3. Apa itu saklar dan sebutkan beberapa jenis yang kamu ketahui ?
Jawab :
Saklar adalah suatu perangkat elektronik atau listrik yang digunakan untuk mengontrol
aliran listrik dalam suatu rangkaian atau sistem dengan membuka atau menutup jalur
penghantar listrik. Saklar biasanya digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan
peralatan listrik seperti lampu, motor, atau alat elektronik lainnya.
Berikut adalah beberapa jenis saklar yang umum digunakan:
- Saklar On/Off (Toggle Switch):
Saklar on/off adalah jenis saklar yang paling umum dan sederhana. Saklar ini berfungsi
dengan cara mengangkat atau menekan tuas untuk membuka atau menutup jalur listrik.
Saklar ini sering digunakan dalam aplikasi rumah tangga dan komersial untuk mengontrol
lampu atau peralatan lainnya.
- Saklar Sentuh (Touch Switch):
Saklar sentuh adalah jenis saklar yang tidak memerlukan tekanan fisik untuk
mengoperasikannya. Saklar ini berfungsi dengan mendeteksi sentuhan fisik atau kapasitansi
tubuh manusia. Ketika didekati atau disentuh, saklar ini akan membuka atau menutup jalur
listrik.
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, RT.1/RW.1, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 11750, Inndonesia
7. Sebutkan jenis – jenis kabel yang digunakan pada instalasi bangunan dan jelaskan , minimal
3!
Jawab:
Berikut adalah beberapa jenis kabel yang umum digunakan dalam instalasi listrik bangunan:
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, RT.1/RW.1, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 11750, Inndonesia
8. Sebutkan komponen apa saja yang berkaitan dengan instalasi listrik bangunan !
Jawab :
Kabel Listrik
Saklar dan Stop Kontak
Lampu
Kotak Kontak (Junction Box)
Panel Listrik (Distribution Board)
Grounding System
Perangkat Perlindungan Listrik
Kabel Pengaman (Conduit)
Label dan Anotasi
Perangkat Otomatisasi
9. Sebutkan dan jelaskan pengaman sirkit yang digunakan pada instalasi bangunan dan
jelaskan perbedaan di tiap masing – masing pengaman !
Jawab :
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, RT.1/RW.1, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 11750, Inndonesia
Pengaman sirkuit, juga dikenal sebagai perangkat perlindungan listrik, digunakan dalam
instalasi bangunan untuk melindungi peralatan dan penghuni dari bahaya listrik seperti
lonjakan tegangan, arus lebih, atau korsleting. Berikut adalah beberapa pengaman sirkuit
yang umum digunakan dalam instalasi bangunan, beserta penjelasan tentang perbedaan di
antara mereka:
- Pengaman Pemutus Sirkuit (Circuit Breaker):
Circuit breaker adalah perangkat yang dirancang untuk memutus aliran listrik dalam
sirkuit ketika terjadi gangguan seperti arus lebih atau korsleting.
Circuit breaker tersedia dalam berbagai jenis, termasuk pengaman pemutus sirkuit
arus lebih (overcurrent circuit breakers) dan pengaman pemutus sirkuit arus lebih
beserta ground fault (ground fault circuit interrupters/GFCI).
Pengaman pemutus sirkuit bekerja dengan cara memutuskan sirkuit listrik ketika
arus melebihi ambang batas yang ditetapkan, melindungi peralatan dari kerusakan
dan penghuni dari bahaya listrik.
- Pengaman Penghantar Arus Lebih (Fuse):
Fuse adalah perangkat yang terdiri dari penghantar yang melelehkan dirinya sendiri
ketika arus melebihi ambang batas yang ditetapkan.
Ketika arus lebih melewati fuse, penghantar di dalam fuse akan meleleh, memutus
aliran listrik dalam sirkuit dan melindungi peralatan dari kerusakan.
Fuse umumnya lebih terbatas dalam penggunaannya daripada circuit breaker karena
setelah digunakan, mereka harus diganti sepenuhnya.
- Pengaman Perlindungan Diferensial (Residual Current Device/RCD):
RCD adalah perangkat yang mendeteksi perbedaan arus masuk dan keluar dalam
sirkuit listrik. Jika ada perbedaan arus yang signifikan, itu menunjukkan adanya arus
yang bocor, seperti arus yang melewati tubuh manusia.
RCD akan memutuskan sirkuit listrik secara otomatis untuk menghentikan aliran
arus dan mencegah bahaya kejutan listrik atau bahkan kebakaran akibat arus bocor.
RCD biasanya digunakan di area-area dengan risiko kejutan listrik yang tinggi,
seperti kamar mandi, dapur, atau luar ruangan.
Perbedaan utama di antara ketiga pengaman sirkuit tersebut terletak pada cara kerjanya dan
jenis proteksi yang mereka sediakan. Circuit breaker memutuskan aliran listrik ketika arus
melebihi ambang batas yang ditetapkan, sementara fuse melelehkan penghantarnya sendiri.
RCD, di sisi lain, mendeteksi perbedaan arus masuk dan keluar dalam sirkuit untuk
melindungi dari bahaya kejutan listrik atau arus bocor.
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, RT.1/RW.1, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 11750, Inndonesia
10. Sebutkan dan jelaskan hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan instalasi
penerangan !
Jawab :
Dalam merancang instalasi penerangan yang efisien dan aman, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Berikut adalah beberapa poin penting yang harus dipertimbangkan dalam
perancangan instalasi penerangan:
- Kebutuhan Penerangan:
Tentukan kebutuhan penerangan ruangan, termasuk jenis dan jumlah lampu yang
diperlukan, serta tingkat kecerahan yang diinginkan.
- Tata Letak Lampu:
Rancang tata letak lampu yang optimal untuk mencapai pencahayaan yang merata dan
efisien di seluruh ruangan. Pertimbangkan posisi lampu terhadap fungsi ruangan, aktivitas
yang dilakukan di dalamnya, serta faktor estetika.
- Pemilihan Lampu yang Tepat:
Pilih jenis lampu yang sesuai dengan kebutuhan ruangan, seperti lampu pijar, lampu neon,
lampu LED, atau lampu hemat energi lainnya. Pertimbangkan faktor-faktor seperti
konsumsi energi, umur pakai, dan kualitas cahaya yang dihasilkan.
- Penyediaan Sumber Daya Listrik:
Pastikan sumber daya listrik yang tersedia cukup untuk mendukung instalasi penerangan
yang direncanakan. Hitung beban listrik dari lampu-lampu yang akan diinstal dan pastikan
kapasitas panel listrik mencukupi.
- Pertimbangan Efisiensi Energi:
Gunakan lampu-lampu yang hemat energi seperti lampu LED untuk mengurangi konsumsi
energi dan biaya operasional jangka panjang. Pertimbangkan juga penggunaan sensor gerak
atau pengatur kecerahan lampu (dimmer) untuk mengoptimalkan penggunaan energi.
- Perlindungan Terhadap Panas dan Cahaya Berlebihan:
Pastikan lampu ditempatkan dengan aman dan terlindung dari paparan panas berlebihan atau
cahaya yang terlalu terang yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kerusakan pada
furnitur atau barang-barang lainnya.
- Kepatuhan Terhadap Standar dan Peraturan:
Pastikan instalasi penerangan mematuhi standar dan peraturan keselamatan listrik yang
berlaku. Ini termasuk pemilihan perangkat listrik yang teruji dan bersertifikat serta
pemeliharaan yang rutin untuk mencegah risiko kebakaran atau kejutan listrik.
- Pemeliharaan Rutin:
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, RT.1/RW.1, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 11750, Inndonesia
Rencanakan jadwal pemeliharaan rutin untuk memeriksa dan membersihkan lampu serta
perangkat listrik lainnya guna memastikan kinerja yang optimal dan mencegah kegagalan
atau kerusakan.
11. Jelaskan bagaimana prinsip kerja dan cara kerja kWh-meter 1 fasa !
Jawab :
Prinsip kerja dan cara kerja kWh-meter 1 fasa dapat dijelaskan sebagai berikut:
Prinsip Kerja:
- Pemanfaatan Medan Magnet:
KWh-meter menggunakan prinsip elektromagnetik untuk mengukur energi listrik yang
dikonsumsi. Ketika arus listrik mengalir melalui kumparan lilitan di dalam meteran, ia
menghasilkan medan magnet sepanjang kawat listrik.
- Gerakan Rotor:
Rotor dalam kWh-meter terdiri dari lilitan kawat yang disusun dalam konfigurasi tertentu di
sekitar inti besi. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik melalui kumparan ini
menyebabkan rotor berputar.
- Penghitungan Putaran:
Setiap putaran rotor mewakili sejumlah energi listrik yang telah dikonsumsi. KWh-meter
menghitung jumlah putaran rotor untuk menentukan jumlah energi yang telah digunakan.
- Penunjuk Mekanis atau Digital:
Sebuah penunjuk, baik berupa penggunaan angka digital atau mekanis, digunakan untuk
menampilkan jumlah energi yang telah dikonsumsi oleh pengguna.
Cara Kerja:
- Arus Listrik Masuk:
Arus listrik dari sumber daya masuk ke kWh-meter melalui terminal masukan. Ini bisa dari
jaringan listrik utilitas atau dari sumber daya alternatif seperti panel surya.
- Pengukuran Arus:
Arus listrik mengalir melalui lilitan kumparan di dalam kWh-meter. Kumparan ini
dirancang untuk menghasilkan medan magnet yang sebanding dengan jumlah arus yang
mengalir.
- Rotasi Rotor:
Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik menyebabkan rotor berputar. Kecepatan
putaran rotor sebanding dengan besar arus listrik yang mengalir melalui meteran.
- Penghitungan Energi:
LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jl. Lingkar Luar Barat, RT.1/RW.1, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 11750, Inndonesia
Meteran menghitung jumlah putaran rotor selama periode waktu tertentu. Ini dilakukan
dengan menggunakan perangkat elektronik atau mekanis di dalam meteran.
- Pembacaan Display:
Hasil pengukuran ditampilkan kepada pengguna melalui penunjuk, baik dalam bentuk angka
digital atau analog. Ini memberikan informasi tentang jumlah energi yang telah dikonsumsi
dalam satuan kilowatt-hour (kWh).
Catat hasil pengukuran dengan cermat dan laporkan ke pihak yang berwenang jika
diperlukan. Pastikan untuk menyimpan catatan pengukuran untuk referensi di masa
mendatang.
Perbedaan utama antara keduanya dalam konteks kelistrikan adalah bahwa dalam
pengukuran langsung, nilai parameter yang diinginkan diukur secara langsung
menggunakan alat pengukur yang sesuai, sedangkan dalam pengukuran tidak langsung,
nilai parameter yang diinginkan dihitung atau disimpulkan dari parameter lain yang diukur
dalam sirkuit listrik.