan relay pengaman
salah kerja yang selanjutnya menyebabkan gangguan yang lebih luas. Lepas sinkron
dapat mengakibatkan berkurangnya pembangkit karena tripnya unit pembangkit
tersebut atau terpisahnya sistem, yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan yang
lebih luas bahkan runtuh (collapse).

3.1.2 Mengurangi terjadinya gangguan pada Generator

Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara


melepaskangenerator terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit
breaker) dan bila memungkinkan melepas pemutus tenaga medan penguat. Untuk
jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak dihentikan beroperasi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya
memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas
harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan
dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik. Keadaan tersebut dapat dicapai
dengan :

a) Memilih jenis rele yang sesuai dengan jenis gangguan yang mungkin timbul.

b) Mengkoordinasi penyetelan rele yang satu dengan yang lainnya.

c) Mempertimbangkan segi produksi, pemeliharaan generator dan pemeliharaan


peralatan pengamannya.

d) Mengadakan tenaga-tenaga operator dan teknisi pemeliharaan yang memadai.

e) Memilih Peralatan yang dapat diandalkan adalah peralatan yang minimum memenuhi
persyaratan standart yang dibuktikan dengan type test, dan yang telah terbukti
keandalannya dari pengalaman. Penggunaan peralatan di bawah mutu standart akan
merupakan sumber gangguan.

f) Penentuan spesifikasi yang tepat dan design yang baik sehingga semua peralatan
tahan terhadap kondisi kerja normal maupun dalam keadaan gangguan, baik secara
elektris, thermis maupun mekanis.
         
Apabila keempat faktor di atas dapat dipenuhi maka diharapkan kelangsungan
pengoperasian dapat berjalan dengan lancar.

3.2 Gangguan Petir Pada Generator


sambaran petir pada sistem generator, baik sambaran langsung maupun sambaran
tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan pada sistem jaringan pada generator tersebut.
Pada dasarnya sambaran petir menyebabkan kenaikan tegangan pada generator sehingga
timbul tegangan lebih berbentuk gelombang impuls yang merambat ke ujung-ujung jaringan,
tegangan lebih akibat sambaran petir ini atau sering disebut surja petir dapat merusak isolasi
pada peralatan generator. Maka dari itu untuk mengetahui karakteristik petir akan dibahas
mekanisme dari petir itu sendiri dan bagaimana cara pengamanannya, serta yang
mempengaruhi dari besarnya kemungkinan sambaran petir. Selain itu juga akan dibahas alat
pelindung sistem tenaga listrik yang saat ini banyak digunakan.

3.2.1 KelasifikasidanBesarnyaTeganganAbnormalMeskipun tidak ada standar tertentu dari


tegangan abnormal yang harus diperhitungkan dalam merencanakan sebuah generator secara umum
dapat diiktisarkan adanya gelombang petir, tegangan frekuensi rendah dan surja hubung.

1. GelombangSambaranPetirSambaran langsung yang mengenai ril dan peralatan


generator paling hebat diantaranya gelombang berjalan lainnyayang menyebabkan tegangan
lebih (overvoltage) sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan oleh isolasi yang ada.
Mencegah hal ini adalah memperkuat perlindungan terhadap petir dengan kawat tanah
(ground were) di generator dansalurantransmisididekatnyaSambaran induksi dapat terjadi bila
awan petir (thunder cloud) di atas peralatan yang berisolasi. Tegangan induksi itu berubah-
ubah tergantung dari keadaan, kebanyakan besarnya antara 100 – 200 kV, maka gelombang
(wave front) lebih dari 10 μs. Karena itu sambungan induksi tidak begitu berbahaya bagi
peralatan tegangan tinggi, meskipun ia merupakanancamanbagiperalatandistribusi.Sambaran
dekat (nearby stroke) adalah gelombang berjalan yang dating ke Generator dari sambaran
petir pada saluran transmisi pada titik yang jaraknya hannya beberapa kilometer dari
Generator, harga puncak gelombang mencapai 120% sampai 130 % dari BIL dari generator
dan kecuraman muka gelombang mencapai 500 kV/ μs. maka kecuraman muka gelombang
sering mengalami penurunanyang lumayan juga.
Jika perisaian (shielding) dari Generator dan saluran trasmisi cukup baik gelombang tegangan
yang mungkin dating ke generator atau adalah dari sambaran petir yang jauh yang berasal
dari sambaran langsung pada saluran, dari sambaran induksi, dari sambaran dari lompatan
baik (back flashover) dari tiang atau dari tengah gawang (span). Gelombang ini berjalan
sepanjang saluran dengan kecepatan cahaya (300m/ μs) .selama merambat itu harga puncak
dan kecuramannya mengalami penurunan yang cukup banyak oleh adanya peredaman
(attenuation) dan distori karena korona peredaman oleh effek kulit (skin effek) pada
penghantar. Makin pendek ekor gelombang, makin terasa peredaman itu ; ia berubah dengan
cara yang rumit tergantung dari polaritas (lebih besar untuk polaritas positif), harga puncak,
besarnya penghantar, adanya kawat tanah di atasnya, bentuk gelombang dan sebagainya.

2. Tegangan lebih yang berasal dari dalam system jaringan generator mencapai beberapa kali
tegangan system itu ke tanah, maka tidak ekonomis jika seluruh system itu diisolasikn terhadap
tegangan setinggi itu. Untuk gelombang tegangan dari sambaran petir, tegangan itu tinggi sekali,
sehingga hampir tidak mungkin mengisolasikan peralatan sistim terhadap tegangan tersebut, karena
tidak mungkin mengisolasikan peralatan sistim terhadap tegangan tersebut. untuk pengamanan
terhadap sambaran petir, dipakai kawat tanah dan tahanan tanah yang serendah mungkin. Selain itu,
dipakai alat pengaman yang cocok (arrester) untuk gelombang yang merambat ke generator
Ketika kita berusaha untuk memperkuat isolasi pada saluran maka akan terjadi penurunan kekuatan
isolasi pada Generator begitu sebaliknya, oleh sebab itu kita harus seimbang dan tapat dalam
memasaang isolasi tersebut.Ganguan yang terjadi akibat sambaran petir langsung sangat lah
berbahaya, walau sambaran ini sering terjadi, tetapi apabila terjadi maka pengaman arrester tidak
mungkin dapat menahannya. Oleh sebab itu Generator dan saluran transmisi didekat Generator harus
diberi perlindungan dengan mengadakan perlindungan yang cukup dengan kawat-tanah dan
tahananpengetanahan yang rendah.

3. Tegangan pindah (transfer voltage) adalah sejenis tegangan lebih yang dipindahkan dari
lilitan tegangan rendah melalui kapasitasi elektrostatis dan kaitan (coupling) induksi antara kedua
lilitan itu. Dan menghasilkan tegangan pindah elektrostastis yang biasanya terjadi pada lilitan
transformator yang beda lilitannya cukup besar, dan cara mengatasi tegangan pindah ini dengan
memparalelkancapasitor.Tegangan pindah selanjutnya tegangan elektromagnetis, terjadi pada
transformator yang memiliki lilitan hampir sama dan tingkat isolasinya sangat berbeda cara untuk
mengatasinya dengan memperkuat isolasai antar fasa ke fasa pada lilitan tegangan rendah sesuai
dengan keperluan Pelindungan Isolasi Terhadap Titik Netral Transformator dengan titik netral yang
tidak ditanahkan lebih bahaya ketika ada gangguan surja tegangan dari saluran tarnsmisi ke trafo
(khususnya terjadi pada tiga fasa sekaligus). Titik netral pada transformator harus dilengkapi dengan
arrester (atau sela udara) pada titik netralnya, dengan koordinasinya yang sesuai dengan tingkat
isolasinya.

3.2.2 Kekuatan Isolasi peralatan


Koordinasi Isolasi untuk tegangan Lebih yang Lain dari Sambungan PetirDalam peninjauan
koordinasi isoasi, yang ditinjau tidak hanya puncak dari tegangan implus, melainkan seluruh tegangan sebagai
fungsi dari waktu, meliputi tegangan implus, surja hubung dan tegangan dengan
frekuensirendah.tingkat isolasi dari peralatan Generator pada umumnya ditentukan oleh tegangan
lebih sambaran petir. Surja hubung dan tegangan abnormal frekuensi rendahhampir selalu kurang
berbahaya dibandingkan dengan sambaran petir. Tetapi bila saluran tarnsmisinya berada dalam tanah
yang tidak mungkin disambar petir maka tegangan lebih dan surja hubung lebih diperhitungakan dan
dapat mengurangi isolasi pada Generator tersebut. Khususnya dalam perencanaan isolator dan jarak-
jarak isolasi surja hubung kadang-kadang memberikan persyaratan yang lebih tinggi dari pada surja
petir.Jadi perlindungan terhadap surja hubung oleh arrester dan usaha penekanan tegangan surja
hubung ini menjadi sangat penting.Dibuat dengan memperhatikan harga puncak gelombang petir,
kemampuan pengaman dari berbagai alat pelindung serta pengalaman dan peraktek di dunia. Isolasi
yang dipilih dalam table pada umumnya yang dipilih sesuai dengan tegangan nominal sistim yang
dipilih, tetapi tidak harus selalu sama. Tingkat isolasi yang pertama untuk tingkat isolasi penuh
(fulldan yang terakhir masuk tingkat isolasi yang dikurang.Isolasi penuh dipakai untuk peraltn yang
dihubungkan pada system dengan pembumian tidak efektif dan tingkat isolasi yang dikurangi
(diturunkan0 untuk system dengan petanan yang efektif.Ini disebabkan karena kenaikan tegangan
pada fasa yang sehat untuk ganggan 1 fasa ke tanah pada system dengan pengetanahan efektif lebih
rendah dibndingkan dengan keadaan pengetanahan tidak efektif.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
1. Proteksi generator juga harus mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin
penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin penggerak mula.

2. Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memilikiperan
yang penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidakdikehendaki karena
sangat mengganggu sistem, terutama generator yangberdaya besar.

3. PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagigenerator,
walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan untuk menjagakeandalan dari kerja
generator, maka dilengkapilah generator denganperalatan-peralatan proteksi.

4.2 Saran
1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatanakibat
gangguan (kondisi abnormal operasi sistem) maka penting memproteksi peralatan
peralatan tersebut dengan memilih jenis rele yang sesuai denganjenis gangguan yang
mungkin timbul.

2. Kestabilan sistem dipengaruhi oleh gangguan kecil seperti perubahan bebanyang


dinamis atau gangguan besar seperti hubung singkat. Berkaitan dengan itu perlu
adanya lanjutan untuk meninjau kembali sistem proteksi yang baikyang dapat
menagamankan sistem dari gangguan gangguan pada jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Load shedding- paul pasaba,massimiliano ciaramita,yasemin Altun, April 30,2002.


Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya – ZUHAL.
2. Teknik Dasar Generator-DEPDIKNAS 2003.
3. http://www.roward.net/shop/tech/AlternatorGeneratorTheory.html.
4. http://www.adtdl.army.mil/cgi-bit/atdl.fm/55-509-1/ch13.hmtl
5. http://dunia-listrik.blogspot.com
6. http://www.roward.net/shop/tech/AlternatorGeneratorTheory.html
7. http://www.adtdl.army.mil/cgi-bin/atdl.dll/fm/55-509-1/ch13.html
8. Cara kerja Genset-indoforum http://www.indoforum.org/t231399/#ixzz1x1CVVMxr
9. http://eskhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-diesel-pltd.html

Anda mungkin juga menyukai