Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Potensi Trichoderma harzianum sebagai Biofungisida pada Tanaman Tomat


( Trichoderma harzianum Potency as a Biofungicide on Tomato Plant )

PENDAHULUAN

Salah satu tanaman pertanian yang daun yang banyak akan meningkatkan hasil
penting di Indonesia adalah tomat. Buah fotosintesis, yaitu glukosa yang merupakan
tomat memiliki nilai ekonomis tinggi salah satu senyawa dasar untuk
dengan nilai gizi dan vitamin tinggi. pembentukan vitamin C. Selain itu glukosa
Namun budidaya komoditas pertanian ini hasil fotosintesis merupakan sumber
tidak lepas dari serangan pathogen, antara material yang dipakai sebagai sintesis
lain jamur Fusarium oxysporum yang komponen-komponen sel, jaringan atau
menyebabkan penyakit layu daun. dalam organ tanaman melalui berbagai proses
usaha pengendalian jamur F. oxysporum reaksi kimia.
salah satu upaya yang dilakukan adalah Trichoderma spp. merupakan jamur
dengan menggunakan musuh utama yang distribusinya paling luas di antara
patogen, dalam hal ini antara lain dengan jamur tanah yang lain; terdapat pada
Trichoderma spp. berbagai substansi yang ada di dekat tanah
Fusarium tahan hidup lama di pertanian, hutan, padang rumput dan
dalam tanah tanpa inang. Gejala diawali lingkungan lain seperti kayu tebang atau
dengan tampak terangnya pembuluh yang telah lapuk, bahkan di peralatan
angkut pada permukaan terluar helaian dapur. Organisme ini menguntungkan
daun dan gugurnya tangkai daun, karena aktivitasnya sebagai
kemudian bagian dalam daun berubah antifungal/biofungisida atau mycoparasitik
menjadi kuning dan mati. Keunggulan jamur pathogen.
dari biofungisida dibandingkan dengan
jenis fungisida kimia sintetis adalah METODE PENELITIAN
selain mampu mengendalikan jamur Uji aktivitas senyawa antifungi
patogen di dalam tanah, ternyata juga terhadap F. oxysporum, dilakukan dengan
dapat mendorong adanya fase revitalisasi meneteskan konsentrat senyawa antifungi di
tanaman. Revitalisasi ini terjadi karena atas kertas cakram diameter 10 mm
adanya mekanisme interaksi antara sebanyak 50 μl. Kertas cakram yang telah
tanaman dan agensia aktif Trichoderma menyerap senyawa antifungi diuapkan
spp dalam memacu hormon/stimulator terlebih dahulu hingga kering, kemudian
pertumbuhan tanaman (Anonim 2004b, diletakkan dalam cawan petri berisi 10 ml
Suwahyono & Wahyudi 2004). media CMA, berpasangan dengan potongan
Penelitian bertujuan untuk menguji inoklum F. oxysporum berdiameter 5 mm
pengaruh 1) pemberian biofungisida T. dan jarak antar keduanya adalah 4 cm.
harzianum terhadap pertumbuhan F. Pengamatan dilakukan setelah inkubasi 3
oxysporum, dan 2) pemberian hari dengan mengukur daya hambat senyawa
biofungisida T. harzianum terhadap antifungi terhadap F. oxysporum.
produksi dan kualitas buah tomat varitas
permata. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan Trichoderma selain
dapat meningkatkan hasil panen juga pengaruh T.harzianum terhadap
menyebabkan peningkatan kualitas buah, Pertumbuhan F. oxysporum sebagai
antara lain kandungan vitamin C. Sistem jamur Patogen Tanaman Tomat
perakaran yang baik dan pertumbuhan
Tabel 1. Pengaruh waktu inkubasi T. Tabel 3.Rata-rata berat buah tanaman
Harzianum terhadap pertumbuhan F. setelah diberi biofungisida T. harzianum
oxysporum dengan berbagai konsentrasi

Waktu inkubasi Rata – rata daerah Dosis Rata – rata berat


(hari) T. hambat (%) F. biofungisida T. buah tomat (kg)
harzianum oxysporum Harzianum (g)
7 5.12 a 0 0.315 a
14 9.52 a 10 0.343 a
21 19.08 b 20 0.370 a
28 8.58 a 30 0,388 b
40 0.550 c
Berdasarkan tabel di atas 50 0.375 a
diketahui bahwa T. Harzianum
mempunyai kemampuan menghasilkan Rata-rata berat buah akibat
senyawa antifungi. Hasil analisis uji pemberian T. harzianum dengan berbagai
aktivitas antifungi T. harzianum dosis berbeda nyata dengan kontrol (Tabel
menunjukkan bahwa waktu inkubasi 3). Hal ini berarti bahwa pemberian
nyata berpengaruh terhadap daerah biofungisida T. harzianum dapat
hambat F. oxsyporum, waktu inkubasi 21 meningkatkan berat buah tomat. Pemberian
hari mengakibatkan aktivitas senyawa biofungisida T. harzianum dosis 40 gram
antifungi nyata lebih tinggi dibandingkan merupakan dosis optimum. Di atas 40 gram
dengan waktu inkubasi 7, 14 dan 28 hari. berat tomat berkurang, hal ini akibat
Waktu inkubasi berpengaruh juga populasi T. harzianum yang meningkat
terhadap biomassa T.harzianum. sehingga zat yang dikeluarkannya dalam
konsentrasi tinggi akan meracuni tanaman.
Tabel 2. Biomassa T. harzianum dengan
Variasi waktu inkubasi Pengaruh Biofungisida Trichoderma
harzianum terhadap Kandungan
Waktu inkubasi Rata - rata Vitamin C
(hari) T. biomassa (g) F.
harzianum oxysporum Tabel 4. Rata-rata kandungan vitamin C
7 0,16 buah tomat setelah diberi biofungisida T.
14 0,32 harzianum dengan berbagai konsentrasi
21 0,45
28 0,26 Dosis Kandungan
biofungisida T. vitamin C
Waktu inkubasi berpengaruh Harzianum (g) (mg/100 g bahan)
terhadap aktivitas senyawa antifungi Kontrol 41.74 a
dalam menghambat pertumbuhan F. 10 42.81 ab
oxsyporum, karena waktu inkubasi 20 45.97 b
mempengaruhi banyaknya zat antifungi 30 53.61 c
yang terbentuk. Tiap–tiap waktu inkubasi 40 84.78 e
memberikan kesempatan yang berbeda
untuk memproduksi senyawa antifungi, Berdasarkan Tabel 4 di atas
sehingga konsentrasi senyawa
antifunginya juga berbeda. Dalam kandungan vitamin C meningkat seiring
penelitian ini waktu inkubasi 21 hari dengan peningkatan dosis T. harzianum.
menghasilkan senyawa antifungi dengan Pemberian T. harzianum akan
aktivitas sebesar 19,08 %. menyebabkan transpor hara menjadi
lancar. Dengan kebutuhan hara yang
Pengaruh Biofungisida T. harzianum cukup, proses metabolisme pada
terhadap Berat Buah Tomat tanaman akan berlangsung dengan baik,
termasuk proses fotosintesis untuk
mengasilkan karbohidrat yang akan Tanaman Tomat. Jurnal Biosaintifika.
diurai menjadi glukosa. Nutrien akan 1(1) : 62-69.
memacu proses fotosintesis dan
selanjutnya akan mendukung proses
sintesis vitamin C, karena salah satu
senyawa dasar untuk pembentukan
vitamin C adalah glukosa.
Hasil uji LSD pada Tabel 4
menunjukkan kandungan vitamin C
pada buah tomat akibat pemberian T.
harzianum dengan berbagai dosis
berbeda nyata dengan pada kontrol.
Pemberian biofungisida T. harzianum
dosis 40 gram merupakan dosis
optimum dalam meningkatkan
kandungan vitamin C. Pada dosis T.
harzianum di atas 40 gram berat tomat
berkurang, akibat populasi T.
harzianum yang meningkat sehingga
zat yang dikeluarkannya dalam
konsentrasi tinggi dan akan meracuni
tanaman. Akibatnya proses
metabolisme terganggu. Secara teoritis
zat tersebut akan menghambat
fotosintesis akibatnya pembentukan
glukosa terhambat sehingga akan
mengganggu sintesis vitamin C. Hal ini
terjadi terjadi karena glukosa
merupakan salah satu sumber dalam
pembentukan vitamin C dalam
tanaman.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data ditarik kesimpulan bahwa
dosis Trichoderma spp berpengaruh
terhadap pertumbuhan F. oxysporum,
berat buah tomat/tanaman serta
kandungan vitamin C buah tomat
kultivar permata. Saran yang dapat
diberikan dari hasil penelitian adalah
agar petani tomat mulai memberikan
perhatian pada penggunaan
biofungisida Trichoderma spp yang
terbukti efektif dalam mengendalikan
pertumbuhan patogen F. oxysporum .
SUMBER PUSTAKA
Herlina. L., 2019. Potensi Trichoderma
harzianum sebagai Biofungisida pada

Anda mungkin juga menyukai