i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
tuntunan dan karunia – Nya, saya Alfa Rafael Mareoli dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ Sistem Pengaturan Kontrol Kontaktor “.
Makalah ini dibuat dan diselesaikan untuk memenuhi nilai tugas dari mata kuliah
“ Perancangan Elektrik II & Praktek “. Saya berterima kasih kepada Bpk. Muchdar
Patabo, ST., MT karena memberikan tugas makalah ini. Saya berterima kasih juga
kepada seluruh sumber yang telah membantu saya dalam penyesusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengelama bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
A. Kontaktor ……………………………………………….. 3
B. Rangkaian Star – Delta & DOL ……………………….. 6
C. Thermal Overload …………………………………….... 7
D. Macam – Macam Pengaman ………………………… 8
E. Motor Rotor Sangkar …………………………………... 11
F. Motor Rotor Lilit ………………………………………… 12
G. Motor Serempak ……………………………………….. 13
H. Motor Listrik 1 Phase ………………………………….. 14
I. Motor Listrik 3 Phase ………………………………….. 15
J. Diagram Satu Garis (Single Line Diagram) …………. 17
.…….
iii
21
B. Jenis Kontrol Masing – Masing Motor ……………...
…….
25
C. Rangkaian Daya & Kontrol M3 & M5 ……………….
........
27
D. Rangkaian Daya & Kontrol M1, M2 & M6 ………….
…….
29
E. Time Chart M1, M2 & M6 ……………………………
…….
32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………… 35
B. Saran …………………………………………………….. 35
iv
DAFTAR GAMBAR
v
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perancangan Listrik 2 + Prak merupakan mata kuliah dalam jurusan elektro,
teknik listrik. Dalam mata kuliah ini mahasiswa mampu untuk memahami dan memiliki
pengetahuan tentang sistem kontrol elektromagnetis dimana dalam mata kuliah ini kita
menggunakan kontaktor. Perancangan Listrik 2 + Prak di ajarkan sistem pengaturan
kontrol sekuensial, sistem pengaturan kontrol self mainanance kontaktor dan time chart,
sistem pengaturan control kontaktor operasi berurutan dan saling mengunci, dan sistem
pengaturan kontrol kontaktor untuk penghasutan motor listrik.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang sistem pangaturan kontrol
kontaktor untuk penghasutan motor listrik baik menggunakan Direct On Line (DOL)
maupun Star – Delta. Dalam pengoperasian motor listrik baik 2 fasa maupun 3 fasa
diperlukan sistem pengaturan kontrol untuk menunjang cara kerja motor listrik tersebut,
dimana dalam sistem pengaturan tersebut terbagi menjadi 2 bagian yaitu, rangkaian
kontrol dan rangkaian daya. Dalam pengoperasian tersebut selain memerlukan kontaktor
diperlukan juga antara lain, push botton ( NC & NO ), On Delay ( penunda waktu On ),
dan juga pengaman berupa fuse atau MCB, Overload (OL), dan Grounding
(pentanahan).
Motor – motor listrik sangat beragam dan memiliki spesifikasi yang berbeda –
beda, mulai dari arus nominal motor, tegangan pada motor, daya yang diperlukan, sampai
pada Power factor (PF) dan semua itu sangat beperngaruh pada cara bagaimana motor
tersebut akan dioperasikan. Sehingga dalam Perancangan Listrik 2 + Prak kita bisa
merancang rangkaian kontrol dan rangkaian daya hanya dengan melihat spesifikasi dari
motor tersebut. Selain itu di perlukan pengaman dimana dengan melihat spesfikasi dari
motor listrik kita bisa menentukan pemutus ( PMT berupa Fuse, MCB, dan MCCB ),
Setting Oveload yang di perlukan, Kuat Hantar Arus kabel ( KHA ), dan kapasita arus
dari kontaktor. Dalam merancang rangkaian ini kita pelu memperhatikan PUIL dan
simbol – simbol secara baik dan benar sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada
motor listrik dan juga aman untuk dioperasikan sehinggan tidak berbahaya bagi manusia
dan sekitarnya
1
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan. Beberapa masalah tersebut antaralain:
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Perancangan Listrik 2 +
Prak. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan sehingga pembaca
dapat:
2
BAB II TEORI DASAR
A. Kontaktor
Kontaktor adalah sakelar yang dikontrol secara elektrik yang digunakan untuk
mengalihkan rangkaian daya listrik. Kontaktor biasanya dikontrol oleh sirkuit yang
memiliki tingkat daya yang jauh lebih rendah daripada sirkuit yang diaktifkan, seperti
koil elektromagnet 24 volt yang mengendalikan sakelar motor 230 volt. Kontaktor
adalah sebuah alat elektro magnetik yang prinsip kerjanya memanfaatkan teori bahwa
arus listrik yang mengalir pada sebuah tembaga akan menghasilkan medan magnet.
Prinsip dan cara kerja kontaktor adalah dengan arus dan tegangan VAC ataupun
VDC (tergantung dari karakteristik coil pada kontaktor), yang kemudian arus itu akan
menggerakan coil. Arus listrik yang masuk akan membuat medan magnet yang akan
menarik kontak ( L1,L2,L3 dan kontak bantu) yang awalnya dalam keadaan NO
(Normally Open) menjadi NC (Normally Close). Dalam proses tersebut biasanya
3
kontaktor membutuhkan waktu sekitar 4 – 19ms (untuk membuka) dan 12-22ms (untuk
menutup). Ketika arus yang masuk kedalam kontaktor berhenti, maka medan magnet
akan hilang dan menyebabkan kontaktor akan kembali pada keadaan semula. Dalam
menentukan kapasitas kontaktor yang akan digunakan adalah 115% × In (arus nominal
motor), sedangkan untuk Kuat Hantar Arus ( KHA ) adalah 110% × In (arus nominal
motor).
Bagian Kontaktor
1. Kontak utama
Ini terdiri dari tiga NO kontak. Biasanya diberi kode angka dari 1 sampai 6 yang
semuanya berpasangan. Untuk instalasi pada listrik industri, biasanya beban di
hubungkan langsung pada ketiga fasa ini. Dan kemudian, coil kontaktor yang
berfungsi untuk kontrolnya.
2. Kontak bantu
Kontak bantu ini terdiri dari NO dan NC yang di fungsikan khusus untuk
membantu kebutuhan Anda jika kurangnya kebutuhan kontak pada kontak utama.
Kontak ini biasanya diberi kode penomoran dari angka 13 hingga 22.
3. Coil Kontaktor
Koil ini memiliki sifat elektromagnetik, sehingga ini dapat memberikan tegangan
berupa arus listrik yan
g akan merubah keseluruhan kontak yang ada menjadi close atau open sesuai
dengan fungsinya.
Sedangkan prinsip kerja pada kontaktor ini adalah menyalurkan aliran listrik yang
didapat pada kumparan ke seluruh kontak termasuk koil yang juga menyalurkan tegangan
listrik. Saat proses instalasi, kontaktor lebih membutuhkan komponen tambahan berupa
tombol NC untuk memberhentikan dan memutus aliran listrik yang menuju ke koil
kontaktor.
Kita juga membutuhkan MCB dan Relay untuk perlindungan utama dari instalasi
komponen listrik yang kita rancang. Kontak bantu dapat berfungsi sebagai pengunci
pada rangkaian listrik yang kita pasang secara pararel. Jadi pada fungsinyakontak bantu
4
juga dapat kita jadikan tombolatau button start yang berfungsi seolah-olah sebagai
sakelar pada komponen listrik tersebut.
Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan
kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi
sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan
arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus
yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya
(coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC).
Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan yang intinya
terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan
menjadi magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk menarik angker yang
sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka
gaya magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak
kembali membuka atau menutup. Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar
dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan arus
yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor
magnet arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24 V.
Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan, memiliki dua kontak
SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak
cabang). Relay jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V.
Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5 ampere.
5
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama dengan
kontaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus bolak-balik bentuk
gelombang sinusoida, maka pada satu periode terdapat dua kali besar tegangan
sama dengan nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan
terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu 1/50 = 0,02 detik
yang menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi 100
kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.
6
Gambar 1.2 Rangkaian Star – Delta
C. Thermal Overload
Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk
mengamankan beban lebih Overload bedasarkan suhu Thermal yang
mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol seperti direct
online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya menggunakan push
button Start / Stop. Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut
7
terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper untuk
melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi
8
perbedaan dalam perhitungan. Untuk motor rotor lilit perhitungan dalam menentukan kapasitas
pemutus adalah 150% × In (arus nominal motor), dan untuk motor sangkar perhitungan dalam
menentukan kapasitas pemutus adalah 250% × In (arus nominal motor), sedangkan untuk motor
serempak perhitungan dalam menentukan kapasitas pemutus adalah 200% × In (arus nominal
motor)
1. Sekring (Fuse)
Sekring biasanya digunakan sebagai pengaman instalasi rumah dan dirangkai secara
seri dengan sakelar dwi kutub pada suatu PHB (Panel hubung bagi).
Saat ini sudah jarang rumah-rumah menggunakan pengaman berupa sekring karena
sekring hanya dapat digunakan sekali, ketika putus maka sudah tidak dapat digunakan
lagi. Selain itu dengan adanya MCB perlu yang dapat digunakan berkali-kali, maka
sekring yang digunakan pada instalasi rumah kini kian berkurang. Meski begitu
sekring tidak hanya digunakan pada rangkaian instalasi rumah, beberapa rangkaian
elektronik menggunakan sekring sebagai pengaman rangkaian input arus nya
2. MCB (Miniature Circuit Breaker)
Minature circuit breaker adalah bentuk mini dari breaker. Disebut mini karena arus
yang di putus oleh MCB mencapai 2A, 4A, 10A, 32A. MCB biasanya digunakan
sebagai pengaman pada instalasi rumah. terdapat 2 jenis MCB yaitu MCB 1 Fasa
(Biasanya digunakan sebagai pengaman pada instalasi rumah tinggal yang
sederhana), dan MCB 3 Fasa (biasanya digunakan sebagai pengaman rangkaian
beban-beban yang memerlukan sumber 3 fasa).
9
Gambar 1.5 Miniature Circuit Breaker
MCB bekerja memutuskan arus listrik jika terjadi hubung singkat, dan beban lebih
pada suatu rangkaian listrik. Jika arus listrik yang hubung singkat tidak segera putus
maka dampaknya akan mengeluarkan percikan api dan mengakibatkan kebakaran.
3. MCCB (Modular Case Circuit Breaker)
Modular Case Circuit Breaker memiliki prinsip kerja yang sama dengan MCB. di
dunia industri biasanya disebut dengan breaker dalam bahasa indonesia diartikan
sebagai perusak, atau penghancur. Breaker dalam dunia listrik diartikan sebagai alat
untuk memutus arus dan tegangan listrik jika terjadi kerusakan pada suatu rangkaian
listrik contoh : Hubung singkat, dan beban lebih. Modular Case Circuit Breaker dapat
ditemui di panel-panel utama suatu tempat yang membutuhkan arus cukup tinggi
contoh : sekolah, pusat perbelanjaan, pabrik atau industri dan lain sebagainya. Ukuran
suatu breaker untuk dapat memutus arus listrik pada suatu rangkaian listrik dapat
mencapai cukup tinggi 100 A, 200 A, 400 A dan lain sebagainya.
4. Hantaran Pentanahan (Ground)
Hantaran pentanahan merupakan salah satu pengaman suatu rangkaian listrik jika
mengalami kebocoran arus maka arus tersebut akan langsung di netral kan ke
permukaan bumi sehingga manusia tidak tersengat arus listrik yang bocor. Hantaran
10
pentanahan merupakan salah satu komponen penting dalam suatu rangkaian instalasi
jika akan memasang pengaman berupa ELCB.
Hantaran pantanahan juga merupakan komponen penting dalam suatu rangkaian
penangkal petir. Ketika petir menyambar ujung penangkal petir maka akan diteruskan
menuju bumi oleh hantaran pentanahan sehingga petir yang memiliki tegangan tinggi
tersebut menjadi tidak berbahaya lagi.
5. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
Earth leakage circuit breaker adalah alat pengaman yang digunakan untuk
mengamankan terjadinya kebocoran arus listrik atau tegangan listrik pada suatu
rangkaian instalasi listrik. ELCB digunakan sebagai pengaman manusia dari tegangan
sentuh dan arus listrik yang bocor atau sengatan listrik di suatu rangkaian instalasi
listrik. ELCB akan bekerja memutus arus listrik pada suatu rangkaian ketika kabel
fasa mengalami kebocoran arus yang langsung berhubungan dengan ground atau
netral dalam waktu yang cukup singkat. Sehingga jika manusia sebagai korban
kebocoran arus listrik dalam suatu rangkaian instalasi listrik dengan menggunakan
pengaman ELCB maka sebelum manusia tersebut merasakan sengatan listrik ELCB
telah memutuskan arus listrik.
11
Gambar 1.6 Motor Rotor Sangkar
Gambar 1.5 Motor Induksi Rotor Sangkar Motor induksi jenis ini mempunyai rotor
dengan kumparan yang tediri dari beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian
rupa sehingga menyerupai sangkar tupai, konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana
bila dibandingkan dengan rotor jenis mesin listrik lainnya. Dengan demikian harganya
pun murah karena konstruksinya yang demikian, padanya tidak mungkin diberikan
pengaturan tahanan luar seperti pada motor induksi dengan rotor belitan
F. Motor Rotor Lilit
Motor rotor lilit atau motor cincin slip berbeda dengan motor rotor sangkar dalam
konstruksi rotornya. Seperti namanya rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan
lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Y dengan poros motor. Ketiga cincin
slip yang terpasang pada cincin slip dan sikat – sikat dapat dilihat berada disebelah kiri
lilitan rotor. Lilitan rotor tidak dihubungkan ke pencatu. Cincin slip dan sikat semata –
mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian motor.
Motor rotor lilit kurang banyak digunakan dibandingkan dengan motor rotor sangkar
karena harganya mahal dan biaya pemeliharaan lebih besar.
12
Gambar 1.7 Motor Rotor Lilit
Seperti yang terlihat pada gambar 1.6, penambahan tahanan luar sampai harga tertentu
dapat membuat kopel mula mencapai harga maksimum, kopel mula yang besar ini
memang diperlukan pada waktu start. Motor induksi dengan rotor lilit memungkinkan
penambahan pengaturan tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke
rotor melalui cincin, selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar tahanan luar tadi
diperlukan untuk membatasi arus mula yang besar pada saat start motor. Disamping itu
dengan mengubah tahanan luar, kecepatan motor dapat diatur. Dibawah ini terdapat
rangkaian induksi dengan belitan memungkinkan penambahan tahanan luar.
13
Gambar 1.8 Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b) kondisi berbeban (c)
kurva karakteristik torsi
Gambar 1.7 memperlihatkan keadaan terjadinya torsi pada motor sinkron. Keadaan ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator) dihubungkan
dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan.
Arus tiga fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar homogen (BS).
Berbeda dengan motor induksi, motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC
eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada
rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap. Kutub medan rotor
mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan
yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi sudut torsi.
Semakin besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi yang dihasilkan akan
semakin besar
14
sebagai penggerak, seperti kompresor, pompa, penggerak utama proses produksi atau
mill, peralatan workshop seperti mesin-mesin bor, grinda, crane, dan sebagainya.
Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu stator dan rotor.
Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang
bergerak yang bertumpu pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas
kumparan stator dan kumparan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik
akibat dari adanya arus listrik bolak-balik satu fasa yang melewati kumparan-kumparan
tersebut sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan rotor.
Bentuk dan kostruksi motor tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Motor induksi satu fasa tidak terjadi medan magnet putar seperti halnya motor induksi
tiga fasa, sehingga diperlukan suatu kumparan bantu untuk mengawali berputar. Motor
induksi satu fasa memilik dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U1-U2) dan
belitan fasa bantu (belitan Z1-Z2). Prinsip kerja medan magnet utama dan medan magnet
bantu pada motor satu fasa dapat dilihat pada gambar berikut.
15
Gambar 2.1 Prinsip medan magnet utama dan bantu motor satu fasa
Belitan utama menggunakan penampang kawat tembaga lebih besar sehingga memiliki
impedansi lebih kecil. Sedangkan belitan bantu dibuat dari tembaga berpenampang kecil
dan jumlah belitannya lebih 7 banyak, sehingga impedansinya lebih besar dibanding
impedansi belitan utama.
16
4. Perawatan waktu mulai beroperasi tidak memerlukan starting tambahan khusus
dan tidak harus sinkron.
Namun disamping hal tersebut diatas, terdapat pula faktor – faktor kerugian yang tidak
menguntungkan dari motor induksi yaitu sebagai berikut :
4. Pengaturan kecepatan dari motor induksi sangat mempengaruhi efesiensinya.
5. Kecepatan motor induksi akan menurun seiring dengan bertambahnya beban,
tidak seperti motor DC atau motor shunt.
6. Kopel awal mutunya rendah dibandingkan dengan motor DC shunt.
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor
dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak
antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada
rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor
induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan
rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor
tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada
pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga
membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Prinsip kerja dari motor listrik 3 fasa ini sebenarnya sangat sederhana. Bila sumber
tegangan 3 fase dialirkan pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan
17
kecepatan tertentu. Besarnya kecepatan tersebut dapat diukur menggunakan sebuah
rumus Ns = 120 f/P. Dimana Ns adalah kecepatan putar, f adalah frekwensi sumber, dan
P adalah kutub motor.
Perlu diketahui bahwa medan putar stator akan memotong batang konduktor yang ada
pada rotor, sehingga pada batang konduktor dari rotor akan muncul GGL induksi. GGL
akan menghasilkan arus (I) serta gaya (F) pada rotor. Agar GGL induksi timbul,
diperlukan perbedaan antara kecepatan medan putar yang ada pada stator (ns) dengan
kecepatan berputar yang ada pada rotor (nr).
Perbedaan kecepatan antara stator dan rotor disebut slip (s) yang dapat dinyatakan dengan
rumus s= (ns – nr) / ns. Apabila nr = ns, maka GGL induksi tidak akan timbul, dan arus
tidak akan mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan
kopel. Berdasarkan cara kerja tersebut, motor 3 fasa juga dapat disebut sebagai motor tak
serempak atau motor asinkron.
Definisi diagram satu garis adalah sebuah diagram atau gambar listrik yang
merepresentasikan komponen-komponen sistem instalasi listrik yang diwakilkan oleh
simbol-simbol, dan menggambarkan bagaimana komponen-komponen itu berhubungan.
18
Kadang diagram atau gambar garis tunggal instalasi listrik ini disebut juga one-line
diagram. Pada artikel ini kita akan membahas sekilas tentang apa itu SLD kelistrikan,
jenis diagram listrik, pentingnya serta manfaat, diagram satu garis atau single line
diagram. Juga akan dibahas apa pentingnya atau perlunya memperbaru atau
memperbarui dokumen gambar instalasi listrik secara rutin untuk keperluan keandalahan,
pengoperasian maupun keselamatan kerja listrik (electrical safety).
Ladder diagram
Wiring Diagram
Diagram Satu-Garis
Ladder Diagram
Diagram tangga atau ladder diagram adalah diagram yang menunjukkan fungsi
suatu rangkaian listrik dengan menggunakan simbol-simbol listrik. Ini tidak
menunjukkan lokasi sebenarnya dari komponen. Diagram tangga memungkinkan
seseorang untuk memahami dan memecahkan masalah sirkuit dengan cepat. Biasanya
digambar seperti tangga, maka dinamakan diagram tangga. Diagram tangga juga dapat
disebut sebagai diagram garis (line diagrams), diagram dasar (elementary diagrams), atau
diagram skematik listrik.
Wiring Diagram
Wiring diagram atau diagram pengkabelan menggunakan simbol listrik seperti
diagram tangga tetapi diagram tersebut mencoba menunjukkan lokasi komponen yang
sebenarnya. Diagram pengkabelan juga dapat disebut sebagai diagram koneksi
19
(connection diagrams). Diagram pengkabelan membantu Anda mengidentifikasi kabel
dan komponen seperti yang ditemukan pada peralatan.
Diagram Satu-Garis
Diagram satu garis atau diagram garis tunggal adalah cara yang disederhanakan
untuk merepresentasikan sistem tenaga tiga fase. Diagram satu baris tidak menunjukkan
koneksi listrik sirkuit yang tepat. Seperti namanya, diagram satu garis menggunakan satu
garis untuk mewakili ketiga fase tersebut. Ini adalah jenis blue-print instalasi listrik
paling dasar. Diagram garis tunggal menunjukkan rating dan kapasitas peralatan listrik
dan konduktor sirkuit serta perangkat proteksi.
20
Diagram satu garis yang akurat akan lebih menjamin keselamatan kerja personel
Memenuhi kepatuhan pada regulasi dan standar yang berlaku
Menjamin pengoperasian fasilitas dengan lebih aman dan andal
Diagram garis tunggal adalah cetak biru dari sistem kelistrikan. Membuat diagram
satu garis adalah langkah pertama dalam menyiapkan rencana respons kritis,
memungkinkan personel kelistrikan untuk memahami sepenuhnya tata letak dan desain
sistem distribusi kelistrikan fasilitas.
Baik itu fasilitas baru atau yang sudah ada, diagram garis tunggal adalah peta jalan untuk
semua aktivitas pengujian, servis, dan pemeliharaan di masa mendatang. Diagram atau
gambar listrik yang efektif akan dengan jelas menunjukkan bagaimana komponen utama
sistem kelistrikan dihubungkan. Ini menunjukkan jalur distribusi daya yang benar dari
sumber daya yang masuk ke setiap beban hilir – termasuk peringkat dan ukuran setiap
peralatan listrik, konduktor sirkuitnya, dan perangkat proteksinya.
Seringkali para pengambil keputusan merasa tidak perlu memperbarui diagram
instalasi listrik, atau bahkan tidak menganggapnya penting. Banyak fasilitas industri dan
komersial beroperasi tanpa diagram garis tunggal yang akurat. Kondisi ini mungkin
dianggap penting sampai mereka menghadapi masalah atau kerugian nyata karena tidak
memperbarui atau tidak akuratnya diagram instalasi listrik.
21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membuat makalah ini dapat saya simpulkan bahwa pada setiap motor listrik
terdapat name plata dimana itu berisi spesifikasi dari motro tersebut. Fungsi lain dari
name plate tersebut adalah memudahkan kita dalam merangcang rangkaian kontrol
maupun rangkaian daya dari situ kita bisa mementukan rangkaian jenis apa yang harus
digunakan, selain itu dari name plate kita bisa menentukan kapasitas pengaman yang
diperlukan, kapasitas kontaktor, setting Overload, dan Kuat Hantar Arus (KHA) yang
akan di gunakan pada rangkaian nanti. Untuk menentukan pengaman setiap motor
memiliki perhitungan yang berbeda – beda yaitu Motor Rotor Lilit, Motor Serempak,
Motor Sangkar.
B. Saran
Dalam merancang rangkaian Kontrol dan rangkian daya sebuah motor listrik kita harus
benar – benar memperhatikan karakteristik dan name plate dari motor tersebut.
Menentukan jenis kontrol yang sesuai sebagaimana yang telah diatur dalam PUIL
sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan pada motor. Dan juga dalam menentukan
pengaman pada rangkaian benar – benar harus diperhitungkan dengan baik sehingga
motor dapat bekerja dengan aman dan tidak membahayakan sekitarnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Alat-Alat Pengaman pada Rangkaian Listrik - Teknik Listrik. (n.d.).
Retrieved January 11, 2021, from
https://kusumandarutp.blogspot.com/2015/10/alat-alat-pengaman-pada-
rangkaian.html
2. Pengertian DOL-Auto Star Delta-Soft Starter dan Perhitungan Circuit
Breaker Pada Motor Listrik – Amanitekno. (n.d.). Retrieved January 11,
2021, from https://www.amanitekno.com/pengertian-dol-auto-star-delta-
soft-starter-dan-perhitungan-circuit-breaker-pada-motor-listrik/
3. Pengertian Thermal Overload Relay - Samrasyid. (n.d.). Retrieved
January 11, 2021, from https://www.samrasyid.com/2020/04/pengertian-
thermal-overload-relay.html
4. Pengertian Thermal Overload Relay (TOR) Lengkap hingga paham.
(n.d.). Retrieved January 11, 2021, from
https://www.plcdroid.com/2018/03/pengertian-thermal-overload-
relay.html
5. MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ). (n.d.). Retrieved January 13,
2021, from http://www.mercubuana.ac.id
6. Motor Induksi 1. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
http://eprints.polsri.ac.id/3822/3/3.BAB II.pdf
7. Motor Induksi Tiga Fasa. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
www.energyefficiencyasia.org.
8. Motor Listrik 3 Fasa | Dunia Elektro. (n.d.). Retrieved January 13, 2021,
from http://insyaansori.blogspot.com/2013/04/motor-listrik-3-fasa.html
9. Pengertian Motor Induksi Satu Fasa. (n.d.). Retrieved January 13, 2021,
from http://repository.untag-sby.ac.id/411/3/BAB 2.pdf
36
10.Pengertian motor listrik 1 fasa (phase) - TEKNIK MAINTENANCE
WORKSHOP. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
https://teknikmaintenance09.blogspot.com/2019/10/pengertian-motor-
listrik-1-fasa-phase.html
11.Pengertian Motor Listrik 3 Fasa dan Prinsip Kerjanya -
EDUKASIKINI.COM. (n.d.). Retrieved January 13, 2021, from
https://www.edukasikini.com/2019/05/pengertian-motor-listrik-3-fasa-
dan.html
12.Pentingnya Diagram Satu Garis (SLD) | Omazaki Engineering. (n.d.).
Retrieved January 13, 2021, from https://www.omazaki.co.id/pentingnya-
single-line-diagram-sld/
13.Putranto, D. H., & T, D. S. M. (n.d.). Prodi S1 Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang.
37
38