Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK


SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR PEMBANGKIT

Sistem Proteksi kelas Reg II Airnav A


Oleh :
Prasetyo Oktavianus Nababan
(2224210268)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem Proteksi
Transformator Pembangkit” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan saya juga berterima kasih kepada Bapak Muhammad Erpandi
Dalimunthe, S.T., M.T., MKKK. selaku Dosen mata kuliah Sistem Proteksi yang
telah memberikan tugas ini kepada Saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Sistem Proteksi Transformator
Pembangkit”. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah Saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi Saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya Saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan Saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 27 Juli 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani
konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh
sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenaga listrik, perlu
dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada
sistem, melalui analisa gangguan.
Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi
peralatan dalam sistem, kesalahan manusia dan karena alam. Langkah yang
dapat diambil untuk mencegah terjadinya gangguan antara lain dengan
menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan
menghindarkan kesalahan operasi. Tetapi langkah – langkah
tersebut dibatasi oleh faktor ekonomis dan alam. Karenanya para engineer
sepakat bahwa gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat dihindari namun
dampaknya harus diminimisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari transformator pembangkit?
2. Apa saja macam-macam gangguan yang terjadi pada transformator
pembangkit?
3. Apa pengertian dari proteksi?
4. Bagaimana cara mengatasi gangguan pada transformator pembangkit?
5. Apakah jenis-jenis relay proteksi yang digunakan pada transformator
pembangkit?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari transformator pembangkit.
2. Mengetahui macam-macam gangguan yang terjadi pada transf ormator
pembangkit.
3. Mengetahui pengertian proteksi.
4. Mengetahui cara mengatasi gangguan pada transformator pembangkit.
5. Mengetahui jenis-jenis relay proteksi yang digunakan pada transformator
pembangkit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Transformator Pembangkit


Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses
pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh
disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen
yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan
mencapai ratusan ribu Volt. Untuk itu, diperlukan Transformator Step Up. Tegangan
tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju konsumen.
Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan
Transformator Step Down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh
dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara
itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan
dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya
lebih murah.

Gambar 2.1 Transformator Pembangkit Listrik


Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah :
a. Transformator Generator (Generator Transformer) / Transformator Utama
(Main Transformer)
b. Transformator bantu utama (Main Auxiliary Transformer) / Transformator
Pemakaian Sendiri
c. Transformator bantu cadangan (Reserve Auxiliary Transformer) /
Transformer start (Starting Transformer)
d. Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor
bertegangan rendah
2.2 Macam-macam Gangguan Pada Transformator Pembangkit
2.2.1 Gangguan Luar (External Fault)
Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau
terjadi di luar daerah pengamanan transformator yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada transformator. Contoh :
a. Beban lebih (Over Load)
Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan
pemanasan yang berlebihan akibat kenaikan suhu. Suhu yang tinggi
dapat mengakibatkan :
• Memperpendek umur transformator.
• Merusak isolasi dan material belitan.
b. Hubung singkat di sisi luar (External Short Circuit)
Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar
daerah pengaman transformator itu sendiri dapat merusak bagian-bagian
transformer.
2.2.2 Gangguan Dalam (Internal Fault)
Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari
dalam trafo itu sendiri. Gangguan dalam transformator dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Gangguan listrik (Electrical Fault)
Gangguan ini tergolong gangguan berat yang dapat menyebabkan
kerusakan pada bagian-bagian transformator. Gangguan ini biasanya
dapat terdeteksi langsung oleh Relay-Relay arus dan tegangan.

Gangguan tersebut antara lain :


• Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah
pada terminal belitan tinggi atau rendah.
• Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah
pada belitan tinggi atau rendah.
• Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah
( interturn fault ) yang disebabkan karena kerusakan laminasi di dalam
gulungan.
b. Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang
tergolong ringan dan berawal dari gangguan kecil namun kemudian
secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan besar atau berat
dan mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi. Keadaan
gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relay-relay arus dan
tegangan. Gangguan tersebut antara lain :
• Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor.
• Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang
menimbulkan percikan bunga api di bawah minyak.
• Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa
sirkulasi minyak, kipas pendingin dan bagian-bagian dari sistem
pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi
yang tinggi sementara transformator masih beroperasi di bawah beban
penuh.
• Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada
bagian-bagian tertentu, sehingga sirkulasi minyak menjadi terganggu
yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot spot
pada sebagian belitan.
• Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap
perubahan pembebanan atau load tap changer akibat pemasangan yang
kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb).
• Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi,
keretakan, penuaan, binatang, dsb.
2.3 Pengertian Proteksi
Pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi adalah perlindungan atau
isolasi pada bagian yang memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya.
Tujuan utama proteksi adalah untuk mencegah terjadinya gangguan atau
memadamkan gangguan yang telah terjadi dan melokalisirnya, dan
membatasi pengaruh-pengaruhnya, biasanya dengan mengisolir bagian-
bagian yang terganggu tanpa mengganggu bagian-bagian yang lain.
Sistem proteksi ini mendeteksi kondisi abnormal dalam suatu rangkaian
listrik dengan mengukur besaran-besaran listrik yang berbeda antara kondisi
normal dengan kondisi abnormal. Ada beberapa kriteria yang perlu diketahui
pada pemasangan suatu sistem proteksi dalam suatu rangkaian sistem tenaga
listrik yaitu :
a. Sensitifitas (kepekaan)
Sensitifitas adalah kepekaan rele proteksi terhadap segala macam
gangguan dengan tepat yakni gangguan yang terjadi di daerah
perlindungannya. Sensitifitas suatu sistem proteksi ditentukan oleh nilai
terkecil dari besaran penggerak saat peralatan proteksi mulai beroperasi.
Nilai terkecil besaran penggerak berhubungan dengan nilai minimum
arus gangguan dalam daerah yang dilindunginya.
b. Selektifitas dan diskriminatif
Selektif berarti suatu sistem proteksi harus dapat memilih bagian
sistem yang harus diisolir apabila rele proteksi mendeteksi gangguan.
Bagian yang dipisahkan dari sistem yang sehat sebisanya adalah bagian
yang terganggu saja. Diskriminatif berarti suatu sistem proteksi harus
mampu membedakan antara kondisi normal dan kondisi abno rmal.
Ataupun membedakan apakah kondisi abnormal tersebut terjadi di dalam
atau di luar daerah proteksinya.
c. Kecepatan
Sistem proteksi perlu memiliki tingkat kecepatan sebagaimana
ditentukan sehingga meningkatkan mutu pelayanan, keamanan manusia,
peralatan dan stabilitas operasi.
d. Keandalan
Suatu sistem proteksi dapat dikatakan andal jika selalu berfungsi
sebagaimana yang diharapkan. Sistem proteksi disebut tidak andal bila
gagal bekerja pada saat dibutuhkan dan bekerja pada saat proteksi itu
tidak seharusnya bekerja.
e. Ekonomis
Suatu perencanaan teknik yang baik tidak terlepas tentunya dari
pertimbangan nilai ekonomisnya. Suatu rele proteksi yang digunakan
hendaknya ekonomis mungkin dengan tidak mengesampingkan fungsi
dan keandalannya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis-jenis Relay Proteksi Pada Transformator Pembangkit


Relay yang biasa digunakan pada sebuah transformator pembangkit
sebagai pengaman pada saat terjadi gangguan adalah:

1. Relay Suhu

Gambar 3.1 Relay Suhu


Relay ini adalah relay mekanis yang berfungsi mendeteksi suhu
minyak dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan alarm
serta mengeluarkan atau mentripkan PMT. Relay suhu ini dipasang pada
semua transformator
2. Relay Beban Lebih
Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu
yang berlebihan akibat beban lebih.
3. Relay Bucholz

Gambar 3.2 Relay Bucholz


Relay ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan
oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat dalam minyak
transformator.
4. Relay Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Gambar 3.3 Relay Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relay tekanan
mendadak yang dipasang pada tangki, dan bekerja dengan pertolongan
membran. Relay ini dipasang pada semua transformator.
5. Relay Arus Lebih

Gambar 3.4 Relay Arus Lebih


Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan hubung singkat antar phasa di dalam maupun di luar daerah
pengamanan transformator. Relay ini juga diharapkan mempunyai sifat
komplementer dengan relay beban lebih. Relay ini berfungsi juga sebagai
pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya.
6. Relay Gangguan Tanah
Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengamanan.
7. Relay Differensial
Gambar 3.5 Relay Differensial
Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam daerah pengamanan
transformator.
8. Relay Gangguan Tanah Terbatas (Restricted Earth Fault Relay)

Gambar 3.6 Relay Gangguan Tanah Terbatas (Restricted Earth Fault


Relay)
Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan tanah dalam daerah pengamanan transformator khususnya untuk
gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relay
differensial.

9. Relay Fluks Lebih


Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator generator.
Relay ini mendeteksi besaran fluksi atau perbandingan tegangan dan
frekuensi.

3.2 Tujuan Pemasangan Relay Proteksi Pada Transformator Pembangkit


Maksud dan tujuan pemasangan relai proteksi pada transformator
pembangkit adalah untuk mengamankan peralatan atau sistem sehingga
kerugian akibat gangguan dapat dihindariatau dikurangi menjadi sekecil
mungkin dengan cara :
1. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan atau ketidak
normalan yang terjadi pada transformator.
2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat
membahayakan peralatan atau sistem.
3. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang
mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga
kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat
dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya
tetap dapat beroperasi.
4. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang terbaik kepada
konsumen.
6. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sistem proteksi adalah perlindungan atau isolasi pada bagian yang
memungkinkan akan terjadi gangguan atau bahaya. Tujuan utama proteksi adalah
untuk mencegah terjadinya gangguan atau memadamkan gangguan yang telah
terjadi dan melokalisirnya, dan membatasi pengaruh-pengaruhnya, biasanya
dengan mengisolir bagian-bagian yang terganggu tanpa mengganggu bagian-
bagian yang lain.

Relay proteksi yang baik adalah relay yang telah memenuhi beberapa syarat
relay proteksi, adapun syarat itu diantaranya adalah, sesnsitif, selektif, handal,
cepat, lebih ekonomis, sederhana.
Prinsip kerja relay proteksi yang digunakan adalah jika relay tersebut
mendeteksi gangguan baik berupa gas, suhu, tekanan, dan arus gangguan hubung
singkat, terlebih dahulu diawali dengan bunyi alarm atau lampu indikator menyala
sebelum relay tersebut bekerja, kemudian memerintahkan PMT untuk trip.

4.2 Saran
Makalah ini merupakan salah satu dari sekian banyak bahan bacaan mengenai
relay proteksi ini, untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
membaca atau menambah pengetahuan mengenai relay proteksi ini dengan
membaca referensi lain mengenai relay proteksi ini, baik di buku cetak maupun
secara online di internet.
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/
195512041981031BACHTIAR_HASAN/SISTEM_PROTEKSI_PEMBAN
GKITAN_TENAGA_LISTRIK.pdf (diakses pada tanggal 2 Desember
2016)

http://idonkcnyo.blogspot.com/p/pemahaman-Relay Proteksi.html
(diakses pada tanggal 3 Oktober 2016)

https://industri3601.wordpress.com/transformator-dan-sistem-distribusi-
daya/ (diakses pada tanggal 4 Desember 2016)
http://tekniklistrikumum.blogspot.co.id/2013/11/sistem-proteksi-pada-
transformator.html (diakses pada tanggal 2 Desember 2016)

http://zebulonmanalu2010.blogspot.co.id/2012/06/sistem-proteksi-
generator-dan-sistem.html (diakses pada tanggal 2 Desember 2016)

Anda mungkin juga menyukai