Anda di halaman 1dari 50

IN PLANT INSTALAI

PENERANGAN

Fani Frastio XII- L2a


TUJUAN
• Menganalisis Sistem Instalasi Penerangan dan Tata Letak
Instalasi
• Menentukan Komponen Instalasi Penerangan Konsumen
IN PLANT INSTALASI PENERANGAN
ANALISIS FUNGSI KWH, MCB, DAN
KOMPONEN INSTALASI
PENERANGAN
Fungsi Dasar Komponen Instalasi
Penerangan
1. KWH : pembatas daya listrik yang masuk ke rumah
tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur
jumlah daya listrik yang digunakan rumah tinggal
tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan
daya yang dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah
tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan
2.200 VA.
2. MCB : untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi
gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal tersebut,
seperti gangguan hubung singkat atau short circuit atau
korsleting.
3. Sakelar Tunggal :Ini suatu cara yang termudah untuk
menghubungkan/memutuskan suatu hantaran.
4. Sakelar Seri : Saklar seri ini gunanya untuk memutuskan
dan menghubungkan dua buah kelompok lampu secara
bergantian.
5. Sakelar Tukar/Hotel : digunkaan apabila kita
menghendaki melayani satu lampu dari dua tempat atau
lampu menyala secara berurutan.
6. Stop Kontak : Stop kontak, sebagian mengatakan outlet,
merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara
hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat
listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan
kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan
ditancapkan pada stop kontak.
7. Steker : Steker atau Staker atau yang kadang sering
disebut colokan listrik, karena memang berupa dua buah
colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang
yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan
aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga
alat listrik tersebut dapat digunakan.
8. Kabel NYA : NYA, kabel jenis ini merupakan kabel listrik
yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi satu kawat.
Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam dalam
tanah. Kabel listrik ini biasanya berwarna merah, hitam,
kuning atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya satu
lapis, sehingga tidak cukup kuat terhadap gesekan,
gencetan/tekanan atau gigitan binatang seperti tikus.
9. Kabel NYM : NYM, merupakan kabel listrik yang
berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari satu, ada
yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi
luar biasanya putih dan warna isolasi bagian dalam
beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel
listrik NYM ini relative lebih kuat terhadap gesekan atau
gencetan/tekanan.
10. Kabel NYY : NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel
berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4 dengan warna isolasi
luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap
air dan gencetan atau tekanan.
11. Kabel NYMHYO : NYMHYO, kabel jenis ini merupakan
kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari dua
warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada loudspeaker,
sound sistem, lampu-lampu berdaya kecil sampai sedang.
12. Fitting Lampu : tempat memasang bola lampu listrik,
dan menurut penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu : fitting duduk, fitting gantung, dan fitting kedap
air.
13. Lampu Penerangan : merupakan alat yang berfungsi
sebagai penerang ruangan. Lampu penerangan beragam
jenisnya, antara lain : lampu pijar, lampu Tube
Luminescent (TL), Lampu hologen, dan lain sebagainya.
14. Pipa Instalasi : digunakan untuk pemasangan kabel
listrik yang dihubungkan dengan sakelar, kotak-kontak,
kotak hubung bagi dan sambungan listrik lainya, serta
untuk melindungi bahaya listrik terhadap sentuhan
langsung dengan manusia. Pipa ini dapat dibedakan
menjadi : pipa baja yang di cat dengan meni, pipa PVC,
dan pipa fleksibel.
15. Lasdop : suatu alat bantu instalasi yang berfungsi
menutup sambungan sehingga aman dari sentuhan luar.
Sebelum sambungan ditutup dengan lasdop, terlebih
dahulu sambungan tersebut dibungkus dengan isolasi.
16. Elbow : digunakan pada pemasangan pipa instalasi di
sudut-sudut ruangan. Elbow terbuat dari bahan yang sama
dengan pipa instalasi, yaitu dari bahan PVC dan baja.
Susunan Sistem ( Topologi ) Instalasi
Penerangan
1. Pengawatan
2. Pelaksanaan
3. Pemipaan
4. Perhitungan
5. Sistem proteksi
Analisis Mutu dan Keandalan
• Mutu :
• Semua siswa mengerti apa saja komponen yang ada
dalam instalasi penerangan.
• Semua siswa mengetahui fungsi – fungsi dari komponen
tersebut.
• Keandalan :
• Semua siswa sudah bisa menggunakan komponen
terserbut.
Sistem Proteksi
• Sistem proteksi itu bermanfaat untuk:

1. menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan


peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi
sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang
digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan
kepada kemungkinan kerusakan alat.

2. cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan,


menjadi sekecil mungkin.

3. dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang


tinggi kepada konsumen dan juga mutu listrik yang baik.

4. mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan


oleh listrik.
Perhitungan Jumlah Titik Lampu
• Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
• N =E x L x WØ x LLF x CU x n
• Dimana :
• N = jumlah titik lampu
• E = Kuat Penerangan /target kuat penerangan yang akan dica
pai (Lux)
• L = Panjang Ruang(Meter)
• W = Lebar Ruang (Meter)
Ø = Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux
• LLF = Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8)
• CU = coeffesien of utilization / Faktor Pemanfaatan (50-65 %)
• n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu
Prinsip Dasar Instalasi
• SAFETY - KEAMANAN
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan
standar dan peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000
serta IEC (International Electrotechnical Commission) dengan
tujuan untuk keamanan dan keselamatan bagi mahluk hidup,
harta benda dan instalasi listrik itu sendiri.
Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi mahluk hidup,
harta benda maupun pada sistem instalasi listrik itu sendiri,
bila dilengkapi dengan sistem proteksi yang sesuai dan
mempunyai keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan
sistem pentanahan/ pembumian agar manusia terhindar dari
sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik yang tidak
terduga, karena adanya kebocoran arus listrik pada body
peralatan listrik.
• Reliability ( Keandalan)

Kondisi yang diperlukan adalah keandalan


terhadap :
Unjuk kerja sistem
Pengoperasian sistem
Peralatan yang digunakan Suatu sistem instalasi listrik
dinyatakan andal bila
operasi sistem kelistrikan dapat bekerja selama mungkin
dan dapat diatasi dengan cepat bila terjadi ganngguan.
• Accessibility (Kemudahan)

Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap :


Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan sistem
Pemasangan dan penggantian peralatan sistem
Pengembangan dan perluasan sistem
Kemudahan pada sistem instalasi listrik dinyatakan
tercapai apabila pengoperasian suatu sistem tidak
memerlukan skill tinggi, cepat dan tepat dalam
pemasangan peralatan sistem serta mudah dalam
melaksanakan perawatan dan perbaikan sistem.
Contoh : Agar memudahkan dalam mencari trouble pada
suatu sistem kontrol , maka sistem instalasi panel kontrol
harus dilengkapi label pada peralatan listrik yang
terpasang, adanya penomoran pada terminal, kabel dan
pengawatan peralatan yang disesuaikan dengan
gambar/diagram kontrol dan instalasi
• Availibility (Ketersediaan)

Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi


listrik, karena berkaitan dengan kemungkinan pengembangan
ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang meliputi
ketersediaan terhadap :
Alat
Tempat/Ruang
Daya
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai
ketersediaan apabila :
Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila
terjadi kerusakan pada peralatan yang dalam kondisi operasi,
baik yang telah tersedia dilapangan umum maupun yang
dengan mudah didapat dipasaran. Adanya cadangan tempat
atau ruang yang diperlukan untuk menempatkan peralatan
tambahan, karena adanya pengembangan ataupun perluasan
sistem. Adanya cadangan daya pada sistem instalasi yang
dapat langsung digunakan tanpa harus mengganti ataupun
menambah kabel pada sistem instalasi .
• Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)

Perencanaan sistem instalasi listrik harus


mempertimbangkan dampak yang terjadi pada lingkungan
sekitar dimana sistem instalasi dipasang, yang meliputi :
Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan
Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu,
harus dipertimbangkan
apakah peralatan itu mempunyai pengaruh negatip
terhadap lingkungan sekitarnya,
Bila ada kemungkinan mengganggu atau merusak
lingkungan maka harus dirancang
agar pengaruh negatip yang ditimbulkan oleh peralatan
listrik dapat dihilangkan atau
diperkecil.
• Economic (Ekonomi)

Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan


kondisi operasional jangka panjang agar dapat dihemat
biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap :
Pemeliharaan dan perluasan sistem
Pemakaian/penggantian peralatan
Pengoperasian sistem
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan
berhasil bila efesien dan efektip terhadap penggunaan daya
listrik, peralatan yang digunakan cukup andal dan kecilnya
delay time pada pengoperasian proses produksi.
Contoh : Bila proses produksi banyak menggunakan beban
induktif, agar penggunaan daya listrik efektip maka sistem
instalasi listriknya harus dilengkapi dengan kompensasi daya
listrik, yaitu dengan memasang Capasitor Bank.
• Esthetic (Keindahan)

Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah


keindahan dan kerapian, yang meliputi :
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan
Keserasian dalam penggunaan/pemilihan peralatan
Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang
operasi
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan
kemudahan dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan
dan perbaikan pada sistem instalasi .
Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan peralatan
yang disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan warna yang
sedemikian rupa, sehingga menimbulkan pemandangan yang indah
dan nyaman.
Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan mosaik
yang memberikan kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi
pelaksana operasi pada ruang dimana suatu kendali sistem kontrol
dipasang.
Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan
kerja serta disiplin kerja akan selalu terjaga.
Ketentuan Umum Pemasangan
Instalasi Penerangan
• 1. Sakelar harus dipasang sedemikian rupa sehingga :
• bagian yang bergerak tidak bertegangan pada waktu
sakelar dalam keadaan terbuka atau tidak atau tidak
menghubung
• kedudukan kontak semua gagang sakelar dan tombol
sakelar dalam satu instalasi harus seragam, misal akan
menghubung jika gagangnya disorong ke atas atau
tombolnya ditekan.
2. Sakelar pada fiting lampu harus
memutuskan/menghubungkan penghantar fase.

3. Fiting lampu jenis edison/jenis bayonet harus dipasang


dengan cara menghubungkan kontak dasarnya pada
penghantar fase, dan kontak luarnya pada penghantar
netral.

4. Kotak-kontak fasa tunggal baik yang berkutub dua


maupun tiga harus dipasang sedemikian rupa sehingga
kutub netralnya berada di sebelah kanan atau sebelah
bawah kutub bertegangan
5. Rumah logam kotak-kontak untuk tegangan di atas 50 V
harus dihubungkan dengan kontak pembumian.

6. Kotak-kontak yang dipasang di luar rumah atau dalam


ruangan lembab harus mempunyai penutup yang
membuatnya kedap cuaca bila tusuk kontak tidak
dimasukkan.

7.Kotak-kontak dinding yang terpasang kurang dari 1,25 m


tingginya dari lantai harus dilengkapi dengan tutup
pengaman.
8. Terminal penghubung seperti pada sakelar atau
kotak-kontak tidak boleh digunakan untuk lebih dari satu
inti.

9. Kabel rumah tanpa selubung berisolasi PVC (seperti


NYA dan NYAF) tidak boleh dipasang di dalam atau pada
kayu dan tidak boleh langsung pada, di dalam atau di
bawah plesteran.

10. Kabel lampu gantung atau pendel (contoh NYPLYW)


harus digantungkan sehingga inti kabel bebas dari gaya
tarik dengan cara menggunakan tali kabel yang dikokohkan
pada roset langit-langit atau perlengkapan lainnya.
11. Besar tahanan isolasi (resistansi) antara satu
penghantar dengan penghantar lainnya, maupun
penghantar dan bumi harus sekurang-kurangnya :
- 1000 ohm per volt tegangan nominal (untuk ruangan
kering)
- 500 ohm per volt tegangan nominal (untuk ruangan
lembab)
12. Saluran utama konsumen harus mempunyai
penampang tidak kurang dari 4 mm2
13. Penghantar netral harus mempunyai kemampuan
hantar arus (KHA) sama dengan penghantar fase (untuk
saluran 2 kawat). Penghantar netral saluran fase banyak
harus mempunyai KHA sesuai dengan arus maksimum
yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang
normal
PUIL 2011
• Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai
pedoman beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi
listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische
Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N
2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda.
Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma
Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan
Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan
penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan PUIL 1987 adalah
penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga yang merupakan hasil
penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka PUIL
2000 ini merupakan terbitan ke 4.
• Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama
buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka
pada penerbitan sekarang tahun 2000, namanya menjadi
Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap
mempertahankan singkatannya yang sama yaitu PUIL.
• Penggantian dari kata “Peraturan” menjadi “Persyaratan”
dianggap lebih tepat karena pada perkataan “peraturan”
terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi
ketentuannya dan sangsinya. Sebagaimana diketahui
sejak AVE sampai dengan PUIL 1987 pengertian
kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak
diberlakukan sebab isinya selain mengandung hal-hal
yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung
rekomendasi ataupun ketentuan atau persyaratan teknis
yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan instalasi listrik.
• Sejak dilakukannya penyempurnaan PUIL 1964, publikasi
atau terbitan standar IEC (International Electrotechnical
Commission) khususnya IEC 60364 menjadi salah satu
acuan utama disamping standar internasional lainnya.
Juga dalam terbitan PUIL 2000, usaha untuk lebih
mengacu IEC ke dalam PUIL terus dilakukan, walaupun
demikian dari segi kemanfaatan atau kesesuaian dengan
keadaan di Indonesia beberapa ketentuan mengacu pada
standar dari NEC (National Electric Code), VDE (Verband
Deutscher Elektrotechniker) dan SAA (Standards
Association Australia).
• PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yang
dilaksanakan oleh Panitia Revisi PUIL 1987 yang
ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam
Surat Keputusan Menteri No:24-12/40/600.3/1999,
tertanggal 30 April 1999 dan No:51-12/40/600.3/1999,
tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia Revisi PUIL
tersebut terdiri dari wakil dari berbagai Departemen
seperti DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER,
DEPERINDAG, BSN, PT PLN, PT Pertamina, YUPTL,
APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL, APITINDO, MKI, HAEI,
Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-PLN, PT
Schneider Indonesia dan pihak pihak lain yang terkait.
• Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan
dasar merupakan padanan dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2
tentang Scope, Object Fundamental Principles and Definitions.
• Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan banyak
mengacu pada IEC 60364 Part 4 tentang Protection for safety.
Bahkan istilah yang berkaitan dengan tindakan proteksi seperti
SELV yang bahasa Indonesianya adalah tegangan extra
rendah pengaman digunakan sebagai istilah baku, demikian
pula istilah PELV dan FELV. PELV adalah istilah SELV yang
dibumikan sedangkan FELV adalah sama dengan tegangan
extra rendah fungsional. Sistem kode untuk menunjukan
tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh
langsung ke bagian yang berbahaya, seluruhnya diambil dari
IEC dengan kode IP (International Protection). Demikian pula
halnya dengan pengkodean jenis sistem pembumian. Kode TN
mengganti kode PNP dalam PUIL 1987, demikian juga kode
TT untuk kode PP dan kode IT untuk kode HP.
• Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik, dalam IEC
60364 Part 3 yaitu Assessment of General
Characteristics, tetapi isinya banyak mengutip dari SAA
Wiring Rules dalam section General Arrangement tentang
perhitungan kebutuhan maksimum dan penentuan jumlah
titik sambung pada sirkit akhir.
• Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik mengacu pada IEC
60364 Part 5: Selection and erection of electrical
equipment dan standar NEC.
• Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali
(PHB) serta komponennya merupakan pengembangan
Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah unsur unsur dari NEC.
• Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya tidak
banyak berubah dari Bab 7 PUIL 1987. Perubahan yang
ada mengacu pada IEC misalnya cara penulisan kelas
tegangan dari penghantar. Ketentuan dalam Bagian 7 ini
banyak mengutip dari standar VDE. Dan hal hal yang
berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.
• Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan
instalasi khusus merupakan pengembangan dari Bab 8
PUIL 1987. Dalam PUIL 2000 dimasukkan pula klarifikasi
zona yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada
pemilihan dari perlengkapan listrik dan cara
pemasangannya di berbagai ruang khusus. Ketentuan
dalam Bagian 8 ini merupakan bagian dari IEC 60364
Part 7, Requirements for special installations or locations.
• Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik.
Pengusahaan dimaksudkan sebagai perancangan,
pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan,
pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta
proteksinya. Di IEC 60364, pemeriksaan dan pengujian
awal instalasi listrik dibahas dalam Part 6: Verification.
PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan
dan sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000 V a.b
dan 1500 V a.s, dan gardu transformator distribusi
tegangan menengah sampai dengan 35 kV. Ketentuan
tentang transformator distribusi tegangan menengah
mengacu dari NEC 1999.
• Pembagian dalam sembilan bagian dengan judulnya pada
dasarnya sama dengan bagian yang sama pada PUIL
1987. PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam
Pasal, Subpasal, Ayat atau Subayat. Pembedaan
tingkatnya dapat dilihat dari sistim penomorannya dengan
digit. Contohnya Bagian 4, dibagi dalam 4.1; 4.2; dan
seterusnya, sedangkan 4.2 dibagi dalam 4.2.1 sampai
dengan 4.2.9 dibagi lagi dalam 4.2.9.1 sampai dengan
4.2.9.4. Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan,
cukup dengan menuliskan nomor dengan jumlah digitnya.
• Seperti halnya pada PUIL 1987, PUIL 2000 dilengkapi
pula dengan indeks dan lampiran lampiran lainnya pada
akhir buku. Lampiran mengenai pertolongan pertama
pada korban kejut listrik yang dilakukan dengan
pemberian pernapasan bantuan, diambilkan dari standar
SAA, berbeda dengan PUIL 1987.
• Untuk menampung perkembangan di bidang instalasi
listrik misalnya karena adanya ketentuan baru dalam IEC
yang dipandang penting untuk dimasukkan dalam PUIL,
atau karena adanya saran, tanggapan dari masyarakat
pengguna PUIL, maka dikandung maksud bila dipandang
perlu akan menerbitkan amandemen pada PUIL 2000.
Untuk menangani hal hal tersebut telah dibentuk Panitia
Tetap PUIL. Panitia Tetap PUIL dapat diminta
pendapatnya jika terdapat ketidakjelasan dalam
memahami dan menerapkan ketentuan PUIL 2000. Untuk
itu permintaan penjelasan dapat ditujukan kepada Panitia
Tetap PUIL.
• PUIL 2000 ini diharapkan dapat memenuhi keperluan
pada ahli dan teknisi dalam melaksanakan tugasnya
sebagai perancang, pelaksana, pemilik instalasi listrik dan
para inspektor instalasi listrik. Meskipun telah diusahakan
sebaik-baiknya, panitia revisi merasa bahwa dalam
persyaratan ini mungkin masih terdapat kekurangannya.
Tanggapan dan saran untuk perbaikan persyaratan ini
sangat diharapkan.
• PUIL 2000 ini tidak mungkin terwujud tanpa kerja keras
dari seluruh anggota Panitia Revisi PUIL 1987, dan pihak
pihak terkait lainnya yang telah memberikan berbagai
macam bantuan baik dalam bentuk tenaga, pikiran,
sarana maupaun dana sehingga PUIL 2000 dapat
diterbitkan dalam bentuknya yang sekarang. Atas segala
bantuan tersebut Panitia Revisi PUIL mengucapkan
terima kasih sebesar besarnya.

Anda mungkin juga menyukai