Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL LISTRIK

“Instalasi Penerangan Industri Dan Instalasi Tenaga”

DISUSUN :

ALI AKBAR TOYIB : 3202103010

Instruktur : Ruskardi,MT

JURUSAN ELEKTRO TEKNIK LISTIK


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,kami
panjatkan puji dan syukur atas keadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul
“Instalasi Penerangan Industri dan Instalasi Tenaga ".

Laporan kegiatan praktikum bengkel listrik yang berjudul “Instalasi Penerangan


Industri dan Instalasi Tenaga” ini berisi mengenai seluruh rangkaian kegiatan serta
perancangan instalasi yang telah dilakukan selama praktik kurang lebih 4 minggu.
Penyusunan laporan ini bertujuan agar bapak ibu dosen/instruktur dapat mengetahui dan
menilai dan memberi tanggapan atas kegiatan praktikum di bengkel listrik .

Terlaksananya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dengan tenaga, fikiran, ide dan bahkan materi.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta pengalaman bagi para pembaca,sehingga untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi dari laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari itu semua,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun tata bahasa.oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan dengan judul " Instalasi Kontrol dan Daya
Tenaga Listrik" ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pontianak, 27 Juni 2023

Ali akba toyib


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Perkembangan teknologi di dunia industri pada saat ini telah berkembang dengan
sangat pesat dan terus meningkat setiap tahunnya.Setiap tahun selalu ada inovasi teknologi
yang baru guna untuk memudahkan pekerjaan manusia agar lebih cepat dan efisien.contoh
dari teknologi tersebut adalah pada sistem kontrol perangkat elektronik maupun pada
perangkat lainnya misalnya pada bidang kelistrikan kita bisa membuat sistem pengontrolan
terhadap instalasi penerangan lalu pada motor-motor listrik,kita juga bisa membuat sistem
pengaturan rangkaian kontrol dan daya untuk motor-motor listrik sebagai upaya dalam
meningkatkan produksi di industri tersebut.Segala sesuatu pada saat ini telah bisa dikontrol
dengan program-program yang telah dibuat sebelumnya,dengan melakukan sistem
pengontrolan kita juga bisa dengan mudah dalam melakukan perbaikan terhadap perangkat
elektronik atau perangkat lainnya karena gangguan tadi bisa terdeteksi melalui rangkaian
pengontrolan yang telah terhubung ke komputer sehinnga gangguan yang terjadi bisa di
monitor secara langsung dan bisa secepatnya diperbaiki/diselesaikan.
Sebelum melakukan pengontrolan pertama-tama kita harus bisa menentukan dan
merancang rangkaian control dan daya untuk setiap pengaturan tipe-tipe motor maupun
instalasi penerangan,penggunaan jenis dan setting pengaman untuk masing-masing tipe
motor, serta menghitung KHA dan jenis kabel yang dipakai tentu tidaklah harus
sembarangan.Maka kita sebagai orang yang bergerak di bidang Teknik listrik untuk
kedepannya bisa melakukan itu semua sebelum melakukan pemasangan rangkaian
pengontrolan.

B.Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai bukti bahwa mahasiswa telah
mengikuti kegiatan bengkel serta menyelesaikan job yang telah diberikan oleh instruktur.
Selain itu, penyusunan laporan akhir ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa
dan menunjukkan hasil kegiatan bengkel dari mulai merancang dan melakukan pemasangan
rangkaian kontrol pada instalasi penerangan dan intalasi tenaga motor listrik.
BAB II
TEORI DASAR

1.Instalasi Penerangan Industri


 Sakelar

Rangkaian listrik yang telah dirangkai sedemikian rupa perlu di gunakan sebuah alat

bantu yang berfunsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu atau lebih tepatnya

memutuskan dan menghubungkan peralatan listrik dengan sumber tenaga listrik yaitu

saklar, umumnya instalasi-instalasi penerangan mengunakan saklar kotak karena lazim

dipasang pada kotak yaitu kotak normal.Berdasarkan funsinya saklar kotak dibedakan

menjadi 5 macam yaitu :

- Saklar tunggal

- Saklar ganda

- Saklar seri

- Saklar tukar atau saklar dua arah

- Saklar silang

Adapun berdasarkan pemasangannya saklar kotak dibedakan menjadi 2 yaitu :

- Saklar yang ditanam

- Saklar yang tidak ditanam

 T-dus

T-dus atau kotak sambung adalah tempat penyambungan kabel dalam instalasi pipa

hanya boleh dilakukan didalam kotak cabang atau kotak tarik, sambungannya harus baik

dan kuat,misalnya dengan memilin kawan-kawannya dan kemudian menutup

sambuangannya dengan lasdop supaya isolasi penyambungannya baik, mtu lasdopnya


harus baik, isolasi sambungan harus menyamai isolasi penghantar-penghantar yang

disambung dengan satu lasdop tidak boleh di sambung lebih dari lima kawat.

 Kotak Kontak

Kotak kontak atau kotak tusuk digunakan untuk menghibungkan alat pemakaian

listrik atau alat-alat elektronik di rumah-rumah pemakaiannya dapat dipindah-pindah

dengan saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap, kotak kontak terbagi menjadi dua

yaitu kotak kontak 1 phasa dan kotak kontak 3 phasa, sebuah kotak kontak harus dibuat

dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan cukup kuat.

 Kabel Instalasi

- Kabel NYA

Susunan kabel NYA sederhana yaitu hanya terdiri dari penghantar tembaga

polos dengan isolasi PVC, diameternya lebih kecildan permukaannya licin karena itu

NYA sangat mudah di tarik dalam pipa penhantarnya terdiri dari kawat tungal diatas

luas penampang tersebut, penghantarnya terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin

menjadi satu, umur NYA sangat panjang karena PVC hamper tidak menua seperti

halnya karet.

- Kabel NYM

Kabel NYM memiliki penghantar tembaga polos berisolasi PVC

penghantarnya terdiri dari kawattunggal dan terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin

jadi satu jumlah uratnya lima dan urat-uratnya di belit menjadi satu kemudian diberi

lapisan pembungkus inti dari karet atau plastic lunak supayah bentuknya menjadi

bulat, lapisan pembungkus inti ini harus lunak dan rapuh, supayah mudah dikupas

pada waktu pemasangan sesudah itu baru di beri selubung PVC berwarna putih atau

hitam.
 Miniature Circuit Breaker (MCB)

MCB adalah suatu pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman

dhermis/bimetal untuk pengamanan beban lebih dan juga dilengkapirelay

elektromagnektik untuk pengaman arus lebih atau hubung singkat, pengaman yang

dapat digunakan untuk satu phasa dan tiga phasa.

Berdasarkan pemutusan, MCB dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

- MCB tipe-L ( untuk hantaran)

Pada MCB jenis ini pengaman termisnya di sesuaikan dengan meningkatnya

suhu hantaran, kalau terjadi beban lebih dan suhu hantaran melebihi suatu nilai

tertentu elemen dwilogamnya akan memutuskan arusnya.

- MCB tipe-H ( untuk instalasi rumah )

Secara termis MCB ini sama dengan tipe-L, tetapi pengaman elektromagnetiknya

akan memutuskan dalam waktu 0,2 detik, kalau arusnya sama dengan 2,5.in -3.in

untuk arus bolak-balik dan 4.in untuk arus searah.

- MCB tipe-G

Jenis MCB ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus

bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk

penerangan misalnya bangsal penerangan pabrik.

 Kontaktor

Kontaktor merupakan saklar magnetbdimana kontak-kontaknya dapat

menghubungkanatau memutukan rangkaian listrik, apabila kumparan dari kontaktor

dialiri arus listrik, biasa y kontaktor digunakan untuk rating daya yang besar
contohnya motor-motor listrik ,kontak-kontak kontaktor terdiri dari 3 kontak utama

dan 1 kontak bantu, kontak-kontak ini tidak berhubungan dengan tegangan yang

diberikan pada kumparan, hanya gerakan di atur oleh gaya magnet yang ditimbulkan

dari kumparan.

2.Instalasi Kontrol Motor Listrik


 Direct On Line starter
Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini sering
dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil.
Pengertian penyambungan langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di
swich On ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor.
Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting (lihat
gambar).

Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui
biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat
diam memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk
mengalahkan momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.Starter ini terdiri dari
Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent Relay
dan komponen control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Kontrol Start dan
Stop dilakukan dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil contactor.
Sementara itu output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR trip, maka
output OCR akan melepas tegangan ke coil contactor.Komponen penyusun starter ini
harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat
start motor, demikian juga ukuran range overloadnya.

 Star Delta starter

Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah
contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk
pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter
terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper
akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari
pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi
terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak
terbebani dengan berat.
-
 Settingan Motor Listrik 3 Phasa
 Motor Starting DOL

Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber pasokan
lain harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada nameplate motor. Untuk keperluan
disain instalasi yang penting untuk dicatat minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan
dan IP.

Gambar1: Nameplate motor

Spesifikasi motor dari data nameplate:

Tegangan                   :   400 V / 690  V

Arus litrik                 :   29  /  17   A

Daya   P                     :   15  kW

Sambungan                :    Δ  /  Y

Indek Proteksi            :   54

Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar. Gambar harus
menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus selalu dijaga. Ada beberapa
macam gambar yang seyogyanya dipersiapkan dalam persiapan memasang motor listrik.
 

Gambar 2: Single line power diagram

Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal daya seperti
gambar 2. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana sesuai dengan nameplate
(spesifikasi data) motor diatas maka kita dapat membuat desain :

1.    Pengaman jaringan


2.    Kapasitas kontaktor
3.    Jenis dan penampang kabel
4.    Pengaman motor
5.    Sambungan kumparan motor.

Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000, katalog produk
serta aturan lain yang berlaku.

Rancangan  komponen  

Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang
maka kita harus mengacu PUIL  2000, Tabel 5-5-2 halaman 183. Sehingga kita dapat
menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang berdasarkan data motor, maka kita dapat
tentukan:
1)    Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB.  Nilai
pengaman  dapat diperoleh dengan hitungan:

Gambar 3:  MCB 3 fase

 Nilai minimum =  1,25 x IN motor, dimana  IN  = 29 A.

                                    = 2,5 x 29 A = 36,25 A  (minimal 40 A)

 Nilai maksimum = 2,5 x 29 A

                              = 72,5 A (maksimal 63 A)

Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A. Kita (dalam
kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini beban yang akan
diberikan memang besar.

Jadi pengaman jaringan kita pasang MCB, IN  = 63 A.


2)    Kontaktor, pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati
sebesar arus beban maksimum.

     

Gambar 4: Kontaktor magnet

dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman diatasnya (MCB)
yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu P = 15 kW. Jadi kontaktor
minimal 15 kW.

Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat dari bahan perak
sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature yang diijinkan (fungsi arus
listrik).

3)    Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis kabel kita harus
mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa, ditanam, diudara
atau didalam pipa.

Gambar 5: NYA 25 mm2


Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua (KHA) minimal
sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel minimal dipilih yang
mempunyai kapasitas > 63 A.

Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat PUIL 2000,
Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan  KHA = 83 A. Jadi kabel yang dipasang
adalah NYA 25 mm2.

4)   Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan
Thermal Overload Relay (TOR).

Gambar 6: TOR

Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam kondisi beban
normal arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan pada bimetal untuk
memanaskan belum cukup dapat menyebabkan pemutusan arus. Tetapi saat arus beban
melebihi arus nominal semakin lama bimetal akan bengkok dan akan menyentuh tuas kontak
kontrol akibatnya arus ke beban akan putus, motor berhenti. Karena fungsi utama TOR
dipakai untuk mengamankan motor tepatnya kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang
dapat di set arusnya sebesar arus nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type
NR2 Thermal Overload Relay, Ith=  28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting)
dengan memutar obeng minus ke angka  29 A atau mendekati angka 29.

Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya (disesuaikan).

5)    Sambungan kumparan motor, sambungan kumparan motor harus sesuai antara
spesifikasi motor dengan tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang
diberikan 3 x 380 Volt dan data nameplate motor  tertluis  Δ  / Y, tegangan 400/ 690  V maka
arti data ini bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah:

 Kapasitas tegangan kumparan fase 400 V;


 Sehingga yang cocok dengan pasokan PLN 380V, kumparanya disambung  Δ (delta).
 Kumparan dapat disambung Y, tetapi operasi dalam waktu singkat (dalam hitungan
detik) atau hanya cocok untuk “Starting” yang kemudian dikenal dengan pengasutan
Bintang-Segitiga.

 Motor Starting Star-Delta

 MCCB
MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung utama pada rangkaian STAR-
DELTA.
Selain itu MCCB juga berfungsi sebagai pengaman saat terjadi Arus lebih atau
Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada rangkaian atau Electro motor.
Ukuran pengaman MCCB biasanya sebesar 125% x In.Elektro Motor.

 Magnetic Contactor
Pada rangkaian STAR-DELTA, terdapat 3 buah Magnetic Contactor.

Magnetic Contactor K1, berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju
Elektro motor.

Magnetic Contactor K2, disebut sebagai Penghubung rangkaian DELTA, juga


berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.

Magnetic Contactor K3, berfungsi hanya sebagai penghubung terminal untuk


mendapatkan hubungan STAR pada gulungan Elektro motor, dan tidak mengalirkan
Tegangan.
 Menentukan Ukuran Magnetic Contactor

Untuk menentukan ukuran Magnetic Contactor K1 dan K2 digunakan Rumus:


Magnetic Contactor Delta = In / √3
Untuk menentukan ukuran Magnetic Contactor K3 digunakan Rumus:
Magnetic Contactor untuk Star = In / 3

Contoh Perhitungan:
Jika Elektro Motor dengan daya 11Kw (11.000 Watt),380V, Cosphi 0,80,
menggunakan sistem start rangkaian STAR-DELTA, maka kebutuhan Magnetic
Contactornya, adalah:

P = V x I x Cosphi x √3

11.000 Watt = 380V x I x 0,80 x 1,73

In = 11.000 Watt / 525,92

In = 20,91 Ampere.

Magnetic Contactor K1 & K2 (DELTA):


In / √3
20,91 A / 1,73
12,08 Ampere.

Magnetic Contactor K3 (STAR):


In / 3
20,91 A / 3
6,97 Ampere

Untuk pemilihan ukuran Magnetic Contactor, kita dapat menggunakan ukuran yang
sesuai dengan perhitungan diatas.
 TOR (Thermal Overload Relay)

TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan Elektro motor saat
terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan
melengkung saat dilewati Arus yang melebihi settingan dari ukuran TOR (Thermal
Overload Relay) tersebut.
Untuk menentukan ukuran TOR (Thermal Overload Relay) pada rangkaian STAR-
DELTA, kita dapat menggunakan ukuran Maksimal sebesar:
TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2
Untuk memberikan perlindungan yang lebih baik pada Elektro motor, sebaiknya
settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah dari perhitungan diatas sebesar
10%, untuk menghindari jika elektro motor bekerja maksimal terus menerus, tentu
akan memperpendek Life Time Elektro motor tersebut.

 TIMER

Timer pada Rangkaian STAR-DELTA berfungsi sebagai pengatur waktu perpindahan


Magnetic Contactor K3 dan K2.

Settingan Timer dapat disesuaikan dengan kondisi kerja dan beban dari masing-
masing Elektro motor yang digunakan.

Pada umumnya Settingan Timer yang digunakan sekitar 4-5 Sekon. Namun pada
kondisi tertentu settingan mungkin dibutuhkan lebih lama.
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM BENGKEL

A.Alat Dan Bahan Yang Digunakan


 Instalasi Penerangan Tenaga
NO ALAT DAN BAHAN PENERANGAN SATUAN JUMLAH
1 KONTAKTOR BUAH 1
2 FUSE BUAH 3
3 IMPLUS BUAH 1
4 MCB 3 PHASA BUAH 1
5 MCB 1 PHASA BUAH 1
6 STOP KONTAK 3 PHASA BUAH 1
7 STOP KONTAK 1 PHASA BUAH 2
8 SAKLAR TUKAR BUAH 2
9 SAKLAR TUNGGAL BUAH 1
10 PUSH BUTTON BUAH 2
12 FITING LAMPU BUAH 3
13 LAMPU PIJAR BUAH 3
14 LAMPU TL BUAH 3
15 KABEL NYM 2,5 mm2 METER Secukupnya
16 MULTIMETER BUAH 1
17 TOOL BOX SET 1

 Instalasi Kontrol Motor Listrik


NO ALAT DAN BAHAN TENAGA SATUAN JUMLAH
1 MCB 3 PHASA ( 25 A ) BUAH 1
2 MCB 3 PHASA ( 10 A ) BUAH 4
3 KONTAKTOR & OVERLOAD ( K6 ) SET 1
4 BOX KONTROL DOL ( Q3 ) SET 1
5 BOX KONTROL 2 KECEPATAN ( Q17 ) SET 1
6 BOX KONTROL Y- ( Q10 ) SET 1
7 PIPA PVC 29' METER Secukupnya
8 PIPA PVC 36’ METER Secukupnya
9 UNION STEEL 18' METER Secukupnya
10 UNION STEEL 16' METER Secukupnya
11 STEEL 29’ METER Secukupnya
12 KABEL NYHY 3 x 1,5 mm2 METER Secukupnya
13 KABEL NYHY 4 x 1,5 mm2 METER Secukupnya
14 KABEL NYHY 5 x 1,5 mm2 METER Secukupnya
15 KABEL NYHY 5 x 10 mm2 ( Supplay utama ) METER Secukupnya
16 MULTIMETER BUAH 1
17 TESPEN BUAH 1
18 PUSH BUTTON 1NC 1NO + LAMPU TANDA SET 1
19 PUSH BUTTON 1NC 2NO SET 1
20 LAMPU TANDA SET 1
21 ROTARY SWITCH BUAH 1
22 SELECTOR SWITCH BUAH 2
23 STOP KONTAK 3 PHASA BUAH 1
24 STEKER 3 BUAH 1
25 MOTOR 3 PHASA Y- 380 / 660 Volt BUAH 1
26 MOTOR DOL 380 / 660 Volt BUAH 2
27 MOTOR 2 KECEPATAN 380 / 660 Volt BUAH 1
28 WAIRING CHANNELS BUAH 43
29 TOOL BOXES SET 1
30 TIMER ( ON DELAY ) BUAH 1
31 OVER LOAD ( 1,6 A ; 1,9 A ; 2,2 A ; 2,5A ) SET 4
32 TOOL BOX SET 1
B.Perancangan dan Pemasangan Instalasi Tenaga
 Instalasi Penerangan Tenaga
 Rangkaian Kontrol
 Diagram Lokasi Kerja
 Diagram Pengawatan
 Instalasi Kontrol Motor Listrik

 Denah Lokasi
 Diagram pada Panel
 Rangkaian Kontrol Dan Daya Motor Listrik

 Rangkaian Motor Dol (direct on line) dan Motor Star-Delta


 Rangkaian Motor Dengan 2 Kecepatan
BAB IV
Simulasi Rangkaian Kontrol dan Daya

A.Rangkaian Instalasi Penerangan Tenaga

Pada instalasi penerangan lampu A dapat dihidup matikan dari 2 tempat


menggunakan 2 buah saklar tukar (a) yang mendapatkan sumber tegangan dari mcb 1 phasa,
sekaligus memberikan sumber pada stop kontak 1 phasa (a) dan stopkontak 1 phasa (b) yang
di kendalikan menggunakan saklar tunggal (b) jika saklar tunggal dalam posisi off maka
stop kontak tidak dapat digunakan namun jika saklar tunggal (b) dalam posisi on maka stop
kontak (b) dapat digunakan. Jika mcb 1 phasa dalam keadaan off maka lampu a dan stop
kontak (a,b) tidak akan berfungsi / dioperasikan.

fungsi mcb 3 phasa pada instalasi ini adalah sebagai penyalur tegangan dari sumber
yang diteruskan ke anak kontak/koil 1,3,5 kontaktor.Namun, kontaktor belum bisa menyala
karena hidup matinya kontaktor dikendalikan oleh saklar implus dan 2 buah push button (c).
lampu L1C diparalelkan dengan lampu TL l1 dari keluaran kontaktor koil 2 dan begitu pula
lampu L2 c diparalelkan dengan lampu TL l2 keluaran koil 4 kontaktor namun untuk lampu
L3 tidak perlu diparalelkan langsung saja diambil dari keluaran koil 6 kontaktor maka semua
lampu yang mendapatkan tegangan dari mcb 3 phasa akan menyala jika dioperasikan..

Lalu stop kontak 3 phasa berfungsi sebagai tempat cooker 3 phasa yang dioperasikan oleh 3
buah fuse l1,l2,l3. Yang mendapat sumber tegangan langsung dari sumber 3 phasa. Jika salah
1 fuse di buka maka cooker tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

B.Rangkaian Kontrol Motor Listrik Instalasi Tenaga

1. Rangkaian kontrol motor DOL

 Pada rangkaian kontrol untuk Motor DOL ini ( di luar panel ) apabila MCB 3
kita naikan atau kita ON kan maka, rangkaian tersebut sudah bisa kita operasikan
dengan menekan push button S1 (ON) sehingga anak kontak bantu serta utama NO
pada K1 mengunci sehingga K1 akan bekerja dan motor pun berputar. Untuk meng
OFF kan atau mematikan rangkaian serta kerja daripada motor, maka kita harus
menekan push button S0 (OFF). Apabila kita meng OFF kan sumber untuk supplay
ke rangkaian(MCB 3), maka walaupun kita tekan push button S1 beberapa
kalipun anak kontok utama dan Bantu pada K1 tidak akan mengunci serta K1 pun
tidak akan bekerja karena supplay sumber ke rangkaian control tidak ada.

 Pada rangkaian kontrol di bagian dalam panel cara kerja dari pada rangkaian sama
persis, hanya saja dimodifikasi atau diaplikasikan yaitu dengan menambah
beberapa komponen seperti Selector Switch (S5) ; Stop Kontak 3 serta . Bila kita
memindahkan selector ke posisi 1 maka rangkaian kontrol sudah beroperasi, pada
rangkaian DOL didalam panel anak kontak NO dari K6 tidak perlu digunakan lagi
karena pada selector switch sudah terdapat penguci , namun motor belum tentu
berputar karena apabila rotary switch dan steker 3 yang terpasang belum pada
posisi ON atau yang kita inginkan untuk motor berputar maka motor tidak akan
berputar tetapi rangkaian control sudah beroperasi. Bila rotary switch pada posisi
ON dan steker 3 sudah terpasang serta rangkaian kontrol sudah dalam keadaan
beroperasi maka motor akan berputar, tetapi dianjurkan agar meng OFF kan
rangkaian control dengan mengembalikan posisi selector switch(S5) ke posisi 0
sebelum steker 3 terpasang karena ditakukan terjadinya shot antar fhasa yang
bisa mengakibatkan rusaknya motor atau tripnya pemutus ( MCB 3 ).
Untuk meng OFF kan motor kita bisa memindahkan saklar rotary switch pada
posisi OFF, mencabut steker 3 atau dengan, mengembalikan posisi selector s
witch(S5) ke posisi 0.

2. Rangkaian control motor dengan 2 kecepatan


Pada rangkaian control motor dengan 2 kecepatan adalah rangkaian kontrol
dengan cara kerja interlocking atau saling mengunci. Yaitu bila mana salah satu
Kontaktor bekerja maka Kontaktor yang lain tidak akan bekerja. Cara kerja atau
deskripsi kerja dari pada rangkaian ini adalah :
Steep awal hampir sama seperti cara kerja rangkaian-rangkaian diatas yaitu
terlebih dahulu kia naikkan atau ON kan MCB 3. Untuk kecepatan pertama maka
kita harus menekan push button NO S1 sehingga anak konta Bantu serta utama pada
K1 akan mengunci serta K1 akan bekerja, sehingga motor akan berputar deangan
kecepatan 1 Sedangkan anak kontak Bantu NC pada K1 akan membuka sehingga
walaupun kita inginkan K2 bekerja agar motor putar untuk kecepatan kedua tidak
akan bekerja, maka dari itu kita harus meng OFF kan rangkaian dengan menekan
push button NC S0. Untuk kecepatan 2 maka kita harus menekan push button S 2
sehingga anak kontak Bantu serta utama pada K2 akan mengunci serta K2 akan
bekerja, sehingga motor akan berputar dengan kecepatan 2. Sedangkan anak kontak
Bantu NC pada K2 akan membuka sehingga walaupun kita inginkan K 1 bekerja agar
motor berputar dengan kecepatan 1 tidak akan bekerja, maka dari itu kita harus meng
OFF kan rangkaian dengan menekan push button S 0.

3. Rangkaian kontrol motor Y-


Pada rangkaian kontrol untuk Y-, cara kerja atau deskripsi kerja dari pada
rangkaian ini adalah :
Step awal hampir sama seperti cara kerja rangkaian-rangkaian diatas yaitu terlebih
dahulu kia naikkan atau ON kan MCB 3, maka rangkaian control untuk motor
Y- sudah bisa dioperasikan yaitu dengn menekan push button S1 maka anak
kontak utama dan bantu NO akan mengunci sehingga K1T dan KY akan bekerja dan
motor berputar agak pelan, setelah settingan waktu pada timer terpenuhi maka
anak kontak NC pada timer akan membuka sedangkan anak kontak NO akan
mengunci sehingga KY berhenti bekerja dan K akan bekerja atau beralih dari K Y-
K dan motor berputar laju . bedanya dengan rangkaian kontrol 2 kecepatan atau
interlock adalah, bila pada rangkaian 2 kecepatan atau interlock kita harus meng
OFF kan dahulu kerja dari pada motor sedangkan pada rangkaian kontrol motor
Y- tidak demikian. Kerja daripada motor bertahap yaitu dari dari putaran pelan
( KY; kerja putaran motor saat hub.Y ) ke putaran laju ( K; kerja putaran motor
saat hub. ). Dan untuk meng OFF kan rangkaian adalah dengan menekan push
button S0. Dimaksudkan daripada rangkaian kontrol ini adalah, karena arus start
awal dari pada motor sangatlah tinggi sehingga untuk mengurangi arus start awal
yang tinggi.
BAB V
Penutup

A. Kesimpulan
 Selama perancangan dan pemasangan komponen tidak terjadi kesalahan dalam
merangkai rangkaian baik untuk instalasi penerangan tenaga atau pada sistem kontrol
motor listrik.
 Ketika telah selesai melakukan pemasangan komponen pada saat diuji rangkaian daya
dan kontrol dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kesalahan.
 Setelah melakukan semua praktek, saya menyimpulkan bahwa dalam pemasangan
pengaman over load dan MCB tidaklah harus sembarangan. Khususnya untuk
pengaman arus lebih / hub. singkat pada motor ( over load ), harus diperhatikan benar-
benar dan diperhitungkan dengan IN pada motor itu sendiri agar apabila terjadi ARUS
LEBIH maka motor akan aman dan pengaman (over load ) akan bekerja. Sedangkan
untuk MCB 3Ф juga harus diperhitungkan untuk setiap kapasitas motor yang akan
kita amankan. Untuk pemasangan daya pada masing-masing motor juga perlu
ketelitian, karena apabila phasa yang kita pasang ke motor tersebut terbalik maka arah
putaran motor akan terbalik dan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kecuali
untuk motor -Y, untuk control motor interlock dll untuk motor yang memang harus
bekerja berlawanan arah. Serta untuk pemilihan motor yang kita akan pergunakan,
apakah untuk teg. 3Ф atau untuk teg 1 Ф. Untuk keperluan motor yang akan
digunakan juga harus dilihat, apakah itu motor -Y, motor unutk 2 kecepatan ataupun
motor DOL. Sebab apabila kita mengambil motor yang kita pergunakan tanpa melihat
rating tegangan serta rangkaian kontrol kita, maka motor tersebut bisa rusak ataupun
terbakar. Untuk setiap rangkaian kontrol motor juga harus diperhatikan dalam
pemasangannya, karena dalam pemasangan rangkaian kontrol ini juga harus
diperlukan ketelitian dan kehati-hatian. Apabila kita terbalik ataupun salah dalam
pemasangan maka akan berakibat fatal seperti hubung singkat dan rangkaian control
tidak akan bekerja, atau mungkin kerusakan pada alat-alat yang kita pergunakan pada
rangkaian-rangkaian kontrol tersebut.
Maka dari semua itu setiap praktek yang kita lakukan harus dengan serius,
teliti, semangat, kepercayaan diri serta kemauan yang tinggi dalam diri kita pribadi.
Jadi apabila kita tidak mempunyai semuanya itu maka, akan mustahil bisa menjalani
praktek yang kita laksanakan akan berhasil sesuai dengan keinginan kita atau bahkan
konsumen.

B. Saran
Pada saat proses praktikum berlangsung disarankan kepada teknisi atau kepala bengkel
agar menyediakan alat dan bahan yang baik dan sesuai untuk digunakan. agar memperlancar
mahasiswa dalam melakukan proses praktikum. begitu juga untuk dosen pembimbing agar
selalu siap di lapangan disaat mahasiswa ada masalah, agar bisa mengarahkan atau bisa
membantu mengatasi masalah yang terjadi.
Pada praktek pemasangan instalasi penerangan diharapkan dapat memahami terlebih
dahulu Cara kerja baru setelah itu memahami rangkaian kontrol yang telah dibuat, lalu
memasang pengkabelan dan peralatan sesuai dengan gambar dan rangkaian. Dan harus
mengetahui cara mengecek alat dan bahan yang baik seperti apa, agar disaat proses
pengoperasian rangkaian yang sudah selesai dirangkai sesuai dengan yang di inginkan. Jika
tidak tahu cara mengecek alat atau bahan yang digunakan akan bisa jadi masalah, misalnya
pada saat kita sudah selesai merangkai rangkaian tiba-tiba tidak berfungsi atau tidak bisa
dioperasikan akan terjadi masalah yang besar. padahal masalahnya hanya sepele misalnya
kabel ada yang sambungannya tidak tepat atau putus, atau kerusakan pada alat itu sendiri. itu
akan mengakibatkan kegagalan dalam praktikum itu sendiri maka dari itu, sebelum praktikum
dilakukan kita harus membekali diri dengan ilmu dasar dari listrik agar jika terjadi masalah
kita bisa mengatasinya dengan baik dan benar.
Pada praktek instalasi kontrol motor listrik,sebelum melakukan pemasangan seharusnya
kita bisa memahami dan mengerti name plate motor listrik yang akan kita pasang lalu
menghitung rating atau setting pengaman yang akan dipasang,jenis dan kapasitas kontaktor
serta KHA dan jenis kabel yang digunakan semua perlu untuk dilakukan agar pemasangan
instalasi tersebut sesuai degan standart yang ada.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai