Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SISTEM PENGATURAN KONTROL KONTAKTOR

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Perancangan Elektrik II & Praktek
Dosen Pengajar : Muchdar Patabo, ST., MT.

Oleh : Alfa Rafael Mareoli


NIM : 19021047

KELAS 3 TL 1 D3K PLN


POLITEKNIK NEGERI MANADO
JURUSAN ELEKTRO
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
tuntunan dan karunia – Nya, saya Alfa Rafael Mareoli dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ Sistem Pengaturan Kontrol Kontaktor “.

Makalah ini dibuat dan diselesaikan untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah
“ Perancangan Elektrik II & Praktek “. Saya berterima kasih kepada Bpk. Muchdar
Patabo, ST., MT karena memberikan tugas makalah ini. Saya berterima kasih juga
kepada seluruh sumber yang telah membantu saya dalam penyesusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengelama bagi pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, maka saya minta maaf


jika terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam makalah ini. Oleh karena ini saya
sangat mengharapkan saran dan kritik supaya dapat membuat makalah ini menjadi
lebih baik.

Manado, 4 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………… 1


B. Rumusan Masalah …………………………............... 2
C. Tujuan …………………………….. …………………... 2

BAB II TEORI DASAR

A. Kontaktor ……………………………………………….. 3
B. Rangkaian Star – Delta & DOL ……………………….. 6
C. Thermal Overload …………………………………….... 7
D. Macam – Macam Pengaman ………………………… 8
E. Motor Rotor Sangkar …………………………………... 11
F. Motor Rotor Lilit ………………………………………… 12
G. Motor Serempak ……………………………………….. 13
H. Motor Listrik 1 Phase ………………………………….. 14
I. Motor Listrik 3 Phase ………………………………….. 15
J. Diagram Satu Garis (Single Line Diagram) …………. 17

BAB III ISI

A. Perhitungan Kapasitas PMT, Kontaktor, Setting


OverLoad,& KHA ……………………………………..

.…….

iii
21
B. Jenis Kontrol Masing – Masing Motor ……………...

…….

25
C. Rangkaian Daya & Kontrol M3 & M5 ……………….

........

27
D. Rangkaian Daya & Kontrol M1, M2 & M6 ………….

…….

29
E. Time Chart M1, M2 & M6 ……………………………

…….

32

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………… 35
B. Saran …………………………………………………….. 35

Daftar Pustaka ……………………………………………………... 36

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kontaktor ………………………………….…………… 3


Gambar 1.2. Rangkaian Star – Delta ………………………………. 6
Gambar 1.3. Thermal Overload Relay …………………….............. 7
Gambar 1.4. Fuse ……………………………………………………… 8
Gambar 1.5. Miniature Circuit Breaker ……………………………. 9
Gambar 1.6. Motor Rotor Sangkar …………………………………. 11
Gambar 1.7. Motor Rotor Lilit ……………………………………….. 12
Gambar 1.8. Prinsip Kerja Motor Serempak ……………………… 13
Gambar 1.9. Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa ……………… 14
Gambar 2.1. Prinsip motor satu fase………………………………. 15
Gambar 2.2. Konstruksi Motor 3 Phase …………………………... 16
Gambar 2.3. Prinsip Kerja Motor 3 Phase ………………………… 17

v
vi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perancangan Listrik 2 + Prak merupakan mata kuliah dalam jurusan elektro,
teknik listrik. Dalam mata kuliah ini mahasiswa mampu untuk memahami dan memiliki
pengetahuan tentang sistem kontrol elektromagnetis dimana dalam mata kuliah ini kita
menggunakan kontaktor. Perancangan Listrik 2 + Prak di ajarkan sistem pengaturan
kontrol sekuensial, sistem pengaturan kontrol self mainanance kontaktor dan time chart,
sistem pengaturan control kontaktor operasi berurutan dan saling mengunci, dan sistem
pengaturan kontrol kontaktor untuk penghasutan motor listrik.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang sistem pangaturan kontrol
kontaktor untuk penghasutan motor listrik baik menggunakan Direct On Line (DOL)
maupun Star – Delta. Dalam pengoperasian motor listrik baik 2 fasa maupun 3 fasa
diperlukan sistem pengaturan kontrol untuk menunjang cara kerja motor listrik tersebut,
dimana dalam sistem pengaturan tersebut terbagi menjadi 2 bagian yaitu, rangkaian
kontrol dan rangkaian daya. Dalam pengoperasian tersebut selain memerlukan kontaktor
diperlukan juga antara lain, push botton ( NC & NO ), On Delay ( penunda waktu On ),
dan juga pengaman berupa fuse atau MCB, Overload (OL), dan Grounding
(pentanahan).
Motor – motor listrik sangat beragam dan memiliki spesifikasi yang berbeda –
beda, mulai dari arus nominal motor, tegangan pada motor, daya yang diperlukan, sampai
pada Power factor (PF) dan semua itu sangat beperngaruh pada cara bagaimana motor
tersebut akan dioperasikan. Sehingga dalam Perancangan Listrik 2 + Prak kita bisa
merancang rangkaian kontrol dan rangkaian daya hanya dengan melihat spesifikasi dari
motor tersebut. Selain itu di perlukan pengaman dimana dengan melihat spesfikasi dari
motor listrik kita bisa menentukan pemutus ( PMT berupa Fuse, MCB, dan MCCB ),
Setting Oveload yang di perlukan, Kuat Hantar Arus kabel ( KHA ), dan kapasita arus
dari kontaktor. Dalam merancang rangkaian ini kita pelu memperhatikan PUIL dan
simbol – simbol secara baik dan benar sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada
motor listrik dan juga aman untuk dioperasikan sehinggan tidak berbahaya bagi manusia
dan sekitarnya

1
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan. Beberapa masalah tersebut antaralain:

1. Bagaimana cara merancang sistem pengaturan kontrol kontaktor untuk penghasutan


motor listrik?
2. Apa yang dimaksud dengan rangkaian Star – Delta?
3. Bagaimana cara merancang rangkaian Star – Delta untuk motor listrik?
4. Bagaimana cara membuat time chart dari rangkaian control?
5. Bagaimana cara menentukan PMT, kapasitas Kontaktor, Kuat Hantar Arus ( KHA ),
dan setting dari Overload Thermal sesuai dengan karakteristik motor listrik?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Perancangan Listrik 2 +
Prak. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan sehingga pembaca
dapat:

1. Mengerti, memahami, dan mengetahui bagaimana cara merangcang sistem


pengaturan kontrol kontaktor untuk penghasutan motor listrik
2. Mengetahui bagaimana cara untuk menentukan PMT, kapasitas Kontaktor, Kuat
Hantar Arus ( KHA ), dan setting dari Overload Thermal sesuai dengan karakteristik
motor listrik
3. Mengetahui cara merancang rangkaian Star – Delta untuk motor listrik
4. Mengetahui cara membuat time chart dari rangkaian control

2
BAB II TEORI DASAR

A. Kontaktor
Kontaktor adalah sakelar yang dikontrol secara elektrik yang digunakan untuk
mengalihkan rangkaian daya listrik. Kontaktor biasanya dikontrol oleh sirkuit yang
memiliki tingkat daya yang jauh lebih rendah daripada sirkuit yang diaktifkan, seperti
koil elektromagnet 24 volt yang mengendalikan sakelar motor 230 volt. Kontaktor
adalah sebuah alat elektro magnetik yang prinsip kerjanya memanfaatkan teori bahwa
arus listrik yang mengalir pada sebuah tembaga akan menghasilkan medan magnet.

Gambar 1.1 Kontaktor

Prinsip dan cara kerja kontaktor adalah dengan arus dan tegangan VAC ataupun
VDC (tergantung dari karakteristik coil pada kontaktor), yang kemudian arus itu akan
menggerakan coil. Arus listrik yang masuk akan membuat medan magnet yang akan
menarik kontak ( L1,L2,L3 dan kontak bantu) yang awalnya dalam keadaan NO
(Normally Open) menjadi NC (Normally Close). Dalam proses tersebut biasanya

3
kontaktor membutuhkan waktu sekitar 4 – 19ms (untuk membuka) dan 12-22ms (untuk
menutup). Ketika arus yang masuk kedalam kontaktor berhenti, maka medan magnet
akan hilang dan menyebabkan kontaktor akan kembali pada keadaan semula. Dalam
menentukan kapasitas kontaktor yang akan digunakan adalah 115% × In (arus nominal
motor), sedangkan untuk Kuat Hantar Arus ( KHA ) adalah 110% × In (arus nominal
motor).

Bagian Kontaktor

1. Kontak utama
Ini terdiri dari tiga NO kontak. Biasanya diberi kode angka dari 1 sampai 6 yang
semuanya berpasangan. Untuk instalasi pada listrik industri, biasanya beban di
hubungkan langsung pada ketiga fasa ini. Dan kemudian, coil kontaktor yang
berfungsi untuk kontrolnya.
2. Kontak bantu
Kontak bantu ini terdiri dari NO dan NC yang di fungsikan khusus untuk
membantu kebutuhan Anda jika kurangnya kebutuhan kontak pada kontak utama.
Kontak ini biasanya diberi kode penomoran dari angka 13 hingga 22.
3. Coil Kontaktor
Koil ini memiliki sifat elektromagnetik, sehingga ini dapat memberikan tegangan
berupa arus listrik yan
g akan merubah keseluruhan kontak yang ada menjadi close atau open sesuai
dengan fungsinya.

Sedangkan prinsip kerja pada kontaktor ini adalah menyalurkan aliran listrik yang
didapat pada kumparan ke seluruh kontak termasuk koil yang juga menyalurkan tegangan
listrik. Saat proses instalasi, kontaktor lebih membutuhkan komponen tambahan berupa
tombol NC untuk memberhentikan dan memutus aliran listrik yang menuju ke koil
kontaktor.

Kita juga membutuhkan MCB dan Relay untuk perlindungan utama dari instalasi
komponen listrik yang kita rancang. Kontak bantu dapat berfungsi sebagai pengunci
pada rangkaian listrik yang kita pasang secara pararel. Jadi pada fungsinyakontak bantu

4
juga dapat kita jadikan tombolatau button start yang berfungsi seolah-olah sebagai
sakelar pada komponen listrik tersebut.

Kontaktor Magnet

Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan
kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi
sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan
arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus
yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya
(coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC).

1. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)

Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan yang intinya
terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan
menjadi magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk menarik angker yang
sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka
gaya magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak
kembali membuka atau menutup. Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar
dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan arus
yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor
magnet arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24 V.

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan, memiliki dua kontak
SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak
cabang). Relay jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V.
Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5 ampere.

2. Kontaktor Magnet Arus Bolak balik (AC)

5
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama dengan
kontaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus bolak-balik bentuk
gelombang sinusoida, maka pada satu periode terdapat dua kali besar tegangan
sama dengan nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan
terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu 1/50 = 0,02 detik
yang menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi 100
kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.

B. Rangkaian Star – Delta dan Direct On Line (DOL)


Pada umumnya motor listrik tegangan rendah dengan kapasitas kecil <10kW
rangkaian dayanya di hubungkan secara DOL (Direct On Line). DOL adalah tipe
rangkaian motor listrik ini bisa langsung di hubungkan dari Fuse/MCB/ELCB sebagai
pengaman beban listrik dengan stop kontak listrik ataupun sakelar sebagai pemutus
tegangan kemudian di rangkai ke motor listrik. Saat bertegangan/berenergi, terminal
motor starter langsung terhubung on line (DOL) ke catu daya.Seperti halnya pada motor
listrik 1 phase, motor listrik 3 phase tipe DOL juga sama rangkaiannya. Perbedaan sedikit
terdapat tambahan dengan adanya kontaktor. Tujuan adanya kontaktor ini adalah
mencegah adanya percikan listrik saat kedua plat saklar bertemu. Selain itu tidak semua
sakelar memiliki daya hantar sebesar daya hantar pada kontaktor.

6
Gambar 1.2 Rangkaian Star – Delta

Rangkaian star delta atau biasa disebut dengan rangkaian bintang ialah


rangkaian  sirkuit yang paling banyak dipakai untuk mengoperasikan motor tiga
phase.Pada motor dengan kemampuan daya sedang sebaiknya menggunakan rangkaian
Auto Star-Delta. Rangkaian Auto Star-Delta adalah rangkaian listrik reduced-voltage,
dimana rangkaian star-delta menghubungkan motor ke catu daya melalui perangkat
pengurangan voltase dan meningkatkan tegangan yang diterapkan secara bertahap atau
dalam beberapa langkah. Pada rangkaian Auto Star-Delta akan terdapat beberapa
kombinasi rangkaian listrik kontaktor, timer, sakelar, Fuse, MCB. Rangkaian Auto Star-
Delta di gunakan pada system listrik 3 phase. Penggunaan rangkaian star - delta ini pada
motor listrik 3 phase dengan daya 5,5kW hingga 22kW.

C. Thermal Overload
Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk
mengamankan beban lebih Overload bedasarkan suhu Thermal yang
mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol seperti direct
online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya menggunakan push
button Start / Stop. Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut

7
terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper untuk
melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi

Gambar 1.3 Thermal Overload Relay


Djemari Mardapi (1980) menjelaskan Thermal Overload Relay (TOR) adalah
salah satu pengaman motor listrik dari arus yang berlebihan. Bila Arus yang melewati
motor listrik terlalu besar maka akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan
memutuskan rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban. Cara kerjanya
seperti azas bimetal, yaitu ada dua buah logam yang koefisien muainya berbeda
digandeng jadi satu, sehingga kalau panas akan melengkung. Pemuaian ini didesain untuk
memutus rangkaian bila motor terlalu panas. Relay ini dihubungkan dengan kontaktor
pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor listrik).
Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi sebagai pengaman beban lebih pada
sebuah rangkaian kontrol Direct Online maupun Star Delta, jadi motor yang dikontrol
tidak akan terbakar disaat beban lebih motor tersebut akan mati. Dalam menggunakan
Thermal Overload, untuk setting arus sama dengan arus nominal motor yang ada

D. Macam – macam pengaman (pemutus rangkian)


Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau mengamankan atau
mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang melebihi kemampuannya. Arus yang
mengalir pada suatu penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun
pada alat listriknya sendiri. Dalam menentukan pengaman setiap motor listrik mempunyai

8
perbedaan dalam perhitungan. Untuk motor rotor lilit perhitungan dalam menentukan kapasitas
pemutus adalah 150% × In (arus nominal motor), dan untuk motor sangkar perhitungan dalam
menentukan kapasitas pemutus adalah 250% × In (arus nominal motor), sedangkan untuk motor
serempak perhitungan dalam menentukan kapasitas pemutus adalah 200% × In (arus nominal
motor)
1. Sekring (Fuse)
Sekring biasanya digunakan sebagai pengaman instalasi rumah dan dirangkai secara
seri dengan sakelar dwi kutub pada suatu PHB (Panel hubung bagi).

Gambar 1.4 Fuse

Saat ini sudah jarang rumah-rumah menggunakan pengaman berupa sekring karena
sekring hanya dapat digunakan sekali, ketika putus maka sudah tidak dapat digunakan
lagi. Selain itu dengan adanya MCB perlu yang dapat digunakan berkali-kali, maka
sekring yang digunakan pada instalasi rumah kini kian berkurang. Meski begitu
sekring tidak hanya digunakan pada rangkaian instalasi rumah, beberapa rangkaian
elektronik menggunakan sekring sebagai pengaman rangkaian input arus nya
2.  MCB (Miniature Circuit Breaker)
Minature circuit breaker adalah bentuk mini dari breaker. Disebut mini karena arus
yang di putus oleh MCB mencapai 2A, 4A, 10A, 32A. MCB biasanya digunakan
sebagai pengaman pada instalasi rumah. terdapat 2 jenis MCB yaitu MCB 1 Fasa
(Biasanya digunakan sebagai pengaman pada instalasi rumah tinggal yang
sederhana), dan MCB 3 Fasa (biasanya digunakan sebagai pengaman rangkaian
beban-beban yang memerlukan sumber 3 fasa).

9
Gambar 1.5 Miniature Circuit Breaker

MCB bekerja memutuskan arus listrik jika terjadi hubung singkat, dan beban lebih
pada suatu rangkaian listrik. Jika arus listrik yang hubung singkat tidak segera putus
maka dampaknya akan mengeluarkan percikan api dan mengakibatkan kebakaran.
3. MCCB (Modular Case Circuit Breaker)
Modular Case Circuit Breaker memiliki prinsip kerja yang sama dengan MCB. di
dunia industri biasanya disebut dengan breaker dalam bahasa indonesia diartikan
sebagai perusak, atau penghancur. Breaker dalam dunia listrik diartikan sebagai alat
untuk memutus arus dan tegangan listrik jika terjadi kerusakan pada suatu rangkaian
listrik contoh : Hubung singkat, dan beban lebih. Modular Case Circuit Breaker dapat
ditemui di panel-panel utama suatu tempat yang membutuhkan arus cukup tinggi
contoh : sekolah, pusat perbelanjaan, pabrik atau industri dan lain sebagainya. Ukuran
suatu breaker untuk dapat memutus arus listrik pada suatu rangkaian listrik dapat
mencapai cukup tinggi 100 A, 200 A, 400 A dan lain sebagainya.
4. Hantaran Pentanahan (Ground)
Hantaran pentanahan merupakan salah satu pengaman suatu rangkaian listrik jika
mengalami kebocoran arus maka arus tersebut akan langsung di netral kan ke
permukaan bumi sehingga manusia tidak tersengat arus listrik yang bocor. Hantaran

10
pentanahan merupakan salah satu komponen penting dalam suatu rangkaian instalasi
jika akan memasang pengaman berupa ELCB.
Hantaran pantanahan juga merupakan komponen penting dalam suatu rangkaian
penangkal petir. Ketika petir menyambar ujung penangkal petir maka akan diteruskan
menuju bumi oleh hantaran pentanahan sehingga petir yang memiliki tegangan tinggi
tersebut menjadi tidak berbahaya lagi.
5. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
Earth leakage circuit breaker adalah alat pengaman yang digunakan untuk
mengamankan terjadinya kebocoran arus listrik atau tegangan listrik pada suatu
rangkaian instalasi listrik. ELCB digunakan sebagai pengaman manusia dari tegangan
sentuh dan arus listrik yang bocor atau sengatan listrik di suatu rangkaian instalasi
listrik. ELCB akan bekerja memutus arus listrik pada suatu rangkaian ketika kabel
fasa mengalami kebocoran arus yang langsung berhubungan dengan ground atau
netral dalam waktu yang cukup singkat. Sehingga jika manusia sebagai korban
kebocoran arus listrik dalam suatu rangkaian instalasi listrik dengan menggunakan
pengaman ELCB maka sebelum manusia tersebut merasakan sengatan listrik ELCB
telah memutuskan arus listrik.

E. Motor Rotor Sangkar


Motor Rotor Sangkar6 Motor rotor sangkar konstruksinya sangat sederhana, yang
mana rotor dari motor sangkar adalah konstruksi dari inti berlapis dengan konduktor
dipasangkan paralel, atau kira – kira paralel dengan poros yang mengelilingi permukaan
inti. Konduktornya tidak terisolasi dari inti, karena arus rotor secara alamiah akan
mengalir melalui tahanan yang paling kecil konduktor rotor. Pada setiap ujung rotor,
konduktor rotor semuanya dihubung singkatkan dengan cincin ujung. Batang rotor dan
cincin ujung sangkar yang lebih kecil adalah coran tembaga atau almunium dalam satu
lempeng pada inti rotor. Bentuk motor rotor sangkar sendiri dapat dilihat pada gambar
1.5. Dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan
kedalam alur kemudian dilas ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerap kali
dimiringkan. Hal ini menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurang suara
dengung magnetik sewaktu motor sedang jalan.

11
Gambar 1.6 Motor Rotor Sangkar

Gambar 1.5 Motor Induksi Rotor Sangkar Motor induksi jenis ini mempunyai rotor
dengan kumparan yang tediri dari beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian
rupa sehingga menyerupai sangkar tupai, konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana
bila dibandingkan dengan rotor jenis mesin listrik lainnya. Dengan demikian harganya
pun murah karena konstruksinya yang demikian, padanya tidak mungkin diberikan
pengaturan tahanan luar seperti pada motor induksi dengan rotor belitan
F. Motor Rotor Lilit
Motor rotor lilit atau motor cincin slip berbeda dengan motor rotor sangkar dalam
konstruksi rotornya. Seperti namanya rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan
lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Y dengan poros motor. Ketiga cincin
slip yang terpasang pada cincin slip dan sikat – sikat dapat dilihat berada disebelah kiri
lilitan rotor. Lilitan rotor tidak dihubungkan ke pencatu. Cincin slip dan sikat semata –
mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian motor.
Motor rotor lilit kurang banyak digunakan dibandingkan dengan motor rotor sangkar
karena harganya mahal dan biaya pemeliharaan lebih besar.

12
Gambar 1.7 Motor Rotor Lilit

Seperti yang terlihat pada gambar 1.6, penambahan tahanan luar sampai harga tertentu
dapat membuat kopel mula mencapai harga maksimum, kopel mula yang besar ini
memang diperlukan pada waktu start. Motor induksi dengan rotor lilit memungkinkan
penambahan pengaturan tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke
rotor melalui cincin, selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar tahanan luar tadi
diperlukan untuk membatasi arus mula yang besar pada saat start motor. Disamping itu
dengan mengubah tahanan luar, kecepatan motor dapat diatur. Dibawah ini terdapat
rangkaian induksi dengan belitan memungkinkan penambahan tahanan luar.

G. Motor Serempak (Sinkron)


Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator
dan kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin
induksi, sedangkan kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu
(salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk
menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor melalui cincin dan sikat.

13
Gambar 1.8 Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b) kondisi berbeban (c)
kurva karakteristik torsi

Gambar 1.7 memperlihatkan keadaan terjadinya torsi pada motor sinkron. Keadaan ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator) dihubungkan
dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan.
Arus tiga fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar homogen (BS).
Berbeda dengan motor induksi, motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC
eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada
rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap. Kutub medan rotor
mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan
yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi sudut torsi.
Semakin besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi yang dihasilkan akan
semakin besar

H. Motor Listrik 1 Phase


Motor induksi satu fasa adalah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnetik. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi
listrik yaitu disisi stator, sedangkan sistem kelistrikan disisi rotornya di induksikan
melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal ini yang memnyebabkan
diberi nama motor induksi. Adapun penggunaan motor induksi di industri ini adalah

14
sebagai penggerak, seperti kompresor, pompa, penggerak utama proses produksi atau
mill, peralatan workshop seperti mesin-mesin bor, grinda, crane, dan sebagainya.
Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu stator dan rotor.
Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang
bergerak yang bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas
kumparan stator dan kumparan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik
akibat dari adanya arus listrik bolak-balik satu fasa yang melewati kumparan-kumparan
tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor.
Bentuk dan kostruksi motor tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1.9 Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa

Motor induksi satu fasa tidak terjadi medan magnet putar seperti halnya motor induksi
tiga fasa, sehingga diperlukan suatu kumparan bantu untuk mengawali berputar. Motor
induksi satu fasa memilik dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan
belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2). Prinsip kerja medan magnet utama dan medan magnet
bantu pada motor satu fasa dapat dilihat pada gambar berikut.

15
Gambar 2.1 Prinsip medan magnet utama dan bantu motor satu fasa

Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki
impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil
dan jumlah belitannya lebih 7 banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding
impedansi belitan utama.

I. Motor Listrik 3 Phase


Motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang
berupa tenaga putar. Motor listrik terdiri dari dua bagian yang sangat penting yaitu stator
atau bagian yang diam dan Rotor atau bagian berputar. Pada motor AC, kumparan rotor
tidak menerima energi listrik secara langsung, tetapi secara induksi seperti yang terjadi
pada energi kumparan transformator. Oleh karena itu motor AC dikenal dengan motor
induksi. Dilihat dari kesederhanaannya, konstruksinya yang kuat dan kokoh serta
mempunyai karekteristik kerja yang baik, motor induksi tiga fasa yang cocok dan paling
banyak digunakan dalam bidang industri. Penggunaan motor induksi yang banyak
dipakai di kalangan industri mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1. Bentuknya yang sederhana dan memiliki konstruksi yang kuat dan hampir tidak
pernah mengalami kerusakan yang berarti.
2. Harga relatif murah dan dapat diandalkan.
3. Efisiensi tinggi pada keadaan berputar normal, tidak memerlukan sikat sehingga
rugi – rugi daya yang diakibatkannya dari gesekan dapat dikurangi.

16
4. Perawatan waktu mulai beroperasi tidak memerlukan starting tambahan khusus
dan tidak harus sinkron.
Namun disamping hal tersebut diatas, terdapat pula faktor – faktor kerugian yang tidak
menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :
4. Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi efesiensinya.
5. Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya beban,
tidak seperti motor DC atau motor shunt.
6. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.

Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor
dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak
antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada
rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor
induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan
rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor
tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada
pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga
membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.

Gambar 2.2 Konstruksi Motor 3 Phase

Prinsip kerja dari motor listrik 3 fasa ini sebenarnya sangat sederhana. Bila sumber
tegangan 3 fase dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan

17
kecepatan tertentu. Besarnya kecepatan tersebut dapat diukur menggunakan sebuah
rumus Ns = 120 f/P. Dimana Ns adalah kecepatan putar, f adalah frekwensi sumber, dan
P adalah kutub motor.

Perlu diketahui bahwa medan putar stator akan memotong batang konduktor yang ada
pada rotor, sehingga pada batang konduktor dari rotor akan muncul GGL induksi. GGL
akan menghasilkan arus (I) serta gaya (F) pada rotor. Agar GGL induksi timbul,
diperlukan perbedaan antara kecepatan medan putar yang ada pada stator (ns) dengan
kecepatan berputar yang ada pada rotor (nr).

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Motor 3 Phase

Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s) yang dapat dinyatakan dengan
rumus s= (ns – nr) / ns. Apabila nr = ns, maka GGL induksi tidak akan timbul, dan arus
tidak akan mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan
kopel. Berdasarkan cara kerja tersebut, motor 3 fasa juga dapat disebut sebagai motor tak
serempak atau motor asinkron.

J. Diagram Satu Garis (Single Line Diagram)

Definisi diagram satu garis adalah sebuah diagram atau gambar listrik yang
merepresentasikan komponen-komponen sistem instalasi listrik yang diwakilkan oleh
simbol-simbol, dan menggambarkan bagaimana komponen-komponen itu berhubungan.

18
Kadang diagram atau gambar garis tunggal instalasi listrik ini disebut juga one-line
diagram. Pada artikel ini kita akan membahas sekilas tentang apa itu SLD kelistrikan,
jenis diagram listrik, pentingnya serta manfaat, diagram satu garis atau single line
diagram. Juga akan dibahas apa pentingnya atau perlunya memperbaru atau
memperbarui dokumen gambar instalasi listrik secara rutin untuk keperluan keandalahan,
pengoperasian maupun keselamatan kerja listrik (electrical safety).

Jenis Diagram Listrik


Di lapangan, sering kali para personel menyebut single line diagram dengan “gambar
listrik” saja. Padahal ada beberapa jenis diagram atau gambar dalam sistem kelistrikan.
Masing-masing jenis diagram atau gambar listrik memiliki fungsi unik. Jenis-jenis
diagram listrik di antaranya:

 Ladder diagram
 Wiring Diagram
 Diagram Satu-Garis

Ladder Diagram
Diagram tangga atau ladder diagram adalah diagram yang menunjukkan fungsi
suatu rangkaian listrik dengan menggunakan simbol-simbol listrik. Ini tidak
menunjukkan lokasi sebenarnya dari komponen. Diagram tangga memungkinkan
seseorang untuk memahami dan memecahkan masalah sirkuit dengan cepat. Biasanya
digambar seperti tangga, maka dinamakan diagram tangga. Diagram tangga juga dapat
disebut sebagai diagram garis (line diagrams), diagram dasar (elementary diagrams), atau
diagram skematik listrik.

Wiring Diagram
Wiring diagram atau diagram pengkabelan menggunakan simbol listrik seperti
diagram tangga tetapi diagram tersebut mencoba menunjukkan lokasi komponen yang
sebenarnya. Diagram pengkabelan juga dapat disebut sebagai diagram koneksi

19
(connection diagrams). Diagram pengkabelan membantu Anda mengidentifikasi kabel
dan komponen seperti yang ditemukan pada peralatan.

Diagram Satu-Garis
Diagram satu garis atau diagram garis tunggal adalah cara yang disederhanakan
untuk merepresentasikan sistem tenaga tiga fase. Diagram satu baris tidak menunjukkan
koneksi listrik sirkuit yang tepat. Seperti namanya, diagram satu garis menggunakan satu
garis untuk mewakili ketiga fase tersebut. Ini adalah jenis blue-print instalasi listrik
paling dasar. Diagram garis tunggal menunjukkan rating dan kapasitas peralatan listrik
dan konduktor sirkuit serta perangkat proteksi.

Ruang Lingkup Diagram Satu-Garis


Informasi diagram garis tunggal biasanya mencakup:
 Saluran incoming (tegangan nominal dan besarannya —kapasitas dan nilai)
 Circuit breaker (PMT) utama, fuse atau sekring utama, cut-out (CTO), switch,
dan bus-tie
 Transformator daya (rating, koneksi liltan dan metode pembumian)
 Circuit breaker saluran pengumpan (feeder)
 Fused switches relays (fungsi, penggunaan, dan jenis)
 Transformator arus/potensial (ukuran, jenis dan rasio)
 Trafo untuk sistem kontrol
 Semua kabel utama dan kabel beban
 Semua gardu induk, termasuk relai integral dan panel utama serta sifat beban di setiap
feeder dan di setiap gardu induk
 Tegangan dan ukuran peralatan penting (UPS, baterai, generator, distribusi daya,
sakelar transfer, AC ruang komputer)

Manfaat Diagram Satu-Garis


 Membantu mengidentifikasi saat trouble-shooting dan menyederhanakan pemecahan
masalah

20
 Diagram satu garis yang akurat akan lebih menjamin keselamatan kerja personel
 Memenuhi kepatuhan pada regulasi dan standar yang berlaku
 Menjamin pengoperasian fasilitas dengan lebih aman dan andal

Diagram garis tunggal adalah cetak biru dari sistem kelistrikan. Membuat diagram
satu garis adalah langkah pertama dalam menyiapkan rencana respons kritis,
memungkinkan personel kelistrikan untuk memahami sepenuhnya tata letak dan desain
sistem distribusi kelistrikan fasilitas.
Baik itu fasilitas baru atau yang sudah ada, diagram garis tunggal adalah peta jalan untuk
semua aktivitas pengujian, servis, dan pemeliharaan di masa mendatang. Diagram atau
gambar listrik yang efektif akan dengan jelas menunjukkan bagaimana komponen utama
sistem kelistrikan dihubungkan. Ini menunjukkan jalur distribusi daya yang benar dari
sumber daya yang masuk ke setiap beban hilir – termasuk peringkat dan ukuran setiap
peralatan listrik, konduktor sirkuitnya, dan perangkat proteksinya.
Seringkali para pengambil keputusan merasa tidak perlu memperbarui diagram
instalasi listrik, atau bahkan tidak menganggapnya penting. Banyak fasilitas industri dan
komersial beroperasi tanpa diagram garis tunggal yang akurat. Kondisi ini mungkin
dianggap penting sampai mereka menghadapi masalah atau kerugian nyata karena tidak
memperbarui atau tidak akuratnya diagram instalasi listrik.

21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membuat makalah ini dapat saya simpulkan bahwa pada setiap motor listrik
terdapat name plata dimana itu berisi spesifikasi dari motro tersebut. Fungsi lain dari
name plate tersebut adalah memudahkan kita dalam merangcang rangkaian kontrol
maupun rangkaian daya dari situ kita bisa mementukan rangkaian jenis apa yang harus
digunakan, selain itu dari name plate kita bisa menentukan kapasitas pengaman yang
diperlukan, kapasitas kontaktor, setting Overload, dan Kuat Hantar Arus (KHA) yang
akan di gunakan pada rangkaian nanti. Untuk menentukan pengaman setiap motor
memiliki perhitungan yang berbeda – beda yaitu Motor Rotor Lilit, Motor Serempak,
Motor Sangkar.

B. Saran
Dalam merancang rangkaian Kontrol dan rangkian daya sebuah motor listrik kita harus
benar – benar memperhatikan karakteristik dan name plate dari motor tersebut.
Menentukan jenis kontrol yang sesuai sebagaimana yang telah diatur dalam PUIL
sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan pada motor. Dan juga dalam menentukan
pengaman pada rangkaian benar – benar harus diperhitungkan dengan baik sehingga
motor dapat bekerja dengan aman dan tidak membahayakan sekitarnya.

35
DAFTAR PUSTAKA
1. Alat-Alat Pengaman pada Rangkaian Listrik - Teknik Listrik. (n.d.).
Retrieved January 11, 2021, from
https://kusumandarutp.blogspot.com/2015/10/alat-alat-pengaman-pada-
rangkaian.html
2. Pengertian DOL-Auto Star Delta-Soft Starter dan Perhitungan Circuit
Breaker Pada Motor Listrik – Amanitekno. (n.d.). Retrieved January 11,
2021, from https://www.amanitekno.com/pengertian-dol-auto-star-delta-
soft-starter-dan-perhitungan-circuit-breaker-pada-motor-listrik/
3. Pengertian Thermal Overload Relay - Samrasyid. (n.d.). Retrieved
January 11, 2021, from https://www.samrasyid.com/2020/04/pengertian-
thermal-overload-relay.html
4. Pengertian Thermal Overload Relay (TOR) Lengkap hingga paham.
(n.d.). Retrieved January 11, 2021, from
https://www.plcdroid.com/2018/03/pengertian-thermal-overload-
relay.html
5. MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ). (n.d.). Retrieved January 13,
2021, from http://www.mercubuana.ac.id
6. Motor Induksi 1. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
http://eprints.polsri.ac.id/3822/3/3.BAB II.pdf
7. Motor Induksi Tiga Fasa. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
www.energyefficiencyasia.org.
8. Motor Listrik 3 Fasa | Dunia Elektro. (n.d.). Retrieved January 13, 2021,
from http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-listrik-3-fasa.html
9. Pengertian Motor Induksi Satu Fasa. (n.d.). Retrieved January 13, 2021,
from http://repository.untag-sby.ac.id/411/3/BAB 2.pdf

36
10.Pengertian motor listrik 1 fasa (phase) - TEKNIK MAINTENANCE
WORKSHOP. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
https://teknikmaintenance09.blogspot.com/2019/10/pengertian-motor-
listrik-1-fasa-phase.html
11.Pengertian Motor Listrik 3 Fasa dan Prinsip Kerjanya -
EDUKASIKINI.COM. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
https://www.edukasikini.com/2019/05/pengertian-motor-listrik-3-fasa-
dan.html
12.Pentingnya Diagram Satu Garis (SLD) | Omazaki Engineering. (n.d.).
Retrieved January 13, 2021, from https://www.omazaki.co.id/pentingnya-
single-line-diagram-sld/
13.Putranto, D. H., & T, D. S. M. (n.d.). Prodi S1 Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang.

37
38

Anda mungkin juga menyukai