Disusun Oleh :
Muhammad Rio Alrizal (140534603928)
Nandiwardhana (140534603127)
S1 PTE B 2014
A. Dasar Teori
1. Sekering
Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen
yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat
listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang
akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun
terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik /
Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan
tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak
komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri
dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila
Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi Open Circuit yang memutuskan
hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam
Rangkaian yang dilindunginya.
Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekring) dan posisi pemasangan Fuse secara umum:
Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering
dilambangkan dengan huruf F.
3. Stop Kontak
Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai muara
penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Di bawah ini adalah gambar
stop kontak out bow yang dipasang di luar tebok (tidak ditanam di dalam tembok) dan
memiliki beberapa colokan sehingga sering disebut terminal.
Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang
berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat
listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan
yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.
Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang
berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui
steker yang juga berjenis kecil.
b. Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang
dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang
berfungsi sebagai ground.sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang
lebih besar.
Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak,
yaitu:
1. Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.
2. Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan
dipermukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.
4. Kabel Listrik
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel
listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel
yang biasanya terbuat dari karet atau plastik, sedangkan konduktor terbuat dari
serabut tembaga atau tembaga pejal.
Kemampuan hantar sebuah kabel
listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan
hantar arus) yang dimilikinya dalam satuan
Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan
oleh luas penampang konduktor yang berada
dalam kabel listrik. Sedangkan tegangan
listrik dinyatakan dalam Volt, besar daya yang diterima dinyatakan dalam satuan Watt,
yang merupakan perkalian dari :
Ampere x Volt = Watt
Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik dapat
menyalurkan daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt.
a. KABEL N.Y.A
lapisan
isolasi
PVC
Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC agar
penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga penghantar akan
terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan dalam perbaikan.
6. Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan
kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting, di antaranya fitting duduk,
fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak. Fitting terbuat dari
bahan isolasi, yaitu bakelit atau porselen.
Digunakan dari cara pemasangannya, ada yang disebut fitting duduk dan fitting
gantung. Fitting duduk dipasang pada dinding ataupun langit-langit. Bila
pemasangannya tidak dapat dilakukan secara langsung, perlu dipasang roset, yaitu
kayu maupun plastik sebagai tempat dudukannya. Pemasangan fitting gantung
tergantung pada langit-langit dengan menggunakan kabel snoer atau penguat tali rami.
Tali rami berfungsi sebagai penahan agar kabel tidak menanggung beban.
Bila ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis, yaitu fitting ulir
dan fitting tusuk. a) Fitting ulir; cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan
memutar lampu pada fitting. Fitting semacam ini juga sering disebut Fitting Edison,
yang tersedia dalam berbagai macam ukuran disesuaikan dengan lampunya. b) Fitting
tusuk; cara memasang lampunya dengan jalan menusukkan ke fitting. Fitting jenis ini
terdapat dua macam, yaitu fitting yang kaki21 kaki lampunya langsung dijepit atau
disebut fitting bayonet dan jenis yang lain ialah fitting tusuk putar, yaitu fitting yang
setelah kaki lampu ditusukkan kemudian diputar seperempat lingkaran atau disebut
Fitting Goliath. Fitting jenis Bayonet dan Goliath biasannya hanya digunakan pada
kendaraan, misal kapal laut, motor, dan mobil.
B. Alat Dan Bahan
1. Tang kombinasi
2. Tang potong
3. Obeng (+) dan (-)
2
4. Kabel NYA 1,5 mm
5. Test Pen
6. Saklar tukar
7. Fitting
8. Lampu
9. Pipa PVC
10. T dos
11. Klem
12. Knie
13. Paku sekrup
14. Benang
15. Lasdop
C. Langkah Kerja
1) Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu berdoa dengan keyakinan masing
masing.
2) Pahami gambar yang akan dipraktikan.
3) Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
4) Pasang box sekering pada dinding/papan yang digunakan untuk praktikum.
5) Rangkailah / pasang pipa sesuai dengan gambar/instalasi yang sudah digambar.
6) Rangkailah dan masukkan kabel fasa dan netral kedalam pipa yang sudah dirangkai
sesuai gambar.
7) Pada saat sambungan kabel dikotak percabangan, sambungkan kabel dengan
sambungan Ekor Babi.
- Cara penyambungan kabel dengan cara sambungan pigtail:
a. Kupas kedua ujung kabel 10mm.
b. Letakkan kedua ujug kabel dalam posisi silang.
c. Putar kedua ujung kabel dengan menggunakan tang kombinasi agar
mendapatkan sambungan yang sempurna.
d. Potong dan rapikan ujung puntiran kabel dengan menggunakan tang potong.
e. Sambungan pigtail dililitkan/dilapisi dengan benang wol.
f.
Setelah dilapisi benang wol, sambungan pigtail ditutupi dengan lasdop agar
sambungan tidak terkena air atau sejenisnya.
8) Kemudian, pasang saklar tukar dan kontak kontak sesuai dengan gambar.
9) Sambungkan kabel antara 2 saklar tukar sesuai dengan gambar.
10) Sambungkan kabel fasa dan netral pada fitting lampu yang telah dipasang.
11) Sambungkan kabel fasa dan netral ke kontak kontak.
12) Setelah semuanya selesai, rapikan alat dan sisa bahan yang tidak digunakan.
13) Beri tegangan pada sekering, dan siap dicoba/dicek pada kondisi saklar dan lampu
yang terpasang di fitting.
D. Hasil (Analisa)
a) Catu Daya :
sebagai pengaman tegangan bocor agar tidak mengenai pengguna listrik dan
juga untuk menghindari kerusakan alat terhadap tegangan bocor.
b) PHB
PHB berisikan sekering / pengaman instalasi listrik dan
saklar kutub ganda sebagai pemutus dan penyambung listrik
(fasa dan netral). Sekering ini berfungsi untuk mengantisipasi
apabila terjadi beban berlebih dan hubungan arus pendek pada
instalasi listrik di rumah. Apabila ada beban berlebih sekering
ini akan otomatis memutuskan aliran listrik dan tidak akan
menyebabkan kerusakan pada komponen lainya. Banyak terjadi
kebakaran karena hubung singkat akibat sekering tidak
berfungsi sama sekali, rusak dan bahkan tidak dipasang sama
sekali. Karena itu sekering sangat penting pada instalasi listrik.
Sekering biasa juga disebut patron lebur dimana
pemutusnya pemutusnya menggunakan serat tembaga yang
apabila arus listrik mengalir melebihi kapasitasnya, tembaga
tersebut akan melebur. Ketika tembaga melebur akan terjadi
bunga api. Bunga api tersebut akan diredam oleh pasir koarsa
yang terdapat di dalam sekering. Sehingga bunga api tidak
menjalar ke peralatan lainnya.
c) Pemasangan Pipa, Klem, T-Dos dan Cross Dos
Pemasangan pipa harus tegak lurus dengan pemasangan klem maksimal
10cm dari ujung pipa dan maksimal 1m untuk jarak antar klem.
Untuk pemasangan T-Dos hanya digunakan untuk persimpangan 3 arah
kabel dan Cross Dos hanya digunakan untuk persimpangan 4 arah kabel.
Pemasangan T-Dos dan Cross Dos juga harus tegak lurus menyesuaikan pipa.
d) Penyambungan Kabel
Untuk Penggunaan kabel kami sudah melakukan sesuai dengan PUIL
yakni warna hitam untuk fasa, biru untuk netral dan kuning strip hijau untuk
ground (pentanahan). Untuk penyambungan kabel kami menggunakan teknik ekor
babi dengan minimal 3 plintiran yang telah disesuaikan oleh PUIL yang kemudian
dibelitkan benang dan ditutup dengan lasdop. Penggunaan benang yakni untuk
pembuat ulir yang nantinya untuk pemasangan lasdop pada kabel. Sedangkan
lasdop digunakan untuk isolasi pada sambungan tersebut guna mencegah hubung
singkat dengan sambungan lain.
e) 2 Saklar Tukar
Saklar A
Saklar B
Lampu
ON
OFF
Menyala
OFF
ON
Menyala
ON
ON
Mati
OFF
OFF
Mati
f) Kotak Kontak
E. Kesimpulan
-
Penggunaan saklar tukar memudahkan kita dalam mengontrol 1 lampu dari dua
tempat atau lebih
Setiap kotak hubung kita harus membuat sambungan kabel fasa, netral maupun
ground, agar memudahkan kita untuk melakukan penambahan komponen listrik
F. Daftar Pustaka
-
http://listriknyetrumi.blogspot.co.id/2015/04/contoh-laporan-praktikum.html
Diakses pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 08.01
http://instalationfromme.blogspot.co.id/2014/09/memasang-saklar-seridengan-dua-lampu.html
Diakses pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 08.10
http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/04/fittinglaampu.html#.V-KJjqLeKVs
Diakses pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 08.15
http://blog.unnes.ac.id/riset/2015/10/16/pemasangan-satu-lampu-yangdikontrol-oleh-dua-sakelar-tukar/
Diakses pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 08.30