Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR LISTRIK

DOSEM PEMBIMBING
MELKIOR CANGKUNG, S.PD

DISUSUN OLEH
ASSAI PUTRA RUMBARU
22512169

POLITEKNIK AMAMAPARE TIMIKA


TEKNIK LISTRIK
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
Sistem Proteksi yang berjudul “Relay system proteksi pada generator listrik ” dapat selesai
seperti waktu yang telah ditentukan.

Semoga Makalah yang dibuat ini sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembuat maupun pembaca, Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan , makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Proteksi.

Tak ada gading yang tak retak Pembuat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Timika , November 2022

Assai Putra Rumbaru

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………….…………………………………………...…..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….…...………ii
BAB I ............................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………..…………………………………1


1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 1

BAB II ........................................................................................................................................... 2

1.1 Relay ............................................................................................................................... 2

1.2 Bagian-bagian dan Cara Kerja Relay ......................................................................... 2

1.3 Generator Listrik .......................................................................................................... 2

1.4 Relay Proteksi Pada Generator listrik ........................................................................ 3

1.5 Sistem relay proteksi generator……………….……………………………………..7

BAB III……………………………………………………………………………..…………. ii
1.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….….…… ii
1.2 Saran………………………………………..………………………….…...….….….... 10

DAFTAR PUSTAKA………………………………..……………….………………………..11

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Relay adalah sakelar listrik / elektrik yang membuka atau menutup sirkuit / rangkaian lain
dalam kondisi tertentu. Jadi alat kontak ini pada dasarnya adalah sakelar yang membuka dan
menutupnya (open danclose-nya) dengan tenaga listrik melalui coil yang terdapat di dalamnya.
Pada awalnya sebuah relay memiliki koil/lilitan tembaga / cooper yang melilit pada sebatang
logam, pada saat koil di beri masukan arus / tegangan listrik / elektrik maka koil akan membuat
medan elektromagneti kyang mempengaruhi batang logam di dalam lingkaran-nya tersebut
untuk menjadikannya sebuah magnet. Kekuatan magnet yang terjadi pada batang logam
tersebut menarik lempeng logam lain yang terhubung melalui armature /tuas ke sebuah sakelar.
Biasanya relay memicu sakelar terbuka dan tertutup, dan hal ini tergantung type dan kebutuhan.

1.2 Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :


1. Apa ituyang dimaksud dengan relay?
2. Apa yang dimaksud dengan generator listrik ?
3. relay system proteksi pada generator listrki?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengetian dari relay dan generator listrik
2. Untuk Mengetahui relay proteksi pada generator listrik
3. Untuk mengetahui macam gangguan pada relay proteksi pada generator listrik
4. Memenuhi tugas mata kuliah system proteksi

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 RELAY

Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat


mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan “otak” dari
rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis
saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai
berikut :
•Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.

1.2 Bagian-bagian dan Cara Kerja Relay

relay terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak saklar atau switch).
Relay tersusun dari empat komponen dasar, yaitu elektromagnet (coil), armature, switch
contact point (saklar), dan spring. Kontak poin terbagi lagi menjadi dua jenis, antara lain
adalah:

 Normally Close (NC): Kondisi awal sebelum diaktifkan, akan selalu berada di posisi close
(tertutup).
 Normally Open (NO): Kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi open
(terbuka).

Untuk cara kerja relay, besi atau iron core dililit oleh kumparan coil. Ketika kumparan coil
dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang bisa menarik tuas armature,
sehingga posisi kontak switch berubah, dari NC (normally closed) menjadi NO (normally
open).

1.3 GENERATOR LISTRIK

Generator adalah mesin listrik yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik dengan
konsep kerjanya mengubah energi mekanik menjadi energi lsitrik. Maksud dari energi mekanik
adalah energi gerak, baik itu dorongan, tarikan, tekanan, ataupun putaran. Biasanya Generator
membutuhkan energi mekanik berupa putaran agar dapat memdapatkan energi lsitrik

Macam – macam Generator

Berdasarkan arus yang dihasilkan, generator itu terbagi menjadi 2 bagian yang tentu saja arus
searah dan arus bolak balik AC-DC. Sementara pada arus bolak balik, terbagi lagi menjadi 2

2
yaitu 1 fasa dan 3 fasa. Berdasarkan posisi medan magnet (kutubnya) generator terbagi menjadi
2 jenis yaitu kutub medan magnet yang terletak di Rotor, dan kutub yang terletak di stator.
Cara membedakannya mudah, Jika generator arus searah (DC) meletakan magnet permanen,
atau gaya magnet lainnya pada bagian stator (yang diam di samping), dan menghasilkan enegi
listrik dari bagian yang berputar (rotor),sementara untuk generator AC, meletakan medan
magnet permanen atau gaya magnet lain pada bagian Rotor, dan menghasilkan energi listrik
dari bagian stator.

Perhatikan gambar

AC dan DC

Pada gambar dijelaskan bahwa letak dari kutub magnet pada generator sebelah kiri berada pada
Rotor yang menunjukan baha lilitan kumpran berada pada stator. Biasanya generator jenis ini
adalah generator AC (arus bolak balik) 1 fasa bahkan yang 3 fasa dan tegangan yang
dihasilkanpun sangatlah besar jika dibarengi dengan RPM, kekuatan magnet dan hal-hal lain
yang menjadi faktor lemah kuatnya sebuah generator menghasilkan listrik. Sementara untuk
gambar sebelah kanan menunjukan keberadaan kutub terletak pada stator (bagian samping yang
diam) dan lilitan kumparan terletak pada bagian yang berputar, itu adalah generator tipe arus
DC.

1.4 RELAY PROTEKSI PADA GENERATOR LISTRIK

Bagian hulu dari sistem tenaga listrik adalah generator listri yang terdapat dipusat listrik dan
digerakkan oleh mesin penggerak mula (prime mover). Mesin penggerak dalam pusat listrik
berkaitan erat dengan instalasi mekanis dan instalasi listrik dari pusat listrik. Generator sebagai
sumber energi listrik dalam sistem perlu diamankan jangan sampai mengalami kerusakan
karena kerusakan generator akan sangat menggangu jalannya operasi system tenaga listrik. Oleh
karenanya generator sedapat mungkin harus dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat
merusak generator. Tetapi dilain pihak dari segi selektifitas pengaman sistem diharapkan agar
PMT generator tidak mudah trip terhadap gangguan dalam system, karena lepasnya generator
dari sistem akan mempersulit jalannya operasi sistem tenaga listrik. PMT generator hanya boleh
bekerja apabila ada gangguan yang tepat ada didepan generator, didalam generator atau pada
mesin penggerak generator. Juga apabila terjadi kegagalan dari PMT yang ada di depan PMT
generator, baru PMT generator boleh bekerja. Mengingat generator merupakan peralatan yang
penting dan nilainya juga cukup mahal, maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai
sekecil mungkin. Antara lain dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan
3
mengisolasikan mesin terhadap sistem yang sehat secara cepat. Gangguan pada generator antara
lain dapat disebabkan oleh:
a) Beban lebih (overload).
b) Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator terhadap
sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan melepas
pemutus tenaga medan penguat.

Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak dihentikan beroperasi. Bila
terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya memberikan
peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus dilakukan secara
cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat mempengaruhi tingkat
pelayanan yang baik.

Klasifikasi Gangguan Pada Generator:


Secara teknis, terdapat beberapa macam gangguan yang mungkin terjadi pada generator
pembangkit tenaga listrik. Gangguan pada generator pembangkit tenaga listrik tersebut dapat
diklasifikasikan seperti berikut ini :

A. GANGGUAN LISTRIK/ELECTRICAL FAULT


Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari
generator. Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
1. Hubung singkat 3 phasa
Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya
hubungan singkat 3 phasa/3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api

4
dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika
isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api atau nonflammable.
2. Hubung singkat 2 phasa
Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan hubung
singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan akan timbul
pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan
kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah / stator ground fault
Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat
diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan
laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api
dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara
total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.
4. Rotor hubung tanah / field ground
Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila
salah satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya
terhubung ke tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi
kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi
ketidakseimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan fatal pada
rotor.
5. Kehilangan medan penguat / Loss of excitation
Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator
induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang
bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :
a) Jatuhnya / trip saklar penguat (41AC)
b) Hubung singkat pada belitan penguat
c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d) Kerusakan pada sistem AVR
6. Tegangan lebih / Over voltage
Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat
tembusnya (breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat
antara belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau
kerusakan pada pengatur tegangan otomatis/AVR.

B. GANGGUAN MEKANIS/PANAS (MECHANICAL/THERMAL FAULT)


Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul atau terjadi akibat adanya gangguan mekanik
dan panas pada Generator, antara lain :

5
1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse
power). Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama
(prime mover). Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak
utama itu sendiri. Pada turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih
pada sudut-sudutnya, kavitasi pada sudut-sudut turbin air, dan ketidak stabilan pada sudut
turbin gas.
2. Pemanasan lebih setempat
Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :
a) Kerusakan laminasi
b) Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator
wedges).
3. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya
karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT
dan kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
4. Gangguan pendingin stator
Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau
air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas
ratingnya akan berakibat kerusakan belitan.

C. GANGGUAN SISTEM (SYSTEM FAULT)


Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang dating/terjadi pada sistem. Gangguan-
gangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :
1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)
Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan
pada turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit
pembangkit atau penghantar (transmisi).
2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)
Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan
peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini
cukup lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan
kondisi paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan
frekuensi operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress
pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang akan merusak turbin
generator. Pada kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.

6
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada
sistem yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan
negatif. Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang
berfrekuensi rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya
pemanasan lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.

1.5 SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Differential Relay:
Differential Relay untuk melindungi generator dari gangguan akibat hubung singkat (short
circuit) antar fasa-fase atau fase ke tanah. Cara kerja relay differensial adalah dengan cara
membandingkan arus pada sisi primer dan sisi sekunder, Dalam kondisi normal jumlah arus
yang mengalir melalui peralatan listrik yang diproteksi bersirkulasi melalui loop pada kedua sisi
di daerah kerja. Jika terjadi gangguan didalam daerah kerja relay differensial, maka arus dari
kedua sisi akan saling menjumlah dan relay akan memberi perintah kepada PMT/CB untuk
memutuskan arus.

 Stator Earth Fault Relay:


Stator Earth Fault Relay untuk mendeteksi gangguan pentanahan atau grounding pada
generator. Ground fault dideteksi dengan mem-biased rangkaian medan dengan tegangan DC,
yang menyebabkan akan ada arus mengalir melalui relay jika terjadi gangguan tanah.

 Relay Tegangan Lebih (Over voltage Relay)


Pada generator yang besar umumnya menggunakan sistem pentanahan netral melalui
transformator dengan tahanan di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai impedansi yang tinggi sehingga dapat membatasi arus hubung singkat agar
tidak menimbulkan bahaya kerusakan pada belitan dan saat terjadi gangguan hubung singkat
stator ke tanah. Arus hubung singkat yang terjadi di sekitar titik netral relatif kecil sehinga sulit
untuk dideteksi oleh rele differensial. Dengan dipasang transformator tegangan, arus yang kecil
tersebut akan mengalir dan menginduksikan tegangan pada sisi sekunder transformator. Untuk
mengatasi hal tersebut digunakan rele pendeteksi tegangan lebih yang dipasang pada sisi
sekunder transformator tegangan. egangan yang muncul pada sisi sekunder transformator
tegangan akan membuat rele tegangan berada pada kondisi mendeteksi apabila perubahan
tegangan melebihi nilai settingnya dan generator akan trip. Rangkaian ini sangat baik karena
dapat membatasi aliran arus nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi hubung singkat
fasa ke tanah di sisi tegangan tinggi transformator tegangan. Akan tetapi karena efek kapasitansi
pada kedua belitan transformator dapat menyebabkan adanya arus bocor urutan nol yang dapat
mengaktifkan rele tegangan lebih di sisi netral generator. Dengan demikian rele tegangan lebih
yang dipasang harus mempunyai waktu tunda yang dapat dikoordinasikan dengan rele di luar
generator. Adapun penyebab overvoltage adalah sebagai berikut:
 Kegagalan AVR.
 Kesalahan operasi sistem eksitasi.

7
 Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara manual.
Relay Gangguan Rotor Hubung Tanah (Rotor Earth Fault Relay)
Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat antara konduktor rotor dengan badan
rotor dimana dapat menimbulkan distorsi medan magnet yang dihasilkan rotor dan selanjutnya
dapat menimbulakn getaran (vibrasi) berlebihan dalam generator. Oleh karena itu, hal ini harus
dihentikan oleh rele rotor hubung tanah. Karena sirkuit rotor adalah sirkuit arus searah, maka
rele rotor hubung tanah pada prinsipnya merupakan rele arus lebih untuk arus searah.
Adapun single line diagram rele gangguan rotor hubung tanah adalah sebagai berikut:

 Relay Kehilangan Medan Penguat Rotor (Lost of Rotor Excitation Relay)


Hilangnya medan penguat pada rotor akan mengakibatkan generator kehilangan sinkronisasi
dan berputar di luar kecepatan sinkronnya sehingga generator beroperasi sebagai generator
asinkron. Daya reaktif yang diambil dari sistem ini akan dapat melebihi rating generator
sehingga menimbulkan overload pada belitan stator dan menimbulkan overheat yang
menimbulkan penurunan tegangan generator. Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi
dengan kumparan yang dipasang paralel dengan main exciter dan kumparan rotor generator.
Pada kumparan ini akan mengalir arus yang apabila nilainya kurang dari arus setting yang
diinginkan, maka akan membuat rele mengeluarkan sinyal alarm atau trip.

 Relay Kehilangan Sinkronisasi (Out of Synchronism Relay)


Peristiwa lepasnya sinkronisasi pada generator yang sedang beroperasi disebabkan oleh
generator yang beroperasi melampaui batas stabilnya. Yang dimaksud dengan stabilitas adalah
kemampuan sistem untuk kembali bekerja normal setelah mengalami sesuatu seperti perubahan
beban, switching, dan gangguan lain. Gangguan tersebut akan berdampak pada tidak sinkron-
nya tegangan generator dan sistem. Untuk mengamankan generator yang berkapasitas beban
besar terhadap peristiwa ayunan beban dari kondisi tak sinkron digunakan rele lepas sinkron.
Rele ini mendeteksi besar impedansi (arus dan tegangan sistem). Apabila kondisi sistem akan
memasuki impedansi generator maka rele tersebut akan mengaktifkan rele untuk trip PMT
generator. Rele impedansi merupakanbackup bagi rele ini.

 Relay Daya Balik (Reverse Power Relay)


Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya balik aktif yang masuk pada generator.
Berubahnya aliran daya aktif pada arah generator akan membuat generator menjadi motor,
dikenal sebagai peristiwa motoring. Pengaruh ini disebabkan oleh pengaruh rendahnya input
daya dari prime mover. Bila daya input ini tidak dapat mengatasi rugi-rugi daya yang ada maka
kekurangan daya dapat diperoleh dengan menyerap daya aktif dari jaringan. Selama penguatan
masih ada maka aliran daya aktif generator sama halnya dengan saat generator bekerja sebagai
motor, sehingga daya aktif masuk ke generator dan daya reaktif dapat masuk atau keluar dari
generator.Peristiwamotoring ini dapat juga menimbulkan kerusakan lebih parah pada turbin
ketika aliran uap berhenti. Temperatur sudu-sudu akan naik akibat rugi gesekan turbin dengan
udara. Untuk itu di dalam turbin gas dan uap dilengkapi sensor aliran dan temperatur yang
dapat memberikan pesan pada rele untuk trip. Akan tetapi pada generator juga dipasng rele daya
balik yang berfungsi sebagai cadangan bila pengaman di turbin gagal bekerja. Adapun single
line diagram rele daya balik adalah sebagai berikut :
8
 Negative Phase Sequence Relay:
Negative Phase Sequence Relay untuk melindungi generator dari arus lebih urutan fasa negative
yang disebabkan oleh beban yang tidak seimbang.

 Out of Step Relay:


Out of Step Relay untuk melindungi generator dari Power Swing akibat perubahan beban dari
sistem transmisi yang dapat menyebabkan operasi generator tidak sinkron.

 Over excitationV/H z Relay:

Over excitationV/H z Relay untuk melindungi generator dari kejenuhan inti yang dapat
menyebabkan kenaikan tegangan.

 Relay Gangguan Frekuensi (Frequency Fault Relay)


Rele ini berfungsi untuk mendeteksi adanya perubahan frekuensi dalam nilai yang besar secara
tiba – tiba. Kisaran frekuensi yang diijinkan adalah ±3% sampai ±7% dari nilai frekuensi
nominal. Penurunan frekuensi disebabkan oleh adanya kelebihan permintaan daya aktif di
jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang turun menyebabkan naiknya arus
magnetisasi pada generator yang akan menaikkan temperatur. Pada turbin uap, hal tersebut akan
mereduksi umur blade pada rotor. Kenaikan frekuensi disebabkan oleh adanya penurunan
permintaan daya aktif pada jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang naik
akan menyebabkan turunnya nilai arus magnetisasi pada generator yang akan menyebabkan
generator kekurangan medan penguat. Sensor rele frekuensi dipasang pada tiap fasa yang keluar
dari generator.

 Reverse Power Relay:


Reverse Power Relay untuk menditeksi adanya daya balik/aliran arus dari sistem jaringan yang
akan menyebabkan generator bekerja sebagai motor.

9
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari makalah ini, saya menyimpulkan bahwa relay system proteksi pada
generator listrik sangat penting, karena relay merupakan sebuah pengaman atau pemutus Ketika
ada sebuah trouble atau gangguan pada rangkaian, yang dimana secara lansung tidak dapat
merusakan ata menyebabkan hubung singkat dalam sebuah rangkaian. Untuk jenis gangguan
tertentu mesin penggerak dihentikan beroperasi. Bila terjadi gangguan yang masih pada batas
yang diizinkan biasanya sistem hanya memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan
seperti yang dikatakan harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam
menentukan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik. Relay juga mempunyai peran
penting karena relay merupakan mengimplementasikan logika switching, relay juga merupakan
“otak” dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan
posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan
pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Maka, relay merupakan sebuah interkasi
untuk mengagalkan gangguan pada generator listrik.

1.2 Saran
Semoga system proteksi lainya bisa dapat berfungsi dan berjalan seperti “Relay” yang dimana
dapat mencegah sebuah gangguan dalam dunia industry, jadi tidak hanya relay biar dunia
industry dapat lebih maju dalam pendustrian.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://muhammadrasokiray.blogspot.com/2019/02/makalah-tentang-relay.html

https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=pSCUL%2F5%2B&id=6C694
A135C3007E24F36363AF71C55F163DD1558&thid=OIP.pSCUL_5-
cIBuhs6ZINZz4AHaKe&mediaurl=https%3A%2F%2F0.academia-
photos.com%2Fattachment_thumbnails%2F48613674%2Fmini_magick20180815-30938-
x6vkkw.png%3F1534390721&exph=842&expw=595&q=contoh+kata+pengantar+makalah
+listrik&simid=608023075908757709&form=IRPRST&ck=4A1C6A4F0C1E061192BA62
865ADDF076&selectedindex=4&ajaxhist=0&ajaxserp=0&vt=0&sim=11

11
12

Anda mungkin juga menyukai