Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

Instalasi listrik merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, penerapannya
terhadap bangunan dan peralatan tenaga listrik. Instalsi listrik membantu menyalurkan energi
listrik agar dapat digunakan oleh konsumen . Pemasangan instalasi listrik yang sesuai standar
harus menggunakan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL), Standar Nasional Indonesia (SNI) serta
estetika kerapihan pemasangan. Sehingga untuk sistem instalasi listrik pada bangunan,
khususnya Rumah Bertingkat diperlukan perencanaan yang matang supaya sistem tersebut
mampu bekerja dengan sangat efektif, efisien serta sistem tersebut mampu mengatasi gangguan
yang terjadi dalam proses penyaluran atau pendistribusian tenaga listrik di Bangunan tersebut.
Bangunan Bertingkat ini terdiri dari 3 lantai dan terdapat 7 kamar tidur , Kenyamanan dalam
bekerja atau beraktifitas tentunya tidak terlepas dari penyediaan penerangan yang baik terutama
dimalam hari atau di tempat yang tidak ada ventilasi cahayanya. Daya yang terpasang di Rumah
Bertingkat ini sebesar 4607 VA yang di back up oleh generator-set sebesar 5000 Watt, dan daya
yang diajukan ke PLN sebesar 5500 Watt. Pengaturan penggunaan daya dan penerangan serta
beban listrik dalam hal ini adalah dimaksudkan untuk menciptakan suatu ruangan yang nyaman
dengan penggunaan daya yang efisien serta tidak berlebihan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Instalasi tenaga listrik merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
pembangunan gedung atau bangunan untuk melindungi keselamatan manusia dan hewan
yang berada di daerah sekitar sehingga aman dari sengatan listrik. Mengingat masih sering
terjadinya kebakaran pada suatu bangunan baik rumah, pasar maupun gedung – gedung yang
penyebabnya diduga karena hubung singkat atau secara umum karena listrik. Pada suatu
rumah atau bangunan pun masih banyak ditemukan instalasi listrik yang mengabaikan
persyaratan umum instalasi listrik (PUIL), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tidak
memperhatikan ketentuan dari keamanaan dan teknologi modern dan juga estetika
keindahan.
Adapun juga ditemukan masalah bahwa instalasi listrik di bangunan ataupun rumah tidak
tersusun dengan rapih atau pengkawatannya berserahkan begitu saja tanpa melihat
keindahan, keamanan, serta kerapihan dari suatu instalasi listrik. Sehingga, pemandangan
atau keindahan pengkawatan di bangunan atupun rumah tampak kurang rapih, aman dan
nyaman. Mungkin hal itu disebabkan karena ada perbaikan instalasi listrik bangunan atau
rumah itu sebelumnya. Sehingga, hal tersebut dibiarkan begitu saja. Mungkin juga
dikarenakan kelalaian atau karena factor lainnya tanpa merapihkan kembali
pengkawatannya. Pendistribusian energi listrik juga harus diperhatikan sebaik mungkin agar
energi listrik dapat terpenuhi dengan baik. Instalasi tenaga listrik yang akan ada sebaiknya
juga mempertimbangkan juga konsep penghematan dan biaya.
Pada saat sekarang juga kebanyakan orang hanya bisa mengerti dengan apa itu
instalasi,sedangkan mereka tidak tau bagaimana cara aturan dan pemakaian yang
benar.Sehingga hal itu menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap cara dan penggunaan
instalasi listrik. Mereka tidak tau bagaimana bahaya dari itu semua,dan bagaimana
seharusnya sikap dalam menghadapi instalasi listrik tersebut.Oleh sebeb itu dalam makalah
ini,saya mencoba untuk menjelaskan bagaimana instalasi listrik itu seharusnya,dan cara
penggunaannya serta bagaimana pengaruhnya terhadap diri dan tubuh si pengguna.
BAB II
ISI
2.1.1 Pengertian
Instalasi tenaga listrik adalah sistem yang menghubungkan peralatan peralatan yang
terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti motor listrik, lampu, bus bar, transformator,
saluran udara tegangan tinggi, saluran udara tegangan menengah, saluran udara tegangan
rendah serta saluran kabel bawah tanah serta peralatan lainnya terhadap sumber tegangan
listrik dari generator di pembangkitan.
Konsep dasar yang melatarbelakangi dan menjadikan dasar pemikiran instalasi tenaga
listrik adalah karena tidak mungkin di dalam penyaluran tenaga list rik dan pembangkitan
langsung ke konsumen, baik yang melalui saluran udara,mauoun kabel bawah tanah
ataupun kabel laut, dalam jarak yang cukup jauh, sehingga perlu adanya pemasangan
instalasi yang berada di lokasi tempat tinggalkonsumen
Bahan secara sederhana dapat diartikan sesuatu zat yang dapat berubah menjadi sesuatu
atau barang lain.
Menurut kondisinya bahan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Bahan mentah
2. Bahan setengah jadi
3. Bahan jadi
Menurut sifat kelistrikan bahan bahan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Bahan penghantar ( konduktor )
2. Bahan isolator
3. Bahan semikonduktor
Menurut sifat kemagnetan terdiri dari :
1. Magnet permanen
2. Mangnet remanen (sementara)
3. Bahan non magnetis
4. Paramagnetis
2.2 Komponen Instalasi Listrik
Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu
rangkaian instalasi listrik.
Komponen utama instalasi listrik adalah :
A. Bahan penghantar

Bahan penghantar listrik ialah suatu bahan yang banyak berisi elektron-elektron bebas dan

sanggup membawa arus listrik. Bila suatu bahan lebih banyak terdapat elektron-elektron

bebasnya, maka bahan tersebut dikelompokkan sebagai penghantar listrik yang baik. Logam

seperti perak, tembaga dan aluminium adalah penghantar listrik yang baik, sebab pada logam-

logam ini berisi banyak elektron-elektron bebas. Bahan seperti ini disebut konduktor.

Sementara itu, bahan yang tidak banyak memiliki elektron-elektron bebas adalah bahan

penghantar listrik yang buruk, seperti kayu, karet, kaca, porselen dan tanah. Bahan penghantar

listrik yang buruk disebut juga isolator.

1. Penggunaan Kabel Listrik

          Bahan penghantar konduktor yang praktis dipergunakan untuk keperluan instalasi listrik

ialah kabel. Pada umumnya sebuah kabel terdiri dari dua bagian pokok, yaitu bagian

penghantar dan isolasi. Dalam kabel mungkin juga ada satu atau lebih penghantar.
Penghantar dapat pula padat (tunggal) atau teruntai (serabut) dan masing-masing dilengkapi

isolasi.

Beberapa jenis kabel yang digunakan pada instalasi listrik adalah:

a. Kabel NYA

Kabel jenis ini di gunakan untuk instalasi rumah dan dalam instalasi rumah yang sering di

gunakan adalah NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Yang berinti tunggal, berlapis

bahan isolasi PVC Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Lapisan

isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel

udara) dan mudah digigit tikus. agar aman jika menggunakan kabel tipe ini lebih baik kabel

di pasang di dalam pipah atau saluran penutup, karena selain tidak bisa di ganggu sama

hewan pengerat dan tidak kenah air, juga apabila ada isolasi yang terkelupas (terbuka)

tidak bisa tersentuh langsung sama manusia.

b. Kabel NYM

Kabel jenis ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di dalam bangunan

yang dimana penempatannya biasa diluar/ didalam tembok ataupun didalam pipa

(conduit). Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna

putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua

lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari

NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak

boleh ditanam.

c. Kabel NYY

Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah yang dimana harus tetap diberikan

perlindungan khusus (misalnya duct, pipa PVC atau pipa besi). Kabel protodur tanpa

sarung logam. Instalasi bisa ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi

lembab ataupun kering. memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang

berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya

lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak

disukai tikus.

2. Cara Penyambungan Kabel Listrik

Tujuan utama dalam pengupasan kabel listrik adalah untuk keperluan penyambungan dan

pencabangan. Syarat penting yang wajib diperhatikan ialah bahwa sambungan harus kuat

baik dari segi mekanis maupun kelistrikannya. Namun perlu diingat pekerjaan lebih lanjut

setelah penyambungan dan pencabangan ialah memateri dan mengisolasi. Kedua pekerjaan

ini sangat erat hubungannya, karena bila suatu sambungan tidak baik isolasinya akan

menyebabkan bahaya yang tidak terduga.

Berdasarkan tekniknya, penyambungan dan pencabangan terdapat beberapa macam

sambungan.
a. Sambungan ekor babi (pig tail)
Cara ini merupakan teknik sambungan yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan.

Caranya, semua kabel yang akan disambung dijadikan satu kemudian diputar dengan tang

kombinasi sampai erat. Untuk merapikan hasil sambungan potonglah kelebihan kabel

yang tidak diperlukan pada ujung sambungan dengan tang.


b. Sambungan puntir

Berdasarkan jumlah puntirannya, sambungan ini terdiri dari jenis sambungan Bell

Hangers  dan Western Union, kedua jenis sambungan tersebut.


c. Sambungan bolak-balik (tunr-back)

Cara ini menghasilkan suatu sambungan yang lebih kuat terhadap rentangan atau tarikan.

Pada umumnya cara bolak-balik dilakukan untuk kabel yang berdiameter maksimum

4mm². Sedangkan penyambungan untuk ukuran kawat yang besar dan sulit ditekuk-tekuk

dilakukan dengan cara sambungan britannia.


d. Sambungan cabang datar

Selain sambungan dua kabel,pada penghantar yang panjang sering pula dijumpai

pencabangan. Maksud dilakukannya pencabangan adalah sebagai jalur pintas agar praktis

dan tidak menggunakan kabel yang panjang. Seperti pada sambungan, pencabanganpun

harus dijamin kekuatannya.

Sambungan cabang datar (plain-joint),  kabel yang panjang biasanya dikupas. Jika

pencabangan dilakukan dari dua arah sehingga merupakan silang empat maka

pencabangan disebut plain cross joint


B. Kotak kontak

        Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai muara
penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Agar alat listrik terhubung dengan
stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan
ditancapkan pada stop kontak.
Berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:
a. Stop kontak inbow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.
b. Stop kontak outbow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan
tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.
Pemasangan stop kontak pada rumah tinggal dimaksudkan untuk mendapatkan
sumber tegangan listrik dengan cara yang mudah dari instalasi listrik yang terpasang
dirumah tersebut. Berikut penejelasan peletakan stop kontak pada tiap jenis ruangan:
a. Ruang tamu
Stop kontak yang ditempatkan di ruang tamu dapat digunakan untuk menghidupkan kipas
angin dan peralatan listrik lainnya. Posisi stop kontak adalah 150 cm dari lantai. Jaraknya
dari sudut ruangan minimal 20c m dan tidak dipasang ditempat yang akan terhalangi bila
daun pintu atau daun jendela terbuka
b. Ruang keluarga
Stop kontak yang dipasang di ruang keluarga dapat digunakan untuk memberikan sumber
tegangan listrik untuk peralatan elektronik, seperti TV, radio, dan tape recorder.
Penempatan komponen tersebut sama dengan penempatan stop kontak di ruang tamu
c. Kamar tidur
Stop kontak yang terdapat di kamar tidur dapat digunakan untuk memberikan sumber
tegangan listrik untuk kipas angin atau sejenisnya. Penempatannya sama seperti di ruang
tamu
d. Ruang dapur
Stop kontak di ruang dapur dapat digunakan untuk memberikan sumber tegangan listrik
untuk peralatan seperti kompor listrik dan lain-lain. Pemasangannya sama dengan di
ruang tamu
C. Fitting

Fitting adalah komponen listrik yang berfungsi untuk meletakkan lampu dengan kawat
hantaran instalasi secara aman. Berdasarkan pemasangannya, ada beberapa jenis fitting
yaitu fitting duduk, fitting gantung dan fitting kedap air.

Untuk pemasangan fitting lampu jenis Edison dan jenis Bayonet harus dipasang dengan
cara menghubungkan kotak dasarnya pada penghantar fasa dan kontak luarnya pada
penghantar nol (netral). Pada jenis fitting Edison, lampu dipasang dengan cara diputar pada
ulirnya. Dan untuk jenis fitting jenis Bayonet, pemasangannya dilakukan dengan cara
menusukkan lampu ke dalam fitting.

Untuk berbagai kebutuhan pemasangan instalasi listrik, ada beberapa jenis fitting yang
dijual atau dipasang di lapangan, yaitu :

1. fitting langit-langit

Untuk fitting jenis langit-langit ini pemasangannya ditempelkan pada langit-langit atau
flapon. Untuk memperkuat pemasangannya dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan
untuk meletakkan/menyekerupkan fitting supaya kedudukannya pada langit-langit
lebih kuat dan kokoh.

2. fitting gantung

Fitting gantung dipasang menggantung, fitting ini dilengkapi dengan tali yang
berfungsi sebagai penahan beban bola lampu dan kap lampu, serta untuk menahan
konduktor dari tarikan beban tersebut.

3. Fitting kedap air

Fitting kedap air adalah fitting yang tidak mudah kemasukan air pada dalamnya.
Fitting jenis ini biasanya dipasang pada tempat yang lembab atau ditempat yang
kemungkinan ada percikan air seperti kamar mandi, diluar ruangan dan lain-lain.
Kontruksi fitting ini terbuat dari porselin. Bagian kontaknya terbuat dari logam
kuningan atau tembaga dan bagian ulirnya dilengkapi dengan karet yang berbantuk
cincin sebagai penahan air. 
Ketentuan-ketentuan pemasangan fitting dan armatur lampu yang perlu diperhatikan,
yaitu : 
 Fitting lampu, armatur penerangan, lampu, dan roset harus dibuat sedemikian
rupa sehingga saat pemasangan dan penggantian lampu atau dalam keadaan lampu
terpasang, semua bagian yang bertegangan dan bagian yang terbuat dari logam
teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.
 Untuk penernagan luar dan dalam ruang dengan adanya air yang menetes, fitting
lampu harus kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang kedap
tetesan
 Fitting lampu harus digantung dalam keadaan terisolasi, kecuali jika penggantung
atau pasangannya dibumikan secara baik atau jika fitting lampu dipasang diluar
jangkauan tangan.
 Perlengkapan untuk menaik turunkan aratur penerangan bear yang dipasang di
luar jangkauan tangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga juru layannya tidak
usah berdiri dibawah armatur tersebut.
 Armatur penerangan yang mempunyai terminal penghubung di luar tidak boleh
digunakan dalam etalase kecuali jika armatur penerangan tersebut digantung dengan
rantai.
 Tutup roset dan kotak sambung untuk armatur lampu harus mempunyai cukup
ruangan sehingga kabel dengan terminal penghubungnya dapat dipasang dengan baik.
 Armatur, fitting lampu, roset, dan kotak kontak harus dipasang kukuh. Armatur
yang beratnya lebih dari 2,5 kg atau salah satu ukurannya melebihi 40 cm tidak boleh
dikukuhkan dengan penutup ulir fitting lampu.
 Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang dengan rapi. Diameter
kawat harus minimum 0,75 mm2 dan sedemikian rupa sehingga kabel bebas dari gaya
tarik dan kerusakan mekanik yang mungkin terjadi. Perkawatan yang berlebihan harus
dihindarkan. Kabel harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari pengaruh
suhu yang melebihi kemampuannya.
 Armatur harus dipasang sedemikian rupa sehingga sambungan antara armatur dan
kabel listrik instalasi dapat diperiksa tanpa harus memutuskan perkawatan, kecuali jika
armatur dihubungkan dengan tusuk kontak dan kotak kontak
 Armatur penerangan harus dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua kotak
ulir atau kotak luar fitting lampu pijar terhubung pada pengahantar netral.
Armatur = Luminair tanpa lampu, 

Luminair = Penyatuan pencahayaan yang utuh

D. Saklar

Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik. Pada
dasarnya, sebuah Saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor (biasanya adalah logam) yang
terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua bilah konduktor tersebut terhwubung maka akan
terjadi hubungan arus listrik dalam rangkaian. Sebaliknya, saat kedua konduktor tersebut
dipisahkan maka hubungan arus listrik akan ikut terputus.
Saklar yang paling sering ditemukan adalah saklar yang dioperasikan oleh tangan
manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan kontak umumnya terdiri
dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan
“Close” atau “Tutup” dan Keadaan “Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan aliran
listrik sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.
Berdasarkan dua keadaan tersebut, saklar pada umumnya menggunakan istilah Normally
Open (NO) untuk saklar yang berada pada keadaan terbuka (Open) pada kondisi awal. Ketika
ditekan, saklar yang Normally Open (NO) tersebut akan berubah menjadi keadaan tertutup
(Close) atau “ON”. Sedangkan Normally Close  (NC) adalah saklar yang berada pada keadaan
tertutup (Close) pada kondisi awal dan akan beralih ke keadaan terbuka (Open) ketika ditekan.
Berdasarkan cara pemasangannya, saklar dibedakan atas dua jenis yaitu saklar yang
dipasang diluar tembok dan saklar yang dipasang didalam tembok. Pemasangan saklar diluar
tembok dilengkapi dengan roset sebagai tempat dudukan. Pemasangan saklar didalam yembok
memerlukan mangkuk saklar (dos tanam) baik yang terbuat dari plat besi maupun plastik (PVC)
sebagai dudukan saklar.
Berdasarkan sistem kerjanya, saklar dibedakan menjadi tujuh, yaitu:
1. Saklar tunggal berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada saklar ini
terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantara fasa dengan lampu atau alat lain.
2. Saklar kutub ganda, titik hubung saklar dua kutub ada empat biasanya digunakan untuk
memutus dan menghubungakn hantaran fasa dan nol secara bersama-sama. Saklar ini biasanya
digunakan pada boks sekering satu fasa
3. Saklar kutub tiga mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan dan memutuskan
secara bersama-sama
4. Saklar kelompok berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan dua lampu atau dua
golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua golongan tidak dapat menyala bersamaan.
Umumnya saklar ini dapat dipakai sebagai penghubung yang hemat pada kamar-kamar hotel,
asrama, dan tempat-tempat lain yang memerlukan
5. Saklar seri dapat menghubungkan dan memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu
baik secara bergantian ataupun bersamaan. Saklar ini sering disebut saklar deret
6. Saklar tukar sering disebut saklar hotel karena banyak dipakai hotel-hotel untuk
menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian. Selain itu
saklar juga dapat digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu atau satu golongan
lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua saklar tukar
7. Saklar silang untuk melayani satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dilakukan
dengan mengkombinasikan antara saklar tukar dan saklar silang. Yang harus diingat saklar
pertama dan terakhir adalah saklar silang.

Tata letak saklar untuk pasangan luar maupun dalam pada dasarnya adalah sama, yaitu:
a. Letak/posisi saklar dari lantai berkisar antara 120 cm sampai dengan 200 cm. Secara
umum posisi saklar adalah 150 cm dari lantai. Untuk pemasangan dalam kamar mandi maka
posisi saklar adalah 200 cm dengan menggunakan saklar kedap air
b. Jarak saklar dari sudut ruangan atau ujung tembok sekitar 20 cm
c. Saklar jangan dipasang di posisi yang akan tertutup ketika membuka daun pintu atau
daun jendela
d. Penempatan saklar mudah dijangkau, artinya tidak jauh dari pintu masuk rumah
E. Pengaman
Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau mengamankan atau
mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang melebihi kemampuannya. Arus yang
mengalir pada suatu penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar
maupun pada alat listriknya sendiri.

Pengaman listrik mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut


 Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan alat/ pesawat
yang menggunakan listrik)
 Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban yang
berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa dengan netral atau
fasa dengan badan (body).
 Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan lainnya.
Macam-Macam pengaman Listrik
1. SEKERING {PATRON LEBUR}.
Salah jenis pengaman listrik yang mempunyai elemen yang dapat lebur jika arus yang
melewati melebihi ratingnya. Cara kerja pengaman jenis ini berdasarkan panas yang timbul
akibat arus lebih yang mengalir pada pengaman elemen lebur.
a. Sekering Non Otomatis.
Pengaman ini jenis ini memiliki kawat dari jenis perak dengan campuran logam lain
seperti timbel, seng & tembaga. Prinsip kerjanya dengan cara memutuskan kawat
leburnya apabila pada sistem terjadi kenaikan arus diluar batas nominalnya.. Berikut
dibawah ini gambar fisik Sekering.
b. Sekering Otomatis.

Secara fisik bentuknya sama dengan Sekering Non Otomatis, tapi sekering otomatis mempunyai
2 tombol yaitu tombol besar dan tombol kecil. Tombol besar berada ditengah berfungsi sebagai
untuk menghubungkan aliran listrik, saat terjadi konsleting tombol tengah akan keluar. Tombol
kecil berada ditepi berfungsi untuk mematikan aliran listrik. Berikut dibawah ini gambar fisik
Sekering Otomatis.

2. CB { Circuit Breaker }
Circuit Breaker adalah suatu pemutus rangkaian listrik pada sistem instalasi listrik, yang
mampu dan menutup pada semua kondisi, termasuk hubung singkat yang sesuai dengan
kemampuan/rating. Dan juga dalam keadaan tegangan normal maupun tidak normal.
 a. MCB { Miniature Circuit Breaker }.
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk
pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan
tiga fasa. Berikut dibawah ini gambar fisik MCB.
b. MCCB { Mold Case Circuit Breaker }.

MCCB adalah salah satu pengaman listrik yang mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai
pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman
ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
MCCB ini biasanya digunakan pada arus diatas 100A. Fungsi MCCB adalah sebagai pemutus sirkit
pada tegangan menengah. Berikut dibawah ini gambar fisik MMCB.

c. ELCB { Earth Leakage Circuit Breaker }.

ELCB adalah salah satu pengaman listrik yang prinsip kerjanya memutuskan arus listrik saat
terdeteksi ada kebocoran listrik ke tanah/grounding atau alat pemutus aliran listrik saat terjadi
kontak antara tubuh manusia yang bersentuhan dengan groud saat menyentuh alat yang dialiri
listrik. Berikut dibawah ini gambar fisik ELCB.
d. ACB { Air Circuit Braker }.

ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam  busur api
berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara
pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat
proses switching maupun gangguan. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan
dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. Berikut dibawah ini gambar fisik ACB .

e. OCB { Oil Circuit Breaker }.

Gas yang terbentuk dari uap minyak mempunyai sifat thermal conductivity yang baik
dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam
loncatan bunga api. Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam
minyak, maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api
akan dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas. Berikut dibawah ini gambar
fisik OCB.

f. VCB { Vacuum Circuit Breaker }.

Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada saat
circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi,
akibat gangguan atau sengaja dilepas. Salah satu tipe dari circuit breaker adalah recloser.
Recloser hampa udara dibuat untuk memutuskan dan menyambung kembali arus bolak-balik
pada rangkaian secara otomatis. Pada saat melakukan pengesetan besaran waktu sebelumnya
atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang kesekian kalinya, maka recloser akan
terkunci (lock out), sehingga recloser harus dikembalikan pada posisi semula secara manual.
Berikut dibawah ini gambar fisik VCB.

g. NFB { No Fuse Circuit Breaker }.

NFB berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus utama dengan sirkuit atau
beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/ melindungi beban dari arus yang
berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat. Cara kerja NFB, ketika arus yang mengalir
melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada NFB maka secara otomatis NFB akan
memutuskan arusnya. NFB 3 Phase umumnya digunakan pada sirkuit induktion motor atau
control panel. Berikut dibawah ini gambar fisik NFB.

h. SF6CB { Sulfur Circuit Breaker }.

SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur
api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur
api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur
api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan
CB adalah antara 3.6 KV – 760 KV. Berikut dibawah ini gambar fisik SF6CB .

F. Peralatan Pelindung
Adapun peralatan pelindung dalam pemasangan instalasilistrik antara laian adalah:

1. Pipa Pelindung

Dalam instalasi listrik dikenal dengan 3 (tiga) macam pipa jenis, yaitu PipaUnion, Pipa
paralon atau PVC dan Pipa fleksibel

a. Pipa Union

Pipa union adalah pipa dari bahan plat besi yang diproduksi tanpa menggunakan las dan
biasanya diberi cat meni berwarna merah. Pipa uniondalam pengerjaannya mudah
dibengkok dengan alat pembengkok dan mudah dipotong dengan gergaji besi. Jika
lokasi pemasangannya mudah dijangkau tangan, maka harus dihubungkan dengan
pentanahan, kecuali bila digunakan

untuk menyelubungi kawat pentanahan (arde). Umumnya dipasang pada tempat yang
kering, karena untuk menghindari terjadi korosi atau karat.
b. Pipa Paralon / PVC

Pipa ini dibuat dari bahan paralon / PVC. Jika dibandingkan dengan pipa union,
keuntungan

pipa PVC adalah lebih ring-an, lebih mudah pengerjaannya (dengan pemanasan) dan
merupakan bahan isolasi, sehingga tidak akan mengakibatkan hubung singkat antar
penghantar. Disamping itu penggunaannya sangat cocok untuk daerah lembab, karena
tidak me-nimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC memiliki kelemahan yaitu
tidak tahandigunakan pada temperatur kerja diatas 60oC

c. Pipa Fleksibel

Pipa fleksibel dibuat dari potongan logam / PVC pendek yang disambung sedemikian
rupa sehingga mudah diatur dan lentur. Pipa ini biasa digunakan sebagai pelindung
kabel yang berasal dari dak standar ke APP, atau juga digunakan sebagai pelindung
penghantar instalasi tenaga yang menggunakan motor listrik, misalnya mesin press,
mesinbubut,mesin skraf, dan lain-lain.

2. Tule / Selubung Pipa

Pipa untuk instalasi listrik (khususnya union) pada bagian ujung pipa terdapat bagian
yang tajam akibat bekas pemotongan dari pabrik maupun pada pelaksanaan pekerjaan.
Agartidak merusak kabel maka bagian yang tajam ini harus diratakan/ dihaluskan dan
perlu waktu yang cukup lama. Untuk mengantisipasi masalah ini cukup dipasang tule
pada bagian ujung pipa yang tajam tadi.

3. Klem / Sengkang

Klem atau sering disebut juga sengkang adalah komponen untuk menahan pipa yang
dipasang pada dinding tembok atau dindingkayu atau pada plafon. Klemdibuat dari bahan
besi atau PVC dan mempunyai ukuran yang sesuai dengan pipa yang digunakan.
Pemasangannya dengan menggunakan sekrup kayu.

4. Sambungan Pipa (Sock)

Pada pekerjaan instalasi dengan menggunakan pipa, sering diperlukan sambungan untuk
menyesuaikan posisi. Sambungan pipa yang lurus disebut juga sock atau boch,dibuat dari
bahan pelat atauPVC. Penyambung pipa lurus ini banyak tersedia di pasaran dengan
berbagai macam ukuran dan bentuk sesuai dengan ukuran pipanya.

5. Sambungan Siku

Selain sambungan pipa lurus, kadang kala dalam pekerjaan instalasi diperlukan juga
sambungan siku, pada posisi yang berbelok. Penggunaan sambungan siku ini akan
memudahkan dan mempercepat pekerjaan.

2.1.2 Persyaratan Instalasi Listrik


Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk
terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada
keselamatan manusia ter hadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi
listrik beserta perlengkapan nya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran
akibat listrik.

1.) Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya.
Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk :
a) Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk
menyalurkan berita dan isyarat.
b) Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan
pelayanan kereta rel listrik.
c) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain
yang digerakkan secara mekanik.
d) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang. e) Instalasi listrik dengan tegangan
rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya tidak melebihi 100 watt.
2.) Ketentuan yang Terkait Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini, harus pula
diperhatikan ketentuan yang terkait dengan dokumen berikut :

a) Undang undang no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

b) Undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.

c) Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

d) Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik.

e) Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik.

f) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi


Ketenagalistrikan.

g) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 02.P/0322/M.PE/1995 tentang


Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan pertambangan dan energi

3.) Syarat-Syarat Instalasi Listrik Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan
peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam
pemasangan instalasi listrik, antara lain :
a) Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu
mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya
listrik harus sekecil mungkin.
b) Syarat keamanan
‘Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan
sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya
peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti:
gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi
instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8022743/KOMPONEN_INSTALASI_LISTRIK
https://rinjanimuda.blogspot.com/2018/02/perlengkapan-instalasi-listrik.html
https://elektronika-kelistrikan.blogspot.com/2016/06/pengaman-listrik.html
https://teknikdepok.com/2021/04/10/peralatan-pelindung-instalasi-listrik-ada-apa-saja/
https://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/2013/05/persyaratan-umum-instalasi-
listrik.html

Anda mungkin juga menyukai