Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK


INSTALASI LISTRIK
RANGKAIAN MOTOR DC

Dosen Pengampu:
Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd
NIP 19670910 200604 1 001
Lamidi, S.ST, MT
NIP 19720708 200604 1 010

Disusun Oleh :
Farras Athallah
P27838020024
1A21

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lisrik selalu kita temui dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kita


sadari kita dikelilingi oleh listrik. Kita juga membutuhkan listrik untuk
dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Tanpa adanya listrik, kegiatan
manusia akan terganggu kelancaran dan kelangsungannya. Dalam dinding
rumah banyak sekali instalasi-instalasi listrik yang terhubung, itu adalah
salah satu pengaplikasian listrik. Dalam praktikum kali ini kita akan
mempelajari cara merangkai sebuah rangkaian motor DC, rangkaian ini
tingkatan dari praktikum sebelumnya. Maka dari itu kita harus bersungguh-
sungguh dalam menjalankan praktikum ini, agar memahami tahap tiap tahap
yang dilakukan.
Pada praktikum ini menggunakan alat dan bahan yang lebih
bervariasi, seperti push button, relay, timer, lampu, ditambah dengan
komponen motor DC. Motor listrik DC atau DC motor sendiri adalah suatu
perangkat yang bisa merubah energi listrik menjadi energi kinetik atau
gerakan. Dalam istilah lain, motor dc juga sering disebut sebagai motor arus
searah. Sesuai dengan namanya, DC motor memang mempunyai dua
terminal yang memerlukan tegangan arus searah untuk bisa
menggerakannya. Perangkat motor dc ini biasa digunakan pada perangkat-
perangkat elektronik dan listrik seperti vibrator ponsel, peralatan di industri,
peralatan mesin, peralatan rumah tangga, disk driver, bor listrik DC, dan
kipas DC.

1.2 Batasan Masalah

1. Dapat memahami cara kerja Motor DC dan karakteristiknya


2. Dapat merangkai dan memahami cara mengaplikasikan Motor DC pada
rangkaian dengan komponen-komponen yang lainnya.
3. Dapat memahami cara kerja rangkaian Motor DC saat sudah berada di
panel listrik.
4. Dapat memahami sistem pensaklaran antara Motor DC dengan
komponen push button, relay, timer, dan lampu indikator.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa karakteristik dari masing-masing komponen push button, relay,
timer, lampu, dan motor DC?
2. Apa pengertian dari komponen push button, relay, timer, lampu, dan
motor DC?
3. Bagaimana cara kerja rangkaian dari push button, relay, timer, lampu,
dan motor DC jika sudah berada di panel?
4. Bagaimana prinsip kerja Motor DC sendiri?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

1. Dapat memahami pengertian dan karakteristik dari setiap


komponen pada rangkaian Motor DC
2. Memahami cara kerja rangkaian yang akan di praktikumkan oleh
Mahasiswa.
3. Mengetahui prinsip kerja setiap komponen terutama komponen
Motor DC yang akan dipraktikan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami karakteristik dari motor DC dan


mengetahui kondisi baik buruk menggunakan multimeter.
2. Mahasiswa mampu menganalisa cara kerja dari motor DC.
3. Mahasiswa mampu mengubah polaritas kiri dan kanan
menggunakan power supply/baterai.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian Motor DC dan


komponen lainnya sesuai teori.
2. Mahasiswa dapat memahami secara teori tentang bagaimana
prinsip kerja rangkaian tersebut.
3. Mahasiswa mampu menganalisa penjelasan teori tentang rangkaian
Motor DC sebelum melanjutkan ke praktikum.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Mahasiswa mampu merangkai dengan benar dan memahami cara


kerja setiap komponen yang ada.
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat dan bahan yang dibutuhkan
dengan tepat sesuai kegunaannya.
3. Mengetahui prinsip kerja rangkaian Motor DC yang sudah dibuat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang
digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar
dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya
Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya
magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup.
Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke
posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan
untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4
ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1
ampere 12 Volt DC). Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan
dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan
lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda
pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang
terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak
komponen di sekitarnya.

Gambar 2.1 Bentuk dan Simbol Relay AC


Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta
kekuatan relay men-switch arus / tegangan. Biasanya ukurannya
tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya
tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC
dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada
tegangan 220 Volt.
Kontak poin (contact point) relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
 Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi close (tertutup).
 Normally open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan
selalu berada di posisi open (terbuka).
2.2 TDR ( Timer Delay Relay )
TDR ( timer delay relay ) yang sering disebut juga relay timer
atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi
motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara
otomatis.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu
bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor dalam delay waktu
tertentu.

Gambar 2.2 TDR ( Time Delay Relay )


Bagian input timer biasannya dinyatakan sebagai kumparan ( coil )
dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.
Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara
otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC
dan NC menjadi NO.
Gambar 2.3 Bentuk dan Simbol Relay AC
Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya
merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar diatas adalah TDR
type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki koil,
sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan
NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC
dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda
tergantung dari jenis relay timernya.

2.3 Motor DC
Motor DC merupakan jenis motor listrik yang bekerja
mrnggunakan sumber tegangan DC. Motor DC atau motor arus
searah bagaimana namanya, menggunakan arus langsung dan tidak
langsung / direct unidirectional. Motor DC digunakan pada
penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi
atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

2.4 MCB
MCB adalah singkatan dari Miniature Circuit Breaker,
merupakan sebuah komponen listrik yang berfungsi untuk memutus
aliran listrik ketika terjadi korsleting atau arus berlebih. Pemutusan
listrik dilakukan secara otomatis pada sebuah rangkaian listrik, dan
biasanya dapat disebut juga sebagai komponen keamanan. MCB
mempunyai fungsi yang sama dengan komponen sekering (fuse).
Gambar 2.13 MCB
(Sumber: https://www.sinarlistrik.com/)

MCB dapat diaktifkan atau dipakai kembali setelah berhasil


memutus arus listrik berlebih atau korsleting. Selain itu, MCB juga dapat
memutus dan menghubungkan kembali aliran listrik secara manual seperti
saklar meskipun tidak terjadi arus berlebih.

Gambar 2.4 Motor DC

Komponen utama motor DC


Gambar diatas memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga
komponen utama:
1. Kutub Medan Magnet
Secara sederhana di gambarkan bahwa interaksi dua kutub
magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC
memiliki kutub medan yang stasioner dan kumparan motor
DC yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub
medan. Medan DC sederhana memiliki dua kutub medan kutub
utara dan kutub selatan. Garis magnetic energi membesar
melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu
atau lebih electromagnet menerima listrik dari sumber daya dari
luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Kumparan Motor DC
Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus
ini akan menjadi electromagnet. Kumparan motor DC yang
berbentuk slinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakkan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,
kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan kutub selatan
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk
merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.

3. Commutator Motor DC
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk membalikkan arah arus listrik dalam
kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam
tranmisi arus antara kumparan motor DC dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah dalam hal
pengendalian kecepatan motor DC tersebut, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat
dikendalikan dengan mengatur:
 Tegangan kumparan motor DC akan meningkatkan kecepatan.
 Menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
2.5 Push Button
Push button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus
atau penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu
sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset
dan saklar tekan untuk emergency. Push button memiliki kontak NC
(Normally Close) dan NO (Normally Open). Sistem kerja unlock disini
berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus
aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan
(dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal. Sebagai device
penghubung atau pemutus, push button switch hanya memiliki 2 kondisi,
yaitu on dan off (1 dan 0). Istilah on dan off ini menjadi sangat penting
karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik
pasti membutuhkan kondisi on dan Off.

Gambar 2.4 Push Button


(Sumber: http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/04/Pengertian-
Push-Button.html).

Prinsip kerja push button adalah apabila dalam keadaan normal tidak


ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan
berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi
sebagai start (menjalankan) biasanya digunakan pada sistem pengontrolan
motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan motor pada industri –
industri. Push button dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
a. Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan
menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol
ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus
listrik akan mengalir.
b. Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan
membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak
bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.
c. Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol
tidak ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO,
bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang
membuka akan tertutup.

2.6 Lampu Indikator


Lampu Indikator atau Lampu Led yaitu lampu untuk memberikan
maksud tertentu dari sebuah Rangkaian. Biasanya lampu ini  paling sering
digunakan di Panel Listrik/ Rangkaian Kontrol, atau paling sering kita
lihat di Perempatan jalan raya, pasti anda melihat lampu Rambu lalu lintas,
nah lampu Rambu lalu lintas tersebut menggunakan lampu Led.

Gambar 2.11 Lampu Indikator


(Sumber: http://hasemcreate.blogspot.com/)
Penggunaan Lampu indikator, harus sesuai fungsinya, karena ini
merupakan syarat dari PUIL 2000, selain itu agar mempermudah orang
untuk melihat Sirkuit tersebut berfungsi atau tidak. Adapun syaratnya
sebagaai berikut:
1. Lampu Merah (Untuk Rangkaian yang sedang Mati/off)
2. Lampu Hijau (Untuk Rangkaian yang sedang Menyala/On)
3. Lampu Kuning (Untuk Rangkaian yang sedang mengalami
Emergency/Darurat)
2.7 Kabel NYA
Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam
instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal,
berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel udara.
Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe
ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah.
Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan
mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus
dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga
tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang
terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.

Gambar 2.7 kabel NYA


(Sumber : http://mumetlistrik.blogspot.com)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan :


1. Kabel NYA
2. MCB 1 fasa
3. Relay AC 220 Volt
4. Timer Analog
5. Soket Relay dan Timer 8 kaki
6. Push Button
7. Baterai
8. Motor DC 12 Volt
9. Toolset
10. Multimeter

3.2 Prosedur Kerja

1. Menyiapkan gambar rangkaian.


2. Menyiapkan alat dan bahan yang dipergunakan.
3. Mengecek kondisi motor DC menggunakan multimeter.
4. Merangkai pada panel sesuai gambar yang sudah didibuat.
5. Setelah rangkaian jadi menghubungkan ke jala-jala PLN 220 volt
dan memastikan MCB masih dalam keadaan off.
6. Mengubah MCB ke keadaan on dan menjalankan rangkaian yang
sudah dirangkai.
7. Mengamati 15ystem kerja rangkaian.
3.3 Diagram Blok

MCB di-on-kan

Lampu Kuning nyala


(keadaan standby)

Push on ditekan

Lampu kuning mati, relay dan timer


bekerja, motor DC berputar

Push off ditekan

Relay, timer dan motor DC tidak


bekerja, lampu kuning nyala
(kembali keadaan standby)
3.4 Gambar Rangkaian
3.3 Cara Kerja Rangkaian

Ketika MCB on, tegangan mengalir ke lampu kuning. Lalu pada


saat push on ditekan coil relay dan timer dapat tegangan sehingga kontak relay
ke NO sedangkan kontak timer tetap di NC sebelum waktu delaynya habis.
Motor mendapat tegangan positif melalui kontak NC kaki sebelah kanan
motor dan tegangan negatif melalui kontak NC kaki sebelah kiri motor. Dan
setelah waktu timer habis, motor mendapat tegangan negatif melalui kontak
NO kaki sebelah kanan motor dan tegangan positif melalui kontak NO kaki
sebelah kiri motor. Lalu pada saat tombol push off ditekan, relay, timer dan
motor DC tidak bekerja dan lampu indikator kuning kembali dalam keadaan
standby.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Admin, “Push Button adalah,” 4 Maret 201. [Online].


Available:https://agengwlistrik.blogspot.com/2019/03/push-button-
adalah.html [Accessed 2021].

Rama Gemilang, “Pengertian Relay, Fungsi, Dan Cara Kerja Relay,” 2 Maret
2018. [Online].
[2]
Available:https://www.immersa-lab.com/pengertian-relay-fungsi-dan-cara-
kerja-relay.htm [Accessed 2021].
Admin, “Menganali Cara Kerja Relay Omron 8 Kaki dan Kode-Kodenya,”
22
[3]
Februari . [Online].
Available: https://carakerjapro.blogspot.com/2017/02/mengenali-cara-kerja
relay-omron-8-kaki.html [Accessed 2021].
Admin, “Pengertian Time Delay Relay / Timer,” 4 Maret 2018. [Online].
Available: https://www.plcdroid.com/2018/03/pengertian-time-delay-relay-
[4]
timer.html [Accessed 2021].
‌Admin, ”Lampu Indikator,” 11 Februari 2014. [Online].
Available : http://hasemcreate.blogspot.com/2014/02/lampu-indikator.html
[5]
[Accessed 2021]

Alkonusa, “Mengenal Jenis-Jenis Kabel Listrik,” 1 Oktober 2016. [Online]


Available: http://www.alkonusa.com/news/mengenal-jenis-jenis-kabel-listrik/
[6]
[Accessed 2021].

Admin, “ Pengertian MCB,” 9 Januari 2020. [Online]


Available: https://sinaupedia.com/pengertian-mcb/ [Accessed 2021]
[7]

Admin, “ Motor DC,” 21 Oktober 2014. [Online]


Available: http://zonaelektro.net/motor-dc/ [Accessed 2021]
[8]

Anda mungkin juga menyukai