KOMPONEN-KOMPONEN KELISTRIKAN
DOSEN PEMBIMBING
Di Susun Oleh :
KELAS 1A
TEKNIK MESIN
2019
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………………...ii
BAB I Pendahuluan………………………………………………………….1
1. Latar Belakang…………………………………………….…………..1
2. Rumusan Masalah………………………………………….………….1
3. Tujuan……………………………………………………….………...1
BAB II Pembahasan…………………………………………...…………….3
1. Komponen-komponen Kelistrikan Otomotif………………………3
1.1. Simbol Kelistrikan Otomotif………………………………..........7
1.1.1. Simbol Komponen Resistor……………………….……...7
1.1.2. Simbol Komponen Condensor……………………………7
1.1.3. Simbol Komponen Dioda………………………………...8
1.1.4. Simbol Komponen Transistor……………………………9
1.1.5. Simbol Komponen……………………………………….9
1.2. Kode-kode Kelistrikan otomotif………………………………..16
1.2.1. Kode Angka……………………………………………..17
1.2.2. Kode Warna……………………………………………..21
1.2.2.1. Kabel 1 Warna……………………………………...22
1.2.2.2. Kabel 2 Warna……………………………………...23
2. Wiring Diagram……………………………………..……………..25
2.1. Sistem Pengapian……………………………………………….25
2.2. Sistem Pengisian………………………………………………..26
2.3. Sistem Starter…………………………………………………...31
2.4. Kelistrikan Body………………………………………………..32
2.4.1. Rangkaian Lampu Kepala………………………………32
2.4.2. Rangkaian Lampu Tanda Belok dan Hazard…………....33
2.4.3. Rangkaian Lampu Kota…………………………………34
2.4.4. Rangkaian Lampu Rem…………………………………35
ii
2.4.5. Rangkaian Lampu Mundur………………………………36
2.4.6. Rangkaian Klakson………………………………………36
2.4.7. Rangkaian Wiper………………………………………....39
2.4.8. Rangkaian Washer………………………………………..41
3. Grafik Torsi………………………………………………………….42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Listrik merupakan suatu kebutuhan pentik bagi manusia dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari, di mana pada yang zaman modern ini
sudah banyak alat pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan
tenaga listrik untuk mengoperasikannya, seperti lampu, mesin cuci, mesin
pompa air, televise, radio, computer dan perangkat elektronik lainnya.
Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktivitas
manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya.
Namun, untuk kali ini saya akan membahas kelistrikan yang ada pada
Otomotif khususnya mengenai komponen dan simbol yang ada pada
Kelistrikan Otomotif, simbol pada Kelistrikan Otomotif tujuannya untuk
mempermudah mengetahui komponen Kelistrikan Otomotif.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja Komponen-komponen Kelistrikan Otomotif dan bagaimana
simbol dan kodenya ?
2. Bagaimana Wiring Diagram Sistem Pengapian ?
3. Bagaimana Wiring Diagram Sistem Pengisian ?
4. Bagaimana Wiring Diagram Sistem Starter ?
5. Bagaimana Wiring Diagram Sistem Kelistrikan Body ?
6. Bagaimana Grafik Torsi ?
3. Tujuan
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami komponen-
komponen apa saja yang ada pada Kelistrikan Otomotif, serta dapat
menghafalkan simbol dan kode yang ada pada Kelistrikan Otomotif.
2. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Wiring Diagram
Sistem Pengapian.
1
3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Wiring Diagram
Sistem Pengisian.
4. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Wiring Diagram
Sistem Starter.
5. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Wiring Diagram
Sistem Kelistrikan Body.
6. Agar Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bentuk dari Grafik
Torsi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Saklar manual harus diaktifkan secara manual oleh pengemudi
melalui sebuah tombol. Contohnya pada lampu sein dan klakson.
Sementara saklar otomatis, tidak perlu perlakukan dari pengemudi
untuk mengaktifkan skema kelistrkan. Biasanya skema akan aktif lada
kondisi tertentu contoh lampu kepala sepeda motor yang otomatis aktif
saat mesin menyala.
3. Wiring Harness
Fungsinya untuk mengalirkan listrik dari baterai menuju seluruh
bagian elektrikal.
Meski terlihat seperti kabel biasa, namun apabila terjadi kerusakan
pada salah satu kabel, maka anda perlu mengganti satu rangkaian
Wiring. Hal ini karena baik resistansi kabel, panjang kabel, dan
kondisi socket sudah disesuaikan.
Ada banyak rangkaian wiring pada mobil, contohnya wiring mesin.
Pada wiring mesin, semua kabel akan terintegrasi menjadi satu
rangkaian. Sehingga ketika terjadi masalah wiring akan lebih mudah
untuk terdeteksi letak masalahnya.
4. Fuse atau Sekring
4
fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan
Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse
atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang
secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan
dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka
akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik
agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang
dilindunginya.
5. Relay
5
6. Kunci Kontak (Switch)
6
berbeda-beda ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang
mengalir. Bila arus yang mengalir besar, berarti harus menggunakan
kabel yang berdiameter besar, tetapi bila arus yang mengalir kecil,
cukup menggunakan kabel yang berdiameter kecil.
Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus
yang mengalir dalam rangkaian listrik
Resistor
Potensio Meter
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus
dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat
diatur
Potensio Meter
Variable Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus
dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat
diatur
Variable Resistor
Condensator Bipolar
Berfungsi untuk menyimpan arus listrik
sementara waktu
Condensator Nonpolar
7
Kapasitor berpolar Electrolytic Condensator (ELCO)
8
1.1.4. Simbol Komponen
Fungsi Komponen Transistor
Transistor
9
Fuse, Sekring
Pengaman. Akan putus ketika melebihi
kapasitas arus
Fuse, Sekring
Bus
Bus
Op-Amp, Operational
Penguat signal input
Amplifier
10
11
12
13
14
15
1.2. Kode-kode Kelistrikan otomotif
Kode listrik dan elektronik adalah piktogram yang digunakan untuk mewakili
komponen listrik dan komponen elektronik seperti kabel, baterry, resistor, dan
transistor dalam skema rangkaian listrik atau rangkain elektronik. Di beberapa
standar simbol-simbol ini dapat berbeda dan bervariasi, demikian juga dengan
notasi (kode) singkatan untuk menjelaskan sebuah komponen seperti:
Transistor (Q, Tr, atau T), Relay (Re, Ry, atau K), Integrated Circuit (IC atau
U). Apabila dalam sebuah sistem rangkaian listrik atau rangkaian elektronik
terdapat lebih dari satu komponen yang sama, maka dibelakang notasi
singkatan tersebut ditambah angka misalnya U1, U2, U3, R1, R2, R2, C1, C2,
C3, dan seterusnya. Kode singkatan (Disignation) komponen listrik dan
elektronik.
16
M Motor
MK Microphone
MP Mechanical part
P Plug Connector (Male)
PS Power Supply
Q Transistor
R Resistor
RN Resistor Network
RT Thermistor
RV Varistor
S Switch
T Transformer
TC Thermocouple
TUN Tuner
TP Test Point
U Integrated Circuit
V Vacuum Tube
VR Variable Resistor
X Transducer
Y Crystal / Oscillator
Z Zener Diode
17
8 - Control Power Disconnecting Device
9 - Reversing Device
10 - Unit Sequence Switch
11 - Reserved for future application
12 - Overspeed Device
13 - Synchronous-speed Device
14 - Underspeed Device
15 - Speed - or Frequency, Matching Device
16 - Reserved for future application
17 - Shunting or Discharge Switch
18 - Accelerating or Decelerating Device
19 - Starting to Running Transition Contactor
20 - Electrically Operated Valve
21 - Distance Relay
22 - Equalizer Circuit Breaker
23 - Temperature Control Device
24 - Over-Excitation Relay (V/Hz)
25 - Synchronizing or Synchronism-Check Device
26 - Apparatus Thermal Device
27 - Undervoltage Relay
28 - Flame Detector
29 - Isolating Contactor
30 - Annunciator Relay
31 - Separate Excitation Device
32 - Directional Power Relay
33 - Position Switch
34 - Master Sequence Device
35 - Brush-Operating or Slip-Ring Short-Circuiting, Device
36 - Polarity or Polarizing Voltage Devices
37 - Undercurrent or Underpower Relay
38 - Bearing Protective Device
39 - Mechanical Conduction Monitor
18
40 - Field Relay
41 - Field Circuit Breaker
42 - Running Circuit Breaker
43 - Manual Transfer or Selector Device
44 - Unit Sequence Starting Relay
45 - Atmospheric Condition Monitor
46 - Reverse-phase or Phase-Balance Current Relay
47 - Phase-Sequence Voltage Relay
48 - Incomplete Sequence Relay
49 - Machine or Transformer, Thermal Relay
50 - Instantaneous Overcurrent or Rate of Rise, Relay
51 - AC Time Overcurrent Relay
52 - AC Circuit Breaker
53 - Exciter or DC Generator Relay
54 - High-Speed DC Circuit Breaker
55 - Power Factor Relay
56 - Field Application Relay
57 - Short-Circuiting or Grounding (Earthing) Device
58 - Rectification Failure Relay
59 - Overvoltage Relay
60 - Voltage or Current Balance Relay
61 - Machine Split Phase Current Balance
62 - Time-Delay Stopping or Opening Relay
63 - Pressure Switch
64 - Ground (Earth) Detector Relay
65 - Governor
66 - Notching or Jogging Device
67 - AC Directional Overcurrent Relay
68 - Blocking Relay
69 - Permissive Control Device
70 - Rheostat
71 - Level Switch
19
72 - DC Circuit Breaker
73 - Load-Resistor Contactor
74 - Alarm Relay
75 - Position Changing Mechanism
76 - DC Overcurrent Relay
77 - Pulse Transmitter
78 - Phase-Angle Measuring or Out-of-Step Protective Relay
79 - AC Reclosing Relay
80 - Flow Switch
81 - Frequency Relay
82 - DC Reclosing Relay
83 - Automatic Selective Control or Transfer Relay
84 - Operating Mechanism
85 - Carrier or Pilot-Wire Receiver Relay
86 - Lockout Relay
87 - Differential Protective Relay
88 - Auxiliary Motor or Motor Generator
89 - Line Switch
90 - Regulating Device
91 - Voltage Directional Relay
92 - Voltage and Power Directional Relay
93 - Field Changing Contactor
94 - Tripping or Trip-Free Relay
95 - Reluctance Torque Synchrocheck
96 - Autoloading Relay
20
1.2.2. Kode Warna
Cara Membaca Kode Warna Kelistrikan Mobil
Secara umum, sistem kelistrikan pada kendaraan terbagi menjadi dua yaitu
21
Perlu diperhatikan bahwa warna kabel-kabel pada mobil terbagi menjadi
Kabel satu warna adalah kabel yang bagian pembungkus isolatornya hanya
mempunyai satu warna saja. Berikut kode warna kabel satu warna.
B : Black (hitam)
BR : Brown (coklat)
G : Green ( hijau)
GR : Grey (abu-abu)
L : Blue (biru)
LG : Light Green (hijau muda/hijau terang)
O : Orange (oranye)
P : Pink (merah muda)
PU : Purple (ungu muda)
R : Red (merah)
SB : Sky Blue (biru langit/biru muda)
SI : Silver (perak)
V : Violet (ungu tua)
W : White (putih)
Y : Yellow (kuning)
22
1.2.2.2. Kabel 2 Warna
Kabel dua warna adalah kabel yan bagian pembungkus isolatornya terdiri
dari dua warna, satu berfungsi sebagai warna dasar (basic colour) dan satu
lagi berfungsi sebagai warna penanda (marking colour) yang berupa garis
Pada kabel dua warna ini, kode warna dasar diletakan pada bagian depan
Kode huruf pertama pada kode diatas adalah warna yang paling dominan
sedangkan kode berikutnya adalah warna penandanya saja. Kode warna
lighting/power.
23
Kode Warna Posisi penggunaan
R Red Lighting/Power
(merah)
Y Yellow Instrumen
(kuning)
24
V Violet Others / Lain-lain
(ungu tua)
25
2. Wiring Diagram
2.1. Sistem Pengapian
26
Ketika cam tidak menyentuh kaki paltina, maka platina kembali
tersambung sehingga proses kemagnetan pada kumparan primer kembali
terjadi. Proses ini berlangsung secara terus menerus selama mesin hidup.
27
Cara Kerja Sistem Pengisian Kunci Kontak ON Mesin Mati
Untuk memudahkan maka untuk komponen baterai, fusible link,
kunci kontak, charge warning lamp, fuse, saya singkat menjadi : B,
FL, KK, CWL, F. Dan juga : Rotor Coil (RC), Stator Coil (SC).
Resistor (R).
28
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Lambat
29
6. Pada saat ini arus yang besar mengalir dari Ig , ke Pl1, ke Pl0, ke
F regulator, ke F alternator ke RC ke massa, maka arus yang
mengalir ke RC besar dan medan magnet pada RC kuat. Jadi,
meskipun putaran lambat, output alternator tetap cukup untuk
mengisi baterai karena medan magnet pada RC kuat. Ouput
tegangan ini berkisar antara 13,8 sampai 14,8 Volt.
30
Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Tinggi
31
dan Pl0 lepas dan menempel dengan Pl2 secara periodik sehingga
output alternator tetap stabil.
Cara kerja motor starter, dimulai ketika kita memutar kunci kontak.
Saat kunci kontak berada di posisi “ON” relay utama atau main relay
akan terhubung, menyebabkan arus dari baterai mengalir ke semua
sistem kelistrikan mobil.
Saat kunci kontak diputar pada posisi “ST”, relay starter switch akan
terhubung sehingga arus akan mengalir dari baterai ke terminal 50 pada
starter clutch.
Karena terminal 50 dialiri arus listrik, menyebabkan kemagnetan pada
pull in coil sehingga pull in coil bergerak ke arah hold in coil. Dalam
hal ini, gerakan pull in coil akan mendorong drive lever sehingga pinion
gear terkait dengan flywheel.
Pada fase ini, dorongan pull in coil bukan hanya menggerakan pinion.
Tetapi juga menggerakan pull in coil itu sendiri ke arah hold in coil.
Akibat dorongan tersebut, hold in coil juga terdorong ke arah solenoid
switch contact.
32
Sehingga arus listrik di terminal 30 motor starter, akan langsung
mengalir kedalam motor starter.
33
Saat sakelar penerangan diarahkan pada lampu kepala, maka arus
listrik dari baterai akan mengalir ke sakelar dim dan diteruskan ke
relay. akibanya pada kumparan relay (antara terminal 85 dan 86)
akan timbul gaya magnet. kemagnetan ini menyebabkan
terhubungnya kontak pada relay (antara terminal 30 dan 87).
dengan demikian arus listrik dari baterai akan mengalir langsung ke
lampu kepala.
Pada lampu kepala biasanya dilemngkapi dengan rangkaian lampu
dim yang digunakan untuk tanda kepada pengemudi lain,
khususnya apabila kita minta untuk diprioritaskan.
34
menuju saklar lampu sein melalui sekring. Arus masuk ke saklar
melalui soket dengan terminal B1. Kemudian arus akan menuju ke
flasher dan melanjutkannya ke lampu tanda belok.
Ketika posisi saklar ke arah kanan maka arus akan masuk ke
rangkaian lampu bagian kanan melalui terminal TR (Turn Right).
Dan sebaliknya ketika posisi saklar ke arah kiri maka arus akan
keluar dari saklar melalui termisan TL (Turn Left). Dengan
demikian, lampu akan dapat hidup berkedip sesuai posisi skalar.
35
daya utama rangkaian. Arus akan mengalir menuju dua buah
sekring paralel. Arus dari salah satu sekring mengarah ke saklar
lampu kota dan satu lainnya mengarah ke terminal 30 relay.
Ketika saklar dinyalakan (ON) arus akan melaluinya dan akan
diteruskan ke terminal 85 ke 86 relay. Saat arus mengalir pada dua
terminal relay tersebut akan terjadi kemagnetan dan platina akan
menghungkan terminal 30 dan 87. Arus akan mengalir ke terminal
87 dan selanjutnya ke seluruh lampu kota depan dan belakang
kanan kiri. Dan lampu seketika akan hidup.
Lampu kota mati ketika saklar diputus/OFF (secara normal).
Karena kemagnetan pada relay hilang dan platinya kembali
terbuka. Sehingga tidak ada arus yang mengalair ke lampu melalui
terminal 30 relay.
36
Selama saklar (pedal) rem ditekan,selama itu juga lampu
rem akan tetap menyala. Lampu rem akan mati apabila
saklar dilepas, karena aliran listrik ke lampu terputus.
Cara kerja :
Dari baterai arus akan mengalir menuju kunci kontak. Saat
kunci kontak OFF arus akan berhenti sampai di sini. Ketika
kunci kontak ON, arus akan mengalir menuju switch lampu
mundur melewati sebuah sekring. (Jika arus terlalu besar,
sekring akan putus.) Ketika switch pada posisi ON (jika pada
mobil sebenarnya, posisi pemindah gigi pada posisi R), arus
akan mengalir melewati switch dan menuju kedua lampu
mundur. Demikian maka lampu akan hidup.
Lampu akan mati jika switch posisi OFF atau posisi kunci
kontak pada posisi OFF.
Jika semua rangkaian sudah benar dan kunci kontak dan switch
sudah pada posisi ON tetapi lampu tidak mau hidup, periksa
kembali rangkaian, bola lampu, dan sekring.
37
Secara simple, klakson akan berbunyi ketika arus dari teminal 87
masuk kedalam komponen horn. Jika dijelaskan arah arusnya,
maka arus listrik berawal dari baterai. Arus listrik positif mengalir
dari baterai kemudian masuk ke kunci kontak. Apabila pengguna
memutar kunci kontak ke posisi ON maka arus berlanjut untuk
mengalir ke rangkaian pengontrol klakson. Arus listrik ini akan
masuk ke dalam terminal 85 dan keluar melalui terminal 86.
Disisi lain, arus dari baterai mengalir melewati fuse horn dan
langsung menuju terminal 30 pada relay horn. Arus akan keluar
dari terminal 87 dan langsung dihubungkan dengan beban, dalam
hal ini klakson. Karena terminal 30 dan 87 terhubung oleh tarikan
liitan, maka arus dari terminal 30 relay akan mengalir ke terminal
87 relay. Hal ini menyebabkan adanya aliran arus yang menuju
klakson.
38
Rangkaian Klakson dengan Alarm
39
Pada jalur yang terpisah, juga terdapat rangkaian yang berasal dari
percabangan output Relay (Terminal 86). Arus dari terminal 86
relay horn ini akan dihubungkan dengan sistem alarm mobil.
Sehingga klakson akan berbunyi. Bunyi yang memiliki interval ini
dihasilkan karena module alarm menghubungkan arus dari output
relay 86 menuju masa dengan interval tertentu.
Pada saat saklar wiper pada posisi Low Speed, arus mengalir
dari Baterai -> terminal 18 -> Wiper switch Low/Mist point ->
terminal 7-> Motor wiper (low) -> massa.
40
Cara Kerja Wiper Ketika Saklar Pada Posisi High Speed
Pada saat saklar wiper pada posisi High Speed, arus mengalir
dari Baterai -> Terminal 18 -> Wiper switch High point ->
Terminal 13 -> motor wiper (Hi) -> Massa.
Cara Kerja Wiper Ketika Saklar Pada Posisi OFF
Pada saat saklar wiper pada posisi Off, arus listrik mengalir dari
Baterai -> Cam switch point B ->Terminal 4 -> Relay point -
>Wiper switch Off point -> Terminal 7 -> motor wiper low (lo)
-> massa.
41
Cara Kerja Wiper Ketika Saklar Pada Posisi Intermittent
42
Penggunaan semprotan air pada kaca mobil oleh washer ditujukan
agar kaca mobil tidak terlalu kesat, sehingga wiper blade menyapu
kaca dengan lancar. Washer memancarkan airnya pada saat wiper
bergerak awal dan seterusnya washer tidak memancarkan airnya
lagi Cara kerja : saat saklar washer switch diputar ke on, maka arus
mengalir dari baterai + melewati fusesekring kemudian menuju
terminal 1 front washer motor lalu ke kumparan Lo motor
selanjutnya terminal 2 front washer motor diteruskan ke terminal
18 front washer switch kemudian terminal 18 terhubung dengan
tegangan negatif melalui terminal 17 front wiper switch Gambar
27. Wiring pada posisi wash Keterangan angka : 1 menunjukkan
soket terminal 1 front wiper washer 2 menunjukkan soket terminal
2 motor wiper washer 3 menunjukkan soket terminal 3 motor wiper
4 menunjukkan terminal yang menuju massa 6 menunjukkan
terminal penghubung terminal 13 dengan camplate 14
menunjukkan soket terminal pada kecepatan low 16 menunjukkan
soket terminal pada kecepatan high 17 menunjukkan soket terminal
yang menuju massa ground.
3. Grafik Torsi
Hubungan antara Daya, Torsi, RPM :
Pada spesifikasi engine kendaraan, tertulis daya dalam satuan horsepower atau
kilowatt pada putaran engine tertentu, dan momen puntir atau torsi dengan
satuan kgm atau lbf-ft pada putaran engine tertentu. Apakah hubungan antara
daya dengan torsi dan dengan putaran engine?
43
Daya adalah torsi dikalikan putaran (kecepatan sudut):
P=τxω
P = τ x ω x 2p / 60.000
Contoh kalkulasi:
Torsi = τ = 145 Nm
Pada internal combustion engine, torsi maximum tidak diperoleh pada putaran
yang persis sama dimana diperoleh daya maximum.
44
Pada kendaraan yang digunakan untuk menarik beban berat seperti truck, maka
daya maximum yang dihasilkan engine berada pada RPM rendah sehingga torsi
maximum juga pada RPM rendah.
Pada kendaraan yang digunakan untuk kecepatan tinggi dengan beban ringan
seperti sedan dan sepeda motor, maka daya maximum yang dihasilkan engine
berada pada RPM tinggi, sehingga torsi maximum juga pada RPM yang tinggi.
Berikut adalah contoh grafik daya dan torsi, terlihat bahwa torsi maximum
didapat pada putaran engine sekitar 3900 RPM dan daya maximum (horse
power) didapat di putaran engine sekitar 5800 RPM, contoh ini adalah dari
sebuah V8 engine:
P = τ x ω x 2p / 33.000
45
Dimana satuan yang digunakan adalah:
46
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka penulis mampu menyimpulkan bahwa dengan
“Makalah Teknik Listrik Otomotif Komponen-Komponen Kelistrikan”,
yaitu :
1. Kelistrikan mempunyai banyak komponen yang sangat banyak dan
saling berhubungan.
2. Kelistrikan mempunyai banyak simbol untuk mempermudah kita
mengingat maupun menggambarkannya.
3. Kelistrikan mempunyai banyak kode untuk mempermuda kita
mengingat maupun menuliskannya.
4. Kelistrikan mempunyai banyak Wiring Diagram yang perlu kita
ketahui dan pahami, serta dapat menjelaskan cara kerjanya.
b. Saran
Mengingat bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Demi
meningkatkan kebaikan dimasa mendatang. Mohon untuk menyampaikan
kritik dan saran atas kekurangan-kekurangan yang terdapat pada makalah ini
kepada penulis. Supaya penulis dapat memperbaikinya di masa mendatang
dan tugas-tugas selanjutanya.
47
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/11984525/Teori_Dasar_Kelistrikan
https://www.autoexpose.org/2018/02/sistem-kelistrikan-body.html
https://bacabrosur.blogspot.com/2018/04/fungsi-relay-mobil.html
http://mapelotomotif.blogspot.com/2015/12/simbol-simbol-
kelistrikan-otomotif-dan-fungsinya.html
https://www.linksukses.com/2011/10/kode-singkatan-komponen-
listrik-dan.html
http://kitekwenky.blogspot.com/2011/10/kode-angka-dalam-
sistem-kelistrikan.html
https://teknisimobil.com/smk-otomotif/rangkaian-kelistrikan-
lampu-mundur-pada-mobil-11192/
https://www.autoexpose.org/2017/05/sistem-klakson-dengan-
relay.html
48