OLEH :
MUSTAQIM
NIM : 3202103044
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,kami
panjatkan puji dan syukur atas keadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Instalasi
Penerangan Industri dan Instalasi Tenaga ".
Terlaksananya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dengan tenaga, fikiran, ide dan bahkan materi.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman bagi para pembaca,sehingga untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi dari laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari itu semua,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyakkekurangan
baik dari segi penulisan maupun tata bahasa.oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan dengan judul " Instalasi Kontrol dan Daya
Tenaga Listrik" ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Mustaqim
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi penerangan industri adalah sistem yang dirancang khusus untuk memberikan penerangan yang
optimal di area industri, seperti pabrik, gudang, fasilitas produksi, dan sebagainya. Penggunaan instalasi
penerangan yang tepat sangat penting untuk memastikan kegiatan operasional dapat dilakukan dengan
efisiensi dan keamanan yang tinggi. Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat dengan jelas
dan menghindari risiko kecelakaan kerja, memastikan kualitas produksi yang baik, dan memberikan
lingkungan kerja yang nyaman.Sementara itu, instalasi tenaga adalah sistem yang terdiri dari peralatan dan
komponen yang bertujuan untuk menyediakan pasokan listrik yang stabil dan andal dalam suatu lingkungan
industri. Instalasi tenaga umumnya melibatkan transformator, switchgear, panel distribusi, kabel, dan
perlengkapan pendukung lainnya. Kualitas instalasi tenaga yang baik sangat penting untuk menjaga
kelancaran operasional peralatan industri, menghindari gangguan pasokan listrik yang bisa menyebabkan
kerugian finansial, dan menjaga keamanan dan keselamatan pekerja.
Penggunaan instalasi penerangan industri dan instalasi tenaga telah berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi dan kebutuhan industri yang semakin kompleks. Sistem penerangan yang efisien, seperti
pencahayaan LED, telah menggantikan lampu konvensional untuk menghemat energi dan mengurangi
biaya operasional. Sementara itu, sistem instalasi tenaga juga terus berkembang untuk memenuhi tuntutan
industri yang semakin meningkat, termasuk dalam hal efisiensi energi, keandalan, dan integrasi dengan
sistem otomatisasi.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai bukti bahwa mahasiswa telah
mengikuti kegiatan bengkel serta menyelesaikan job yang telah diberikan oleh instruktur.
Selain itu, penyusunan laporan akhir ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dan
menunjukkan hasil kegiatan bengkel dari mulai merancang dan melakukan pemasangan
rangkaian kontrol pada instalasi penerangan dan intalasi tenaga motor listrik
BAB II
TEORI DASAR
boleh dilakukan didalam kotak cabang atau kotak tarik, sambungannya harus baik dan
disambung dengan satu lasdop tidak boleh di sambung lebih dari lima kawat.
• Kotak Kontak
Kotak kontak atau kotak tusuk digunakan untuk menghibungkan alat pemakaian listrik
saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap, kotak kontak terbagi menjadi dua yaitu kotak
kontak 1 phasa dan kotak kontak 3 phasa, sebuah kotak kontak harus dibuat dari bahan yang
• Kabel Instalasi
Kabel penghantar adalah suatu jenis kabel yang digunakan untuk menghantar atau mengalirkan sinyal
listrik atau arus listrik dari satu titik ke titik lainnya. Kabel penghantar umumnya terdiri dari beberapa
konduktor yang dilapisi dengan bahan isolator yang bertujuan untuk melindungi konduktor dari kontak
langsung dengan bahan lain atau lingkungan sekitar.
Dua jenis kabel yang sering di gunakan di linkungan
1. Kabel Listrik Serbaguna (NYA): Jenis kabel ini biasanya digunakan untuk instalasi listrik rumah
tangga atau keperluan ringan. Kabel ini memiliki lapisan isolasi PVC (Polyvinyl Chloride) dan
dapat digunakan untuk tegangan rendah hingga 1.000 volt.
2. Kabel Listrik Serbaguna Bertegangan Menengah (NYY): Kabel ini serupa dengan NYA, tetapi
memiliki daya tahan yang lebih tinggi dan cocok untuk tegangan menengah hingga 12.000 volt.
Kabel ini sering digunakan untuk instalasi listrik yang lebih besar, seperti dalam industri atau
bangunan komersial.
1. MCB Tipe B: MCB ini digunakan untuk melindungi rangkaian yang terdiri dari peralatan
elektronik seperti lampu, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
2. MCB Tipe C: MCB ini digunakan untuk melindungi rangkaian yang memiliki beban lebih tinggi
dibandingkan dengan MCB tipe B, seperti motor listrik dan peralatan industri.
3. MCB Tipe D: MCB ini digunakan untuk melindungi rangkaian yang memiliki beban sangat tinggi,
seperti transformator dan peralatan industri berat.
4. MCB Diferensial: MCB ini juga dikenal sebagai MCB Residual Current Device (RCD) atau
Ground Fault Circuit Interrupter (GFCI). MCB ini digunakan untuk melindungi manusia dari
sengatan listrik dengan mendeteksi perbedaan arus listrik antara kabel fase dan netral.
• Kontaktor
memutukan rangkaian listrik, apabila kumparan dari kontaktor dialiri arus listrik, biasa y
kontaktor digunakan untuk rating daya yang besar contohnya motor-motor listrik ,kontak-
kontak kontaktor terdiri dari 3 kontak utama dan 1 kontak bantu, kontak-kontak ini tidak
berhubungan dengan tegangan yangdiberikan pada kumparan, hanya gerakan di atur oleh gaya
• Sekring
Sekring adalah suatu perangkat yang dirancang untuk melindungi suatu sirkuit listrik dari arus berlebih
atau korsleting. Fungsi utama sekring adalah untuk melindungi peralatan elektronik dan sistem listrik dari
kerusakan yang dapat disebabkan oleh arus berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran atau kerusakan
peralatan.Sekring bekerja berdasarkan prinsip bahwa ketika arus melebihi batas yang ditentukan, sekring
akan memutuskan sirkuit dan menghentikan aliran listrik. Dalam sekring terdapat elemen pemanas atau
elemen peleleh yang terbuat dari bahan yang memiliki titik leleh yang relatif rendah. Ketika arus yang
melewati sekring melebihi batas yang ditentukan, elemen pemanas akan memanas dan akhirnya meleleh,
sehingga terjadi pemutusan sirkuit.
Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui
biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat diam
memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk mengalahkan
momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.Starter ini terdiri dari Breaker sebagai
proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent Relay dan komponen
control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan
dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu
output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan
melepas tegangan ke coil contactor.Komponen penyusun starter ini
harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start
motor, demikian juga ukuran range overloadnya.
• Star Delta starter
Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah
contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk
pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter
terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper
akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari
pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi
terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak
terbebani dengan berat.
• Settingan Motor Listrik 3 Phasa
➢ Motor Starting DOL
Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber pasokan lain
harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada nameplate motor. Untuk keperluandisain
instalasi yang penting untuk dicatat minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.
Arus listrik : 29 / 17 A
Daya P : 15 kW
Sambungan : Δ / Y
Indek Proteksi : 54
Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar. Gambar harus
menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus selalu dijaga. Ada beberapa
macam gambar yang seyogyanya dipersiapkan dalam persiapan memasang motor listrik.
Gambar 2: Single line power diagram
Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal daya seperti gambar
2. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana sesuai dengan nameplate (spesifikasi data)
motor diatas maka kita dapat membuat desain :
1. Pengaman jaringan
2. Kapasitas kontaktor
3. Jenis dan penampang kabel
4. Pengaman motor
5. Sambungan kumparan motor.
Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000, katalog produk serta
aturan lain yang berlaku.
Rancangan komponen
Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang
maka kita harus mengacu PUIL 2000, Tabel 5-5-2 halaman 183. Sehingga kita dapat
menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang berdasarkan data motor, maka kita dapat
tentukan:
1) Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai
pengaman dapat diperoleh dengan hitungan:
= 72,5 A (maksimal 63 A)
Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A. Kita (dalam
kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini beban yang akan
diberikan memang besar.
2) Kontaktor, pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati
sebesar arus beban maksimum.
Gambar 4: Kontaktor magnet
dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman diatasnya (MCB)
yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu P = 15 kW. Jadi kontaktor minimal
15 kW.
Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat dari bahan perak
sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature yang diijinkan (fungsi arus
listrik).
3) Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis kabel kita harus
mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa, ditanam, diudara
atau didalam pipa.
Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua (KHA) minimal
sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel minimal dipilih yang
mempunyai kapasitas > 63 A.
Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat PUIL 2000,
Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA = 83 A. Jadi kabel yang dipasang
adalah NYA 25 mm2.
4) Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan
Thermal Overload Relay (TOR).
Gambar 6: TOR
Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam kondisi bebannormal
arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan pada bimetal untuk memanaskan belum
cukup dapat menyebabkan pemutusan arus. Tetapi saat arus beban melebihi arus nominal
semakin lama bimetal akan bengkok dan akan menyentuh tuas kontak kontrol akibatnya arus
ke beban akan putus, motor berhenti. Karena fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan
motor tepatnya kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar
arus nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal Overload Relay,
Ith= 28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting) dengan memutar obeng minus ke angka
29 A atau mendekati angka 29.
Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya (disesuaikan).
• MCCB
MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung utama pada rangkaian STAR-
DELTA.
Selain itu MCCB juga berfungsi sebagai
pengaman saat terjadi Arus lebih atau Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada
rangkaian atau Electro motor.
Ukuran pengaman MCCB biasanya sebesar 125% x In.Elektro Motor.
• Magnetic Contactor
Pada rangkaian STAR-DELTA, terdapat 3 buah Magnetic Contactor.
Magnetic Contactor K1, berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju
Elektro motor.
Contoh Perhitungan:
Jika Elektro Motor dengan daya 11Kw (11.000 Watt),380V, Cosphi 0,80,
menggunakan sistem start rangkaian STAR-DELTA, maka kebutuhan Magnetic
Contactornya, adalah:
P = V x I x Cosphi x √3
In = 20,91 Ampere.
Untuk pemilihan ukuran Magnetic Contactor, kita dapat menggunakan ukuran yang
sesuai dengan perhitungan diatas.
TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan Elektro motor saat
terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan
melengkung saat dilewati Arus yang melebihi settingan dari ukuran TOR (Thermal
Overload Relay) tersebut.
Untuk menentukan ukuran TOR (Thermal Overload Relay) pada rangkaian STAR-
DELTA, kita dapat menggunakan ukuran Maksimal sebesar:
TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2
Untuk memberikan perlindungan yang lebih baik pada Elektro motor, sebaiknya
settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah dari perhitungan diatas sebesar
10%, untuk menghindari jika elektro motor bekerja maksimal terus menerus, tentu
akan memperpendek Life Time Elektro motor tersebut.
• TIMER
Settingan Timer dapat disesuaikan dengan kondisi kerja dan beban dari masing-
masing Elektro motor yang digunakan.
Pada umumnya Settingan Timer yang digunakan sekitar 4-5 Sekon. Namun pada
kondisi tertentu settingan mungkin dibutuhkan lebih lama.
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM BENGKEL
F2 F3 F4
15 A 10 A 10 A
S6
S7 S8
K6
1 B
A2
A1
L1
L2
Pe
L3
N
PNR BENGKEL
COOKER
• Diagram Lokasi Kerja
L1, L2, L3
R S T N Pe
Plastoflex
Plastoflex
5/8"
Pipa Union
L1 L2
C C
KRF 11
Plastoflex A
KRF 11 5/8"
Pipa Union
PANEL
5/8"
Pipa Union
KRF 11 C C
PEMASAK
F 1,2,3 A A
KRF 11
•
Diagram Pengawatan
L1 L2 L3
L1
C
SUMBER 3 L2
C
R S T N Pe
2
4
6
N
A
1B
R S T N Pe
2 A
C C
1 3 A 1 3 A
0 0
Pemasak B
L1, L1, L3
➢ Instalasi Kontrol Motor Listrik
• Denah Lokasi
E-10 M4 M17 M3
• Diagram pada Panel
L1/L2/L3 3 X 380/220
F3 F4
F2
10 A 10 A
25 A
2,4,6
Q1
35 A
95 97
1,3,5
96 98
1,3,5
S07
K6 3
13
2 S17 K6 14
F4R 4 5
2,4,6
K6
H8 H9
Pe
L1
L2
L3
L2
L3
Pe
L1
Pe
Pe
Pe
W
U
N
V
N
4
5
N
1
2
3
PENTANAHAN
PANEL
6 (7)
5PN
SUPPLAY DARI PANEL TR UTAMA
1,2,3,4,5,N (Pe)
IP 54
MCB UTAMA 3 FHASA
S07 H8
U,V,W U,V,W H9
S17
M3 M4
3 ~ 3 ~
F11 F17
10 A 10 A
L1
L2
L3
Pe
L1
L2
L3
Pe
Pe
N
4
5
1
N
2
3
Q10
5 4
7 ?
Pada instalasi penerangan lampu A dapat dihidup matikan dari 2 tempat menggunakan
2 buah saklar tukar (a) yang mendapatkan sumber tegangan dari mcb 1 phasa, sekaligus
memberikan sumber pada stop kontak 1 phasa (a) dan stopkontak 1 phasa (b) yang di
kendalikan menggunakan saklar tunggal (b) jika saklar tunggal dalam posisi off maka stop
kontak tidak dapat digunakan namun jika saklar tunggal (b) dalam posisi on maka stop kontak
(b) dapat digunakan. Jika mcb 1 phasa dalam keadaan off maka lampu a dan stop kontak (a,b)
tidak akan berfungsi / dioperasikan.
fungsi mcb 3 phasa pada instalasi ini adalah sebagai penyalur tegangan dari sumber
yang diteruskan ke anak kontak/koil 1,3,5 kontaktor.Namun, kontaktor belum bisa menyala
karena hidup matinya kontaktor dikendalikan oleh saklar implus dan 2 buah push button (c).
lampu L1C diparalelkan dengan lampu TL l1 dari keluaran kontaktor koil 2 dan begitu pula
lampu L2 c diparalelkan dengan lampu TL l2 keluaran koil 4 kontaktor namun untuk lampu L3
tidak perlu diparalelkan langsung saja diambil dari keluaran koil 6 kontaktor maka semua
lampu yang mendapatkan tegangan dari mcb 3 phasa akan menyala jika dioperasikan..
Lalu stop kontak 3 phasa berfungsi sebagai tempat cooker 3 phasa yang dioperasikan oleh 3
buah fuse l1,l2,l3. Yang mendapat sumber tegangan langsung dari sumber 3 phasa. Jika salah
1 fuse di buka maka cooker tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
▪ Pada rangkaian kontrol untuk Motor DOL ini ( di luar panel ) apabila MCB 3
kita naikan atau kita ON kan maka, rangkaian tersebut sudah bisa kita operasikan
dengan menekan push button S1 (ON) sehingga anak kontak bantu serta utama NO
pada K1 mengunci sehingga K1 akan bekerja dan motor pun berputar. Untuk meng
OFF kan atau mematikan rangkaian serta kerja daripada motor, maka kita harus
menekan push button S0 (OFF). Apabila kita meng OFF kan sumber untuk supplay
ke rangkaian(MCB 3), maka walaupun kita tekan push button S1 beberapa
kalipun anak kontok utama dan Bantu pada K1 tidak akan mengunci serta K1 pun
tidak akan bekerja karena supplay sumber ke rangkaian control tidak ada.
▪ Pada rangkaian kontrol di bagian dalam panel cara kerja dari pada rangkaian sama
persis, hanya saja dimodifikasi atau diaplikasikan yaitu dengan menambah
beberapa komponen seperti Selector Switch (S5) ; Stop Kontak 3 serta . Bila kita
memindahkan selector ke posisi 1 maka rangkaian kontrol sudah beroperasi, pada
rangkaian DOL didalam panel anak kontak NO dari K6 tidak perlu digunakan lagi
karena pada selector switch sudah terdapat penguci , namun motor belum tentu
berputar karena apabila rotary switch dan steker 3 yang terpasang belum pada
posisi ON atau yang kita inginkan untuk motor berputar maka motor tidak akan
berputar tetapi rangkaian control sudah beroperasi. Bila rotary switch pada posisi
ON dan steker 3 sudah terpasang serta rangkaian kontrol sudah dalam keadaan
beroperasi maka motor akan berputar, tetapi dianjurkan agar meng OFF kan
rangkaian control dengan mengembalikan posisi selector switch(S5) ke posisi 0
sebelum steker 3 terpasang karena ditakukan terjadinya shot antar fhasa yang
bisa mengakibatkan rusaknya motor atau tripnya pemutus ( MCB 3 ).
Untuk meng OFF kan motor kita bisa memindahkan saklar rotary switch pada
posisi OFF, mencabut steker 3 atau dengan, mengembalikan posisi selector
switch(S5) ke posisi 0.
Pada rangkaian kontrol untuk Y-, cara kerja atau deskripsi kerja dari pada rangkaian
ini adalah :
Step awal hampir sama seperti cara kerja rangkaian-rangkaian diatas yaitu terlebihdahulu
kia naikkan atau ON kan MCB 3, maka rangkaian control untuk motor Y- sudah bisa
dioperasikan yaitu dengn menekan push button S1 maka anak kontak utama dan bantu NO
akan mengunci sehingga K1T dan KY akan bekerja dan motor berputar agak pelan, setelah
settingan waktu pada timer terpenuhi makaanak kontak NC pada timer akan membuka
sedangkan anak kontak NO akan mengunci sehingga KY berhenti bekerja dan K akan
bekerja atau beralih dari KY- K dan motor berputar laju . bedanya dengan rangkaian
kontrol 2 kecepatan atau interlock adalah, bila pada rangkaian 2 kecepatan atau interlock
kita harus meng OFF kan dahulu kerja dari pada motor sedangkan pada rangkaian kontrol
motor Y- tidak demikian. Kerja daripada motor bertahap yaitu dari dari putaran pelan (
KY; kerja putaran motor saat hub.Y ) ke putaran laju ( K; kerja putaran motor saathub.
). Dan untuk meng OFF kan rangkaian adalah dengan menekan push button S0.
Dimaksudkan daripada rangkaian kontrol ini adalah, karena arus start awaldari pada
motor sangatlah tinggi sehingga untuk mengurangi arus start awal yang tinggi.
BAB
V
A Kesimpulan
• Selama perancangan dan pemasangan komponen tidak terjadi
kesalahan dalam merangkai rangkaian baik untuk instalasi
penerangan tenaga atau pada sistem kontrol motor listrik.
• Ketika telah selesai melakukan pemasangan komponen pada saat diuji
rangkaian dayadan kontrol dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
kesalahan.
B. Saran
Pada saat proses praktikum berlangsung disarankan kepada teknisi atau
kepala bengkel agar menyediakan alat dan bahan yang baik dan sesuai untuk
digunakan. agar memperlancar mahasiswa dalam melakukan proses
praktikum. begitu juga untuk dosen pembimbing agar selalu siap di lapangan
disaat mahasiswa ada masalah, agar bisa mengarahkan atau bisa membantu
mengatasi masalah yang terjadi.