Anda di halaman 1dari 10

Instalasi Listrik

Kompetensi dasar:
3.19 menerapkan prosedur pembuatan gambar instalasi listrik
4.19 membuat gambar instalasi listrik

Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menerapkan prosedur menggambar detail instalasi listrik; dan
2. Membuat gambar detail instalasi listrik.

A. Prinsip-prinsip Instalasi Listrik


Prinsip instalasi listrik merupakan prinsip yang menjadi pertimbangan pada saat
pemasangan instalasi listrik agar dapat digunakan secara optimal. Adapun prinsip dasar
perencanaan adalah listrik diuraikan sebagai berikut:
1. Keamanan (Safety)
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan peraturan yang
ditetapkan oleh SPLN, PUIL 2000 serta IEC (Internasional Electrotechnical
Commision). Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi makhluk hidup, harta benda,
maupun pada sistem instalasi listrik itu sendiri apabila dilengkapi dengan sistem
proteksi yang sesuai dan mempunyai keandalan tinggi dalam merespons gangguan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2. Keandalan (Reliability)
Kondisi yang diperlukan adalah keandalan terhadap unjuk kerja sistem dan
pengoperasian sistem. peralatan yang digunakan suatu sistem instalasi listrik dinyatakan
andal apabila operasi sistem kelistrikan dapat bekerja selama mungkin dan dapat diatasi
dengan cepat ketika terjadi gangguan.
3. Kemudahan (Accessibility)
Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap:
a. Pengoperasian, perawatan dan perbaikan sistem;
b. Pemasangan dan penggantian peralatan sistem; serta
c. Pengembangan dan perluasan sistem.
Kemudahan pada sistem instalasi listrik tercapai apabila pengoperasian suatu sistem
tidak memerlukan keterampilan tinggi cepat dan tepat dalam pemasangan peralatan
sistem, serta mudah dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan sistem.
4. Ketersediaan (Availibility)
Merupakan hal penting dalam suatu sistem operasi listrik karena berkaitan dengan
kemungkinan pengembangan ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang meliputi
ketersediaan terhadap alat tempat/ruang, dan daya. Suatu sistem instalasi listrik
dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila:
a. Adanya cadangan peralatan listrik;

Halaman | 1
b. Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan untuk menempatkan
peralatan tambahan karena adanya pengembangan ataupun perluasan sistem;
serta
c. Adanya cadangan daya pada sistem instalasi yang dapat langsung digunakan
tanpa harus mengganti ataupun menambah kabel pada sistem instalasi.
5. Pengaruh lingkungan (Impact of Environment)
Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang terjadi pada
lingkungan sekitar di mana sistem instalasi dipasang. Pertimbangan tersebut meliputi
pengaruh lingkungan terhadap peralatan dan pengaruh peralatan terhadap lingkungan.
Jika ada kemungkinan mengganggu atau merusak lingkungan, harus dirancang agar
pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan atau
diperkecil.
6. Ekonomi
Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan kondisi operasional
jangka panjang agar dapat menghemat biaya yang dikeluarkan terhadap pemeliharaan
dan perluasan sistem, pemakaian/penggantian peralatan, dan pengoperasian sistem.
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil jika:
a. Efisien dan efektif terhadap penggunaan daya listrik;
b. Peralatan yang digunakan cukup Handal; dan
c. Kecilnya delay time pada proses pengoperasian.
7. Keindahan
Suatu hal penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan kerapian yang
meliputi:
a. Kerapian dalam pemasangan dan pengamatan;
b. Keserasian dalam penggunaan atau pemilihan peralatan;
c. Keserasian dan keindahan tata letak; serta
d. Kenyamanan ruang operasi.
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan kemudahan dan
kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pada sistem operasi

B. Komponen instalasi listrik


Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan pokok dalam suatu rangkaian
listrik yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Penghantar listrik (kabel)
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik umumnya terbuat
dari tembaga. Pemakaian tembaga sebagai penghantar listrik dengan pertimbangan
bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar baik setelah
perak.
a. Klasifikasi penghantar berdasarkan konstruksinya
Berdasar konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Penghantar pejal (solid), penghantar berbentuk kawat pejal yang
berukuran sampai 10 mm2. tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud
untuk memudahkan penggulungan maupun pemasangannya.
2) Penghantar berlilit (stranded), terdiri dari beberapa urat kawat yang
bernilai dengan ukuran 1 mm2 - 500 mm2.

Halaman | 2
3) Penghantar serabut (fleksibel), banyak digunakan untuk tempat-tempat
yang sulit dan sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik, dan
kendaraan bermotor. ukuran kabel ini antara 0,5 mm2 - 400 mm2.
4) Penghantar persegi (busbar), penampang penghantar ini berbentuk
persegi empat yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi)
sebagai rel-rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini tidak
berisolasi.
b. Macam-macam kabel
1) Kabel NYA
Kabel NYA adalah kabel dengan inti tembaga tunggal berisolasi PVC 1 lapis.
Kabel tipe ini umumnya digunakan di perumahan Karena harganya relatif murah
namun lapisan isolasi hanya satu lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan
mudah digigit tikus. Untuk keamanan, dalam pemakaiannya tipe kabel ini harus
dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup.

Gambar 1. Kabel NYA


2) Kabel NYM
Kabel NYM adalah kabel tembaga yang berisolasi PVC di bagian luar, memiliki
lebih dari satu. Ukuran Kabel NYM bergantung pada jumlah inti kabel tembaga
dapat terdiri dari 2, 3 sampai 4.

Gambar 2. Kabel NYM


3) Kabel NYY
Kabel NYY adalah kabel inti tembaga berisolasi PVC memiliki inti kabel
tunggal atau lebih dari satu dengan selubung luar PVC. Kabel memiliki Jumlah

Halaman | 3
inti tembaga 2, 3 atau 4. Kabel ini memiliki ketahanan yang sangat tinggi dan
lebih aman serta dapat ditanam di bawah tanah.

Gambar 3. Kabel NYY


4) Kabel NYAF
Kabel NYAF secara konstruksi hampir mirip dengan kabel NYA, sama-sama
memiliki inti tunggal dengan 1 lapisan isolator PVC inti penghantar tembaga
berserabut sehingga mudah dalam instalasi. Tidak disarankan digunakan pada
area lembap, basah, serta terkena pengaruh cuaca langsung.

Gambar 4. Kabel NYY


2. Pipa pelindung penghantar listrik
Fungsi pipa adalah untuk melindungi pemasangan kawat penghantar. Melalui
pemasangan pipa akan diperoleh untuk instalasi yang baik dan rapi. Pipa instalasi yang
digunakan dalam instalasi listrik antara lain pipa besi atau baja (union), pipa PVC (plastik), pipa
spiral (fleksibel), pipa Galvanis. Maksud dan tujuan pemasangan pipa pada instalasi listrik
antara lain:
a. Untuk memberikan perlindungan pada penghantar terhadap gangguan mekanis
yang mungkin terjadi pada penghantar.
b. Sebagai Tempat untuk meletakkan/menyalurkan kabel penghantar di dalamnya.
c. Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali penghantar pada
waktu perbaikan atau penggantian penghantar yang rusak.
3. Kotak sambung (T Dos)
Kotak sambung pada instalasi penerangan berguna sebagai tempat menyambung atau
pemeriksa kabel instalasi alat hubung pemakai/bebas dari penarikan-penarikan kabel ke
Halaman | 4
instalasi selanjutnya. Pada umumnya, bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung
adalah sambungan ekor babi. Setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi. Kotak
sambung yang banyak digunakan pada alat pemasangan instalasi adalah sambungan berikut:
a. Kotak sambung 2 cabang, digunakan sebagai tempat penyambung hantaran dan
pemeriksaan kabel instalasi. Di pasaran terdapat berbagai ukuran, yaitu 5/8”, ¾”,
1”, 1 ¼”, 1 ½” dan 2”.

Gambar 5. Kotak sambung 2 cabang


b. Kotak sambung 3 cabang, digunakan untuk tempat penyambungan hantaran
mendatar, turun, dan naik. Di pasaran terdapat ukuran 5/8”, ¾”, 1”, 1 ¼”, dan 1 ½”.

Gambar 6. Kotak sambung 3 cabang


c. Kotak sambung 4 cabang tanpa ulir sekrup digunakan sebagai tempat
penyambungan hantaran mendatar, turun, dan naik. di pasaran terdapat ukuran 5/8”,
¾”, 1”, 1 ¼”, dan 1 ½”.

Gambar 7. Kotak sambung 4 cabang


4. Saklar
Saklar adalah alat untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari sumber ke
beban. Kabel yang melewati Saklar adalah kabel Fasa yang berfungsi meminimalkan efek
sengatan listrik ketika maintenance lampu atau instalasi kabel. Berdasarkan sistem kerjanya,
saklar dibedakan menjadi 4 bagian berikut:

Halaman | 5
a. Saklar tunggal

Gambar 8. Saklar tunggal


b. Saklar ganda atau seri

Gambar 9. Saklar ganda atau seri


c. Saklar tukar

Gambar 10. Saklar tukar


5. Fitting
Fitting adalah tempat untuk menghubungkan lampu dengan penghantar ada bermacam-
macam fitting lampu, diantaranya fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, fitting
kombinasi stop kontak dan sebagainya. Jika ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi

Halaman | 6
dua jenis yaitu fitting ulir dan fitting tusuk. Fitting ulir dipasang dengan cara memutar lampu
pada fitting sedangkan fetting tusuk dipasangkan dengan cara memasukkan lampu pada fitting.

Gambar 11. Fitting Lampu


6. Lampu
Umumnya ada tiga jenis lampu yang kerap digunakan. Ketiga jenis lampu tersebut
adalah sebagai berikut:
a. TL (Fluorescent lamp)
Lampu TL adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas neon dan lapisan sebagai
pemendar cahaya ketika dialiri arus listrik.

Gambar 12. Lampu TL


b. LED (Light Emitting Diodde)
Dibandingkan lampu pijar pada umumnya, lampu LED dapat menghemat energi
hingga 90%. Hal ini membuat lampu LED menjadi Lampu paling hemat energi
untuk saat ini.

Gambar 13. Lampu LED


c. Lampu Halogen
Lampu halogen memiliki cara kerja yang sama dengan lampu pijar yaitu dengan
biarkan filamen. hal ini membuat kualitas cahaya dan warna cahaya lampu halogen
menyerupai lampu pijar. Dengan harga yang relatif mahal jenis bola Lampu ini
biasanya dijadikan sebagai lampu hias dekoratif untuk table lamp atau lampu sorot.

Halaman | 7
Gambar 14. Lampu Halogen
7. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
MCB atau pemutus tenaga berfungsi memutuskan suatu rangkaian apabila arus yang
mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi kemampuan. Misalkan adanya konsleting
dan sebagainya. Dalam keadaan normal MCB berada pada kedudukan 1 (ON) dan ketika ada
gangguan, MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian dan secara otomatis kedudukan
saklarnya 0 (off). Hal ini menyebabkan posisi Terminal masukan dan keluaran MCB tidak
sambung.

Gambar 15. MCB


C. Menggambar instalasi listrik
1. Mengenal simbol instalasi listrik

Gambar 16. Simbol Instalasi


2. Kriteria pemasangan komponen listrik pada rumah tinggal sederhana

Halaman | 8
Syarat pemasangan kabel, lampu, stop kontak, saklar, PHB, saluran utama, MCB dan
sebagainya diatur dalam PUIL instalasi listrik.
a. Kabel
1) Sebagai penghantar, gunakan kabel berisolasi ganda (misalnya) yang terdiri
atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang pada tiap intinya
minimum 1,5 mm2.
2) Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan penyambungan yang
baik
3) Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5 mm2
4) Kabel listrik penghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang secara
permanen di dalam rumah harus berukuran minimal 2,5 mm2. berapa pun
jumlah daya listrik yang terpasang hanya boleh dialiri listrik maksimal mm2
b. stop kontak
1) Tinggi pemasangan kurang lebih 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150
cm harus dilengkapi tutup
2) mudah dicapai tangan
c. saklar
1) tinggi pemasangan kurang lebih 150 cm di atas lantai
2) Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan atau sesuai kondisi tempat.
3) arah posisi kontak (tuas) saklar seragam jika pemasangannya lebih dari satu.
d. PHB
1) PHB harus ditata dan dipasang sedemikian rupa sehingga pemeliharaan dan
pelayanan mudah serta aman dengan bagian penting mudah dicapai.
2) Ruang bebas pada PHB tegangan rendah memiliki lebar sekurang-kurangnya
0,75 m sedangkan tingginya harus 2 meter.
3) Diletakkan setelah KWH meter PLN.
e. Saluran utama
Penampang penghantar saluran utama (buntutan) minimal 4 mm dan sirkuit akhir
(line) minimal dua setengah MM
f. MCB
1) Memiliki ketahanan arus hubung pendek tidak sama besar dengan arus hubung
pendek yang mungkin terjadi dalam sirkuit yang diamankan
2) MCB yang dipasang memiliki standar SNI
3. Gambar instalasi listrik
a. Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan
instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan
listrik PLN
b. Gambar diagram garis tunggal (single line) dan diagram garis ganda
(pengawatan). Diagram garis tunggal biasanya disebut diagram perencanaan
instalasi listrik sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan.
Diagram garis tunggal diterapkan pada instalasi rumah sederhana, instalasi
gedung-gedung sederhana hingga gedung besar atau bertingkat.
c. Gambar instalasi

Halaman | 9
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak
perlengkapan listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik
lampu, saklar, kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan sebagainya
2) Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya
3) Gambar hubungan antar bagian dari rangkaian akhir serta pemberian tanda
yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik
d. Gambar detail
1) Perkiraan ukuran Fisik dari panel
2) Cara pemasangan alat listrik
3) Cara pemasangan kabel
4) Cara kerja instalasi kontrol.

Halaman | 10

Anda mungkin juga menyukai