Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL LISTRIK

“Instalasi Penerangan Industri Dan Instalasi Tenaga”

OLEH :
MUSTAQIM
NIM : 3202103044

KELAS : IV/ 4A LISTRIK

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang,kami
panjatkan puji dan syukur atas keadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Instalasi
Penerangan Industri dan Instalasi Tenaga ".

Laporan kegiatan praktikum bengkel listrik yang berjudul “Instalasi Penerangan


Industri dan Instalasi Tenaga” ini berisi mengenai seluruh rangkaian kegiatan serta
perancangan instalasi yang telah dilakukan selama praktik kurang lebih 4 minggu. Penyusunan
laporan ini bertujuan agar bapak ibu dosen/instruktur dapat mengetahui dan menilai dan
memberi tanggapan atas kegiatan praktikum di bengkel listrik .

Terlaksananya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dengan tenaga, fikiran, ide dan bahkan materi.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman bagi para pembaca,sehingga untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi dari laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari itu semua,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyakkekurangan
baik dari segi penulisan maupun tata bahasa.oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan dengan judul " Instalasi Kontrol dan Daya
Tenaga Listrik" ini dapat memberi manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pontianak, 04 Juli 2023

Mustaqim
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instalasi penerangan industri adalah sistem yang dirancang khusus untuk memberikan penerangan yang
optimal di area industri, seperti pabrik, gudang, fasilitas produksi, dan sebagainya. Penggunaan instalasi
penerangan yang tepat sangat penting untuk memastikan kegiatan operasional dapat dilakukan dengan
efisiensi dan keamanan yang tinggi. Penerangan yang baik memungkinkan pekerja melihat dengan jelas
dan menghindari risiko kecelakaan kerja, memastikan kualitas produksi yang baik, dan memberikan
lingkungan kerja yang nyaman.Sementara itu, instalasi tenaga adalah sistem yang terdiri dari peralatan dan
komponen yang bertujuan untuk menyediakan pasokan listrik yang stabil dan andal dalam suatu lingkungan
industri. Instalasi tenaga umumnya melibatkan transformator, switchgear, panel distribusi, kabel, dan
perlengkapan pendukung lainnya. Kualitas instalasi tenaga yang baik sangat penting untuk menjaga
kelancaran operasional peralatan industri, menghindari gangguan pasokan listrik yang bisa menyebabkan
kerugian finansial, dan menjaga keamanan dan keselamatan pekerja.
Penggunaan instalasi penerangan industri dan instalasi tenaga telah berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi dan kebutuhan industri yang semakin kompleks. Sistem penerangan yang efisien, seperti
pencahayaan LED, telah menggantikan lampu konvensional untuk menghemat energi dan mengurangi
biaya operasional. Sementara itu, sistem instalasi tenaga juga terus berkembang untuk memenuhi tuntutan
industri yang semakin meningkat, termasuk dalam hal efisiensi energi, keandalan, dan integrasi dengan
sistem otomatisasi.

B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan akhir ini adalah sebagai bukti bahwa mahasiswa telah
mengikuti kegiatan bengkel serta menyelesaikan job yang telah diberikan oleh instruktur.
Selain itu, penyusunan laporan akhir ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dan
menunjukkan hasil kegiatan bengkel dari mulai merancang dan melakukan pemasangan
rangkaian kontrol pada instalasi penerangan dan intalasi tenaga motor listrik
BAB II
TEORI DASAR

1. Instalasi Penerangan Industri


Alat alat yang di gunakan
• Saklar
Saklar adalah suatu perangkat listrik yang digunakan untuk mengontrol aliran listrik dalam suatu
rangkaian listrik. Saklar berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik antara dua titik
dalam rangkaian, yang umumnya disebut dengan posisi terbuka (off) dan posisi tertutup (on).

Jenis jenis saklar


1. Saklar On/Off (Toggle Switch): Ini adalah jenis saklar yang paling umum dan sederhana. Saklar ini
memiliki dua posisi, yaitu posisi "On" dan posisi "Off". Ketika saklar diaktifkan ke posisi "On",
sirkuit akan terhubung dan daya akan mengalir. Ketika saklar diposisikan ke posisi "Off", sirkuit
akan terputus dan daya akan terputus.
2. Saklar Push Button: Saklar ini menggunakan tombol tekan untuk mengaktifkan atau mematikan
sirkuit. Saat tombol ditekan, sirkuit terhubung dan daya mengalir. Begitu tombol dilepaskan, saklar
kembali ke posisi semula dan sirkuit terputus.
3. Saklar Pemutaran (Rotary Switch): Saklar ini menggunakan putaran untuk mengubah sirkuit yang
terhubung. Biasanya memiliki beberapa posisi yang dapat dipilih dengan memutar saklar ke posisi
yang diinginkan.
4. Saklar Sentuh (Touch Switch): Saklar ini mendeteksi sentuhan atau tekanan jari untuk
mengaktifkan atau mematikan sirkuit. Mereka tidak memerlukan tombol fisik dan bekerja
berdasarkan prinsip kapasitansi.
5. Saklar Gerak (Motion Switch): Saklar ini mendeteksi gerakan untuk mengaktifkan atau mematikan
sirkuit. Mereka sering digunakan dalam sistem keamanan atau pencahayaan otomatis di mana saklar
akan diaktifkan saat mendeteksi gerakan manusia.
6. Saklar Sensor (Sensor Switch): Jenis saklar ini menggunakan sensor tertentu, seperti sensor cahaya
atau sensor suhu, untuk mengontrol sirkuit. Mereka akan mengaktifkan atau mematikan sirkuit
berdasarkan kondisi yang dideteksi oleh sensor.
• T-dus
T-dus atau kotak sambung adalah tempat penyambungan kabel dalam instalasi pipa hanya

boleh dilakukan didalam kotak cabang atau kotak tarik, sambungannya harus baik dan

kuat,misalnya dengan memilin kawan-kawannya dan kemudian menutup sambuangannya

dengan lasdop supaya isolasi penyambungannya baik, mtu lasdopnya


harus baik, isolasi sambungan harus menyamai isolasi penghantar-penghantar yang

disambung dengan satu lasdop tidak boleh di sambung lebih dari lima kawat.

• Kotak Kontak

Kotak kontak atau kotak tusuk digunakan untuk menghibungkan alat pemakaian listrik

atau alat-alat elektronik di rumah-rumah pemakaiannya dapat dipindah-pindah dengan

saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap, kotak kontak terbagi menjadi dua yaitu kotak

kontak 1 phasa dan kotak kontak 3 phasa, sebuah kotak kontak harus dibuat dari bahan yang

tidak dapat terbakar, tahan lembab dan cukup kuat.

• Kabel Instalasi

Kabel penghantar adalah suatu jenis kabel yang digunakan untuk menghantar atau mengalirkan sinyal
listrik atau arus listrik dari satu titik ke titik lainnya. Kabel penghantar umumnya terdiri dari beberapa
konduktor yang dilapisi dengan bahan isolator yang bertujuan untuk melindungi konduktor dari kontak
langsung dengan bahan lain atau lingkungan sekitar.
Dua jenis kabel yang sering di gunakan di linkungan
1. Kabel Listrik Serbaguna (NYA): Jenis kabel ini biasanya digunakan untuk instalasi listrik rumah
tangga atau keperluan ringan. Kabel ini memiliki lapisan isolasi PVC (Polyvinyl Chloride) dan
dapat digunakan untuk tegangan rendah hingga 1.000 volt.
2. Kabel Listrik Serbaguna Bertegangan Menengah (NYY): Kabel ini serupa dengan NYA, tetapi
memiliki daya tahan yang lebih tinggi dan cocok untuk tegangan menengah hingga 12.000 volt.
Kabel ini sering digunakan untuk instalasi listrik yang lebih besar, seperti dalam industri atau
bangunan komersial.

• Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB adalah singkatan dari Miniature Circuit Breaker, yang merupakan komponen penting dalam sistem
listrik untuk melindungi peralatan elektronik dan mencegah kebakaran akibat korsleting atau overloading.
MCB terdiri dari tiga bagian utama: mekanisme pemutus sirkuit, pemantau arus, dan pemutus sirkuit
termal.

Jenis-jenis MCB yang umum digunakan antara lain:

1. MCB Tipe B: MCB ini digunakan untuk melindungi rangkaian yang terdiri dari peralatan
elektronik seperti lampu, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
2. MCB Tipe C: MCB ini digunakan untuk melindungi rangkaian yang memiliki beban lebih tinggi
dibandingkan dengan MCB tipe B, seperti motor listrik dan peralatan industri.
3. MCB Tipe D: MCB ini digunakan untuk melindungi rangkaian yang memiliki beban sangat tinggi,
seperti transformator dan peralatan industri berat.
4. MCB Diferensial: MCB ini juga dikenal sebagai MCB Residual Current Device (RCD) atau
Ground Fault Circuit Interrupter (GFCI). MCB ini digunakan untuk melindungi manusia dari
sengatan listrik dengan mendeteksi perbedaan arus listrik antara kabel fase dan netral.
• Kontaktor

Kontaktor merupakan saklar magnetbdimana kontak-kontaknya dapat menghubungkanatau

memutukan rangkaian listrik, apabila kumparan dari kontaktor dialiri arus listrik, biasa y

kontaktor digunakan untuk rating daya yang besar contohnya motor-motor listrik ,kontak-

kontak kontaktor terdiri dari 3 kontak utama dan 1 kontak bantu, kontak-kontak ini tidak

berhubungan dengan tegangan yangdiberikan pada kumparan, hanya gerakan di atur oleh gaya

magnet yang ditimbulkan dari kumparan.

• Sekring

Sekring adalah suatu perangkat yang dirancang untuk melindungi suatu sirkuit listrik dari arus berlebih
atau korsleting. Fungsi utama sekring adalah untuk melindungi peralatan elektronik dan sistem listrik dari
kerusakan yang dapat disebabkan oleh arus berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran atau kerusakan
peralatan.Sekring bekerja berdasarkan prinsip bahwa ketika arus melebihi batas yang ditentukan, sekring
akan memutuskan sirkuit dan menghentikan aliran listrik. Dalam sekring terdapat elemen pemanas atau
elemen peleleh yang terbuat dari bahan yang memiliki titik leleh yang relatif rendah. Ketika arus yang
melewati sekring melebihi batas yang ditentukan, elemen pemanas akan memanas dan akhirnya meleleh,
sehingga terjadi pemutusan sirkuit.

Instalasi Kontrol Motor Listrik


• Direct On Line starter
Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini sering
dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil.
Pengertian penyambungan langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di
swich On ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor.
Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting (lihat
gambar).

Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui
biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat diam
memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk mengalahkan
momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.Starter ini terdiri dari Breaker sebagai
proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent Relay dan komponen
control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan
dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu
output OCR terangkai secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan
melepas tegangan ke coil contactor.Komponen penyusun starter ini
harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start
motor, demikian juga ukuran range overloadnya.
• Star Delta starter

Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3 buah
contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk
pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter
terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper
akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari
pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan berpindah menjadi
terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat start motor tidak
terbebani dengan berat.
• Settingan Motor Listrik 3 Phasa
➢ Motor Starting DOL

Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber pasokan lain
harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada nameplate motor. Untuk keperluandisain
instalasi yang penting untuk dicatat minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.

Gambar1: Nameplate motor

Spesifikasi motor dari data nameplate:

Tegangan : 400 V / 690 V

Arus listrik : 29 / 17 A

Daya P : 15 kW

Sambungan : Δ / Y

Indek Proteksi : 54

Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar. Gambar harus
menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus selalu dijaga. Ada beberapa
macam gambar yang seyogyanya dipersiapkan dalam persiapan memasang motor listrik.
Gambar 2: Single line power diagram

Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal daya seperti gambar
2. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana sesuai dengan nameplate (spesifikasi data)
motor diatas maka kita dapat membuat desain :

1. Pengaman jaringan
2. Kapasitas kontaktor
3. Jenis dan penampang kabel
4. Pengaman motor
5. Sambungan kumparan motor.

Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000, katalog produk serta
aturan lain yang berlaku.

Rancangan komponen

Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang
maka kita harus mengacu PUIL 2000, Tabel 5-5-2 halaman 183. Sehingga kita dapat
menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang berdasarkan data motor, maka kita dapat
tentukan:

1) Pengaman jaringan, kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai
pengaman dapat diperoleh dengan hitungan:

Gambar 3: MCB 3 fase

• Nilai minimum = 1,25 x IN motor, dimana IN = 29 A.

= 2,5 x 29 A = 36,25 A (minimal 40 A)

• Nilai maksimum = 2,5 x 29 A

= 72,5 A (maksimal 63 A)

Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A. Kita (dalam
kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini beban yang akan
diberikan memang besar.

Jadi pengaman jaringan kita pasang MCB, IN = 63 A.

2) Kontaktor, pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati
sebesar arus beban maksimum.
Gambar 4: Kontaktor magnet

dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman diatasnya (MCB)
yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu P = 15 kW. Jadi kontaktor minimal
15 kW.

Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat dari bahan perak
sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas temperature yang diijinkan (fungsi arus
listrik).

3) Jenis dan penampang kabel, untuk menentukan jenis kabel kita harus
mempertimbangkan kabel tersebut akan dipasang dilingkungan seperti apa, ditanam, diudara
atau didalam pipa.

Gambar 5: NYA 25 mm2

Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua (KHA) minimal
sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel minimal dipilih yang
mempunyai kapasitas > 63 A.
Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat PUIL 2000,
Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA = 83 A. Jadi kabel yang dipasang
adalah NYA 25 mm2.

4) Pengaman motor, pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan
Thermal Overload Relay (TOR).

Gambar 6: TOR

Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam kondisi bebannormal
arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan pada bimetal untuk memanaskan belum
cukup dapat menyebabkan pemutusan arus. Tetapi saat arus beban melebihi arus nominal
semakin lama bimetal akan bengkok dan akan menyentuh tuas kontak kontrol akibatnya arus
ke beban akan putus, motor berhenti. Karena fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan
motor tepatnya kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar
arus nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal Overload Relay,
Ith= 28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting) dengan memutar obeng minus ke angka
29 A atau mendekati angka 29.

Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya (disesuaikan).

5) Sambungan kumparan motor, sambungan kumparan motor harus sesuai antara


spesifikasi motor dengan tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang
diberikan 3 x 380 Volt dan data nameplate motor tertluis Δ / Y, tegangan 400/ 690 V maka arti
data ini bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah:

• Kapasitas tegangan kumparan fase 400 V;


• Sehingga yang cocok dengan pasokan PLN 380V, kumparanya disambung Δ (delta).
• Kumparan dapat disambung Y, tetapi operasi dalam waktu singkat (dalam hitungan
detik) atau hanya cocok untuk “Starting” yang kemudian dikenal dengan pengasutan
Bintang-Segitiga.

➢ Motor Starting Star-Delta

• MCCB
MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung utama pada rangkaian STAR-
DELTA.
Selain itu MCCB juga berfungsi sebagai

pengaman saat terjadi Arus lebih atau Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada
rangkaian atau Electro motor.
Ukuran pengaman MCCB biasanya sebesar 125% x In.Elektro Motor.

• Magnetic Contactor
Pada rangkaian STAR-DELTA, terdapat 3 buah Magnetic Contactor.

Magnetic Contactor K1, berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju
Elektro motor.

Magnetic Contactor K2, disebut sebagai Penghubung rangkaian DELTA, juga


berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.

Magnetic Contactor K3, berfungsi hanya sebagai penghubung terminal untuk


mendapatkan hubungan STAR pada gulungan Elektro motor, dan tidak mengalirkan
Tegangan.

• Menentukan Ukuran Magnetic Contactor

Untuk menentukan ukuran Magnetic Contactor K1 dan K2 digunakan Rumus:


Magnetic Contactor Delta = In / √3
Untuk menentukan ukuran Magnetic Contactor K3 digunakan Rumus:
Magnetic Contactor untuk Star = In / 3

Contoh Perhitungan:
Jika Elektro Motor dengan daya 11Kw (11.000 Watt),380V, Cosphi 0,80,
menggunakan sistem start rangkaian STAR-DELTA, maka kebutuhan Magnetic
Contactornya, adalah:

P = V x I x Cosphi x √3

11.000 Watt = 380V x I x 0,80 x 1,73

In = 11.000 Watt / 525,92

In = 20,91 Ampere.

Magnetic Contactor K1 & K2 (DELTA):


In / √3
20,91 A / 1,73
12,08 Ampere.

Magnetic Contactor K3 (STAR):


In / 3
20,91 A / 3
6,97 Ampere

Untuk pemilihan ukuran Magnetic Contactor, kita dapat menggunakan ukuran yang
sesuai dengan perhitungan diatas.

• TOR (Thermal Overload Relay)

TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan Elektro motor saat
terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan
melengkung saat dilewati Arus yang melebihi settingan dari ukuran TOR (Thermal
Overload Relay) tersebut.
Untuk menentukan ukuran TOR (Thermal Overload Relay) pada rangkaian STAR-
DELTA, kita dapat menggunakan ukuran Maksimal sebesar:
TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2
Untuk memberikan perlindungan yang lebih baik pada Elektro motor, sebaiknya
settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah dari perhitungan diatas sebesar
10%, untuk menghindari jika elektro motor bekerja maksimal terus menerus, tentu
akan memperpendek Life Time Elektro motor tersebut.

• TIMER

Timer pada Rangkaian STAR-DELTA berfungsi sebagai pengatur waktu perpindahan


Magnetic Contactor K3 dan K2.

Settingan Timer dapat disesuaikan dengan kondisi kerja dan beban dari masing-
masing Elektro motor yang digunakan.

Pada umumnya Settingan Timer yang digunakan sekitar 4-5 Sekon. Namun pada
kondisi tertentu settingan mungkin dibutuhkan lebih lama.

BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM BENGKEL

A. Alat Dan Bahan Yang


Digunakan
• Instalasi Penerangan Tenaga
NO ALAT DAN BAHAN PENERANGAN SATUAN JUMLAH
1 KONTAKTOR BUAH 1
2 FUSE BUAH 3
3 IMPLUS BUAH 1
4 MCB 3 PHASA BUAH 1
5 MCB 1 PHASA BUAH 1
6 STOP KONTAK 3 PHASA BUAH 1
7 STOP KONTAK 1 PHASA BUAH 2
8 SAKLAR TUKAR BUAH 2
9 SAKLAR TUNGGAL BUAH 1
10 PUSH BUTTON BUAH 2
12 FITING LAMPU BUAH 3
13 LAMPU PIJAR BUAH 3
14 LAMPU TL BUAH 3
15 KABEL NYM 2,5 mm2 METER Secukupnya
16 MULTIMETER BUAH 1
17 TOOL BOX SET 1

• Instalasi Kontrol Motor Listrik


NO ALAT DAN BAHAN TENAGA SATUAN JUMLAH
1 MCB 3 PHASA ( 25 A ) BUAH 1
2 MCB 3 PHASA ( 10 A ) BUAH 4
3 KONTAKTOR & OVERLOAD ( K6 ) SET 1
4 BOX KONTROL DOL ( Q3 ) SET 1
5 BOX KONTROL 2 KECEPATAN ( Q17 ) SET 1
6 BOX KONTROL Y- ( Q10 ) SET 1
7 PIPA PVC 29' METER Secukupnya
8 PIPA PVC 36’ METER Secukupnya
9 UNION STEEL 18' METER Secukupnya
10 UNION STEEL 16' METER Secukupnya
11 STEEL 29’ METER Secukupnya
12 KABEL NYHY 3 x 1,5 mm2 METER Secukupnya
13 KABEL NYHY 4 x 1,5 mm2 METER Secukupnya
14 KABEL NYHY 5 x 1,5 mm2 METER Secukupnya
15 KABEL NYHY 5 x 10 mm2 ( Supplay utama ) METER Secukupnya
16 MULTIMETER BUAH 1
17 TESPEN BUAH 1
18 PUSH BUTTON 1NC 1NO + LAMPU TANDA SET 1
19 PUSH BUTTON 1NC 2NO SET 1
20 LAMPU TANDA SET 1
21 ROTARY SWITCH BUAH 1
22 SELECTOR SWITCH BUAH 2
23 STOP KONTAK 3 PHASA BUAH 1
24 STEKER 3 BUAH 1
25 MOTOR 3 PHASA Y- 380 / 660 Volt BUAH 1
26 MOTOR DOL 380 / 660 Volt BUAH 2
27 MOTOR 2 KECEPATAN 380 / 660 Volt BUAH 1
28 WAIRING CHANNELS BUAH 43
29 TOOL BOXES SET 1
30 TIMER ( ON DELAY ) BUAH 1
31 OVER LOAD ( 1,6 A ; 1,9 A ; 2,2 A ; 2,5A ) SET 4
32 TOOL BOX SET 1
B. Perancangan dan Pemasangan Instalasi Tenaga
➢ Instalasi Penerangan Tenaga
• Rangkaian Kontrol

F2 F3 F4

15 A 10 A 10 A

S6
S7 S8

K6
1 B

A2

A1
L1
L2

Pe
L3
N

5x4 5 x 1,5 3 x 1,5 7 x 1,5


PNR DAPUR GEDUNG WC
DARI SUB MAIN PANEL

PNR BENGKEL
COOKER
• Diagram Lokasi Kerja

L1, L2, L3
R S T N Pe
Plastoflex

Plastoflex

5/8"
Pipa Union
L1 L2
C C

KRF 11
Plastoflex A

KRF 11 5/8"
Pipa Union
PANEL

5/8"
Pipa Union

KRF 11 C C

PEMASAK
F 1,2,3 A A

KRF 11

Diagram Pengawatan
L1 L2 L3

L1
C

SUMBER 3 L2
C
R S T N Pe

2
4
6
N
A

1B

R S T N Pe

2 A

C C

1 3 A 1 3 A
0 0

Pemasak B
L1, L1, L3
➢ Instalasi Kontrol Motor Listrik

• Denah Lokasi

E-10 M4 M17 M3
• Diagram pada Panel

L1/L2/L3 3 X 380/220

F3 F4
F2

10 A 10 A
25 A
2,4,6
Q1
35 A
95 97
1,3,5
96 98

1,3,5
S07
K6 3

13
2 S17 K6 14

F4R 4 5

2,4,6
K6
H8 H9

Pe
L1
L2
L3

L2
L3
Pe
L1

Pe
Pe

Pe
W
U

N
V
N

4
5
N
1
2
3
PENTANAHAN
PANEL

6 (7)
5PN
SUPPLAY DARI PANEL TR UTAMA

1,2,3,4,5,N (Pe)

IP 54
MCB UTAMA 3 FHASA

S07 H8

U,V,W U,V,W H9
S17
M3 M4
3 ~ 3 ~
F11 F17

10 A 10 A
L1
L2
L3

Pe

L1
L2
L3

Pe

Pe
N

4
5
1

N
2
3

Q10
5 4

7 ?

U1,V1,W1 U2,V2,W2 U,V,W


E10
M4 3 ~
• Rangkaian Kontrol Dan Daya Motor Listrik

▪ Rangkaian Motor Dol (direct on line) dan Motor Star-Delta


▪ Rangkaian Motor Dengan 2 Kecepatan
BAB IV
Simulasi Rangkaian Kontrol dan Daya

A.Rangkaian Instalasi Penerangan Tenaga

Pada instalasi penerangan lampu A dapat dihidup matikan dari 2 tempat menggunakan
2 buah saklar tukar (a) yang mendapatkan sumber tegangan dari mcb 1 phasa, sekaligus
memberikan sumber pada stop kontak 1 phasa (a) dan stopkontak 1 phasa (b) yang di
kendalikan menggunakan saklar tunggal (b) jika saklar tunggal dalam posisi off maka stop
kontak tidak dapat digunakan namun jika saklar tunggal (b) dalam posisi on maka stop kontak
(b) dapat digunakan. Jika mcb 1 phasa dalam keadaan off maka lampu a dan stop kontak (a,b)
tidak akan berfungsi / dioperasikan.

fungsi mcb 3 phasa pada instalasi ini adalah sebagai penyalur tegangan dari sumber
yang diteruskan ke anak kontak/koil 1,3,5 kontaktor.Namun, kontaktor belum bisa menyala
karena hidup matinya kontaktor dikendalikan oleh saklar implus dan 2 buah push button (c).
lampu L1C diparalelkan dengan lampu TL l1 dari keluaran kontaktor koil 2 dan begitu pula
lampu L2 c diparalelkan dengan lampu TL l2 keluaran koil 4 kontaktor namun untuk lampu L3
tidak perlu diparalelkan langsung saja diambil dari keluaran koil 6 kontaktor maka semua
lampu yang mendapatkan tegangan dari mcb 3 phasa akan menyala jika dioperasikan..

Lalu stop kontak 3 phasa berfungsi sebagai tempat cooker 3 phasa yang dioperasikan oleh 3
buah fuse l1,l2,l3. Yang mendapat sumber tegangan langsung dari sumber 3 phasa. Jika salah
1 fuse di buka maka cooker tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

B.Rangkaian Kontrol Motor Listrik Instalasi Tenaga

1. Rangkaian kontrol motor DOL

▪ Pada rangkaian kontrol untuk Motor DOL ini ( di luar panel ) apabila MCB 3
kita naikan atau kita ON kan maka, rangkaian tersebut sudah bisa kita operasikan
dengan menekan push button S1 (ON) sehingga anak kontak bantu serta utama NO
pada K1 mengunci sehingga K1 akan bekerja dan motor pun berputar. Untuk meng
OFF kan atau mematikan rangkaian serta kerja daripada motor, maka kita harus
menekan push button S0 (OFF). Apabila kita meng OFF kan sumber untuk supplay
ke rangkaian(MCB 3), maka walaupun kita tekan push button S1 beberapa
kalipun anak kontok utama dan Bantu pada K1 tidak akan mengunci serta K1 pun
tidak akan bekerja karena supplay sumber ke rangkaian control tidak ada.

▪ Pada rangkaian kontrol di bagian dalam panel cara kerja dari pada rangkaian sama
persis, hanya saja dimodifikasi atau diaplikasikan yaitu dengan menambah
beberapa komponen seperti Selector Switch (S5) ; Stop Kontak 3 serta . Bila kita
memindahkan selector ke posisi 1 maka rangkaian kontrol sudah beroperasi, pada
rangkaian DOL didalam panel anak kontak NO dari K6 tidak perlu digunakan lagi
karena pada selector switch sudah terdapat penguci , namun motor belum tentu
berputar karena apabila rotary switch dan steker 3 yang terpasang belum pada
posisi ON atau yang kita inginkan untuk motor berputar maka motor tidak akan
berputar tetapi rangkaian control sudah beroperasi. Bila rotary switch pada posisi
ON dan steker 3 sudah terpasang serta rangkaian kontrol sudah dalam keadaan
beroperasi maka motor akan berputar, tetapi dianjurkan agar meng OFF kan
rangkaian control dengan mengembalikan posisi selector switch(S5) ke posisi 0
sebelum steker 3 terpasang karena ditakukan terjadinya shot antar fhasa yang
bisa mengakibatkan rusaknya motor atau tripnya pemutus ( MCB 3 ).
Untuk meng OFF kan motor kita bisa memindahkan saklar rotary switch pada
posisi OFF, mencabut steker 3 atau dengan, mengembalikan posisi selector
switch(S5) ke posisi 0.

2. Rangkaian control motor dengan 2 kecepatan


Pada rangkaian control motor dengan 2 kecepatan adalah rangkaian kontrol dengan
cara kerja interlocking atau saling mengunci. Yaitu bila mana salah satu Kontaktor
bekerja maka Kontaktor yang lain tidak akan bekerja. Cara kerja atau deskripsi kerja
dari pada rangkaian ini adalah :
Steep awal hampir sama seperti cara kerja rangkaian-rangkaian diatas yaitu terlebih
dahulu kia naikkan atau ON kan MCB 3. Untuk kecepatan pertama maka kita harus
menekan push button NO S1 sehingga anak konta Bantu serta utama pada
K1 akan mengunci serta K1 akan bekerja, sehingga motor akan berputar deangan kecepatan 1
Sedangkan anak kontak Bantu NC pada K1 akan membuka sehingga walaupun kita inginkan
K2 bekerja agar motor putar untuk kecepatan kedua tidak akan bekerja, maka dari itu kita
harus meng OFF kan rangkaian dengan menekan push button NC S0. Untuk kecepatan 2
maka kita harus menekan push button S2 sehingga anak kontak Bantu serta utama pada K2
akan mengunci serta K2 akan bekerja, sehingga motor akan berputar dengan kecepatan 2.
Sedangkan anak kontak Bantu NC pada K2 akan membuka sehingga walaupun kita inginkan
K1 bekerja agar motor berputar dengan kecepatan 1 tidak akan bekerja, maka dari itu kita
harus meng OFF kan rangkaian dengan menekan push button S0.

3. Rangkaian kontrol motor Y-

Pada rangkaian kontrol untuk Y-, cara kerja atau deskripsi kerja dari pada rangkaian
ini adalah :
Step awal hampir sama seperti cara kerja rangkaian-rangkaian diatas yaitu terlebihdahulu
kia naikkan atau ON kan MCB 3, maka rangkaian control untuk motor Y- sudah bisa
dioperasikan yaitu dengn menekan push button S1 maka anak kontak utama dan bantu NO
akan mengunci sehingga K1T dan KY akan bekerja dan motor berputar agak pelan, setelah
settingan waktu pada timer terpenuhi makaanak kontak NC pada timer akan membuka
sedangkan anak kontak NO akan mengunci sehingga KY berhenti bekerja dan K akan
bekerja atau beralih dari KY- K dan motor berputar laju . bedanya dengan rangkaian
kontrol 2 kecepatan atau interlock adalah, bila pada rangkaian 2 kecepatan atau interlock
kita harus meng OFF kan dahulu kerja dari pada motor sedangkan pada rangkaian kontrol
motor Y- tidak demikian. Kerja daripada motor bertahap yaitu dari dari putaran pelan (
KY; kerja putaran motor saat hub.Y ) ke putaran laju ( K; kerja putaran motor saathub.
). Dan untuk meng OFF kan rangkaian adalah dengan menekan push button S0.
Dimaksudkan daripada rangkaian kontrol ini adalah, karena arus start awaldari pada
motor sangatlah tinggi sehingga untuk mengurangi arus start awal yang tinggi.
BAB
V
A Kesimpulan
• Selama perancangan dan pemasangan komponen tidak terjadi
kesalahan dalam merangkai rangkaian baik untuk instalasi
penerangan tenaga atau pada sistem kontrol motor listrik.
• Ketika telah selesai melakukan pemasangan komponen pada saat diuji
rangkaian dayadan kontrol dapat berjalan dengan baik tanpa adanya
kesalahan.
B. Saran
Pada saat proses praktikum berlangsung disarankan kepada teknisi atau
kepala bengkel agar menyediakan alat dan bahan yang baik dan sesuai untuk
digunakan. agar memperlancar mahasiswa dalam melakukan proses
praktikum. begitu juga untuk dosen pembimbing agar selalu siap di lapangan
disaat mahasiswa ada masalah, agar bisa mengarahkan atau bisa membantu
mengatasi masalah yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai