A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Memasang Instalasi Otomasi Listrik
Industri
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memasang Instalasi Otomasi
Listrik Industri ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Merencanakan pekerjaan Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri baik gambar pengawatan
instalasi listrik, alat-alat instalasi, perlengkapan bantu, bahan-bahan instalasi dan perlengkapan K3
sesuai dengan kaidah dan persyaratan pemasangan;
2. Mempersiapkan Pekerjaan Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri baik gambar pengawatan
instalasi listrik, alat-alat instalasi, perlengkapan bantu, bahan-bahan instalasi dan perlengkapan K3
sesuai dengan kaidah dan persyaratan pemasangan;
3. Memasang Instalasi listrik Otomasi Listrik Industri dipasang sesuai dengan spesifikasi rancangan,
standar dan persyaratan yang berlaku serta dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan, menguji setiap rangkaian untuk memastikan tahanan
pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai dengan peraturan dan konstruksi, prosedur
pemasangan dan K3
4. Memeriksa hasil pemasangan instalasi listrik Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri dan
melakukan pemecahan apabila terdapat penyimpangan sesuai dengan persyaratan pemasangan;
5. Membuat laporan yang dibutuhkan pada pemasangan instalasi listrik Memasang Instalasi Otomasi
Listrik Industri sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.
Menguhubungi personil yang berwenang adalah untuk koordinasi agar pekerjaan Memasang Instalasi
Otomasi Listrik Industri tidak mengganggu pekerjaan yang lainnya . Koordinasi itu melibatkan
personil-personil :
a. Pengawas pekerjaan
b. Penanggung jawab Panel Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri
c. Kepala bagian lain yang menggunakan tenaga listrik
d. Pekerja yang menggunakan tenaga listrik.
3. Merencanakan alat kerja material, K3
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis (bimetal) untuk
pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.
Biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus sekaligus sebagai pengaman dalam suatu
instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai
pengaman beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus yang
melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus nominal yang
terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain sebagainya. Nominal
MCB ditentukan dari besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan dari arus adalah ampere atau dapat juga
ditulis dengan huruf A saja. Jadi jika MCB dengan arus nominal 2 Ampere maka hanya perlu ditulis
Banyak perangkat yang saat ini menggunakan listrik, mulai dari AC, Komputer/laptop, lampu dan
masih banyak lagi. Kebanyakan pelanggan PLN di Indonesia saat ini masih menggunakan MCB 2A, hal
ini dikarenakan banyaknya pelanggan yang menggunakan daya 450VA (Volt Ampere). Pelanggan yang
menggunakan daya 450VA akan menggunakan MCB dengan nominal 2A, dengan perhitungan tegangan di
Indonesia adalah (standar rata-rata) 220 Volt jika kita ingin daya yang terpasang dirumah kita 450VA yang
perlu kita lakukan hanyalah membagi 450 dengan 220, hasilnya akan 2,04 sehingga kita membutuhkan
MCB 2 phasa adalah gabungan dari dua buah MCB 1 phasa, sedangkan MCB 3 phasa merupakan
MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB,
yaitu :
1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya.
2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih.
3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis
berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk
Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu
menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki
kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman
elektromagnetik menggunakan sebuah kumpa- ran yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan un- tuk pengaman tiga
fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada
salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :
Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor
Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.
ELCB (Earth Leakaque Circuit Breaker) atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga disebut
saklar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistim differential, saklar ini memiliki sebuah
transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari semua hantaran suplay ke mesin atau
peralatan yang diamankan, termasuk hantaran netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu-phasa,
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama dengan nol, kalau
terjadi arus bocor ketanah, misalkan 0,5 ampere, maka keadaan setimbang ini akan terganggu, karena itu
dalam inti trafo akan timbul medan magnet yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan
sekunder, Arus defferntial terkecil yang masih menyebabkan saklar ini bekerja disebut arus jatuh nominal
(If) dari saklar. Saklar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu. Prinsip kerja ELCB :
Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar phasa tidak sama lagi dengan arus
yang mengalir pada netral ( IL = IN + If ) atau sistim dikatatakan dalam keadaan tidak seimbang, arus
differensial ini dibandingkan dalam sebuat sistim trafo toroida. Ketidak seimbangan antara arus phasa
dengan arus netral menandakan adanya arus bocor ketanah akibat kegagalan isolasi, ketidak seimbangan
arus ini akan menyebabkan fluks magnet pada toroida sehingga pada bilitan sekunder toroida akan
dibangkitkan suatu tegangan yang berfungsi untuk menggerakan relai pemutus mekanisme kontak,
Untuk instalasi rumah kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih tinggi yakni ELCB
dengan ratting arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang idial untuk instalasi listrik apapun
seharusnya memiliki perangkat pengaman terhadap beban lebih, hubung singkat dan arus bocor. Untuk
mengamanka sistim dan peralatan yang kita gunakan sebaiknya sistim kita memilki pentanahan yang baik
dalam arti nilai impedansi pentanahan harus sekecil mungkin agar pengaliran arus gangguan ketanah
Bagaimanapun juga kenaikan nilai impedansi beberapa ohm saja bisa mempengaruhi pengaliran arus
gangguan ketanah menjadi tidak sempurna, sehingga pada kondisi ini terjadi penambahan waktu
pemutusan rangkaian dalam beberapa menit untuk ELCB tersebut bekerja, atau ada kemungkinan sama
Banyak contoh yang terkait dengan pentanahan peralatan yang mengalami gangguan, sehingga satu-
satunya cara perlindungan yang dapat diberikan adalah melalui pemakaian ELCB dengan kepekaan tinggi.
Perlu dicatat bahwa tidak tertutup kemungkinan terjadinya gangguan yang dapat membahayakan manusia
atau mahluk hidup akibat dari pentanahan yang tidak baik, yang mana nilai impedansi pentanahan yang
bisa berubah. Kalau tegangan pada badan peralatan yang ditanahkan tidak boleh melebihi 50 Volt, maka
syarat untuk tahanan dari lingkaran arus pentanahannya adalah : R ka < 50/I, Saklar ini dapat dicoba dengan
sebuah tombol tekan percobaan yang terdapat pada saklar, tahanan dari lingkaran arus percobaan dipilih
sedemikian hingga saklar kutub dua untuk tegangan AC 220 Volt, bisa juga digunakan pada tegangan 127
Volt. Saklar ini memiliki magnet hilang, karena itu pemutusannya tidak bergantung pada tegangan
jaringan.
Suatu arus bocor akan menyebabkan suatu medan magnet kedua dalam magnet halang (medan
halang), karena medan halang ini jalan ke angker bagi garis-garis gaya dari magnet permanent akan
tertutup. Sebuah magnet permanent menimbulkan garis-garis gaya megnetik dalam dua paket besi
trasformator dengan permiabilitas yang rendah. Sebagian besar dari garis-garis gaya megnet tersebut
melewati sebuah angker, sehingga angker ini akan ditarik. Gaya tarik maknet ini mengalahkan gaya tarik
sebuah pegas.
Pemutusan dari saklar berlangsung sebagai berikut : kalau dalam lingkaran arus utama terjadi
hubung tanah, maka dalam kumparan sekunder dari transformator akan timbul suatu tegangan, karena itu
dalam kumparan dari magnet halang yang dihubungkan dengan magnet sekunder akan mengalir arus. Arus
ini akan membangkitkan suatu medan magnet, garis-garis gaya dari medan tersebut harus juga melalui
tempat-tempat sempit E, karena itu ditempat ini garis-garis gaya itu akan tertutup, oleh karena itu magnet
Dengan demikian seluruh garis gaya dari magnet permanent sekarang terpaksa harus melaluishunt magnet
tersebut. Garis gaya yang semula melalui angker, sekarang tertarik ke shunt magnet, karena itu angker
tersebut akan terlepas dan ditarik oleh pegasnya gerakan ini akan menyebabkan saklar arus bocor tanah
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat circuit
breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan
atau sengaja dilepas. Salah satu tipe dari circuit breaker adalah recloser. Recloser hampa udara dibuat
untuk memutus- kan dan menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian secara otomatis. Pada saat
melakukan pengesetan besaran waktu sebelumnya atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang
kesekian kalinya, maka recloser akan terkunci (lock out), sehingga recloser harus dikembalikan pada posisi
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mem- punyai dua fungsi
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung
singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa
udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang
atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan.
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api.
Gas SF6 merupakan gas berat yang mem- punyai sifat dielektrik dan sifat mema- damkan busur api yang
baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan
mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara 3.6 KV –
760 KV.
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api
yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur
api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembung-gelem- bung uap
minyak dan gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan
ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.
Gambar 7. OCB (Oil Circuit Breaker)
BAB II
Pilot Lamp disini berfungsi untuk menunjukan jika ada arus atau tegangan yang masuk dengan tanda
bahwa pilot lamp tersebut menyala.
Tetapi ada juga yang pilot lampnya sama antara phase R, S, T menggunakan hijau yang membedakan
adalah lebel dari penel listrik tersebut.
Warna sangat berpengaruh untuk memudahkan manusia untuk menganalisa sebuah informasi, dalam pilot lamp
ada beberapa warna yang sudah distandartkan untuk sebuah indikator panel listrik. Berikut macam-macam warna
pada pilot lamp.
Putih
Hijau
Merah
Jingga atau kuning
Biru
Warna diatas sering kali digunakan oleh panel maker, berikut contoh pengguna'an warna pilot lamp pada industri.
Terdapat diameter lubang yang bisa disesuaikan berikut beberapa diameter umum pada pilot lamp.
Ø 22 mm
Ø 25 mm
Ø 30 mm
Ø 30.5 mm
BAB III
push button pada panel listrik berfungsi sebagai kontrol pemutus dan penghubung aliran arus listrik
pada dasarnya sama seperti saklar listrik. cara pengoprsianya cukup kita tekan saja tombol push button
nya.
jenis push button NC ini bekerja ketika posisi switch close atau tertutup, lihat gambar di atas
jika kita hendak membelinya pastikan jenis nya yang kita perlukan atau yang akan kita gunakan jangan sampai
tertukar karna akan berbeda fungsi dan cara kerjanya.
sekian sedikit penjelasan tentang Macam macam push button dan kegunaanya pada panel listrik, terima kasih.
BAB IV
Timer atau kepanjanganya Time Delay Relay adalah sebuah komponen elektronik yang dibuat untuk menunda
waktu yang bisa disetting sesuai range timer tersebut, dengan memutus sebuah kontak relay yang biasanya
digunakan untuk memutus atau menyalakan sebuah rangkaian kontrol.
Timer ini biasanya digunakan sebagian besar dunia industri, yang dirangkai dengan berbagai komponen
elektronik juga seperti kontaktor, TOR / Overlaod , dan juga push button untuk rangkian kontrol
pendukung.
Fungsi Timer
Timer berfungsi untuk menunda waktu, secara garis besar biasanya digunakan pada rangkian star delta
yang memilliki tunda waktu untuk pergantian dari star ke delta. Agar mengurangi lonjakan arus yang
besar, jadi diwaktu tunda dahulu sekiranya motor sudah stabil maka waktu tercapai oleh timer dan pindah
ke delta.
Jenis Timer
Timer memiliki 2 jenis yaitu secara mekanik dan secara elektronik.
Timer Mekanik, pemasangan ditempatkan diatas kontaktor jadi timer tersebut akan bekerja jika
kontaktor bekerja dan menarik tuas timer mekanik tersebut, baru timer tersebut menghitung waktu
on (Delay On).
Timer Elektronik, timer ini pesangan menggunakan socket ditarus pada omega ril / din rail dan
diatas socket baru timer dipasang, timer ini biasanya mempunyai kaki 8 , dengan 2 kontak NO / NC
+ Common dan coil 1.
Timer Mekanik bedasarkan tuas yang ditarik ini diletakan pada atas kontaktor jadi ketika kontaktor bekerja
timer akan bekerja dan menghitung waktunya.
Wiring Timer
Pin 2 : Netral
Pin 7 : 220V
Pin 1 : Common untuk 3 dan 4
Pin 3 : Kontak NC (Normaly Close)
Pin 4 : Kontak NO (Normaly Open)
Pin 8 : Common untuk 5 dan 6
Pin 5 : Kontak NC (Normaly Close)
Pin 6 : Kontak NO (Normaly Open)
BAB V
Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah
settingan berapa maksimum amper untuk melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR
tersebut ada sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah melebihi ampere settingan
TOR.
Mangkanya disebut Thermal yaitu suhu, gampangnya seperti kabel yang hanya mampu dilewati arus 5A tetapi
bebanya 10A maka kabel tersebut akan panas. seperti halnya TOR ini prinsip kerjanya sama tetapi bedanya ketika
suhu tersebut terpenuhi maka akan menggerakan sebuah coil untuk menutup atau membuka kontak yang ada di
TOR tersebut.
Simbol diatas sudah standart internasional untuk Thermal Overload Relay, saya akan jelaskan satu persatu
nantinya simbol ini akan berfungsi untuk menggambar Wiring Diagram.
Terdapat 3 kontak yang sebelah kiri dari kontak 95 itu adalah wiring untuk UVW setelah kontaktor, TOR ini tidak
hanya memutuskan rangkian kontrol saja tetapi power dari motor juga diputus 2 pengaman langsung.
Pin no 95 dan 95 adalah kontak Normaly Closed yang biasanya digunakan untuk memutuskan rangkian kontrol
sesudah MCB kontrol, nanti baru ke push button dll.
Pin no 97 dan 98 adalah kontak Normaly Open (NO) biasanya digunakan untuk indicator lampu alarm atau trip.
Sobat untuk setting TOR ini sobat hanya perlu sebuah alat yaitu obeng (+) yang kecil atau bisa juga menggunakan
testpen, karena setting tor hanya mengubah nilai potensio di TOR tersebut menggunakan obeng.
Untuk memutar potensio terdapat nilai setting yang harus di hitung sesua dengan kapasitas motor, berikut cara
setting TOR:
Sobat di TOR itu ada modenya, mungkin untuk mode ini jarang orang untuk memakainya karena mode tersebut
bisa membuat motor tersebut rusak maupun operator bisa menjadi bingung, nah apa saja mode dalam TOR, mode
default nya adalah Manual.
Mode dalam TOR terdapat 2 yaitu Mode Auto dan Mode Manual, oke akan saya terangkan untuk sobat apa
maksud dari ke 2 mode tersebut.
Mode Auto
Cara setting mode auto ini bisa anda dilihat pada gambar diatas, terdapat tulisan A yang artinya Auto dan H adalah
hold atau bisa jadi manual.
Anda tinggal menggeser seperti toggle menggunakan obeng (-) atau testpen, toggle tersebut terdapat garis merah,
lah arahkan kebawah untuk mode auto dan garis merah mendekati mode auto, ini berlaku untuk TOR merek
Schneider untuk merek chint atau yang lain ada yang menggukan seperti kunci sepeda motor.
Jika anda menemukan TOR seperti itu, tinggal pakai obeng tetapi harus ditekan dahulu baru di putar ke mode auto,
baru lepas obengnya maka sudah menjadi mode auto TOR.
Fungsi dari mode auto sendiri adalah ketika terjadi trip overload yang disebabkan oleh beban berlebih maka TOR
akan mereset sendiri secara automatis. Tetapi tidak langsung mereset tetapi menunggu bimetal dalam TOR dingin
dahulu.
Mode Manual
Kebalikan dari auto, ketika trip adalah reset manual dengan menekan tombol reset pada TOR seperti halnya
umumnya, karena mode manual ini adalah settingan default bawaan dari pabrik.
Diket :
1. 0,75 Kw
2. 5.21 A
Maka, Dari Ampere saja kita sudah tahu dimana batas maksimum motor Current adalah 10 % dari Ampere Nominal
motor,
TOR = A x 10 %
= 5.21 x 0.1
= 0.521 A
Jadi Untuk Settingan TOR adalah A + TOR 10 % = 5.21 + 0.521 = 5.731 A.
Motor 3 Phase 15 Hp
Diket :
1. 15 Hp = 15 x 736 = 11040 W
2. 3 Phase = 1.73
I= P
= 11040
= 11040 = 19.75 A
558.79
TOR= A x 10 %
= 19.75 x 0.1
= 1.97 A
Jadi Untuk Settingan TOR adalah A + TOR 10 % = 19.75 + 1.97 = 21.72 A.
Cara Memilih Sepesifikasi Thermal Overload Relay
Dalam memilih atau membeli anda harus tahu dahulu sepesifikasi TOR tersebut agar sesuai kebutuhkan yang anda
butuhkan. Berikut biasanya sepesifikasi TOR yang umum ditanyakan ke penjual.
Setelah mengetahui sepesifikasi TOR maka anda perlu memperhatikan daftar ini agar tidak salah dalam memilih
TOR.
1. Merek dari kontaktor yang akan anda pasang TOR tersebut, usahakan membeli merek yang sama dengan
kontaktor yang sudah anda beli, Kenapa ? karena dudukan atau socket pada TOR itu sudah disesuaikan
untuk merek tersebut, jika beda merek biasanya harus memotong komponen TOR tersebut agar bisa
masuk ke Kontaktornya.
2. Maksimal Beban motor yang akan diamakan jika motor beban maksimal adalah 4A maka beli TOR yang
range pengamanya 3-6A.
Schneider
LS Industri
Chint
Siement
ABB
Mitsubishi
Biasanya TOR itu troubelnya karena panas aja atau overload yang tidak bisa direset, kebanyakan teknisi
atau operator mesin jika mesinya bermasalah ingin cepat-cepat jalan dan langsung mereset TOR tersebut.
Alhasil TOR tersebut tidak bisa direset, kenapa ? ya jelas kondisi bimetal dalam TOR masih panas jelas
tidak bisa direset jadi harus menunggu beberapa saat baru bisa direset.
Gambar diatas adalah gambar Voltmeter yang digunakan untuk panel box. Voltmeter ini befungsi untuk mengukur
seberapa besar tegangan yang masuk pada rangkaian kontrol dan juga motor listrik.
Untuk memasang volt meter pada rangkaian control sebenarnya cukup mudah, jika sobat paham bagaimana cara
mengukur tegangan menggunakan AVO meter. Karena, sebetulnya cara tersebut memiliki kesamaan, hanya saja,
bentuk, besar dan posisi penerapannya berbeda.
Baca agar lebih paham : cara menggunakan AVO metermengukur dan menghitung hasil pengukuran
Karena karangkaian kontrol memiliki sistem 3 fasa, maka setiap fasa memiliki alat ukurnya masing- masing.
Cara memasang
pemasangan Voltmeter disusun secara paralel pada setiap fasa, sebetulnya pemasangan voltmeter bisa dimana
saja asalkan menghubungkan antara fasa pada voltmeter.
Seperti pada gambar diatas, kabel dari voltmeter pertama dihubungkan ke kontak hubung MCB tepatnya pada
kabel R, dan pada kabel T. Ini mengintruksikan bahwa voltmeter akan mengukur tegangan R dan T.
Begitupun seterusnya
Ada juga sistem pengukuran yang menggunakan satu Voltmeter namun ditambah komponen lain, yaitu selektor
switch yang berfungsi untuk memindahkan fasa yang akan diukur, apakah itu R dan S, atau S dan T atau R dan T,
bisa disesuaikan dengan menggunakan selektor swtich (saklar pemilih)
Perhatikan gambar :
Jadi, sebelum kabel hasil pegukuran tegangan menuju Voltmeter, kabel-kabel tersebut harus melalui selektor
switch yang nantinya akan memilih apakah akan mengukur tegangan R da T, S dan T atau R dan s dan kemudian
hasilnya akan ditunjukan pada layar voltmeter.
Oleh kerena itu, metode pengukuran yang digunakan sama dengan metode pengukuran tang ampere,
dimana pengukuran dilakukan dengan memasukan kabel pada lingkaran pengukuran tang ampere sehingga
nilai arus dapat terlihat pada layar tang ampere
Oleh sebab itu, untuk melakukan pengukuran ampere (arus) harus ditambah komponen tambahan yaitu
Trafo Arus atau bahasa inggrisnya Current Transformer (CT). Komponen CT tersebut bertugas sama
seperti lingkaran tang ampere.
Komponen yang bernama CT tersebut disimpan didalam panel untuk dilalui oleh kabel RST (3Fasa)
sebelum menuju beban (motor listrik 3 fasa.
Perhitungan dari CT tersebut langsung ditampilkan dilayar ammeter sehingga dapat ditinjau oleh teknisi
Cara memasang
Untuk memasang ammeter pada rangkaian kontrol cukup dengan memasukan kabel atau, biarkan kabel R,
S dan T (3 fasa power) melewati tengah-tengah CT sehingga CT dapat mengukur berapa besar arus listrik
yang digunakan.
Pemasangan CT dan ampere meter harus sesuai dengan nilai arus yang dihasilkan oleh beban (motor listrik
3 fasa). Milsanya motor listrik berkapasitas 100 Ampere, maka amperemeter dan current transformer yang
digunakan harus dapat mengukur dari 10A hingga lebih dari 100A.
Selain untuk pengukuran arus, Current transformer juga dapat dikombinasikan dengan pengaman arus
lebih dan beban lebih sehingga dapat mengamankan rangkaian dari kerusakan.
BAB VII
Kontaktor menimbul kan magnet yang bisa disebut Coil yang menarik kontak - kontak NO (Normaly Open) menjadi
NC (Normaly Close) bahasa indonesia menutup.
Jenis Kontaktor
Sobat kontaktor itu sama semua dan prinsip kerjanya juga sama, tapi yang membedakan itu adalah sebuah tipenya
tau karakter dari kontaktor tersebut sesuai kebutuhan.
Mulai dari Pole Kontaktor, Kapasitas Ampere (Rate Operational Current), Tegangan Coil (Coil Voltage).
4 Pole / Kutub
3 Pole / kutub
Kapasitas Ampere:
Kontaktor 6 A
Kontaktor 9 A
Kontaktor 12 A
Kontaktor 16 A
Kontaktor 18 A
Kontaktor 20 A
Kontaktor 25 A
Kontaktor 32 A
Kontaktor 38 A
Kontaktor 40 A
Kontaktor 50 A
Kontaktor 60 A
Kontaktor 65 A
Kontaktor 80 A
Kontaktor 95 A
Kontaktor 115 A
Kontaktor 125 A
Kontaktor 150 A
Kontaktor 200 A
Tegangan Coil:
380 VAC
220 VAC
110 VAC
24 VAC
24 VDC
Bagian-Bagian Kontakor
Kontaktor memiliki sebuah bagian yang harus dipahami dan fungsinya, karena ini berkaitan dengan listrik yang
tidak kasat mata dan dapat membahayakan diri sendiri maupun mesin yang digerakan oleh kontaktor, berikut
bagian yang harus diketahui:
Coil
Kontak Utama (RST)
Kontak Bantu NO / NC
Sangat sederhana sekalikan bagian - bagian dari Kontaktor karena ya cuman itu saja yang penting dari kontaktor.
Fungsi Kontaktor
Kontaktor berfungsi untuk menggerakan sebuah motor 3 phase pada sebuah pabrik atau industri yang memiliki
ampere yang tinggi, dengan kontaktor ini motor tersebut bisa jalan start atau stop sebab kontaktor memiliki
kontrol yang bisanya bisa disebut DOL (Direct On Line) dan Star Delta yang sering dipakai pada dunia indrustri saat
ini.
Wiring dan Sysmbol Kontaktor
Sobat pernah mengalami sebuah kerusakan kontaktor, atau tiba-tiba kontaktornya tidak bekerja dan membuat
sobat panik, nah saya juga sering mengalami tersebut jadi disini saya akan membagikan sebuah Trouble Shoting
yang sering terjadi pada kontakor dan juga perawatanya.
Cek pada Coil kontaktor dengan avo, gunakan ohm untuk mengetahu coil tersebut rusak atau tidak, coil
bisa dikatakan normal jika ada sebuah nilai hambatan.
Tunggu untuk beberapa menit biasanya coil overheat atau kepanasan, jika sudah ditunggu beberapa menit
atau sampai kontaktor dalam keadaan dingin masih macet, maka kontaktor tersebut rusak.
2. Kontaktor untuk kontak L1 tidak nyambung.
Cek dengan avo dahulu lepas semua kabel kebeban, coba dengan kosongan dan avo pakai ohm, jika tidak
sambung bongkar kontaktor tersebut, lihat pada besi kontak L1 apakah hitam atau masih mulus, jika hitam
segera bersihkan dengan kikir atau kertas gosok yang halus.
Cek pada kabel atau bautan pada A1 dan A2 apakah kurang rapet atau longgar yang menyebabkan
ngefong.
Coil mengalami short Circuit dari sumber cek sumber masukan dari coil, yang menyebabkan short circuit,
jangan pasang kontaktor baru kalau masih belum ditemukan penyebab short circuit.
Biasanya untuk penyebab ini coilnya sudah lemah karena umur seperti pengalaman saya, saya anjurkan
untuk sobat ganti kontaktornya karena akan menimbulkan kerusakan pada sebuah motor dalam jangka
lama.
Aplikasi Kontaktor
Aplikasi kontaktor pasti sobat banyak yang tau tetapi akan saya bagikan aplikasi apa saja yang menggunakan
kontaktor yang saya ketahui.