Anda di halaman 1dari 27

KOMPONEN LISTRIK BESERTA PENJELASANNYA

BALAI LATIHAN KERJA


NUSA TENGGARA BARAT
2019
LATAR BELAKANG

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Memasang Instalasi Otomasi Listrik
Industri
B. Tujuan Khusus

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memasang Instalasi Otomasi
Listrik Industri ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Merencanakan pekerjaan Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri baik gambar pengawatan
instalasi listrik, alat-alat instalasi, perlengkapan bantu, bahan-bahan instalasi dan perlengkapan K3
sesuai dengan kaidah dan persyaratan pemasangan;
2. Mempersiapkan Pekerjaan Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri baik gambar pengawatan
instalasi listrik, alat-alat instalasi, perlengkapan bantu, bahan-bahan instalasi dan perlengkapan K3
sesuai dengan kaidah dan persyaratan pemasangan;
3. Memasang Instalasi listrik Otomasi Listrik Industri dipasang sesuai dengan spesifikasi rancangan,
standar dan persyaratan yang berlaku serta dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan, menguji setiap rangkaian untuk memastikan tahanan
pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai dengan peraturan dan konstruksi, prosedur
pemasangan dan K3
4. Memeriksa hasil pemasangan instalasi listrik Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri dan
melakukan pemecahan apabila terdapat penyimpangan sesuai dengan persyaratan pemasangan;
5. Membuat laporan yang dibutuhkan pada pemasangan instalasi listrik Memasang Instalasi Otomasi
Listrik Industri sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam merencanakan pekerjaan memasang Instalasi


Otomasi Listrik Industri
1. Rencana kerja
Rencana adalah hasil proses perencanaan berupa daftar ketetapan tentang langkah tindakan pada
masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa pelaksananya, di mana, kapan jadualnya dan berapa
sumberdaya yang akan digunakan, serta pelbagai keterangan mengenai tolok ukurnya, dalam rangka
mencapai hasil. Rencana digunakan manajemen untuk pedoman pengarahan kegiatan dan juga
sebagai titik tolak proses pengendalian.
2. Menghubungi pihak terkait

Menguhubungi personil yang berwenang adalah untuk koordinasi agar pekerjaan Memasang Instalasi
Otomasi Listrik Industri tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya . Koordinasi itu melibatkan
personil-personil :
a. Pengawas pekerjaan
b. Penanggung jawab Panel Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri
c. Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik
d. Pekerja yang menggunakan tenaga listrik.
3. Merencanakan alat kerja material, K3

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan kerja adalah usaha – usaha yang dapat menjamin keadaan dan kesempurnaan pekerja
beserta hasil karya dan alat – alat kerjanya di tempat kerja. Sedangkan kesehatan kerja adalah
spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha – usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan kesehatan yang timbu;ll oleh
faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit – penyakit umum.
Perlindungan Sengatan Listrik (Electrical Shock)
a. Bahaya Sengatan Listrik
Tubuh manusia dapat menghantarkan listrik. Bahkan arus lemah pun dapan mengakibatkan efek
berat bagi kesehatan. Kejang-kejang, terbakar, kelumpuhan otot atau bahkan kematian, tergantung
pada seberapa besar arus yang mengalir pada tubuh, sirkulasi aliran arus dan durasi waktu
sengatannya.
Simbol Peringatan Bahaya

4. Merencanakan perlengkapan utama


Perlengkapan utama dalam merencanakan pekerjaan pemasangan Instalasi otomasi industri :
a. Memilih peralatan tombol
b. Merencanakan PLC menggunakan Input Output berapa sesuai mesin yang mau dikontrol, Merk
plc.
c. Rencanakan jenis kabel yang digunakan ukurannya sesuai dengan yang dibutuhkan pada
pemasangan instalasi otomasi industri
d. Rencanakan jenis Kontaktor menggunakan 24 Volt DC.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam merencanakan pekerjaan memasang Instalasi


Otomasi Listrik Industri
1. Menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwa yang di tetapkan.
2. Menghubungi pihak terkait bawa pekerjaan dikoordinasikan secara fektif.
3. Merencanakan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan dengan benar

4. Merencanakan perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhk an disesuaikan


dengan prosedur dan diperiksa sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
C. Sikap kerja
Harus bersikap secara:
1. cermat, erapnteliti,taat azas.
2. cermat, erapnteliti,taat azas.
3. cermat dan teliti
4. cermat dan teliti
BAB I
A. Macam-macam MCB

1.MCB (Miniatur Circuit Breaker)

MCB merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker (bahasa Inggris).

MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis (bimetal) untuk

pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.

Biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus sekaligus sebagai pengaman dalam suatu

instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai

pengaman beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang

melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus nominal yang

terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain sebagainya. Nominal

MCB ditentukan dari besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan dari arus adalah ampere atau dapat juga

ditulis dengan huruf A saja. Jadi jika MCB dengan arus nominal 2 Ampere maka hanya perlu ditulis

dengan MCB 2A.

Banyak perangkat yang saat ini menggunakan listrik, mulai dari AC, Komputer/laptop, lampu dan

masih banyak lagi. Kebanyakan pelanggan PLN di Indonesia saat ini masih menggunakan MCB 2A, hal

ini dikarenakan banyaknya pelanggan yang menggunakan daya 450VA (Volt Ampere). Pelanggan yang

menggunakan daya 450VA akan menggunakan MCB dengan nominal 2A, dengan perhitungan tegangan di

Indonesia adalah (standar rata-rata) 220 Volt jika kita ingin daya yang terpasang dirumah kita 450VA yang

perlu kita lakukan hanyalah membagi 450 dengan 220, hasilnya akan 2,04 sehingga kita membutuhkan

MCB dengan nominal 2 Ampere.

MCB 2 phasa adalah gabungan dari dua buah MCB 1 phasa, sedangkan MCB 3 phasa merupakan

gabungan tiga buah dari MCB 1 phasa.

MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB,

yaitu :

1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya.

2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih.

3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis

berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk

mengamankan jika terjadi hubung singkat.

Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu

menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki

kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman

elektromagnetik menggunakan sebuah kumpa- ran yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.

MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan un- tuk pengaman tiga

fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada

salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :

 Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor

dan trafo-trafo yang sen- sitif terhadap tegangan.

 Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.

 Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.

 Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.

 Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan

3 phasa 2 phasa 1 phasa


Gambar 1. MCB (3,2 dan 1 phasa)
2.ELCB (Earth Leakaque Circuit Breaker)

ELCB (Earth Leakaque Circuit Breaker) atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga disebut

saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah

transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke mesin atau

peralatan yang diamankan, termasuk hantaran netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu-phasa,

sambungan tiga-phasa tanpa netral maupun sambungan tiga-phasa dengan netral.

Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama dengan nol, kalau

terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu

dalam inti trafo akan timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan

sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus jatuh nominal

(If) dari saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu. Prinsip kerja ELCB :

Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama lagi dengan arus

yang mengalir pada netral ( IL = IN + If ) atau sistim dikatatakan dalam keadaan tidak seimbang, arus

differensial ini dibandingkan dalam sebuat sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus phasa

dengan arus netral menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan isolasi, ketidak seimbangan

arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida sehingga pada bilitan sekunder toroida akan

dibangkitkan suatu tegangan yang berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme kontak,

kemudian kontak utama ELCB akan memutuskan hubungan dengan peralatan.

Untuk instalasi rumah kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih tinggi yakni ELCB

dengan ratting arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang idial untuk instalasi listrik apapun

seharusnya memiliki perangkat pengaman terhadap beban lebih, hubung singkat dan arus bocor. Untuk

mengamanka sistim dan peralatan yang kita gunakan sebaiknya sistim kita memilki pentanahan yang baik

dalam arti nilai impedansi pentanahan harus sekecil mungkin agar pengaliran arus gangguan ketanah

berlangsung dengan sempurna.

Bagaimanapun juga kenaikan nilai impedansi beberapa ohm saja bisa mempengaruhi pengaliran arus

gangguan ketanah menjadi tidak sempurna, sehingga pada kondisi ini terjadi penambahan waktu

pemutusan rangkaian dalam beberapa menit untuk ELCB tersebut bekerja, atau ada kemungkinan sama

sekali ELCB tersebut tidak bisa bekerja.

Banyak contoh yang terkait dengan pentanahan peralatan yang mengalami gangguan, sehingga satu-
satunya cara perlindungan yang dapat diberikan adalah melalui pemakaian ELCB dengan kepekaan tinggi.

Perlu dicatat bahwa tidak tertutup kemungkinan terjadinya gangguan yang dapat membahayakan manusia

atau mahluk hidup akibat dari pentanahan yang tidak baik, yang mana nilai impedansi pentanahan yang

bisa berubah. Kalau tegangan pada badan peralatan yang ditanahkan tidak boleh melebihi 50 Volt, maka

syarat untuk tahanan dari lingkaran arus pentanahannya adalah : R ka < 50/I, Saklar ini dapat dicoba dengan

sebuah tombol tekan percobaan yang terdapat pada saklar, tahanan dari lingkaran arus percobaan dipilih

sedemikian hingga saklar kutub dua untuk tegangan AC 220 Volt, bisa juga digunakan pada tegangan 127

Volt. Saklar ini memiliki magnet hilang, karena itu pemutusannya tidak bergantung pada tegangan

jaringan.

Suatu arus bocor akan menyebabkan suatu medan magnet kedua dalam magnet halang (medan

halang), karena medan halang ini jalan ke angker bagi garis-garis gaya dari magnet permanent akan

tertutup. Sebuah magnet permanent menimbulkan garis-garis gaya megnetik dalam dua paket besi

trasformator dengan permiabilitas yang rendah. Sebagian besar dari garis-garis gaya megnet tersebut

melewati sebuah angker, sehingga angker ini akan ditarik. Gaya tarik maknet ini mengalahkan gaya tarik

sebuah pegas.

Pemutusan dari saklar berlangsung sebagai berikut : kalau dalam lingkaran arus utama terjadi

hubung tanah, maka dalam kumparan sekunder dari transformator akan timbul suatu tegangan, karena itu

dalam kumparan dari magnet halang yang dihubungkan dengan magnet sekunder akan mengalir arus. Arus

ini akan membangkitkan suatu medan magnet, garis-garis gaya dari medan tersebut harus juga melalui

tempat-tempat sempit E, karena itu ditempat ini garis-garis gaya itu akan tertutup, oleh karena itu magnet

tersebut diberi nama magnet halang.

Dengan demikian seluruh garis gaya dari magnet permanent sekarang terpaksa harus melaluishunt magnet

tersebut. Garis gaya yang semula melalui angker, sekarang tertarik ke shunt magnet, karena itu angker

tersebut akan terlepas dan ditarik oleh pegasnya gerakan ini akan menyebabkan saklar arus bocor tanah

akan mebuka secara mekanis.


Gambar 2. ELCB (Earth Leakaque Circuit Breaker)

3. VCB (Vacuum Circuit Breaker)

Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit

breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan

atau sengaja dilepas. Salah satu tipe dari circuit breaker adalah recloser. Recloser hampa udara dibuat

untuk memutus- kan dan menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian secara otomatis. Pada saat

melakukan pengesetan besaran waktu sebelumnya atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang

kesekian kalinya, maka recloser akan terkunci (lock out), sehingga recloser harus dikembalikan pada posisi

semula secara manual.

Gambar 3. VCB (Vacuum Circuit Breaker)


4. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)

MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mem- punyai dua fungsi

yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.

Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung

singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang

dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.


Gambar 4. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)

5. ACB (Air Circuit Breaker)

ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa

udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang

atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan.

Gambar 5. ACB (Air Circuit Breaker)


6. SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)

SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api.

Gas SF6 merupakan gas berat yang mem- punyai sifat dielektrik dan sifat mema- damkan busur api yang

baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan

mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara 3.6 KV –

760 KV.

Gambar 6. SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)

7. OCB (Oil Circuit Breaker)

Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api
yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur
api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelem- bung uap
minyak dan gas.

Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan
ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.
Gambar 7. OCB (Oil Circuit Breaker)

BAB II

Pilot Lamp atau Lampu Panel

Pilot Lamp disini berfungsi untuk menunjukan jika ada arus atau tegangan yang masuk dengan tanda
bahwa pilot lamp tersebut menyala.

Pilot Lamp Blue Light


Pilot lamp sendiri memiliki beberapa warna biasanya untuk tegangan distribusi seperti phase R, S, T menggunakan
warna Biru, Kuning, Merah, tergantung sebuah perusahaan jika menganut puil lama biasanya menggunakan
Merah, Kuning, Hijau.

Tetapi ada juga yang pilot lampnya sama antara phase R, S, T menggunakan hijau yang membedakan
adalah lebel dari penel listrik tersebut.

Pilihan Warna pada Pilot Lamp

Warna sangat berpengaruh untuk memudahkan manusia untuk menganalisa sebuah informasi, dalam pilot lamp
ada beberapa warna yang sudah distandartkan untuk sebuah indikator panel listrik. Berikut macam-macam warna
pada pilot lamp.

 Putih
 Hijau
 Merah
 Jingga atau kuning
 Biru
Warna diatas sering kali digunakan oleh panel maker, berikut contoh pengguna'an warna pilot lamp pada industri.

Indikator Phase R, S, T pada panel distribusi

 R menggunakan lampu led warna Merah


 S menggunakan lampu led warna Kuning
 T menggunakan lampu led warna Hijau

Indikator pada tombol kontrol

 Run / jalan menggunakan warna Hijau.


 Stop / berhenti menggunakan warna Merah.
 Alarm / Fault menggunakan warna kuning.

Diameter Lubang Pilot Lamp

Terdapat diameter lubang yang bisa disesuaikan berikut beberapa diameter umum pada pilot lamp.

 Ø 22 mm
 Ø 25 mm
 Ø 30 mm
 Ø 30.5 mm
BAB III

Macam macam push button dan kegunaanya pada panel listrik.

push button pada panel listrik berfungsi sebagai kontrol pemutus dan penghubung aliran arus listrik
pada dasarnya sama seperti saklar listrik. cara pengoprsianya cukup kita tekan saja tombol push button
nya.

macam-macam push button :

push button memiliki 2 macam atau 2 tipe yaitu :

1. push button NO (normaly open)


jenis push button NO ini bekerja ketika posisi switch open atau terbuka, lihat gambar di atas

2. push button NC (normaly close)

jenis push button NC ini bekerja ketika posisi switch close atau tertutup, lihat gambar di atas

jika kita hendak membelinya pastikan jenis nya yang kita perlukan atau yang akan kita gunakan jangan sampai
tertukar karna akan berbeda fungsi dan cara kerjanya.

sekian sedikit penjelasan tentang Macam macam push button dan kegunaanya pada panel listrik, terima kasih.
BAB IV

Pengertian Time Delay Relay / Timer

Timer atau kepanjanganya Time Delay Relay adalah sebuah komponen elektronik yang dibuat untuk menunda
waktu yang bisa disetting sesuai range timer tersebut, dengan memutus sebuah kontak relay yang biasanya
digunakan untuk memutus atau menyalakan sebuah rangkaian kontrol.

Timer ini biasanya digunakan sebagian besar dunia industri, yang dirangkai dengan berbagai komponen
elektronik juga seperti kontaktor, TOR / Overlaod , dan juga push button untuk rangkian kontrol
pendukung.

Fungsi Timer
Timer berfungsi untuk menunda waktu, secara garis besar biasanya digunakan pada rangkian star delta
yang memilliki tunda waktu untuk pergantian dari star ke delta. Agar mengurangi lonjakan arus yang
besar, jadi diwaktu tunda dahulu sekiranya motor sudah stabil maka waktu tercapai oleh timer dan pindah
ke delta.

Jenis Timer
Timer memiliki 2 jenis yaitu secara mekanik dan secara elektronik.

 Timer Mekanik, pemasangan ditempatkan diatas kontaktor jadi timer tersebut akan bekerja jika
kontaktor bekerja dan menarik tuas timer mekanik tersebut, baru timer tersebut menghitung waktu
on (Delay On).
 Timer Elektronik, timer ini pesangan menggunakan socket ditarus pada omega ril / din rail dan
diatas socket baru timer dipasang, timer ini biasanya mempunyai kaki 8 , dengan 2 kontak NO / NC
+ Common dan coil 1.

Prinsip Kerja Timer


Jika anda menggunakan timer elektronik maka timer akan bekerja ketika coil mendapatkan suntikan
tengganan atau arus maka timer akan menghitung waktunya.

Timer Mekanik bedasarkan tuas yang ditarik ini diletakan pada atas kontaktor jadi ketika kontaktor bekerja
timer akan bekerja dan menghitung waktunya.
Wiring Timer

 Pin 2 : Netral
 Pin 7 : 220V
 Pin 1 : Common untuk 3 dan 4
 Pin 3 : Kontak NC (Normaly Close)
 Pin 4 : Kontak NO (Normaly Open)
 Pin 8 : Common untuk 5 dan 6
 Pin 5 : Kontak NC (Normaly Close)
 Pin 6 : Kontak NO (Normaly Open)

BAB V

Pengertian Thermal Overload Relay (TOR) Lengkap hingga paham.

Pengertian Thermal Overload Relay (TOR)


Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk mengamankan beban lebih
Overload bedasarkan suhu Thermal yang mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol
seperti direct online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya menggunakan push button Start /
Stop.
Prinsip Kerja Thermal Overload Relay

Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah
settingan berapa maksimum amper untuk melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR
tersebut ada sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah melebihi ampere settingan
TOR.

Mangkanya disebut Thermal yaitu suhu, gampangnya seperti kabel yang hanya mampu dilewati arus 5A tetapi
bebanya 10A maka kabel tersebut akan panas. seperti halnya TOR ini prinsip kerjanya sama tetapi bedanya ketika
suhu tersebut terpenuhi maka akan menggerakan sebuah coil untuk menutup atau membuka kontak yang ada di
TOR tersebut.

Fungsi Thermal Overload Relay


Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi sebagai pengaman beban lebih pada sebuah rangkaian kontrol Direct
Online maupun Star Delta, jadi motor yang dikontrol tidak akan terbakar disaat beban lebih motor tersebut akan
mati.

Simbol Thermal Overload Relay

Simbol diatas sudah standart internasional untuk Thermal Overload Relay, saya akan jelaskan satu persatu
nantinya simbol ini akan berfungsi untuk menggambar Wiring Diagram.
Terdapat 3 kontak yang sebelah kiri dari kontak 95 itu adalah wiring untuk UVW setelah kontaktor, TOR ini tidak
hanya memutuskan rangkian kontrol saja tetapi power dari motor juga diputus 2 pengaman langsung.

Pin no 95 dan 95 adalah kontak Normaly Closed yang biasanya digunakan untuk memutuskan rangkian kontrol
sesudah MCB kontrol, nanti baru ke push button dll.

Pin no 97 dan 98 adalah kontak Normaly Open (NO) biasanya digunakan untuk indicator lampu alarm atau trip.

Cara Setting Thermal Overload Relay

Setting Ampere Batas Trip TOR

Sobat untuk setting TOR ini sobat hanya perlu sebuah alat yaitu obeng (+) yang kecil atau bisa juga menggunakan
testpen, karena setting tor hanya mengubah nilai potensio di TOR tersebut menggunakan obeng.

Untuk memutar potensio terdapat nilai setting yang harus di hitung sesua dengan kapasitas motor, berikut cara
setting TOR:

1. Siapkan Obeng (+) yang kecil atau bisa menggunakan testpen.


2. Buka penutup dari untuk memutar potensio yang berada di TOR.
3. Usahakan Hitung dahulu berapa nilai yang akan disetting.
4. Jika sudah ada nilai yang akan disetting.
5. Arahkan Jarum potensio dengan obeng (+) ke nilai sesuai perhitungan tadi.
6. Tutup kembali, untuk melindungi potensio setting orang lain untuk merubah.
7. TOR siap digunakan.

Setting Mode Auto atau Manual TOR

Sobat di TOR itu ada modenya, mungkin untuk mode ini jarang orang untuk memakainya karena mode tersebut
bisa membuat motor tersebut rusak maupun operator bisa menjadi bingung, nah apa saja mode dalam TOR, mode
default nya adalah Manual.

Mode dalam TOR terdapat 2 yaitu Mode Auto dan Mode Manual, oke akan saya terangkan untuk sobat apa
maksud dari ke 2 mode tersebut.

Mode Auto
Cara setting mode auto ini bisa anda dilihat pada gambar diatas, terdapat tulisan A yang artinya Auto dan H adalah
hold atau bisa jadi manual.

Anda tinggal menggeser seperti toggle menggunakan obeng (-) atau testpen, toggle tersebut terdapat garis merah,
lah arahkan kebawah untuk mode auto dan garis merah mendekati mode auto, ini berlaku untuk TOR merek
Schneider untuk merek chint atau yang lain ada yang menggukan seperti kunci sepeda motor.

Jika anda menemukan TOR seperti itu, tinggal pakai obeng tetapi harus ditekan dahulu baru di putar ke mode auto,
baru lepas obengnya maka sudah menjadi mode auto TOR.

Fungsi dari mode auto sendiri adalah ketika terjadi trip overload yang disebabkan oleh beban berlebih maka TOR
akan mereset sendiri secara automatis. Tetapi tidak langsung mereset tetapi menunggu bimetal dalam TOR dingin
dahulu.

Mode Manual
Kebalikan dari auto, ketika trip adalah reset manual dengan menekan tombol reset pada TOR seperti halnya
umumnya, karena mode manual ini adalah settingan default bawaan dari pabrik.

Cara Menghitung Thermal Overload Relay.


TOR sendiri bisa disetting sesui perhitungan yang matang jika tidak maka fungsi TOR sendiri tidak akan berfungsi
dengan maksimal, maka dari itu saya bagikan tips untuk menghitung batas maksimum Motor yang harus di setting
diTOR tersebut.

Terdapat Motor 3 Fase dengan Name Plate sebagai berikut :

 Motor 1 Phase 220V


Name Plate Motor Listrik

Diket :

1. 0,75 Kw

2. 5.21 A

Maka, Dari Ampere saja kita sudah tahu dimana batas maksimum motor Current adalah 10 % dari Ampere Nominal
motor,

TOR = A x 10 %
= 5.21 x 0.1
= 0.521 A
Jadi Untuk Settingan TOR adalah A + TOR 10 % = 5.21 + 0.521 = 5.731 A.

 Motor 3 Phase 15 Hp

Diket :
1. 15 Hp = 15 x 736 = 11040 W

2. 3 Phase = 1.73

3. Cos Phi = 0.85 standart

Maka, cari dulu amperenya sebagai berikut,

I= P

1.73 x V x Cos phi

= 11040

1.73 x 380 x 0.85

= 11040 = 19.75 A

558.79

TOR= A x 10 %
= 19.75 x 0.1
= 1.97 A
Jadi Untuk Settingan TOR adalah A + TOR 10 % = 19.75 + 1.97 = 21.72 A.
Cara Memilih Sepesifikasi Thermal Overload Relay
Dalam memilih atau membeli anda harus tahu dahulu sepesifikasi TOR tersebut agar sesuai kebutuhkan yang anda
butuhkan. Berikut biasanya sepesifikasi TOR yang umum ditanyakan ke penjual.

Relay Application : Motor protection


Thermal Protection adjustment range : 0.25...0.4 A
Voltage Operation : 380V

Setelah mengetahui sepesifikasi TOR maka anda perlu memperhatikan daftar ini agar tidak salah dalam memilih
TOR.

1. Merek dari kontaktor yang akan anda pasang TOR tersebut, usahakan membeli merek yang sama dengan
kontaktor yang sudah anda beli, Kenapa ? karena dudukan atau socket pada TOR itu sudah disesuaikan
untuk merek tersebut, jika beda merek biasanya harus memotong komponen TOR tersebut agar bisa
masuk ke Kontaktornya.
2. Maksimal Beban motor yang akan diamakan jika motor beban maksimal adalah 4A maka beli TOR yang
range pengamanya 3-6A.

Merek Thermal Overload Relay

 Schneider
 LS Industri
 Chint
 Siement
 ABB
 Mitsubishi

Trouble Shoting Thermal Overload Relay

Biasanya TOR itu troubelnya karena panas aja atau overload yang tidak bisa direset, kebanyakan teknisi
atau operator mesin jika mesinya bermasalah ingin cepat-cepat jalan dan langsung mereset TOR tersebut.

Alhasil TOR tersebut tidak bisa direset, kenapa ? ya jelas kondisi bimetal dalam TOR masih panas jelas
tidak bisa direset jadi harus menunggu beberapa saat baru bisa direset.

Pengalaman pernah saya mereset tor harus menggung 5 menit.


BAB VI

Cara memasang VoltMeter pada rangkaian control

Gambar diatas adalah gambar Voltmeter yang digunakan untuk panel box. Voltmeter ini befungsi untuk mengukur
seberapa besar tegangan yang masuk pada rangkaian kontrol dan juga motor listrik.

Untuk memasang volt meter pada rangkaian control sebenarnya cukup mudah, jika sobat paham bagaimana cara
mengukur tegangan menggunakan AVO meter. Karena, sebetulnya cara tersebut memiliki kesamaan, hanya saja,
bentuk, besar dan posisi penerapannya berbeda.

Baca agar lebih paham : cara menggunakan AVO metermengukur dan menghitung hasil pengukuran

Karena karangkaian kontrol memiliki sistem 3 fasa, maka setiap fasa memiliki alat ukurnya masing- masing.

Cara memasang
pemasangan Voltmeter disusun secara paralel pada setiap fasa, sebetulnya pemasangan voltmeter bisa dimana
saja asalkan menghubungkan antara fasa pada voltmeter.
Seperti pada gambar diatas, kabel dari voltmeter pertama dihubungkan ke kontak hubung MCB tepatnya pada
kabel R, dan pada kabel T. Ini mengintruksikan bahwa voltmeter akan mengukur tegangan R dan T.

Begitupun seterusnya

Ada juga sistem pengukuran yang menggunakan satu Voltmeter namun ditambah komponen lain, yaitu selektor
switch yang berfungsi untuk memindahkan fasa yang akan diukur, apakah itu R dan S, atau S dan T atau R dan T,
bisa disesuaikan dengan menggunakan selektor swtich (saklar pemilih)

Baca juga : rangkaian motor listrik 3 fasa 2 arah putaran

Perhatikan gambar :

Jadi, sebelum kabel hasil pegukuran tegangan menuju Voltmeter, kabel-kabel tersebut harus melalui selektor
switch yang nantinya akan memilih apakah akan mengukur tegangan R da T, S dan T atau R dan s dan kemudian
hasilnya akan ditunjukan pada layar voltmeter.

Cara memasang Amperemeter atau ammeter pada rangkaian kontrol


Jika sobat paham cara mengukur ARUS menggunakan avometer, cara tersebut tidak akan digunakan pada
pengukuran ampere (arus) listrik panel box. Karena alat ukur ampere meter tidak akan mampu menahan
beban besar dari motor listrik 3 fasa jika dihubungkan seri.

Oleh kerena itu, metode pengukuran yang digunakan sama dengan metode pengukuran tang ampere,
dimana pengukuran dilakukan dengan memasukan kabel pada lingkaran pengukuran tang ampere sehingga
nilai arus dapat terlihat pada layar tang ampere
Oleh sebab itu, untuk melakukan pengukuran ampere (arus) harus ditambah komponen tambahan yaitu
Trafo Arus atau bahasa inggrisnya Current Transformer (CT). Komponen CT tersebut bertugas sama
seperti lingkaran tang ampere.

Komponen yang bernama CT tersebut disimpan didalam panel untuk dilalui oleh kabel RST (3Fasa)
sebelum menuju beban (motor listrik 3 fasa.

Perhitungan dari CT tersebut langsung ditampilkan dilayar ammeter sehingga dapat ditinjau oleh teknisi

Cara memasang
Untuk memasang ammeter pada rangkaian kontrol cukup dengan memasukan kabel atau, biarkan kabel R,
S dan T (3 fasa power) melewati tengah-tengah CT sehingga CT dapat mengukur berapa besar arus listrik
yang digunakan.
Pemasangan CT dan ampere meter harus sesuai dengan nilai arus yang dihasilkan oleh beban (motor listrik
3 fasa). Milsanya motor listrik berkapasitas 100 Ampere, maka amperemeter dan current transformer yang
digunakan harus dapat mengukur dari 10A hingga lebih dari 100A.

Selain untuk pengukuran arus, Current transformer juga dapat dikombinasikan dengan pengaman arus
lebih dan beban lebih sehingga dapat mengamankan rangkaian dari kerusakan.
BAB VII

Pengertian Fungsi dan Wiring Dari Kontaktor


Pengertian Fungsi dan Wiring Dari Kontaktor bisa disebut Magnetic Contactor karena prinsip kerja
dari kontaktor tersebut menggunakan medan magnet yang timbul oleh arus listrik yang
didalam kontaktor tersebut ada sebuah kumparan untuk menjadi magnet karena dialiri oleh arus listrik.

Kontaktor menimbul kan magnet yang bisa disebut Coil yang menarik kontak - kontak NO (Normaly Open) menjadi
NC (Normaly Close) bahasa indonesia menutup.

Prinsip Kerja Kontaktor


Prinsip kerja Kontaktor adalah ada sebuah arus dan tegangan 220VAC maupun DC sesuai dengan karakter coil yang
sobat beli, kemudian arus tersebut menggerakan sebuah Coil didalam kontaktor, Coil tersebut akan bekerja ketika
ada arus yang masuk dan membuat sebuah magnet sementara untuk menarik kontak (L1,L2,L3 dan kontak bantu)
dari kontaktor yang semulanya NO (Normaly Open) menjadi NC (Normaly Close), untuk membuka (opening)
kontakor memerlukan waktu 4 - 19ms dan untuk menutup (close) 12-22ms, sangat cepat sekali sobat.
Semakin besar kontaktor maka bunyi yang ditimbulkan kontaktor akan semakin keras sobat jadi jangan kaget.
Ketika Arus yang mengisi Coil tersebut lepas, maka magnet yang ditimbulkan oleh coil akan hilang dan tidak
menarik kontak dari kontaktor dan menjadi semula.

Jenis Kontaktor
Sobat kontaktor itu sama semua dan prinsip kerjanya juga sama, tapi yang membedakan itu adalah sebuah tipenya
tau karakter dari kontaktor tersebut sesuai kebutuhan.

Mulai dari Pole Kontaktor, Kapasitas Ampere (Rate Operational Current), Tegangan Coil (Coil Voltage).

Pole Kontakor dibedakan menjadi 2:

 4 Pole / Kutub
 3 Pole / kutub
Kapasitas Ampere:

 Kontaktor 6 A
 Kontaktor 9 A
 Kontaktor 12 A
 Kontaktor 16 A
 Kontaktor 18 A
 Kontaktor 20 A
 Kontaktor 25 A
 Kontaktor 32 A
 Kontaktor 38 A
 Kontaktor 40 A
 Kontaktor 50 A
 Kontaktor 60 A
 Kontaktor 65 A
 Kontaktor 80 A
 Kontaktor 95 A
 Kontaktor 115 A
 Kontaktor 125 A
 Kontaktor 150 A
 Kontaktor 200 A

Tegangan Coil:

 380 VAC
 220 VAC
 110 VAC
 24 VAC
 24 VDC

Bagian-Bagian Kontakor
Kontaktor memiliki sebuah bagian yang harus dipahami dan fungsinya, karena ini berkaitan dengan listrik yang
tidak kasat mata dan dapat membahayakan diri sendiri maupun mesin yang digerakan oleh kontaktor, berikut
bagian yang harus diketahui:

 Coil
 Kontak Utama (RST)
 Kontak Bantu NO / NC

Sangat sederhana sekalikan bagian - bagian dari Kontaktor karena ya cuman itu saja yang penting dari kontaktor.

Fungsi Kontaktor
Kontaktor berfungsi untuk menggerakan sebuah motor 3 phase pada sebuah pabrik atau industri yang memiliki
ampere yang tinggi, dengan kontaktor ini motor tersebut bisa jalan start atau stop sebab kontaktor memiliki
kontrol yang bisanya bisa disebut DOL (Direct On Line) dan Star Delta yang sering dipakai pada dunia indrustri saat
ini.
Wiring dan Sysmbol Kontaktor

 Coil yang bergambar kontak yang memiliki pin A1 dan A2


 Kontak Utama (RST) terdapat yang pinya itu L1 L2 L3
 Keluaran Kontak Utama (UVW) yang pinya T1 T2 T3
 Kontak Bantu NO (Normaly Open) Pin 13 14
 Kontak Bantu NC (Normaly Close) Pin 21 14

Cara Memilih Kontaktor


Sering sekali banyak orang yang tidak tahu dan asal membeli kontaktor yang berdampak nanti salah sepesifikasi,
dari sini akan saya berikan apa saja yang perlu diperhatikan untuk membeli kontaktor:

 Coilnya menggunakan tegangan berapa ? 220VAC, 110VAC atau 24VDC


 Liat ampere pada nameplate motor dan lebihkan ampere untuk memilih kontaktornya
 Apa saja kebutuhkan kontak bantunya untuk mengontrol atau memberikan lampu

Trouble Shoting / Perawatan Kontaktor

Sobat pernah mengalami sebuah kerusakan kontaktor, atau tiba-tiba kontaktornya tidak bekerja dan membuat
sobat panik, nah saya juga sering mengalami tersebut jadi disini saya akan membagikan sebuah Trouble Shoting
yang sering terjadi pada kontakor dan juga perawatanya.

1. Kontakor mengalami macet atau tidak bisa kontak.

 Cek pada Coil kontaktor dengan avo, gunakan ohm untuk mengetahu coil tersebut rusak atau tidak, coil
bisa dikatakan normal jika ada sebuah nilai hambatan.
 Tunggu untuk beberapa menit biasanya coil overheat atau kepanasan, jika sudah ditunggu beberapa menit
atau sampai kontaktor dalam keadaan dingin masih macet, maka kontaktor tersebut rusak.
2. Kontaktor untuk kontak L1 tidak nyambung.

 Cek dengan avo dahulu lepas semua kabel kebeban, coba dengan kosongan dan avo pakai ohm, jika tidak
sambung bongkar kontaktor tersebut, lihat pada besi kontak L1 apakah hitam atau masih mulus, jika hitam
segera bersihkan dengan kikir atau kertas gosok yang halus.

3. Kontaktor bau gosong atau sangit.

 Cek pada kabel atau bautan pada A1 dan A2 apakah kurang rapet atau longgar yang menyebabkan
ngefong.
 Coil mengalami short Circuit dari sumber cek sumber masukan dari coil, yang menyebabkan short circuit,
jangan pasang kontaktor baru kalau masih belum ditemukan penyebab short circuit.

4. Kontaktor bergetar seperti on dan off secara cepat.

 Biasanya untuk penyebab ini coilnya sudah lemah karena umur seperti pengalaman saya, saya anjurkan
untuk sobat ganti kontaktornya karena akan menimbulkan kerusakan pada sebuah motor dalam jangka
lama.

Aplikasi Kontaktor
Aplikasi kontaktor pasti sobat banyak yang tau tetapi akan saya bagikan aplikasi apa saja yang menggunakan
kontaktor yang saya ketahui.

1. Untuk menggerakan sebuah montor pada industri pabrik


2. Untuk mengontrol lampu dalam area luas.
3. Untuk Sequenci yang membatu kontar agar terjadinya interlocking.
4. Dirumah bisa jadi untuk menyalakan sebuah pompa air.

Anda mungkin juga menyukai