Disusun Oleh :
Instruktur : - Irman,MT
- Ruskardi,MT
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,kami
panjatkan puji dan syukur atas keadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Instalasi
Penerangan Industri dan Instalasi Tenaga ".
Terlaksananya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dengan tenaga, fikiran, ide dan bahkan materi.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
serta pengalaman bagi para pembaca,sehingga untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi dari laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari itu semua,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi penulisan maupun tata bahasa.oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan dengan judul " Instalasi Kontrol dan Daya
Tenaga Listrik" ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Rio Fahlevi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan teknologi di dunia industri pada saat ini telah berkembang dengan
sangat pesat dan terus meningkat setiap tahunnya.Setiap tahun selalu ada inovasi teknologi
yang baru guna untuk memudahkan pekerjaan manusia agar lebih cepat dan efisien.contoh dari
teknologi tersebut adalah pada sistem kontrol perangkat elektronik maupun pada perangkat
lainnya misalnya pada bidang kelistrikan kita bisa membuat sistem pengontrolan terhadap
instalasi penerangan lalu pada motor-motor listrik,kita juga bisa membuat sistem pengaturan
rangkaian kontrol dan daya untuk motor-motor listrik sebagai upaya dalam meningkatkan
produksi di industri tersebut.Segala sesuatu pada saat ini telah bisa dikontrol dengan program-
program yang telah dibuat sebelumnya,dengan melakukan sistem pengontrolan kita juga bisa
dengan mudah dalam melakukan perbaikan terhadap perangkat elektronik atau perangkat
lainnya karena gangguan tadi bisa terdeteksi melalui rangkaian pengontrolan yang telah
terhubung ke komputer sehinnga gangguan yang terjadi bisa di monitor secara langsung dan
bisa secepatnya diperbaiki/diselesaikan.
Sebelum melakukan pengontrolan pertama-tama kita harus bisa menentukan dan
merancang rangkaian control dan daya untuk setiap pengaturan tipe-tipe motor maupun
instalasi penerangan,penggunaan jenis dan setting pengaman untuk masing-masing tipe motor,
serta menghitung KHA dan jenis kabel yang dipakai tentu tidaklah harus sembarangan.Maka
kita sebagai orang yang bergerak di bidang Teknik listrik untuk kedepannya bisa melakukan
itu semua sebelum melakukan pemasangan rangkaian pengontrolan.
B.Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai bukti bahwa mahasiswa telah
mengikuti kegiatan bengkel serta menyelesaikan job yang telah diberikan oleh instruktur.
Selain itu, penyusunan laporan akhir ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dan
menunjukkan hasil kegiatan bengkel dari mulai merancang dan melakukan pemasangan
rangkaian kontrol pada instalasi penerangan dan intalasi tenaga motor listrik.
BAB II
TEORI DASAR
Rangkaian listrik yang telah dirangkai sedemikian rupa perlu di gunakan sebuah alat
bantu yang berfunsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu atau lebih tepatnya
memutuskan dan menghubungkan peralatan listrik dengan sumber tenaga listrik yaitu
dipasang pada kotak yaitu kotak normal.Berdasarkan funsinya saklar kotak dibedakan
- Saklar tunggal
- Saklar ganda
- Saklar seri
- Saklar silang
• T-dus
T-dus atau kotak sambung adalah tempat penyambungan kabel dalam instalasi pipa
hanya boleh dilakukan didalam kotak cabang atau kotak tarik, sambungannya harus baik
sambuangannya dengan lasdop supaya isolasi penyambungannya baik, mtu lasdopnya harus
dengan satu lasdop tidak boleh di sambung lebih dari lima kawat.
• Kotak Kontak
Kotak kontak atau kotak tusuk digunakan untuk menghibungkan alat pemakaian listrik
saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap, kotak kontak terbagi menjadi dua yaitu kotak
kontak 1 phasa dan kotak kontak 3 phasa, sebuah kotak kontak harus dibuat dari bahan yang
• Kabel Instalasi
- Kabel NYA
Susunan kabel NYA sederhana yaitu hanya terdiri dari penghantar tembaga
polos dengan isolasi PVC, diameternya lebih kecildan permukaannya licin karena itu
NYA sangat mudah di tarik dalam pipa penhantarnya terdiri dari kawat tungal diatas
luas penampang tersebut, penghantarnya terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin
menjadi satu, umur NYA sangat panjang karena PVC hamper tidak menua seperti
halnya karet.
- Kabel NYM
terdiri dari kawattunggal dan terdiri dari sejumlah kawat yang dipilin jadi satu jumlah
uratnya lima dan urat-uratnya di belit menjadi satu kemudian diberi lapisan
pembungkus inti dari karet atau plastic lunak supayah bentuknya menjadi bulat,
lapisan pembungkus inti ini harus lunak dan rapuh, supayah mudah dikupas pada
waktu pemasangan sesudah itu baru di beri selubung PVC berwarna putih atau hitam.
suhu hantaran, kalau terjadi beban lebih dan suhu hantaran melebihi suatu nilai
Secara termis MCB ini sama dengan tipe-L, tetapi pengaman elektromagnetiknya
akan memutuskan dalam waktu 0,2 detik, kalau arusnya sama dengan 2,5.in -3.in
- MCB tipe-G
Jenis MCB ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus
bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk
• Kontaktor
dialiri arus listrik, biasa y kontaktor digunakan untuk rating daya yang besar contohnya
motor-motor listrik ,kontak-kontak kontaktor terdiri dari 3 kontak utama dan 1 kontak
bantu, kontak-kontak ini tidak berhubungan dengan tegangan yang diberikan pada
kumparan, hanya gerakan di atur oleh gaya magnet yang ditimbulkan dari kumparan.
Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui
biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat diam
memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk mengalahkan
momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.Starter ini terdiri dari Breaker sebagai
proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent Relay dan komponen
control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan
dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu
output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan
melepas tegangan ke coil contactor.Komponen penyusun starter ini harus mempunyai
ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian
juga ukuran range overloadnya.
• Star Delta starter
Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah
contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk
pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter
terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper
akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari
pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi
terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak
terbebani dengan berat.
-
Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber pasokan lain
harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada nameplate motor. Untuk keperluan disain
instalasi yang penting untuk dicatat minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.
Gambar1: Nameplate motor
Arus litrik : 29 / 17 A
Daya P : 15 kW
Sambungan : Δ / Y
Indek Proteksi : 54
Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar. Gambar harus
menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus selalu dijaga. Ada beberapa
macam gambar yang seyogyanya dipersiapkan dalam persiapan memasang motor listrik.
Gambar 2: Single line power diagram
Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal daya seperti gambar
2. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana sesuai dengan nameplate (spesifikasi data)
motor diatas maka kita dapat membuat desain :
1. Pengaman jaringan
2. Kapasitas kontaktor
3. Jenis dan penampang kabel
4. Pengaman motor
5. Sambungan kumparan motor.
Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000, katalog produk serta
aturan lain yang berlaku.
Rancangan komponen
Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang
maka kita harus mengacu PUIL 2000, Tabel 5-5-2 halaman 183. Sehingga kita dapat
menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang berdasarkan data motor, maka kita dapat
tentukan:
1) Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai
pengaman dapat diperoleh dengan hitungan:
Gambar 3: MCB 3 fase
= 72,5 A (maksimal 63 A)
Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A. Kita (dalam
kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini beban yang akan
diberikan memang besar.
2) Kontaktor, pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati sebesar
arus beban maksimum.
Gambar 4: Kontaktor magnet
dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman diatasnya (MCB)
yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu P = 15 kW. Jadi kontaktor minimal
15 kW.
Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat dari bahan perak
sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature yang diijinkan (fungsi arus
listrik).
3) Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis kabel kita harus mempertimbangkan
kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa, ditanam, diudara atau didalam pipa.
Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua (KHA) minimal
sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel minimal dipilih yang
mempunyai kapasitas > 63 A.
Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat PUIL 2000,
Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA = 83 A. Jadi kabel yang dipasang
adalah NYA 25 mm2.
4) Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan
Thermal Overload Relay (TOR).
Gambar 6: TOR
Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam kondisi beban normal
arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan pada bimetal untuk memanaskan belum
cukup dapat menyebabkan pemutusan arus. Tetapi saat arus beban melebihi arus nominal
semakin lama bimetal akan bengkok dan akan menyentuh tuas kontak kontrol akibatnya arus
ke beban akan putus, motor berhenti. Karena fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan
motor tepatnya kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar
arus nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal Overload Relay,
Ith= 28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting) dengan memutar obeng minus ke
angka 29 A atau mendekati angka 29.
Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya (disesuaikan).
5) Sambungan kumparan motor, sambungan kumparan motor harus sesuai antara spesifikasi
motor dengan tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3 x
380 Volt dan data nameplate motor tertluis Δ / Y, tegangan 400/ 690 V maka arti data ini
bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah:
• MCCB
MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung utama pada rangkaian STAR-
DELTA.
Selain itu MCCB juga berfungsi sebagai pengaman saat terjadi Arus lebih atau
Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada rangkaian atau Electro motor.
Ukuran pengaman MCCB biasanya sebesar 125% x In.Elektro Motor.
• Magnetic Contactor
Pada rangkaian STAR-DELTA, terdapat 3 buah Magnetic Contactor.
Magnetic Contactor K1, berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju
Elektro motor.
P = V x I x Cosphi x √3
In = 20,91 Ampere.
Untuk pemilihan ukuran Magnetic Contactor, kita dapat menggunakan ukuran yang
sesuai dengan perhitungan diatas.
TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan Elektro motor saat
terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan
melengkung saat dilewati Arus yang melebihi settingan dari ukuran TOR (Thermal
Overload Relay) tersebut.
Untuk menentukan ukuran TOR (Thermal Overload Relay) pada rangkaian STAR-
DELTA, kita dapat menggunakan ukuran Maksimal sebesar:
TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2
Untuk memberikan perlindungan yang lebih baik pada Elektro motor, sebaiknya
settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah dari perhitungan diatas sebesar
10%, untuk menghindari jika elektro motor bekerja maksimal terus menerus, tentu
akan memperpendek Life Time Elektro motor tersebut.
• TIMER
Settingan Timer dapat disesuaikan dengan kondisi kerja dan beban dari masing-
masing Elektro motor yang digunakan.
Pada umumnya Settingan Timer yang digunakan sekitar 4-5 Sekon. Namun pada
kondisi tertentu settingan mungkin dibutuhkan lebih lama.
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM BENGKEL
F2 F3 F4
15 A 10 A 10 A
S6
S7 S8
2 A
K6
1 B
1,3,5 A2
2,4,6 A1
N
Pe
L1
L2
L3
Pe
N
kVA
PNR BENGKEL
COOKER
Did :NAZARUDIN
RANGKAIAN KONTROL 1
SEMESTER 4
PENERANGAN Dip:IRMAN,ST
• Diagram Lokasi Kerja
L1, L2, L3
R S T N Pe
Plastoflex
Plastoflex
5/8"
Pipa Union
L1 L2
C C
KRF 11
Plastoflex A
KRF 11 5/8"
Pipa Union
PANEL
5/8"
Pipa Union
KRF 11 C C
PEMASAK
F 1,2,3 A A
KRF 11
Did :NAZARUDIN
SEMESTER 4 DIAGRAM LOKASI 2
Dip:IRMAN,ST
L1 L2 L3
L1
C
SUMBER 3 L2
C
R S T N Pe
Diagram Pengawatan
2
A
4 6 N
1 B
R S T N Pe
2 A
C C
1 3 A 1 3 A
0 0
Pemasak B
L1, L1, L3
• Denah Lokasi
Supplay
R S T N Pe
PIPA
PVC
PANEL 36'
PIPA
PVC
36'
Union ¾ Union ¾
0R Steel 0R Steel
18' 18'
Q10 Q17 Q3
S18
PIPA
PVC
36'
Union ¾
0R Steel
16'
PIPA
PVC
36'
S4
PIPA
PVC
36'
M M M M
E-10 M4 M17 M3
L1/L2/L3 3 X 380/220
F3 F4
F2
10 A 10 A
25 A
2,4,6
Q1
35 A
F11
1,3,5 F17 95 97
96 98
10 A 10 A
1
1,3,5
S07
K6 3
13
2 S17 K6 14
F4R 4 5
2,4,6
K6
H8 H9
N
Pe
L1
L2
L3
L1
L2
L3
Pe
Pe
Pe
Pe
W
N
N
U
4
5
V
N
1
2
3
PENTANAHAN
PANEL
6 (7)
4 4 5 PN
L1
L2
L3
Pe
L1
L2
L3
Pe
Pe
N
4
5
N
1
2
3
SUPPLAY DARI PANEL TR UTAMA
1,2,3,4,5,N (Pe)
4 IP 54
MCB UTAMA 3 FHASA
Q10 5 4 S07 H8
U,V,W U,V,W ? H9
M M
3(4) S17
M3 3 ~ M4 3 ~
7 ?
0 11
1
U1,V1,W1 U2,V2,W2 U,V,W
E10 M
TEKNIK ELEKRO
POLNEP
M4 3 ~
DIAGRAM SATU
Dig : NAZARUDIN
4
GARIS
JURUSAN LISTRIK Dip : IRMAN,ST
Pada instalasi penerangan lampu A dapat dihidup matikan dari 2 tempat menggunakan
2 buah saklar tukar (a) yang mendapatkan sumber tegangan dari mcb 1 phasa, sekaligus
memberikan sumber pada stop kontak 1 phasa (a) dan stopkontak 1 phasa (b) yang di
kendalikan menggunakan saklar tunggal (b) jika saklar tunggal dalam posisi off maka stop
kontak tidak dapat digunakan namun jika saklar tunggal (b) dalam posisi on maka stop kontak
(b) dapat digunakan. Jika mcb 1 phasa dalam keadaan off maka lampu a dan stop kontak (a,b)
tidak akan berfungsi / dioperasikan.
fungsi mcb 3 phasa pada instalasi ini adalah sebagai penyalur tegangan dari sumber
yang diteruskan ke anak kontak/koil 1,3,5 kontaktor.Namun, kontaktor belum bisa menyala
karena hidup matinya kontaktor dikendalikan oleh saklar implus dan 2 buah push button (c).
lampu L1C diparalelkan dengan lampu TL l1 dari keluaran kontaktor koil 2 dan begitu pula
lampu L2 c diparalelkan dengan lampu TL l2 keluaran koil 4 kontaktor namun untuk lampu L3
tidak perlu diparalelkan langsung saja diambil dari keluaran koil 6 kontaktor maka semua
lampu yang mendapatkan tegangan dari mcb 3 phasa akan menyala jika dioperasikan..
Lalu stop kontak 3 phasa berfungsi sebagai tempat cooker 3 phasa yang dioperasikan oleh 3
buah fuse l1,l2,l3. Yang mendapat sumber tegangan langsung dari sumber 3 phasa. Jika salah
1 fuse di buka maka cooker tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
▪ Pada rangkaian kontrol untuk Motor DOL ini ( di luar panel ) apabila MCB 3
kita naikan atau kita ON kan maka, rangkaian tersebut sudah bisa kita operasikan
dengan menekan push button S1 (ON) sehingga anak kontak bantu serta utama NO
pada K1 mengunci sehingga K1 akan bekerja dan motor pun berputar. Untuk meng
OFF kan atau mematikan rangkaian serta kerja daripada motor, maka kita harus
menekan push button S0 (OFF). Apabila kita meng OFF kan sumber untuk supplay
ke rangkaian(MCB 3), maka walaupun kita tekan push button S1 beberapa
kalipun anak kontok utama dan Bantu pada K1 tidak akan mengunci serta K1 pun
tidak akan bekerja karena supplay sumber ke rangkaian control tidak ada.
▪ Pada rangkaian kontrol di bagian dalam panel cara kerja dari pada rangkaian sama
persis, hanya saja dimodifikasi atau diaplikasikan yaitu dengan menambah
beberapa komponen seperti Selector Switch (S5) ; Stop Kontak 3 serta . Bila kita
memindahkan selector ke posisi 1 maka rangkaian kontrol sudah beroperasi, pada
rangkaian DOL didalam panel anak kontak NO dari K6 tidak perlu digunakan lagi
karena pada selector switch sudah terdapat penguci , namun motor belum tentu
berputar karena apabila rotary switch dan steker 3 yang terpasang belum pada
posisi ON atau yang kita inginkan untuk motor berputar maka motor tidak akan
berputar tetapi rangkaian control sudah beroperasi. Bila rotary switch pada posisi
ON dan steker 3 sudah terpasang serta rangkaian kontrol sudah dalam keadaan
beroperasi maka motor akan berputar, tetapi dianjurkan agar meng OFF kan
rangkaian control dengan mengembalikan posisi selector switch(S5) ke posisi 0
sebelum steker 3 terpasang karena ditakukan terjadinya shot antar fhasa yang
bisa mengakibatkan rusaknya motor atau tripnya pemutus ( MCB 3 ).
Untuk meng OFF kan motor kita bisa memindahkan saklar rotary switch pada
posisi OFF, mencabut steker 3 atau dengan, mengembalikan posisi selector s
witch(S5) ke posisi 0.
A. Kesimpulan
• Selama perancangan dan pemasangan komponen tidak terjadi kesalahan dalam
merangkai rangkaian baik untuk instalasi penerangan tenaga atau pada sistem kontrol
motor listrik.
• Ketika telah selesai melakukan pemasangan komponen pada saat diuji rangkaian daya
dan kontrol dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kesalahan.
• Setelah melakukan semua praktek, saya menyimpulkan bahwa dalam pemasangan
pengaman over load dan MCB tidaklah harus sembarangan. Khususnya untuk
pengaman arus lebih / hub. singkat pada motor ( over load ), harus diperhatikan benar-
benar dan diperhitungkan dengan IN pada motor itu sendiri agar apabila terjadi ARUS
LEBIH maka motor akan aman dan pengaman (over load ) akan bekerja. Sedangkan
untuk MCB 3Ф juga harus diperhitungkan untuk setiap kapasitas motor yang akan kita
amankan. Untuk pemasangan daya pada masing-masing motor juga perlu ketelitian,
karena apabila phasa yang kita pasang ke motor tersebut terbalik maka arah putaran
motor akan terbalik dan tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kecuali untuk
motor -Y, untuk control motor interlock dll untuk motor yang memang harus bekerja
berlawanan arah. Serta untuk pemilihan motor yang kita akan pergunakan, apakah
untuk teg. 3Ф atau untuk teg 1 Ф. Untuk keperluan motor yang akan digunakan juga
harus dilihat, apakah itu motor -Y, motor unutk 2 kecepatan ataupun motor DOL.
Sebab apabila kita mengambil motor yang kita pergunakan tanpa melihat rating
tegangan serta rangkaian kontrol kita, maka motor tersebut bisa rusak ataupun terbakar.
Untuk setiap rangkaian kontrol motor juga harus diperhatikan dalam pemasangannya,
karena dalam pemasangan rangkaian kontrol ini juga harus diperlukan ketelitian dan
kehati-hatian. Apabila kita terbalik ataupun salah dalam pemasangan maka akan
berakibat fatal seperti hubung singkat dan rangkaian control tidak akan bekerja, atau
mungkin kerusakan pada alat-alat yang kita pergunakan pada rangkaian-rangkaian
kontrol tersebut.
Maka dari semua itu setiap praktek yang kita lakukan harus dengan serius, teliti,
semangat, kepercayaan diri serta kemauan yang tinggi dalam diri kita pribadi. Jadi
apabila kita tidak mempunyai semuanya itu maka, akan mustahil bisa menjalani praktek
yang kita laksanakan akan berhasil sesuai dengan keinginan kita atau bahkan
konsumen.
B. Saran
Pada saat proses praktikum berlangsung disarankan kepada teknisi atau kepala bengkel
agar menyediakan alat dan bahan yang baik dan sesuai untuk digunakan. agar memperlancar
mahasiswa dalam melakukan proses praktikum. begitu juga untuk dosen pembimbing agar
selalu siap di lapangan disaat mahasiswa ada masalah, agar bisa mengarahkan atau bisa
membantu mengatasi masalah yang terjadi.
Pada praktek pemasangan instalasi penerangan diharapkan dapat memahami terlebih
dahulu Cara kerja baru setelah itu memahami rangkaian kontrol yang telah dibuat, lalu
memasang pengkabelan dan peralatan sesuai dengan gambar dan rangkaian. Dan harus
mengetahui cara mengecek alat dan bahan yang baik seperti apa, agar disaat proses
pengoperasian rangkaian yang sudah selesai dirangkai sesuai dengan yang di inginkan. Jika
tidak tahu cara mengecek alat atau bahan yang digunakan akan bisa jadi masalah, misalnya
pada saat kita sudah selesai merangkai rangkaian tiba-tiba tidak berfungsi atau tidak bisa
dioperasikan akan terjadi masalah yang besar. padahal masalahnya hanya sepele misalnya
kabel ada yang sambungannya tidak tepat atau putus, atau kerusakan pada alat itu sendiri. itu
akan mengakibatkan kegagalan dalam praktikum itu sendiri maka dari itu, sebelum praktikum
dilakukan kita harus membekali diri dengan ilmu dasar dari listrik agar jika terjadi masalah kita
bisa mengatasinya dengan baik dan benar.
Pada praktek instalasi kontrol motor listrik,sebelum melakukan pemasangan seharusnya
kita bisa memahami dan mengerti name plate motor listrik yang akan kita pasang lalu
menghitung rating atau setting pengaman yang akan dipasang,jenis dan kapasitas kontaktor
serta KHA dan jenis kabel yang digunakan semua perlu untuk dilakukan agar pemasangan
instalasi tersebut sesuai degan standart yang ada.